Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

USAHA MAKANAN RINGAN “DIMSUM SYEL”

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Produk Kreatifitas Dan Kewirausahaan

Guru Mata Pelajaran: Mila Nurjanah S. E

Disusun Oleh:

Shelin Nur Afriliani

12 IPS 5

SMA NEGERI 1 CILAKU-CIANJUR

Jl. Perintis Kemerdekaan No.1, Sirnagalih, Kec. Cilaku,

Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43285


KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji serta syukur saya panjatkan pada kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga "Proposal Makanan Usaha Ringan "Dimsum Syel" dapat
saya selesaikan dengan baik. Saya berharap proposal ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca mengenai bagaimana yang harus dipersiapkan saat akan membuka
usaha, begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada saya sehingga proposal ini dapat kami susun melalui beberapa sumber media yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, saya berterima kasih kepada Ibu Mila Nurjanah S. E karena telah
memberikan tugas ini kepada saya, berkat ibu saya bisa mengetahui bagaimana mematangkan
suatu usaha. Harapan saya informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT, karena itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian proposal ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun adanya
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada proposal ini, kami mohon maaf. Saya
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat proposal yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Cianjur, 4 Februari 2022

Shelin NurAfriliani

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan akan makanan sehat terkadang belum dapat dipenuhi oleh sebagian masyarakat
yang mempunyai kesibukan tersendiri menyebabkan masyarakat menyepelekan asupan gizi
dari makanan yang mereka konsumsi. Masyarakat pun cenderung memilih alternatif cemilan
atau kudapan ringan lain untuk mengganjal kebutuhan perut. Dari sabang sampai merauke
Indonesia adalah salah satu Negara yang kaya akan menu-menu masakan. Sampai akhirnya
kuliner dari Negara bagian barat – timur pun masuk ke Indonesia. Di Indonesia sendiri selain
turis-turis yang berkunjung dan tinggal banyak pula orang-orang yang berdarah tiongkok.

Dimsum (tradisional: 點心, sederhana: 点心 hanyu pinyin: dianxin) adalah istilah dari
bahasa Kantonis dan artinya adalah "makanan kecil". Biasanya dim sum dimakan sebagai
sarapan atau brunch. Namun karena dimsum populer ke dunia dari Hongkong maka istilah
dimsum lebih populer dibandingkan dianxin. Dimsum terdiri dari berbagai macam penganan
kecil-kecil yang biasanya merupakan makanan bersama teh. Sejak abad 10 telah dikenal
sekitar 2.000 jenis macam dimsum. Di masa sekarang sebuah restoran besar dimsum
biasanya menyajikan sekitar 100 jenis dim sum diantaranya yaitu diantaranya Hakau,
Siomay, Char Siu Baau, Bakpao, Mantao, Lo Mai Gai dan lain lain.

Dari latar belakang yang saya sampaikan, saya mengajukan untuk membuka usaha Dimsum
yang akan saya namai “Dimsum Syel” yang berisi berbagai variasi menu dimsum dengan
kualitas yang fresh.

1.2 Deskripsi Usaha


Dimsum yang kami jual merupakan makanan yang cepat saji dan merupakan frozen food,
tidak membutuhkan waktu lama untuk mengonsumsinya yaitu dengan cara mengukus
maupun menggorengnya. Sangat cocok di konsumsi oleh seseorang yang tidak memiliki
banyak waktu untuk memasak. Terbuat dari bahan yang fresh dan tanpa bahan pengawet.
Memiliki banyak varian rasa dan juga halal.

1
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapula Tujuan dan Manfaat dari terciptanya “Dimsum Syel” adalah:

A. Tujuan
 Menambah pengalaman khususnya dalam bidang kewirausahaan.
 Bisa dijadikan peluang usaha untuk beriorientasi dengan masa depan.
B. Manfaat
 Dapat mengembangkan ketrampilan siswa dan siswi dalam menyusun rencana usaha.
 Dapat menggugah minat siswa-siswi untuk berwirausaha.

1.4 Visi dan Misi

Dalam usaha pasti memiliki Visi dan Misi agar dapat memajukan usaha yang akan
atau sedang di jalani. Tidak sedikit orang serta pedagang harus memiliki target untuk
mewujudkan apa yang sudah di rencanakan.
A). VISI
Berusaha memproduksi makanan ringan yang sehat, terjangkau, memiliki nilai gizi
yang tinggi dan tentunya banyak disukai masyarakat. Nantinya makanan ini akan
dijajakan langsung ke pelanggan.

B). MISI
1. Membuat makanan yang berbeda dari yang sebelumnya.
2. Terbuat dari bahan – bahan alami dan tentunya dengan daging – dagingan
yang segar.
3. Membuat konsumen puas akan kerjasama kami.
4. Menyeimbangkan antara kuantitas dan kualitas.
5. Mengembangkan Kreatifitas dalam usaha.
6. Membandrol harga yang terjangkau untuk konsumen.
7. Belajar melayani pelanggan dengan etika yang baik.
8. Memprioritaskan kepuasan konsumen karena pembeli adalah raja.

2
BAB 2
ASPEK PRODUKSI

2.1 Tempat Usaha


Untuk menjalankan usaha ini kami lebih memilih di food truck namun diberi beberapa meja
serta kursi di depannya untuk bisa makan ditempat juga. Alasan mengapa food truck karena
agar segala aktivitas produksi dilakukan sana lebih efesien serta praktis berpindah-pindah
tempat

Gambar 2.1 contoh foodstuck

2.2 Pemilik Usaha


usaha ini saya mulai dengan teman sebagai partner kerja yang mana bernama:
 Shelin NurAfriliani
 M. Pradipta Gardapati
Serta terdapat lima karyawan yang membantu saya mensukseskan usaha saya.

2.3 Lokasi Usaha


Lokasi yang saya rencanakan adalah di Bandung. Alasan saya membuka usaha disana
karena kawasan Bandung termasuk salah satu kawasan yang ramai akan pembeli, terlebih
lagi di kawasan tersebut terdapat banyak sekolah yang membuat saya memiliki target dan
juga disana jarang adanya pedagang Dimsum yang berjualan dikawasan tersebut. Sehingga
peluang kami jauh lebih besar di bandingkan dengan kawasan Bandung lainnya.
3
  2.4 Fasilitas dan Peralatan Produksi

A. Fasilitas
Untuk menjalankan usaha ini tentunya kami membutuhkan fasilitas sebagai berikut:
 Foodtruck
 Meja makan
 Kursi
B. Peralatan Produksi
 Peralatan dapur seperti peralatan masak yang digunakan untuk membuat
dimsum.
 Peralatan makan

Gambar 2.4 tempat dimsum, sumpit, mangkuk saus,


mangkuk nasi atau ramen, sendok makan, gelas untuk minum
4

2.5 Proses Produksi


2.5.1 Pengenalan Bahan Pokok
 Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut,
atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang
berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman
bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah
permukaan

Gambar 2.5.1 Udang

 Dada Ayam adalah potongan bagian ayam yang paling rendah lemaknya tapi
tinggi proteinnya. Dalam 100 gram dada ayam tanpa kulit yang sudah matang
mengandung 31 gram protein. Dada ayam juga yang menjadi bahan pokok
dalam pembuatan dimsum agar lebih enak.

Gambar 2.5.1 Dada Ayam


5

2.5.2 Alat dan bahan


1. Alat
 Kompor
 Gas
 Pengukus
 Pisau
 Alat makan
 Blander
 Dll

2. Bahan
 Ayam
 Udang
 Telur
 Minyak goreng
 Cabai
 Saus
 Kulit pangsit
 Minyak wijen
 Lada
 Bawang putih
 Kecap Ikan
 Merica
 Gula Pasir
 Tepung

(Fyp: Bahan yang saya cantumkan hanya untuk pembuatan dimsum 180 Dimsum, jika
andamau lebih, lakukanlah kelipatan dari bahan yang saya cantumkan)
6

2.5.3 Teknik Pembuatan Dimsum:


a. Pembersihan serta Penghalusan

Bersihkan Udang dan Dada Ayam secara berkali-kali, setelah bersih baluri dengan garam,
lalu haluskan secara asal keduanya menggunakan blander. Untuk membuat dimsum ini
sendiri tidak usah sampai halus dikarenakan agar dagingnya terasa kenyal saat digigit.

b. Pencampuran

Setelah halus, siapkan manguk besar untuk mencampurkan bahan-bahan yang telah
dicantumkan terkecuali, wortel, saus sambal serta kulit dimsum. Aduk hingga merata.
Jika sudah tercampur rata, ambil kulit pangsit kemudian olesi bagian kulitnya dengan
minyak sayur, beri takaran adonan satu sendok makan. Bungkus dengan kulit pangsit,
rapatkan pinggirannya. Bentuk kulit pangsit sesuai dengan macam-macam dimsum.

c. Pengukusan

Kukus dimsum selama kurang lebih 15 menit. Setelah matang, dimsum siap disajikan
atau dipacking.

Untuk pembuatan dimsum sangat bervariatif ada beberapa dimsum yang diluarnya dilapisi
nori, ada yang diselimuti kulit, serta ada yang dalamnya dengan daging olahan yang berbeda-
beda. Usaha saya sendiri menggunakan berbagai varian dimsum, dengan kualitas bahan yang
baik serta pengolakan yang higienis. Contoh varian menu dimsum:
7

2.6 Pasca Produksi


1. Hidangan dimsum secara langsung

Gambar 2.6 Hidangan dimsum

2. Pengemasan bagi yang dibawa pulang, pengemasan produk yang akan digunakan
adalah dengan Paper Lunch Box yang di dalamnya diisi dimsum dan saus, dengan
perpack berisi 6 buah.

Gambar 2.6 Paper Lunch Box

3. Pengemasan untuk pembeli online serta pengiriman keluar kota menggunakan plastik
dengan berisikan dimsum setengah matang dan saus yang sudah diawetkan.

Gambar 2.6 Frozenfood dimsum.


8

BAB 3
KEGIATAN PASAR DAN PEMASARAN

3.1 Lingkungan Pasar


Dibandung jenis usaha di bidang makanan khususnya dimsum memiliki peluang yang sangat
menjajikan, karena makanan adalah kebutuhan primer manusia, ditambah lagi dengan
banyaknya jumlah masyarakat Kota bandung dan sekitarnya. Oleh karena itu kami bertekad
mengembangkan usaha pembuatan dimsum ini karena ditunjang dari banyaknya peluang
dalam mengembangkan jenis usaha ini.

 3.2 Kondisi Pasar


Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama, memang sudah
cukup banyak. Tetapi saya menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari produk-produk yang
sudah ada. Saya katakan berbeda seperti: tempat penjualan saya yang unik, inovasi rasa yang
lebi enak, ukuran yang lebih besar, harga yang ekonomis, dan yang paling penting sehat dan
higienis. Dengan ini kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku
dipasaran.

3.3 Rencana Pemasaran


Dengan usaha dimsum yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan menambah
pemasarannya dengan berbagai cara serta media yang sekarang dapat digunakan.

a. Membuat brosur.
Untuk mencari agen yang mau menjualnya, sehingga akan ada banyak yang
membantu untuk mengembangkan usaha ini. Seperti dengan cara membagikan brosur
dan akan mendapatkan catteering dimsum untuk makanan para tamu di acara
pernikahan.
9

Gambar 3.3 contoh brosur dimsum

b. Mempromosikan melalui media sosial.


Karena sudah maraknya media sosial untuk pemasaran dapat digunakan melalui
media sosial; Instagram, Facebook, Twitter dan lainnya. Di sosial media sendiri
dapatcepat tersebarnya berbagai informasi, oleh karena itu saya menggunakan media
sosial agar usaha saya ini dapat cepat diketahui banyak kalangan.

Gambar 3.3 instagram, facebook, twitter


11

c. Menjual Online
Membuat dimsum dalam bentuk frozenfood agar lebih tahan lama, serta agar bisa
diperjual belikan melalui e-commerce. Jadi target pasarnyapun meluas tidak hanya
Bandung namun seluruh kota bisa membeli Dimsum Syel ini. Beberapa media online
untuk memperjual belikan barang secara aman; Shopee, Tokopedia dan Lazada.

Gambar 3.3 Shopee, Tokopedia, Twitter.


12

BAB 4
ANALISIS PASAR

Setiap usaha yang dijalankan pasti ada yang sukses dan ada yang belum sukses seperti halnya
usaha ini. Ada beberapa hal yang menurut kami akan menghambat dan sangat mendukung
dalam menjalankan usaha ini.

4.1 Faktor Penghambat.

1. Banyaknya usaha yang sama


2. Harga bahan baku tidak stabil

4.2 Faktor Pendukung


1. Kondisi tempat, dan peralatan yang memadai.
2. Higienis dan harga yang relatif terjangkau.
3. Merupakan salah satu bagian produk yang disukai oleh kebanyakan masyarakat.
4. Memiliki perbedaan rasa yang berbeda dengan yang lain.

 4.3. Analisis SWOT


  A. Strenght ( Kekuatan )

 Produk Dimsum Syel ini mempunyai gizi tinggi karena berbahan baku ayam dan
udang segar. Produk ini diolah dengan bumbu
 Tidak seperti produk lainnya, dimsum ini memiliki level kepedasan sesuai selera
konsumen.
 Kemasan yang disajikan menarik dan ramah lingkungan
 Terdapat stiker yang menarik.
 Cara pengolangan bersih dan rapi.
 Pelayanan memuaskan, bisa pesan via social media.
 Digemari oleh masyarakat
 Inovasi rasa yang berbeda dengan produk lainnya.
13

B. Weakness ( Kelemahan)

 Merusak penampilan jika dibiarkan terlalu lama


 Bukan merupakan makanan pokok

C. Opportunity ( Peluang/Usaha)

 Memiliki Sumber Daya Manusia dengan etos kerja yang baik


 Memiliki relasi pemasaran
 Memiliki kualitas yang baik
 Harga ekonomis

D. Threat (Hambatan)

 Harga bahan baku berubah-ubah atau tidak stabil


 Banyaknya kompetitor yang akan semakin banyak meniru
 Selera masyarakat yang berubah-ubah

4.4 Segmentasi, Targeting, dan Positioning


Sasaran produk ini adalah anak – anak muda yang secara karakteristik mereka suka untuk
mencoba makanan-makanan yang sedang viral.

Selain anak-anak muda, dimsum ini juga cocok untuk para orang tua yang ingin membelikan
makanan untuk dirinya sendiri ataupun untuk anaknya. Dikarenakan rasanya yang enak dan
bertekstur lembut, siapapun pasti menyukainya. Jika mereka membeli produk ini dan
menyukainya, biasanya mereka merekomendasikan dimsum ini kepada teman-temannya,
maka promosi dari mulut ke mulut ini dapat membantu usaha kita menjadi lebih dikenal lagi.

4.5 Analisis Risiko


Risiko dalam usaha bisnis dumpling ini tergolong kecil. Selain karena pesaingnya yang
sangat sedikit, namun permintaannya dari konsumen cukup banyak.
14

4.6 Rencana jangka pendek dan Jangka panjang


Jangka Pendek Jangka Panjang

1.      Dikenalnya produk Dimsum 1.      Mendiversifikasi produk dimsum


Nusantara oleh masyarakat dengan varian-varian baru.

2.      Adanya peningkatan pendapatan 2.      Melakukan kerjasama dengan


jasa antar makanan
3.      Menjaga loyalitas konsumen
3.      Memperoleh sertifikasi halal
4.      Meningkatkan kualitas peoduk
4.      Membuka paket untuk suatu
5.      Mengurus izin usaha
acara

5.      Menyebarkan Foodtruck dimsum


ini keseluruh daerah.

4.5 Antisipasi Masa Depan


Untuk mengantisipasi adanya saingan yang lebih unggul daripada kami di masa yang akan
datang. Maka dari itu mulai sekarang kami mempersiapkan diri untuk memperbaiki
secaraperlahan kekurangan yang terdapat pada produk kami.

Terutama pada kualitas, kuantitas dan harga.Tujuannya adalah agar semakin hari usaha yang
kami jalankan ini mengalami peningkatan dan tentunya akan menambah mutu dari produk
yang kami pasarkan. Dengan adanya kualitas yang kami miliki baik itu dari produksi
maupun dari cara kerja kami, pelanggan akan berfikir seribukali untuk, beli ditempat yang
lain.
15

BAB 4

ASPEK KEUANGAN
4.1 Biaya Investasi dan Biaya Tetap
Harga
No Uraian Ukuran Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)

1. Nampan 2 buah 10.000 20.000

2. Pisau 4 buah 25.000 100.000

3. Talenan Besar 2 buah 50.000 100.000

4. Food Processor 1 buah 200.000 200.000

5. Sendok 1 lusin 30.000 30.000

6. Baskom 5 buah 20.000 120.000

7. Kompor 2 tungku 1 buah 400.000 400.000

8. Kain lap 5 buah 4000 20.000

9 Gas 1 buah 125.000 125.000

10 Panci kukus 2 susun 2 buah 400.000 800.000

TOTAL Rp 1.915.000

Penyusutan dalam biaya investasi dengan Jangka Usia Ekonomi (JUE) 5 tahun yaitu :

Penyusutan = Biaya Investasi/JUE = Rp 1.915.000,-/6 = Rp 31.916667,-


16

No Uraian Jumlah Rp)

1 Biaya listrik 30.000

2 Biaya air 30.000

3 Biaya taksis (tidak terduga) 50.000

4 Gaji tenaga kerja untuk 6 orang/bulan 360.000

5 Biaya Penyusutan investasi 32.83333

Total Biaya Tetap/bulan 502.833,33

Tabel 4.1 Biaya tetap


17

4.2 Biaya Variabel/bulan


Harga Satuan
No Uraian Ukuran Jumlah (Rp)
(Rp)

1. Ayam + Udang 36 kg 25.000 900.000

2. Bumbu-bumbu 3 kg 50.000 150.000

3. Label 360 buah 100 36.000

4. Packing 360 buah 500 180.000

5. Telur 3 kg 25.000 75.000

6. Tepung tapioka 3 kg 25.000 75.000

7. Minyak goreng 1/2 liter 14.000 7.000

8. Cabai 3 kg 70.000 210.000

9. Saus 3 pack 19.000 57.000

10. Kulit pangsit 24 pack 6.000 144.000

11. Minyak wijen 1 liter 11.000 11.000

12. Lada 12 bungkus 1.000 12.000

13. Biaya Transpotrtasi 1x 50.000 50.000

TOTAL Rp. 1.907.000

Dalam satu kali produksi, dari 3 kg Udang dan Ayam dapat menghasilkan 30 Pack, perpack
berisi 6 buah. Setiap bulan, dapat dilakukan 12 kali produksi dalam pengolahannya. Sehingga
dalam 1 bulan membutuhkan 36 kg Ayam dan Udang diproduksi sebanyak 360 bungkus.
Jadi, biaya variabel perbulannya adalah Rp 1.907.000,-.

18
a. Biaya Variabel/bulan

Biaya Variabel/bulan = Total Biaya Variabel/bulan = Rp 1.907.000 ,-

b. Biaya Variabel/produk

Biaya Variabel/produk = Total Biaya Variabel/bulan : Jumlah Produk/bulan

= (Rp 1.907.000 ,-) : 360 Pack

= Rp 5.297,-/pack

c. Biaya Variabel/Satu kali produksi

Biaya Variabel/satu kali produksi = Total Biaya Variabel/produk : Jumlah Produk

= (Rp 5.297,-) x 30 Pack

= Rp 158.910,-/pack

d. Biaya Tetap/Satu kali produksi

Biaya Tetap/satu kali produksi = Biaya Tetap per bulan : Jumlah Produksi per bulan

= (Rp 502.833,33,-) : 12 kali

= Rp 41.903,-

4.3 Biaya Produksi


a. Total Biaya Produksi/bulan

Total Biaya Produksi / bulan = Biaya Tetap + Biaya Variabel/bulan

= (Rp. 502.833,-) + (Rp 1.907.000,-)

= Rp 2.409.833,-

Jadi, total biaya produksi selama satu bulan untuk pengolahan adalah Rp 2.409.833,-.

19
b. Total Biaya Produksi/satu kali produksi

= Biaya Tetap/satu kali produksi + Biaya Variabel/satu kali produksi

= (Rp. 41.903,-) + (Rp. 158.910,-) = Rp 200.813,-

c. Harga Pokok Penjualan atau Harga Pokok Produksi

= Total Biaya Produksi/bulan : Jumlah Produk/bulan

= (Rp 2.409.833,-): 360 pack = Rp 6.694,-

Total Biaya Produksi/produk untuk satu pack produk yang diproduksi adalah sebesar Rp
6.694,- atau Total Biaya Produksi/produk = Rp. 200.813,-/ 30 pack = Rp 6.694,- / pack

4.4 Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh dalam usaha pengolahan dalam 12 siklus produksi (1 bulan) yaitu
dapat menghasilkan 360 pack setiap bulannya. Setiap produksi per siklusnya menghasilkan
30 pack. Satu pack dijual dengan harga Rp. 10.000, berdasarkan perhitungan sebagai berikut :

Harga Jual = Harga Pokok Produksi + % Keuntungan

= Rp. 6.694,- / pack + ± 50 % keuntungan

= Rp. 6.694,- + Rp. 3.347,-

= Rp. 10.041

Pendapatan = 360 Pack x Rp 10.000,-

= Rp 3.600.000,-

Jadi, total pendapatan produksi yang didapatkan dari usaha pengolahan adalah sebesar Rp
3.600.000,- selama satu bulan, atau penerimaan hasil produksi dikalikan harga jual = sebesar
Rp 3.600.000,- dan Pendapatan per satu kali produksi = 30 Pack x Rp 10.000,- = Rp.
300.000,-.

20
4.5 Untung dan Rugi
a. Untung/Rugi

= Total Pendapatan/bulan – Total Biaya Produksi/bulan

= (Rp 3.600.000,-) – (Rp 2.409.833,-)

= Rp 1.190.167,- (Keuntungan/bulan)

b. Keuntungan/produk

Keuntungan/produk = Keuntungan/bulan : Jumlah Produk/bulan

= (Rp 1.190.167 -) : 360 pack

= Rp 3.306,- (Keuntungan/produk)

c. Keuntungan/tahun

Keuntungan/tahun = Keuntungan/bulan x 12 bulan

= (Rp 1.190.167,-) x 12 bulan

= Rp. 14.282.004,-

Jadi, keuntungan yang dapat diproleh dalam usaha pengolahan adalah Rp14.282.004,- selama
satu tahun produksi.

21
4.6 Break Event Point (BEP)
Break Even Point merupakan nilai titik balik impas suatu usaha yang dijalankan dimana
keadaan usaha tersebut tidak mengalami untung maupun rugi. Nilai BEP ini terdiri dari
rupiah dan unit (Suharsono, 2002).

Biaya Tetap
BEP ( Unit ) =
( Harga Jual/ produk )−( Biaya Variabel/ produk)

BEP=Rp502.833,33 ,− ¿ ¿
( Rp 10.000,−¿ pack )−( Rp . 5.297 ,−¿ pack )

¿ Rp .502.833 ,− ¿ ¿
Rp . 4 .703

BEP=106,917499

= 107 pack

Dari perhitungan BEP (Unit), penjualan dapat mengalami titik impas apabila telah dilakukan
sebanyak 107 Pack.

Biaya Tetap
BEP ( Rupiah )=
BiayaVariabel
1−( )
Pendapatan

BEP=Rp502.833 ,− ¿ ¿
1−¿ ¿

BEP ( Rupiah )=Rp 502.833 ,− ¿ ¿


1−(0,5297222)

BEP ( Rupiah )=Rp 502.833 ,− ¿ ¿


0,470277778

BEP ( Rupiah )=Rp 1.069 .225,-

22
Dari perhitungan BEP (Rupiah), dapat diketahui bahwa usaha Dimsum Syel dapat mengalami
titik impas apabila telah menghasilkan penjualan atau mendapat pendapatan sebesar
Rp 1.069.225 ,-Oleh karena itu, untuk menambahkan pendapatan BEP (Unit) harus di atas
107 pack/bulan dan BEP (Rupiah) harus di atas Rp 1.069.225,-

4.7 Revenue Cost Ratio (R/C)


Revenue Cost Ratio digunakan untuk menilai layak atau tidaknya suatu usaha untuk
dilanjutkan serta merupakan perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran suatu usaha.
Usaha dianggap menguntungkan jika nilai R/C lebih dari 1 (Kamsir, 2009).

Total Penerimaan atau Pendapatan /bulam


R/C=
Total Pengeluaran atau Biaya Produksi /bulan
¿ Rp3600.000 ,− ¿ ¿
Rp 2.409 .833 ,−¿=1,4938794514 ¿

R/C pada usaha adalah 1,49 artinya pendapatan yang diproleh usaha adalah pendapatan lebih
besar dari pengeluaran dan usaha menguntungkan serta layak untuk terus dilanjutkan.

4.8 Return of Invesment (ROI)


ROI digunakan untuk mengukur presentase manfaat yang dihasilkan oleh suatu usaha
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. Apabila suatu usaha mempunyai ROI lebih
besar dari 0 maka proyek tersebut dapat diterima (Soekartawi,2006)

Keuntungan /bulan
ROI= x 100
Biaya Produksi /bulan
¿ Rp1.190 .167 ,− ¿ x 100 %=49,3879451 ¿ ¿ 49 %
Rp 2.409 .833 ,−¿

Nilai ROI yang dihasilkan pada produksi usaha adalah sebesar 49 %, artinya modal atau
biaya yang dikeluarkan pada usaha ini dapat dikembalikan sebesar 49 % dari keuntungan
yang diperoleh per bulan.
23

4.9 Payback Periode (PP)


Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali dengan satuan waktu
(hari/bulan/tahun). Jika payback peride ini lebih dari yang dipersyaratkan, maka proyek dapat
dikatakan menguntungkan. Demikian juga sebaliknya. Dalam menghitung payback periode
yang dibandingkan adalah investasi awal (initial investment) dengan taksiran kas bersih
(operational net cash inflow) per tahun (Kamsir, 2009).

Total Investasi
Payback Periode =
Keuntungan Dalam1 bulan

Payback Periode =Rp 1.915 .000 ,− ¿ ¿


Rp1.190 .167 ,−¿ ¿

Payback Periode =1,6 bulan

Investasi usaha dapat dikembalikan setelah :

= (Payback Periode) x (Jumlah Siklus Produksi/bulan)

= 1,6 x 12

= 19 kali produksi

Lamanya investasi dapat dikembalikan dari keuntungan yang diperoleh sehingga investasi
usaha dapat dikembalikan setelah 1,6 bulan atau 19 kali produksi.
24

BAB 6

PENUTUP

Kesimpulannya adalah apapun usaha yang dijalankan, asalkan kita serius dalam menjalankan
usaha tersebut pasti akan berjalan lancar. Yang terpenting dalam menjalankan usaha adalah
kemauan, kegigihan, ketekunan, serta mau berinovas, bekerjasama, dan tidak mau gagal.

Demikian proposal ini saya susun. Semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan
manfaat bagi kalian pembaca khususnya, serta memberikan motivasi bagi kalian untuk
mampu menuangkan ide-ide kreatif serta inovasinya kedalam suatu bidang usaha.
24

Anda mungkin juga menyukai