(NUT333)
MODUL 14
ATLET SPRINT DAN OLAHRAGA PERMAINAN
DISUSUN OLEH
NAZHIF GIFARI, SGz, MSi
MURY KUSWARI, SPd, MSi
DESSY ARIYANTI, SGz, MSc
BAB XIV
ATLET SPRINT DAN OLAHRAGA PERMAINAN
Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan gizi bagi atlet sprint energi,
protein, lemak, karbohidrat, cairan, vitamin dan mineral.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan gizi bagi atlet team sport energi,
protein, lemak, karbohidrat, cairan, vitamin dan mineral.
Pendahuluan
Kecepatan merupakan komponen fisik yang mendasar, sehingga kecepatan
merupakan faktor penentu di dalam cabang olahraga seperti nomer-nomer lari
jarak pendek, renang, olahraga beladiri dan olah raga permainan. Kecepatan yaitu
kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu
jarak yang sesingkat-singkatnya.
Menurut Treadwell (1991) yang dikutip oleh Saifudin kecepatan bukan
hanya melibatkan seluruh kecepatan tubuh, tetapi melibatkan waktu reaksi yang
dilakukan oleh seseorang pemain terhadap suatu stimulus. Kemampuan ini
membuat jarak yang lebih pendek untuk memindahkan tubuh (Saifudin, 1999).
Kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan
tetapi dapat pula menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. Dalam lari sprint kecepatan larinya ditentukan oleh gerakan
berturut-turut dari kaki yang dilakukan secara cepat, kecepatan menendang bola
ditentukan oleh singkat tidaknya tungkai dalam menempuh jarak gerak tendang.
1500 – 2000 kalori dikandung oleh karbohidrat dalam tubuh, dan energi ini cukup
sebagai energi untuk lari sejauh 20 mil.
Lemak adalah sumber energi utama pada aktivitas fisik yang lama seperti
pada lari jarak jauh dan maraton. Olahraga aerobik yang teratur dapat
meningkatkan kadar HDL dan mempengaruhi rasio HDL dan LDL. Lemak
merupakan sumber energi yang ideal untuk sel tubuh sebab setiap molekul
mengandung energi yang besar, mudah diangkut dan diubah bila diperlukan. Satu
gram lemak mengandung 9 kkal, 2 kali dari jumlah energi yang dikandung oleh
karbohidrat dan protein. Jumlah energi yang disimpan di dalam molekul lemak
pada berat badan ratarata 70 kg, adalah 94 500 kkal (10.500 g lemak tubuh x 9
kkal). Oleh karena itu, tepat bila lemak digunakan sebagai sumber energi untuk
aktivitas fisik yang lama.
Selama berolahraga sedang seperti jogging dengan kecepatan 10 menit per
mil, sumber energi yang berasal dari bahan karbohidrat dan lemak seimbang. Bila
olahraga berlangsung lebih lama, sekitar 1 jam atau lebih, tubuh akan kehabisan
karbohidrat, dan penggunaan lemak akan meningkat secara bertahap. Pada
olahraga maraton misalnya lemak mengsuplai hampir 80% kebutuhan energi
tubuh. Pada keadaan ini produksi hormon insulin menurun, sedangkan glukagon
meningkat sehingga akan menurunkan metabolisme glukosa dan meningkatkan
pemecahan lemak.
Protein dapat dioksidasi untuk selanjutnya digunakan sebagai sumber
energi. Protein merupakan senyawa utama untuk sintesis komponen seluler dalam
pembentukan jaringan baru. Protein yang dikandung oleh sel tidak selalu tetap
jumlahnya. Jumlah protein pada otot skelet adalah 65% dari jumlah protein tubuh
dan jumlah ini dapat meningkat banyak dengan latihan beban (resistance
training). Selain diperlukan untuk membesarkan otot, protein diperlukan pula
untuk pengaturan keseimbangan asam basa tubuh.
Produktivitas memerlukan energi tidak terkecuali pada seorang atlet. Zat
gizi mikro pada seorang atlet memainkan peran kunci dalam metabolisme
karbohidrat dan lemak yang merupakan bahan bakar utama otot Anda selama
latihan. Mereka juga terlibat dalam perbaikan dan pembangunan protein otot
sebagai respon dari latihan. Enzim ini memerlukan koenzim atau kofaktor untuk
berfungsi dengan baik. Banyak vitamin yang berfungsi sebagai kofaktor untuk
enzim metabolik. Jika vitamin dalam menu diet Anda memadai, maka enzim
metabolik Anda dapat melakukan pekerjaannya. Tetapi jika asupan vitamin atau
zat gizi mikro tertentu tidak mencukupi, maka enzim tidak dapat berfungsi secara
optimal laiknya motor dengan busi yang kotor. Zat gizi mikro mendukung
pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, keseimbangan cairan, fungsi
saraf, metabolisme energi, memperbaiki jaringan, metabolisme tulang,
transportasi oksigen ke seluruh tubuh, dan fungsi kekebalan tubuh (Fallis, 2013).
Salah satu cabang olahraga yang sangat membutuhkan zat gizi mikro
adalah sprint. Sprint salah satu acara kompetisi olahraga atletik yang diadakan
untuk setiap kejuaraan. Lomba 100 m biasanya lebih populer jika dibandingkan
dengan lomba nomor lainnya. Sebagai seorang sprinter, Anda mungkin akan
makan diet yang cukup sehat. Anda makan ayam atau ikan pada saat makan
malam, biji-bijian utuh, dan susu bebas lemak. Tapi jangan langsung berbangga
dengan itu (Bastone, 2007). Sprint dapat memberikan banyak tekanan pada jalur
metabolik di mana zat gizi mikro diperlukan. Pada saat latihan misalnya, adanya
adaptasi biokimia otot akan meningkatkan kebutuhan zat gizi mikro. Latihan rutin
juga dapat meningkatkan hilangnya zat gizi mikro ini dari tubuh. Sehingga,
konsumsi zat gizi mikro akan sangat diperlukan untuk menutupi kebutuhan
peningkatan untuk bangunan, perbaikan, dan pemeliharaan massa tubuh pada
seorang sprinter (Rodriguez, DiMarco, & Langley, 2010).
Seperti atlet lainnya, sprinter lebih mungkin untuk mengalami kadar zat
besi rendah daripada orang biasa karena mineral yang hilang melalui keringat.
Sprinter, bagaimanapun, akan lebih rentan jika dibandingkan degan atlet
endurance. Sprinter juga rentan kehilangan sejumlah kecil dari mineral melalui
footstrike (dorongan kaki), yang merusak sel-sel darah merah di kaki dan
menyebabkan hilangnya zat besi (Bastone, 2007). Berikut adalah zat gizi mikro
yang sangat dibutuhkan oleh seorang sprinter untuk mencapai performa yang
maksimal:
1. Vitamin B12
Membantu tubuh Anda memecah lemak dan protein yang Anda makan
untuk menjadi energi yang Anda. Hal ini juga membantu dalam
jantung, bernafas, transmisi listrik pada otot dan syaraf, dan lain lain. BMR untuk
setiap orang dipengaruhi oleh umur, massa tubuh, komposisi tubuh dan jenis
kelamin. BMR juga dipengaruhi oleh perubahan faktor lingkungan, seperti suhu,
kelembaban, ketinggian tempat berlatih, dan keadaan emosi tertentu, seperti rasa
takut, cemas dan ketegangan.
SDA adalah energi yang dibutuhkan untuk mencerna zat zat gizi makro.
Untuk mencerna karbohidrat dibutuhkan sebesar 6-7% dari BMR, untuk
mencerna protein 20-30% dari BMR dan untuk mencerna lemak dibutuhkan
sebesar 4-14% dari BMR. Untuk bahan makanan campuran yang terdiri dari
karbohidrat, protein dan lemak SDAnya adalah 10% dari BMR.
Pengeluaran energi untuk latihan fisik dan olahraga ditentukan oleh jenis
olahraga, intensitas dan lamanya latihan fisik dan olahraga. Pada cabang olahraga
basket, kebutuhan energi expenditure (kalori/menit) berdasarkan berat badan (kg)
yaitu 7 kal/ menit (50 kg), 8 kal/ menit (60 kg), 10 kal/ menit (70 kg), 11 kal/
menit (80 kg), 12 kal/ menit (90 kg).
Karbohidrat merupakan sumber energi yang paling baik karena sangat
efisien untuk dimetabolisme menjadi energi, oleh karena itu karbohidrat
diutamakan dikonsumsi oleh atlet terutama atlet endurance. Pemberian
karbohidrat bagi seorang atlet bertujuan untuk mengisi kembali simpanan
glikogen otot dan hati yang telah terpakai pada kontraksi otot. Pada atlet yang
mempunyai simpanan glikogen sedikit, akan mengalami cepat lelah, cepat capai
dan kurang dapat berprestasi. Atlet yang terlatih akan lebih mudah menggunakan
simpanan glikogen dan lemak sebagai sumber energi sehingga menghemat
penggunaan glukosa darah. Kebutuhan karbohidrat pada atlet bola basket
yaitu 50%-60% dari kebutuhan energi total.
Lemak di dalam tubuh dimetabolisme menjadi energi melalui proses
pemecahan simpanan lemak yang terdapat dalam tubuh dalam bentuk trigliserida.
Lemak dalam tubuh yang berperan sebagai sumber energi terutama pada olahraga
dengan intensitas sedang dalam waktu lama, misalnya olahraga endurance. Pada
olahraga endurance, lemak dapat dipergunakan, pertama-tama harus dipecah
dahulu menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak bebas diangkut ke jaringan
lain khususnya ke otot dan dipergunakan sebagai sumber energi. Pembentukan
gizi dan kesehatan yang memahami dan memiliki kompetensi dalam ilmu gizi
olahraga prestasi. Peranan gizi dalam olahraga prestasi menuntut tenaga gizi dan
kesehatan yang terampil untuk menjaga secara khusus dan intensif kebutuhan zat
gizi atlet (Kementerian Kesehatan 2000). Seorang atlet sepakbola harus
memperhatikan kondisi fisik dan mental agar dapat selalu tampil secara prima
dalam setiap pertandingan. Makanan yang memenuhi gizi seimbang memegang
peranan penting agar atlet dalam kondisi sehat dan berprestasi. Seorang atlet yang
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang secara terencana akan berada pada
status gizi baik (Hana 2012).
Pada periode persiapan di pemusatan latihan, periode pertandingan
maupun periode pemulihan pemberian makan pada atlet harus diatur
sedemikian rupa sehingga kondisi atlet yang prima mampu meningkatkan
prestasi. Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung
jumlah kalori dengan proporsi sebagai berikut : 60–70% karbohidrat, 10–
15% protein, 20n- 25 % lemak, serta cukup vitamin, mineral dan air.
Kebutuhan kalori dan protein pada atlet sepakbola bervariasi sesuai dengan umur,
status gizi serta periode pelatihan atau pertadingan. Secara umum kebutuhan
kalori atlet sepakbola cukup tinggi mencapai >4500 kilo kalori, atau rata-rata 1,5–
2 kali dibanding dengan orang biasa pada umur dan status gizi yang sama (Hana
2012).
Pengaturan makanan selama pemusatan latihan harus mengandung energi
yang cukup terutama makanan yang mengandung karbohidrat untuk mengganti
cadangan glikogen yang telah dipakai selama latihan. Pengaturan makan pada
periode pertandingan sangat penting untuk memperoleh penampilan yang optimal.
Makanan perlu diatur sedemikian rupa sehingga sebelum pertandingan dimulai,
proses pencernaan makanan sudah selesai agar aliran darah terkonsentrasi menuju
otot rangka. Aliran darah ke otot rangka dimaksudkan untuk menyalurkan zat gizi
dan oksigen yang dibutuhkan pada saat berkontraksi, misalnya menendang bola.
Pada saat bertanding perlu tambahan cairan (minum air putih/ jus buah) untuk
mengganti cairan tubuh yang keluar melalui keringat sehingga dapat mencegah
terjadinya kekurangan cairan tubuh (dehidrasi). Sedangkan pengaturan makan
setelah pertandingan ditujukan untuk mempertahankan serta meningkatkan status
gizi dan kondisi fisik pemain (Hana 2012). Zat gizi makro adalah zat gizi utama
yang dimetabolisme untuk menghasilkan energi yaitu terdiri dari karbohidrat,
protein dan lemak (Kemenkes RI, 2014).
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dan memegang peranan
sangat penting untuk seorang atlet dalam melakukan olahraga. Untuk olahraga,
energi berupa ATP dapat diambil dari karbohidrat yang terdapat dalam tubuh
berupa glukosa dan glikogen yang disimpan dalam otot dan hati (Kemenkes
RI, 2014).
Karbohidrat sebagai bahan bakar utama untuk atlet bola basket, karena
merupakan bahan bakar yang dominan untuk energi aerobik produksi dan juga
satu-satunya bahan bakar untuk anaerobik produksi energi melalui glikolisis.
Asupan karbohidrat selama pelatihan / kompetisi dapat menyediakan bahan
bakar untuk otot dan menjaga otak menjadi senang dan fokus (Spriet, L
Lawrence, 2013).
Tubuh dapat menyimpan karbohidrat dari makanan yang kita makan di
otot dan hati yang disebut glikogen. Hati menyimpan glikogen 75-100 gram
karbohidrat, cukup untuk mempertahankan glukosa darah selama 12 jam.
Sebagian besar orang menggunakan glikogen hati pada waktu pagi, sehingga
penting bagi athlet makan sebelum latihan pagi. Simpanan pada otot rangka
kira-kira 300-400 gram karbohidrat. Tidak seperti glikogen hati, glikogen otot
digunakan untuk mensuplai karbohidrat sebagai bahan bakar latihan. Ketika
glikogen otot penuh, athlet memiliki sekitar 90-100 menit untuk membakar
bahan bakar pada aktivitas intensitas tinggi. Setelah persediaan ini kosong
(Osterberg, 2013).
Atlet bola basket dianjurkan untuk diet tinggi karbohidrat paling sedikit
55% dari kebutuhan kalori. Sumber karbohidrat berasal dari buah-buahan,
sayuran, roti, pasta dan nasi. Konsumsi karbohidrat dianjurkan per hari 5 – 7
gram/kg berat badan (Osterberg, 2013). Sedangkan menurut Kemenkes RI
kebutuhan karbohidrat untuk atlet bola basket 50% - 60%.
Karbohidrat harus paling banyak terdapat pada diet atlet. Selama periode
intensitas latihan, ketika bermain basket 1 sampai 3 jam setiap hari
membutuhkan 6 sampai 10 gram per kilogram berat badan. Misal atlet dengan
berat badan 70 kg maka kebutuhan karbohidrat sebesar 420 – 700 gram per
hari. Pada latihan dengan intensitas lebih rendah maka kebutuhan karbohidrat
3-5 gram per kg berat badan. Pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat
tinggi seperti roti gandum, sereal, nasi, pasta, tepung sayuran, buah utuh atau
buah kering, susu rendah lemak dan yoghurt. Konsumsi beberapa karbohidrat
olahan dan permen seperti kue kering, cookies, cake, candy, minuman ringan
manis, minuman buah, teh dan kopi (Academy of Nutrition and Dietetics,
2016).
2. Protein
Protein merupakan penting untuk pembentukan dan mempertahankan
massa otot dan untuk pertumbuhan dan perkembangan . Meskipun athlet
mengonsumsi suplemen dan sebagai upaya untuk meningkatkan protein untuk
membagun massa otot, biasanya suplemen ini tidak diperlukan jika
mengonsumsi diet seimbang dengan asupan energi dan protein cukup setiap
harinya (Osterberg, 2013). Kebutuhan protein sebesar 12% - 15% (Kemenkes
RI, 2014) atau 1,4 – 1,7 gram per kg berat badan. Misal atlet basket dengan
berat badan 70 kg maka membutuhkan protein sebesar 98 – 119 gram per hari.
Mengonsumsi protein dengan jumlah melebihi yang direkomendasikan dapat
menyebabkan pembentukan massa otot lebih cepat (Osterberg, 2013).
Sumber protein makanan yang baik seperti daging sapi tanpa lemak, ayam,
kalkun, telur dan susu rendah lemak. Kacang-kacangan adalah sumber protein
yang baik dan mengandung lemak baik. Konsumsi lebih sedikit makanan
protein yang mengandung lemak tinggi seperti burger, iga, sosis, dan keju
penuh lemak dan makanan dari susu (Academy of Nutrition and Dietetics,
2016).
3. Lemak
Lemak yang direkomendasikan untuk atlet basket tidak spesifik, tetapi
lemak yang sehat harus menjadi bagian dari setiap diet atlet. Lemak
mempunyai kalori yang lebih tinggi dibandingkan karbohidrat atau protein
sehingga lemak sehat dapat membantu menambahkan kebutuhan kalori bagi
atlet yang ingin menambah berat badan (Academy of Nutrition and Dietetics,
2016). Kebutuhan lemak untuk atlet bola basket sekitar 30% - 35%
(Kemenkes RI, 2014).
Lemak dari makanan penting digunakan untuk sintesis hormon dan
membran sel sebagai fungsi imun. Athlet dianjurkan mengonsumsi lemak sehat
termasuk minyak zaitun, kacang-kacangan dan mentega kacang, alpukad, dan
minyak sayur (seperti minyak canola), lemak tidak jenuh (minyak zaitun,
alpukad), lemak omega 3 ( salmon), dan menghindari lemak jenuh (lemak
daging) dan lemak trans (margarine) (Grams, Lena, et all, 2016).
B12, serta asam folat, zat besi dan seng (Pulur, Atilla, et all, 2016). Intensitas
aktivitas yang tinggi berhubungan dengan meningkatnya radikal bebas seperti
peroksida yang dibentuk dari oksidatif lemak intaseluler. Penelitian selanjutnya
mengevaluasi konsumsi suplemen antioksidan seperti alpha tokoperol (vitamin E),
beta karoten (provitamin A) dan asam askorbat (vitamin C) berhasil mengurangi
produksi lemak peroksidase yang ada pada atlet bola basket selama bertanding
(Benardot, 2011).
Latihan
Daftar Pustaka