PENDAHULUAN
1
Menyikapi fenomena ini, penulis tertarik merubah metode pembelajaran yang
selama ini bersifat klasik ke arah metode pembelajaran bersifat kreatif, inovatif
dan menyenangkan dengan mengunakan modul pembelajaran yang menarik
disetiap Kompetensi Dasar (KD) yang di ajarkan.
B. Permasalahan
Penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan sebagai
berikut:
1. Aktivitas belajar siswa terhadap mata pelajaran produk kreatif dan
kewirausahaan secara keseluruhan masih rendah .
2. Nilai uji kompetensi ulangan harian yang masih rendah belum maksimal, dan
masih perlu ditingkatkan.
3. Nilai uji kompetensi ujian akhir sekolah yang masih rendah belum maksimal,
dan masih masih banyak siswa yang belum kompeten.
Berdasarkan identifikasi tersebut dirumuskan permasalahan yaitu,
“Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar, dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan kelas Xl melalui penggunaan
modul pembelajaran?”
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah praktik mata pelajaran produk kreatif dan
kewirausahaan dengan modul pembelajaran kreatif dapat meningkatkan
aktivitas belajar, dan hasil belajar siswa kelas Xl semua Kompetensi
Keahlian Tahun Ajaran 2020/2021 di SMK Negeri 1 Kualasimpang.
b. Untuk mengetahui bagaimana metode dan model yang diterapkan dapat
mempengaruhi peningkatan kompetensiproduk kreatif dan kewirausahaan.
E. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
a. Memberikan pengalaman belajar praktik produk kreatif dan kewirausahaan
yang menyenangkan dan menumbuh kembangkan pendidikan karakter
dalam pembuatan produk kreatif dan kewirausahaan.
b. Meningkatkan aktivitas belajar, dan hasil belajar, khususnya mata pelajaran
produk kreatif dan kewirausahaan
2. Bagi Guru
5
merekam gambar.
Actuating 1. Melaksanakan Bulan November Implementasi
(Penggerakan) program kerja secara 2014 s.d. sekarang pendidikan karakter
efektif dan efisien (2016) sangat terlihat
dengan menerapkan
seperti kerjasama,
rumusan program
mandiri,
yang telah disusun.
bertanggungjawab,
2. Melibatkan guru mata
demokratis,
diklat dan evaluasi
perkembangan komunikatif, dan
kemampuan bersahabat.
komunikasi kantor
bagi siswa.
Controlling Melakukanpenilaian dan Bulan November Hasil video dan
(Pengawasan) analisis perkembangan 2014 s.d. sekarang kegiatan komunikasi
kemampuan/kompetensi (2016) kantor yang digarap
komunikasi siswa
siswa diberi
komentar, kemudian
didiskusikan,
sehingga kegiatan
komunikasi
berikutnya lebih
baik.
6
7
B. Hambatan-Hambatan yang Harus Diatasi
8
Hasil yang dicapai pada Komponen Siswa dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Siswa lebih bersemangat mengikuti kegiatan belajar
b. Kemampuan komunikasi siswa semakin lebih baik dengan
diterapkannya model pembelajaran role playing yang
didokumentasikan dalam bentuk video amatir.
c. Nilai teori dan praktik Mata Diklat Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi (MKDK) mengalami
peningkatan.
d. Keterampilan berkomunikasi siswa dalam standar operasional bekerja
di kantor.
e. Nilai unjuk kerja presentasi pada Ujian Nasional bidang Uji
Kompetensi mengalami peningkatan.
Peningkatan nilai teori dan praktik komunikasi kantor dapat
dilihat pada nilai rata-rata rapor kelas X dan nilai rata-rata presentasi
Uji Kompetensi seperti yang tertera pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2 Peningkatan Nilai Rata-rata Rapor Mata Diklat MKDK
TAHUN AJARAN NILAI RATA-RATA NILAI RATA-RATA
RAPOR KELAS X PRESENTASI UJI
KOMPETENSI
2012-2013 82,50 85,00
2013-2014 89,00 90,00
2014-2015 89,50 90,65
Sumber : Data SMK Istiqlal Delitua (diolah)
9
bahkan bila Allah mengizinkan menjadi yang terbaik di tingkat
Nasional.
c. Guru-guru mata diklat produktif semakin kreatif dalam memilih model
pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas komunikasi pribadi siswa
sebagai media pembelajaran yang efektif.
3. Hasil yang dicapai pada Komponen Sekolah :
F. Faktor-Faktor Pendukung
Dalam mengembangkan media dan mempertajam model pembelajaran
kepada siswa, perlu dihimpun faktor-faktor yang menjadi kekuatan rencana
dan implementasinya. Penulis mengorganisasi dan mengaktualisasinya dengan
faktor-faktor di bawah ini:
1. Adanya ruangan yang selama ini belum dimaksimalisasi penggunaannya
dapat digunakan untuk mini office.
2. Adanya dukungan moril dan materil dari Kepala Sekolah dan Pembantu
Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana.
3. Adanya dukungan anggaran pembelian bahan, peralatan, dan penggandaan
worksheets (lembaran kerja).
4. Adanya kreativitas dan inovasi guru mata diklat dalam mengembangkan
media dan model pembelajaran. Kemauan kuat dari guru-guru untuk
melakukan perubahan perbaikan pembelajaran sehingga lebih berkualitas
sangat dibutuhkan sebagai upaya pendukung.
5. Adanya kesempatan bagi siswa mengasah kompetensi keahlian dalam
Lomba Keterampilan Siswa (LKS) tingkat Kabupaten, maupun tingkat
yang lebih tinggi, sehingga memacu mereka mempelajari kompetensi dan
berusaha menjadi terbaik
6. Adanya dana dari pemerintah yang dapat memfasilitasi pemasangan
jaringan internet untuk tugas-tugas perkantoran di sekolah.
G. Alternatif Pengembangan
Sebagai bentuk dukungan program penyediaan mini office ini, penulis
melakukan beberapa alternatif pengembangan, sehingga upaya ini semakin
membuahkan hasil dan kinerja yang lebih baik, dengan cara :
1. Berkolaborasi dengan guru-guru MGMP untuk pemberdayaan dan
pembenahan ruang mini office, agar lebih memberi kenyamanan dan
11
kebetahan bagi siswa. Selanjutnya berkoordinasi tentang pemeliharaan
kebersihan dan perawatan barang-barang inventaris mini office.
2. Guru-guru yang memanfaatkan ruang mini office dianjurkan
mempersiapkan modul, job description dan worksheets. Dengan demikian,
guru memberikan materi diklat lebih terprogram, fokus pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Dan yang lebih penting adalah
penciptaan suasana dan lingkungan belajar yang menyenangkan.
3. Berkordinasi kepada kepala sekolah untuk pengadaan dan penambahan
bahan, perlengkapan dan peralatan praktik kantor.
4. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan ide kemajuan
dan peningkatan pemberdayaan ruang mini office. Selanjutnya
membimbing mereka dalam pemeliharaan dan perawatannya.
5. Untuk guru, perlu diberikan kesempatan melakukan kunjungan
perbandingan ke sekolah Bisnis Manajemen lain dalam mengembangkan
dan memberdayakan ruang mini office.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dalam karya tulis best practice
ini, penulis dapat memberi simpulan sebagai berikut :
1. Upaya peningkatan pemahaman belajar siswa perlu dikemas dalam ide
kreatif dan inovatif. Salah satu ide tersebut dengan pengadaan fasilitas
ruang praktik yang menuntun siswa pada pembelajaran dengan
pengalaman (learning experience), berupa ruang kantor sederhana (mini
office) namun dapat mengakomodasi kebutuhan dan suasana sebagaimana
kantor sebenarnya.
2. Hasil yang dicapai dalam melaksanakan best practice, yaitu :
a. Siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran praktik.
b. Kemampuan komunikasi siswa semakin lebih baik
dengan diterapkannya model pembelajaran role playing.
c. Nilai praktik administrasi siswa meningkat.
d. Keterampilan siswa dalam bekerja semakin terlihat dengan
adanya penetapan standar operasional prosedur (SOP)
dalam praktik.
a. Salah satu siswa bernama Dayningrum, kelas XII Administrasi
Perkantoran memperoleh Juara I Lomba Kompetensi Sekretaris
Tingkat Kabupaten Deli Serdang dan mendapat kesempatan mengikuti
Lomba di tingkat provinsi.
3. Penerapan metode Role Playing memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Kemampuan kognitif berupa
pengetahuan tentang jenis pekerjaan kantor dan kemampuan psikomotorik
berupa mempraktikkan pekerjaan kantor semakin baik dengan adanya
pembagian peran dengan deskripsi pekerjaan (job description) dan
lingkungan kerja yang dikondisikan seperti pengadaan mini office. Hal ini
dilaksanakan dengan pertimbangan materi diklat bermuatan praktik.
4. Nilai dan unjuk kerja pada Ujian Nasional bidang Uji Kompetensi
mendapat nilai yang sangat memuaskan dan dinilai kompeten.
B. Rekomendasi Operasional
Dengan melihat dan merasakan banyaknya manfaat best practice ini,
maka penulis memberikan rekomendasi agar di masa yang akan datang,
inovasi ini dapat lebih dikembangkan sehingga kualitas dan hasil pembelajaran
semakin meningkat. Berikut ini rekomendasi yang ditawarkan penulis, yaitu :
14
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 1999. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung. Sinar Baru
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Malang. Depdikbud
Prasetyo. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia.
Riyana, Cheppy, 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta. P3AI :
UPI Sardiman, Arif. S. Dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers.
Satri, Jaka, 2012. Pembuatan Alat Peraga Kimia Alternatif Sebagai Media
Pembelajaran Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di SMK Negeri 1 Air
Napal Kabupaten Bengkulu Utara. Best Practice.
Setyowati. 2006. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMPN 13 Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung. Tarsito
15
BIODATA PESERTA LOMBA
PRESTASI – PRESTASI
1. Terbaik Guru SMK Berprestasi Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012.
2. Juara II Guru Berprestasi Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
3. Juara I Guru SMK Berprestasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
4. Finalis Guru SMK Berprestasi Tingkat Nasional 2013.
5. Penulis Buku :
a. Bangganya Jadi Guru, Penerbit Wal Asri Publishing, Medan, 2009.
b. Novel Sepotong Janji, Penerbit Indiva Media Kreasi Surakarta, 2010.
c. Novel Menara di Arasy Langit, Penerbit Menara Langit Publishing, 2011.
d. Jurus Jitu Guru Beken, Penerbit Menara Langit Publishing, 2012.
6. Penulis artikel pendidikan pada harian kota Medan “Waspada”.
16
17