Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Profil Makanan
Lumpia merupakan jajanan tradisional khas Tionghoa dan merupakan kuliner
khas dari Semarang. Selain rasanya yang enak dan murah, lumpia juga memiliki isian
yang sehat, biasanya terdiri dari sayuran segar, rebung, telur, daging, maupun
makanan laut (Sufi, 2006). Sejarah kemunculan Lumpia di Semarang tak bisa lepas
dari peran pedagang Tionghoa. Pada tahun 1800, seorang perantau Tionghoa bernama
Tjoa Thay Yoe datang ke Semarang untuk mengubah nasib. Setibanya di Semarang,
dia mencoba berjualan makanan khas Tionghoa, yaitu sejenis martabak yang diisi
rebung dan di-campur daging babi.
Dalam menjual kuliner itu, Tjoa menyasar konsumen dari para pendatang
Tionghoa dan Tionghoa peranakan. Tapi dalam menjalani bisnis kuliner itu, Tjoa
bersaing dengan Wasi, seorang perempuan Jawa yang menjual makanan sejenis
namun isinya berbeda. Wasi mengisi martabaknya dengan campuran daging ayam,
udang, dan telur yang rasanya manis. Persaingan kedua pedagang ini masih berada
pada kategori persaingan sehat. Dari persaingan itu, Tjoa dan Wasi kemudian menjadi
sahabat dekat dan akhirnya menikah. Dari pernikahan mereka itulah lahirlah makanan
yang disebut Lumpia, yang merupakan percampuran antara resep Tjoa dengan Wasi.
Percampuran resep keduanya menghilangkan semua bahan yang haram seperti daging
babi, minyak babi, dan sejenis-nya. Resepnya kemudian diganti dengan rebung yang
dicampur dengan udang dan daging ayam. Bumbunya juga diubah.
Lumpia mulai dikenal oleh masyarakat luas ketika ada pesta olahraga Games of
the New Emerging Forces (GANEFO) yang diselenggarakan pada tahun 1963 di
Jakarta. Sempat mengalami pasang surut terutama karena ada pembatasan kegiatan
budaya Tionghoa di era rezim Orde Baru, namun industri Lumpia masih tetap
bertahan hingga kini. Karena sejarahnya yang panjang itu, pada tahun 2014 Lumpia
ditetapkan sebagai warisan budaya nusantara oleh UNESCO.
Daya tahan lumpia di sentra produksi umumnya berkisar antara satu sampai dua
hari. Faktor yang menentukan umur simpan lumpia adalah jenis lumpia dan ketahanan
terhadap kelembaban. Lumpia bisa dinikmati dengan dua cara. Cara pertama, Lumpia
digoreng hingga kulitnya menjadi renyah. Cara kedua, Lumpia bisa disantap saat
basah.

1
Untuk cara ini, isi lumpia digulung dengan kulit dan langsung disajikan. Secara
umum, rasa Lumpia pada beberapa tempat penjualan di Semarang rasanya sama. Per-
bedaannya terletak pada keberanian memberikan bumbu.

1.2 Profil Pemilik


1. Data Pribadi
Nama : Mariamah
Tempat/Tanggal Lahir : P. Bunyu/17 Desember 1974
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Gerilya Gg. Setia Rt.36 No.05 Samarinda-
Kaltim
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Handpone : 0813-5063-4374
2. Data Usaha
Nama Perusahaan : “Lumpia Ibu Ria”
Bidang Usaha : Kuliner
Jenis Produk : Lumpia
Lokasi Usaha : Jl. Gerilya Gg. Setia Rt.36 No.05 Samarinda-
Kaltim
Tinggal di lingkungan perumahan padat penduduk mendorong seorang ibu rumah
tangga untuk menciptakan peluang usaha di bidang kuliner, salah satunya kuliner
berbentuk jajanan ringan. Usaha ini merupakan salah satu bentuk usaha yang potensial
dalam rangka memperoleh pendapatan laba yang besar. Belakangan ini kuliner yang
bersifat simpel dan inovatif serta memiliki rasa yang berbeda banyak digemari oleh
kalangan anak-anak , dewasa hingga orang tua dan masyarakat umum khususnya
kuliner yang sifatnya jajanan ringan. Usaha ini sudah dijalankan kurang lebih 5 tahun
dimulai sejak tahun 2016 hingga saat ini. Tujuan pemilik membangun usaha ini adalah
hanya untuk mengisi waktu luang sebagai ibu rumah tangga sekaligus untuk
menyalurkan hobi memasak dan berdagang yang dimiliki.
Di awal tahun 2016 hingga di pertengahan tahun 2021 pemilik membuka kedai
usaha nya di rumah pribadi namun setelah melihat situasi perkembangan, pemilik
memutuskan untuk menitipkan produk makanan yang dijual kepada penjual lain dengan

2
istilah melakukan konsinyasi atau komisioner, dimana hal tersebut merupakan salah
satu contoh dari praktik jual beli yang banyak diaplikasikan oleh pedagang kecil atau
pemula. Pemilik menitipkan produk jualannya kepada usaha rumahan yang dimiliki
oleh tetangga dekat dengan jarak yang tidak jauh dari rumah pribadi pemilik. Pemilik
juga melakukan bagi hasil kepada usaha rumahan tetangga yang menjadi tempat
penitipan dari produk makanan yang pemilik titipkan dengan perbandingan rasion 5:1
di mana skala 5 merupakan pendapatan untuk pemilik produk sedangkan skala 1 adalah
pendapatan yang diakui sebagai jasa titip kepada usaha rumahan tetangga tersebut.

3
BAB II
PROSES PEMBUATAN
2.1 Flowcart Alur Produksi

4
Gambar 2.1 Flowchart Alur Produksi
2.2 Penjelasan Alur Produksi

1. Tahap Persiapan

5
Pada taan ini, semua bahan, peralatan dan perlengkapan yang telah tersedia
sesuai dengan kebutuhan pembuatan produk lumpia dipersiapkan untuk
mempermudah alur proses produksi lumpia.
2. Tahap Pengolahan
Pada tahan ini ada terdapat 3 proses pengolahan yang akan dilalui di antaranya
adalah:
 Pembuatan kulit lumpia, pada dasarnya bahan yang digunakan dalam
pembuatan kulit lumpia termasuk bahan baku dari proses produksi tersebut,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Persiapkan semua bahan kulit lumpia yang telah ditentukan

b. Proses pertama yang dilakukan adalah pembuatan kulit lumpia dengan


mengocok 1 butir telur dengan tepung terigu dan tepung kanji, aduk
secara perlahan hingga tercampur.

c. Tambahkan air secukupnya dan aduk kembali adonan hingga terlihat


mengental, tambahkan sedikit minyak agar adonan nanti tidak
melengket dengan adonan lainnya jika sudah di cetak.

d. Tambahkan garam agar memberikan rasa gurih dari kulit lumpia.

e. Diamkan adonan kulit lumpia selama 15 menit tujuannya agar bahan


dapat tercampur secara merata terlebih dahulu.

f. Panaskan teflon sebagai cetakan yang sudah diolesi sedikit minyak


goreng, tujuannya agar proses cetak kulit lumpia tidak lengket dengan
teflon sebagai alat cetaknya.

g. Tuang adonan kulit lumpia, kisaran setengah sampai satu sendok sayur.
Miringkan teflon dengan cepat, agar adonan menyebar rata.

h. Masak kulit lumpia dengan api sedang cenderung kecil. Jangan sampai
kulit terlalu kering, tetapi tidak terlalu basah seperti kulit risol. Ulangi
proses sampai adonan habis.

 Pembuatan bahan isi lumpia, bahan isi lumpia ini termasuk pelengkap dari
proses produksi. Langkah-langkah dari proses pembuatan bahan isi lumpia
adalah sebagai berikut:

6
a. Persiapkan semua bahan isi lumpia yang telah ditentukan.

b. Proses pertama kupas dan potong kentang dan wortel dalam bentuk
dadu sebagai bahan isi kulit lumpia tersebut.

c. Setelah proses potong selesai, cuci bersi kentang dan wortel tersebut
dan tiriskan.

d. Siapkan bumbu halus bawang merah dan bawang putih sebagai


pelengkap rasa dari hasil bahan isi lumpia tersebut, dan tumis hingga
harum.

e. Masukkan wortel terlebih dahulu dan masak hingga terasa empuk dan
layu.

f. Kemudian masukkan kentang sebagai pelengkap bahan isi lumpia,


tambahkan sedikit air untuk membantu memberikan rasa empuk dari
bahan yang dimasak.

g. Tambahkan gula, garam dan penyedan rasa secukupnya sesuai dengan


kebutuhan sehingga tercipta citra rasa yang lengkap.

h. Masak wortel dan kentang hingga keseluruhannya dianggap sudah


masuk pada tahap empuk dan layu. Hasil bahan isi lumpia siap digulung
bersama kulit lumpia.

 Proses penggorengan lumpia, tahan ini adalah tahap terakhir dari alur
proses produksi. Ambil selembar kulit lumpia, isi dengan 1 sendok makan
bahan isian. Kemudian lipat dan gulung lumpia. Rekatkan ujung kulitnya
dengan air (cukup oles air dengan ujung jari tangan), lakukan hingga kulit
habis. Panaskan banyak minyak, goreng lumpia dengan minyak sedang dan
api sedang hingga warnanya berubah keemasan secara merata, angkat dan
tiriskan.

3. Tahap Penyelesaian

Pada tahan ini lumpia yang telah digoreng ditiriskan terlebih dahulu dan siap
untuk dilengkapi dengan cabai rawit hijau pada ujung kepala lumpia sebagai

7
pelengkap saat disantap, dan lakukan pengemasan dengan menaruh lumpiah pada
wadah yang telah disiapkan.

BAB III
UNIT PRODUKSI
3.1 Rincian Bahan

8
Bahan baku adalah berbagai bahan yang digunakan untuk membuat barang jadi,
bahan tersebut akan menempel menjadi satu barang jadi. Dalam suatu perusahaan,
bahan baku dan bahan penolong yang memiliki arti penting. Karena, hal tersebut
sangat penting untuk membuat adanya proses produk hingga hasil produksi. Dalam
pembuatan lumpia ini bahan baku yang dibutuhkan dalam satu kali masa produksi
adalah sebagai berikut:
No Nama Bahan Satuan Qty
1. Tepung terigu Kg 1 1/2

2. Tepung kanji Kg 1/4


3. Telur Butir 1
Tabel 3.1 Rincian Bahan Baku

3.2 Rincian Tenaga Kerja


Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar para pekerja
dan pegawai yang bekerja pada suatu perusahaan. Biaya tenaga kerja adalah untuk
pembayaran yang dinamakan “upah”. Hal ini penting untuk membedakan dengan
istilah “gaji”. Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja atau karyawan yang
didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.
Sedangkan, upah dibebankan melalui rekening biaya tenaga kerja langsung, dan gaji
dibebankan melalui rekening biaya overhead pabrik.

No Elemen Biaya Jumlah Jam


Orang Kerja
1 Gaji Pokok/Hari 1 orang 4
Tabel.3.2 Rincian Tenaga Kerja

3.3 Rincian Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang tidak bisa dikaitkan langsung
dengan produksi suatu produk maupun jasa. Biaya overhead merupakan jenis
pengeluaran yang pada semua jenis perusahaan. Biaya ini memiliki peran yang sangat
penting pada kelangsungan hidup bisnis maupun perusahaan. Apabila perusahaan
mempunyai departemen selain produksi, maka biaya yang terjadi di dalam departemen
pembantu akan dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik atau BOP. Umumnya,
BOP muncul dari biaya-biaya untuk tenaga kerja tidak langsung, penggunaan bahan
tambahan, pajak, pengawasan mesin produksi, asuransi, dan juga beragam fasilitas
tambahan dalam proses produksi. Biaya overhead juga bisa diartikan sebagai biaya
yang ada pada Laporan Laba Rugi perusahaan yang ada di luar aktivitas produksi
perusahaan. Gambaran sederhananya, pembelian persediaan tidak masuk pada biaya

9
overhead. Sebab, biaya ini berkaitan pada kegiatan produksi perusahaan secara
langsung.

Bahan penolong merupakan bahan yang diperlukan untuk memenuhi proses


produksi yang hanya dimanfaatkan untuk waktu tertentu, misalnya ketika perusahaan
ingin meningkatkan efisiensi dalam sebuah produksi. Dalam pembuatan lumpia ini
bahan penolong dan peralatan yang dibutuhkan dalam satu kali masa produksi adalah
sebagai berikut:
No Nama Bahan Satauan QTY
1. Garam Sendok Teh (Sdt) 1/4
2. Penyedap Rasa Sendok The (Sdt) 1/4
3. Air (Untuk 6 Hari) Galon 1
4. Minyak goreng Sendok Makan (Sdm) 5
5. Wortel Kilogram (Kg) 1/2
6. Kentang Kilogram (Kg) 1/2
7. Daun sop Batang 5
8. Bawang merah Siung 5
9. Bawah putih Siung 5
10. Cabai rawit hijau Kg 1/4
Tabel 3.3 Rincian Bahan Penolong

No Nama Peralatan Satuan Kuantitas


Tabel 3.4 1. Kompor Buah 1 Rincian
Peralatan 2. Wajan Buah 1
3. Sendok Buah 1
4. Jepitan Gorengan Buah 1
5. Tirisan Minyak Buah 1
6. Pisau Buah 1
7. Talenan Buah 1
8. Teflon Buah 1
9. Kuas Buah 1
BAB IV 10. Wadah Buah 1
BIAYA PRODUKSI
4.1 Pengertian Biaya Produksi
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah,
sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya dalam
pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh produsen untuk
menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang

10
akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan
tersebut.Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti
bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi
yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi
sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Biaya produksi dapat meliputi
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4.  Penyusutan peralatan produksi
5. Uang modal, sewa
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya
listrik, biaya keamanan dan asuransi.
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
8. Pajak.
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
1. Biaya Eksplisit
Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor
produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya
berupa uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang
dibutuhkan perusahaan. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.
2. Biaya Implisit
Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya
atas faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan
dalam proses produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh: Penggunaan gedung
milik perusahaan sendiri.
Jenis-jenis biaya produksi menurut perilakunya dalam hubungannya dengan volume
kegiatan. Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian biaya tergantung pada
pemahaman yang menyeluruh mengenai hubungan antara terjadinya biaya dan kegiatan
bisnis. Jenis-jenis biaya produksi terdiri dari:
1. Biaya tetap atau Fixed Cost (FC)
Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2004; 58) disebutkan
bahwa “Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat
aktivitas bisnis meningkat atau menurun”. Sedangkan menurut Hansen & Mowen yang

11
dialihbahasakan oleh Ancella A. Hermawan (2000; 85) disebutkan bahwa “Biaya tetap
adalah biaya yang tetap sama dalam jumlah seiring dengan kanaikan atau penurunan
keluaran kegiatan”.
Jadi, dari beberapa pengertian di atas penyusun simpulkan bahwa biaya tetap adalah
biaya yang sifatnya tetap walaupun kegiatan produksi berubah-ubah. Meskipun
beberapa jenis biaya tampak tetap, namun dalam jangka panjang semua biaya adalah
variable. Jika semua kegiatan bisnis menurun sampai nol dan tidak ada prospek bagi
kegiatan tersebut untuk meningkat, perusahaan akan melakukan likuidasi, dengan
demikian perusahaan akan menghindari semua biaya. Jika kegiatan diharapkan
meningkat sampai melebihi kapasitas yang ada saat ini, biaya tetap harus ditingkatkan
untuk mengimbangi kelebihan volume tersebut. Contoh biaya tetap : beban penyusutan,
beban sewa, asuransi kekayaan, pajak bumi dan bangunan, dan lain-lain.
2. Biaya Variabel atau Variable Cost (VC)
Menurut Carter dan Usry yang dialihbahaskan oleh Krista (2004; 59) disebutkan
bahwa “ Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara
proposional terhadap peningkatan dalam aktivitas, dan menurun secara proposional
terhadap penurunan dalam aktivitas”. Sedangkan menurut Hansen & Mowen yang
dialihbahaskan oleh Ancella A. Hermawan (2000; 85) disebutkan bahwa “biaya
variabel adalah biaya yang meningkat dalam total seiring dengan peningkatan keluaran
kegiatan dan menurun dalam total seiring dengan penurunan keluaran kegiatan”.
Jadi, dari pengertian di atas penulis simpulkan bahwa biaya variabel adalah biaya
yang secara total berubah proposional seiring dengan perubahan kegiatan
produksi.Biaya variabel meliputi biaya bahan langsung, pekerja langsung, bahan
penolong tertentu, biaya pengerjaan ulang. Biasanya biaya variabel dapat secara
langsung diidentifikasikan dengan kegiatan yang mengakibatkan adanya biaya tersebut.
Contoh biaya variabel : bahan material, bahan bakar, upah buruh langsung, biaya
energi, reklamasi, biaya lembur.
3. Biaya Semi Variabel
Menurut Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2004;60) disebutkan
bahwa “Biaya semi variabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik
karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variable”. Sedangkan menurut Hansen &
Mowen yang dialihbahasakan oleh Ancella A. Hermawan (2000; 85) disebutkan bahwa
“ biaya semi variabel (campuran) adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap
dan variabel”. Dari pengertian di atas penyusun simpulkan bahwa biaya semi variabel

12
merupakan biaya yang mengandung sifat biaya tetap dan variabel. Misalnya, bahan
bakar, pemeliharaan, biaya pensiun, pajak atas upah, dan perjalanan serta hiburan.

4.1 Biaya Bahan Baku


Rician Harga
No Bahan Satuan Qty Harga Unti
Jumlah Biaya Biaya Per Unit
Perolehan Produksi
(Rp) (Rp)
(Rp) (Unit)
1 Tepung Terigu Kg 1 1/2 Rp 8.000,00 Rp 12.000,00 100 Rp 120,00
2 Tepung Kanji Kg 1/4 Rp 10.000,00 Rp 2.500,00 100 Rp 25,00
3 Telur Butir 1 Rp 1.700,00 Rp 1.700,00 100 Rp 17,00
Total Rp19.700,00 Rp 16.200,00 100 Rp 162,00
Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku

4.2 Biaya Tenaga Kerja


Jumlah Jam
No Elemen Biaya Biaya/Jam Jumlah Biaya
Orang Kerja
1 Gaji Pokok/Hari 1 orang 4 Rp 2.500,00 Rp 10.000,00
Total Rp 2.500,00 Rp 10.000,00
Tabel 4.2 Biaya Tenaga Kerja

4.3 Biaya Overhead Pabrik


Rincian Harga
No Nama Satuan Qty Unit
Harga Jumlah Biaya Biaya Per Unit
Produksi
Perolehan (Rp) (Rp)/hari (Rp)
(Unit
Bahan Penolong (Variabel)
1 Garam Sdt 1/4 Rp 3.000,00 Rp 750,00 100 Rp 7,50
2 Penyedap Rasa Sdt 1/4 Rp 5.000,00 Rp 125,00 100 Rp 1,25
3 Air Galon Galon 1 Rp 3.000,00 Rp 428,57 100 Rp 4,29
Minyak
4
Goreng Liter 1 Rp 16.000,00 Rp 5.333,33 100 Rp 53,33
5 Wortel Kg 1 Rp 10.000,00 Rp 10.000,00 100 Rp 100,00
6 Kentang Kg 1 Rp 18.000,00 Rp 18.000,00 100 Rp 180,00
7 Daun Sop Batang 5 Rp 1.000,00 Rp 500,00 100 Rp 5,00
Bawang
8
Merah Siung 5 Rp 22.000,00 Rp 3.142,86 100 Rp 31,43
9 Bawang Putih Siung 5 Rp 25.000,00 Rp 3.571,43 100 Rp 35,71
Cabai Rawit
10
Hijau Kg 1/4 Rp 10.000,00 Rp 10.000,00 100 Rp 100,00
11 Gas Tabung 1 Rp 23.000 Rp 3.833,33 100 Rp 38,33
Total Rp 55.684,52 100 Unit Rp 556,8452
Peralatan (Biaya Tetap)
1 Kompor Buah 1 Rp 200.000 Rp 136,99 Estimasti penyusutan
2 Wajan Buah 1 Rp 20.000 Rp 13,70 peralatan selama 4

13
3 Teflon Buah 1 Rp 60.000 Rp 41,10
Total Rp 191,78 tahun(Masuk Dalam
Tambahan (Biaya Tetap) Kelompok 1)
1 Biaya Utility Bulan 1 Rp 100.000 Rp 3.333
Total Rp 3.333 Untuk Pemakaian 1 Bulan
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 59.209,64
Tabel 4.3 Biaya Overhead Pabrik

BAB V
LAPORAN PRODUKSI
5.1 Harga Pokok Produksi Total
LUMPIA IBU RIA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAN 30 SEPTEMBER 2021
Biaya Produksi          
  Biaya Bahan Baku         Rp -
    Persediaan Bahan Baku Awal     Rp 16.200,00  
    Pembelian Bahan Baku     Rp -  
    Retur Pembelian Bahan baku     Rp -  

14
    Potongan Pembelian Bahan Baku     Rp 16.200,00
    Bahan Baku Yang Tersedia       Rp 16.200,00
    Persediaan Bahan Baku Akhir       Rp -
  Pemakaian Bahan Baku       Rp 16.200,00
                 
  Biaya Tenaga Kerja Langsung       Rp 10.000,00
  Biaya Overhead Pabrik        
    Bahan Penolong       Rp 55.684,52  
    Upah Tak Langsung       Rp -  
    Biaya Peralatan       Rp 191,78  
    Biaya Utility       Rp 3.333,33  
  Total Biaya Overhead Pabrik       Rp 59.209,64
  Persediaan Barang Dalam Proses Awal     Rp 85.409,64
  Persediaan Barang Dalam Proses Akhir     Rp -
    Harga Pokok Total       Rp 85.409,64
Tabel 5.1 Harga Pokok Produksi Total

5.2 Harga Pokok Produksi Unit

LUMPIA IBU RIA


LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAN 30 SEPTEMBER 2021
Biaya
Produks
i              
  Biaya Bahan Baku         Rp -
    Persediaan Bahan Baku Awal     Rp 162,00  
    Pembelian Bahan Baku     Rp -  
    Retur Pembelian Bahan baku     Rp -  
    Potongan Pembelian Bahan Baku     Rp 162,00
    Bahan Baku Yang Tersedia       Rp 162,00
    Persediaan Bahan Baku Akhir       Rp -
  Pemakaian Bahan Baku         Rp 162,00
                 
  Biaya Tenaga Kerja Langsung       Rp 100,00
  Biaya Overhead Pabrik          
    Bahan Penolong       Rp 556,85  
    Upah Tak Langsung       Rp -  
    Biaya Peralatan       Rp 1,92  
    Biaya Utility       Rp 33,33  
  Total Biaya Overhead Pabrik       Rp 592,10
  Persediaan Barang Dalam Proses Awal     Rp 854,10
  Persediaan Barang Dalam Proses Akhir     Rp -

15
    Harga Pokok Produksi Unit       Rp 854,10
Tabel 5.2 Harga Pokok Produksi Unit

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa "Lumpia Ibu Ria"
memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis rumah tangga.
Hal ini ditunjukkan dengan keuntungan yang cukup tinggi dari hari pokok produksi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa:

16
1. Hasil analisis data menunjukkan bahwa harga pokok produksi total sebesar Rp.
85.409,64 untuk 100 unit lumpia, dan Rp.854,10/unit.

2. Hasil perhitungan harga pokok produksi dilakukan perincian biaya-biaya yang ada
dalam proses produksi. Pemilik menjual 1 unit lumpia dengan harga Rp.1.500,
sehingga dapat diperhitungkan pemilik mendapatkan keuntungan sekitar
Rp.64.590,36 dalam satu kali produksi untuk 100 unit lumpia.

6.2 Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian ini, maka pengembangan usaha ini perlu
ditingkatkan dalam jumlah produksinya, khususnya dalam penambahan volume bahan
baku, penolong dan lainnya. Sehingga meskipun biaya produksi bertambah, tetapi
keuntungan usaha dapat meningkat. Agar usaha ini dapat semakin berkembang perlu
ditingkatkan perluasan pemasaran, peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak terkait
agar bisnis berjalan secara optimal.

LAMPIRAN

17
Lampiran 1. Adonan Kulit Lampiran 2. Bahan Isi
Lumpia Lumpia

Lampiran 3. Bahan Isi Lampiran 4. Kulit Lumpia


Lumpia Jadi dan Bahan Isi

18
Lampiran 5. Lumpia Lampiran 6. Penulis &
Goreng Pemilik

Lampiran 7. Penulis &


Produk

19

Anda mungkin juga menyukai