Pathway
Hipertrofi
Ventricle Septal Defect(VSD) Darahdiventrikelkiridankananbercampur Tekanan ventrikel↑ otot
ETIOLOGI PEMERIKSAANEKOKOARDIOGRAFI
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti Pemeriksaanekokoardiografi inilah yang menjadi dasar dalam melakukan tindakan terapi
(idiopatik), tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada terhadap pasien-pasien VSD
peningkatan angka kejadian VSD. Faktor yang mempengaruhi adalah :
PEMERIKSAAN EKOKARDIOGRAM
FAKTOR EKSOGEN Pada pemeriksaan ekokardiogram ditemukan adanya hipertropi pada ventriculus dextra ataupun
Obat-obatan, penyakit ibu (rubella, DM), ibu hamil sinistra, namun biasanya hipertropi biventricular.
dengan alkoholik.
FAKTOR ENDOGEN
Penyakit genetik, misal : sindrom down.
SUMBER : (Minnete & Shan, 2006; Spicer et al., 2014).
SUMBER : Amelia, P. (2019). Ventricular septal defect.
TERAPI MEDIS
Apabila gagal jantung telah dapat diatasi, diperlukan digitalis dosis rumat (digoxin dan diuretik
misalnya Lasix). Sebagian kecil tidak dapat diatasi dengan digitalis saja, anak tetap dalam keadaan
MANIFESTASI KLINIS
gagal jantung kronik atau failure to thrive dan penderitanya ini memerlukan koreksi bedah segera
Manifestasi klinis yang ditimbulkan tergantung ukuran defek saat ditemukan. Pada VSD kecil terdengar
bising peristolik. Defek kecil bersifat benigna, dan dapat menutup spontan tergantung tipenya, dan
biasanya tidak mengganggu pertumbuhan anak. Pada VSD besar dapat dijumpai sesak napas dan
gangguan pertumbuhan oleh karena meningkatnya aliran pulmonal. SUMBER : Amelia, P. (2019). Ventricular septal defect.
VSD KECIL
a. Biasanya asiptomatik VSD SEDANG
b. Defek kecil 1-5 mm a. Sering terjadi simptom pada masa bayi
c. Tidak ada gangguan tumbuh kembang b. Sesak nafas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu lebih lama untuk makan
d. Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar ke seluruh tubuh pericardium dan minum
dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi penutupan VSD c. Defek 5-10 mm
e. Pada EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri d. Berat badan sukar naik sehingga tumbuh kembang anak terganggu
f. Pada radiologi ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat. e. Mudah menderita infeksi pada paru-paru dan biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh tetapi
g. Menutup secara spontan pada waktu umur 3 tahun. umumnya responsive terhadap pengobatan
f. Takipnea
g. Retraksi pada jugulum, sela intercostal, region epigastrium
VSD BESAR
h. Bentuk dada normal
a. Sering timbul gejala pada masa neonatus
i. Pada EKG terdapat peningkatan aktivtas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi ventrikel kiri yang lebih
b. Dispnea meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu pertama setelah lahir
meningkat.
c. Pada minggu ke-2 atau ke-3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung biasanya baru timbul
j. Pada radiologi terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis menonjol, peningkatan
setelah minggu ke-6 dan sering didahului infeksi saluran nafas bagian bawah
vaskularisasi paru dan pembesaran pembuluh darah di hilus.
d. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan aksigen akibat
gangguan pernafasan.
e. Terdapat gangguan tumbuh kembang
f. Pada hasil EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri g. Pada radiologi pembesaran SUMBER : Amelia, P. (2019). Ventricular septal defect.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
LUARAN
Setelah dilakukan intervensi selama 3 hari, maka konfersi kronis menurun dengan kriteria hasil :
Fungsi kognitif meningkat
Tingkat kesadaran meningkat
Aktivitas psikomotorik meningkat
POLAH NAPAS TIDAK EFEKTIF
Polah napas tidak efektif b.d depresi pusat pernapasan d.d pola napas am abnormal INTERVENSI
LUARAN Manajemaen demisiensi
Setelah dilakukan intervensi semala 2x24 jam, maka polah napas membaik, dengan kriteria hasil: Observasi
Ventilasi semenit meningkat Identifikasi aktivitas fisik, sosial, psikologis, dan kebiasaan
Kapasitas vital meningkat Identivikasi polah aktifitas
Diameter toraks anterior posteilor
INTERVENSI
Manajemen jalan nafas Tindakan
Observasi Sediakan linkungan yang aman,nyaman, konsisten, dan renda stimulus
Monitoring jalan nafas ( frekuensi, kedalaman, usaha nafas) Orientasikan waktu, te,pat dan orang
Monitoring polah napas tambahan Gunakan distraksi untuk mengatasi masalah perilaku
Monitor sputum Libatkan kegiatan individu atau kelompok sesuai kemampuan kognitif dan minat
Terapeutik Edukasi
Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-till dan chin-til Anjurkan memperbanyak istirahat
Posisi semi fowler atau fowler
Berikan minuman hangat Ajarkan keluarga cara perawatan deminsia
Edukasi
Anjurkan cara asupan cairan 2000 ml/hari jika perlu
Ajarkan teknik batuk efektif jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberiabrokodilator, ekspektorat, mukolitik, jika perlu
GANGGUAN TUMBUH KEMBANG GANGGUAN PERFUSI JARINGAN PERIFER
Gangguan tumbuh kembang b.d efek ketidak mampian fisik d.d pertumbuhan fisik terganggu
LUARAN LUARAN
Setelah dilakukan intervensi selama 3 hari, maka ganguan tubuh kembang membaik, denga kriteria hasil : Setelah dilakuakan intervensi selamah 3 hari maka perfusi jaringan tidak efek meningkat dengan kriteria
Keterampilan perilaku sesuai usia meningkat hasil:
Kemampuan melakukan perawatan diri meningkat Denyut nadi periver meningkat
Respon sosial meningkat Penyembuhan luka meningkat
Sensasi meningkat
INTERVENSI Warna kulit pucat meningkat
Promosi perkembangan anak INTERVENSI
observasi Manajemen sensasi perifer
Identifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan adaptasi anak Observasi
Terapeutik Identifikasi penyebab perubahan sensasi
Fasilitasi hubungan anak dengan teman sebanya Identifkasi penggunaan alat peningkatan, prostespatu pakaian
Dukung anak berinteraksi dengan akan lain Periksa perbedaan sensasi tajam dan tumpul
Dukung anak mengekspresikan perasaanya secaea positif Monitor terjadinya perestiasi
Dukung anak dalam bermimpi atau berfantasi sewajarnya Monitor adanya tromboflembitis dan tromboebli vena
Dukung patisipasi anak di sekolah, ekstrakulikurel dan aktivitas komunikasi Terapeutik
Edukasi Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya
Jelaskan nama-nama benda obyek yang ada di lingkunag sekitar Edukasi
Ajarkan pengasuh milestones perkembangan dan perilaku yang dibentuk Anjurkan menggunakan termometer untuk menguji suhu
Ajarkan sikap kooperatif, bukan kompetisi diantara anak
Ajarkan teknik asertif pada anak dan remaja Kolaborasi
Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgerik
Rujuk untuk konseling jika perlu
Terdapat hubungan antara diameter DSV, flow ratio, frekuensi IRA, status gizi dengan fungsi paru. Diameter DSV >10mm2/m2 BSA
mempunyai risiko untuk terjadinya gangguan fungsi paru restriktif 1,5 kali dibandingkan dengan diameter DSV 5-10mm2/ m2BSA.
Disarankan terapi fisik pada anak dengan DSV untuk memperbaiki pengembangan paru serta melatih otot – otot pernafasan agar
fungsi paru menjadi lebih baik. Terapi fisik ini sebaiknya dilakukan sebelum maupun sesudah operasi koreksi. Anak dengan diameter
DSV >10mm2/m2BSA sebaiknya dilakukan pemeriksaan spirometri sebelum maupun sesudah dilakukan terapi fisik dan atau operasi
koreksi. Edukasi mengenai pemberian nutrisi yang adekuat pada pasien DSV untuk memperbaiki status gizi sehingga fungsi paru
menjadi lebih optimal. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk melihat faktor yang paling
berpengaruh terhadap fungsi paru.
SUMBER : Sari, N. K., Soetadji, A., & Kosim, M. S. (2016). Hubungan antara besarnya defek septum ventrikel dengan fungsi paru. Sari Pediatri, 16(3),
189-94.
DAFTAR PUSTAKA