Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pandemi Covid-19 ikut berdampak terhadap dunia pendidikan, dimana
proses belajar mengajar tidak bisa berjalan normal seperti sebelum adanya
Pandemi. Pada masa New-normal (kebiasaan baru) proses belajar mengajarpun
tidak bisa maksimal seperti sebelum adanya New-normal. Untuk itu perlu
adanya usaha-usaha yang dinamis dan inovatif ke arah peningkatan kualitas
pendidikan secara terus-menerus dan berkesinambungan, guru tidak boleh
kehilangan akal karena adanya pandemik, guru harus tetap kreatif dan inovatif
sehingga pembelajaran tetap terlaksana dan menarik.
Implementasi dari kurikulum 2013 menuntun pembelajaran yang
berpusat kepada siswa (student center), bukan lagi berpusat pada guru (teacher
center). Siswa diharapkan lebih kreatif dan berinovasi serta mampu
mengembangkan ilmu yang diberikan guru. Sayangnya, fenomena yang
berkembang selama ini di SMK Negeri 1 Kualasimpang, siswa hanya diberikan
doktrin teori dan penugasan yang membuat mereka bosan. Hal ini dirasakan
kebanyakan siswa saat menerima model penyampaian materi yang klasik seperti
menerapkan metode ceramah.
Saat ini motivasi siswa-siswi SMK Negeri 1 Kualasimpang dalam
mempelajari lebih dalam mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaaan
(Vocational) masih rendah. Pendapat ini tidak berlebihan, mengingat banyak
guru menyampaikan materi pelajaran ini dengan teoritis dan metode ceramah
yang membosankan. Oleh karena itu dibutuhkan kesungguhan bagi guru untuk
memperkaya metode pembelajaran yang selama ini diberikan. Pemberian
metode dan model pembelajaran selama ini masih bersifat klasikal yaitu lebih
mengedepankan muatan teoritis sebaiknya diseimbangkan bermuatan praktik
(practice) dengan penilaian unjuk kerja dengan menggunakan modul.
Pada umumnya kemampuan siswa dalam mata pelajaran produk kreatif
dan kewirausahaan masih rendah, dan perlu mendapat perhatian serius bagi
guru. Mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan diajarkan di kelas XI
dan kelas XII disemua kompetensi keahlian, dengan tujuan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) untuk menciptakan karakter wirausaha yang sukses pada
lulusan.

1
Menyikapi fenomena ini, penulis tertarik merubah metode pembelajaran yang
selama ini bersifat klasik ke arah metode pembelajaran bersifat kreatif, inovatif
dan menyenangkan dengan mengunakan modul pembelajaran yang menarik
disetiap Kompetensi Dasar (KD) yang di ajarkan.

B. Permasalahan
Penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan sebagai
berikut:
1. Aktivitas belajar siswa terhadap mata pelajaran produk kreatif dan
kewirausahaan secara keseluruhan masih rendah .
2. Nilai uji kompetensi ulangan harian yang masih rendah belum maksimal, dan
masih perlu ditingkatkan.
3. Nilai uji kompetensi ujian akhir sekolah yang masih rendah belum maksimal,
dan masih masih banyak siswa yang belum kompeten.
Berdasarkan identifikasi tersebut dirumuskan permasalahan yaitu,
“Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar, dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan kelas Xl melalui penggunaan
modul pembelajaran?”

C. Pendekatan Penyelesaian Masalah


Untuk membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa, guru zaman now
harus kreatif dan inovatif untuk pembelajaran yang menstimulasi kemampuan
psikomotorik, guru harus cerdas memilih metode dan model pembelajaran,
seperti project based learning (berbasis proyek). Wikipedia (2001) menyatakan
project based learning adalah metode pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media peserta didik melakukan explorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis dan informasi untuk manghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar.
Strategi pemecahan masalah yang dipilih dalam best practice ini adalah :
a. Strategi pembuatan modul pembelajaran secara kreatif yang digunakan
dalam lingkungan sendiri.
b. Strategi dalam pemilihan model pembelajaran dengan menggunakan project
based learning dengan skenario pembuatan produk kreatif yang dilakukan
siswa.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Sebagai bentuk kreativitas dan inovasi di bidang pendidikan khususnya
mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan, sehingga proses
pembelajaran ke depan dapat berlangsung menarik dan menyenangkan serta
berdampak pada peningkatan aktifitas belajar, dan hasil belajar siswa.
b. Sebagai masukan bagi semua guru mata pelajaran produk kreatif dan
kewirausahaan, untuk memperkaya model pembelajaran praktik yang
mengeksplorasi kompetensi siswa sehingga mampu melakukan hal yang
bersifat kreatif dan inovatif.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah praktik mata pelajaran produk kreatif dan
kewirausahaan dengan modul pembelajaran kreatif dapat meningkatkan
aktivitas belajar, dan hasil belajar siswa kelas Xl semua Kompetensi
Keahlian Tahun Ajaran 2020/2021 di SMK Negeri 1 Kualasimpang.
b. Untuk mengetahui bagaimana metode dan model yang diterapkan dapat
mempengaruhi peningkatan kompetensiproduk kreatif dan kewirausahaan.

E. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
a. Memberikan pengalaman belajar praktik produk kreatif dan kewirausahaan
yang menyenangkan dan menumbuh kembangkan pendidikan karakter
dalam pembuatan produk kreatif dan kewirausahaan.
b. Meningkatkan aktivitas belajar, dan hasil belajar, khususnya mata pelajaran
produk kreatif dan kewirausahaan

2. Bagi Guru

Dapat mengembangkan strategi pembelajaran, dengan metode yang inovatif


dan menyenangkan.
3. Bagi Sekolah
Memberikan manfaat yang besar dalam penerapan kurikulum 2013,
meningkatnya kualitas pembelajaran, yang pada gilirannya akan meningkatkan
kualitas pendidikan di SMK Negeri 1 Kualasimpang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

Selanjutnya tahapan operasional yang telah dilakukan dalam best


practice ini, lebih rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1 Tahapan Operasional
TAHAPAN KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
PELAKSANAAN
Planning Mengomunikasikan
1. Bulan Agustus 2020 Guru-guru menyambut
(perencanaan) ide perancangan positif dan bersedia
model pembelajaran mendukung ide
role playing yang tersebut.
didokumentasikan
dalam bentuk video
kepada guru-guru
MGMP Administrasi
Perkantoran.
2. Mensosialisasikan
model pembelajaran
pada siswa saat
pertemuan kegiatan
belajar mengajar
(KBM).
Organizing 1. Setelah mendapat Bulan Oktober Siswa terlihat sangat
(Pengorganisasian) respons positif dan 2014 bersemangat
dukungan, menerima proyek
selanjutnya membagi
tersebut.
siswa dalam beberapa
kelompok,
menjadwalkan
pembuatan video
kreatif dan penyajian
video.
2. Mendata siswa yang
memiliki handphone
ber-fitur kamera

5
merekam gambar.
Actuating 1. Melaksanakan Bulan November Implementasi
(Penggerakan) program kerja secara 2014 s.d. sekarang pendidikan karakter
efektif dan efisien (2016) sangat terlihat
dengan menerapkan
seperti kerjasama,
rumusan program
mandiri,
yang telah disusun.
bertanggungjawab,
2. Melibatkan guru mata
demokratis,
diklat dan evaluasi
perkembangan komunikatif, dan
kemampuan bersahabat.
komunikasi kantor
bagi siswa.
Controlling Melakukanpenilaian dan Bulan November Hasil video dan
(Pengawasan) analisis perkembangan 2014 s.d. sekarang kegiatan komunikasi
kemampuan/kompetensi (2016) kantor yang digarap
komunikasi siswa
siswa diberi
komentar, kemudian
didiskusikan,
sehingga kegiatan
komunikasi
berikutnya lebih
baik.

Evaluating Pengevaluasian aktivitas dan Bulan November Kemampuan


(Evaluasi) hasil belajar siswa secara 2014 s.d. sekarang komunikasi kantor
kontiniu. (2016) bagi siswa
mengalami
peningkatan.

6
7
B. Hambatan-Hambatan yang Harus Diatasi

C. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari strategi yang Dipilih


Best practice yang telah dilaksanakan ini memiliki hasil atau dampak
yang signifikan terhadap perkembangan aktivitas dan hasil belajar mata diklat
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi bagi siswa kelas X
Kompetensi Administrasi Perkantoran. Penulis membaginya pada tiga
komponen, yaitu komponen siswa, guru, dan sekolah.
1. Hasil yang Dicapai pada Komponen Siswa :

8
Hasil yang dicapai pada Komponen Siswa dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Siswa lebih bersemangat mengikuti kegiatan belajar
b. Kemampuan komunikasi siswa semakin lebih baik dengan
diterapkannya model pembelajaran role playing yang
didokumentasikan dalam bentuk video amatir.
c. Nilai teori dan praktik Mata Diklat Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi (MKDK) mengalami
peningkatan.
d. Keterampilan berkomunikasi siswa dalam standar operasional bekerja
di kantor.
e. Nilai unjuk kerja presentasi pada Ujian Nasional bidang Uji
Kompetensi mengalami peningkatan.
Peningkatan nilai teori dan praktik komunikasi kantor dapat
dilihat pada nilai rata-rata rapor kelas X dan nilai rata-rata presentasi
Uji Kompetensi seperti yang tertera pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2 Peningkatan Nilai Rata-rata Rapor Mata Diklat MKDK
TAHUN AJARAN NILAI RATA-RATA NILAI RATA-RATA
RAPOR KELAS X PRESENTASI UJI
KOMPETENSI
2012-2013 82,50 85,00
2013-2014 89,00 90,00
2014-2015 89,50 90,65
Sumber : Data SMK Istiqlal Delitua (diolah)

Dari data di atas, model pembelajaran role playing yang


didokumentasikan dalam wujud video amatir secara terencana dan kreatif
secara signifikan meningkatkan kompetensi siswa sehingga diharapkan
mereka mampu menghadapi tuntutan dunia kerja dalam bidang pelayanan
dan komunikasi.
2. Hasil yang dicapai pada Komponen Guru:
a. Penulis sangat terbantu dengan ide kreatif pembuatan video amatir
kreatif ini, sebab dapat mengeksplorasi kemampuan siswa dalam
berbicara secara teknis. Model pembelajaran yang diberikan semakin
tajam dan tercapainya tujuan kompetensi dasar bagi siswa.
b. Best practice ini, alhamdulillah telah mengantarkan penulis menjadi
salah satu sebagai guru SMK berprestasi di Provinsi Sumatera Utara,

9
bahkan bila Allah mengizinkan menjadi yang terbaik di tingkat
Nasional.
c. Guru-guru mata diklat produktif semakin kreatif dalam memilih model
pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas komunikasi pribadi siswa
sebagai media pembelajaran yang efektif.
3. Hasil yang dicapai pada Komponen Sekolah :

a. Siswa bernama Dayningrum, kelas XII Administrasi Perkantoran


memperoleh Juara I Lomba Kompetensi Sekretaris Tingkat Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2012, memperoleh Juara Harapan III di tingkat
provinsi.
b. SMK Swasta Istiqlal mendapat kesempatan sebagai tuan rumah
penyelenggaraan Lomba Kompetensi Siswa Bidang Lomba Sekretaris
tahun 2011 dan di tahun 2013 tepat tanggal 1 – 2 Nopember lalu
kembali dipercaya sebagai penyelenggara LKS bidang lomba yang
sama. Hal ini berdasarkan pertimbangan kelengkapan fasilitas ruang
praktik dan tersedianya mini office yang dapat mendukung kegiatan
perlombaan tersebut.

D. SMK Swasta Istiqlal Delitua memperoleh predikat sebagai Sekolah Terbaik


III di Kabupaten Deli Serdang tahun 2013 untuk tingkat SMA/SMK, dengan
salah satu poin penilaiannya sekolah mampu mengembangkan fasilitas
pembelajaran bagi siswa.

E. Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi yang


Dipilih
1. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih adalah
sebagai berikut:
a. Membutuhkan sosialisasi penggunaan ruang mini office dan fasilitas
praktik secara kontiniu, dengan tetap mengingatkan dan membimbing
siswa dalam pemeliharaan kebersihan dan perawatan peralatan kantor.
b. Ruang mini office sering dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran
nonpraktik oleh guru mata diklat lain, sehingga penataan ruang kurang
rapi.
c. Teman-teman guru mata diklat produktif Administrasi Perkantoran
belum memaksimalkan pemberdayaan ruang mini office, misalnya
dengan memanfaatkan ruang mini office untuk kegiatan belajar
mengajar yang lebih berkualitas.

F. Faktor-Faktor Pendukung
Dalam mengembangkan media dan mempertajam model pembelajaran
kepada siswa, perlu dihimpun faktor-faktor yang menjadi kekuatan rencana
dan implementasinya. Penulis mengorganisasi dan mengaktualisasinya dengan
faktor-faktor di bawah ini:
1. Adanya ruangan yang selama ini belum dimaksimalisasi penggunaannya
dapat digunakan untuk mini office.
2. Adanya dukungan moril dan materil dari Kepala Sekolah dan Pembantu
Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana.
3. Adanya dukungan anggaran pembelian bahan, peralatan, dan penggandaan
worksheets (lembaran kerja).
4. Adanya kreativitas dan inovasi guru mata diklat dalam mengembangkan
media dan model pembelajaran. Kemauan kuat dari guru-guru untuk
melakukan perubahan perbaikan pembelajaran sehingga lebih berkualitas
sangat dibutuhkan sebagai upaya pendukung.
5. Adanya kesempatan bagi siswa mengasah kompetensi keahlian dalam
Lomba Keterampilan Siswa (LKS) tingkat Kabupaten, maupun tingkat
yang lebih tinggi, sehingga memacu mereka mempelajari kompetensi dan
berusaha menjadi terbaik
6. Adanya dana dari pemerintah yang dapat memfasilitasi pemasangan
jaringan internet untuk tugas-tugas perkantoran di sekolah.

G. Alternatif Pengembangan
Sebagai bentuk dukungan program penyediaan mini office ini, penulis
melakukan beberapa alternatif pengembangan, sehingga upaya ini semakin
membuahkan hasil dan kinerja yang lebih baik, dengan cara :
1. Berkolaborasi dengan guru-guru MGMP untuk pemberdayaan dan
pembenahan ruang mini office, agar lebih memberi kenyamanan dan

11
kebetahan bagi siswa. Selanjutnya berkoordinasi tentang pemeliharaan
kebersihan dan perawatan barang-barang inventaris mini office.
2. Guru-guru yang memanfaatkan ruang mini office dianjurkan
mempersiapkan modul, job description dan worksheets. Dengan demikian,
guru memberikan materi diklat lebih terprogram, fokus pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Dan yang lebih penting adalah
penciptaan suasana dan lingkungan belajar yang menyenangkan.
3. Berkordinasi kepada kepala sekolah untuk pengadaan dan penambahan
bahan, perlengkapan dan peralatan praktik kantor.
4. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan ide kemajuan
dan peningkatan pemberdayaan ruang mini office. Selanjutnya
membimbing mereka dalam pemeliharaan dan perawatannya.
5. Untuk guru, perlu diberikan kesempatan melakukan kunjungan
perbandingan ke sekolah Bisnis Manajemen lain dalam mengembangkan
dan memberdayakan ruang mini office.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dalam karya tulis best practice
ini, penulis dapat memberi simpulan sebagai berikut :
1. Upaya peningkatan pemahaman belajar siswa perlu dikemas dalam ide
kreatif dan inovatif. Salah satu ide tersebut dengan pengadaan fasilitas
ruang praktik yang menuntun siswa pada pembelajaran dengan
pengalaman (learning experience), berupa ruang kantor sederhana (mini
office) namun dapat mengakomodasi kebutuhan dan suasana sebagaimana
kantor sebenarnya.
2. Hasil yang dicapai dalam melaksanakan best practice, yaitu :
a. Siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran praktik.
b. Kemampuan komunikasi siswa semakin lebih baik
dengan diterapkannya model pembelajaran role playing.
c. Nilai praktik administrasi siswa meningkat.
d. Keterampilan siswa dalam bekerja semakin terlihat dengan
adanya penetapan standar operasional prosedur (SOP)
dalam praktik.
a. Salah satu siswa bernama Dayningrum, kelas XII Administrasi
Perkantoran memperoleh Juara I Lomba Kompetensi Sekretaris
Tingkat Kabupaten Deli Serdang dan mendapat kesempatan mengikuti
Lomba di tingkat provinsi.
3. Penerapan metode Role Playing memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Kemampuan kognitif berupa
pengetahuan tentang jenis pekerjaan kantor dan kemampuan psikomotorik
berupa mempraktikkan pekerjaan kantor semakin baik dengan adanya
pembagian peran dengan deskripsi pekerjaan (job description) dan
lingkungan kerja yang dikondisikan seperti pengadaan mini office. Hal ini
dilaksanakan dengan pertimbangan materi diklat bermuatan praktik.
4. Nilai dan unjuk kerja pada Ujian Nasional bidang Uji Kompetensi
mendapat nilai yang sangat memuaskan dan dinilai kompeten.
B. Rekomendasi Operasional
Dengan melihat dan merasakan banyaknya manfaat best practice ini,
maka penulis memberikan rekomendasi agar di masa yang akan datang,
inovasi ini dapat lebih dikembangkan sehingga kualitas dan hasil pembelajaran
semakin meningkat. Berikut ini rekomendasi yang ditawarkan penulis, yaitu :

1. Guru mata diklat produktif diharapkan lebih cerdas memahami dan


mengakomodasi tuntutan kompetensi dari materi yang diajarkan, dengan
mengembangkan model pembelajaran.
2. Ide kreatif dan konstruktif dari guru, sebaiknya cepat ditanggapi dan
didukung oleh kepala sekolah, atau pengurus yayasan bila perguruan
swasta. Kebutuhan akan sarana, media dan fasilitas praktik sebaiknya
mendapat perhatian penting dari stakeholder sekolah.
3. Kepala Sekolah selaku manajer di sekolah agar terus berupaya
meningkatkan profesionalitas guru dengan mengikutsertakan diri dalam
forum ilmiah atau mengikuti perlombaan antar guru sehingga dapat
mengasah kompetensi dan profesionalitasnya,
4. Direktorat PMPTK, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan agar
memprioritaskan kegiatan yang mengasa profesionalitas guru, dan
menyediakan peningkatan anggaran untuk peningkatan profesionalitas
guru.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara.


Bartono, P.H., 2007. Hotel Communication Management. Yogyakarta. Penerbit
Andi.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta. Gava Media.
Dimyati. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Depdikbud.
Djamarah, S.B. 2008. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional.
Depdiknas, 2008, Panduan KTSP, Jakarta

Hamalik, Oemar. 1999. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung. Sinar Baru
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Malang. Depdikbud
Prasetyo. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia.
Riyana, Cheppy, 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta. P3AI :
UPI Sardiman, Arif. S. Dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers.

Suryani, 2007. Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi, Jakarta. PT.

Galaxy Puspa Mega.

Satri, Jaka, 2012. Pembuatan Alat Peraga Kimia Alternatif Sebagai Media
Pembelajaran Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di SMK Negeri 1 Air
Napal Kabupaten Bengkulu Utara. Best Practice.
Setyowati. 2006. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMPN 13 Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung. Tarsito

Wikipedia Indonesia, 2021


Zaini, Hisyam, dkk, 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani,
Yogyakarta.

15
BIODATA PESERTA LOMBA

Nama : Gelora Mulia Lubis, S.Pd, M.Si


NIP : Non PNS / Guru Swasta
Jabatan : Guru
Pangkat/Gol. :-
Tempat /Tanggal Lahir : Pematang Siantar / 1 Agustus 1973
Jenis Kelamin : Laki-laki
Mata Diklat yg Diajarkan : Produktif Administrasi Perkantoran
Pendidikan Terakhir : S2 Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara
Status Perkawinan : Menikah
Tempat Tugas : SMK Istiqlal Delitua Kabupaten Deli Serdang
Sumatera Utara
d/a SMK Istiqlal Delitua Jl. Stasiun No. 1 Desa
Sukamakmur A Kab. Deli Serdang.
Alamat Rumah : Asrama Widuri Blok Meranti No. 367 Simpang
Marindal Medan, Kelurahan Harjosari II,
Kecamatan Medan Amplas, 20147,
HP. 081263330092

PRESTASI – PRESTASI
1. Terbaik Guru SMK Berprestasi Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012.
2. Juara II Guru Berprestasi Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
3. Juara I Guru SMK Berprestasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
4. Finalis Guru SMK Berprestasi Tingkat Nasional 2013.
5. Penulis Buku :
a. Bangganya Jadi Guru, Penerbit Wal Asri Publishing, Medan, 2009.
b. Novel Sepotong Janji, Penerbit Indiva Media Kreasi Surakarta, 2010.
c. Novel Menara di Arasy Langit, Penerbit Menara Langit Publishing, 2011.
d. Jurus Jitu Guru Beken, Penerbit Menara Langit Publishing, 2012.
6. Penulis artikel pendidikan pada harian kota Medan “Waspada”.

16
17

Anda mungkin juga menyukai