Anda di halaman 1dari 3

4.3.

Pembahasan

4.3.1. Uji Keberadaan Lemak

Pada uji keberadaan lemak menggunakan bahan makanan


yang mengandung lemak, sedikit lemak, dan tidak mengandung
lemak. Dimana percobaan tersebut dilakukan dengan mengoleskan
bahan makanan pada kertas HVS lalu mengamati adanya noda
transparan yang tertinggal pada kertas HVS.

Pada uji pertama menggunakan bahan makanan mentega,


dimana setelah mentega dioleskan pada kertas HVS terdapat noda
transparan yang menempel . Hal tersebut merupakan indikasi
bahasanya mentega merupakan bahan makanan yang mengandung
lemak.
Pada uji kedua menggunakan bahan makanan minyak
goreng, dimana setelah minyak goreng dioleskan pada kertas HVS
terdapat noda transparan yang menempel . Hal tersebut merupakan
indikasi bahasanya minyak goreng merupakan bahan makanan
yang mengandung lemak.
Pada uji ketiga menggunakan bahan makanan kemiri,
dimana setelah kemiri dioleskan pada kertas HVS terdapat noda
transparan yang menempel . Hal tersebut merupakan indikasi
bahasanya kemiri merupakan bahan makanan yang mengandung
lemak.
Pada uji keempat menggunakan bahan makanan kentang
yang dihaluskan, dimana setelah kentang yang dihaluskan
dioleskan pada kertas HVS tidak terdapat noda transparan yang
menempel . Hal tersebut merupakan indikasi bahasanya kentang
yang dihaluskan merupakan bahan makanan yang tidak
mengandung lemak.
Pada uji kelima menggunakan bahan makanan wortel yang
dihaluskan, dimana setelah wortel yang dihaluskan dioleskan pada
kertas HVS tidak terdapat noda transparan yang menempel . Hal
tersebut merupakan indikasi bahasanya wortel yang dihaluskan
merupakan bahan makanan yang tidak mengandung lemak.

4.3.2. Uji Kelarutan Lemak.


Pada uji kelarutan lemak menggunakan 2 bahan makanan,
yaitu minyak zaitun dan mayonaise dimana masing – masing bahan
dicampurkan dengan pelarut aquades, etanol, kloroform, dan
natrium karbonat 2%.
Pada Uji pertama kelarutan lemak menggunakan minyak
zaitun yang dihomogenkan dengan aquades lalu diteteskan pada
kertas saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang
sangat pekat. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya aquades
dapat melarutkan lemak.
Pada Uji kedua kelarutan lemak menggunakan minyak
zaitun yang dihomogenkan dengan etanol lalu diteteskan pada
kertas saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang
kemudian memudar. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya
etanol tidak dapat melarutkan lemak.
Pada Uji ketiga kelarutan lemak menggunakan minyak
zaitun yang dihomogenkan dengan kloroform lalu diteteskan pada
kertas saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang
pekat. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya kloroform
dapat melarutkan lemak.
Pada Uji keempat kelarutan lemak menggunakan minyak
zaitun yang dihomogenkan dengan natrium karbonat 2% lalu
diteteskan pada kertas saring yang kemudian meninggalkan noda
transparan yang cukup pekat. Hal tersebut merupakan indikasi
bahwasanya natrium karbonat 2% dapat melarutkan lemak.

Pada Uji pertama kelarutan lemak menggunakan mayonaise


yang dihomogenkan dengan aquades lalu diteteskan pada kertas
saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang sangat
pekat. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya aquades dapat
melarutkan lemak.
Pada Uji kedua kelarutan lemak menggunakan mayonaise
yang dihomogenkan dengan etanol lalu diteteskan pada kertas
saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang cukup
pekat. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya etanol dapat
melarutkan lemak
Pada Uji ketiga kelarutan lemak menggunakan mayonaise
yang dihomogenkan dengan kloroform lalu diteteskan pada kertas
saring yang kemudian meninggalkan noda transparan yang
kemudian memudar. Hal tersebut merupakan indikasi bahwasanya
kloroform tidak dapat melarutkan lemak
Pada Uji keempat kelarutan lemak menggunakan
mayonaise yang dihomogenkan dengan natrium karbonat 2% lalu
diteteskan pada kertas saring yang kemudian meninggalkan noda
transparan yang cukup pekat. Hal tersebut merupakan indikasi
bahwasanya natrium karbonat 2% dapat melarutkan lemak
4.3.3. Uji Keberadaan Asam Lemak
Pada uji keberadaan asam lemak menggunakan bahan
makanan minyak zaitun dan mayonaise yang dihomogenkan
dengan kloroform dan lugol lalu diamati perubahan warma yang
terjadi.
Pada uji pertama keberadaan asam lemak menggunakan
minyak zaitun yang dihomogenkan dengan kloroform dan lugol
lalu kemudian warna dari minyak zaitun hanya berubah menjadi
lebih gelap dan terdapat endapan. Seharusnya perubahan warna
yang terjadi adalah minyak zaitun berubah warna menjadi merah
bata atau keunguan sebagai indikator bahwasanya minyak zaitun
adalah asam lemak tidak jenuh.
Pada uji kedua keberadaan asam lemak menggunakan
mayonaise yang dihomogenkan dengan kloroform dan lugol lalu
kemudian warna dari mayonaise hanya berubah menjadi lebih
gelap dan menjadi lebih kental. Seharusnya terjadi perubahan
warna pada mayonaise yang diuji sebagai indikator bahwasanya
mayonaise merupakan asam lemak tidak jenuh.

Anda mungkin juga menyukai