Pada uji keberadaan lemak menggunakan bahan makanan
yang mengandung lemak, sedikit lemak, dan tidak mengandung lemak. Dimana percobaan tersebut dilakukan dengan mengoleskan bahan makanan pada kertas HVS lalu mengamati adanya noda transparan yang tertinggal pada kertas HVS.
Pada uji pertama menggunakan bahan makanan mentega,
dimana setelah mentega dioleskan pada kertas HVS terdapat noda transparan yang menempel . Hal tersebut merupakan indikasi bahasanya mentega merupakan bahan makanan yang mengandung lemak. Pada uji kedua menggunakan bahan makanan minyak goreng, dimana setelah minyak goreng dioleskan pada kertas HVS terdapat noda transparan yang menempel . Hal tersebut merupakan indikasi bahasanya minyak goreng merupakan bahan makanan yang mengandung lemak. Pada uji ketiga menggunakan bahan makanan kemiri, dimana setelah kemiri dioleskan pada kertas HVS terdapat noda transparan yang menempel . Hal tersebut merupakan indikasi bahasanya kemiri merupakan bahan makanan yang mengandung lemak. Pada uji keempat menggunakan bahan makanan kentang yang dihaluskan, dimana setelah kentang yang dihaluskan dioleskan pada kertas HVS tidak terdapat noda transparan yang menempel . Hal tersebut merupakan indikasi bahasanya kentang yang dihaluskan merupakan bahan makanan yang tidak mengandung lemak. Pada uji kelima menggunakan bahan makanan wortel yang dihaluskan, dimana setelah wortel yang dihaluskan dioleskan pada kertas HVS tidak terdapat noda transparan yang menempel . Hal tersebut merupakan indikasi bahasanya wortel yang dihaluskan merupakan bahan makanan yang tidak mengandung lemak.
4.3.2. Uji Kelarutan Lemak.
Pada uji kelarutan lemak menggunakan 2 bahan makanan, yaitu minyak zaitun dan mayonaise dimana masing – masing bahan dicampurkan dengan pelarut aquades, etanol, kloroform, dan natrium karbonat 2%. Pada Uji pertama kelarutan lemak menggunakan minyak zaitun yang dihomogenkan dengan aquades lalu diteteskan pada kertas saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang sangat pekat. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya aquades dapat melarutkan lemak. Pada Uji kedua kelarutan lemak menggunakan minyak zaitun yang dihomogenkan dengan etanol lalu diteteskan pada kertas saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang kemudian memudar. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya etanol tidak dapat melarutkan lemak. Pada Uji ketiga kelarutan lemak menggunakan minyak zaitun yang dihomogenkan dengan kloroform lalu diteteskan pada kertas saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang pekat. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya kloroform dapat melarutkan lemak. Pada Uji keempat kelarutan lemak menggunakan minyak zaitun yang dihomogenkan dengan natrium karbonat 2% lalu diteteskan pada kertas saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang cukup pekat. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya natrium karbonat 2% dapat melarutkan lemak.
Pada Uji pertama kelarutan lemak menggunakan mayonaise
yang dihomogenkan dengan aquades lalu diteteskan pada kertas saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang sangat pekat. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya aquades dapat melarutkan lemak. Pada Uji kedua kelarutan lemak menggunakan mayonaise yang dihomogenkan dengan etanol lalu diteteskan pada kertas saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang cukup pekat. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya etanol dapat melarutkan lemak Pada Uji ketiga kelarutan lemak menggunakan mayonaise yang dihomogenkan dengan kloroform lalu diteteskan pada kertas saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang kemudian memudar. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya kloroform tidak dapat melarutkan lemak Pada Uji keempat kelarutan lemak menggunakan mayonaise yang dihomogenkan dengan natrium karbonat 2% lalu diteteskan pada kertas saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang cukup pekat. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya natrium karbonat 2% dapat melarutkan lemak 4.3.3. Uji Keberadaan Asam Lemak Pada uji keberadaan asam lemak menggunakan bahan makanan minyak zaitun dan mayonaise yang dihomogenkan dengan kloroform dan lugol lalu diamati perubahan warma yang terjadi. Pada uji pertama keberadaan asam lemak menggunakan minyak zaitun yang dihomogenkan dengan kloroform dan lugol lalu kemudian warna dari minyak zaitun hanya berubah menjadi lebih gelap dan terdapat endapan. Seharusnya perubahan warna yang terjadi adalah minyak zaitun berubah warna menjadi merah bata atau keunguan sebagai indikator bahwasanya minyak zaitun adalah asam lemak tidak jenuh. Pada uji kedua keberadaan asam lemak menggunakan mayonaise yang dihomogenkan dengan kloroform dan lugol lalu kemudian warna dari mayonaise hanya berubah menjadi lebih gelap dan menjadi lebih kental. Seharusnya terjadi perubahan warna pada mayonaise yang diuji sebagai indikator bahwasanya mayonaise merupakan asam lemak tidak jenuh.