Apabila organisasi mau menerima pengenalan terhadap proses penilaian, maka hal
tersebut terjadi karena dibentuk oleh budayanya. Hubungan yang kuat antara keyakinan, nila-
nilai, dan norma sering tidak bertindak seperti lampu lalu lintas bagi proses penilaian. Budaya
organisasi memberi sinyal apakah pendekatan tertentu pada penilaian kerja akan diterima atau
ditolak
Dalam menarik hubungan antara budaya kerja organisasi dengan penilaian individual,
Harvard (2002 : 38) mendasarkan pada pandangan Hurtle yang membagi budaya kerja menjadi:
Kunci utama untuk mempunyai proses penilaian yang dapat membantu organisasi bekerja
dan menjadi unggul adalah dengan memperhitungkan budaya kerja. Untuk itu harus jelas tentang
sifat dan ukuran hambatan dalam cara penilaian. Memperkenalkan proses penilaian kinerja tidak
mungkin dengan sendirinya mengubah budaya organisasi, tetapi sebagai salah satu dari beberapa
intervensi, yang mungkin memberikan kontribusi pada perubahan budaya.