MAKANAN INTERNASIONAL
“SCHOTEL”
Disusun Oleh :
1. Ade Robbi Abditama – 01
2. Ryan Reinhart Widarso – 22
3. Sisilia Caroline Sugiarto – 24
4. Yosefine Arsita Praheswari - 31
XI IPS 3
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, dan karunia, kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Inovosi
Jamur Tiram Dan Jagung Manis Pada Makanan Khas Internasional Schotel ini
dengan baik dan tepat waktu yang di tentukan, meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.
Kami sangat berharap Tugas PKWU Makalah Inovosi Jamur Tiram Dan
Jagung Manis Pada Makanan Khas Internasional Schotel ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan bagi setiap orang yang
membacanya dan juga kita semakin tau tentang Inovosi Jamur Tiram Dan Jagung
Manis Pada Makanan Khas Internasional Schotel agar kita dapat berkreasi dan
membuat inovasi baru pada makanan Internasional.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak ROBERT BOB
HOSPITAL selaku guru di bidang mata pelajaran PKWU yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan tugas ini,
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap
adanya kritikan, saran, dan ulasan demi perbaikan makalah ini.
Semoga tugas Makalah Inovosi Jamur Tiram Dan Jagung Manis Pada
Makanan Khas Internasional Schotel ini dapat di pahami dan di mengerti bagi
siapapun yang membacanya dan berguna bagi kami maupun setiap orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan
Sejalan dengan rumusan masalah yang ada, tujuan penulisan masalah ini adalah
sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui perbedaan antara schotel asli dari “Negeri Kincir Angin”
(sebelum inovasi) dan schotel (sesudah inovasi)
1.3.2 Mengetahui gambaran schotel dengan campuran mushroom, corned beef,
sausage
1.4 Manfaat
A. RENCANA KEGIATAN
Pada era globalisasi yang semakin berkembang ini interaksi manusia antar
negara menjadi semakin tinggi. Sehingga banyak warga negara asing yang keluar
masuk di suatu negara untuk menjalankan berbagai macam kepentingan. Oleh
karena hal tersebut, tentu saja tidak sedikit warga negara asing yang membawa
makanan khas di negaranya ke negara yang ia datangi. Hal itu tentunya membuat
penduduk lokal menjadi penasaran dengan makanan yang dibawa oleh orang
asing tersebut dan juga ingin merasakan makanan tersebut, sehingga banyak orang
yang kemudian mencari tahu cara pembuatan makanan tersebut. Hal tersebut
kemudian menjadi jalan untuk membuka peluang bagi kami untuk membuka
usaha makanan internasional yaitu Schotel yang berasal dari Belanda tetapi sudah
memasuki tahap inovasi dari kami. Untuk rencananya, kami akan membuka usaha
tersebut di kawasan kota Jogja. Selain itu, jika biasanya ala Belanda, schotel
dibuat dengan berbahan dasar macaroni, kali ini kami menggunakan jagung manis
dan jamur tiram sebagai bahan dasarnya. Kami akan buka tepat waktu dan
konsisten. Kami juga akan melakukan promosi-promosi agar dapat menarik para
pelanggan. Jam operasional kami buka yakni dari pukul 08.00 (pagi) hingga 22.00
(malam) untuk hari senin-sabtu. Untuk hari minggu, kami buka pukul 09.00 (pagi)
hingga 20.00 (malam). Kami juga akan menerima pesanan serta delivery (melalui
kerja sama dengan gofood). Tidak hanya itu, kami juga melayani penerimaan
tempat untuk acara ulang tahun, pernikahan, dan lain-lain.
B. PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Panaskan mentega, tumis daun bawang, bawang putih dan bawang merah
hingga harum
2. Masukkan sosis dan kornet, jika sudah berubah warna tambahkan, wortel
3. Campur susu, telur, lada bubuk dan roico ayam, gula. Aduk rata dan
sisihkan
4. Tuang adonan susu, masukkan jamur, jagung dan 100 gram keju prochiz
gold
5. Aduk dengan api kecil 5-10 menit
6. Matikan api kemudian masukkan daun seledri dan aduk.
7. Tuang adonan dalam wadah
8. Panaskan kukusan, kukus adonan lebih kurang 30 menit atau sampai
matang
9. Setelah matang, oleskan saus tomat, saus sambal dan taburi 150 gram
(sisa) keju prochiz gold
10. Terakhir, beri keju mozarella dan panaskan menggunakan blow torch
11. Beri kemangi di atasnya untuk mempercantik
Tips :
1. Ketika panas, langsung dicetak, dihias, kasih parutan keju sudah bisa
langsung dimakan
Schotel jagung manis dan jamur tiram ini diolah dengan menggunakan teknik
mengukus (steaming). Teknik ini dilakukan dengan cara memasak makanan
dengan menggunakan uap air. Makanan yang akan dimasak diletakkan di atas air
mendidih dalam sebuah wadah terpisah, namun teknik mengukus ini berbeda
dengan teknik merebus. Teknik mengukus memerlukan peralatan khusus agar
ketika uap panas dan air mendidih, makanan tersebut dimasak diatas peralatan
tersebut. Peralatan untuk mengukus atau biasanya disebut panci terdiri dari dua
susun. Panci bagian bawah berisi uap dan air mendidih, sedangkan panci bagian
atas digunakan untuk meletakkan makanan yang akan dimasak. Uap air mendidih
tersebut nantinya akan naik melalui lubang-lubang yang digunakan untuk
meletakkan makanan yang dimasak. Sedangkan bahan kemasan yang akan kami
gunakan untuk membungkus schotel tersebut yaitu dengan menggunakan kotak
kemasan khusus yaitu aluminium foil cup berukuran kecil dan besar.
Pelaksanaan Kegiatan:
a) Pelaksanaan kegiatan I
Hari/ Tanggal: Minggu, 07 Maret 2021 (Produksi)
Senin, 08 Maret 2021 (Penjualan)
[Penentuan BEP]
Schotel ukuran kecil:
Total biaya: Rp 615.000,00
Total produksi: 5 buah
Harga jual: Rp 40.000,00
BEP Produksi: Total biaya / harga jual
= Rp 615.000,00 / Rp 40.000,00
= 15,4 buah
BEP Harga: Total biaya / total produksi
= Rp 615.000,00 / 5
= Rp 123.000,00
Schotel ukuran besar:
Total biaya: Rp 615.000,00
Total produksi: 10 buah
Harga jual: Rp 50.000,00
BEP Produksi: Total biaya / harga jual
= Rp 615.000,00 / Rp 50.000,00
= 12,3 buah
BEP Harga: Total biaya / total produksi
= Rp 615.000,00 / 10
= Rp 61.500,00
[Pendapatan/ Omset]
Total pendapatan: Rp 700.000,00
Laba: Rp 85.000,00
b) Pelaksanaan kegiatan II
Hari/ Tanggal: Selasa, 09 Maret 2021 (Produksi)
Rabu, 10 Maret 2021 (Penjualan)
[Penentuan BEP]
Schotel ukuran kecil:
Total biaya: Rp 700.000,00
Total produksi: 7 buah
Harga jual: Rp 40.000,00
BEP Produksi: Total biaya / harga jual
= Rp 700.000,00 / Rp 40.000,00
= 17,5 buah
BEP Harga: Total biaya / total produksi
= Rp 700.000,00 / 7
= Rp 100.000,00
Schotel ukuran besar:
Total biaya: Rp 700.000,00
Total produksi: 14 buah
Harga jual: Rp 50.000,00
BEP Produksi: Total biaya / harga jual
= Rp 700.000,00 / Rp 50.000,00
= 14 buah
BEP Harga: Total biaya / total produksi
= Rp 700.000,00 / 14
= Rp 50.000,00
[Pendapatan/ Omset]
Total pendapatan: Rp 980.000,00
Laba: Rp 280.000,00
C. LOKASI
Lokasi yang kami ambil untuk outlet schotel ini berlokasi di Jl.
Panembahan Senopati, Prawirodirjan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55121. Menurut kami lokasi ini cukup strategis
untuk kami menjual makanan internasional ini. Dan kami yakin, jika kami
menjual di daerah ini, maka akan laris (laku) sebab posisinya sangat-sangat bagus.
D. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT dari kami untuk membuka makanan internasional ini yakni,
1. Strength
- Terletak pada posisi yang strategis, yaitu berada di dekat tempat
wisata seperti Taman Pintar, Titik Nol Kilometer Yogyakarta,
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, dan tempat-tempat lain
yang ramai pengunjung. Di kawasan lokasi tersebut juga cukup
dekat dengan sekolah-sekolah.
- Menu yang kami jual sudah menggunakan bahan-bahan yang
mudah ditemukan di pusat-pusat perbelanjaan maupun pasar dan
cukup sering dikonsumsi oleh masyarakat seperti jagung manis dan
jamur tiram sehingga makanan internasional ini cocok di lidah
masyarakat.
2. Weakness
Meski nantinya akan banyak pesaing-pesaing usaha makanan internasional
jenis lainnya, namun usaha schotel ini akan terus memvariasikan menu
makanannya sehingga berbeda dari yang lain dan menarik perhatian
masyarakat.
3. Opportunity
Sejauh ini masih belum terdapat persaingan yang ketat pada usaha yang
kami tekuni.
4. Threats
Pembatasan sosial dan penerapan PPKM selama pandemi mengakibatkan
sedikitnya pengunjung dikawasan wisata sehingga sedikit yang membeli
makanan yang kami jual.
E. ANALISIS INVESTASI
Analisis Investasi
Summary Project
Rent in Advance (3 tahun) 198.000.000
Peralatan dapur + alat saji 230.000.000
Furniture 260.750.000
Bahan baku, pembungkus, pembersih 35.000.000
Interior, ornamen, foto menu 85.000.000
Pre opening & perijinan 100.000.000
Gaji karyawan (1 bulan) 11.000.000
Overhead 110.000.000
Investasi 929.750.000
Legal Fee 13.000.000
Tax Outsource & Software (2 years) 20.000.000
Custodian Services:
-Joining Fee 7.000.000
-Annual Fee 4.000.000
Investasi + biaya-biaya 44.000.000
F. LAPORAN KEUANGAN
Schotel MCS:
Bahan Jumlah Harga
Jamur tiram 1kg 12.000
Jagung manis 1kg 13.000
Mentega 1bungku 14.000
s
Kornet Sapi 1kaleng 27.000
Bawang merah 1kg 20.000
Bawang putih 1kg 24.000
Merica bubuk 1botol 15.000
Seledri - 3.000
Daun bawang - 3.000
Kemangi - 2.000
Wortel 1kg 10.000
Telur 1kg 24.000
Sosis sapi 1toples 25.000
Keju 1bungku 13.000
s
Keju Mozarella 1bungku 35.000
s
Roico ayam 1kg 55.000
Gula 1kg 13.000
Susu UHT 1botol 22.000
Saus sambal 1botol 21.000
Saus tomat 1botol 19.000
Gas Elpg 12kg (besar) 170.000
Kotak kemasan kecil 100pcs 30.000
Kotak kemasan besar 100pcs 45.000
Jumlah 615.000
Keterangan :
1. Kebutuhan yang tertera di atas dapat di gunakan untuk beberapa hari depan
dalam pembuatan schotel kami
2. Harga yang nantinya akan kami jual, akan kami hitung dengan menggunakan
BEP
3. Untuk 10 kotak yang berukuran besar dan 5 kotak yang berukuran kecil
Dalam pemesanan kami menyediakan 2 ukuran, yakni besar dan kecil. Harga
jual yang akan kami pasarkan kepada konsumen untuk schotel ukuran kecil
sebesar Rp 40.000 dan untuk yang berukuran besar sebesar Rp 50.000. Misalnya
dalam 1 hari kita membuka usaha ini, makanan internasional schotel kita terjual
sebanyak 10 kotak yang berukuran besar dan 5 kotak yang berukuran kecil. Maka
kita sudah untung sebesar Rp 85.000. Dalam penghitungan ini kami menggunakan
cara :
700.000 – 615.000
85.000 ( laba )
Jika schotel yang asli dari negeri “Kincir Angin” ini, bahan-bahan seperti berikut :
Dari 2 perbedaan inilah, bahan dan cara dari schotel asli dengan schotel yang
kami buat. Menurut kami dengan adanya tahapan inovasi dan kreatifitas dari kami
dapat setidaknya membuat masyarakat lokal dan luar negeri penasaran dan tertarik
untuk mencoba. Bahan dan cara pembuatannya pun tidak sama. Setiap wirausaha
yang tepat akan selalu berinovasi agar dalam persaingan kecil. Kita juga akan
melihat lingkungan sekitar yang akan kami tempatkan untuk menjual makanan
internasional schotel ini, jika banyak yang jual kami tidak akan menjual makanan
ini di tempat itu. Di Jogja tempat akan kami menjual makanan internasioanal ini,
belum ada orang/wirausaha yang menjual makanan ini. Oleh maka sebab itu, kami
memutuskan untuk menjualnya di sana, karena sudah cocok, strategis, dan disana
juga kota yang ramai. Tentu rasa antara schotel ala belanda dengan schotel kami
berbeda. Kami menggunakan bahan yang setidaknya semua orang suka. Sebab
tidak semua orang suka dengan macaroni, bau pala, dan lain-lain. Hal ini
membuat kami lebih bersemangat untuk selalu berinovasi dengan membuat hal-
hal yang baru.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN