Prapoposal Kelompok 5 (Pembangkit Listrik)
Prapoposal Kelompok 5 (Pembangkit Listrik)
LAPORAN AKHIR
Oleh:
LAPORAN AKHIR
Disetujui oleh Dosen Pembimbing Laporan Akhir
Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin
Konsentrasi Alat Berat
NIP. NIP.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Akhir ini diajukan oleh
Nama : - Muhammad Khatammi Azhar
- Rima Anggraini
- Izam Febriyansah
NPM : - 061930200449
- 061930200024
- 061930200443
Konsentrasi Studi : Alat Berat
Judul Laporan Akhir : Rancang Bangun Alat Pembangkit Listrik
Menggunakan Permanent Magnet Dan Udara
Dengan Multi Current.
Telah selesai diuji, direvisi, dan diterima sebagai
Bagian persyaratan yang diperlukan untuk menyelesaikan studi pada
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Pembimbing I : ( )
Pembimbing II : ( )
Tim Penguji : 1. ( )
2. ( )
3. ( )
4. ( )
Ditetapkan di : Palembang
Tanggal :
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................................3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................4
BAB I......................................................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................6
1.2 Tujuan dan Manfaat..............................................................................................................7
1.2.1 Tujuan............................................................................................................................7
1.2.2 Manfaat.........................................................................................................................7
1.3 Metodologi Pengumpulan Data.............................................................................................8
1.4 Perumusan dan Pembatasan Masalah...................................................................................8
1.4.1 Perumusan Masalah......................................................................................................8
1.4.2 Pembatasan Masalah.....................................................................................................8
1.4.3 Sistematika Penulisan....................................................................................................9
BAB II...................................................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................................10
2.1 Teori Pembangkit Listrik Tenaga Magnet...............................................................................10
2.1.2 Rumus yang digunakan dalam perancangan......................................................................11
2.1.3 Mekanisme kerja pembangkit listrik tenaga magnet..........................................................13
2.2 Teori Generator Listrik...............................................................................................................18
2.2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Magnet...................................................................19
2.2.2 Hukum-Hukum yang Berlandaskan pada Teori...................................................................20
2.2.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Magnet................................................................21
2.2.4 Peran Utama Magnet sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Magnet.....................................23
2.2.5 Jenis-Jenis Magnet dan Berdasarkan Asal Terbentuknya....................................................25
2.2.6 Jenis-Jenis Magnet dan Berdasarkan Kemangnetannya.....................................................25
2.2.7 Jenis-Jenis Magnet dan Berdasarkan Bentuknya................................................................26
2.2.8 Jenis-Jenis Generator Induksi Elektromagnet.....................................................................27
2.3 Teori Sistem Pendingin (Cooling System)..................................................................................31
2.3.1 Pengertian Sistem Pendingin..............................................................................................31
2.3.2 Jenis-Jenis Sistem Pendingin...............................................................................................32
2.4 Teori Kopling (Clucth).................................................................................................................34
2.4.1 Pengertian Kopling(Clutch)................................................................................................35
2.4.1 Penggunaan Kopling( Clutch).............................................................................................35
2.4.2 Klasifikasi Kopling (Clutch)..................................................................................................36
5
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
.2.2 Manfaat
Adapun beberapa manfaat dari alat pembangkit listrik menggunakan
permanent magnet dan udara dengan multi current ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menyelesaikan salah satu persyaratan pendidikan
Diploma III di Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.
2. Mahasiswa dapat mewujudkan ide dan rancangan yang telah dibuat.
3. Mahasiswa dapat membuat alat bantu yang berguna bagi mekanik dalam
pekerjaan nya.
4. Menciptakan sumber energi listrik alternatif skala kecil menggunakan daya
tarik menarik dari fluks magnet.
8
a) Metode Observasi
Penulis melakukan survey ke lapangan untuk mengetahui harga dari
komponen-komponen yang akan digunakan.
b) Metode Wawancara
Penulis melakukan diskusi kepada pembimbing mengenai penambahan
inovasi pada alat yang ingin dirancang.
c) Metode Literatur
Penulis membaca dan mencari referensi dari perpustakaan dan beberapa
buku serta internet yang berkaitan dengan sistem otomatis.
d) Metode Dokumentasi
Penulis mencatat kegiatan – kegiatan yang dilakukan selama proses
pembuatan serta mengambil gambar alat dalam setiap prosesnya.
1. Permasalahan hanya dibatasi pada desain dan cara kerja alat serta gaya-
gaya yang terjadi pada alat tersebut.
2. Permasalahan hanya dibatasi pada proses permesinan dan biaya produksi.
3. Permasalahan hanya dibatasi pada menghitung produk yang dihasilkan dan
efisiensi serta ke efektifan alat tersebut.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat
penulisan, rumusan masalah, metode pengumpulan data serta sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini di jelaskan pengertian alat generator magnet
permanent,sistem kerja generator magnet permanent, bagian-bagian
generator magnet permanent, komponen-komponen yang akan di gunakan
dalam alat pembangkit listrik menggunkan generator magnet permanent dan
pemilihan bahan yang digunakan.
BAB III PERKIRAAN BIAYA
Pada bab ini dibahas tentang proses perancangan alat, dan
perhitungan dasar yang terkait dengan perancangan alat.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi penutup laporan, yang berisikan kesimpulan dan
saran.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Pembangkit Listrik Tenaga Magnet
Keterangan
n = Kecepatan putar rotor (rpm)
p = Jumlah kutub rotor
f = frekuensi (Hz)
Dengan
Tƒ = Jarak antar magnet (cm)
b = Panjang Magnet (cm)
Dimana:
Ø max = Fluks magnetik (Webber)
Amagn = Area magnet (cm2)
Bmax = Densitas fluks maksimum
Perancangan Stator
A. Menentukan Jumlah Lilitan Stator
Jumlah Lilitan = 63 buah. Nilai ini didapatkan dari rumus tegangan induksi
pada generator:
Dimana :
Erms = Tegangan induksi (Volt)
N = Jumlah lilitan per kumparan
ƒ = Frekwensi (Hz)
Ns = Jumlah kumparan
Nph = Jumlah fasa
Dimana :
F = Frekuensi (Hz)
n = Kecepatan putar rotor (rpm) (nilai putaran telah ditentukan sebesar 500
rpm)
P = Jumlah kutub rotor.
13
Alat ini bekerja secara dua arus yang berbeda namun, setiap arus memiliki
perannya masing-masing.
- Ketika arus dan tegangan listrik sampai ke dinamo, putaran pada dinamo
akan diteruskan menggunakan V-belt dan Pully, penggunaan V-belt sangat
14
- Selanjutnya, putaran tersebut akan memutar pully yang terdapat pada poros
kipas generator, putaran pada poros kipas akan menghasilkan udara yang
dihisap ke dalam rumah generator atau Housing Generator dan akan
menghasilkan putaran pada stator generator utama dikarenakan putaran
poros tersebut terhubung dengan stator generator utama yang menjadi
media penghubung nya yaitu, Kopling magnet, pemilihan kopling magnet
juga merupakan sistem perpindahan daya pada transmisi yang tidak
menimbulkan gesekan, pemilhan transmisi ini juga diharapkan bisa berputar
lebih lama dan massa kerja pada alatnya cukup lama.
- Setelah udara masuk kedalam housing generator, maka suhu pada generator
utama akan rendah membuat massa aktif pada alat ini dapat bertahan sangat
lama, walaupun beban dan daya yang dibutuhkan untuk output besar bisa
menjaga suhu didalam housing tersebut.
15
- Ketika dinamo memutarkan poros kipas, maka putaran tersebut akan sangat
halus serta ringan dikarenakan magnet magnet tersebut menciptakan energy
perpetual atau energy terus menerus bertolak tolakan Antara kutub-kutub
magnet.
- Generator akan terus berputar sampai waktu yang tidak ditentukan, namun
ketika melebihi 25% daya yang dihasilkan maka ,putaran tersebut akan
memberat karena daya yang harus di tangguhkan generator utama tidak
mampu sepenuhnya mempertahankan putaran dari magnet, menjadikan
17
putaran akan melambat tapi tidak berhenti untuk bekerja, semakin berat
daya yang digunakan maka efek dari pemakaian output melebihi 75% akan
merusak komponen-komponen lainnya terkecuali generator ,komponen
yang mendapatkan dampak besar yaitu dinamo motor 795 yang tidak kuat
memutar stator generator utama, menjadikan udara yang dihisap sedikit dan
menggurangi putaran pada generator kedua yaitu turbin angin.
C. Persamaan Maxwell–Faraday
Persamaan Maxwell–Faraday adalah generalisasi Hukum Faraday dan
membentuk satu dari empat persamaan Maxwell. Persamaan-persamaan
dalam bagian ini ditulis dalam satuan SI. Tidak seperti persamaan dalam
21
dengan:
eind = Tegangan yang dihasilkan sebagai efek dari medan magnet
pada konduktor yang bergerak melewatinya
v = Kecepatan gerak relatif konduktor
B = Fluks magnet
L = Panjang konduktor yang terkena medan magnet
Pada jarak tertentu gaya berat akan sama dengan gaya tolak
menolak magnet sehingga terjadi keseimbangan. Berikut ini gambar
interaksi gaya magnet yang membentuk keseimbangan dengan gaya berat.
25
1. Generator Listrik
Generator adalah sebuah benda yang dapat mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Generator ada dua jenis yaitu generator arus searah
(DC) atau dynamo dan generator arus bolak-balik (AC) atau alternator.
Generator bekerja sesuai dengan prinsip induksi elektromagnetik yakni
dengan memutarkan kumparan dalam medan magnet sehingga dapat
28
2. Transformator
Transformator atau trafo adalah alat yang dapat mengubah tegangan AC
berdasarkan dengan prinsip induksi elektromagnetik yakni dengan
memindahkan energi listrik secara induksi melalui kumparan primer ke
kumparan skunder. Trafo dapat menimbulkan GGL terutama pada
kumparan skunder, karena medan magnet yang dapat berubah-ubah akibat
dari aliran arus listrik bolak-balik pada kumparan primer yang diinduksikan
oleh besi lunak ke dalam kumparan skunder.
Trafo terbagi menjadi dua jenis, yakni trafo step-up dan trafo step-down ;
1. Pada trafo step-up memiliki kegunaan untuk menaikkan sebuah tegangan
AC, dan terdapat jumlah lilitan kumparanya skunder lebih banyak
dibandingkan jumlah lilitan primer.
2. Trafo step-down berfungsi untuk menurunkan tegangan AC sumber, jumlah
lilitan skundernya lebih sedikit.
- Np = tegangan primer
- Ns = tegangan skunder
29
Besarnya dan kuatnya pada arus tegangan yang terdapat pada trafo itu
tergantung dengan banyaknya lilitanya. Atau besar tegangan yang
sebanding dengan jumlah lilitan. Semakin banyak jumlah lilitan tegangan,
maka yang dihasilkan pun akan semakin besar. Hal ini berlaku untuk lilitan
primer dan sekunder.
3. Macam-macam Induktor
Induktor merupakan salah satu jenis komponen yang prinsip kerjanya
berdasarkan induksi magnet. Induktor atau yang disebut dengan spul, yang
terbuat dari bahan kawat beremail tipis. Induktor dibuat dari bahan
tembaga, diberi simbol L dan satuannya Henry disingkat H.
A Fungsi Induktor
- Menyimpan arus listrik dalam medan magnet
- Penapis atau filter frekuensi
- Menahan arus bolak-balik (AC)
- Meneruskan arus searah (DC)
30
- Pembangkit getaran
- Melipatgandakan tegangan
- Induktansi Searah
Induktansi searah adalah sebuah aliran arus listrik melalui kabel yang
terjadilah pada garis-garis gaya magnet. Contoh dapat kita bayangkan pada
aliran arus listrik melalui spul coil pada kumparan yang dibuat dari kabel
yang digulung.
Maka yang akan terjadi pada garis-garis gaya menjadi searah, hal ini sama
dengan pembangkitan medan magnet. Kekuatan medan magnet ada pada
dalam jumlah garis-garis gaya magnet, serta berbanding lurus dengan hasil
31
dari jumlah gulungan yang terdapat pada sebuah kumparan dan arus listrik
yang melalui kumparan itu.
- Induktansi Bolak-balik
Apabila kedua kumparan tersebut didekatkan dengan satu sama lain, dan
salah satu kumparan (L1) diberi arus listrik AC, maka pada L1 akan timbul
terjadi fluks magnet. Fluk magnet tersebut akan melalui kumparan kedua
yakni (L2) dan akan mampu membangkitkan emf pada elektro motorive
force dan pada kumparan L2. Efek seperti ini dapat disebut dengan induksi
timbal balik atau mutual induction. Hal seperti ini dapat kita temui pada
transformator daya.
Keterangan :
π = 3.14
F = frekwensi arus bolak-balik ( Hz)
L = Induktansi ( Henry )
∞ = kecepatan sudut ( 2πfL)
XL = reaktansi induktif ( Ω )
Sedangkan rugi besi adalah kerugian yang diakibatkan dari panas yang
ditimbulkan dengan adanya arus pusar (eddy current) yang terjadi pada inti
stator maupun rotor. Selain panas yang diakibatkan seperti tersebut diatas,
juga terjadi panas yang diakibatkan dari gesekan dan angin (windange).
Lalu untuk jenis terakhir ialah sistem pendingin oli atau sering disebut
oil cooler, pada jenis ini memang jarang digunakan oleh banyak kendaraan.
Namun beberapa ada yang menggunakan jenis ini, pada dasarnya untuk
jenis ini hanya untuk mendinginkan oli didalam mesin saja. Karena seperti
kita ketahui jika oli mesin bukan hanya untuk pelumas komponen didalam
mesin saja, melainkan untuk mendinginkan suhu mesin juga.
Pada sistem ini memiliki cara kerja seperti radiator sejatinya, dimana
sirkulasi oli akan melewati oil cooler diman memiliki fungsi melepas suhu
panas ke udara bebas. Dalam penggunaan ini tentunya adan kekurangan dan
kelebihannya, sehingga hanya jenis kendaraan tertentu saja yang
menggunakan jenis pendingin satu ini
a) Kopling Tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus
dan pemutus putaran dan daya, namun tidak dapat memutuskan hubungan
kerja antara poros penggerak dan poros yang digerakkan bila salah satu
37
sedang bekerja, dan sumbu kedua poros harus terletak pada satu garis lurus
atau dapat sedikit berbeda sumbunya. a. Kopling tetap terdiri dari :
1. Kopling Kaku
2. Kopling Fleksibel ( luwes )
1. Kopling Kaku
Kopling kaku digunakan apabila kedua poros harus dihubungkan dengan
sumbu segaris. Kopling ini dipakai pada poros mesin dan transmisi umum
di pabrik – pabrik. kopling ini terdiri dari beberapa macam antara lain :
Kopling Bus.
Kopling Flens Kaku.
Kopling Flens Tempa.
Kopling Jepit.
Kopling Bumbung Tekan Minyak.
b) Kopling Fluida.
Kopling fluida yaitu kopling yang meneruskan dan memutuskan daya
melalui fluida sebagai zat perantara dan diantara kedua poros tidak terdapat
hubungan mekanis. Kopling ini sangat cocok untuk memindahkan putaran
tinggi dan daya yang besar. Keuntungan kopling ini yaitu getaran dari sisi
penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan demikian
juga pada saat pembebanan lebih, penggerak mulanya tidak akan terkena
momen yang melebihi batas kemampuannya sehingga umur mesin menjadi
lebih panjang.
dengan:
τc = Tegangan kompress
p = Gaya yang bekerja
A = Luas alas
db = Diameter baut
Ssyp = Tensile yield strengt
t = tinggi/tebal kopling
2. Spindel
Poros spindel adalah jenis poros yang relatif pendek seperti poros utama
mesin perkakas, di mana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil, dan
bentuk serta ukurannya harus teliti.
Dimana :
σb = tegangan bengkok (N/mm2)
M = momen bengkok (Nmm)
Bila ; dan
kuat untuk memungkinkan poros atau elemen mesin lainnya bekerja dengan
baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka, prestasi seluruh
sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Bantalan
bola dan bantalan gelinding telah berada ke kondisi kesempurnaan setelah
melalui periode penelitian dan pengembangan yang panjang. Manfaat dari
penelitian khusus seperti itu dapat diperoleh bila dimungkinkan
menggunakan bantalan standar dengan ukuran dan jenis yang tepat.
Bantalan bola digunakan dihampir semua jenis mesin dan perangkat dengan
bagian yang berputar. Namun, bantalan tersebut tidak dapat digunakan
secara terbatas tanpa studi yang cermat terhadap beban dan kondisi
pengoperasian. Selain itu, bantalan harus disediakan dengan pemasangan,
pelumasan, dan penyegelan yang memadai.
Bentuk bantalan yang paling sederhana, bantalan polos, terdiri dari poros
yang berputar di dalam lubang. Pelumasan digunakan untuk mengurangi
gesekan. Dalam bantalan bola dan bantalan rol, untuk mengurangi gesekan
geser, elemen bergulir seperti rol atau bola dengan penampang melingkar
terletak di antara ras atau jurnal majelis bantalan. Berbagai macam desain
bantalan ada untuk memungkinkan tuntutan aplikasi terpenuhi dengan
benar untuk efisiensi, keandalan, daya tahan, dan kinerja maksimum.
2. Bushing
dilapisi logam jenis babit. Contohnya adalah bushing untuk king pin yang
ada pada knuckle as roda.
3. Radial Bearing
Radial bearing adalah jenis bearing yang cocok digunakan untuk
menerima beban radial. Yaitu beban yang tegak lurus dengan poros yang
dipasang pada bearing. Atau lebih tepatnya beban yang diterima sepanjang
keliling lingkaran bearing. Contohnya adalah bearing yang dipasang pada
roda sepeda dan sepeda motor. Bearing-bearing yang termasuk dalam jenis
ini adalah ball bearing dan roller bearing.
4. Thrust Bearing
Thrust bearing adalah bearing yang cocok digunakan untuk menerima
beban dorongan (thrust). Yaitu beban yang berasal dari samping bearing.
Contohnya adalah bearing yang digunakan pada kursi dan meja putar.
Bearing-bearing yang termasuk dalam kategori ini adalah ball thrust
bearing dan roller thrust bearing.
48
7. Roller Bearing
Roller bearing adalah roller yang dapat menahan beban radial yang
berat. Rollernya berbentuk silinder sehingga bagian yang bersinggungan
antara inner dan outer race tidak hanya pada satu titik, namun satu garis.
50
Bearing ini biasa digunakan pada bagian poros roda mobil. Bearing jenis
ini memiliki dua buah roller yang saling berseberangan alias dua arah yakni
bagian luar dan bagian dalam. Karena bentuk bearing yang mengerucut
maka bearing ini mampu menahan gaya tekan beban dari kedua arah tadi
baik dari arah luar ataupun dari arah dalam sekaligus.
Spherical roller bearing adalah jenis bearing yang terdiri dari dua baris
roller yang berjalan pada dua jalur. Dengan bentuk yang demikian, bearing
ini dapat menerima beban yang berat. Baik itu beban radial maupun beban
thrust. Anda bisa menemukan bearing ini pada hub mobil.
Needle roller bearing adalah jenis bearing yang bentuk rolernya panjang
namun diameternya kecil. Anda bisa menemukan bearing ini pada poros
engkol. Pada bagian yang menghubungkan connecting rod dengan poros
engkol.
dimana :
L10h = Umur bantalan
B = Konstanta
= 3.0 ( untuk ball bearing )
= 10/3 ( untuk roll bearing )
L10h = Umur bantalan (jam )
C = Beban dinamis ( N )
P = Beban ekuivalen / gaya total ( N )
N = Putaran ( rpm )
B. Sabuk V
55
(Gambar B) Sabuk V
(Sumber: http:// lms3.polsri.ac.id/ ElemenMesin-OFH)
Sabuk-V (V-belt) klasik terdiri dari matrik lunak dan anyaman kawat
logam di dalam matriks. Karena terdapat kemiringan di kedua sisinya maka
dalam pemakaiannya terjadi tekanan dari sabuk pada puli. Akibatnya sistem
ini lebih kompak dibandingkan sabuk datar. Tetapi karena tidak begitu lebar
jika dibandingkan sabuk datar maka kemampuan menyerap getaran menjadi
kurang baik. Sabuk-V mempunyai beberapa ukuran/tipe, mulai dari ukuran
A, B, C, D, dan E, yang masing-masing mempunyai kemampuan
memindahkan daya yang berbeda-beda.
C. Sabuk Gilir
Sabuk gilir (timing belt) adalah sabuk yang digunakan pada sistem
transmisi ber mekanisme positif, dimana sabuk bergerigi terpasang pas pada
puli yang juga bergigi. Sabuk gilir biasanya digunakan untuk memindahkan
daya yang kecil tapi memerlukan kepresisian yang tinggi. Artinya tidak
diharapkan adanya slip walaupun sangat kecil, sehingga putaran yang
56
Rasio Kecepatan :
3. Kekuatan Sabuk
57
Dimana :
e = bilangan natural/napier (= 2,71828...)
μ = koefisien gesek antara sabuk dan puli
θ = sudut kontak antara sabuk dan puli (rad)
Daya yang mampu dipindahkan oleh sabuk :
Keterangan :
Jumlah/tipe
A B C D
sabuk
59
Diameter
Pitch
3,0 5,4 9,0 13,0 21,0
Minimal
(Inchi)
Ukuran dari tiap-tiap tipe sabuk-V dapat dilihat pada gambar di bawah:
2.8 Pengelasan
Pengelasan (Welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam
dengan cara mencairkan sebagian logam pengisi dengan atau tanpa tekanan
dan dengan atau tanpa logam penambah yang menghasilkan sambungan
yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi
sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa
pesat, pipa saluran dan sebagainya. Sebelum melakukan proses pengelasan
terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut ini:
a. Mempersiapkan keselatan kerja ( kaca mata las, sarung tangan)
b. Mempersiapkan mesin las.
c. Membersikan permukaan yang akan di las menggunakan sikat baja.
9)
60
dengan:
2.9 Pengeboran
Pengeboran adalah usaha secara teknis membuat lubang dengan aman
sampai menembus lapisan formasi yang kaya akan minyak atau gas.
Lubang tersebut kemudian dilapisi dengan casing dan disemen, dengan
maksud untuk menghubungkan lapisan formasi tersebut dengan permukaan
bumi yang memungkikan penambangan minyak atau gassecara komersial.
Secara umum tujuan membuat lubang bor adalah untuk:
Membuktikan bahwa adanya minyak atau gas dalam suatu reservoir yang
ditembus.
Sarana mengalirkan minyak atau gas dari reservoir ke permukaan bumi.
dengan:
n = Putaran Mesin (rpm)
Vc = Kecepatan Potong (mm/menit)
D = Diameter mata bor (mm)
2.10 Penggerindaan
Mesin gerinda adalah mesin perkakas yang digunakan untuk
mengasah, memotong serta menggerus benda kerja kasar maupun halus
dengan tujuan dan kebutuhan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah
batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi
gesekan yang akan membuat pengikisan, penajaman, pengasahan,
pemolesan, atau pemotongan.
61
dengan:
n = putaran mesin ( rpm )
Tm = waktu pengerjaan ( menit)
Tg = Tebal mata gerinda ( 0,8 dan 3 mm )
l = panjang bidang pemotongan ( mm )
tb = ketebalan benda kerja ( mm )
Sr = Ketebalan pemakanan ( mm / putaran )
62
BAB III
PERKIRAAN BIAYA
Berikut adalah perkiraaan biaya bahan atau material dalam pembuatan alat
pembangkit listrik menggunakan permanent magnet dan udara dengan multi
current (biaya diatas belum termasuk bahan yang habis pakai).
Kuantitas
No. Harga
Keterangan Total
Satuan
Jumlah Satuan
Komponen Bagian Kipas Generator
Plat Strip Aluminium ( ½ Inchi x 12
1. 1 Batang 45.000 45.000
mm x 6 mm )
Komponen Bagian Pillow Magnetic
Nylon Sheet ( 20 mm x 50 mm x 50.000
1. 1 Lembar 50.000
200 mm )
Magnet Neodymium tipe Sillinder 144.000
2. 8 Buah 18.000
N52 ( ø10 mm x 15 mm )
Komponen Bagian Poros Kipas Generator
1. Bearing Ball 6000Z 2 Buah 6.000 12.000
Magnet Neodymium tipe Koin N52 36.000
2. 10 Buah 3.600
( ø10 mm x 5 mm
Pipa Aluminium ( OD 14 mm x ID 8 78.000
3. 1 Batang 78.000
mm x 1000 mm )
Nylon Sheet ( 20 mm x 50 mm x 100.000
4. 2 Lembar 50.000
200 mm )
Komponen Bagian Penyetel Tolak-Menolak Pillow Magnetic
Nylon Sheet ( 20 mm x 50 mm x 50.000
1. 1 Lembar 50.000
200 mm )
Baut M8 x 0,8 mm x 80 mm x 60 9.000
2. 2 Buah 4.500
mm
Baut M8 x 0,8 mm x 80 mm x 20 6.300
3. 3 Buah 2.100
mm
Plat Strip Besi Esser 2 mm x 6000 48.000
4. 1 Batang 48.000
mm
Komponen Bagian Sasis dan Frame Generator
1. Plat ASTM A36 2 mm 1 Lembar 40.000 40.000
2. Plat ST 37 ( 5 mm x 25 mm x 6mm ) 2 Batang 45.000 90.000
Komponen Bagian Generator Utama
1. Kawat emil 0,6 mm 1 Roll/gram 130.000 130.000
2. Magnet neodymium segi empat 8 Buah 30.000 240.000
63
3.2 Alat
No. Alat Jumlah
1. Obeng 3
2. Tang kombinasi 2
3. Mistar 1
4. Palu 1
5. Kunci pas 2
6. Kunci inggris 1
7. Jangka sorong 1
64
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
berdasarkan perancangan dan perhitungan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
4.2 Saran
Setelah melakukan perancangan dan perkiraan biaya maka penulis
menyarankan sebagai berikut:
1. Dalam pembuatan alat tersebut dapat dipastikan bahwa alat dan barang
yang dibutuhkan harus melengkapi sesuai prosedur .
2. Sebelum melakukan konstruksi lebih baiknya untuk mengecek ketersedian
bahan dan alat.
3. Sebelum melakukan pekerjaan alangkah baiknya untuk menyediakan alat
sefty sepserti kacamata sefty, sarung tangan,dll.
65
DAFTAR PUSTAKA
Indriani, A., & Dimas, S. (2018, February). Effect of dimension and shape
of magnet on the performance ac generator with translation motion. In IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering (Vol. 307, No. 1, p.
012020). IOP Publishing.
Chen, J., Nayar, C. V., & Xu, L. (2000). Design and finite-element analysis
of an outer-rotor permanent-magnet generator for directly coupled wind
turbines. IEEE transactions on magnetics, 36(5), 3802-3809.