Anda di halaman 1dari 166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP HIDUP BERIMAN


REMAJA DI WILAYAH NGABANG KOTA, PAROKI SALIB SUCI
NGABANG, KALIMANTAN BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Valeria Elisa Eka Putri


NIM: 121124010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE
TERHADAP HIDUP BERIMAN REMAJA DI WILAYAH NGABANG
KOTA, PAROKI SALIB SUCI NGABANG, KALIMANTAN BARAT”.
Skripsi ini ditulis dengan melihat fakta bahwa teknologi komunikasi semakin
berkembang. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi juga mempengaruhi
media handphone yang semakin canggih dan mudah didapatkan oleh tiap orang
bahkan remaja. Perkembangan teknologi ini dapat menimbulkan dampak positif
dan negatif. Dampak positif seperti mempermudah pekerjaan, komunikasi,
memperoleh informasi terbaru dengan mudah dan masih banyak lagi, sedangkan
dampak negatif yang ditimbulkan ialah perubahaan cara pandang dan perilaku
dalam hidup berkomunikasi baik dengan sesama mau pun dengan Tuhan. Saat ini
media handphone sangat membantu remaja untuk mudah berkomunikasi dengan
orang tua, teman dan sesama dalam jarak yang dekat mau pun sangat jauh,
informasi yang terbaru juga mudah, tetapi yang menjadi permasalahan ialah jika
informasi yang didapatkan bersifat negaitf sehingga meyebabkan remaja
terjerumus dalam hal yang negatif.
Melihat persoalan yang terjadi tersebut, penulis mencoba melakukan
penelitian untuk memperoleh data-data yang diharapkan. Penulis akhirnya
melakukan observasri dan wawancara kepada pastor paroki, pendamping dan
kaum remaja untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dari penelitian yang
tersebut diketahui bahwa pandangan pendamping mengenai sikap remaja dalam
penggunaan handphone belum sepenuhnya bijaksana karena remaja lebih terpaku
pada handphone dan menjadi pribadi yang mementingkan diri sendiri serta kurang
mau berpartisipasi dengan kehidupan masyarakat dan Gereja. Selain itu pula
penelitian ini memperoleh data bahwa handphone belum sepenuhnya digunakan
dalam pembinaan hidup beriman. Gereja menyarankan bahwa media teknologi
seharusnya digunakan demi perkembangan iman umat tetapi saat ini handphone
belum digunakan secara maksimal dalam hidup beriman remaja.
Untuk menindaklanjuti penelitian yang telah dilaksanakan di wilayah
Ngabang Kota, Paroki Salib Suci Ngabang, penulis mengusulkan program
rekoleksi untuk para remaja, agar lebih memahami cara penggunaan handphone
dengan bijaksana serta mampu memanfaatkan media handphone sebagai sarana
hidup beriman. Melalui program yang ditawarkan ini diharapkan remaja semakin
sadar bahwa media handphone memberikan manfaat bukan saja dalam kehidupan
sehari-hari melainkan juga dalam kehidupan menggereja demi perkembangan
hidup beriman.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

This undergraduate thesis is entitled "THE IMPACT OF THE USE OF


HANDPHONE ON THE FAITH OF THE YOUTH IN THE LOCAL FAITH
TERITORY CALLED THE REGION OF NGABANG CITY THE HOLY
CROSS PARISH IN WEST BORNEO". This undergraduate thesis is written in
such a way of realizing the fact that communication technology is growing. As
part of modern communication technology, handphone is increasingly
sophisticated and easily be obtained by every person even the youth. It can impact
people, both in a positive and a negative way. The positive impacts such as, it
helps us to be at ease at work, smoothens our communication, easily provides us
the latest information and many more good things, while the negative impacts
might be connected with a sense of how our good attitudes have changed
decreasingly towards others and God. Mobile phone is very helpful for the youth
to easily communicate with their parents, friends and neighbors in a short or in a
long distance. It can also help to follow the latest information with no exception of
the negative effects which will cause problems.
Seeing problems that occur, the author tried to do a research to obtain the
expected data. The author ended up conducting some observations and interviews
with the parish priest, the mentors of the youth and the youth themselves to obtain
the required data. From the research, it had been revealed that the view of the
mentors about the attitude of the youth in the use of mobile phone was not entirely
wise because teens were more fixated on mobile phones and become selfish and
less willing to participate in the society and the Church. In addition, this study
obtained data that the mobile phone had not been fully used for faith formation.
The Church encourages us to use the media of technology to develop the faithful’s
faith. However, it is realized that nowadays, mobile phones have not been used
effectively by the youth for the sake of faith.
To follow up the research that has been done in the local faith territory
called the region of Ngabang City in Holy Cross Parish Ngabang, the author
proposes a recollection program for the youth which will help them to better
understand how to use the hand phone wisely and utilize it as a means that helps
them to live out their faith. Through this program, the youth will hopefully be
more aware of the benefit of the mobile phone not only in a worldly life businesses
but also in the life of the church, especially in connection to the development of
faith.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................... iv
HALAMAN MOTTO....................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vii
ABSTRAK....................................................................................... viii
ABSTRACT..................................................................................... ix
KATA PENGANTAR....................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 4
C. Tujuan Penulisan................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................ 5
E. Metode Penulisan............................................................. 6
F. Presentasi/Sistematika Penulisan....................................... 6
BAB II. DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP 8
HIDUP BERIMAN REMAJA..............................................
A. Hidup di Era Digital........................................................ 9
1. Karakteristik Hidup di Era Digital................................. 9
a. Informasi yang Berlimpah...................................... 10
b. Relasi yang Langsung Namun Bercorak Sepintas dan 11
Dangkal..................................................................
c. Corak Pengetahuan yang Didapat Cepat Namun Tidak 12
Mendalam ..............................................................
d. Bahasa Baru untuk Berkomunikasi.......................... 13
e. Manusia yang Cenderung Semakin Tidak Manusiawi 14
2. Handphone di Era Digital.............................................. 14
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Sejarah Perkembangan Handphone........................... 15


b. Aplikasi dalam Handphone...................................... 16
c. Penggunaan Handphone di Era Digital......................... 19
3. Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Handphone di Era 21
Digital....................................................................
a. Dampak Positif........................................................ 21
b. Dampak Negatif....................................................... 22
B. Hidup Beriman Remaja di Era Digital............................... 24
1. Hidup Beriman di Era Digital....................................... 24
2. Handphone Dalam Hidup Beriman Remaja.................... 27
3. Tantangan Hidup Beriman di Era Digital....................... 30
C. Pembinaan Iman Remaja di Era Digital............................ 33
1. Tahap Perkembangan Iman Remaja............................... 33
2. Pengertian Pembinaan Iman Remaja.............................. 36
3. Tujuan Pembinaan Iman Remaja.................................... 38
a. Remaja Mampu Menemukan Identitas Diri.............. 38
b. Sadar Mengakui dan Mengungkapkan Iman Kekatolikan 39
............................................................
c. Mencapai Kepenuhan Hidup..................................... 39
d. Pendewasaan Iman.................................................. 40
e. Memahami dan Mengetahui Tindakan Etis dan Ajaran 40
Moral Katolik.............................................................
f. Terlibat Aktif Di Lingkungan Gereja dan 40
Masyarakat...............................................................
g. Bijak Dalam Penggunaan Media Digital.................... 41
4. Materi Pembinaan Iman Remaja.................................... 41
BAB III. DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP 45
HIDUP BERIMAN REMAJA DI WILAYAH NGABANG
KOTA, PAROKI SALIB SUCI NGABANG,
KALIMANTAN BARAT
A. Gambaran Umum Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan 45
Barat..............................................................................
1. Sejarah Singkat Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan 45
Barat............................................................................
2. Situasi Umat Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan 50
Barat.............................................................................
a. Jumlah, Pembagian Wilayah dan Lingkungan......... 50
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Kekhasan dan Kehidupan Umat Paroki Salib Suci 52


Ngabang, Kalimantan Barat......................................
3. Kegiatan Pastoral Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan 53
Barat.............................................................................
B. Metodologi Penelitian....................................................... 55
1. Rumusan Permasalahan................................................. 55
2. Tujuan Penelitian.......................................................... 55
3. Manfaat Penelitian ......................................................... 56
4. Penelitian Yang Relevan.................................................. 57
5. Jenis Penelitian............................................................ 58
6. Tempat dan Waktu Penelitian........................................ 59
7. Sampel Penelitian......................................................... 59
8. Variabel Penelitian........................................................ 60
9. Instrumen Penelitian.................................................... 65
C. Hasil dan Pembahasan Penelitian Dampak Penggunaan 67
Handphone Terhadap Hidup Beriman Remaja Di Wilayah
Ngabang Kota, Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan
Barat...............................................................................
1. Hasil Penelitian............................................................. 67
a. Hasil Penelitian Wawancara Pastor Paroki, Pastor 68
Pendamping dan Pendamping..................................
b. Hasil Penelitian Wawancara Kaum Remaja............... 71
2. Pembahasan Hasil Penelitian......................................... 74
a. Penggunaan Handphone............................................. 75
b. Hidup Beriman Remaja............................................... 81
c. Usulan atau Harapan Untuk Mengatasi Dampak 86
Penggunaan Handphone Terhadap Hidup Beriman
Remaja......................................................................
D. Kesimpulan Hasil Penelitian............................................ 87
BAB IV. USULAN PROGRAM “BERSELANCAR MELALUI 91
HANDPHONE”..............................................................
A. Latar Belakang................................................................ 91
B. Sekilas Mengenai Rekoleksi ............................................ 93
C. Metode Appreciative Inquiry............................................. 94
D. Tujuan Program.............................................................. 96
E. Usulan Kegiatan Rekoleksi.............................................. 96
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Tema Umum................................................................ 96
2. Tujuan Rekoleksi.......................................................... 97
3. Peserta.......................................................................... 97
4. Tempat Dan Waktu....................................................... 97
5. Bentuk Rekoleksi.......................................................... 97
6. Sumber Bahan............................................................... 98
7. Metode Rekoleksi........................................................... 98
8. Sarana............................................................................ 98
9. Susunan Acara Rekoleksi................................................ 98
F. Satuan Perisapan Program................................................. 100
1. Satuan Pendampingan Pembukaan..................................... 100
2. Satuan Pendampingan Sesi I........................................... 104
3. Satuan Pendampingan Sesi II............................................. 108
4. Satuan Pendampingan Sesi III.......................................... 111
5. Satuan Pendampingan Sesi IV........................................... 115
BAB V. PENUTUP.......................................................................... 119
A. Kesimpulan...................................................................... 119
B. Saran ............................................................................. 121
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Pertanyaan untuk Remaja 60
Tabel 2. Kisi-kisi Pertanyaan untuk Pastor/Pendamping 62
Tabel 3. Penggunaan Handphone 68
Tabel 4. Hidup Beriman Remaja 69
Tabel 5. Usulan atau Harapan Pastor dan Pendamping untuk 70
Mengatasi Dampak Penggunaan Handphone
terhadap Hidup Beriman Remaja
Tabel 6. Penggunaan Handphone 71
Tabel 7. Hidup Beriman Remaja 72
Tabel 8. Usulan atau Harapan Remaja untuk Mengatasi 74
Dampak Penggunaan Handphone terhadap Hidup
Beriman Remaja
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 124
LAMPIRAN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Transkip Hasil Wawancara (1)


2. Penjelasan Alur Video (15)
3. Foto-foto Kegiatan Selama Penelitian (16)
4. Surat Penelitian (17)
5. Surat Keputusan Uskup Agung Pontianak (18)
6. Susunan Pengurus Dewan Pastoral Paroki Salib Suci Ngabang, (19)
Kalimantan Barat
7. Surat Selesai Penelitian (20)

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci


Seluruh singkatan dalam Kitab Suci ini mdengikuti Alkitab
Deuterukanonika © LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab
Indonesia, ditambah dengan Kitab-kitab Deuterukanonika yang
diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan
diakui oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia). Jakarta: LAI, 2001, hal.8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja


CT : Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese), Anjuran
Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, Klerus
dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober
1979.

EN : Evangili Nuntiandi (Mewartakaan Injil), Anjuran Apostolik Sri


Paus Paulus VI kepada para uskup, imam-iman dan umat beriman
seluruh gereja katolik tentang pewartaan injil dalam dunia modern,
8 Desember 1975.

IM : Inter Mirifica (Upaya-upaya Komunikasi Sosial), dekrit Konsisli


Vatikan II tentang upaya-upaya komunikasi sosial, 4 Desember
1963.

KV II : Konsili Vatikan II

C. Singkatan Lainnya

AI : Apreciative Inquiry

Bapakat : Bapak-Bapak Katolik

BBM : Balckberry Messenger

CDMA : Code Division Multiple access

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DPP : Dewan Pastoral Paroki

EKM : Ekaristi Kaum Muda

FB : Facebook

GSM : Global System for Mobile Communications

HVS :Hourvrij Schrijfpapier

KAS : Keuskupan Agung Semarang

KTM : Kelompok Tritunggal Maha Kudus

KKMK : Komunitas Karyawan Muda Katolik

KWI : Konferensi Waligereja Inonesia

LCD : Liquid Crystal Display

MKS : Minggu Komunikasi Sosial

OMK : Orang Muda Katolik

PNS : Pegawai Negeri Sipil

PKKI :Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan Seindonesia

PPA : Putra Puteri Altar

SMS : Short Message Service

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

TNI : Tentara Nasional Indonesia

TOMK : Temu Orang Muda Katolik

WA : Whats App

WKRI : Wanita Katolik Republik Indonesia

1G : First Generation

2G : Second Generation

3G : Third Generation
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4G : Fourth Generation

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai perkembangan teknologi, tidak dapat dihindari bahwa

pada saat ini kita hidup pada era digital di mana kita menjalani dan menghayati

hidup dalam konteks budaya digital. Kita mengalami dan menyadari

perkembangan komunikasi digital serta pengaruhnya dalam hidup kita sehari-hari

(Komisi Kateketik, 2015:9). Hidup di era digital ini memudahkan setiap orang

untuk berkomunikasi dan memperoleh berbagai macam inforamsi terbaru.

Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat dan sudah tidak dapat

terbendung lagi. Setiap detik selalu bermunculan perubahan-perubahan terbaru.

Perkembangan teknologi ini melahirkan generasi yang disebut sebagai Generasi

Net (Komisi Kateketik, 2015:23). Generasi Net adalah mereka yang lahir dan

telah hidup dalam kekuatan akses dan ketersediaan berbagai macam teknologi

terbaru. Bagi mereka yang hidup dan menghayati perkembangan teknologi

perubahan ini menjadi hal yang sangat disyukuri karena hal ini dapat

mempermudah pekerjaan dan kegiatan mereka. Tetapi bagi mereka yang baru

mengenal perkembangan teknologi hidup pada zaman digital ini menjadi sesuatu

yang baru dan mereka harus menyesuaikan diri kembali.

Kemajuan teknologi ini dapat mengubah cara pandang dan perilaku

mereka dalam hidup berkomuikasi. Hal ini menyebabkan mereka mengandalkan

teknologi dalam berbagai sendi kehidupan misalnya berkomunikasi,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bersosialisasi, belajar dan bermain. Dengan kemajuan yang terjadi ini masyarakat

sangat berminat dengan hal-hal yang cepat dan instan. Situasi yang terjadi ini

dapat dijadikan sebagai dampak positif dari kemajuan teknologi sekaligus dampak

negatif.

Dengan adanya kemajuan teknologi ini menjadi salah satu hal yang

menjadi perhatian Gereja. Gereja tidak dapat menutup mata dengan perubahan

zaman yang semakin pesat ini. Telah banyak tanggapan yang diberikan Gereja

mengenai keadaan di era digital ini misalnya adalah dokumen-dokumen yang

dikeluarkan oleh Gereja Inter Mirifica (IM) Konsili Vatikan II, Ensiklik Paus

Paulus VI tahun 1975 tentang Evangili Nuntandi (EN), serta setiap tahun Bapa

Suci memberikan Surat Gembala dalam rangka Hari Komunikasi Sosial Sedunia

dan masih banyak lagi tanggapan yang diberikan Gereja.

Dari pesan-pesan yang telah diberikan oleh Paus itu nampak dengan jelas

bahwa Gereja juga menyikapi perkembangan media digital ini. Mengingat

pengaruhnya yang begitu luas dan signifikan Paus selaku pemimpin Gereja

menyatakan sikap pastoralnya bahwa media sebagai anugerah Allah. Dengan

adanya media timbul banyak peluang bagi Gereja untuk melaksanakan pewartaan

dan evangilisasi. Gereja juga semakin menyadari bahwa perubahan teknologi ini

lebih berdampak banyak kepada mereka yang lahir dalam zaman serba ada ini

misalnya anak-anak, remaja dan kaum muda yang sangat rentan akan kemajuan

teknologi ini. Oleh karena itu Gereja sangat memperhatikan dan memanfaatkan

teknologi ini sebagai sarana pewartaan dan evangilisasi, karena jika tidak

dimanfaatkan maka dengan adanya perubahan budaya ini dapat berpengaruh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kepada hidup beriman anggota Gereja tanpa terkecuali anak-anak, remaja dan

kaum muda.

Kemajuan teknologi ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia bahkan

sampai di desa-desa. Tanpa terkecuali juga di daerah Ngabang, Kalimantan Barat

telah mengalami kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi ini semakin

menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi, saat ini baik orang dewasa

sampai dengan anak kecil telah memiliki alat teknologinya sendiri misalnya

handphone. Handphone adalah salah satu alat teknologi yang saat ini mudah

didapatkan. Melalui handphone kita dapat berkomunikasi dengan mudah dan

dapat memperoleh informasi dengan cepat. Informasi yang tersedia ini bisa jadi

informasi yang positif maupun negatif, bayangkan jika yang mendapat informasi

negatif ialah mereka yang masih kecil dan remaja sehingga dapat mempengaruhi

hidup beriman mereka.

Remaja di wilayah Ngabang Kota hampir rata-rata telah memiliki

handphone sebagai sarana berkomunikasi dan menjalin relasi. Bagi remaja

khususnya di wilayah Ngabang Kota, handphone merupakan salah satu barang

yang harus dimiliki agar mereka bisa selalu update akan informasi yang ada.

Kehidupan remaja di wilayah Ngabang Kota sudah mulai dipengaruhi oleh

kemjuan-kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi ini membawa dampak

positif dan negatif kepada kehidupan remaja di wilayah Ngabang Kota, dampak-

dampak tersebut secara tidak langsung sudah terlihat, dampak positif memberikan

banyak manfaat bagi remaja, tetapi dampak negatif dapat menjerumuskan mereka

dalam hal yang tidak baik, prestasi yang menurun, kecanduan game, dan banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

remaja yang masih duduk di bangku SMP-SMA terpaksa nikah muda dikarenakan

terjerumus dalam pergaulan bebas yang disebabkan oleh pengaruh teknologi dan

kurangnya perhatian dari orangtua akan penggunaan teknologi. Dengan demikian

melihat situasi yang terjadi ini penulis mengambil inisiatif judul yaitu “DAMPAK

PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP HIDUP BERIMAN REMAJA DI

WILAYAH NGABANG KOTA, PAROKI SALIB SUCI NGABANG,

KALIMANTAN BARAT”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan pendamping dan remaja tentang sikap remaja di

wilayah Ngabang Kota terhadap penggunaan handphone?

2. Sejauh man a handphone sudah digunakan dalam pembinaan hidup beriman

remaja di wilayah Ngabang Kota?

3. Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan

handphone dalam pembinaan hidup beriman remaja?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pandangan pendamping tentang sikap remaja di wilayah

Ngabang Kota terhadap penggunaan handphone?

2. Mengetahui sejauh mana handphone sudah digunakan dalam hidup beriman

remaja di wilayah Ngabang Kota?

3. Menemukan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif

penggunaan handphone dalam hidup beriman remaja


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi remaja:

Dengan adanya penulisan ini, para remaja mengetahui bahwa handphone

yang mereka miliki bukan hanya sebatas teknologi komunikasi saja tetapi

juga mampu menjadi sarana pembinaan hidup beriman mereka. Selain itu

pula melalui penulisan ini para remaja semakin mampu untuk

memanfaatkan dengan sebaik-baiknya handphone yang mereka miliki

sesuai dengan saran yang dianjurkan oleh Gereja demi perkembangan

iman mereka.

2. Bagi pendamping remaja:

Dengan adanya penulisan ini pendamping mampu untuk memanfaatkan

media teknologi terutama handphone sebagai sarana pembinaan iman bagi

para remaja serta mengetahui berbagai metode yang digunakan untuk

pembinaan iman remaja.

3. Bagi pastor paroki:

Dengan adanya penulisan ini pastor paroki semakain menyadari bahwa

pembinaan iman remaja semakin perlu ditingkatkan. Terutama dengan

memanf aatkan media teknologi handphone sebagai sarana pembinaan

hidup beriman remaja.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Metode Penulisan

Metode penulisan ini adalah deskriptif analitis yaitu memaparkan,

menguraikan serta menganalisis permasalahan yang ada, sehingga ditemukan

jalan pemecahan yang tepat. Dalam penulisan ini penulis memaparkan

penggunaan handphone terhadap hidup beriman remaja di Wilayah Ngabang

Kota, Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat. Data yang dibutuhkan,

diperoleh dengan menggunakan wawancara terhadap Pastor paroki, Pastor

Pendamping, Pendamping dan kaum remaja mengenai penggunaan

handphone terhadap hidup beriman remaja. Dari pernyataan tersebut penulis

mengambil metode penelitian dengan menggunakan penelitian kualitatif.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu

(Sugiyono, 2013:14)

F. Presentasi/Sistematika Penulisan

Bab I. Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang serta penegasan

judul, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penulisan,

manfaat penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II. Dalam bab ini ada 3 bagian, bagian pertama memuat penjelasan

mengenai Hidup Di Era Digital : 1. Karakteristik hidup di era digital

2. Handphone di era digital 3. Dampak positif dan negatif handphone

di era digital. Bagian kedua berisi penjelasan mengenai Hidup

Beriman Remaja di Era Digital yang meliputi: 1. Hidup Beriman di


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Era Digital 2. Handphone dalam Hidup Beriman Remaja 3. Tantangan

Hidup Beriman di Era Digital. Bagian ketiga membahas Pembinaan

Iman Remaja di Era Digital yang meliputi : 1. Tahap Perkembangan

Iman Remaja 2. Pengertian Pembinaan Iman Remaja, dan 3. Tujuan

Pembinaan Iman Remaja.

Bab III. Dalam bab ini pada bagian pertama berisi gambaran umum mengenai

situasi paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat yang meliputi

sejarah paroki, situasi paroki dan kegiatan pastoral apa saja yang

diadakan oleh paroki. Pada bagian kedua akan berisi mengenai

metodologi penelitian yang meliputi rumusan masalah, tujuan

penulisan, manfaat penulisan, penelitian yang relevan, jenis penulisan,

tempat dan waktu penelitian, sampel penelitian dan variabel

penelitian. Pada bagian ketiga berisi hasil dan pembahasan peneiltian,

yang meliputi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Pada

bagian keempat akan berisi mengenai kesimpulan hasil penelitian.

Bab IV. Bab ini membahas program yang dilaksanakan untuk membantu

pendamping, untuk memanfaatkan handphone sebagai sarana dalam

hidup beriman remaja di wilayah Ngabang Kota, Paroki Salib Suci

Ngabang, Kalimantan Barat.

Bab V. Bab ini memuat kesimpulan dan saran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP HIDUP
BERIMAN REMAJA

Pada era digital ini tidak dapat dimungkiri lagi bahwa kehidupan manusia

tidak dapat dipisahkan dari kemajuan teknologi termasuk pula handphone. Dapat

dikatakan bahwa penggunaan teknologi termasuk handphone hampir menyentuh

seluruh kehidupan manusia. Penggunaan handphone dalam kehidupan sehari-hari

telah mempengaruhi kehidupan pribadi, sosial, keluarga bahkan hidup beriman.

Penggunaan handphone yang mempengaruhi seluruh segi kehidupan ini,

Menimbulkan banyak manfaat yang dapat digunakan oleh manusia. Kendati

demikian penggunaan handphone ini pula menimbulkan dampak yang kurang

baik bagi kehidupan umat manusia.

Dalam bab II ini penulis akan mengulas dampak penggunaan handphone

terhadap hidup beriman remaja. Bab II ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

bagian pertama memuat penjelasan mengenai hidup di era digital yang meliputi

karekteristik era digital, penggunaan handphone di era digital, dan dampak positif

dan negatif penggunaan handphone di era digital. Bagian kedua membahas hidup

beriman remaja di era digital yang meliputi hidup beriman di era digital,

handphone dalam hidup beriman remaja dan tantangan hidup beriman di era

digital. Bagian ketiga membahas pembinaan iman remaja di era digital yang

meliputi tahap perkembangan iman remaja, pengertian pembinaan iman remaja,

tujuan pembinaan iman remaja dan materi pembinaan iman remaja.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Hidup Di Era Digital

Kemajuan teknologi membawa banyak perubahan dalam kehidupan

manusia misalnya perubahan karakteristik budaya, perilaku dan cara

berkomunikasi (Komisi Kateketik, 2015:10). Kemajuan teknologi digital saat ini

telah membawa manusia dalam sebuah dunia yang baru, sebuah dunia yang tak

bisa lagi dilepaskan dari perangkat elektronik. Kita berada dalam gelombang era

digital. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia ini pada

akhirnya membawa konsekuensi tersendiri karena akan menimbulkan dampak

yang positif maupun negatif.

1. Karakteristik Hidup Di Era Digital

Saat ini zaman telah berubah semakin maju dan telah berada di era digital.

Era digital adalah dimana manusia menjalani dan menghayati hidup dalam

konteks budaya digital, dalam arti bahwa setiap kegiatan sehari-hari yang kita

lakukan tidak terlepas dari peran teknologi. Perkembangan teknologi ini

menghadirkan perubahan pada karakter budaya dan perilaku komunikasi manusia,

sadar atau pun tidak setiap orang yang hidup dalam era digital ini pastilah

mengalami perubahan karakter dan sikap dalam menghayati dan menjalankan

hidup sehari-hari.

Budaya baru di era digital ini menimbulkan suatu perubahan yang

signifikan, dapat dilihat dan dirasakan secara langsung. Karakteristik hidup era

digital ditandai oleh informasi yang berlimpah, relasi yang langsung namun

bercorak sepintas dan dangkal, corak pengetahuan yang didapat cepat namun tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

mendalam, bahasa baru untuk berkomunikasi, dan manusia yang cenderung

semakin tidak manusiawi (Komisi Kateketik, 2015:10)

a. Informasi yang Berlimpah

Saat ini dengan adanya perkembangan teknologi, maka semakin banyak

perubahan yang kita rasakan. Salah satunya dapat dirasakan dalam dunia

komunikasi. Saat ini dunia komunikasi digital lewat internet membuka gudang

informasi yang tadinya tidak terjangkau oleh banyak orang (Komisi Kateketik,

2015:10). Setiap orang dapat mengakses berbagai macam informasi-informasi

mengenai berbagai hal yang ingin mereka ketahui. Informasi ini dapat diperoleh

dengan sangat cepat, dan sarana untuk memperoleh informasi ini pun berbagai

macam, misalnya internet, televisi, radio, media cetak, dan lain-lain.

Informasi yang diterima dari berbagai sumber tersebut dapat diperoleh

dengan mudah. Informasi dapat berisi apa saja yang diinginkan oleh pencari

informasi tersebut. Internet adalah salah satu sumber untuk mencari banyak

informasi. Internet mengusung ide yaitu akses kemudahan (Pando, 2014:37).

Informasi saat ini dapat berisi berita-berita terkini misalnya politik, kemanusiaan,

pengetahuan, bahkan kehidupan beriman.

Informasi selain mudah didapat juga jumlahnya berlimpah. Dalam satu

situs kita bisa memperoleh banyak informasi yang ada. Saat ini internet tidak

dapat kita hitung lagi jumlah website yang menyajikan berbagai macam informasi

terkini. Begitu pula televisi, saat ini telah banyak stasiun televisi yang dapat kita

saksikan dan menyajikan banyak informasi. Begitu pula radio sudah semakin

beragam frekunsi yang dapat kita dengarkan. Sama halnya pula dengan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

cetak dan lain-lain. Melalui informasi yang berlimpah ini kita menjadi orang yang

update akan situasi yang terjadi saat ini, semakin menambah pengetahuan, tetapi

di sisi lain pula kita juga dapat terpengaruh dengan informasi hoax (berita

bohong) mengenai situasi yang terjadi.

b. Relasi yang Langsung namun Bercorak Sepintas dan Dangkal

Perkembangan teknologi yang canggih telah memberikan kemudahan dan

kenyamanan bagi kita untuk saling menyapa saudara atau pun teman baru di dunia

maya. Saat ini internet telah membuka kemungkinan yang amat luas untuk

menjalin relasi dengan orang-orang yang barangkali belum pernah dijumpai

secara fisik (Komisi Kateketik, 2015:11). Komunikasi dapat dilakukan melalui e-

mail, facebook, twitter, bbm, whatsapp, instagram, path dan masih banyak lagi

media sosial yang ada. Relasi ini dapat terjalin dengan saling sapa melalui

tanggapan dan komentar yang disertakan saat teman atau pun kenalan kita

mengunggah aktifitasnya di media sosial.

Dengan demikian kemajuan teknologi saat ini membuat kita merasa

nyaman dan mudah untuk menjalin relasi dengan banyak orang tanpa harus

berkontak secara fisik. Tetapi perlu diwaspadai bahwa dengan kemudahan yang

didapat ini bisa menimbulkan relasi dengan dunia nyata menjadi terhambat

bahkan terputus.

Relasi langsung yang dimaksud di sini bahwa untuk menjalin komunikasi

tidak perlu bertemu secara langsung, tetapi hanya dengan video- call saat ini orang

mampu berelasi dengan efektif. Dengan demikian seseorang tak perlu menempuh

jarak jauh hanya untuk mengunjungi keluarga atau kerabat (Pando, 2014:37).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Selain untuk membangun relasi dengan keluarga, saat ini juga dunia maya mampu

untuk membangun relasi dengan orang-orang baru yang belum pernah ditemui,

hal inilah yang disebut sepintas. Sama halnya dengan relasi yang dangkal bahwa

seseorang belum benar-benar tahu dan secara mendalam mengenal pribadi orang

tersebut.

c. Corak Pengetahuan yang Didapat Cepat namun Tidak Mendalam

Pengetahuan yang didapat saat ini diperoleh secara cepat dan hal ini

menimbulkan konsekuensi yang harus diterima. Penampilan atau permukaan

menggantikan kedalaman, kecepatan menggantikan refleksi yang mendalam

(Komisi Kateketik, 2015: 11), yang artinya bahwa saat ini kita menjadi generasi

yang hanya melihat dari sampul luarnya saja tanpa melihat apakah isi yang

disampaikan sangat mendalam dan membicarakan nilai-nilai yang baik demi

perkembangan. Adanya kemajuan teknologi juga menjadikan kita generasi yang

tidak mementingkan proses untuk memperoleh pengetahuan tersebut, tapi lebih

menginginkan kecepatan untuk memperolehnya.

Generasi yang sejak kecil sudah disuguhi dengan internet akan mengalami

proses perkembangan dan pembentukan pengetahuan secara cepat memlaui aduio-

visual tanpa melewati proses penalaran (Komisi Kateketik, 2015:11). Google dan

Yahoo menjadi alat untuk menjawab segala sesuatu yang menjadi persoalan bagi

pelajar sehingga mereka kurang menyediakan waktu untuk lebih dalam

memperoleh pengetahuan dan menemukan jawaban dengan proses belajar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

d. Bahasa Baru untuk Berkomunikasi

Dalam masa ini bahasa yang paling menyentuh emosi oleh sebagian orang

adalah bahasa audio-visual. Audio-visual menggunakan gambar dengan musik

yang menyentuh, sehingga penyampaian unsur-unsur emosional menjadi kaya

(Komisi Kateketik, 2015:12). Bahasa memiliki fungsi sebagai ekspresi diri yang

mengandung pengertian bahwa bahasa berfungsi untuk menyalurkan perasaan,

sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan pembicara. Bahasa sebagai alat untuk

mengekspresikan diri dapat menjadi media untuk menyatakan keberadaan

(eksistensi) diri, membebaskan diri dari tekanan emosi.

Selain itu, bahasa juga memiliki fungsi sebagai informasi yang dapat di

sampaikan kepada keluarga maupun anggota-anggota masyarakat. Seperti berita,

pengumuman, petunjuk pernyataan lisan ataupun tulisan melalui media massa,

baik media cetak (koran, majalah, dan lain-lain) ataupun elektronik (televisi,

radio, website atau blog, dan lain-lain). Melalui bahasa juga, seseorang dapat

belajar tentang adat istiadat, pola hidup, perilaku, dan etika dalam masyarakat.

Jika seseorang mudah beradaptasi dengan masyarakat, maka dengan mudah juga

dia akan membaurkan diri dalam kehidupan masyarakat. Bahasa juga dapat

berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Jika fungsi ini

berjalan dengan baik, semua kegiatan sosial akan berlangsung dengan baik juga.

Seperti menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang yang komunikatif dan

persuasif. Oleh karena itu, dengan bahasa seseorang bisa mengembangkan

kepribadian dan nilai-nilai sosial kepada tingkat yang lebih berkualitas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

e. Manusia yang Cenderung Semakin Tidak Manusiawi

Komunikasi yang berlangsung dalam era digital ini tidak mengalami

perjumpaan fisik secara langsung dan akhirnya menimbulkan pertanyaan serta

tantangan: apakah orang yang kita jumpai di dunia virtual ini sungguh tulus untuk

menjalin relasi dengan kita (Komisi Kateketik, 2015:12). Selain itu pula dengan

kemudahan yang ada perlu ditanyakan apakah mereka memiliki komitmen dan

kesetian akan etiket baik.

Kemajuan jaman telah banyak merubah sikap dan sifat manusia menjadi

tidak manusiawi misalnya saat ini yang sering terjadi adalah banyaknya penipuan

melalui media sosial bahkan sampai dengan kasus kriminal yaitu, penculikan,

pemerkosaan dan akhirnya pembunuhan. Sebenarnya kemajuan teknologi ini bisa

sangat membantu dan banyak dampak positifnya, tetapi perlu diperhatikan pula

bahwa dampak negatif tidak dapat dimungkiri.

Hidup di era digital sebenarnya susah-susah gampang. Meskipun budaya

yang baru menimbulkan banyak perubahan besar, tetapi jika setiap orang mampu

untuk menggunakan dan memanfaatkan era digital sebaik mungkin teknologi ini

mampu membawa perubahan besar yang lebih baik.

2. Handphone Di Era Digital

Handphone adalah salah satu alat teknologi yang perubahannya terlihat

cepat dan signifikan. Handphone juga saat ini banyak memberikan manfaat bagi

pengguna yang memilikinya sehingga saat ini handphone menjadi alat

komunikasi yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Kemajuan dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

handphone ini pun tidak terlepas dari sejarah perkembangan alat ini. Aplikasi

dalam handphone juga memberi manfaat bagi penggunaannya dalam era digital

ini. Hal-hal tersebut membawa konsekuensi tersendiri bagaimana cara

penggunaanya dalam era digital ini.

a. Sejarah Perkembangan Handphone

Telepon genggam atau yang sering dikenal dengan istilah handphone

adalah media komunikasi yang memiliki kemampuan sama seperti fixed line dan

dapat dengan mudah dibawa kemana saja (portable), juga tidak perlu

disambungkan dengan jaringan telepon kabel (nirkabel,wireless). Saat ini

Indonesia memiliki dua jaringan telepon yaitu GSM dan CDMA dan dengan

semakin berkembangnya jaman saat ini handphone telah semakin berkembang

dan menggunakan 3G, yaitu handphone telah memasuki layanan internet dengan

wireless.

Dikatakan bahwa penemu dari sistem telepon genggam ini ialah Martin

Cooper yaitu seorang karyawan yang bekerja di pabrik Motorola pada tanggal 3

April 1937. Menurut Ferry Hermasyah di dalam blognya perkembangan

handphone dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu: generasi awal, generasi

pertama (1G), generasi kedua (2G), generasi ketiga (3G) dan generasi ke empat

(4G) (http://teknologi-mu.blogspot.co.id/2012/09/sejarah-handphone-dan-

perkembangannya.html. )

Dalam perkembangan telepon seluler telah banyak perubahan-perubahan

yang terjadi di dalam sistem telekomunikasi tersebut. Dari saat pertama

pengeluaran, handphone hanya dapat digunakan dari satu arah dan kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

berkembang menjadi dua arah dan akhirnya perkembangan semakin canggih. Saat

ini handphone telah masuk dalam generasi 4G yang memudahkan pengguna

mengakses segala hal melalui handphone.

Dengan demikian dari awal pertama keluar dan akhirnya sampai pada

generasi ke 4 ini telah banyak perubahan yang dialami oleh pengguna handphone

tersebut. Pengguna handphone bukan hanya dari kalangan orang dewasa saja,

tetapi saat ini anak kecil pun sudah menggunakan handphone dengan lancar.

Media komunikasi tersebut saat ini bukan hanya sebagai sarana untuk

berkomunikasi tetapi sebagai alat untuk melakukan banyak hal misalnya yang

menyangkut tentang soal pekerjaan, pendidikan, bisnis dan masih banyak yang

lainnya. Semakin berkembangnya jaman, semakin canggih pula teknologi yang

dihasilkan manusia. Dalam sebuah handphone kecil yang digenggam dengan

tangan, maka seseorang tersebut dapat mengetahui segala hal yang ingin

diketahuinya. Dengan demikian para pencipta semakin mengembangkan sistem

handphone menjadi lebih canggih lagi dengan menawarkan berbagai macam

aplikasi terbaru dan berbagai macam media sosial yang ada dan semuanya dapat

digunakan melalui handphone yang kita miliki.

b. Aplikasi dalam Handphone

Dalam era digital ini melalui handphone telah tersedia berbagai macam

aplikasi, misalnya saja, android. Android adalah sistem operasi yang dirancang

untuk telepon pintar, komputer atau tablet. Android sendiri memiliki beberapa

jenis yaitu cupcake, donut, eclair, froyo, gingerbread, honeycomb, ice cream,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

sandwich, jellybean, kitkat. Tujuan android ini diciptakan ialah untuk

keseragaman lingkungan pengembangan aplikasi di mobile phone, untuk

konsistensi akses hardwear, dan untuk ekosistem mobile phone yang bertenaga,

kaya fitur, aman dan terjangkau (Zamorny, 2016 : 2). WhatsApp: adalah salah satu

aplikasi messenger yang saat ini banyak digemari dan digunakan oleh pengguna

ponsel pintar. Aplikasi ini seperti SMS yang digunakan untuk mengirim pesan,

tetapi lebih dari itu, whatsapp ini dapat digunakan untuk mengirim video, lagu,

bahkan dapat saling mengirin pesan suara (Hilmi & Java, 2015 ; 36). BBM: BBM

merupakan singkatan dari Blackberry messenger yang saat itu hanya dapat

digunakan melalui sistem operasi blackberry namun saat ini sistem ini sudah

dapat digunakan melalui android atau i-phone.

BBM sendiri berguna untuk saling menerima dan mengirim pesan, video,

gambar, atau file-file yang dapat dikirim melalui BBM, dan saat ini juga BBM

sudah bisa untuk melakukan panggilan. BBM disini juga dapat berfungsi untuk

mengetahui apa yang dilakukan atau pun dirasakan oleh orang-orang yang ada di

kontak BBM dengan melihat status yang mereka tuliskan di BBM tersebut. (Hilmi

& Java, 2015 ; 30). Game: adalah salah satu aplikasi yang juga sangat diperlukan

oleh pengguna handphone. Game sangat digemari karena dapat membantu

seseorang untuk sejenak refreshing dari pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya.

Berbagai macam game dapat dengan mudah diinstal melalui layanan play store

yang ada di dalam handphone yang kita miliki.

Sebenarnya masih banyak lagi aplikasi yang sering digunakan oleh

pengguna handphone ini. Semakin bertambahnya tahun semakin pula bertambah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

aplikasi-aplikasi terbaru yang banyak memberikan keasikan tersendiri bagi para

penggunanya. Semua aplikasi-aplikasi yang terdapat di dalam handphone ini

sangat baik dan banyak manfaat yang dapat diperoleh jika saja pengguna dengan

bijak untuk menggunakannya, terutama bagi pelajar yang sudah diperbolehkan

untuk memiliki handphone atau ponsel pintar dari orang tua mereka. Dengan

demikian diharapkan orang tua mampu untuk memperhatikan penggunaan

handphone oleh pelajar.

Saat ini segala aplikasi yang telah banyak diperbaharui oleh para pakar

teknologi ini bukan menjadi hal yang asing lagi untuk banyak orang. Penggunaan

berbagai aplikasi yang ada ini disadari bahwa memang benar bahwa karakteristik

era digital telah membawa pengaruh dalam kebudayaan. Dengan berbagai macam

aplikasi yang ada misalnya whatsaap, bbm, facebook kita dapat membagikan

informasi dan memperoleh informasi dengan cepat. Selain itu pula melalui

aplikasi-aplikasi tersebut relasi terhadap orang lain pun menjadi mudah. Selain

untuk berkomunikasi dengan sahabat, kita pula dapat berkenalan dan menjalin

relasi dengan orang yang belum pernah kita kenal dan temui sebelumnya, tetapi

relasi ini hanya bersifat sepintas dan dangkal. Melalui aplikasi google dan yahoo

pula kita mampu memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru dengan cepat tetapi

akibatnya pengetahuan yang kita dapat ini tidak mendalam karena tidak melewati

proses yang panjang. Dengan aplikasi youtube kita pun mendapat hiburan dari

video-video yang mampu mengajak kita untuk berbenah diri dan mengembangkan

kualitas hidup dan menjadi kreatif, karena saat ini setiap orang lebih merasa

tersentuh dengan bahasa audio-visual. Perlu diperhatikan dengan aplikasi-aplikasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

yang ada dalam handphone ini bahwa mampu menjadikan manusia cenderung

kurang manusiawi, karena manusia sudah mulai sibuk dengan diri sendiri dan

akhirnya kurang perduli dengan orang lain.

c. Penggunaan Handphone di Era Digital

Handphone adalah salah satu alat yang menjadi pegangan untuk

memperluas komunikasi dan menjalin relasi dengan siapa pun. Penggunaan

handphone di era digital ini sendiri sebagai alat untuk saling berkomunikasi dan

saling bertukar informasi. Informasi diperlukan agar setiap orang mampu untuk

update terhadap masalah-masalah yang terjadi saat ini. Penggunaan dari

handphone ini pun dapat dimanfaatkan untuk memperoleh pengetahuan baru dan

bagi para pe-bisnis penggunaan handphone juga sebagai sarana untuk

melancarkan bisnis yang sedang mereka dijalani.

Handphone sangat bermanfaat bagi kita yang menggunakannya. Manfaat

yang diterima setiap orang berbeda-beda, tergantung dari tujuan mereka

menggunakan handphone tersebut. Misalnya bagi pengusaha, handphone menjadi

satu alat yang dapat memperlancar relasi mereka dengan rekan bisnisnya,

sehingga kerjasama mereka dapat lancar. Bagi orangtua handphone dapat

mempermudah orangtua untuk berkomunikasi dengan anaknya jika jarak menjadi

penghalang. Bagi kaum muda handphone menjadi salah satu alat yang sangat

bermanfaat untuk melihat kabar terbaru dan untuk saling berkomunikasi di media

sosial. Penggunaan handphone saat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

untuk mengembangkan hidup beriman, dengan cara mencari berbagai sumber

untuk pendalaman iman secara pribadi atau pun kelompok.

Banyak manfaat yang kita terima melalui keberadaan handphone ini. Akan

tetapi di sisi lain, telah dikatakan bahwa kemajuan media ini otomatis telah

menjadi kebudayaan yang kita jalani saat ini. Kemajuan teknologi, termasuk

handphone dapat memicu banyak kerugian, terutama bagi remaja yang secara

langsung cepat terkena oleh dampak kebudayaan global ini (Sudarminta, 1989,

24).

Penggunaan handphone yang sejatinya untuk berkomunikasi dan bertukar

informasi ini bisa sangat bermanfaat bagi kita, jika kita mampu untuk

menggunakannya dengan bijak. Aplikasi yang berfungsi untuk berkomunikasi

yang ada dalam handphone seperti BBM, whatsapp, line, facebook ini dapat

dijadikan sarana perkembangan diri tertuama perkembangan iman, jika saja yang

menggunakannya melakukan hal tersebut. Seperti penulis yang memiliki akun

whatsapp dan tergabung dalam suatu grup selalu mendapatkan informasi terbaru

mengenai kegiatan-kegiatan pengembangan diri dan juga mendapatkan kesegaran

rohani dari renungan harian yang dikirimkan di dalam grup whatsapp tersebut.

Handphone yang dimiliki sebagai media komunikasi ini mampu mengajak seluruh

masyarakat untuk menularkan segi-segi positif dari penggunaan media handphone

ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

3. Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Handphone di Era Digital

Handphone dari tahun ke tahun berkembang dengan sangat cepat. Dari

pengalaman, berbagai jenis handphone telah banyak keluar dan sudah banyak

juga dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat termasuk kalangan anak-anak,

remaja dan kaum muda yang menjadi generasi net. Jika dilihat, dulu bentuk dan

ukuran handphone sangatlah besar tetapi semakin majunya era globalisasi maka

bentuk dan ukuran handphone semakin tipis sehingga semakin mudah untuk

dibawa kemana pun dan kapan pun.

a. Dampak Positif

Dengan adanya aplikasi-aplikasi terbaru setiap orang dipermudah dalam

hal menambah wawasan dan juga update akan situasi yang terjadi masa kini.

Handphone juga bermanfaat sebagai penyedia informasi bagi setiap orang yang

membutuhkan informasi secara cepat. Informasi yang didapat pun sangat

berlimpah. Dengan adanya handphone di era digital ini setiap orang dimudahkan

untuk saling berkomunikasi dan menjalin relasi dengan setiap orang. Melalui

handphone kita tidak perlu lagi khawatir dengan jarak. Dengan menggunakan

telepon dan video-call kita sudah dapat mengetahui kabar dari keluarga, sanak-

saudara dan sahabat yang jaraknya sangat jauh dari kita. Melalui handphone

jangkauan bukanlah penghalang.

Di era digital ini pula, handphone menjadi sarana untuk bisnis dan

menambah penghasilan. Melalui handphone setiap orang yang menjalankan bisnis

dapat dengan mudah membagikan informasi mengenai bisnis yang dijalankannya.

Selain untuk kegiatan material, handphone juga membantu kita untuk lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

terbuka akan penggunaan media teknologi sebagai sarana perkembangan iman.

Handphone dapat dimanfaatkan untuk hidup beriman misalnya untuk sarana

mencari doa-doa tertentu melalui aplikasi yang dapat di instal melalui play store,

misalnya aplikasi eKatolik. Dalam aplikasi ini tersedia alkitab elektronik,

kumpulan-kumpulan doa, renungan harian, jadwal misa, riwayat orang kudus,

ibadat harian dan doa rosario. Dengan penggunaan yang tepat maka handphone

sungguh dapat membantu dan memberikan banyak manfaat demi perkembangn

hidup.

b. Dampak Negatif

Menurut (Lita 2014: 20), bisa dilihat saat ini alat komunikasi mampu

membuat orang yang menggunakannya tidak perduli dengan keadaan sekitar,

contoh saja jika seseorang sedang menunggu, entah menunggu giliran saat berobat

atau menunggu antiran tiket nonton. Seringkali kita liat orang-orang tidak lagi

berkomunikasi satu dengan yang lain karena mereka sedang asyik dengan

kegiatan dan kesibukannya sendiri. Padahal dulu saat handphone belum

berkembang seperti sekarang ini, orang-orang lebih senang untuk berinteraksi

dengan yang lain, karena sebuah komunikasi yang nyata sangat penting dan

menyenangkan sambil menunggu. Dengan demikian komunikasi dengan interaksi

langsung saat ini telah menjadi hal yang asing bagi kalangan masyarakat terutama

para pelajar. Dengan demikian handphone menyebabkan penggunanya

mengasingkan diri dari dunia luar.

Dampak negatif dari penggunaan handphone ini pula dapat dilihat dari

banyaknya informasi yang sangat mudah didapat melalui handphone. Informasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

memang perlu, tetapi dengan berlimpahnya informasi, maka akan ada oknum

tertentu yang menyebarkan provokasi atau pun keresahan dari informasi yang

disebarkan. Selain itu pula ada informasi yang disebut hoax. Dengan demikian

butuh sikap kritis dalam hal ini. Saat ini pula dampak negatif dari handphone

mampu membuat anak-anak atau para kaum muda yang hidup di jaman abad ke

21 ini menjadi anak-anak yang malas untuk menulis (Lita 2014: 20) . Karena jika

ada hal yang bisa dengan mudah didapatkan kenapa harus melewati jalan yang

berliku-liku. Dengan browsing dari internet dengan mudah para pelajar benyak

menemukan bahan untuk mengerjakan pekerjaan sekolah. Tetapi terkadang

kemudahan ini membuat pelajar berpikir untuk copy-paste bahan-bahan tersebut,

sehingga pekerjaan secara otomatis telah selesai dengan beberapa klik saja.

Handphone juga menjadikan kita tidak terlalu peduli dengan keadaan

sekitar, relasi dengan orang lain juga dengan Allah sendiri menjadi dangkal.

Adanya handphone ini menjadikan manusia kurang setia, kurang mendalam saat

menjalin relasi dengan sesama terlebih Allah. Selain itu pula dalam kehidupan

menggereja handphone menjadi penyebab umat yang sedang bersembayang

menjadi terganggu jika ada umat lain di sebelahnnya tidak konsentrasi saat

mengikuti ibadahnya dengan memainkan handphone saat ibadah berlangsung.

Penggunaan handphone yang kurang tepat juga dapat menimbulkan kasus-kasus

kriminal seperti penipuan yang akhirnya berujung penculikan, pemerkosaan

bahkan pembunuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

B. Hidup Beriman Remaja di Era Digital

Kemajuan teknologi telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi orang-orang

yang menggunakannya, segala segi kehidupan mereka tidak dapat dilepaskan dari

kemajuan teknologi termasuk juga hidup beriman mereka. Hidup beriman di era

digital merupakan suatu tantangan tersendiri bagi umat beriman dan juga

termasuk kaum remaja, dimana teknologi digital mampu membawa dampak

terhadap hidup beriman khususnya hidup beriman para remaja. Handphone dalam

hidup beriman remaja juga merupakan salah satu alat teknologi yang ikut

mempengaruhi hidup beriman remaja. Dengan hidup di era digital ini kita pun

menemukan tantangan-tantangan yang patut di perhatikan demi perkembangan

hidup beriman, terutama hidup beriman remaja.

1. Hidup Beriman Di Era Digital

Iman adalah sapaan yang datang dari Allah kepada manusia dan

selanjutnya manusia menanggapi sapaan Allah tersebut dengan kepercayaan dan

pengharapan penuh, itulah iman. Tetapi iman saja tidaklah cukup untuk

mendapatkan pengharapan yang telah Allah janjikan. Iman haruslah disertai

dengan perbuatan kasih. “Iman tanpa perbuatan adalah mati” (bdk, Yak 2:26).

Iman yang telah dimiliki haruslah terus hidup dan bertumbuh melalui perbuatan

kasih. Iman tidak hanya sekali jadi, tetapi iman perlu dipupuk dan terus-menerus

dikembangkan melalui proses. Sejalan dengan perkembangan jaman, iman pula

harus perlu diintegrasikan dengan kemajuan jaman. Adanya kemajuan jaman dan

teknologi ini, juga mempengaruhi perkembangan iman dewasa ini. Paus Yohanes

XXIII dan Paus Fransiskus mengatakan bahwa media merupakan anugerah Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Gereja telah menyadari bahwa perkembangan teknologi merupakah salah satu

sarana bagi Gereja untuk mewartakan injil dan mengembangkan hidup beriman

umat. Saat ini Gereja menyadari Gereja perlu untuk turut serta dalam kemajuan

teknologi ini demi perkembanagn iman dewasa ini.

Dari dulu sampai saat ini untuk membantu membina iman umat

digunakanlah katekese dan pewartaan sebagai sarana. Telah lama Gereja

mengajak kita umat beriman untuk memanfaatkan media sebagai sarana

pewartaan melalui seruan-seruan dari dokumen Gereja. Salah satunya adalah Inter

Mirifica (IM). Inter Mirifica adalah salah satu dekrit yang diupayakan Gereja

untuk menanggapi kemajuan zaman dan terdapat dalam Konsili Vatikan II (KV

II).

Yesus Kristus mengatakan bahwa bagi kita yang beriman pada-Nya

hukum yang terutama adalah „Kasih. Yesus berkata: ‟"Kasihilah Tuhan, Allahmu,

dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal

budimu. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah

sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (bdk. Mat 22:37-39). Pada zaman digital

ini pun ajaran yang disampaikan Yesus tetap sama, yaitu hendaklah kita selalu

berbuat kasih serta perkembangan teknologi dan komunikasi lebih mendekatkan

dan membuat semakin terubung. Paus Frnsikus mengatakan pada hari Komunikasi

sosia sedunia ke-48 bahwa terkadang globalisasi membuat pemisahan dan

kesenjangan antara kaum kaya raya dan kaum miskin. (Paus Fransiskus,

mirifica.net). Tetapi media saat ini dapat membantu untuk lebih dekat satu sama

lain dan menciptakan kekeluargaan yang memanusiakan dan mengilhami


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

solidaritas. Kemudian Paus Fransiskus juga berpesan kepada kita Pada Hari

Komunikasi Sosial Dunia ke-50 “Kasih, pada hakikatnya, adalah komunikasi;

kasih mengarah kepada keterbukaan dan kesediaan untuk berbagi”. Pada era

digital ini telah disadari bahwa kemajuan teknologi membawa dampak

“pengasingan diri dari dunia luar” sehingga mengakibatkan komunikasi terputus

dengan lingkungan sekitar, maka sebagai putra dan putri Allah, kita dipanggil

untuk berkomunikasi dengan semua orang, tanpa kecuali (Paus Fransiskus,

mirifica.net). Dengan demikian berarti Paus Fransiskus mengingatkan kepada kita

umat beriman bahwa komunikasi berarti kita perlu terbuka dan berbagi kepada

setiap orang, tidak memandang suku, ras, dan agama.

Dengan hidup di era digital ini komunikasi tidak lagi dihadapi dengan

masalah jarak. Dengan kemudahan yang ada kembali Paus Fransiskus mengatakan

bahwa komunikasi dapat mempertemukan, menciptakan perjumpaan dan

penyertaan melalui kata-kata dan kata-kata dapat mempertemukan pribadi-pribadi,

antar anggota keluarga, kelompok-kelompok sosial dan bangsa-bangsa. Hal ini

bisa ter jadi di dunia nyata maupun dunia digital. Di era digital ini kerahiman

perlu dipupuk terus demi meyembuhkan relasi yang terluka dan memulihkan

perdamaian dan kerukunan dalam keluarga dan komunitas.

Paus Benediktus XVI juga menyerukan bahwa dalam era digital ini demi

perkembangan hidup beriman, kita memerlukan keheningan. Keheningan

diperlukan untuk dapat mendengar dan memahami diri sendiri. Melalui

keheningan kita dapat menemukan makna dan kita mampu untuk mengerti apa

yang sesungguhnya kita impikan dan inginkan. Memang salah satu karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

dalm era digital adalah relasi kita terhadap orang lain tidak mendalam begitu pun

saat ini relasi kita dengan Allah menjadi dangkal dan tidak mendalam. Dengan

demikian Benediktus XVI mengatakan dengan keheningan memungkinkan relasi

antar manusia dengan Allah dapat terjalin lebih dalam, karena dengan bersikap

diam kita mampu untuk lebih mendengarkan suara Allah dan pendapat sesama.

Dengan demikian sudah jelas bahwa hidup beriman manusia terus berubah sesuai

dengan perubahan zaman. Saat ini dimana dunia telah ada dalam era digital hidup

beriman juga perlu diintegrasikan dengan perubahan zaman tersebut. Mulai dari

Yohanes Paulus II dan Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa hidup beriman

di Era Digital ini harus terus dipupuk demi terwujudnya kedamaian.

2. Handphone dalam Hidup Beriman Remaja

Dengan melihat kemajuan teknologi yang semakin hari semakin maju

timbul berbagai perubahan yang terjadi. Di kalangan remaja media komunikasi

termasuk handphone sangat berpengaruh, dan mereka merupakan penerima

pertama yang paling langsung dari media (Komisi Kateketik, 2015:45). Gereja

telah menyadari bahwa dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi ini akan

membawa dampak pula bagi hidup beriman umat, terutama pada hidup beriman

remaja di era digital ini. Dikatakan oleh Fowler bahwa dalam masa remaja, tahap

perkembangan iman mereka masih dalam tahap konvensional, yang berarti bahwa

para remaja mencari sosok jati diri mereka yang sesungguhnya dengan bercermin

pada lingkungan sekitar mereka. Selain itu pula mereka menjunjung tinggi rasa

untuk diakui oleh orang di sekitar mereka, maka hal ini menjadi suatu yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

penting untuk dijadikan perhatian oleh orang tua, masyarakat serta Gereja. Fakta

terjadi di berbagai tempat bahwa media-media komunikasi cenderung membawa

pengaruh buruk serta menarik para remaja dalam perangkap erotisme dan

kekerasan, atau dijerumuskan pada tingkah laku yang bingung, cemas dan kacau

(MKS 4). Hal ini mengakibatkan remaja menjadi individual dan hanya fokus di

depan komputer serta alat komunikasi lainnya (Komisi Kateketik, 2015:45).

Dikatakan bahwa menjadi orang kristiani yang utuh berarti bersikap positif

terhadap ciptaan Allah melalui pribadi Sang Putra, yaitu Yesus Kristus, yang

meliputi sesama manusia dan ciptaan lain dan siap diutus untuk melanjutkan

karya Allah maupun melestarikannya dan kemudian sikap ini akan melahirkan

cinta kepada manusia lain dan alam ciptaan sebagai sesama ciptaan Tuhan

(Suhardiyanto, 2012: 387). Jika dilihat bahwa saat ini media komunikasi

membawa pengaruh yang kurang baik terhadap diri remaja, maka untuk

menyiapkan remaja yang benar-benar kristiani adalah tantangan berat yang

dihadapi orang tua serta Gereja. Dengan demikian pada era digital ini untuk

membina iman remaja diperlukan penginjilan dalam sebuah kegiatan untuk

membantu remaja.

Penginjilan adalah segala usaha untuk mewartakan dan mewujudkan nilai-

nilai Kerajaan Allah sebagaimana diajarkan oleh Yesus melalui kata dan

perbuatan-Nya (Iswarahadi, 2003:27). Selain itu pula Gereja mengharapkan para

gembala untuk membantu para umat agar mereka mampu menemukan

keselamatan dan memperoleh kesempurnaannya sendiri “Adapun para Gembala

bertugas memberikan pengajaran dan bimbingan kepada Umat beriman, supaya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

dengan bantuan upaya-upaya itu mereka mengejar keselamatan dan kesempurnaan

sendiri dan segenap keluarga masing-masing” (IM, art 3).

Dengan melihat harapan Gereja tersebut, saat ini para Gembala telah ikut

ambil bagian dalam media komunikasi demi membantu umatnya dengan cara

menggunakan berbagai alat media komunikasi tersebut sebagai suatu pewartaan

demi Kerajaan Allah. Dengan demikianlah saat ini Paus Frasiskus telah memiliki

akun instagram untuk mengajak umat Allah untuk bersama-sama mengenal Yesus

lebih dalam lewat sesama dan mengajak umat Allah untuk mampu membina hati

serta menemukan keselamatan sendiri dan keluarga melalui media komunikasi ini.

Di era digital ini handphone ini sangatlah bermanfaat jika digunakan

sebagai sarana pewartaan injil dan memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah.

Terutama dalam hal ini para kaum awam diharapkan membantu Gereja dan

Gembala untuk menunaikan tugasnya mewartakan injil melalui media komunikasi

yang ada saat ini. Dengan demikian sudah jelaslah bahwa Gereja melalui

ajarannya mengenai media komunikasi ini sangat mendukung para anggota Gereja

untuk menggunakan dan memanfaatkan media komunikasi ini demi

perkembangan iman mereka sendiri, pengolahan hati melalui media komunikasi

serta demi terwujudnya Kerajaan Allah di dunia ini.

Dalam era digital ini remaja adalah yang paling pertama menerima

dampak dari perkembangan teknologi. Penggunaan handphone berpengaruh

terhadap kehidupan dalam keluarga, sekolah, masyarakat bahkan dalam hidup

beriman mereka. Kehidupan remaja tidak dapat dilepas dari kemajuan teknologi

dan membuat mereka menjadi manusia yang ketagihan dengan teknologi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

ada. Telah dikatkan bahwa dampak negatif dari penggunaan handphone adalah

menjadikan manusia tidak manusiawi, relasi yang dangkal, dan lain-lain. Pada

saat ini kehidupan beriman remaja menjadi tidak mendalam. Mereka tidak perduli

dengan keadaan sekitar terhadap sesama, terlebih relasi mereka dengan Allah.

Dengan demikian diperlukanlah pembinaan iman bagi para remaja untuk

menghadapi tantangan dari era digital ini.

3. Tantangan Hidup Beriman di Era Digital

Gereja pun tidak dapat menutup mata dengan adanya fenomena era digital

(Komisi Kateketik, 2015: 39). Dengan munculnya kemajuan teknologi ini banyak

perubahan yang timbul dan memengaruhi cara berpikir dan bersikap manusia.

Dengan adanya kemajuan ini pula Gereja melihat bahwa kemajuan teknologi ini

memberikan tantangan bagi perilaku dan cara pandang yang pasti juga

mempengaruhi hidup beriman. Literasi, sikap kritis, dissconect dan keheningan

merupakan hal menonjol yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi ini.

Tantangan-tantangan yang muncul tersebut harus ditanggapi serius oleh pemakai

teknologi tersebut.

Literasi adalah kemampuan untuk memahami dan menganalisis pencitraan

media. Telah disadari bahwa media sosial saat ini melemahkan nilai-nilai hidup

keluarga, mempropagandakan nilai-nilai dan model-model tingkah laku yang

merendahkan, dengan menyiarkan pornografi, kekerasan, serta menanamkan

relativisme di bidang moral dan sikap skeptis terhadap agama (Komisi Kateketik,

2015:44). Pengguna, pemakai dan penikmat dari media sangat perlu memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dan menganalisis banyak informasi yang tersedia. Selanjutnya diperlukan sikap

kritis akan infromasi-informasi yang ada. Terutama remaja yang menjadi

penerima pertama dan paling langsung dari meria (Komisi Kateketik, 2015:45).

Informasi dan gambar yang dihasilkan oleh media di satu sisi sangat memberikan

manfaat untuk memperkaya dan mendukung perkembangan kedewasaan anak

tetapi di sisi lain dengan rendah hati diakui pula mampu membawa dampak buruk

pada anak-anak, remaja dan kaum muda. Dalam dunia maya pula bisa terjadi

tindak kejahatan seperti penipuan, cyber bullying yang akhirnya berujung pada

pembunuhan dan sebagainya.

Discconnect merupakan kegiatan yang perlu juga dilakukan. Disconnect

ialah pemutusan hubungan dengan teknologi. Nicholas Hoult mengatakan bawa

disconnect diperlukan agar kita mampu untuk fokus pada dunia nyata di sekitar

kita dan orang benar-benar hadir di depan kita. Di sini berarti bahwa dengan kita

mampu mengambil sikap ‘disconnect’ tersebut, maka kita akan mampu menyadari

orang-orang di sekitar kita misalnya keluarga, orang tua, saudara, anak, sahabat,

rekan mengalami kasih melalui sapaan kita. Memang teknologi tidak dapat

dipisahkan sepenuhnya dari hidup kita, tetapi itu semua tergantung kita apakah

mampu mempergunakannya dengan bijaksana atau sebaliknya membelenggu dan

membius kita (Komisi Kateketik, 2015:22). Internet banyak menyediakan

informasi yang sangat melimpah. Gambar, video, animasi, produk auditif adalah

salah satu kelimpahan tersebut. Selain itu internet mampu mengajak membangun

relasi meskipun tidak bertatap muka tetapi relasi ini bersifat interaktif. Tetapi

kembali Paus Benedictus XVI mengingatkan bahwa, penggunakan internet


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

dibutuhkan keheningan. Keheningan merupakan elemen yang tak terpisahkan dari

komunikasi. Tanpa keheningan, kata-kata yang kaya akan pesan tak dapat lahir.

Dalam diam dan keheningan, kita dapat mendengarkan dengan lebih baik dan

lebih mampu memahami diri sendiri, gagasan-gagasan dapat lahir dan mencapai

kedalaman makna (Pesan Paus Benedictus XVI dalam Hari Komunikasi Sedunia

yang ke-46). Dengan banyaknya pesan yang disampaikan dalam komunikasi

tersebut, melalui keheningan maka kita akan mampu membedakan pesan yang

benar-benar penting.

Telah diketahui bahwa corak era digital adalah konvergen, interaktif,

saling terkait, serta virtual dan global-mondial (Komisi Kateketik, 2015:41).

Begitu pula PKKI X telah menyinggung bahwa era digital telah menyebabkan

segi kedalaman, komitmen, keterlibatan dan kesetiaan orang dalam menanggapi

segala sesuatu telah banyak berubah.

Salah satu karakteristik dari era digital ialah, semakin berkurangnya rasa

manusiawi. Dengan adanya komunikasi tidak langsung mengakibatkan sikap

manusia menjadi kurang tulus dan tidak perhatian. Dengan berkembangnya

teknologi dan mengakibatkan budaya ikut berubah, maka pola pikir manusia pun

ikut dipengaruhi. Timbullah niat-niat jahat yang mengakibatkan keresahan sosial,

misalnya akun-akun palsu atau profil palsu untuk kepentingan penipuan atau

tindak kriminal (Komisi Kateketik 2015: 29).

Dengan kemajuan teknologi di era digital ini, dunia virtual semakin

berkembang pula. Melalui internet banyak hal yang bisa kita peroleh misalnya

informasi yang berlimpah. Mesin pencari seperti google dan yahoo mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

memberikan segala informasi yang kita inginkan. Saat ini informasi dapat

diperoleh dari berbagai sumber dan tanpa filter. Dengan demikian hal-hal yang

berbau erotisme dan kekerasan juga dapat diakses dengan mudah. Hal ini mejadi

suatu keresahan yang dialami oleh orang tua tehadap anaknya. Saat ini kalangan

anak-anak, remaja serta kaum muda menjadi sasaran utama pengaruh dari

informasi tanpa filter tersebut. Mereka merupakan kelompok yang paling utama

terkena arus infomasi dan media (Komisi Katektik, 2015: 45).

C. Pembinaan Iman Remaja di Era Digital

Pada saat ini memang kemajuan zaman menjadi suatu kemudahan yang

dirasakan oleh berbagai kalangan termasuk para remaja. Telah disadari bahwa

kemajuan zaman pasti membawa konsekunsi tersendiri. Semakin berkembangnya

zaman semakin pula hidup dipermudah dengan berbagai macam teknologi yang

ada. Dengan munculnya kemajuan zaman ini, Gereja perlu memperhatikan pula

kehidupan beriman umat, terutama hidup beriman remaja, dikarenakan remaja

adalah kelompok penerima pertama dan paling langsung dari media (Komisi

Kateketik, 2015:45).

1. Tahap Perkembangan Iman Remaja

Masa remaja sering disebut sebagai masa-penghubung atau masa-

peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa (Kartini 2007, 148).

Dalam masa remaja inilah mulai timbul akan pengenalan diri sendiri, dimana

remaja mencari nilai-nilai seperti, kebaikan, keluhuran, kebijaksanaan, keindahan

dan sebagainya. Selain itu pula dalam masa remaja ini perkembangan fisik juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

dapat terlihat. Kematangan fungsi rohani, jasmani dan fungsi seksual juga

mengalami perubahan. (Kartini 2007, 148).

Dalam masa perubahan ini pada umumnya mereka mengalami suatu

bentuk krisis yang ditandai dengan kehilangan keseimbangan jasmani dan rohani,

dan juga fungsi motoriknya juga ikut terganggu sehingga menyebankan

pertumbuhan ini tanpak kaku, dan juga tingkah laku mereka menjadi kasar, tidak

sopan, dan muka menjadi „buruk/jelek, wagu (Kartini 2007, 149). Masa remaja

atau pubertas merupakan masa rekonstruksi, berarti dalam masa ini tumbulah

kepercayaan diri, kesanggupan untuk menilai kembali tingkah laku yang tidak

bermanfaat dan digantikan dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.

Dalam masa puber ini remaja merasa bahwa sesutau yang berhubungan

dengan kekuasaan orang dewasa menjadi suatu yang mengganggu dan mereka

ingin membuangnya karena pada masa ini mereka telah menemukan nilai baru

yang lebih unggul. Pada masa ini remaja masih mencari jati diri dan masih

mencari-cari nilai baru yang mereka anggap benar. Fowler menyebutkan pada saat

ini remaja memasuki tahap iman yang sintesis-konvensional, yang berarti bahwa

pada masa ini remaja menjadi bingung untuk menjadi seperti apa, karena dari

pengamatannya ia dihadapkan pada berbagai macam pribadi yang dijadikan

sebagai gambaran diri. Hal ini memusingkan remaja dan menimbulkan pertanyaan

siapa dirinya, dan bayangan manakah sebenarnya diriku, maka di sinilah fungsi

kepercayaan untuk mensintesiskan atau mengintegrasikan bermacam-macam

bayangan diri dan menjadikannya satu untuk dapat berfungsi dengan baik

(Fowler, 1995:135).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Fowler juga mengatakan bahwa saat ini remaja masuk dalam chum

relationship, mereka sangat akrab dan percaya dengan kelompok yang menerima

keberadaannya dan pada masa ini remaja mengalami masa jatuh cinta (Heryatno,

2008: 78). Pada masa ini remaja selalu merasa bahwa penilaian akan keberadaan

dari suatu keluarga, kelompok, tokoh dan komunitas menjadi hal yang sangat

penting dan ini membuat para remaja merasa cemas jika tidak diterima, dan dalam

masa remaja ini Tuhan yang dirundukan adalah yang dekat, mengerti menerima

dan meneguhkan jati diri. Gambaran Allah bagi remaja bukan lagi sebagai

seorang Hakim-Raja yang tegas namun adil, tidak juga sebagai yang lain yang

jauh dan anonim tanpa wajah dan Pribadi tetapi bahwa Allah dirasakan dan

dipandang sebagai seorang sahabat yang selalu mendukung dan menuntun dan

menjadikan-Nya sebagai sahabat karib (Fowler, 1995:153).

Dengan demikian sudah jelas bahwa pada tahap ini remaja masih dalam

masa pubertas yaitu pengenalan diri seutuhnya, dimana remaja berusaha untuk

mengenali diri mereka dengan pengamatan di luar diri untuk mengambil satu

bayangan siapa mereka sebenarnya. Selain itu juga pada masa ini remaja sangat

menjunjung tinggi pengakuan dari kelompok yang mereka inginkan, keluarga,

organisasi atau pun komunitas lain, karena sebuah pengakuan merupakan hal yang

membuat mereka cemas. Pada masa ini remaja menganggap Allah bukan sebagai

yang berkuasa, melainkan sebagai seorang sahabat yang selalu mengerti,

mendukung dan memahami mereka.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

2. Pengertian Pembinaan Iman Remaja

Dalam usia remaja mereka senang hidup dan beraktivitas dalam kelompok.

Kelompok yang dimaksud disini ialah teman-teman sebayanya. Mereka lebih

mengutamakan teman-teman kelompoknya dari pada keluarganya. Sudah jelas

bahwa dalam masa remaja mereka memiliki emosi yang masih labil. Mereka akan

mudah marah jika permintaan dan keinginannya tidak dapat dituruti. Secara

kognitif remaja mampu menciptakan sintesis atau menghubungkan satu gagasan

dengan gagasan lain, dalam arti mereka sudah mampu untuk berpendapat dan

bertindak (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014:44). Pembinaan iman remaja adalah

kegiatan untuk membimbing dan membina remaja pertemuan-pertemuan dengan

teman sebaya dan dibimbing oleh pendamping yang memiliki pengetahuan

tentang hidup remaja (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014:21).

Pembinaan remaja juga menjadi prioritas utama Gereja. Maka dalam era

digital ini diharapakan mereka mampu untuk mengakui dan mengungkapkan iman

secara pribadi dan melibatkan diri dalam tugas-tugas Gereja. Dengan demikian

Formatio sangat penting dilaksanakan. Formatio iman ialah segala hal yang

berhubungan dengan pelayanan iman seperti liturgi, pewartaan, pelayanan, dan

paguyuban (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014:44).

Dalam hal ini formatio harus memperhatikan bahwa yang mengikuti

kegiatan ialah anak-anak remaja dan sebayanya. Pendamping yang membina

remaja harus mampu menjadi teman mereka. Pendamping tampil sebagai teman

dan sahabat, bukan sebagai guru yang memerintah. Perlunya juga simbol untuk

dapat menjadi daya tarik dan perekat di antara mereka. Dengan demikian menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

jelas bahwa pendampingan iman remaja ialah sebuah pendampingan melalui

dinamika kelompok (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014:44). Pembinaan iman

remaja di era digital ini memerlukan kemampuan untuk mengintegrasikan dengan

budaya baru saat ini. Dalam pembinaan ini diperlukan pembina yang memiliki

hati terhadap anak-anak, kreatif dan inovatif, karena di dalam pembinaan ini akan

ada gerak bersama, permainan, refleksi dan akhirnya peneguhan.

Pendamping perlu memiliki wawasan terhadap masalah-masalah remaja

sehingga mereka mampu menjadi teman untuk bertukar pengalaman. Pembinaan

iman remaja ini juga mengajak para remaja untuk bertekun dalam sakramen

ekaristi dan sakramen pengampunan dosa, serta mereka dipersiapkan untuk

menerima sakramen penguatan. Sakramen penguatan ini diharapkan memberikan

kebanggaan akan kekatolikan dan memberi daya semangat untuk terlibat dalam

Gereja bersama teman-teman sebayanya (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014:45).

Selain itu mereka juga di ajak untuk mengenal hidup biarawan/biarawati, terlibat

dalam kegiatan sosial masyarakat sehingga mereka mampu aktif tidak hanya

dalam lingkup Gereja tetapi juga mampu untuk terlibat dalam masyarakat serta

mampu untuk bijaksana dalam menggunakan teknologi yang ada.

Gereja telah menyadari bahwa kemajuan teknologi mampu membawa

dampak yang kurang baik, maka Gereja telah banyak menyerukan bagaimana

mengatasi masalah ini. Hal ini membutuhkan banyak kerjasama dari berbagai

pihak. Paus menyebutkan ada beberapa pihak yang yang harus bertanggungjawab

baik terhadap media komunikasi maupun terhadap akibat yang ditimbulkannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Pihak-pihak itu ialah para pekerja di bidang komunikasi sosial, orang tua, guru,

masyarakat, dan Gereja (Komisi Kateketik, 2015:46).

Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa tanggungjawab yang dimiliki

oleh industri media komunikasi ialah bahwa mereka memiliki tanggungjawab

moral yang serius terhadap keluarga-keluarga yang sebagai penonton dari siaran-

siaran yang mereka berikan. Dari siaran-siaran itu mereka harus memajukan nilai-

nilai moral dan spiritual yang sehat serta menjauhi hal yang dapat merugikan

keluarga (Komisi Kateketik, 2015:47). Dari pihak orang tua mereka memiliki

tanggungjawab untuk mendampingi anak-anaknya dalam penggunaan media

komunikasi. Orang tua adalah orang pertama yang harus membimbing dan

mengajar anak-anak tentang medi komunikasi. Jika mereka mengatur penggunaan

media dalam keluarga yang meliputi rencana dan jadwal penggunaan media dan

tegas membatasi waktu bagi anak-anak, kehidupan keluarga akan sangat

diperkaya.

3. Tujuan Pembinaan Iman Remaja

a. Remaja Mampu Menemukan Identitas Diri

Dengan kemajuan teknologi yang ada membawa dampak yang sangat

bersar bagi remaja. Dampak postif dan negatif pun tidak dapat dihindari. Hal

ini juga dapat menyebabkan remaja kehilangan identitasnya yang sejatinya

memang pada masa remaja mereka sedang mencari identitas diri. Tetapi

dengan pembinaan yang tepat, para remaja akan mampu menemukan identitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

diri mereka, terutama mereka mampu menemukan identitas kekatolikan

mereka.

b. Sadar Mengakui dan Mengungkapkan Iman Kekatolikan

Pembinaan iman remaja sebenarnya bertujuan agar para remaja

dengan sadar dapat mengakui dan mengungkapkan iman kekatolikan mereka

dimana pun dan kapan pun. Di dalam pembinaan iman remaja sendiri

memiliki materi-materi yang harus diberikan demi tujuan utama dapat

tercapai yaitu mereka dengan bangga mengakui dan mengungkapkan iman

mereka. Di dalam pembinaan remaja ada empat aspek yang ditekankan di

dalamnya yaitu mengenai pengetahuan iman, tradisi katolik, moral katolik

dalam era digital dan menjemaat dan memasyarakat (Dewan Karya Pastoral

KAS, 2014:94).

c. Mencapai Kepenuhan Hidup

Menurut Yohanes Paulus II pembinaan bagi umat beriman juga

termasuk anak-anak dan remaja perlu diberikan secara organis dan sistematis

agar mereka mampu mencapai kepenuhan hidup Kristen (CT. 18). Dalam era

digital ini pembinaan diperlukan agar para remaja mampu mencapai

kepenuhan hidup Kristiani mereka. Untuk mencapai kepenuhan hidup, bukan

hanya sekali jadi, tetapi diperlukan proses yang panjang serta pembinaan

yang dilakukan secara berkala.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

d. Pendewasaa Iman

Dengan pembinaan yang dilaksanakan terus-menerus, menyebabkan

remaja sungguh diyakinkan untuk memutuskan mau menyerahkan diri kepada

Yesus Kristus. Lambat laun iman mereka diperdalam. Melalui pembinaan ini

para remaja diharapkan mampu untuk meraih kesatuan dengan Yesus Kristus

dan pada akhirnya mereka mampu membela diri kepada siapa saja meminta

pertanggungjawaban atas iman mereka kepada Yesus Kristus.

e. Memahami dan Mengetahui Tindakan Etis dan Ajaran Moral Katolik

Pembinaan iman remaja diberikan agar mereka memahami dan

mampu bersikap mengenai tindakan etis dan ajaran moral Katolik dalam

hidup di era digital ini, secara khusus menyangkut hati nurani dan

tanggungjawab pribadi berkaitan dengan panggilan hidupnya. Telah jelas

dikatakan bahwa para remaja menjunjung tinggi loyalitas dan persahabatan

sehingga kedua hal tersebut menjadi faktor yang penting dalam berhubungan

dengan orang lain terutama pembentukan pertimbangan moral, relasi

persahabatan yang mesra (chum relationship) sangat mempengaruhi mereka

dalam memandang nilai-nilai moralitas (Dewan Karya Pastoral KAS,

2014:92).

f. Terlibat aktif di Lingkungan Gereja dan Masyarakat

Tujuan lain dari pendampingan ialah agar mereka terlibat aktif di

lingkungan Gereja dan masyarakat, serta teman-teman kelompok sebaya yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

bersifat membangun minat dan kepedulian sosial. Dalam hal ini para remaja

telah mampu menyadari identitas diri mereka, mereka pun mulai mampu

untuk melakukan relasi terhadap orang lain dan sudah mampu menerima

berbagai tradisi diluar mereka. Aktif dalam kegiatan di Gereja maupun di

lingkungan dapat membantu mereka diterima dan diakui oleh tokoh Gereja

dan masyarakat. Hal ini memenuhi keinginan mereka untuk di akui oleh

orang-orang dewasa.

g. Bijak dalam Penggunaan Media Digital

Tujuan lain lagi bahwa remaja perlu penyadaran penggunaan media

digital dalam lingkungan keluarga mau pun di lingkungan masyarakat.

Pembinaan ini juga penting agar mereka menyadari bahwa nilai-nilai keluarga

sangat berharga dalam hidup di era digital. Kehidupan keluarga tidak dapat

digantikan oleh kemajuan teknologi yang ada. Relasi antar anggota keluarga

sangat perlu dibutuhkan bagi perkembangan piskologi maupun perkembangan

hidup beriman mereka, serta kehidupan keluarga pun berpengaruh kepada

kehidupan bermasyarakat remaja. Bijak dalam penggunaan juga mengarah

kepada kemampuan. Dengan pembinaan ini pun, remaja mampu untuk

menemukan dan menunjukkan kemampuan yang mereka miliki.

4. Materi Pembinaan Iman Remaja

Di tengah arus media komunikasi ini pembinaan remaja perlu di

tingkatkan lagi. Pembinaan hidup beriman remaja merupakan bagian dari tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

panggilan yang makin penting (Ir. Sunaru S. Hariadi, 1997). Sebelum melakukan

pembinaan remaja, perlulah dipahami kondisi remaja baik secara fisik maupun

psikis. Telah jelas bahwa saat ini para remaja masih dalam proses pencarian jati

diri, maka pembinaan remaja perlu metode yang tepat dan cocok dengan kondisi

serta kebutuhan mereka. Bagi remaja pembinaan yang cocok ialah untuk

pengembangan jati diri dan kreativitas mereka. Dalam pembinaan ini,

pengembangan rasa ketergolongan menjadi perlu, karena pada dasarnya manusia

dilahirkan sebagai makhluk sosial. Mereka dibesarkan dan dipelihara oleh orang

tua, saudara dan warga gereja. Dengan hal ini menciptakan rasa untuk ikut dalam

kelompok besar atau kecil (Seri Pembinaan Remaja, 1997:3).

Di era digital ini sudah jelas bahwa media komunikasi dapat menjadi

sarana bagi remaja untuk terus mengembangkan diri. Media komunikasi ini selain

dapat menjadi sarana komunikasi untuk menjalin relasi, juga dapat menjadi sarana

demi memperkembangkan hidup beriman remaja. Handphone mampu menjadi

sarana untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh Yesus bagi anggota Gereja

termasuk remaja untuk menyebarluaskan dan menerapkan kasih dalam kehidupan

mereka sehari-hari.

Menurut PKKI X media komunikasi sosial termasuk handphone dapat

menjadi sarana bagi pendamping atau pun orang tua untuk mengajak remaja lebih

dekat dengan Tuhan dan demi perkembangan iman mereka. Melalui aplikasi-

aplikasi yang ada di dalam handphone tersebut, orangtua atau pun pendamping

mengirimkan pesan, sharing, atau pun renungan kepada mereka. Pewartaan

melalui media komunikasi menjadi senjata yang ampuh bagi para remaja saat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

demi perkembangan iman mereka. PKKI X juga telah menyinggung bahwa

penggunaan media komunikasi mampu menjadi sarana pewartaan bagi

perkembangan hidup beriman remaja.

Setelah mengetahui situasi yang terjadi, untuk mencapai tujuan dari

pembinaan iman remaja diperlukan proses yang berkesinambungan. Pembinaan

iman remaja bukanlah sekali jadi, tetapi pembinaan iman perlu dilaksanakan

terus-menerus sampai dewasa bahkan sampai lansia. Dalam pembinaan iman

remaja ini diperlukan materi-materi yang harapannya dapat membantu untuk

membina iman remaja masa kini. Melihat situasi perkembangan teknologi yang

telah berkembang pesat, maka pembinaan iman remaja harus semakin

diperhatikan. Dengan demikian Dewan Pastoral KAS (Keuskupan Agung

Semarang) memberikan beberapa materi yang dapat digunakan pendamping untuk

melaksanakan pembinaan iman remaja yang sesuai dengan tujuan dari pembinaan

iman remaja saat ini, misalnya: Keluarga Dalam Budaya Digital, Hidup Remaja

dalam Lautan Informasi, Tidak Narsis Tidak Eksis, No Gadget No Gengsi, dan

masih banyak lagi materi yang berhubungan dengan tujuan-tujuan dari pembinaan

iman remaja ini.

Untuk mencapai tujuan melalui materi yang diberikan, maka diperlukan

metode-metode yang cocok agar tujuan tercapai. Untuk memanfaatkan internet

ada 4 model cara belajar melalui media internet, pertama learn from information

(belajar mendalami informasi dari internet secara mandiri) remaja yang mencari

segala infromasi yang menyangkut pengetahuan dan pendewasaan imannya

melalui internet dalam handphone yang dimilikinya. Kedua learn from interaction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

(belajar mendalami informai secara interaktif dari bahan yang ada di internet) bisa

saja remaja mencari pengetahuan pokok-pokok iman melalui internet dan

kemudian berinteraksi dengan mengirim pertanyaan atau mengisi sebuah bilik

tanya jawab untuk mendapatkan jawabannya atau dengan cara lain. Ketiga learn

from collaboration (belajar mendalami informasi secara interaktif dari bahan,

secara bersama dengan orang lain, melalui online) melalui jejaring sosial, remaja

mengadakan pertemuan secara online untuk saling meneguhkan dan memperkaya

pengalaman dan pengetahuan iman atau ada juga seorang moderator untuk

memperlancar pengolahan proses komunikasi. Keempat learn from colocation

(mendalami informasi secara bersama dengan tatap muka langsung mengenai

belajar melalui internet) melalui pertemuan langsung remaja saling mendalami

informasi untuk saling bertukar pengalaman iman yang didampingi untuk

menjawab berbagai pertanyaan yang muncul. (Komisi Kateketik, 2015:67-68).

Saat ini metode yang sering dilakukan oleh pendamping ialah learn from

colocatio. Pertemuan langsung dirasa cukup ampuh untuk membina kaum remaja.

Pertemuan secara langsung ini selain untuk mengajak remaja terlibat dengan

pembinaan, juga mengajak mereka untuk aktif bersosialisasi secara langsung.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP HIDUP
BERIMAN REMAJA DI WILAYAH NGABANG KOTA, PAROKI
SALIB SUCI NGABANG, KALIMANTAN BARAT

Pada bab III ini, penulis menguraikan dampak penggunaan handphone

terhadap hidup beriman remaja di wilayah Ngabang Kota, Paroki Salib Suci

Ngabang, Kalimantan Barat. Bab ini dibagi menjadi lima bagian. Bagian pertama

memaparkan gambaran umum paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat yang

meliputi sejarah singkat paroki, situasi umat, dan kegiatan pastoral di paroki Salib

Suci Ngabang Kalimantan Barat. Bagian kedua memaparkan metodologi

penelitian yang meliputi rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, penelitian yang relevan, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,

sampel penelitian, variabel penelitian, dan instrumen penelitian. Bagian ketiga

memaparkan laporan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bagian

keempat berisi kesimpulan hasil penelitian.

A. Gambaran Umum Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat

1. Sejarah Singkat Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat

Salib Suci merupakan nama pelindung paroki Ngabang. Gereja merayakan

Pesta “Salib Suci” sebagai “the trumph of the cross” (Kemenangan Salib).

Perayaan ini berasal dari tradisi yang sudah tua, yakni penemuan tiga salib-salah

satunya diyakini salib Yesus di bukit Kalvari pada tahun 326. Penemuan ini

bermula dari keinginan Santa Helena (Ibu dari kaisar Constantius) untuk

menemukan salib Yesus. Terdorong oleh keinginannya yang kuat, dia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

mengadakan perziarahan ke Yerusalem dan mengorganisir penggalian di bukit

Kalvari.

Para penggali menemukan tiga salib, tetapi mereka tidak bisa menentukan

yang mana salib Yesus dan yang mana salib kedua penjahat yang disalibkan

bersama-Nya. Akhirnya mereka mendapat ide untuk membawa seorang wanita

yang sakit dan satu mayat yang siap di kuburkan. Selanjutnya dua salib pertama

tidak memiliki kekuatan apa-apa, tetapi pada saat salib ketiga di tempatkan di atas

wanita yang sedang sakit, seketika langsung sembuh, begitu pula saat salib

tersebut ditempatkan di atas mayat, dan ia memiliki hidup kembali. Kedua

kejadian luar biasa ini langsung tersebar dan orang-orang datang menghormati

salib Yesus. Dengan demikian kesucian dari salib tersebut membawa inspirasi

bagi paroki Ngabang untuk mengambil nama pelindung’Salib Suci”.

Menurut sejarah gereja Kalimantan pada tahun 1908, pimpinan gereja

Katolik di Kalimantan Barat meminta kepada pemerintah Hindia Belanda untuk

memasuki daerah Mempawah dan Landak guna membuka karya misi. Tetapi

permintaan itu ditolak, alasannya tidak ada daftar nama orang yang beragama

katolik pada dua wilayah tersebut. Satu tahun kemudianpada tahun 1909,

pemerintah Hindia Belanda memberi izin, selanjutnya karya misi di wilayah

Landak dimulai.

Sekitar tahun 1930 Pastor Amandus Van Beers OFMCap, mulai berkarya

dengan membuka pos misi di rumah/poliklinik seorang mantri yang beragama

Katolik bernama Ringkat di daerah Belantian (Kec.Ngabang). Di samping

poliklinik tersebut dibangun sekolah rakyat (SR). Namun usaha misi ini kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

berhasil, karena seorang kepala Benua yang bernama Bengkarot melarang usaha

misi di daerahnya. Kemudian karya misi tersebut dipindahkan ke daerah

Bengkayang tahun 1943.

Pastor Cansianus Reinders, OFMCap bertugas di paroki Bengkayang.

Selain di paroki Bengkayang ia juga mengunjungi daerah Landak yakni kampung

Bandung dan Pagung. Sebelum perang dunia II, pastor Cansianus Reinders,

OFMCap berusaha supaya beberapa murid dari SR Sekendal (Dait) daerah

serimbu sekolah di Nyarumkop. Pada tahun 1937 SR pertama dibuka di Sekendal

dan gurunya bernama Antonius Dawar di bawah pimpinan Pastor Casianus

Reinders. Sekitar tahun 1950, pastor Agustinus Hendriks OFMCap membuka SD

di Kampung Nyari, namun pada tahun 1956 ditutup karena masyarakat tidak dapat

membayar gaji guru-guru.

Pada tahun 1950-1963 ada beberapa keluarga di wilayah Landak

bersekolah di Nyarumkop, Bengkayang dan Pahauman. Hasil dari sekolah

tersebut mereka menjadi guru Katolik di Sekendal, Sebadok dan Paku Raya.

Dampak dari Kunjungan guru-guru tersebut adalah semakin banyak orang-orang

kampung yang berpendidikan dan demikian juga dengan agama semakin

berkembang.

Pada tahun 1960an di kampung Muun dan Sehe dibangun Sekolah Dasar

Perum dengan Guru di Serimbu dan beberapa tokoh agama Katolik meminta pada

pihak Keuskupan Agung Pontianak seorang Pastor untuk daerah serimbu. Pada

Tahun 1965 meletusnya PKI. Pemerintah menekan masyarakat untuk memeluk

salah satu agama tertentu. Untuk itu kebanyakan orang suku dayak memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

agama Katolik di daerah Serimbu, Kecuali daerah Sempatung, Tayan Bentiang

beragama Kristen Protestan.

Dengan meningkatnya minat masyarakat untuk masuk agama Katolik,

maka tahuan 1968 Pastor Maturus OFMCap diundang masyarakat untuk secara

resmi menyatakan, bahwa orang-orang di kampung tersebut sudah menjadi

Katolik. Tanggal 8 Januari 1969 Pastor Maturus mulai memisahkan buku

Permandian (LB) dan buku perkawinan (LM) dari paroki induk Pahauman.

Tahun 1969 paroki Ngabang-Serimbu memisahkan diri dari paroki

Pahauman yang saat itu disebut stasi Ngabang. Pada Tahun 1969 stasi Ngabang

meliputi seluruh kecamatan Air Besar, Kuala Behe dan Ngabang, kecuali Jelimpo,

Sangku dan wilayah Ladangan Pal 20. Sebagai tempat aktivitas Pastor, seorang

umat Katolik Tionghoa bernama Liu Namsin (Pak Namsin) meminjamkan sebuah

rumah di tengah pasar Ngabang untuk Pastor tinggal sekaligus tempat ibadat hari

minggu.

Pada tahun 1977 dengan bantuan seorang mantan camat Pahauman

bernama Gusti Mahmud, Pastor Maturus membeli sebidang tanah di belakang

Kantor PD (Persatuan Dayak) bekas kuburan Tionghoa. Pada tahun 1975 di

bangun pastoran dan gedung serba guna/gereja dan sebuah asrama pelajar untuk

anak pedalaman yang bersekolah di SD dan SMP di Ngabang. Antara tahun 1968

dan 1970 Pastor Maturus memberikan bantuan kepada beberapa anak pedalaman

untuk melanjutkan sekolah SMP, SKKP dan SPG ke Nyarumkop, Pusat Damai,

pedalaman (Mengkatang, Nahaya, Kurnia, Baru Baru, Sebadok) dengan guru-guru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

yang diangkat oleh Pastor Paroki. Dampak dari kegiatan kreatif/sosial di bidang

pendidikan ini, semakin banyak orang yang tertarik untuk masuk agama Katolik.

Sejak berdirinya Paroki Ngabang-Serimbu di bawah pimpinan Pastor

Paroki P.Yakob Wili, OFMCap tahun 1979 meliputi dua kecamatan, yakni

kecamatan Ngabang yang terdiri (173 kampung) dan kecamatan Air Besar

Serimbu (90 kampung). Wilayah Jelimpo pada awalnya masuk dalam pelayanan

Paroki Batang Tarang (17 kampung pada tahun 1980 masuk ke stasi Ngabang.

Empat tahun setelah wilayah Ngabang resmi berdiri sendiri, pastoran yang

masih sangat darurat ditempati selama lima tahun sampai tahun 1977 baru

didirikan pastoran baru. Pada tahun yang sama juga gedung gereja dibangun.

Susteran belum ada, kecuali sebidang tanah yang sudah dipersiapkan untuk

susteran dan asrama. Tanggal 15 Juli 1978 Ngabang resmi menjadi Paroki sendiri.

Stasi Ladangan Pal 20 yang terdiri dari 11 kampung yang merupakan

wilayah paroki Pahauman tahun 1982 masuk ke stasi paroki Ngabang. Melihat

perkembangan umat di Ngabang dan kampung-kampung sekitarnya cukup pesat,

mulailah terpikir untuk membangun gedung gereja baru yang lebih layak.

Walaupun pada tahun 1997 terjadi kerusuhan antar etnis antara Madura dan

Dayak, tidak menyurutkan semangat umat dan Pastor Yakob Wili OFMCap untuk

mempunyai gedung gereja baru. Dengan kerja keras umat paroki Ngabang, para

donatur serta pastor, tepat pada tahun 1998 gedung Gereja “Salib Suci” Ngabang

diresmikan dan diberkati oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Heironimus

Bumbun, OFMCap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Seiring berjalannya waktu, jumlah umat Paroki Ngabang semakin

bertambah, hal ini tentu saja membuat pelayanan pastoral semakin padat dan

meningkat, maka pada tahun 2003 Paroki Ngabang Serimbung di mekarkan

menjadi 2 (dua) Paroki yaitu: Paroki Ngabang dan Paroki Serimbu. Serimbu

menjadi Paroki baru dengan nama pelindung paroki “St. Yohanes Maria

Vianney”. Paroki Serimbu dilayani oleh para imam Projo. Sedangkan Paroki

Ngabang sendiri nama pelindungnya tetap “Salib Suci” dan dilayani oleh imam

Kapusin sampai sekarang (Sekapur Sirih salib Suci Ngabang, 2012).

2. Situasi Umat Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat

a. Jumlah, Pembagian Wilayah dan Lingkungan

Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat terbagi menjadi 13 wilayah

dengan 143 stasi. Wilayah Muun terdiri dari stasi Muun, Panit, Sejowet,

Berangan Pale, Sebaro, Pangkalan Pansi, Sehe Lusur, S Embuluh, Manggam Bati,

Ayut, Sengkeruh, Rasan, Toho Raba, Bengawan Ampar. Wilayah Plasma 2 terdiri

dari stasi Plasma 2, Sungai Keli, Setonggang, Plasma3 (Kelepuk), Plasma 4

(Beram), Plasma 5 (Jamai), Plasma 6, Jamai Km 16. Wilayah Kersik Belantian

terdiri dari stasi Kersik, Tanjung Petai, Tengkook, Pagung Belantian, Sansa,

Tainam, Sei Lojeng, Sebadok, Entawe, Berinang, Temahar, Sei Taras,

Sengkorom, Sekais, Segau. Wilayah Jelimpo terdiri dari stasi Jelimpo, Kase,

Meroboh, Semayang, Tamang, Asam Merah, Tabik, Pinyit, Bingkai, Seraung,

Munggu Lumut, Mandor Kiru, Angan Tembawang, Angan Landak, Angan

Limau, Angan Rampan, Angan Pelanjau, Angan Tutu, Angan Bangka.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Wilayah Sangku terdiri dari stasi Sangku, Ranto Lanu, Laman Tongon,

Senajuk, Tembawang Sangku, Sei Asam, Pesak, Pawis, Adong, Mengkatang, Kari

Rantau Lanu. Wilayah Ladangan Pal 20 terdiri dari stasi Pal 20, Pampang,

Merempayang, Sairi Bangsal, Bagan Sairi, Manur Sapari, Reo Majau, Keniatan,

Tareng Pulai. Wilayah Tebedak terdiri dari stasi Tebedak, Entikit, Sendaun,

Semabak, Serondok, Temiang Sawi, Tubang Raeng, Kare Semosok, Ngedang.

Wilayah Kuala Behe terdiri dari stasi Kuala Behe, Sengangkam, Entobo, Opo,

Permiit, Ensiit, Langsat, Muara Bangkup, Kurnia, Jawat, Simpang Merada,

Leban, Nyayum dan Engkoje, Entibi, Paku Raya, Engkalong, Padang Dait.

Wilayah Nahaya Terdiri dari stasi Nahaya, Jelau Belangiran, Pak Mayam, Sebua

Nahaya, Kota Baru, Tareng Nahaya, Damar, Pagung Nahaya.

Wilayah Sengkuang terdiri dari stasi Sengkuang, Bayur, Raba, Palo, Taba,

Perumahan SDK/ PT.Wira, Tebuan Hilir, Tebuan Bangan, Labur, Papung, Nguap.

Wilayah Emplasment terdiri dari stasi Emplasmen, PMS Ngabang, Seluang

Danau (Plasma 8), Plasma 1, Plasma 7 (Semata), Afdeling 1, Afdeling 2, Afdeling

3, Afdeling 4. Wilayah Engkadu terdiri dari stasi Engkadu, Tanjung Monte, Tapis

Tembawang, Sangke Bawah, Sangke Atas, Ambarang, Sebua Monte, Emperiuk,

Peromponh, Mua, Baloh, Ugan Hilir, Nyiin, Rangkat Pinggan. Wilayah Ngabang

Kota sendiri terdiri dari beberapa lingkungan yaitu Lingkungan Santo Petrus,

Lingkungan Santo Ignatius, Lingkungan Santo Petrus, Lingkungan Santo

Mikhael, Lingkungan Santa Klara, Lingkungan Santa Theresia, Lingkungan Santo

Padre Pio, Lingkungan Bunda Maria, Lingkungan Santo Yohanes Maria Vianney,

Lingkungan Santo Yosef, Lingkungan Santa Angela, Lingkungan Santo Thomas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Aquinas, Lingkungan Santo Yohanes, Lingkungan Santo Fransiskus, Lingkungan

Santa Maria, Lingkungan Santo Kornelius, Lingkungan Santa Katarina,

Lingkungan Santa Bernadeta.

b. Kekhasan dan Kehidupan Umat Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan


Barat
Kekhasan umat di paroki Salib Suci Ngabang ini memiliki rasa

persaudaraan paguyuban yang erat. Terlihat pada aktivitas keseharian mereka,

terlebih pada saat kegiatan di paroki yang membutuhkan banyak tenanga. Dari

anak-anak sampai dengan orang dewasa bergotong royong dalam bekerja.

Sebagian besar umat paroki juga aktif dalam kehidupan menggereja. Melalui

kegiatan menggereja umat dapat mengembangkan kehidupan rohaninya.

Di setiap stasi maupun lingkungan selalu diadakan doa bersama minimal

satu kali seminggu. Dalam doa lingkungan tersebut, baik orang dewasa, remaja

atau pun anak-anak diberi bagian dalam tugas, misalnya menjadi lektor, menjadi

dirigen, ataupun pemimpin. Orang dewasa selalu mengusahakan agar anak-anak,

remaja dan OMK mengikuti kegiatan di Gereja maupun di lingkungan.

Kehidupan umat di Paroki Salib Suci Ngabang tergolong damai dan

tentram, meskipun memang ada beberapa keluarga yang mengalami permasalahan

dalam kehidupan rumah tangganya sehingga akhirnya mengakibatkan perceraian.

Di lain sisi kehidupan bermasyarakat dengan saudara yang berbeda keyakinan

tergolong aman dan damai, tidak ada saling diskriminasi dan pertentangan. Umat

di Paroki Salib Suci Ngabang bermacam ragam, mulai dari golongan kecil sampai

atas. Mata pencaharian umat pun tergolong bermacam ragam, mulai dari tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

bawah sampai atas, misalnya saja buruh, pedagang kecil-kecilan, petani, PNS,

TNI, Polisi, Pengusana dan lain-lain. Meskipun mata pencaharian bermacam

ragam, tetapi persaudaraan antar umat terpelihara dengan erat.

Wilayah Ngabang Kota berada di paroki, dan paroki Salib Suci Ngabang

sudah menjadi ibu kota kecamatan, dengan demikian umat yang berada di wilayah

Ngabang Kota sudah lebih banyak mengenal teknologi. Kehidupan umat sehari-

hari juga tidak terlepas dari teknologi yang ada. Handphone sudah menjadi salah

satu alat komunikasi yang harus dimiliki oleh tiap orang mulai dari orang tua

hingga anak-anak. Saat ini handphone bagi kalangan remaja merupakan hal yang

sangat penting, dengan menggunakan handphone mereka dapat memperoleh

berbagai informasi, saling berkomunikasi dan hiburan.

Era digital yang telah masuk di wilayah ngabang kota perlahan-lahan

membawa perubahan kepada kehidupan remaja. Kemajuan teknologi membawa

pengaruh bagi kehidupan remaja di wilayah Ngabang Kota. Tanpa mereka sadari

pengaruh positif dan negatif sudah mereka alami. Dari situasi yang terjadi akhir-

akhir ini banyak remaja yang akhirnya dipengaruhi dampak negatif karena mereka

belum bijak dalam menggunakan handphone, misalnya sikap yang acuh tak acuh

dengan lingkungan sekitar, individualis, pergaulan bebas dan masih banyak lagi.

3. Kegiatan Pastoral Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat

Selama ini kegiatan pastoral yang ada di paroki Salib Suci Ngabang

berada di bahwa pengawasan DPP (Dewan Pastoral Paroki). DPP memiliki tugas-

tugas ynag berhubungan dengan hidup dan karya paroki (Sumarno, 2003:35).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Macam-macam tugas pelayanan di Paroki Salib Suci Ngabang ialah bidang

Liturgi, Kerasulan Awam, Katekese, Kewanitaan, Sosial, Seni Budaya, Pemuda

dan Olahraga, Seksi Pemakaman.

Paroki Salib Suci Ngabang memiliki beberapa paguyuban yang mengajak

umat untuk hidup dalam kasih persaudaraan, misalnya KTM (Kelompok

Tritunggal Maha Kudus), St. Monika (perkumpulan janda), KKMK (Komunitas

Karyawan Muda Katolik, OMK (orang Muda Katolik, WKRI (Wanita Katolik

Republik Indonesia), PPA (Putra Putri Altar), St. Veronika, dan Bapakat (Bapak-

bapak Katolik. Paguyuban tersebut selalu melaksanakan pertemuan rutin yang

bertujuan membangun persaudaraan dalam iman, harapan dan kasih.

Kegiatan pastoral lain ialah Liturgia yang bertugas dalam mempersiapkan

ibadat-ibadat dan misa tahunan di Gereja, bidang ini pula bekerjasama dengan

setiap ketua lingkungan untuk selalu mengadakan doa lingkungan. Bidang

kerasulan awam juga ditandai dengan pembagian kelompok-kelompok doa yang

bertugas melaksanakan pelayanan di stasi-stasi. Kegiatan pelayanan ini

dilaksanakan pada masa Prapaska dan masa Adven, tetapi untuk setiap minggu

biasa juga ada beberapa kelompok yang mendapatkan tugas tersebut. Bidang

katekese di sini juga bertugas pada saat ada kegiatan pembaptisan, Krisma, dan

lain-lain. Bidang katekese ini sebagai pintu masuk umat untuk mengalami dan

menjawab panggilan dan perturusan Kristus sendiri.

Bidang Kewanitaan sebagai salah satu paguyuban yang ada di paroki

sering mengadakan pertemuan, misalnya arisan, ibadat, misa, bazar dll. Bidang

sosial bergerak dalam kegiatan-kegiatan sosial yang mengajak seluruh umat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

terlibat aktif dalam sosial kemasyarakatan. Bidang seni budaya, pemuda dan

olahraga disini membawahi OMK (Orang Muda Katolik), KKMK (Komunitas

Karyawan Muda Katolik) dan kegiatan-kegiatan seni serta olah raga yang selalu

rutin diadakan di Gereja. Seksi Pemakaman di sini melayani keluarga-keluarga

yang sedang berduka.

B. Metodologi Penelitian

1. Rumusan Permasalahan

a. Bagaimana pandangan pendamping dan remaja tentang sikap remaja di

wilayah Ngabang terhadap penggunaan handphone?

b. Sejauh mana handphone sudah digunakan dalam pembinaan hidup

beriman remaja di wilayah Ngabang Kota?

c. Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan

handphone dalam pembinaan hidup beriman remaja?

2. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pandangan pendamping tentang sikap remaja di

wilayah Ngabang Kota terhadap penggunaan handphone?

b. Mengetahui sejauh mana handphone sudah digunakan dalam hidup

beriman remaja di wilayah Ngabang Kota?

c. Menemukan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif

penggunaan handphone dalam hidup beriman remaja


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

3. Manfaat Penelitian

Bagi remaja:

Dengan adanya penelitian ini, para remaja diharapkan mengetahui

bahwa handphone yang mereka miliki bukan hanya sebatas teknologi

komunikasi saja tetapi juga mampu menjadi sarana pembinaan hidup beriman

mereka. Selain itu pula melalui penelitian ini para remaja semakin mampu

untuk memanfaatkan sebaik-baiknya handphone yang mereka miliki sesuai

dengan saran yang dianjurkan oleh Gereja demi perkembangan iman mereka.

Bagi pendamping remaja:

Dengan adanya penelitian ini diaharapkan pembina semakain mampu

untuk memanfaatkan media teknologi terutama handphone sebagai sarana

pembinaan iman bagi para remaja serta mengetahui berbagai metode yang

digunakan untuk pembinaan dalam rangka pembinaan iman remaja.

Bagi pastor paroki:

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pastor paroki semakin

menyadari bahwa pembinaan iman remaja semakin perlu ditingkatkan.

Terutama dengan memanfaatkan media teknologi, terutama handphone

sebagai sarana pembinaan hidup beriman remaja.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

4. Penelitian yang Relevan

Semakin berkembang zaman perkembangan teknologi semakin maju dan

berdampak besar terhadap hidup manusia dari segi negatif maupun positif

terutama anak-anak dan remaja. Hampir seluruh remaja kecanduan dengan

handphone yang memiliki berbagai fitur untuk mengakses media sosial melalui

handphone. Remaja selalu ingin tahu hal-hal yang baru dan unik remaja

merupakan usia yang paling rawan terhadap pengaruh luar. Jika remaja salah

dalam menanggapi info yang mereka dapat dari media teknologi, akan

berpengaruh pada perilaku dan pola pikir mereka.

Setelah dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaaan Ponsel

Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja” yang dilakukan oleh Ina Astari

Utaminingsih dari Institut Pertanian Bogor menghasilkan bahwa tingkat

penggunaan ponsel pada remaja cenderung sangat tinggi. Dengan demikian ponsel

sebagai media komunikasi dan hiburan dianggap sebagai kebutuhan sehari-hari.

Selain itu pula waktu pemakaian ponsel pada remaja tidak menentu. Penggunaan

ponsel pada remaja digunakan untuk berkomunikasi terlebih komunikasi terhadap

taman sebaya dan pacar. Remaja yang menggunakan ponsel juga

memperhitungkan pengeluaran penggunaan ponsel tersebut sehingga tidak terlalu

memberatkan orang tua.

Berdasarkan data yang ditemukan, interaksi remaja dengan lingkungan

teman dan pacar lebih baik dalam hal kuantitas, yang berarti lebih sering bertemu

tatap muka, sedangkan interaksi antara remaja dengan lingkungan keluarga lebih

baik dalam hal kualitas, yaitu topik pembicaraan yang dibicarakan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

keluarga mulai dari pembicaraan ringan dan pemting. Hal ini menyimpulkan

bahwa penggunaan ponsel tidak mempengaruhi interaksi remaja secara tatap

muka. Hal tersebut berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh Budyatna

(2005), yaitu dengan penggunaan ponsel maka dapat mempengaruhi suatu proses

yang bersifat transaksional dalam interaksi tatap muka.

5. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif. Menurut J,

Moelang penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

presepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian kualitatif sendiri dimanfaatkan untuk meneliti perilaku dan

motivasi, untuk memahami isu-isu rumit , untuk evaluasi dll. (Moleong, 2012: 7).

Oleh sebab itu penulis menggunakan penelitian kualitatif untuk mengetahui dan

dapat memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui.

Dalam hal ini penulis memilih menggunakan teknik pengumpulan data

dengan observasi, wawancara, dokumen, rekaman, dan foto. Observasi adalah

teknik pengumpulan data untuk mengetahui perilaku manusia, proses kerja.

Peneliti menggunakan obervasi berperan serta, berarti peneliti terlibat dengan

kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber data penelitian (Sugiyono, 2012:145). Wawancara merupakan percakapan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak pewawancara

dan terwawancara. Disini pewawancara mengajukan pertanyaan dan

terwawancara memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2012:186).

Dokumen adalah bahan tertulis atau film. Dokumen sudah lama digunakan dalam

penelitian sebagai sumber data dan dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan,

bahkan meramalkan sedangkan rekaman (record) adalah setiap pertanyaan yang

tertulis yang disusun oleh seorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu

peristiwa atau menyajikan akunting (Moleong, 2012:217).

6. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2016 s.d. 12 Januari

2017 di Paroki Salib Suci Ngabang.

7. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling purposive.

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka

sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan (Sugiyono, 2012: 85).

Dalam penelitian ini sampel penelitian tentang penggunaan handphone terhadap

hidup beriman remaja, diambil sampel sumber data dari remaja yang aktif

menggunakan handphone serta pendamping remaja dalam kegiatan

pendampingan iman reamaja. Responden dari penelitian ini adalah remaja,

dengan rentang usia dari 12-17 tahun, dari 18 lingkungan yang dijadikan 4 rayon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

lingkungan, yang berarti jumlah perwakilan remaja dari tiap rayon adalah 6 orang

sehingga jumlah totalnya adalah 24 orang, kemudian pendamping 2 orang dan

pastor paroki 1 orang.

8. Variabel Penelitian

a. Dalam penelitian in ada dua variabel yang diteliti, yaitu penggunaan

handphone dan hidup beriman remaja.

Tabel 1. Kisi-kisi untuk Remaja

Variabel Aspek yang Diungkap Indikator Jml No

Item Item

Penggunaan a. Tujuan penggunaan  Menjelaskan 3 1,2,3

Handphone handphone tentang tujuan

penggunaan

handphone

b. Manfaat  Menyebutkan 1 4

penggunaan manfaat-manfaat

handphone penggunaan

handphone

c. Dampak positif  Menyebutkan 1 5

penggunaan dampak positif


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

handphone penggunaan

handphone

d. Dampak negatif  Menyebutkan 1 6, 7

sikap dalam dampak negatif

menggunakan sikap penggunaan

handphone handphone

Hidup a. Ciri-ciri hidup  Menjelaskan ciri- 1 8

beriman beriman ciri hidup

remaja beriman

b. Kegiatan  Menjelaskan 2 9,10

menggereja kegiatan

membantu hidup menggereja

beriman membantu hidup

beriman

c. Penggunaan  Menjelaskan 3 11,12,13

handphone dalam penggunaan

pembinaan hidup handphone

beriman remaja dalam pembinaan

hidup beriman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

remaja

d. Manfaat  Menyebutkan

penggunaan manfaat

handphone dalam pengunaan 1 14

hidup beriman handphone

remaja dalam hidup

beriman remaja

e. Harapan - Harapan 1 15

pendamping dan pendamping dan

pastor paroki pastor paroki

untuk mengatasi untuk mengatasi

dampak dampak

penggunaan penggunaan

handphone dalam handphone dalam

hidup beriman hidup beriman

remaja remaja

Tabel 2. Kisi-kisi Pertanyaan untuk Pastor/Pendamping

Variabel Aspek yang Diungkap Indikator Jml No

Item Item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Penggunaan a. Tujuan penggunaan  Menjelaskan 3 1,2,3

Handphone handphone tujuan

penggunaan

handphone

b. Manfaat  Menyebutkan 1 4

penggunaan manfaat-manfaat

handphone penggunaan

handphone

c. Dampak positif  Menyebutkan 1 5

penggunaan dampak positif

handphone penggunaan

handphone

d. Dampak negatif  Menyebutkan 1 6

sikap dalam dampak negatif

menggunakan sikap penggunaan

handphone handphone

e. Tantangan bagi - Menjelaskan 1 7

remaja dalam hidup tantangan dalam

beriman hidup beriman

remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Hidup a. Kegiatan  Menjelaskan 1 8

beriman menggereja kegiatan

remaja membantu hidup menggereja

beriman membantu hidup

beriman

b. Penggunaan  Menjelaskan 2 9, 10

handphone dalam penggunaan

pembinaan hidup handphone dalam

beriman remaja pembinaan hidup

beriman remaja

c. Manfaat  Menyebutkan 1 11

penggunaan manfaat

handphone dalam pengunaan

hidup beriman handphone dalam

remaja hidup beriman

remaja

d. Harapan  Harapan

pendamping dan pendamping dan 1 12

pastor paroki pastor paroki

untuk mengatasi untuk mengatasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

dampak dampak

penggunaan penggunaan

handphone dalam handphone dalam

hidup beriman hidup beriman

remaja remaja

9. Instrumen Penelitian

Pertanyaan Wawancara Dampak Penggunaan Handphone terhadap Hidup


Beriman Remaja (Remaja) :
1. Sejak kapan anda menggunakan handphone?

2. Aplikasi apa saja yang sering anda gunakan?

3. Apakah tujuan anda menggunakan handphone?

4. Manfaat apa yang anda dapatkan dalam penggunaan handphone?

5. Menurut anda apakah dampak positif dari penggunaan handphone?

6. Menurut anda apakah dampak negatif dari penggunaan handphone?

7. Menurut anda apakah anda menggunakan handphone secara bijak?

8. Tantangan apa yang anda hadapi dalam hidup beriman anda?

9. Selama ini kegiatan menggereja apa saja yang anda ikuti?

10. Apakah kegiatan menggereja tersebut semakin membantu anda dalam

hidup beriman?

11. Apakah anda menginstal aplikasi rohani dalam handphone anda?

12. Seberapa sering membuka situs rohani dalam handphone anda?

13. Sejauh mana handphone digunakan dalam pembinaan hidup beriman yang

anda ikuti?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

14. Sejauh ini apakah handphone memberikan manfaat bagi hidup beriman

anda?

15. Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan

handphone terhadap hidup beriman anda?

Pertanyaan Wawancara Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Hidup


Beriman Remaja (Pendamping/Pastor Paroki) :
1. Menurut Bapak/Ibu/Pastor aplikasi apa saja yang sering remaja gunakan ?

2. Sejauh Bapak/Ibu/Pastor melihat apakah tujuan remaja menggunakan

handphone?

3. Bagaimana pandangan Bapal/Ibu/Pastor mengenai sikap remaja dalam

penggunaan handphone saat ini?

4. Menurut Bapak/Ibu/Pastor manfaat apa yang remaja dapatkan dalam

penggunaan handphone?

5. Menurut Bapak/Ibu/Pastor apakah dampak positif yang diterima remaja

dari penggunaan handphone?

6. Menurut Bapak/Ibu/Pastor apakah dampak negatif yang diterima remaja

dari penggunaan handphone?

7. Menurut Bapak/Ibu/Pastor apa yang menjadi tantangan dalam hidup

beriman remaja saat ini?

8. Selama ini kegiatan menggereja apa saja yang remaja ikuti?

9. Apakah kegiatan menggereja tersebut semakin membantu remaja dalam

hidup beriman?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

10. Sejauh mana handphone digunakan dalam pembinaan hidup beriman

remaja?

11. Sejauh ini apakah handphone memberikan manfaat bagi hidup beriman

remaja?

12. Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan

handphone terhadap hidup beriman remaja?

C. Hasil dan Pembahasan Penelitian Dampak Penggunaan Handphone


Terhadap Hidup Beriman Remaja Di Wilayah Ngabang Kota, Paroki
Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat
1. Hasil Penelitian

Penulis menjabarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang

Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Hidup Beriman Remaja Di Wilayah

Ngabang Kota, Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat. Pembahasan

mengenai penelitian ini menimba inspirasi dari Prof. Dr. Sugiyono dengan

pengumpulan data dan analisis data kualitatif. Penelitian ini dilakukan melalui

obeservasi dan wawancara kepada pastor paroki, pastor moderator, pembina dan

kaum remaja. Penelitian tersebut dilaksanakan mulai 20 Desember 2016 sampai

dengan 12 Januari 2017. Penulis telah melakukan observasi dengan mengikuti

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh para remaja dan pendamping. Kegiatan

yang telah diikuti misalnya pertemuan/diskusi untuk membahas rencana kegiatan

turney, latihan koor, turney dan lain-lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

a. Hasil Penelitian Wawancara Pastor Paroki, Pastor Pendamping dan


Pendamping

Tabel 3. Penggunaan Handphone

No Kategori Data Kualitatif


1. Aplikasi yang sering BBM, FB, WA, Instagram, Line, SMS
remaja gunakan dalam
handphone

2. Tujuan remaja Sarana komunikasi untuk jarak yang jauh atau pun
menggunakan handphone? dekat.

mempermudah akses informasi; menjalin interaksi


sosial dan sarana hiburan (game, selfie dsb)

3. Sikap remaja dalam Positif : menggunakan handphone sebagai Sarana


penggunaan handphone komunikasi, menyampaikan pesan dan menerima
pesan tanpa berbicara langsung.
Negatif: tidak menggunakan handphone dengan
bijak.
Sikap ketergantungan, sehingga sikap acuh atau
cuek dengan realitas konkret di sekitar.

Tidak tepat guna, menjadi tujuan yang lain atau


kurang baik.
4. Manfaat yang didapatkan Menyampaikan dan menerima pesan dengan mudah
remaja dalam penggunaan dan tidak perlu waktu yang lama.
handphone
Mengakses informasi lancar, efektif dan efisien;
menambah relasi, rekreasi, dan sarana menggali
ilmu serta mengembangkan kreativitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Terbuka akan dunia luar dan memudahkan untuk


berkomunikasi
5. Dampak positif penggunaan Dapat berkomunikasi dengan cepat.
handphone Mempermudah akses informasi, menambah relasi,
rekreasi, sarana menggali ilmu dan
mengembangkan kreativitas.

6. Dampak negatif penggunaan Boros dengan uang, tidak bijak menggunakan


handphone? waktu, mencelakakan
Sibuk dengan dengan diri sendiri (individualistis),
malas untuk bergerak/beraktivitas, lupa
waktu/kurang disiplin, candu game

Tabel 4.
Hidup Beriman Remaja
7. Tantangan dalam hidup Pengaruh global, kemajuan teknologi, pengaruh
beriman remaja lingkungan
Pergaulan bebas, narkoba, paham radikal
kelompok tertentu.

Kehidupan iman dan kenyataan hidup tidak


seimbang sehingga mudah rapuh dan goyah, serta
iman mereka kurang mengakar.
8. Kegiatan menggereja yang Misa Minggu dan Hari Raya, kerasulan ke Stasi
remaja ikuti (tourne), Ekaristi Kaum Muda (EKM), Temu
Orang Muda Katolik, rekoleksi/retret, misdinar,
koor, bakti sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

9. Kegiatan menggereja Kegiatan menggereja yang positif semakin


membantu remaja dalam membantu dalam hidup beriman remaja.
hidup beriman

10. Handphone digunakan dalam Sejauh dapat berkomunikasi dengan benar dan
pembinaan hidup beriman digunakan untuk pembinaan.
remaja Sebagai sarana berkoordinasi/ berbagi informasi
terkait kegiatan menggereja; postingan kata-kata
ayat Alkitab atau renungan

11. Manfaat handphone dalam Bila digunakan dengan baik dapat sangat
hidup beriman remaja bermanfaat bagi hidup beriman.

Tabel 5.
Usulan atau Harapan Pastor dan Pendamping untuk Mengatasi
Dampak Penggunaan Handphone terhadap Hidup Beriman
Remaja

12. cara mengatasi dampak Penyadaran lewat seminar atau konferensi dalam
negatif penggunaan kesempatan rekoleksi/retret tentang etika
handphone terhadap hidup komunikasi, dampak serta manfaat media
beriman remaja komunikasi.

Diberikan pencerahan serta perlu dipantau oleh


orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

b. Hasil Penelitian Wawancara Kaum Remaja


Tabel 6. Penggunaan Handphone
No Kategori Data Kualitatif
1. Waktu menggunakan handphone Menggunakan handphone sejak SD - SMP

2. Aplikasi yang sering digunakan Google, facebook, instagram, BBM, line,


remaja dalam handphone messenger, youtube, joox music, game

Path, whatsapp, hello talks, alkitab


elektronik, dictionary, camly dan musically.
Webtoon, B612, photo grid, retrica, game :
pou, subway surf, dan my talking angela.

3. Tujuan remaja menggunakan Mempermudah berkomunikasi dengan


handphone keluarga dan teman-teman,

Mengetahui perkembangan informasi dari


luar
Sarana hiburan
4. Manfaat yang didapatakan dalam Mendapatkan pengetahuan : update trend,
penggunaan handphone pendidikan, rohani.

Mudah berkomunikasi

5. Dampak positif dari penggunaan Mudah berkomunikasi, menambah


handphone wawasan, berbagi pengalaman dan dapat
mempermudah saat mengerjakan tugas
sekolah.
Menjadi lebih komunikatif tidak kuper
(kurang pergaulan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Alat komunikasi secara tidak langsung dari


jarak dekat atau pun jauh melalui chat,
telepon atau video call.

6. Dampak negatif dari penggunaan Lupa waktu (lupa belajar) dan menjadi tidak
handphone aktif dalam pergaulan sosial secara nyata.
Kesehatan: merusak mata, menyebabkan
radiasi pada otak dan telinga serta memicu
kanker otak, dan menjadi boros.

Mempengaruhi sikap, memudahkan akses


situs-situs ponografi mengakibatkan cyber
crime dan pem-bully-an via internet,

7. Sikap menggunakan handphone Sudah bijak dalam penggunaan handphone.


Belum bijak dalam menggunakan
handphone.

Tabel 7. Hidup Beriman Remaja


No Kategori Data Kualitatif
8. Tantangan dalam hidup beriman Kemajuan teknologi
anda Pengaruh lingkungan yang kurang baik :
pergaulan, media sosial.

Rasa emosional yang terkadang belum dapat


dikontrol sehingga sulit untuk dekat dengan
orang tua.
Rasa malas untuk berdoa dan mengikuti misa
di gereja.

9. Kegiatan menggereja yang diikuti PPA (Putra/i Altar), OMK (Orang Muda
remaja Katolik), Misa hari minggu, Turney ke stasi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

stasi, KTM (Kelompok Tritunggal Maha


Kudus)
10. Kegiatan menggereja membantu Sangat membantu dalam hidup beriman.
remaja dalam hidup beriman
11. Aplikasi rohani dalam handphone Ya, mengintal aplikasi rohani berupa
eKatolik, alkitab elektronik

Tidak, dulu pernah ada dalam handphone.


12. Frekuensi penggunaan situs Sering membuka situs rohani, minimal 1 kali
rohani dalam handphone dalam sehari.

Kadang-kadang membuka situs rohani ini


disaat, mengalami masalah dan juga pada saat
mengerjakan tugas pendidikan agama katolik.

Jarang membuka situs rohani tersebut. Tetapi


jika mendapatkan tugas pendidikan agama
baru membuka situs-situs tersebut
13. Handphone digunakan dalam Digunakan sebagai sarana dalam hidup
hidup beriman remaja beriman: mengakses situs rohani sehingga
mendapatkan ilmu agama, tumbuh
berkembang dalam iman dan juga dapat
membagikan informasi tentang hidup
beriman.
14. Manfaar handphone dalam hidup Handphone sangat bermanfaat bagi hidup
beriman remaja beriman.

Handphone cukup bermanfaat dalam hidup


beriman.

Handphone belum bermanfaat dalam hidup


beriman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 8.
Usulan atau Harapan Remaja untuk Mengatasi Dampak
Penggunaan Handphone terhadap Hidup Beriman Remaja

15. Cara mengatasi dampak negatif Mengurangi durasi pemakaian handphone,


penggunaan handphone terhadap menggunakannya untuk lebih ke hal yang
hidup beriman remaja positif

Aktif mengikuti kegiatan rohani di gereja,


seperti organisasi yang ada dalam gereja,
serta terlibat dalam kegiatan menggereja
seperti ret-reat, rekoleksi dan lain-lain.

Memberikan kesadaran bagi orang tua agar


mengawasi anak-anaknya dalam
menggunakan handphone.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis akan menguraikan hasil penelitian yang telah

dilakukan di Wilayah Ngabang Kota, Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan

Barat. Tujuan dari peneilitian ini sendiri adalah untuk mengetahui pandangan

pendamping tentang sikap remaja di wilayah Ngabang Kota terhadap penggunaan

handphone, untuk mengetahui sejauh mana handphone sudah digunakan dalam

hidup beriman remaja di wilayah Ngabang Kota dan untuk menemukan upaya apa

yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan handphone

dalam hidup beriman remaja tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

a. Penggunaan Handphone

Pada hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa responden remaja

mengungkapkan mereka menggunakan handphone sejak SMP (Sekolah

Menengah Pertama) bahkan sejak SD (Sekolah Dasar). Hal ini membuktikan teori

bahwa saat ini mereka yang lahir pada era digital tidak dapat berjauhan dengan

teknologi yang ada dan setiap kegiatan sehari-hari yang dilakukan tidak terlepas

dari peran teknologi handphone menjadi salah satu teknologi. Kemudian Pastor

Paroki dan Pendamping mengatakan bahwa saat ini aplikasi yang sering

digunakan oleh remaja dalam handphone mereka misalnya BBM, Facebook,

WhatsApp, Instagram, Line dan SMS. Kemudian remaja menggungkapkan

beragam aplikasi yang sering mereka gunakan. Dari hasil penelitian aplikasi yang

sering digunakan oleh semua responden adalah BBM, Line, Whatsaap, Facebook,

Instagram, Messenger, Youtube. seperti yang dikatakan oleh salah satu responden:

“Saya sering menggunakan aplikasi seperti Google, Facebook, Instagram, BBM,

Line, Messenger, Youtube, Dan Joox Music. (R22)”

Kemudian responden lain mengatakan bahwa ia sering menggunakan

aplikasi Clash of Clans, WhatsApp dan aplikasi sosial media lainnya. ada pula

yang mengatakan bahwa aplikasi yang sering mereka gunakan adalah BBM, Line,

Instagram, Facebook, Path, WhatsApp, Hello Talks, Alkitab Elektronikm

Dictionary, Camly dan Musically. Melihat dari hasil penelitian diatas, handphone

lebih banyak digunakan oleh remaja sebagai sarana berkomunikasi, mencari

hiburan, terlihat dari pernyataan yang disampaikan oleh para remaja. Gagasan ini

sejalan dengan apa yang dikatakan oleh pastor moderator dan pendamping yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

menyatakan bahwa remaja saat ini menggunakan handphone untuk

berkomunikasi, menambah wawasan serta menghidur diri dengan berbagai game

yang ada.

Pernyataan pastor paroki dan pendamping mengenai tujuan remaja

menggunakan handphone di atas ialah sebagai sarana komunikasi untuk jarak jauh

maupun dekat. Kemudian pastor moderator yang berkarya dalam bidang

kepemudaan mengatakan bahwa: “Tujuan remaja menggunakan handphone

adalah untuk mempermudah akses informasi serta menjalin interaksi sosial dan

sebagai sarana hiburan misalnya game dan selfie.”

Hasil penelitian pada tabel 4 mengenai tujuan remaja menggunakan

handphone mengungkapkan bahwa tujuan mereka menggunakan handphone

adalah untuk mempermudah berkomunikasi dengan keluarga dan sahabat, selain

itu agar mereka selalu mengetahui perkembangan informasi dari luar, seperti yang

dikatakan salah satu responden: “Yang pasti tujuan saya menggunakan handphone

adalah untuk memperoleh berbagai informasi, baik berupa pengetahuan maupun

mengeksplor bakat dan kemampuan (R23).”

Kemudian remaja yang lain mengatakan bahwa tujuan mereka

menggunakan handphone adalah untuk memperoleh informasi seperti

pengetahuan dan juga mengeksplor bakat serta kemampuan mereka, selain itu

untuk mempermudah komunikasi serta untuk menikmati hiburan seperti games.

Dalam hasil penelitian di atas mengenai sikap remaja dalam penggunaan

handphone pastor paroki mengungkapkan bahwa terkadang remaja menggunakan

handphone secara positif maupun negatif. Positif di sini ditandai dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

penggunaan handphone sebagai sarana komunikasi, menambah wawasan serta

menyampaikan dan menerima pesan dengan cepat tanpa perlu bertatap muka.

Sedangkan negatif dilihat dari cara menggunakan handphone dengan tidak bijak.

Hal ini kembali menyatakan bahwa handophone dapat memberikan pengaruh

positif dan negatif dalam sikap remaja. Kemudian pastor moderator menyatakan

bahwa: “Sikap remaja saat ini terhadap handphone memiliki keinginan untuk

terus memegang handphone serta ada sikap ketergantungan dan akibatnya adalah

sikap acuh atau cuek dengan realitas konkret di sekitar mereka”. Pendamping juga

menyatakan bahwa sikap remaja yang terlihat ialah mereka menggunakan

handphone tidak tepat guna, sehingga tujuan sebenarnya penggunaan handphone

untuk memudahkan komunikasi menjadi tujuan yang kurang baik.

Hasil penelitian mengenai manfaat yang remaja dapatkan dalam tabel di

atas menurut pastor paroki adalah semakin mudah untuk berkomunikasi tanpa

perlu memperhitungankan waktu yang lama. Diungkapkan lagi oleh pastor

moderator yaitu: “Beberapa manfaat penggunaan handphone ialah untuk

mengakses informasi sehingga lancar, efektif dan efisien, menambah teman,

menjadi sarana rekreasi (buang suntuk/bosan), sarana menggali ilmu dan

mengembangkan kreativitas”.

Pendamping juga menyatakan bahwa manfaat remaja menggunakan

handphone ialah mereka lebih terbuka akan dunia luar dan memudahkan untuk

berkomunikasi. Sedangkan dalam tabel 4 terdapat pernyataan remaja mengenai

manfaat yang mereka dapatkan dalam penggunaan handphone. kemudian dapat

dilihat pula dalam tabel 4, remaja menyatakan bahwa dengan menggunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

handphone mereka mendapatkan pengetahuan yang luas mengenai kehidupan dan

rohani, dan bisa mengikuti trend, serta mengetahui informasi mengenai

pendidikan terbaru selain itu pula mudah untuk berkomunikasi juga

mempermudah dalam mengerjakan tugas sekolah, yang kemudian dinyatakan

salah satu remaja: “Manfaat dalam menggunakan handphone ialah, komunikasi

dengan orang-orang yang dekat atau pun jauh menjadi lebih mudah, efektifitas

waktu dalam arti tidak harus bertemu secara langsung untuk berkomunikasi,

banyak mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat, sehingga membantu

saya dalam banyak hal” (R10).

Kemudian responden lain menyatakan bahwa manfaat dari penggunaan

handphone ialah sebagai sarana mendapatkan hiburan. Remaja lain menyatakan

manfaat dari penggunaaan handphone adalah membuat semuanya menjadi lebih

mudah. Kemudian responden lain juga menyatakan bahwa manfaat dari

penggunaan handphone mempermudah mendapatkan informasi, memudahkan

komunikasi serta memperluas jaringan persahabatan. Dengan manfaat-manfaat

yang dirasakan oleh para responden kembali mengingatkan karakteristik hidup di

era digital, yaitu kita mampu memperoleh informasi yang berlimpah, relasi

semakin bertambah namun hanya sebatas dalam genggaman, banyak

mendapatakan berbagai macam informasi dengan cepat tetapi tidak melalui poses

yang mampu memperdalam pengetahuan yang ada.

Selanjutnya hasil penelitian mengenai dampak positif yang diterima

remaja melalui penggunaan handphone menurut pastor paroki adalah dapat

berkomunikasi dengan cepat. Begitu pula dengan pendamping yang menyatakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

bahwa dampak positif yang remaja terima yaitu wawasan mereka semakin

bertambah luas serta relasi semakin bertambah. Kemudian dinyatakan lagi oleh

pastor moderator: “Dampak positif yang remaja terima adalah mempermudah

akses informasi dan lebih efektif serta efisien dalam berkomunikasi, selanjutnya

untuk menambah teman (relasi), selain itu pula untuk sarana rekreasi, menggali

ilmu dan mengembangkan kreativitas”.

Dalam tabel 4 dapat dilihat bahwa remaja memberikan pernyataan

menganai dampak positif dari penggunaan handphone. Beberapa responden

menyatakan bahwa dampak positif yang mereka rasakan ialah memudahkan

berkomunikasi, wawasan mereka semakin bertambah dan juga mereka dapat

berbagai pengalaman dan juga mempermudah mereka dalam mengerjakan tugas

sekolah. Seperti yang dinyatakan oleh salah satu responden: “Dampak positif

penggunaan handphone menjadikan diri lebih komunikatif dalam arti tidak kuper

(kurang pergaulan), mempermudah untuk menerima dan berbagi informasi”

(R17).

Selanjutnya responden lain menyatakan dampak positif dari penggunaan

handpnone adalah sebagai sarana komunikasi jarak jauh maupun dekat melalui

chat, telepon atau pun video call. Dampak postitif lainnya bahwa menggunakan

handphone memberikan informasi yang luas mengenai pelajaran, politik dan hal

lainnya.

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa pastor paroki, pastor moderator dan

pendamping menyatakan dampak negatif yang diterima remaja dari penggunaan

handphone. Pastor paroki menyatakan bahwa remaja menjadi boros dengan uang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

tidak bijak dalam mengatur waktu dan dapat mencelakakan. Pendamping juga

menyatakan bahwa remaja menjadi kurang berkomunikasi dan kurang relasi

dengan orang-orang yang ada di sekitar mereka (mengasingkan diri) dan mereka

lebih mementingkan dunia maya, selanjutnya dipertegas oleh pernyataan pastor

paroki : “Dampak negatif yang dapat diterima oleh remaja ialah para remaja

menjadi sibuk dengan diri sendiri (individualis), kecendrungan malah untuk

bergerak atau beraktivitas fisik seperti kerja dan olahraga, lupa waktu sehingga

kurang disiplin, interaksi sosial secara langsung berkurang dan akhirnya menjadi

kecanduan game”.

Pada tabel 4 remaja menjelaskan dampak negatif dari penggunaan

handphone. Beberapa responden mengatakan bahwa dampak negatif dari

penggunaan handphone ialah membuat mereka lupa waktu, lupa untuk belajar dan

menjadikan mereka tidak aktif dalam pergaulan sosial. Kemudian responden

lainnya menyatakan bahwa dampak negatif dari penggunaan handphone adalah

dapat merusak penglihatan mata, menyebabkan radiasi pada otak dan telinga serta

memicu kanker otak, selain itu pula membuat kita menjadi boros. ada pula yang

menyatakan bahwa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan handphone

adalah dapat mempengaruhi sikap dan perilaku remaja mejadi buruk dikarenakan

mengakses situs-situs pornografi serta akhirnya menyebabkan cyber crime, dan

bullying via internet. Seperti yang dikatakan oleh salah satu responden: “Dampak

negatif penggunaan handphone ialah rawan terhadap tidak kejahatan dalam dunia

maya, pemborosan, mempengaruhi sikap dan perilaku, menciptakan lingkungan

yang tidak sehat” (R19). Data penelitian tersebut membuktikan bahwa handphone
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

memang dapat memberikan dampak negatif serta positif. Dampak positif yang

mereka terima dapat membantu mereka dalam kegiatan sehari-hari yang mereka

alami. Tetapi dampak negatif juga dapat menghambat mereka, terlebih dapat

mempengaruhi relasi mereka terhadap lingkungan sosial dan juga dapat membuat

kesehatan mereka menjadi terganggu.

Pada tabel 4 dapat dilihat sejauh mana remaja mampu menggunakan

handphone secara bijak. Ada yang mengatakan, selama ini mereka sudah bijak

dalam menggunakan handphone, karena handphone digunakan untuk mencari

informasi yang berhubungan dengan tugas sekolah serta menggunakan handpone

dengan tidak berlebihan. kemudian ada yang menyatakan bahwa mereka masih

belum bijak dalam menggunakan handphone karena terkadang lupa waktu serta

lupa tempat dan terkadang mereka membuka situs-situs yang tidak baik.

b. Hidup Beriman Remaja

Pada tabel 2 dapat dilihat pastor paroki, pastor moderator, dan pendamping

memberikan pernyataan mengenai tantangan dalam hidup beriman remaja saat ini.

Pastor moderator menyatakan bahwa tantangan yang mereka hadapi ialah

tawaran-tawaran dari dunia teknologi yaitu internet, pergaulan bebas, narkoba,

dan paham radikal kelompok tertentu. Kemudian pendamping menyatakan bahwa

tantangan yang dihadapi oleh remaja adalah mereka tidak menyeimbangkan antara

kehidupan beriman dan kenyataan hidup, sehingga mudah rapuh dan goyah, serta

iman mereka kurang mengakar. Dipertegas oleh pastor paroki: “Saat ini tantangan

hidup beriman yang dihadapi oleh remaja misalnya adalah pengaruh global,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

kemajuan teknologi, dan pengaruh lingkungan dimana mereka tinggal dan

berinteraksi”. Remaja mengungkapkan tantangan yang mereka hadapi dalam

hidup beriman yang terdapat di dalam tabel 5. Beberapa responden mengatakan

bahwa tantangan yang dialami dalam hidup beriman adalah kemajuan tekologi,

kemudian responden lain mengatakan bahwa tantangan yang meraka hadapi

adalah pengaruh lingkungan yang kurang baik, misalnya pergaulan, media sosial

sehingga dapat menggoyahkan kehidupan beriman. Selanjutnya responden lainnya

menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi ialah rasa emosiaonal dalam diri

yang belum dapat dikontrol sehingga sulit untuk dekat dengan orang tua dan

menerima pembinaan iman dari orang tua. Ada pula responden yang menyatakan

bahwa tantangan yang mereka hadapi adalah rasa malas untuk berdoa dan

mengikuti misa dan kegiatan di Gereja. Kemudian dinyatakan oleh salah satu

responden: “Tantangan yang saya hadapi dalam hidup beriman, apalagai zaman

sekarang ialah kemajuan teknologi yang membuat kita terkadang lupa akan waktu

dan tidak bisa membagi waktu untuk memperhatikan dan mengembangkan iman”

(R1).

Media komunikasi termasuk handphone sangat berpengaruh di dalam

kehidupan , dan remaja merupakan penerima pertama yang paling langsung dari

media (Komisi Kateketik, 2015:45). Pernyataan ini mengungkapkan bahwa

seluruh sendi kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari media komunikasi

termasuk kehidupan beriman, dan di sini remaja menjadi salah satu penerima

langsung dampak tersebut, karena remaja lahir dan bekembang dalam era tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Dalam era digital ini tidak dapat dihindari bahwa tantangan-tatangan dari

luar diri dapat mengganggu hidup beriman, termasuk kemajuan-kemajuan

teknologi yang ada. Terlebih tantangan tersebut dapat menganggu hidup beriman

remaja, dan jika tidak diatasi, akan merusak hidup beriman remaja. Dalam tabel 2

dapat dilihat data hasil penelitian mengenai kegiatan menggereja yang diikuti oleh

remaja. Pastor paroki, pastor moderator dan pendamping mengatakan bahwa

kegiatan yang sering diikuti oleh remaja misalnya beribadah, misa setiap minggu,

pertemuan kelompok, OMK, latihan tari dan lagu.. Pembina mengatakan bahwa

kegiatan yang sering diikuti remaja adalh OMK, PPA (Putra/i Altar), Kerasulan

(tourne). Seperti yang dinyatakan oleh Pastor moderator: “Kegiatan yang sering

remaja ikuti adalah Misa hari minggu dan hari raya, kerasulan ke stasi (tourne),

Ekaristi Kaum Muda (EKM), Temu Oang Muda Katolik (TOMK), Rekoleksi atau

retret, Misdinar, Koor, dan Bakti Sosial”.

Pada tabel 5 remaja juga menyatakan kegiatan apa saja yang telah mereka

ikuti. Semua responden mengatakan bahwa kegiatan yang mereka ikuti selama ini

misalnya PPA (Putra/i Altar), OMK (Orang Muda Katolik), Misa Hari Minggu,

Tourne ke stasi-stasi, KTM (Kelompok Tritunggal Maha Kudus) seperti yang

diungkapan oleh salah satu responden: “Kegiatan menggereja yang saya ikuti

selama ini misalnya adalah OMK (Orang Muda Katolik), Tourne/merasul ke stasi-

stasi, KTM (Kelompok Tritunggl Maha Kudus), dan berpartisipasi dalam

perlombaan” (R12).

Dalam tabel 2 terdapat pernyataan pastor paroki, pastor moderator dan

pendamping yang mengatakan bahwa kegiatan menggereja tersebut semakin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

membantu remaja dalam hidup beriman remaja. Dalam tabel 5 semua remaja yang

menjadi responden mengatakan bahwa kegiatan menggereja tentu saja membantu

mereka dalam hidup beriman mereka. Kemudian dipertegas oleh pembina yang

menyatakan bahwa: “Ya, menurut saya pribadi bahwa kegiatan menggereja

tersebut sangat membantu remaja dalam hidup beriman mereka.”

Pada tabel 5 terdapat pertanyaan mengenai aplikasi rohani apa saja yang

digunakan oleh remaja saat ini. Jawabaan yang diberikan oleh para remaja pun

berbeda-beda. Beberapa responden mengatakan bahwa mereka menggunakan

aplikasi rohani seperti eKatolik. Kemudian responden lainnya menjawab bahwa

aplikasi rohani yang mereka instal adalah Alkitab Ekeltronik. Selanjutnya

beberapa responden lainnya mengatakan bahwa untuk saat ini mereka tidak

menginstal aplikasi tersebut.

Dalam tabel 5 terdapat pernyataan remaja mengenai frekuensi waktu

dalam membuka situs-situs rohani melalui handphone yang mereka miliki. Ada

responden yang mengatakan bahwa mereka lumayan sering membuka situs rohani

dari handphone mereka, seperti yang diungkapkan salah satu responden: “Saya

lumayan sering membuka situs rohani dalam handphone saya, minimal 1 kali

dalam sehari mereka membuka situs tersebut “ (R10). Kemudian responden

lainnya mengatakan bahwa mereka terkadang membuka situs rohani tersebut

tetapi hanya saat mengerjakan tugas Pendidikan Agama Katolik saja. selanjutnya

responden yang lain mengatakan bahwa mereka jarang membuka situs rohani.

Pada tabel 2 dapat dilihat pator paroki, pastor moderator dan pendamping

yang mengatakan bagaimana remaja menggunakan handphone dalam hidup


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

beriman mereka. Pastor paroki mengatakan bahwa handphone digunakan dalam

pembinaan hidup beriman sejauh mereka berkomunikasi dengan benar dan

digunakan untuk pembinaan. Peendamping mengatakan bahwa handphone

digunakan sebagai sarana berkomunikasi dalam organisasi atau kegiatan yang

mereka ikuti, sehingga mereka lebih mudah berinteraksi dan saling berbagi.

Kemudian dipertegas dengan jawaban pastor moderator: “Sejauh ini handphone

digunakan sebagai sarana berkoordinasi atau berbagi informasi terkait kegiatan

menggereja serta melalui handphone mereka memposting kata-kata atau ayat

Kitab Suci dan dibagikan di grup komunitas masing-masing”.

Dalam tabel 5 pun dapat dilihat sejauh mana remaja menggunakan

handphone dalam hidup beriman. Beberapa responden menyatakan bahwa

handphone belum digunakan dalam hidup beriman. Tetapi Beberapa responden

mengatakan bahwa sejauh ini handphone digunakan sebagai sarana dalam hidup

beriman. Seperti yang dinyatakan oleh salah satu responden: “Sejauh ini

handphone digunakan sebagai sarana hidup beriman, misalnya dengan mengakses

situs rohani, membuka aplikasi rohani yang terdapat dalam handphone sehingga

mendapatkan ilmu agama, serta dapat membagikan informasi tentang hidup

beriman kepada sahabat-sahabat saya” (R8). Dari data yang telah diperoleh di

atas, dapat dilihat bahwa untuk saat ini, handphone telah digunakan dalam hidup

beriman remaja. Handphone digunakan sebagai sarana seperti: berbagi hal-hal

rohani, berkoordinasi, dan lain-lain. Dalam hal ini terlihat bahwa handphone telah

digunakan sebagai sarana bagi hidup beriman remaja, tetapi belum maksimal. Saat

ini, Paus Fransiskus memberikan contoh bagi kita kaum Kristiani untuk selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai sarana penginjilan dan katekese.

Dalam akun instagramnya Paus selalu memposting hal-hal yang berbau rohani

dan ajaran-ajaran mengenai kasih.

Pada tabel 2 terdapat pernyataan dari pastor paroki bahwa handphone

dapat memberikan manfaat bagi hidup beriman remaja sejauh digunakan dengan

baik. Ditegaskan lagi oleh pastor moderator: “Handphone dapat memberikan

manfaat jika dihunakan secara wajar dan semestinya, sehingga juga memberikan

manfaat bagi hidup beriman remaja”.

Kemudian pendamping juga mengatakan bahwa handphone dapat

membantu mereka dalam media komunikasi yang dilaksanakan dalam hidup

beriman mereka misalnya kegiatan menggereja. Pada tabel 5, responden

mengatakan bahwa sejauh ini handphone sangat bermanfaat bagi hidup beriman

mereka. Responden lainnya mengatakan bahwa sejauh ini handphone cukup

memberikan manfaat bagi hidup beriman mereka, dan ada pula yang mengatakan

bahwa sejauh ini handphone belum sepenuhnya bermanfaat dalam hidup beriman

mereka, karena handphone belum dimanfaatkan dalam hidup beriman.

c. Usulan atau Harapan Untuk Mengatasi Dampak Penggunaan


Handphone Terhadap Hidup Beriman Remaja
Pada tabel 3 pastor paroki menyatakan bahwa yang perlu diupayakan ialah

memberikan pemahaman tentang apa itu tujuan penggunaan handphone,

selanjutnya diperikan pemahaman agar tidak menyalahgunakan handphone dalam

keseharian mereka. Kemudian pendamping pun mengatakan bahwa upaya yang

perlu dilakukan ialah dengan memberikan pencerahan kepada mereka serta perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

pengawasan dari orang tua. Selanjutnya usulan kembali dipertegas oleh pastor

moderator yang menyatakan: “Upaya yang perlu dilakukan ialah penyadaran

lewat seminar atau konferensi dalam kesempatan rekoleksi atau ret-ret tentang

etika komunikasi, dampak serta manfaat media komunikasi”.

Pada tabel 6 pun remaja mengatakan upaya-upaya yang perlu dilakukan.

Sebanyak 17 responden mengatakan bahwa upaya yang perlu dilakukan ialah dari

diri sendiri mengurangi durasi pemakaian handphone, menggunakan handphone

untuk lebih pada hal yang positif. Beberapa responden mengatakan upaya yang

perlu dilakukan ialah mengikuti kegiatan rohani di Gereja, seperti organisasi yang

ada dalam kegiatan menggereja serta mengikuti rekoleksi, retret dan lain-lain.

Selanjutnya responden lainnya mengatakan bahwa upaya yang perlu dilakukan

ialah memberikan kesadaran bagi orang tua untuk mengawasi anak-anaknya

dalam menggunakan handphone.

D. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai “Dampak

Penggunaan Handphone Terhadap Hidup Beriman Remaja di Wilayah Ngabang

Kota, Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat”, penulis mengambil

beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut terdiri dari pandangan pendamping

mengenai sikap remaja terhadap penggunaan handphone, selanjutnya sejauh mana

handphone digunakan dalam hidup beriman remaja dan upaya yang perlu

diperhatikan demi mengatasi dampak negatif penggunaan handphone dalam hidup

beriman remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Telah diteliti bahwa ada kesamaan pandangan antara pendamping dan

remaja, bahwa saat ini remaja belum mampu menggunakan handphone secara

bijak. Hal ini dapat dibuktikan dari pernyataan oleh pendamping dan remaja,

bahwa para remaja belum mampu mengatur waktu dalam menggunakan

handphone tersebut, sehingga tanggungjawab mereka sebagai pelajar menjadi

terganggu. Kehidupan sosial mereka secara nyata juga terganggu, karena mereka

lebih senang akan kegiatan di depan layar dibandingkan untuk berinteraksi dengan

masyarakat sekitar. Para remaja juga lebih memanfaatkan handphone sebagai

sarana untuk memenuhi keinginan diri dalam arti mencari hiburan, informasi serta

mengekspresikan diri. Pendamping menyapaikan bahwa dengan penggunaan

handphone secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif bagi remaja,

misalnya boros, lupa waktu, dan lain-lain.

Dari wawancara yang telah dilakukan penulis kepada Pastor Paroki,

Pastor moderator serta Pendamping dikatakan bahwa saat ini penggunaan

handphone berpengaruh besar bagi seluruh segi kehidupan remaja, tidak hanya

dalam kehidupan mereka sehari-hari tetapi juga di dalam kehidupan beriman

mereka. Penggunaan handphone yang tidak terkontrol mampu menjerumuskan

remaja ke dalam hal-hal yang negatif. Jika remaja tidak bijak dalam penggunaan

handphone, mereka dapat melakukan hal-hal yang negatif seperti : mengakses

situs-situs pornografi, melakukan bullying, cyber crime, bahkan mereka menjadi

individualis dan tidak mau bersosialisasi dengan dunia luar. Hal-hal negatif yang

di dapat dari penggunaan handphone tersebut mampu merusak hidup beriman

remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Kemudian remaja menyatakan bahwa mereka menggunakan handphone

dari usia yang terbilang cukup dini mulai dari SD dan SMP. Penggunaan

handphone memang membantu mereka untuk berkomunikasi juga menambah

relasi. Bukan hanya remaja saja yang merasakan dampak tersebut, tetapi semua

kalangan yang menggunakan handphone. Tetapi setelah ditelaah kembali melalui

wawancara kepada Pastor paroki, Pastor moderator dan pendamping remaja

bahwa saat ini pandangan mereka mengenai sikap remaja dalam penggunaan

handphone akhir-akir ini belum bijak dan tanpa remaja sadari mereka dapat

pengaruh positif dan negatif.

Positif yang dimaksud ialah melalui handphone kaum muda mampu

menjalin komunikasi lebih baik, mereka menjadi update akan dunia luar,

wawasan menjadi luas, dapat dengan mudah berkoneksi dengan orang lain. Tetapi

di sisi lain hal yang negatif ialah mereka menjadi individualis yang berarti mereka

mengasingkan diri dengan dunia nyata, tidak perduli dengan lingkungan sekitar,

acuh tak acuh, menjadi boros. Penggunaan handphone jika tidak disikapi dengan

baik, akan membawa pengaruh buruk bagi para remaja.

Penggunaan handphone dalam hidup beriman remaja saat ini sebagai

sarana berbagi. Handphone bukan lagi benda asing bagi kaum remaja, maka saat

ini remaja menggunakan handphone sebagai sarana berbagi informasi,

membagikan ayat-ayat kitab suci, membagikan renuangan harian dalam grup

media sosial yang mereka miliki. Melalui kegiatan ini remaja telah memulai

menggunakan handpone sebagai sarana mengembangkan iman. Pendamping pun

memberikan dukungan dengan menjadi penggerak di dalam grup media sosial


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

yang mereka gunakan tersebut. Namun, dari data yang telah dikumpulkan bahwa

handphone belum digunkan semaksimal mungkin dalam hidup beriman remaja.

Dari berbagai dampak positif yang banyak diterima oleh para remaja

dengan menggunakan handphone sebagai sarana hidup beriman, pendamping dan

remaja perlu juga memperhatikan dampak negatif yang lebih besar dapat

berpengaruh bagi hidup beriman remaja. Dampak negatif yang dapat dirasakan

adalah kerugian kesehatan, remaja menjadi boros, terjerumus ke hal-hal yang

negatif, mampu membuat orang yang menggunakannya tidak perduli dengan

keadaan sekitar (Lita 2014: 20) dan masih banyak dampak negatif yang dirasakan

oleh pengguna handphone terutama remaja.

Dengan demikian diperlukanlah upaya-upaya yang memberikan

pandangan baru bagi remaja, hal ini dimaksudkan untuk membantu para remaja

agar lebih memanfaatkan handphone sebaik mungkin sehingga mereka bijaksana

dalam penggunaaan handphone. Upaya yang telah dimunculkan oleh pastor

moderator sebagai pengawas dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh

kaum muda ialah mengadakan kegiatan seperti retret atau pun rekoleksi yang

membahas etika dalam berkomunikasi, serta pemahaman mengenai dampak serta

manfaat media komunikasi. Hal ini bertujuan memberikan pandangan bagi kaum

remaja agar menggunakan handphone secara bijak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
USULAN PROGRAM “BERSELANCAR MELALUI HANDPHONE”

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, penulis mengajukan usulan

program berupa rekoleksi untuk pembinaan iman remaja serta meningkatkan

pemahaman remaja mengenai dampak positif dari handphone bagi hidup beriman

mereka.

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi saat ini menjadi salah satu pemicu perkembangan

handphone. Saat ini handphone bukan hanya sekedar untuk menerima dan

menyampaikan pesan, atau menerima dan menelpon seseorang, tetapi juga

menjadi alat untuk berbagi informasi, update bertia terbaru, dan masih banyak

manfaat dari penggunaan handphone. Handphone yang semakin berkembang ini

telah banyak dimiliki dan digunakan oleh setiap orang termasuk kalangan remaja.

Kalangan remaja menjadi salah satu konsumen yang paling menjadi sasaran

kemajuan zaman dikarenakan mereka merupakan generasi yang lahir dalam

situasi dan kondisi kekuatan akses dan akomodasi informasi yang luar biasa atau

mereka lahir di dalam zaman yang serba ada dan serba cepat.

Kemudahan dalam bidang teknologi ini banyak membawa dampak bagi

konseumen yang menggunakannya. Saat ini setiap informasi yang ada dari

seluruh dunia dapat kita terima melalui handphone yang ada di dalam genggaman

kita. Selain itu pula melalui handphone kita mampu berkomunikasi dengan orang

dari belahan dunia yang lain. Banyak kemudahan dan manfaat yang kita terima,

tetapi disisi lain handphone mampu membuat setiap orang terjerumus ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

hal yang negatif, tanpa terkecuali kaum remaja. Dengan berkembangnya zaman

yang semakin pesat, para remaja menjadi tidak terkontrol dalam menggunakan

handphone, sehingga dampaknya dapat mempengaruhi kehidupan remaja,

termasuk kehidupan beriman.

Banyak buku-buku, majalah dan artikel yang membahas dampak negatif

dari penggunaan handphone ini, tanpa terkecuali Gereja juga memberikan

masukan melalui surat-surat gembala yang ditujukan oleh umat pada saat hari

komunikasi sedunia. Memang dampak negatif tidak dapat dihindari dari kemajuan

zaman ini, meskipun demikian banyak juga yang memberikan masukan atau saran

melalui buku, artikel sebagai langkah pencegahan bagi kita untuk mengatasi

dampak negatif yang ditimbulkan oleh pengaruh perkembangan zaman. Orang tua

dapat menjadi salah satu pencegah untuk mengurangi dampak negatif bagi remaja.

Dari penelitian yang telah dilaksanakan di Wilayah Ngabang Kota, Paroki

Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat telah diperoleh data bahwa saat ini para

remaja tidak asing lagi dengan teknologi handphone. Mereka menggunakan

handphone sejak SMP bahkan sejak SD. Dari penelitian yang telah dilaksanakan

di wilayah Ngabang Kota Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat bahwa

menurut Pastor Paroki, Pastor Pendamping dan Pendamping, remaja saat ini lebih

memanfaatkan handphone sebagai sarana untuk berkomunikasi, mencari hiburan

dan update informasi terbaru.

Selain itu pula data yang diperoleh manyatakan bahwa remaja saat ini

belum mampu bersikap bijak dalam menggunakan handphone. Setelah memegang

handphone mereka menjadi terfokus pada dunia maya dan dunia mereka sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

sehingga terkadang lupa akan tugas yang ada dan kurang berpatrisipasi pada

kehidupan sosial masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan ungkapan dari remaja

sendiri dan para pendamping. Dengan kenyataan yang terjadi dilapangan dalam

pembinaan hidup beriman handphone kurang lebih telah digunakan sebagai

sarana utuk berbagi informasi mengenai iman katolik misalnya ayat-ayat Kitab

Suci, Renungan Harian dan informasi yang lain, tetapi hal ini belum dilakukan

semaksimal mungkin.

Gereja telah menggaungkan cara-cara bagi kita untuk mengatasi dampak

negatif dari kemajuan jaman termasuk handphone. Dengan demikian lah hal ini

memberikan inspirasi bagi penulis untuk memberikan usulan program melalui

rekoleksi yang diharapkan perlahan-lahan mampu memperbaiki keadaan yang

ada. Penulis juga belum melihat bahwa paroki Salib Suci Ngabang mengadakan

rekoleksi yang berhubungan dengan kemajuan zaman dan cara memanfaatkan

kemajuan teknologi demi perkembangan hidup beriman remaja oleh sebab itu

penulis memberikan usulan program dengan kegiatan rekoleksi.

B. Sekilas Mengenai Rekoleksi

Rekoleksi/retret adalah suatu latihan rohani yang bertujuan membantu

orang untuk memperteguh iman Kristiani mereka (Kila, 1996:5). Setiap pribadi

memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda dalam beriman kepada

Yesus. Tergantung dari usaha tiap pribadi tersebut untuk menemukan melalui

Kitab Suci, tradisi Gereja, dan ajaran Gereja. Pengalaman tersebut juga tergantung

dari kepekaan orang tersebut merasakan pengalaman bersama Yesus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Melalui rekoleksi/retret segala pengetahuan dan pengalaman yang diiliki

oleh tiap pribadi tersebut diolah untuk mengenal Kristus lebih dekat, sehingga

pada akhirnya diharapkan sungguh mengasihi dan menyerahkan diri kepada-Nya.

Rekoleksi/retret diartikan sebagai kesempatan untuk bertemu dengan Tuhan,

maka dengan demikian dalam rekoleksi/retret Tuhan memanggil dan berinteraksi

secara langsung dengan peserta. Pembimbing berfungsi sebagai fasilitator yang

mendampingi dan mempermudah peserta untuk berefleksi. Rekoleksi yang berarti

“re” adalah kembali dan “collection” adalah mengumpulkan, maka rekoleksi

adalah mengumpulkan kembali. Peserta rekoleksi mengumpulkan kembali

pengalaman hidup yang telah dilalui (Mangunhardjana, 1985:18). Dalam konteks

ini peserta mengumpulkan kembali pengalaman selama menggunakan handphone

apakah digunakan secara bijak dan memanfaatkan handphone sebagai media

hidup beriman agar memiliki pengetahuan lebih tentang Yesus.

C. Metode Appreciative Inquiry

Appreciative Inquiry (AI) ditemukan oleh David Cooperrider seorang

mahasiswa doktoral dan mentornya Suresh Srivasta pada tahun 1980-an

(Banawirtma, 2014:1). Mereka menemukan bahwa pendekatan tradisional yang

menonjolkan kelemahan yang ditemukan membuat orang-orang menjadi loyo dan

kehilangan semangat dan akirnya saling mempermasalahkan. Mendapatkan

ispirasi dari tulisan A. Schweizer (1969) tentang hormat terhadap kehidupan,

Cooperrider dan Srivastva memfokuskan pada apa saja yang menghidupkan, yang

memberdayakan dan mendinamiskan sistem, serta yang meningkatkan dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

mengoptimalkan kinerja klinik (Banawiratma, 2014:2). Mereka memfokuskan

pada momen-monen keberhasilan, pengalaman puncak, cerita mengenai

pembaharuan, pengharapan, keberanian dan perubahan positif. Dengan perubahan

metode yang mereka gunakan hasil menjadi luar biasa, relasi semakin bertambah

baik, kerja sama berkembang dan kinerja dapat dinilai selalu tinggi.

Appreciative Inquiri, adalah “to apprecite” yang berarti menghargai dan

“to inquire” yang berarti menyelidiki, meneliti, dan berusaha menemukan. AI

merupakan usaha untuk menemukan dan menghargai hal-hal positif yang ada

pada kelompok atau organisasi (Banawiratma, 2014:4). Appreciative Inquiri

memiliki empat tahap 4D, yaitu : (1) Discovery, (2) Dream, (3) Design, dan (4)

Destiny.

Discovery adalah tahap dimana peserta diminta untuk mengidentifikasikan

dan mengapresiasikan hal-hal terbaik yang ditemukan melalui sharing, dialog.

Dream berpangkal pada hal positif yang telah ditemukan, kemudian dalam tahap

ini membayangkan keadaan baru yang sesuai dengan harapan terdalam. Design

ialah membuat sebuah strategi untuk mencapai hal yang telah dibayangkan.

Destiny ialah menciptakan apa yang seharusnya, memberdayakan, belajar,

menyesuailan, berimprovisasi dan membangun kapasitas melalui inovasi dan aksi

kolektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

D. Tujuan Program

Program yang diusulkan oleh penulis memiliki tujuan, sebagai berikut:

1) Untuk menambah wawasan remaja mengenai dampak yang dapat ditimbulkan

dari penggunaan handphone

2) Mengajak remaja menyadari manfaat penggunaan handphone sebagai sarana

pengembangan hidup beriman

E. Usulan Kegiatan Rekoleksi

1. Tema umum

Berdasarkan dari hasil penelitian, kegiatan rekoleksi ini bertemakan

“Berselancar Melalui Handphone”. Tema ini dipilih untuk membantu remaja

dalam menggunakan handphone sebaik mungkin, sehingga handphone bukan

hanya digunakan untuk kepentingan hal-hal duniawi, tetapi juga digunakan untuk

pembinaan hidup beriman mereka. Selain itu juga untuk mengajak remaja

menemukan lebih banyak hal-hal yang positif melalui handphone yang dapat

digunakan demi kehidupan mereka dan bersama.

Dalam proses rekoleksi ada beberapa sub tema di antaranya: Pengantar

yang berisi tentang tujuan rekoleksi, discovery yang mengajak peserta untuk

menemukan kembali pengalaman dalam pengunaan handphone sebagai sarana

hidup beriman, dream yang mengajak peserta untuk membuat sebuah mimpi atau

cita-cita berdasarkan pengalaman yang pada akhirnya dapat digunakan dalam

hidup beriman secara pribadi maupun kelompok, design yang mengajak peserta

untuk membuat sebuah strategi demi mewujudkan mimpi yang dicita-citakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

terakhir ialah destiny yang mengajak peserta untuk membuat sebuah keputusan

yang mampu mewujudkan strategi yang telah dirumuskan bersama.

2. Tujuan Rekoleksi

Peserta semakin menambah wawasan mengenai dampak yang dapat

ditimbulkan dari penggunaan handphone serta menyadari manfaat penggunaan

handphone sebagai sarana pengembangan hidup beriman, sehingga pada zaman

globalisasi ini remaja mampu bijaksana dalam menggunakan handphone demi

perkembangan diri dan terutama perkembangan hidup beriman.

3. Peserta

Peserta rekoleksi adalah para remaja dari umur 12-17 tahun di wilayah

Ngabang Kota, Paroki Salib Suci Ngabang.

4. Tempat dan waktu

Rekoleksi dilaksanakan pada 24-25 Juni 2017 bertempat di gedung serba

guna Paroki Salib Suci Ngabang.

5. Bentuk Rekoleksi

Rekoleksi akan dilaksanakan dengan ibadat pembuka, dinamika kelompok,

refleksi, sahring pengalaman, dialog, menonton video, penyampaian materi,

penyusunan niat dan diakhiri dengan misa penutup.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

6. Sumber Bahan

Sumber bahan yang digunakan dalam rekoleksi ini dari berbagai sumber,

antara lain menggunakan buku Hidup di Era Digital, Kitab Suci, klip video.

7. Metode Rekoleksi

Metode yang digunakan dalam refleksi ini ialah Aprreciative Iquiry serta di

dalamnya akan ditayangkan video, gambar, ceramah/informasi, refleksi, sharing

dan dialog.

8. Sarana

Sarana pendukung untuk memperlancar jalannya rekoleksi adalah mic,

laptop, speaker, LCD, viewer, lembar kerja.

9. Susunan acara rekoleksi

JADWAL ACARA REKOLEKSI


“BERSELANCAR MELALUI HANDPHONE”

TG WAKTU ACARA PETUGAS CATATAN


L
SESI I : PEMBUKAAN
24 16.30-17.30 1. Presensi Fasilitator Presensi diedarkan.
Juni 2. Perkenalan
201 3. Pengantar
7 Rekoleksi
4. Game
SESI II: DISCOVERY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

17.30-18.30 1. Klip mengenai Lembar kerja


kemajuan teknologi Flap untuk kerja
2. Inventarisasi kelompok
pengalaman peserta Sharing kelompok :
melalui lembar inventarisasi hasil dan
kerja. (menemukan Fasilitator merumuskan apa yang
hal-hal yang terbaik mereka dapat dalam
dalam era digital) bentuk poster,puisi, dll.
3. Sharing kelompok
4. Pleno, rangkuman
dan tanggapan
pendamping
18.30-19.00 Makan Malam
SESI III : DREAM
19.00-20.30 1. Game Fasilitator Membuat sebuah mimpi
2. Melihat kembali yang diinginkan melalui
hasil kerja kemjaun teknologi demi
(rangkuman) hidup beriman.
kelompok sesi II Refleksi :mimpi Yesus
3. Melihat klip mengenai kehidupan
tentang Dream iman umatnya.
4. Kerja pribadi
(dengan lembar
kerja II)
5. Sharing kelompok
6. Pleno, rangkuman
dan tanggapan
pendamping

Sesi IV: DESIGN


25 09.00-10.30 1. Game Memanfaatkan
Juni 2. Nonton klip peluang-peluang untuk
201 3. Refleksi Pribadi mencapai impian
7 dengan lembar kerja Bagaimana mencapai
III impian
4. Sharing kelompok Penekanan pada Kitab
Pleno, rangkuman dan Suci dan ASG
tanggapan
pendamping
SESI V: DESTINY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

10.30-11.30 1. Game Fasilitator Apa yang perlu


2. Pemaparan kembali diupayakan agar
alur rekoleksi handphone semakin
3. Belajar dari Paus digunakan dalam hidup
Fransikus beriman
4. Refleksi Pribadi
(Lembar Kerja 4)
5. Sharing Kelompok
6. pleno, tanggapan
dan rangkuman

11.30-12.30 Ibadat Penutup Panitia


12.30.13.00 Makan Panitia
Siang+Sayonara

F. Satuan Persiapan Program

1. SATUAN PENDAMPINGAN PEMBUKAAN

1) Identitas

a. Judul Pertemuan : Perkenalan dan Pengantar

b. Tujuan Pertemuan : Membantu peserta untuk saling menyapa antar

peserta dan dengan pendamping serta mengajak

peserta untuk memahami tujuan dari rekoleksi

sehingga proses rekoleksi dapat berjalan dengan

lancar.

c. Peserta : Remaja di wilayah Ngabang Kota, Paroki Salib

Suci Ngabang

d. Tempat : Gedung Serba Guna Paroki Salib Suci Ngabang

e. Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Juni 2017

f. Waktu : 16.30-17.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

2) Pemikiran Dasar

Kehidupan remaja tidak dapat terlepas dari alat teknologi yang

bernama „handphone‟. Alat ini menjadi salah satu hal yang harus dimiliki

oleh remaja. Melalui handphone, remaja dapat berhubungan dengan dunia

luar bahkan mereka dapat terhubung dengan bagian dunia lain, asalkan

mereka memiliki jaringan internet di dalam handphone mereka.

Saat ini banyak artikel yang mengatakan bahwa handphone menjadi

salah satu penyebab banyaknya tindak kejahatan yang dilakukan oleh kaum

remaja. Banyak cyber bullying yang dilakukan remaja kepada teman

sebayanya melalui media sosial dalam handphone mereka bahkan sampai

tejadi tindak kriminal yang diakibatkan oleh penggunaan handphone secara

tidak benar.

Dengan situasi yang terjadi pada tahap pengantar ini peserta diajak

untuk memahami terlebih dahulu apakah itu rekoleksi dan selanjutnya tujuan

diadakannya rekoleksi, serta metode yang akan digunakan dalam proses

rekoleksi ini. Hal ini bertujuan agar peserta memahami dan menyadari

sungguh bahwa kegiatan rekoleksi ini menjadi hal yang sangat penting bagi

hidup beriman mereka.

3) Materi

a. Perkenalan

b. Penjelasan tujuan rekoleksi

4) Metode

a. Informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

b. Tanya jawab

5) Sarana

a. Mic

b. Wireless

c. Laptop

d. LCD

e. Viewer

6) Proses pendampingan

a. Pembuka

“Selamat sore teman-teman muda yang terkasih, marilah sebelum kita

memulai kegiatan kita pada sore hari ini, bersama-sama kita berdoa

untuk memohon berkat Tuhan agar segala proses rekoleksi hari ini

dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kehendak-Nya”.

 Lagu pembuka : “Bapa Engkau Sungguh Baik”

 Doa pembukaan

“Tuhan yang maha rahim, kami bersyukur atas segala rahmat

kasihMu, kami boleh Engkau kumpulkan di tempat ini dengan

penuh suka cita. Bapa yang maha Agung, pada kesempatan kali

ini kiranya lindungilah dan sertailah anak-anakMu terkhusus

hari ini, kami akan bersama-sama menemukan hal-hal yang

terbaik dalam hidup kami melalui kegiatan rekoleksi sore

hingga besok siang. Semoga kami mampu memurnikan budi

kami, hati kami sehingga kami sebagai generasi Gereja-Mu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

mampu mengembangkan lebih dalam lagi hidup beriman kami,

agar kami tidak mudah tergiur akan tawaran-tawaran dunia ini.

Bapa yang maharahim, selalu bimbing dan curahkan Roh Kudus

Mu di dalam hati kami, agar kami selalu berada di jalan Mu.

Semua ini kami serahkan dalam tanganMu kini dan sepanjang

Masa, Amin”.

b. Uraian materi

 Perkenalan

Pendamping memperkenalkan diri kepada peserta, selanjutnya

mengajak peserta untuk saling memperkenalkan diri kepada

pendamping maupun kepada peserta lain.

 Penjelasan Tujuan Rekoleksi

Pendamping memberikan penjelasan kepada peserta

pengertian dari rekoleksi, serta maksud dilaksanakan rekoleksi.

Penjelasan dapat dilakukan sebagai berikut:

Rekoleksi berasal dari kata “re” yaitu kembali dan

“collection” mengumpulkan. Dengan demikian rekoleksi adalah

mengumpulkan kembali pengalaman hidup di masa lalu untuk

bersama-sama direnungkan melalui refleksi sehingga dapat

dijadikan pembelajaran di masa depan. Dalam rekoleksi ini kita

bersama-sama menemukan pengalaman hidup kita yang telah

lalu terutama dalam menggunakan handphone. Apakah selama


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

ini kita sudah bijak dalam menggunakan handphone sebagai

sarana hidup beriman kita?

Dalam rekoleksi ini kita diajak untuk mengatahui dan

memanfaatkan handphone terlebih dalam hidup beriman kita

melalui gagasan dasar dan modul katekese “Hidup Beriman di

Era Digital: dari Komisi Kateketik KWI”. Dari ulasan yang

diberikan KWI ini diharapkan kita semakin mampu mengetahui

dan semakin bijak dalam menggunakan handphone tersebut.

2. SATUAN PENDAMPINGAN SESI I

1) Identitas

a. Judul Pertemuan : Discovery

b. Tujuan Pertemuan :Peserta bersama pendamping menemukan kembali

pengalaman dalam pengunaan handphone sebagai

sarana hidup beriman.

c. Peserta : Remaja di Wilayah Ngabang Kota

d. Tempat : Gedung Serba Guna Paroki Salib Suci Ngabang

e. Hari/tanggal : Sabtu, 24 Juni 2017

f. Waktu : 17.30-18.30

2) Pemikiran dasar

Perkembangan budaya digital akhir-akhir ini tidak terbendung.

Perkembangnnya begitu pesat dan setiap detik selalu ada hal yang baru.

Hubungan antar manusia di dunia ini seolah tidak ada lagi memiliki batas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

yaitu tempat dan waktu. Kita bisa mengalami sendiri informasi mengalir

begitu cepat dan mudah kita dapatkan. Arus perkembangan media digital

bukan hal yang asing lagi bagi kaum remaja. Hal ini menimbulkan dampak

negatif dan positif. Dampak positif mungkin mampu dimanfaatkan baik bagi

setiap pemakai dan menjadi suatu keunggulan bagi teknologi, namun

dampak negatif menjadi hal yang perlu diperhatikan bagi orang tua terutama

yang memiliki anak remaja. Dampak negatif ini mampu menjadi hal yang

buruk bagi perkembangan remaja terutama perkembangan iman

Paus Yohanes Paulus II mengingatkan kita bahwa internet adalah

kemampuan untuk menyediakan infromasi dalam sekejap. Tetapi saat ini

orang-orang hanya mementingkan kecepatan dan tidak memperdulian nilai

yang terkandung di dalamnya. Paus Fransiskus juga menyampaikan pesan

dalam hari komunikasi sedunia ke-49 “Letakkan Smartphone dan Mulailah

Berbaur”, pesan Paus ini menyiratkan bahwa saat ini kita memiliki

tantangan yang besar bahwa harus belajar kembali bagaimana caranya untuk

berbicara satu sama lain. Media komunikasi ini merupakan bagian penting

dari kehidupan generasi muda dan bisa menjadi bantuan sekaligus hambatan

untuk berkomunikasi. Dengan adanya smartphone ini menjadi manusia

malas untuk bertegur sapa dan bertemu secara langsung dengan alsan tidak

memeiliki waktu luang sehingga persaudaraan menjadi renggang maka paus

berpesan untuk meletakkan ponsel dan mulai berbicara dengan yang lain.

Maka dengan demikian sesi ini mengajak peserta untuk menemukan

pengalaman yang mereka alami mengenai kemajuan teknologi dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

menemukan apakah kemajuan teknologi tersebut telah digunakan secara

bijak dan benar serta sebagai sarana hidup beriman remaja.

3) Materi

a. Video “Si Otang dan Teknologi”

b. Pengalaman Peserta

4) Metode

a. Menonton video

b. Sharing pengalaman

c. Informasi

d. Tanya jawab

5) Sarana

a. Mic

b. Viewer

c. LCD

d. Laptop

e. Wireless

6) Proses pendampingan

a. Pengantar

“Teman-teman yang terkasih setelah kita saling berkenalan dan telah

mengetahui maksud diadakannya rekoleksi ini sekarang kita akan

bersama-sama melanjutkan rekoleksi ini dengan sesi yang dinamakan

discovery yang artinya kita bersama-sama mengapresiasi yang ada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

dalam diri kita apa yang menghidupkan dan menggerakan dari

pengalaman kita selama ini”.

 Pendamping memutarkan video “Si Otong dan Teknologi”

 Setelah menyaksikan video, pendamping memberikan pertanyaan

a) Video menggambarkan situasi seperti apa?

b) Menurut anda video tersebut lebih menunjukkan dampak

negatif atau positif?

c) Inspirasi apa yang di dapat melalui video tersebut?

d) Tuliskan pengalaman yang positif serta menghidupkan

selama anda menggunakan handphone selama ini?

e) Selama ini apakah anda sudah menggunakan handphone

dalam hidup beriman anda?

b. Uraian materi

 Pendamping mengajak peserta untuk berkumpul dalam kelompok

selanjutnya mempersilahkan peserta untuk mensharingkan

pengalaman yang telah ditemukan

 Pendamping mengajak peserta untuk pleno hasil sharing dalam

kelompok kecil

 Pendamping memberikan apresiasi dari jawaban tiap kelompok dan

memberikan penegasan sebagai berikut:

“Kemajuan jaman saat ini telah banyak memberikan kontribusi bagi

tiap orang yang menggunakannya. Banyak dampak positif dan

negatif yang kita rasakan selama ini, hanya saja pada kesempatan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

kita lebih memfokuskan diri pada dampak positif yang kita terima.

Hal-hal positif itu mampu memberikan kita daya untuk lebih

memperbaiki diri dalam memanfaatkan teknologi handphone

tersebut, maka melalui sharing tadi kita telah bersama menemukan

bahwa handphone belum menjadi satu sarana dalam hidup beriman

kita, maka selanjutnya kita bersama-sama membangun mimpi demi

terwujudnya penggunaan handphone dalam hidup beriman kita

bersama, (penegasan menyesuaikan jawaban peserta dalam

sharing)”.

3. SATUAN PENDAMPINGAN SESI II

1) Identitas

a. Judul pertemuan : Dream

b. Tujuan Pertemuan : Peserta bersama pendamping membayangkan dan

membuat mimpi atau cita-cita berdasarkan

pengalaman menggunakan handphone dan

selanjutnya handphone dapat digunakan dalam

hidup beriman secara pribadi maupun kelompok.

c. Peserta : Remaja di Wilayah Ngabang Kota Paroki Slaib

Suci Ngabang

d. Tempat : Gedung Serba Guna Paroki Salib Suci Ngabang

e. Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Juni 2017

f. Waktu : 19.00- 20.30 WIB


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

2) Pemikiran Dasar

Mimpi dan cita-cita adalah suatu hal yang perlu dimiliki tiap orang

demi terciptanya suatu perubahan yang baik. Sama halnya dengan Gereja

yang memimpikan bahwa dalam kemajuan zaman ini bukan menjadi

penghalang bagi anggotanya untuk terus mengalami perubahan hidup

kearah yang benar dan mengharapkan tiap anggotanya semakin dekat dan

semakin mengenal Yesus yang diimani. Kemajuan zaman saat ini

diharapkan Gereja lebih sebagai peluang bagi umatnya untuk lebih

mengenal dan mendekatkan diri dari Yesus dan sesama.

Kemajuan teknologi saat ini telah menyuguhkan berbagai alat yang

dapat digunakan dalam hidup beriman, salah satunya adalah handphone.

Handphone telah banyak menyajikan berbagai macam aplikasi berbau

rohani yang dapat diinstal sebagai sarana mengembangkan hidup beriman.

Mungkin saja tiap orang sudah ada yang menginstal aplikasi-aplikasi

tersebut, tetapi belum ada yang mengoptimalkan dalam penggunaannya.

Bukan hanya itu saja diinternet pun kita bisa mengunjungi website yang

berbau rohani seperti www.katolisitas.org, www.sesawi.net,

www.sarapanpagi.org dan masih banyak lagi website yang memberikan

informasi seputar iman katolik. Dengan demikian melalui materi ini

diharapakan peserta mampu membuat sebuah mimpi atau cita-cita yang

menjadi penggerak bagi diri sendiri atau pun kelompok agar memanfaatkan

handphone dalam hidup beriman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

3) Materi

a. Video “ Disconnecet”

b. Pengalaman peserta

4) Metode

a. Melihat video

b. Sharing pengalaman

c. Informasi

d. Tanya jawab

5) Sarana

a. Mic

b. Laptop

c. Viewer

d. LCD

e. Wireless

f. Kitab Suci

6) Proses pendampingan

a. Pengantar

Pendamping mengingatkan kembali sesi sebelumnya mengenai

discovery. Bahwa peserta telah menemukan hal-hal yang positif dan

yang menjadi penggerak untuk membuat suatu mimpi.

b. Uraian materi

 Pendamping mengajak peserta untuk melihat video “Disconnect”

 Pendamping memberikan pertanyaan mengenai isi video:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

a) Video menggambarkan situasi seperti apa?

b) Menurut anda inspirasi apa yang dapat diambil dari video

tersebut?

c) Temukan perikop dalam Kitab Suci mengenai Yesus

memipikan kebahagiaan bagi umatNya?

d) Melalui video tersebut buatlah sebuah mimpi yang anda

harapkan mampu membawa perubahan bagi diri sendiri,

sesama mau pun kelompok?

 Setelah peserta selali menjawab pertanyaan secara pribadi,

peendamping mengarahkan peserta untuk masuk dalam kelompok

kecil untuk berdiskusi dan membuat sebuah mimipi kelompok demi

perubahan hidup dan perubahan cara penggunaan handphone agar

dapat dimanfaatkan dalam hidup beriman.

 Peserta diajak pleno dan menyampaikan hasil diskusi, setelah

peserta selesai menyampaikan hasil diskusi, pendamping

memberikan penegasan yang menyesuaikan jawaban pleno dari

tiap kelompok.

 Pendamping memberikan penegasan dan peneguhan menimba

inspirasi dari perikop Mat 5:1-12

4. SATUAN PENDAMPINGAN SESI III

1) Identitas

a. Judul pertemua : Design


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

b. Tujuan pertemuan : Peserta bersama pendamping merumuskan sebuah

strategi yang mampu mewujudkan mimpi yang

telah di buat oleh peserta.

c. Peserta : Remaja di wilayah Ngabang Kota, Paroki Salib

Suci Ngabang

d. Tenpat : Gedung Serba Guna Paroki Salib Suci Ngabang

e. Hari/tanggal : Minggu 25 Juni 2017

f. Waktu : 09.00- 10.30

2) Pemikiran dasar

Dalam hidupnya Yesus selalu memikirkan dan membuat stategi

yang cocok dalam pelayanannya. Salah satu strategi yang dibuatNya adalah

mengumpulkan para Rasul menjadi muridnya dan bersama-sama

mengajarkan banyak hal kepada orang-orang. Stategi-strategi yang dibuat

Yesus bukanlah strategi yang sulit dan susah, melainkan strategi sederhana

yang akhirnya mampu mengajak semua orang menjadi terbuka akan Allah

yang penuh belas kasih. Dengan demikian pada kemajuan teknologi

sekarang ini pastilah para remaja khususnya penerus Gereja yang hidup

dalam zaman yang semakin maju memiliki kemampuan yang lebih maju

dari pada murid-murid Yesus pada zamanNya.

Pada saat ini melalui bantuan teknologi yang serba ada, remaja

menjadi lebih kreatif dan lebih memiliki pengetahuan yang luas. Dengan

demikian pendamping membantu peserta untuk menemukan sebuah strategi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

yang cocok untuk mewujudkan mimpi yang telah dirumuskan bersama

dalam kelompok kecil, sehinga melalui strategi ini, bukan hanya menjadi

kekayaan pribadi saja, melaikan akhirnya menjadi kekayaan bersama demi

perkembangan hidup beriman anggota Gereja.

3) Materi

a. Video “Kekayaan Iman Katolik”

b. Pengalaman peserta

c. Kitab Suci

4) Metode

a. Melihat video

b. Sharing pengalaman

c. Informasi

d. Tanya jawab

5) Sarana

a. Mic

b. Wireless

c. LCD

d. Viewer

e. Laptop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

6) Proses pendampingan

a. Pengantar

Pendamping mengingatkan kembali peserta mengenai mimpi yang telah

dirumuskan bersama dalam kelompok kecil. Selanjutnya peserta diajak

untuk menyaksikan video tantang kekayaan iman katolik dan setelah itu

peserta di ajak untuk kembali masuk dalam keleompok kecil untuk

bersama-sama membuat stategi untuk mewujudkan mimpi yang telah

dirumuskan.

b. Uraian Materi

 Pendamping megajak peserta untuk menonton video mengenai

“Kekayaan Iman Katolik”

 Pendamping memberikan inspirasi melalui perikop Panggilan dan

Pilihan Allah (2 Ptr 1:5-11)

 Setelah video ditayangkan, pendamping memberikan pertanyaan

seputar video yang telah ditonton bersama

a. Video tersebut menceritakan apa?

b. Apa yang anda pelajari dari video tersebut?

c. Setelah melihat video tersebut, strategi apa yang mampu

untuk mewujudkan mimpi yang telah anda buat?

 Setelah peserta menjawab pertanyaan secara pribadi, selanjutnya

peserta diminta untuk masuk dalam kelompok kecil guna sharing

dan berdialog untuk membuat strategi apa yang dapat membuat

mimpi yang telah dirumuskan dapat tecapai dan terwujud.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

5. SATUAN PENDAMPINGAN SESI IV

1) Identitas

a. Judul pertemuan : Destiny

b. Tujuan pertemuan : Peserta bersama pendamping menemukan dan

menentukan tujuan akhir dari sebuah strategi

yang telah dibuat.

c. Peserta : Remaja di Wilayah Ngabang Kota, Paroki Slaib

Suci Ngabang

d. Tempat : Gedung Serba Guna Paroki Salib Suci Ngabang

e. Hari/tanggal : Minggu, 25 Juni 2017

f. Waktu : 10.30 – 11.030

2) Pemikiran dasar

Setelah bersama-sama menemukan strategi yang dirasa cocok untuk

mewujudkan sebuah mimpi demi perkembangan iman yang lebih mendalam

melalui media teknologi, kemudian peserta rekoleksi bersama-sama

menetukan tujuan akhir. Apakah strategi yang telah dibuat dapat

diwujudkan bersama-sama demi perkembangan hidup beriman remaja saat

ini. Hidup remaja saat ini otomatis telah dipengaruhi oleh kemajuan-

kemajuan teknologi tanpa tekecuali hidup beriman remaja. Dengan

demikian melalui discovery, dream, dan design remaja di ajak untuk

menemukan, merumuskan dan membuat sebuah rencana yang mampu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

memanfaatkan sisi poitif dari handphone demi berkembangnya hidup

beriman secara pribadi maupun kelompok.

Pada sesi ini peserta diajak untuk menentukan tujuan akhir dari

sebuah strategi yang telah dibuat dan peserta diajak untuk kembali

memfokuskan tujuannya sehingga mimpi dan strategi yang telah dibuat

bersama-sama dapat pula diwujudkan dan tidak berakhir dengan sia-sia.

Pada akhir materi juga peserta diajak untuk membuat sebuah kreativitas

yang menunjukkan sebuah tujuan akhir dari strategi yang sudah dibuat.

3) Materi

Pengalaman peserta

4) Metode

a. Diskusi

b. Sharing pengalaman

c. Informasi

d. Tanya jawab

5) Sarana

a. Mic

b. Wireless

c. Lcd

d. Viewer

e. Laptop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

f. Kertas Flap

g. Spidol

h. Alat mewarnai

i. Gunting

j. Kertas HVS

6) Proses pendampingan

a. Pengantar

Pendamping kembali mengingatkan dinamika yang telah dilalui, mulai

dari proses discovery, dream, dan design. Pendamping mengingatkan

kembali peserta mengani hal-hal pokok yang telah ditemukan bersama-

sama, kemudia pendamping menjelaskan maksud dari sesi terakhir ini,

bahwa melalui sesi ini peserta bersama-sama menentukan tujuan akhir

yang akan dilaksanakan bersama-sama melalui temuan dan pembuatan

strategi yang telah dilakukan.

b. Uraian Materi

 Pendamping mengajak peserta untuk berkumpul dalam kelompok

kecil

 Setelah itu pendamping memberikan inspirasi dari pengalaman hidup

pendamping mengenai sebuah pencapaian yang besar dalam hidup

pendamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

 Selajutnya pendamping meminta setiap peserta membuat sebuah

komitmen dalam diri demi perkembangan hidup beriman secara

pribadi melalui pemanfaatkan media handphone. Selanjutnya

komitmen tersebut disharingkan dalam kelompok kecil, dan

selanjutnya dalam kelompok kecil terbeut, pendamping meminta

peserta membuat komitmen kelompok.

 Setelah komitmen dibuat, pendamping meminta peserta membuat

sebuah kreasi untuk menunjukkan sebuah tujuan akhir dari strategi

yang telah dibuat dan komitmen yang telah dibuat (kreasi dapat dibuat

dalam bentuk puisi, drama, lagu, mading, alat peraga).

 Setelah itu pendamping meminta peserta membuat lingkaran besar,

dan tiap kelompok memperesentasikan hasil kreasi yang telah dibuat

 Kemudian pendamping memberikan peneguhan. (peneguhan

mengikuti alur dinamika peserta rekoleksi)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemajuan teknologi semakin tak dapat dihindari. Perkembangan begitu

pesat dan membawa dampak-dampak yang dapat diterima bagi orang-orang

termasuk juga kalangan remaja. Gereja tidak menutup mata akan fenomena yang

telah terjadi ini. Banyak upaya dari Gereja untuk mengajak anggotanya agar tidak

terpengaruh dampak negatif yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi ini.

Memang dari tayangan-tayangan televisi saat ini yang sering dimuculkan ialah

dampak negatif yang dirasakan, yaitu banyak remaja yang terjerumus dalam

dampak negatif tersebut. Kita tidak dapat sepenuhnya menyalahkan remaja dalam

hal ini. Orang tua pun mengambil peran yang sangat penting dalam hal ini.

Orang tua memiliki tanggungjawab untuk membimbing dan membina

anak mereka melalui pengawasan. Pihak Gereja pun juga memiliki

tanggungjawab untuk mengajak remaja selalu aktif dalam pembinaan hidup

beriman mereka melalui kegiatan-kegiatan menggereja. Sebagi orang beriman

yang hidup di era digital ini, bukan hal asing lagi bahwa teknologi sudah

merambah dalam kehidupan kita. Dengan demikian perlulah dimanfaatkan

kemajuan teknologi tersebut untuk membantu remaja membina hidup beriman

mereka, karena sudah jelas bahwa penggunaan handphone memberikan dampak

terhadap hidup beriman remaja.

Menghadapai tantangan dari media yang semakin hari-semakin kompleks

ini Paus Fransiskus menyebutkan bahwa ada beberapa pihak yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

bertanggungjawab atas media yaitu: industri media Komunikasi, orang tua,

pemerintah dan Gereja. Pihak-pihakyang telah disebutkan ini memiliki peran

masing-masing agar generasi muda tidak terjerumus dalam dampak negatif yang

ditimbulkan dari penggunaan media handphone. Melalui fenomena yang terjadi

ini hendaknya setiap pihak tersebut dapat saling bekerjasama dari industri media

komunikasi diikuti oleh orang tua yang menjadi pendidik utama bagi anak-

anaknya, yaitu mendidik hidup dan juga hidup beriman mereka, selanjutnya

memberikan arahan dan menunjukkan media yang sesuai dengan umur anak-anak,

dan pada akhirnya, pemerintah pun membuat sebuah disiplin bagi website-website

yang tidak layak dikonsumsi bagi khalayak umum, dan pada akhirnya Gereja

dianggil untuk memberikan dukungan demi perkembangan tata dunia komunikasi

dan mengarahkan demi tercapainya tujuan yang sejalan dengan harapan Yesus

serta demi terwujudnya moral dan rohani yang baik.

Dari situasi yang dialami penulis dalam penelitian, saat ini media

handphone berpengaruh besar terhadap sikap remaja dalam penggunaannya.

Pendamping memandang bahwa sikap remaja dalam menggunakan handphone

masih belum bijaksana, sehingga remaja lebih terpaku akan handphone dan

menjadi pribadi yang mementingkan diri sendiri, serta kurang mau berpartisipasi

dengan dunia luar seperti ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat

termasuk kegiatan menggereja. Bukan hanya pendamping yang memliki

pandangan tersebut, tetapi remaja juga menyadari bahwa pengaruh negatif

penggunaan handphone memang mereka alami sehingga mereka kurang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

bertanggungjawab dengan tugas sekolah serta kurang ingin berbaur dengan

masyarakat luas.

Di lain sisi juga handphone belum digunakan semaksimal mungkin dalam

pembinaan hidup beriman mereka. Remaja lebih memahami bahwa pembinaan

hidup beriman dapat dilakukan melalui kegiatan Gereja serta membaca Kitab Suci

dan juga dalam pelajaran agama di sekolah. Dengan demikian berarti handphone

sepenuhnya belum memberikan kontribusi bagi hidup beriman remaja.

Handphone masih menjadi hal asing bagi hidup beriman. Meskipun ada beberapa

orang yang sudah mulai menggunakannya sebagai sarana hidup beriman. Dengan

demikian dari pihak Gereja dan pendamping perlu memikirkan secara serius dan

efektif untuk mengajak kaum remaja dan anak muda untuk lebih peduli pada

hidup beriman mereka dengan memanfaatkan teknologi-teknologi modern yang

ada saat ini.

Mengatasi masalah tersebut saat ini Paus Fransiskus memiliki akun

Instagram yang menyajikan berbagai postingan yang sangat bermanfaat bagi

hidup beriman setiap orang yang melihat akun instagramnya. Paus memberikan

Inspirasi bahwa kita mampu membina hidup beriman kita dan sesama melalui

kemajuan zaman saat ini. Dengan demikian harapannya dapat mempengaruhi

remaja untuk ikut ambil bagian dalam penyelengaraan Allah bagi hidup sesama.

B. Saran

Dari hasil yang ditemukan di lapangan dan dari konsep teoritis dari ahli-

ahli mendorong penulis menyarankan beberapa hal:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

1. Perlunya membuat penelitian lebih lanjut mengenai tema ini dengan

menggunakan metode kuisoner sehingga dapat melengkapi penelitian

sebelumnya.

2. Paroki Salib Suci Ngabang lebih memperhatikan pembinaan hidup beriman

remaja. Perlunya dibuat kegiatan yang menarik minat remaja, seperti

rekoleksi, retret, seminar yang bertemakan penggunaan handphone dalam

hidup beriman. Dengan demikian remaja semakin memanfaatkan handphone

dalam hidup beriman secara bersama maupun pribadi.

3. Pendamping Iman Remaja hendaknya selalu belajar dan menimba inspirasi

dari berbagai pihak guna menambah wawasa serta metode-metode yang fresh

dan menarik bagi remaja.

4. Remaja hendaknya selalu berinisiatif untuk menggunakan segala macam alat

serta aplikasi-aplikasi keluaran terbaru yang berguna bagi hidup beriman

secara pribadi dan sesama.

5. Dalam penelitian lain juga perlu ditingkatkan seputar hidup beriman remaja

dalam era digital ini. Hal ini perlu digarisbawahi bahwa saat ini kemajuan

teknologi mampu menjadi penggerak Gereja tetapi juga disadari bahwa

kemajuan teknologi dapat mengahancurkan Gereja. Hal ini perlu diperhatikan

secara serius oleh Gereja, terutama untuk membina anak-anak, remaja dan

kaum muda yang sejatinya adalah tunas Gereja, agar tidak tidak terjerumus

lebih dalam pada dampak kegatif kemajuan teknologi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Akhirnya dengan rendah hati dan hati yang tulus, penulis menyadari

bahwa karya tulis ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan

saran yang membangun dari siapa saja, diperlukan demi penyempurnaan karya

tulis ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

DAFTAR PUSTAKA

Banawiratma, J.B. (2014). Pemberdayaan Diri Jemaat dan Teologi Praktis.


Yogyakarta: PT Kanisius.
Darminta, J. (2006). Pendidikan Iman Nilai Bagi Generasi Muda. Yogyakarta:
Kanisius.
Dewan Karya Pastoral KAS. (2014). Formatio Iman Berjenjang. Yogyakarta:
Kanisius.
D.G. J Singgih dan D.G. Singgih. Cet.3 (1980). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Djali, H. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Askara.
Ferry Hermasyah. “Sejarah Handphone dan Perkembangnnya. Dalam
(http://teknologi-mu.blogspot.co.id/2012/09/sejarah-handphone-dan-
perkembangannya.html. ). Diakses pada 27 Juni 2016.
Fransiskus. “Pesan Paus Fransiskus Untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-48.
http://www.mirifica.net/2014/01/31/pesan-sri-paus-fransiskus-hari-
komunikasi-sosial-sedunia-ke-48/t. Diakses pada 20 Juni 2017.
__________ “Pesan Paus Fransiskus Untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-48.
http://www.mirifica.net/2016/03/29/komunikasi-dan-kerahiman-
perjumpaan-yang-memerdekakan/. Diakses pada 20 Juni 2017.
HeryatnoWono Wulung, F.X (2008). Pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik Di
Sekolah. Yogyakarta: Prodi IPPAK.
Iswarahadi, Y.I. (2003). Beriman dengan Bermedia: Antologi Komunikasi.
Yogyakarta: Kanisius.
_______________ (2013). Media dan Pewartaan Iman: Usaha Mencari Model.
Yogyakarta: Kanisius.
_______________ (2009). Media Di Era Digital : Pengaruh Media Terhadap
Kehidupan Beragama. Yogyakarta: Pusat Pastoral
Yogyakarta.
Kartono Kartini. (2007). Psikologi anak (Psikologi Perkembangan). Bandung:
CV. Mandar Maju.
Komisi Kateketik KWI. (2015). Hidup di Era Digital : Gagasan Dasar dan
Model Katekese. Yogyakarta : PT Kanisius.
Konsili Vatikan II. (2013). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana,
penerjemah) Jakarta: Obor (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966).
____________________________ (2012). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Melkyor Pando, B. (2014). Hiruk Pikik Jaringan Sosial Terhubung : Refleksi
Filsafat Teknologi atas Jaringan Sosial Terhubung. Yogyakarta :Kanisius.
Mardi Prasetyo, F. (2000). Unsur-unsur Hakiki dalam Pembinaan. Yogyakarta:
Kanisius.
Plus Minus Teknologi Gadget, (Oktober 2014). PRABA, h 20
Pustaka Filsafat dan Teologi. (1989). Zaman Teknologi Menantang Pewartaan
Iman. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Sugiyono (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta.


________ (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
________(2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suhardiyanto. (2012). Pewartaan Di Zaman Global. Yogyakarta: Kanisius.
Supratiknya, A. (1995). Tahap-tahap Perkembangan Kepercayaan menurut
James W. Fowler : Sebuah Gagasan Baru dalam Psikologi Agama.
Yogyakarta: Kanisius.
Widyapranawa S.H. (2008). Pendidikan Kepribadian Diri Sendiri. Yogyakarta:
Taman Pustaka Kristen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1: Traskip Hasil Wawancara

Responden 1
Nama : Jordanus Herman Ahie, OFM.Cap
Hari/tanggal : Selasa, 10 Januari 2017
Status : Pastor Paroki

Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor aplikasi apa saja yang sering remaja gunakan ?

R : BBM, FB, WA, Instagram, Line, SMS


Q : Sejauh Bapak/Ibu/Pastor melihat apakah tujuan remaja menggunakan
handphone?

R : Tujuannya sebagai sarana komunikasi untuk jarak yang jauh atau pun
dekat.
Q : Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Pastor mengenai sikap remaja dalam
penggunaan handphone saat ini?

R : Positif : menggunakan handohone sebagai Sarana komunikasi,


menyampaikan pesan dan menerima pesan tanpa berbicara langsung.
Negatif tidak menggunakan handpone dengan bijak.

Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor manfaat apa yang remaja dapatkan dalam


penggunaan handphone?

R : Manfaatnya untuk menyampaikan dan menerima pesan dengan mudah


dan tidak perlu waktu yang lama.
Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor apakah dampak positif yang diterima remaja
dari penggunaan handphone?

R : Dapat berkomunikasi dengan cepat


Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor apakah dampak negatif yang diterima remaja
dari penggunaan handphone?

R : Boros dengan uang, waktu terganggu, tidak bijak menggunakan waktu,


mencelakakan
Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor apa yang menjadi tantangan dalam hidup
beriman remaja saat ini?

R : Pengaruh global, kemajuan teknologi, pengaruh lingkungan

(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Q : Selama ini kegiatan menggereja apa saja yang remaja ikuti?

R : Beribadah, misa setiap minggu, pertemuan kelompok, OMK, latihan tari


dan lagu
Q : Apakah kegiatan menggereja tersebut semakin membantu remaja dalam
hidup beriman?

R : Kegiatan menggereja yang positif semakin membantu dalam hidup


beriman remaja.
Q : Sejauh mana handphone digunakan dalam pembinaan hidup beriman
remaja?

R : Sejauh dapat berkomunikasi dengan benar dan digunakan untuk


pembinaan.
Q : Sejauh ini apakah handphone memberikan manfaat bagi hidup beriman
remaja?

R : Sejauh digunakan dengan baik dapat sangat bermanfaat bagi hidup


beriman.
Q : Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan
handphone terhadap hidup beriman remaja?

R : Diberikan pemahaman tentang tujuan penggunaan handphone, dan cara


penggunaan handphone dengan baik.

Responden 2
Nama : Dedy Fabemayono, OFM.Cap
Hari/tanggal : Minggu, 25 Desember 2016
Status : Pastor Pendamping Kaum Muda

Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor aplikasi apa saja yang sering remaja gunakan ?

R : Sejauh ini yang saya perhatikan bahwa anak-anak remaja sering


menggunakan aplikasi seperti BBM, FB, WA, Instagram dan Line
Q : Sejauh Bapak/Ibu/Pastor melihat apakah tujuan remaja menggunakan
handphone?

R : Bukan hanya remaja saja, tetapi tujuan setiap orang yang menggunakan

(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

handphone ialah sebagai sarana untuk mempermudah akses informasi;


menjalin interaksi sosial; hiburan seperti game, selfie dan sebagainya.
Q : Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Pastor mengenai sikap remaja dalam
penggunaan handphone saat ini?

R : Sejauh saya amati, remaja yang sudah mengenal handphone sering kali
memiliki keinginan untuk terus memegang handphone dan juga ada sikap
ketergantungan, yang berakibat pada sikap acuh atau cuek dengan realitas
konkret disekitar mereka.
Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor manfaat apa yang remaja dapatkan dalam
penggunaan handphone?

R : Menurut saya beberapa manfaat penggunaan handphone misalnya akses


informasi lancar, efektif dan efisien; menambah teman; rekreasi (buang
suntuk/bosan); sarana menggali ilmu dan mengembangkan kreativitas.
Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor apakah dampak positif yang diterima remaja
dari penggunaan handphone?

R : Menurut saya dampak positif penggunaan handphone sama dengan


manfaat dari penggunaan handphone.
Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor apakah dampak negatif yang diterima remaja
dari penggunaan handphone?

R : Dampak negatif yang sering saya temui adalah remaja lebih sibuk dengan
dengan diri sendiri (individualistis); kecenderungan malas untuk
bergerak/beraktivitas fisik (kerja, olah raga); lupa waktu/kurang disiplin;
interaksi sosial secara langsung kurang; candu game.

Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor apa yang menjadi tantangan dalam hidup


beriman remaja saat ini?

R : Menurut saya pribadi tantangan hidup beriman remaja untuk zaman


sekarang ialah tawaran di dunia teknologi misalnya internet, selain itu
pula pergaulan bebas, narkoba, paham radikal kelompok tertentu.

Q : Selama ini kegiatan menggereja apa saja yang remaja ikuti?

R : Sejauh yang saya amati kegiatan yang sering diikuti remaja ialah Misa
Minggu dan Hari Raya, kerasulan ke Stasi (tourne), Ekaristi Kaum Muda
(EKM), Temu Orang Muda Katolik, rekoleksi/retret, misdinar, koor,
bakti sosial.
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Q : Apakah kegiatan menggereja tersebut semakin membantu remaja dalam


hidup beriman?
R : Menurut saya semua kegiatan menggereja yang remaja ikuti sangat
membantu mereka dalam hidup berimannya.
Q : Sejauh mana handphone digunakan dalam pembinaan hidup beriman
remaja?

R : Sejauh yang saya amati dan perhatikan handphone digunakan untuk


koordinasi/berbagi informasi terkait kegiatan menggereja selain itu juga
untuk mem-posting kata-kata ayat Alkitab atau renungan.

Q : Sejauh ini apakah handphone memberikan manfaat bagi hidup beriman


remaja?

R : Penggunaan handphone secara wajar dan semestinya dapat juga


memberikan manfaat bagi hidup beriman remaja.

Q : Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan


handphone terhadap hidup beriman remaja?

R : Menurut saya upaya mengatasi dampak negatif penggunaan handphone


ialah penyadaran lewat seminar atau konferensi misalnya dalam
kesempatan rekoleksi/retret tentang etika komunikasi, dampak serta
manfaat media komunikasi.

Responden 3
Nama : Sinta Panjaitan
Hari/tanggal : Rabu, 4 Januari 2017
Status : Pendamping Kaum Muda

Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor aplikasi apa saja yang sering remaja gunakan ?

R : BBM, FB, WA, Instagram, Line, SMS


Q : Sejauh Bapak/Ibu/Pastor melihat apakah tujuan remaja menggunakan
handphone?

R : Tujuan remaja menggunakan handphone ialah sarana komunikasi untuk


jarak yang jauh atau pun dekat.

(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Q : Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Pastor mengenai sikap remaja dalam


penggunaan handphone saat ini?
R : Tidak tepat guna, menjadi tujuan yang lain atau kurang baik.
Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor manfaat apa yang remaja dapatkan dalam
penggunaan handphone?

R : Terbuka akan dunia luar dan memudahkan untuk berkomunikasi


Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor apakah dampak positif yang diterima remaja
dari penggunaan handphone?

R : Wawasan semakin bertambah luas serta relasi bertambah


Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor apakah dampak negatif yang diterima remaja
dari penggunaan handphone?

R : Sibuk dengan dengan diri sendiri (individualistis), malas untuk bergerak/


beraktivitas, lupa waktu/kurang disiplin, candu game.
Q : Menurut Bapak/Ibu/Pastor apa yang menjadi tantangan dalam hidup
beriman remaja saat ini?

R : Kehidupan iman dan kenyataan hidup tidak seimbang sehingga mudah


rapuh dan goyah, serta iman mereka kurang mengakar.
Q : Selama ini kegiatan menggereja apa saja yang remaja ikuti?

R : Misa Minggu dan Hari Raya, kerasulan ke Stasi (tourne), Ekaristi Kaum
Muda (EKM), Temu Orang Muda Katolik, rekoleksi/retret, misdinar,
koor, bakti sosial
Q : Apakah kegiatan menggereja tersebut semakin membantu remaja dalam
hidup beriman?

R : Kegiatan menggereja yang positif semakin membantu dalam hidup


beriman remaja.
Q : Sejauh mana handphone digunakan dalam pembinaan hidup beriman
remaja?

R : Sebagai sarana berkoordinasi/ berbagi informasi terkait kegiatan


menggereja; postingan kata-kata ayat Alkitab atau renungan.
Q : Sejauh ini apakah handphone memberikan manfaat bagi hidup beriman
remaja?

R : Sejauh digunakan dengan baik dapat sangat bermanfaat bagi hidup


(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

beriman.
Q : Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan
handphone terhadap hidup beriman remaja?

R : Diberikan pencerahan serta perlu dipantau oleh orang tua.

Responden 1
Nama : Adrianus Juan Sebastio
Hari/tanggal : Kamis, 22 Desember 2016
Status : Remaja

Q : Sejak kapan anda menggunakan handphone?

R : Saya sudah menggunakan handphone mulai kelas 6 SD.


Q : Aplikasi apa saja yang sering anda gunakan?

R : Aplikasi yang sering saya gunakan misalnya google, facebook, instagram,


dan BBM.
Q : Apakah tujuan anda menggunakan handphone?

R : Menurut saya, tujuannya adalah untuk memudahkan berkomunikasi dan


mendapatkan informasi.
Q : Manfaat apa yang anda dapatkan dalam penggunaan handphone?

R : Manfaat yang saya dapatkan ialah memperoleh informasi dan membantu


saya mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Q : Menurut anda apakah dampak positif dari penggunaan handphone?

R : Dampak positif yang saya peroleh kurang lebih sama seperti manfaat
yang saya terima yaitu membantu dalam mengerjakan tugas sekolah.
Q : Menurut anda apakah dampak negatif dari penggunaan handphone?

R : Menurut saya dampak negatif dari penggunaan handphone adalah


membuat kita terkadang lupa waktu, lupa belajar, dan tanggung jawab
lainnya.
Q : Menurut anda apakah anda menggunakan handphone secara bijak?
Jelaskan!

(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

R : Ya sudah bijak, karena saya menggunakan handphone untuk


mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan sesama.
Q : Tantangan apa yang anda hadapi dalam hidup beriman anda?

R : Tantangan yang saya hadapi dalam hidup beriman saat ini ialah kemajuan
teknologi yang membuat kita terkadang lupa akan waktu dan tidak bisa
membagi waktu untuk mengembangkan iman.
Q : Selama ini kegiatan menggereja apa saja yang anda ikuti?

R : Kegiatan Gereja yang saya ikuti hanya satu yaitu misdinar.


Q : Apakah kegiatan menggereja tersebut semakin membantu anda dalam
hidup beriman?

R : Ya, kegiatan tersebut sangat membantu saya dalam mengembangkan


hidup beriman.
Q : Apakah anda menginstal aplikasi rohani dalam handphone anda?

R : Ya, salah satunya adalah Alkitab elektronik.


Q : Seberapa seringkah anda membuka situs rohani dalam handphone anda?

R : Selama ini, saya tidak sering membuka situs rohani dalam handphone
saya.
Q : Sejauh mana handphone digunakan dalam pembinaan hidup beriman
yang anda ikuti?

R : Sejauh ini, saya tidak terlalu tertarik menggunakan handphone dalam


pembinaan hidup beriman karena saya lebih suka mengikuti kegiatan
nyata seperti retret, misdinar, dll.
Q : Sejauh ini apakah handphone memberikan manfaat bagi hidup beriman
anda?

R : Karena saya kurang tertarik menggunakan handphone dalam hidup


beriman jadi manfaatnya tidak saya rasakan.
Q : Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan
handphone terhadap hidup beriman anda?

R : Yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan


handphone dengan cara lebih mendekatkan diri dengan organisasi-
organisasi kerohanian serta terlbat aktif dalam kegiatan menggereja.

(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Responden 10
Nama : Yuliyanti Seva
Hari/tanggal : Jumat, 23 Desember 2016
Status : Remaja

Q : Sejak kapan anda menggunakan handphone?

R : Saya menggunakan handphone sejak saya duduk di kelas 5 SD.


Q : Aplikasi apa saja yang sering anda gunakan?

R : BBM, Line, Instagram, Facebook, Path, WhatsApp, Hello Talks, Alkitab


Elektronik, dan Dictionary.
Q : Apakah tujuan anda menggunakan handphone?

R : Mempermudah komunikasi dan memperbanyak akses informasi,


sehingga, bisa mendapatkan banyak informasi atau pengetahuan selain itu
juga sebagai hiburan.
Q : Manfaat apa yang anda dapatkan dalam penggunaan handphone?

R : Komunikasi dengan orang-orang baik yang dekat maupun jarak


jauhmenjadi lebih mudah, efektifitas waktu karena tidak harus bertemu
namun dapat berkomunikasi, banyak mendapat informasi dengan mudah
dan memabntu saya dalam hal lainnya.
Q : Menurut anda apakah dampak positif dari penggunaan handphone?

R : Mempermudah proses komunikasi, bisa mendaptkan banyak informasi


dan bisa berbagi informasi pula serta sebagai media pembelajaran.
Q : Menurut anda apakah dampak negatif dari penggunaan handphone?

R : Menjadi ketergantungan artinya kita seperti tidak bisa lepas dari


handphone, sering menghabiskan waktu pada handphone.
Q : Menurut anda apakah anda menggunakan handphone secara bijak?
Jelaskan!

R : Belum sepenunya, karena terkadang lupa waktu dan terus berlarut-larut


dalam dunia maya. Namun saya sudah cukup bijak dalam memilah-milah
informasi yang saya dapatkan.
Q : Tantangan apa yang anda hadapi dalam hidup beriman anda?

(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

R : Perkembangan zaman serta IPTEK dan rasa malas.


Q : Selama ini kegiatan menggereja apa saja yang anda ikuti?

R : Saya rutin mengikuti doa selama dalam Komunitas Tritunggal Maha


Kudus dan mengikuti tournei seperti pelayanan ke desea terpencil.
Q : Apakah kegiatan menggereja tersebut semakin membantu anda dalam
hidup beriman?

R : Ya, pastinya.
Q : Apakah anda menginstal aplikasi rohani dalam handphone anda?

R : Iya, seperti Alkitab elektronik.


Q : Seberapa seringkah anda membuka situs rohani dalam handphone anda?

R : Saya berlangganan dengan sebuah situs yaitu santapan rohani, our bread
ministris yang selalu mengirimkan renungan di email saya setiap pagi,
sehingga saya sering mengunjungi situs tersebut.
Q : Sejauh mana handphone digunakan dalam pembinaan hidup beriman
yang anda ikuti?

R : Handphone sangat berpengaruh bagi saya dalam hidup beriman, sehingga


saya merasa banyak mendapatkan ilmu agama dan tetap bertumbuh
dalam iman.
Q : Sejauh ini apakah handphone memberikan manfaat bagi hidup beriman
anda?

R : Iya
Q : Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan
handphone terhadap hidup beriman anda?

R : Kesadaran pribadi dan teguhkan iman, perbanyak doa dan cobalah


menggunakan handphone lebih bijak. Hal negatif akan coba menghampiri
kita, akan tetapi semua tergantung dalam diri kita.

Responden 15
Nama : Filien Bella
Hari/tanggal : Sabtu, 24 Desember 2016
Status : Remaja
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Q : Sejak kapan anda menggunakan handphone?

R : Sejak SD
Q : Aplikasi apa saja yang sering anda gunakan?

R : Instagram dan BBM


Q : Apakah tujuan anda menggunakan handphone?

R : Berkomunikasi dengan sanak keluarga jauh maupun dekat dan kerabat,


mencari tugas sekolah.
Q : Manfaat apa yang anda dapatkan dalam penggunaan handphone?

R : Memudahkan saya dalam mengerjakan tugas dari sekolah, memberikan


saya wawasan lebih luas.
Q : Menurut anda apakah dampak positif dari penggunaan handphone?

R : Mempermudah komunikasi, menambah pengetahuan tentang teknologi


dan lain, dan memperluas jaringan persahabatan.
Q : Menurut anda apakah dampak negatif dari penggunaan handphone?

R : Efek radiasi misalnya membuat mata rusak, selain itu boros dengan
keadaan uang seperti membeli kouta tiap harinya, mengganggu
perkembangan ramaja atau anak. Dari kata lain kita lebih kecanduan
handphone, karena memunculkan rasa malas untuk belajar.
Q : Menurut anda apakah anda menggunakan handphone secara bijak?
Jelaskan!

R : Ya, karena sebagai manusia yang haus akan informasi saya lebih senang
membaca informasi yang disajikan oleh media sosial atau situs-situs
tertentu.
Q : Tantangan apa yang anda hadapi dalam hidup beriman anda?

R : Tidak ada.
Q : Selama ini kegiatan menggereja apa saja yang anda ikuti?

R : Pelayanan
Q : Apakah kegiatan menggereja tersebut semakin membantu anda dalam
hidup beriman?

(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

R : Ya
Q : Apakah anda menginstal aplikasi rohani dalam handphone anda?

R : Tidak, tetapi dulu sempat ada.


Q : Seberapa seringkah anda membuka situs rohani dalam handphone anda?

R : Seringkali pada saat tidur malam.


Q : Sejauh mana handphone digunakan dalam pembinaan hidup beriman
yang anda ikuti?

R : Tidak terlalu mendasar, karena pembinaan iman yang kuat datang dari
ajaran orangtua dan guru.
Q : Sejauh ini apakah handphone memberikan manfaat bagi hidup beriman
anda?

R : Ya, karena saya selalu menyimak media sosial atau pun situs-situs
kerohanian.
Q : Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan
handphone terhadap hidup beriman anda?

R : Mengurangi tindakan atau dampak negatif tersebut dan memanfaatkan


dampak positifnya.

Responden 19
Nama : Adventus Harun
Hari/tanggal : Senin, 26 Desember 2016
Status : Remaja

Q : Sejak kapan anda menggunakan handphone?

R : Sejak SD kelas 4 atau 5


Q : Aplikasi apa saja yang sering anda gunakan?

R : BBM, Instagram, Facebook, WA, Game, Line, Alkitab


Q : Apakah tujuan anda menggunakan handphone?

R : Komunikasi antar manusia, untuk mencari informasi dan sebagai hiburan.

(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Q : Manfaat apa yang anda dapatkan dalam penggunaan handphone?

R : Mempermudah komunikasi, menambah pengetahuan tentang


perkembangan teknologi dan memperluas jaringan persahabatan.
Q : Menurut anda apakah dampak positif dari penggunaan handphone?

R : Mempermudah menyelesaikan pekerjaan, berkomunikasi lebih mudah


dan memperluas jaringan persahabatan.
Q : Menurut anda apakah dampak negatif dari penggunaan handphone?

R : Rawan terhadap tidak kejahatan, pemborosan, mempengaruhi sikap dan


prilaku remaja, dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat.
Q : Menurut anda apakah anda menggunakan handphone secara bijak?
Jelaskan!

R : Tidak bijak, karena ketika menggunakan handphone tidak sesuai,


contohnya berkendara sambil bermain handphone dan saat di sekolah
saya membawa handphone.
Q : Tantangan apa yang anda hadapi dalam hidup beriman anda?

R : Bersikap jujur dalam pekerjaan dan media informasi serta teknologi.


Q : Selama ini kegiatan menggereja apa saja yang anda ikuti?

R : Mengikuti pelayanan di Gereja.


Q : Apakah kegiatan menggereja tersebut semakin membantu anda dalam
hidup beriman?

R : Ya, kegiatan menggereja sangat membantu dalam hidup beriman, karena


kita lebih memprioritaskan agama dari yang lain, dan kita lebih
mendekatkan diri pada Tuhan.
Q : Apakah anda menginstal aplikasi rohani dalam handphone anda?

R : Ya, saya menginstal satu aplikasi rohani yaitu Alkitab di handphone saya.
Q : Seberapa seringkah anda membuka situs rohani dalam handphone anda?

R : Saya membuka situs rohani todak terlalu sering, biasanya ketika ada
tugas pelajaran agama selain itu membuka situs rohani ketika saya ingin
mencari tahu/mendalami pengetahuan agama.
Q : Sejauh mana handphone digunakan dalam pembinaan hidup beriman
yang anda ikuti?
(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

R : Saat bermain handphone saya biasanya membuka aplikasi alkitab dan


situs-situs rohani untuk membina iman saya.
Q : Sejauh ini apakah handphone memberikan manfaat bagi hidup beriman
anda?

R : Mudah mencari informasi tentang keagamaan dan menjadi mudah


berkomunikasi saat ada kegiatan menggereja.
Q : Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan
handphone terhadap hidup beriman anda?

R : Tidak membawa handphone saat ibadah, mengurangi pemakaian


handphone, menggunakan handphone jika penting dan menggunakan
handphone dalam hal positif.

Responden 23
Nama : Ozi Christiandi
Hari/tanggal : Rabu, 28 Desember 2016
Status : Remaja

Q : Sejak kapan anda menggunakan handphone?

R : Sejak duduk di bangku SMP kelas 8


Q : Aplikasi apa saja yang sering anda gunakan?

R : Instagram dan facebook


Q : Apakah tujuan anda menggunakan handphone?

R : Untuk memperoleh berbagai informasi, baik berupa pengetahuan maupun


mengekspor bakat dan kemampuan
Q : Manfaat apa yang anda dapatkan dalam penggunaan handphone?

R : Menambah wawasan misalnya lebih mengenal kehidupan sosoial, budaya


dan lainnya, kemudian mengeksplor bakat serta memberikan kesenangan
pribadi.
Q : Menurut anda apakah dampak positif dari penggunaan handphone?

R : Wawasan semakin luas


Q : Menurut anda apakah dampak negatif dari penggunaan handphone?

(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

R : Dapat berpengaruh buruk karena banyak situs yang tidak terpuji yang
dapat dijelajahi dari handphone.
Q : Menurut anda apakah anda menggunakan handphone secara bijak?
Jelaskan!

R : Pastinya, karena saya menggunakan handphone jika saya perlu.

Q : Tantangan apa yang anda hadapi dalam hidup beriman anda?

R : Sikap emosional dan diri.


Q : Selama ini kegiatan menggereja apa saja yang anda ikuti?

R : Retret, OMK, dan ibadah lingkungan


Q : Apakah kegiatan menggereja tersebut semakin membantu anda dalam
hidup beriman?

R : Pastinya, saya merasakan suka cita Tuhan itu hadir dalam hidup saya.
Q : Apakah anda menginstal aplikasi rohani dalam handphone anda?

R : Ya seperti E-Katolik
Q : Seberapa seringkah anda membuka situs rohani dalam handphone anda?

R : Setiap malam jika ada waktu senggang.


Q : Sejauh mana handphone digunakan dalam pembinaan hidup beriman
yang anda ikuti?

R : Sejauh saya menggunakan untuk bermanfaat bagi kehidupan beriman


saya.
Q : Sejauh ini apakah handphone memberikan manfaat bagi hidup beriman
anda?

R : Sangat bermanfaat.
Q : Apa yang perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif penggunaan
handphone terhadap hidup beriman anda?

R : Tetaplah membina hidup beriman dan lebih dekat dengan Tuhan.

(14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2 : Penjelasan Alur Video

1. Si otong dan Teknologi

Video ini menceritakan si otong tokoh utama yang memiliki handphone


dan menggunakan berbagai macam aplikasi tetapi aplikasi yang sejatinya
membantu seperti microsoft office, kalkulator di unistal, jadi si otong
hanya meninggalkan aplikasi seperti game dan media sosial. Si otong dan
orang-orang menggunakan handphone tanpa memperdulikan waktu, mulai
pagi hingga pagi, malam dan kembali pagi lagi. Selanjutnya di situasi lain
otong sanggat menggemari bermain PS hingga lupa waktu dan akirnya
tugas dan tanggungjawabnya terabaikan. Kemuidan diakhir video terdapat
pesan-pesan bagi pengguna handphone.

2. Disconnect To Connect

Video ini mengisahkan orang-orang zaman sekarang yang memiliki


handphone yang canggih dan mereka selalu menggunkan handphone
tersebut tanpa memperhatikan dunia sekitar mereka, sehingga orang-orang
disekitar mereka terabaikan, istri, suami, anak, teman bahkan Tuhan.
Tetapi diakhir video ditampilkan kilas balik dari sikap yang sebelumnya
disconnet menjadi connect terhadap lingkungan sekitar, dan situasi ini
lebih menyenangkan dari situasi sebelumnya.

3. Kekayaan Iman Katolik

Video kekayaan iman katolik berisi mengenai penjelasan-penjelasan


mengenai Iman Katolik dimulai dengan sejarah munculnya katolik,
selanjutnya penjelasan mengenai ciri khas Katolik yaitu Satu, Kudus,
Katolik, dan Apostolik. Kemudian penjelasan mengenai Sakramen-
sakramen katolik yaitu sakramen baptis, sakramen ekaristi, sakramen
krisma, sakramen tobat, sakramen perminyakan, sakramen imamat,
sakramen perkawinan. Selanjutnya video menjelaskan mengenai Litugi
dan Hierarki. Selanjutnya penjelasan mengenai Dogma atau ajaran Iman
katolik yaitu Tritunggal Mahakudus, video juga menjelaskan tentang doa-
doa dan orang-orang Kudus.

(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3 : Foto-foto kegiatan selama penelitian

(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4 : Surat Penelitian

(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5 : Surat Keputusan Uskup Agung Pontianak

(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6: Susunan Pengurus Dewan Pastoral Paroki Salib Suci Ngabang,


Kalimantan Barat

(19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7: Surat selesai penelitian

(20)

Anda mungkin juga menyukai