Anda di halaman 1dari 60

Resume Kode Etik Profesi Akuntan Publik 2020

1. Perbedaan antara Kode Etik Profesi Akuntan Publik dan Kode Etik Akuntan Indonesia

No. KEPAP KEAI


1. Terminologi
- Anggota : adalah individu yang - Akuntan : mengacu pada
memenuhi persyaratan sebagai anggota individu akuntan yang
IAPI bekerja di bisnis dan
berpraktik melayani publik
dan kantornya

2. Bagian 1
(KEPATUHAN TERHADAP KODE ETIK, PRINSIP DASAR ETIKA, DAN KERANGKA 3 KERJA
KONSEPTUAL)

Seksi 100
KEPATUHAN TERHADAP KODE ETIK
Umum

100.1-A1 Tanggung jawab Profesi akuntansi adalah bertindak dalam melindungi


kepentinga n publik

P100.3 Saat ada keadaan dimana anggota tidak dapat mematuhi kode etik karena
berbenturan oleh Undang – Undang, maka anggota mematuhi UU tersebut,
tetapi tetap mentaati kode etik yang lain
100.3-A2 Jika penerapan persyaratan dari Kode Etik akan membawa hasil yang tidak
sepadan maka anggota disarankan berkonsultasi terhadap asosiasi atau
regulator terkait

Pelanggaran Terhadap Kode etik

P100.4 Anggota yang mengidentifikasi terjadinya pelanggaran pada Kode etik harus
mengevaluasi signifikansi pelanggaran dan dampaknya terhadap kemampuan
anggota untuk mematuhi prinsip dasar etika. Anggota juga harus
a. Segera mungkin mengambil tindakan untuk mengatasi konsekuensi
b. Menentukan apakah akan melaporkan pelanggaran tersebut ke pihak
yang relevan
100.4-A1 Pihak yang relevan adalah pihak yang terkena dampak dari pelanggaran

Seksi 110
PRINSIP DASAR ETIKA
UMUM

110.1-A1 5 prinsip dasar etika untuk anggota


a. Integritas : Lugas dan jujur
b. Objektivitas : tidak ada bias, benturan kepentingan, atau
pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain
c. Kompetensi dan kehati – hatian profesional :
i. Mencapai dan mempertahankan keahlian profesional pada
level yang disyaratkan agar klien mendapatkan jasa
profesional yang kompeten
ii. Bertindak sungguh – sungguh
d. Kerahasiaan : menjaga rahasia informasi
e. Perilaku Profesional : mematuhi peratruan perundang –
undangan yang berlaku
P110.2 Anggota harus mematuhi setiap prinsip dasar etika
110.2-A1 Prinsip dasar etika menetapkan standar perilaku yang diharapkan dari 31
seorang Anggota.
110.2-A2 Jika mematuhi salah satu prinsip dasar etika akan bertentangan dengan
prinsip dasar etika lainnya makan anggota dipertimbangkan berkonsultasi
dengan:
- Pihak lain dalam Kantor atau organisasi tempatnya bekerja.
- Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
- Asosiasi profesi.
- Regulator.
- Penasihat hukum.
Namun Konsultasi tidak melepaskan tanggung jawabnya dari pertimbangan
profesional untuk menyelesaikan kasus tersebut
110.2-A3 Anggota didorong untuk mendokumentasikan substansi permasalahan,
rincian pembahsan, keputusan yang dibuat, dan pertimbangan keputusan itu
dibuat.

SUBSEKSI 114 – KERAHASIAAN

114.1-A1 berikut ini adalah keadaan ketika Anggota harus mengungkapkan atau 34
mungkin disyaratkan untuk mengungkapkan informasi rahasia atau ketika 35
pengungkapan tersebut mungkin layak diungkap
a. Pengungkapan disyaratkan oleh hukum
b. Pengungkapan diizinkan oleh hukum dan diperkenankan oleh klien
atau 42 organisasi tempatnya bekerja
c. Terdapat kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkan, jika
tidak dilarang oleh hukum:
i. Untuk mematuhi penelaahan mutu oleh asosiasi profesi
ii. Untuk merespons pertanyaan atau investigasi oleh asosiasi 47
profesi atau badan regulator
iii. Untuk melindungi kepentingan profesional Anggota dalam proses
hukum
iv. Untuk mematuhi standar profesional dan standar teknis,
termasuk persyaratan etika
114.1-A2 Dalam memutuskan untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan
informasi rahasia, Anggota mempertimbangkan keadaan yang relevan
termasuk:
a. Apakah kepentingan semua pihak dirugikan, termasuk pihak ketiga
yang kepentingannya terpengaruh, jika klien atau organisasi
tempatnya bekerja menyetujui pengungkapan informasi tersebut.
b. Apakah semua informasi yang relevan diketahui dan didukung bukti
yang kuat, sepanjang praktis. Faktor-faktor yang memengaruhi
keputusan untuk mengungkapkan meliputi:
i. Fakta tidak didukung bukti yang kuat.
ii. Informasi yang tidak lengkap.
iii. Kesimpulan yang tidak didukung bukti yang kuat
c. Komunikasi yang digunakan dan pihak yang dituju dalam komunikasi
tersebut.
d. Apakah pihak-pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut
merupakan penerima yang tepat.
P114.2 Anggota harus terus mematuhi prinsip kerahasiaan bahkan setelah 24
berakhirnya hubungan antara Anggota dan klien atau organisasi tempatnya
25 bekerja. Ketika berganti pekerjaan atau memperoleh klien baru, Anggota
26 berhak menggunakan pengalaman sebelumnya, tetapi tidak
diperkenankan 27 menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia
yang diperoleh atau 28 diterima sebagai hasil dari hubungan profesional atau
bisnis.

Seksi 120
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI

P120.3 Anggota harus menerapkan kerangka kerja konseptual untuk


mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika.
P120.5 Ketika menerapkan kerangka kerja konseptual, Anggota harus:
a. Menerapkan pertimbangan profesional;
b. Tetap waspada terhadap informasi baru dan perubahan atas fakta
dan keadaan; dan
c. Menggunakan pengujian pihak ketiga yang rasional dan memiliki
informasi yang memadai

Penerapan Pertimbangan Profesional

120.5-A1 Pertimbangan profesional mencakup aplikasi pelatihan, pengetahuan,


keahlian, dan pengalaman profesional relevan yang sepadan dengan fakta
dan keadaan, agar dapat 19 membuat keputusan tentang berbagai alternatif
tindakan yang tersedia.
P120.6 Anggota harus mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika.

Mengidentifikasi Ancaman

120.6-A1 Pemahaman atas fakta dan keadaan, termasuk setiap aktivitas profesional,
serta kepentingan dan hubungan yang dapat mengompromikan kepatuhan
terhadap prinsip dasar etika, merupakan prasyarat dalam mengidentifikasi
ancaman terhadap kepatuhan tersebut.
120.6-A3 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika terbagi menjadi
beberapa kategori :
a. Ancaman kepentingan pribadi
b. Ancaman telaah pribadi yaitu ancaman ketika Anggota tidak dapat
secara tepat melakukan evaluasi atas pertimbangan yang telah
dibuatnya;
c. Ancaman advokasi yaitu ancaman yang terjadi ketika Anggota
mendukung posisi klien atau organisasi tempatnya bekerja sampai
pada titik yang dapat mengurangi objektivitasnya
d. Ancaman kedekatan yaitu ancaman yang terjadi karena hubungan
yang lama atau hubungan yang dekat dengan klien atau organisasi
tempatnya bekerja, Anggota terlalu bersimpati pada kepentingan
klien atau organisasi tempatnya bekerja, atau terlalu mudah
menerima hasil pekerjaan mereka;
e. Ancaman intimidasi yaitu ancaman yang terjadi ketika Anggota
dihalangi untuk bertindak secara objektif karena tekanan yang nyata
atau dirasakan, termasuk upaya memengaruhi Anggota secara tidak
semestinya.

Mengevaluasi Ancaman

P120.7 Ketika Anggota mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip


dasar etika, maka Anggota harus mengevaluasi apakah ancaman tersebut
berada pada level yang dapat diterima.
120.7-A1 Level yang dapat diterima adalah level ketika pihak ketiga yang rasional dan
memiliki informasi yang memadai menyimpulkan bahwa Anggota mematuhi
prinsip dasar etika.
120.8-A1 Anggota mempertimbangkan faktor kualitatif dan kuantitatif yang relevan
dalam mengevaluasi ancaman oleh Anggota, dan dampak gabungan dari
beberapa ancaman, jika dapat diterapkan.
P120.9 Jika Anggota menyadari adanya informasi baru atau perubahan atas fakta dan
keadaan yang mungkin menyebabkan ancaman telah hilang atau turun
sampai pada level yang dapat diterima, maka Anggota harus mengevaluasi
ulang dan selanjutnya mengatasi ancaman tersebut.
120.9-A2 Jika informasi baru mengidentifikasi adanya ancaman baru, maka Anggota
disyaratkan untuk mengevaluasi dan mengatasi ancaman tersebut secara
tepat.

Mengatasi Ancaman

P120.10 Jika Anggota menentukan bahwa ancaman yang teridentifikasi atas


kepatuhan terhadap prinsip dasar etika berada pada level yang tidak dapat
diterima, maka Anggota harus mengatasi ancaman tersebut dengan
menghilangkannya atau menurunkannya sampai pada level yang dapat
diterima.

Pertimbangan Penilaian Signifikan yang Dilakukan dan Kesimpulan Keseluruhan yang


Dicapai

P120.11 Anggota harus membuat kesimpulan menyeluruh apakah tindakan yang


dilakukan, atau akan dilakukan oleh Anggota, untuk mengatasi ancaman yang
muncul akan menghilangkan atau menurunkan ancaman sampai pada level
yang dapat diterima.

Pertimbangan untuk Perikatan Audit, Perikatan Reviu, dan Perikatan Asurans Lain

A. Independensi

120.12-A1 Anggota yang berpraktik melayani publik disyaratkan oleh Standar


Independensi harus independen ketika melakukan perikatan audit,
perikatan reviu, atau perikatan asurans lainnya. Independensi berkaitan
dengan prinsip dasar objektivitas dan integritas. Terdiri atas:
i. Independensi dalam pemikiran : sikap mental pemikiran yang
memungkinkan untuk menyatakan suatu kesimpulan dengan
tidak terpengaruh oleh tekanan yang dapat mengompromikan
pertimbangan profesional
ii. Independensi dalam penampilan : penghindaran fakta dan
keadaan yang sangat signifikan sehingga pihak ketiga yang
rasional dan memiliki informasi yang memadai, besar
kemungkinan akan menyimpulkan bahwa integritas, objektivitas,
atau skeptisisme profesional dari Kantor, atau anggota tim audit
atau tim asurans, telah dikompromikan.

B. Skeptisisme Profesional

120.13-A1 Anggota yang berpraktik melayani publik disyaratkan untuk menerapkan


skeptisisme profesional ketika merencanakan dan melakukan perikatan
audit, perikatan reviu, dan perikatan asurans lainnya. Skeptisisme
profesional dan prinsip dasar etika yang dijelaskan dalam Seksi 110
adalah konsep yang saling berkaitan.

3. BAGIAN 2
ANGGOTA YANG BEKERJA DI BISNIS
SEKSI 200
PENERAPAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL – ANGGOTA YANG BEKERJA DI BISNIS
UMUM

P200.5 Anggota harus mematuhi prinsip dasar etika yang ditetapkan di Seksi dan
menerapkan kerangka kerja konseptual yang ditetapkan di Seksi 120 untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika.
200.5-A2 Anggota dapat mempromosikan posisi organisasi tempatnya bekerja dalam
mencapai tujuan dan sasarannya, selama pernyataan tersebut tidak
mengandung kesalahan dan menyesatkan.

MENGIDENTIFIKASI ANCAMAN

200.6-A1 Berikut adalah contoh fakta dan keadaan dalam setiap kategori 40 yang
mungkin memunculkan ancaman bagi Anggota ketika melakukan 41
aktivitas profesional:
I. Ancaman kepentingan pribadi
II. Ancaman telaah pribadi
III. Ancaman advokasi
IV. Ancaman kedekatan 14
V. Ancaman intimidasi

Mengevaluasi Ancaman

200.7-A1 Kondisi, kebijakan, dan prosedur yang dijelaskan di paragraf 120.6-A1 dan
33 120.8-A2 dapat memengaruhi evaluasi apakah ancaman terhadap
kepatuhan 34 pada prinsip dasar etika berada pada level yang dapat
diterima.
Mengatasi Ancaman

200.8-A1 Seksi 210 sampai dengan 270 menguraikan ancaman tertentu yang mungkin
muncul selama pelaksanaan aktivitas profesional dan termasuk contoh
tindakan yang dapat mengatasi ancaman tersebut.

Berkomunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola

P200.9 Ketika berkomunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
30 sesuai dengan Kode Etik ini, maka Anggota harus menentukan siapa
individu 31 yang tepat dalam struktur tata kelola organisasi.

SEKSI 210
BENTURAN KEPENTINGAN
UMUM

P210.4 Anggota dilarang membiarkan benturan kepentingan mengompromikan


pertimbangan profesional atau bisnis. Salah satu contoh keadaan yang
mungkin memunculkan benturan kepentingan :
I. Berposisi sebagai manajemen atau pihak yang bertanggung jawab
tata kelola dari dua organisasi pemberi kerja dan memperoleh
informasi rahasia dari salah satu organisasi yang mungkin digunakan
oleh Anggota untuk menguntungkan atau merugikan organisasi yang
lain.

Mengidentifikasi Benturan

P210.5 Anggota harus mengambil langkah-langkah yang memadai untuk


mengidentifikasi keadaan yang mungkin memunculkan benturan
kepentingan. Langkah tersebut harus termasuk mengidentifikasi:
i. Sifat dari kepentingan dan hubungan yang relevan antara para pihak
yang terlibat
ii. Aktivitas dan dampaknya terhadap pihak yang relevan.

Ancaman yang Dimunculkan oleh Benturan Kepentingan

210.7-A1 Umumnya, semakin langsung sifat hubungan antara aktivitas profesional


dan permasalahan yang memunculkan benturan kepentingan, maka
semakin mungkin level ancaman tidak berada pada level yang dapat
diterima.

Pengungkapan dan Persetujuan

210.8-A1 Secara umum Anggota perlu untuk:


i. Mengungkapkan sifat benturan kepentingan dan bagaimana
setiap ancaman yang muncul dapat diatasi oleh pihak yang
terkait
ii. Memperoleh persetujuan dari pihak yang relevan kepada
Anggota untuk melakukan aktivitas profesional
210.8-A2 Persetujuan mungkin diberikan secara tersirat ketika Anggota memiliki bukti
yang cukup untuk menyimpulkan bahwa para pihak telah mengetahui
keadaan tersebut sejak awal dan telah menerima adanya benturan
kepentingan jika para pihak tidak menunjukkan keberatannya.

SEKSI 220
PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN INFORMASI
UMUM

220.3-A1 Anggota di semua tingkatan dalam organisasi tempatnya bekerja terlibat


dalam penyusunan atau penyajian informasi baik di dalam dan di luar
organisasi.
P220.4 Ketika menyusun atau menyajikan informasi keuangan, Anggota harus:
I. Menyusun atau menyajikan informasi yang sesuai dengan basis
pelaporan keuangan yang digunakan
II. Menyusun atau menyajikan informasi dengan cara yang tidak
dimaksudkan untuk menyesatkan atau memengaruhi keluaran
suatu kontrak atau peraturan secara tidak tepat
III. Menerapkan pertimbangan profesional
IV. Tidak meninggalkan apapun dengan maksud memberi informasi
yang menyesatkan atau memengaruhi keluaran suatu kontrak
atau regulasi secara tidak tepat.

Penggunaan Diskresi dalam Penyusunan atau Penyajian Informasi Keuangan

P220.5 Penyusunan atau penyajian informasi keuangan mungkin mensyaratkan


penerapan diskresi dalam membuat pertimbangan profesional. Anggota
tidak akan menerapkan diskresi dengan tujuan menyesatkan pihak lain atau
memengaruhi keluaran suatu kontrak atau regulasi secara tidak tepat.

Mengandalkan Pekerjaan Pihak Lain

P220.7 Anggota yang bermaksud mengandalkan pekerjaan pihak lain, baik dari
internal maupun eksternal organisasi tempatnya bekerja, harus
menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan langkah yang
harus diambil, jika ada, untuk memenuhi tanggung jawab yang ditetapkan
di paragraf P220.4.

Mengatasi Informasi yang Mungkin Menyesatkan

P220.8 Ketika Anggota mengetahui atau memiliki alasan untuk meyakini bahwa
informasi yang terkait dengan dirinya adalah menyesatkan, maka Anggota
harus mengambil tindakan yang tepat untuk mencari penyelesaian
permasalahan tersebut.
P220.9 Jika setelah melakukan semua pilihan yang memungkinkan, Anggota
menentukan bahwa tindakan yang tepat belum dilakukan dan terdapat
keyakinan bahwa informasi tersebut masih menyesatkan, maka Anggota
harus menolak untuk menjadi bagian atau dikaitkan dengan informasi
tersebut.

Dokumentasi

220.10-A1 Anggota didorong untuk mendokumentasikan:


I. Fakta.
II. Standar akuntansi atau standar profesional terkait lainnya yang 35
digunakan.
III. Komunikasi kepada pihak-pihak yang dituju untuk membahas
masalah tersebut.
IV.Tindakan tepat yang dipertimbangkan.
V. Bagaimana Anggota berusaha untuk mengatasi masalah tersebut.

SEKSI 230
BERTINDAK DENGAN KEAHLIAN YANG MEMADAI
UMUM

P230.3 Anggota tidak boleh dengan sengaja menyesatkan organisasi tempatnya


bekerja sehubungan dengan level keahlian atau pengalaman yang dimiliki.
P230.4 Jika ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip kompetensi dan kehati-
hatian profesional tidak dapat diatasi, maka Anggota harus menentukan
apakah menolak untuk melakukan tugas yang dimaksud. Jika Anggota
menentukan bahwa penolakan adalah tepat, maka Anggota harus
mengomunikasikan alasannya.

SEKSI 240
KEPENTINGAN KEUANGAN, KOMPENSASI, DAN INSENTIF YANG TERKAIT DENGAN
PELAPORAN KEUANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
UMUM

P240.3 Anggota tidak boleh memanipulasi informasi atau menggunakan informasi


rahasia untuk memperoleh keuntungan pribadi atau untuk keuntungan
keuangan pihak lain.
240.3-A4 Ancaman yang muncul karena pengaturan kompensasi atau insentif
mungkin diperparah oleh tekanan eksplisit atau implisit dari atasan atau
kolega.

SEKSI 250
BUJUKAN, TERMASUK HADIAH DAN KERAMAHTAMAHAN
UMUM

P250.5 Peraturan perundang-undangan, seperti yang berkaitan dengan penyuapan


dan korupsi, melarang menawarkan atau menerima bujukan dalam keadaan
tertentu.
P250.7 & 8 Anggota tidak boleh menawarkan, menerima, atau mendorong pihak lain
untuk menawarkan bujukan apapun, atau penawaran bujukan yang
kemungkinan akan disimpulkan oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki
informasi yang memadai, dilakukan dengan intensi untuk memengaruhi
perilaku dari penerima atau individu lain secara tidak patut.
250.11-A2 Jika bujukan tersebut bersifat biasa dan tidak penting, ancaman apapun
yang muncul akan berada pada level yang dapat diterima.

SEKSI 260
RESPONS ATAS KETIDAKPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
UMUM

260.5-A1 Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan


(“ketidakpatuhan”) terdiri dari tindakan penghilangan atau perbuatan, baik
disengaja atau tidak disengaja, yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
P260.6 Berdasarkan peraturan perundang-udangan yang berlaku, terdapat
ketentuan yang mengatur bagaimana Anggota disyaratkan untuk mengatasi
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan. Peraturan perundang-
undangan tersebut mungkin berbeda dari, atau melampaui, ketentuan
dalam seksi ini. Ketika menghadapi ketidakpatuhan atau dugaan
ketidakpatuhan, Anggota harus memperoleh pemahaman tentang
ketentuan peraturan perundang undangan tersebut serta mematuhinya
260.8-A1 Manajemen organisasi tempat Anggota bekerja, dengan pengawasan dari
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa aktivitas bisnis organisasi dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
P260.9 Jika terdapat protokol dan prosedur dalam organisasi tempatnya bekerja 44
untuk mengatasi ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, maka
Anggota 45 harus mempertimbangkannya dalam menentukan cara
merespons 46 ketidakpatuhan tersebut.
P260.10 Ketika Anggota menyadari suatu permasalahan dalam seksi ini berlaku,
langkah Anggota untuk mematuhi seksi ini harus dilakukan secara tepat
waktu. Dalam melakukan langkah yang tepat waktu, Anggota harus
memperhatikan sifat permasalahan dan bahaya potensialnya bagi
kepentingan entitas, investor, kreditor, karyawan, atau publik.
P260.12 Jika, dalam rangka melaksanakan aktivitas profesional, Anggota senior
menyadari informasi mengenai ketidakpatuhan atau dugaan
ketidakpatuhan, maka Anggota tersebut harus memahami permasalahan
termasuk Penilaian atas konsekuensi potensial bagi organisasi tempatnya
bekerja, investor, kreditur, karyawan, atau publik.
P260.15 Selain merespons permasalahan sesuai dengan ketentuan, Anggota senior
harus menentukan perlu tidaknya mengungkapkan permasalahan tersebut
kepada auditor eksternal dari organisasi tempatnya bekerja, jika diperlukan.

SEKSI 270
TEKANAN UNTUK MELANGGAR PRINSIP DASAR ETIKA
UMUM

P270.3 Anggota dilarang:


i. Membiarkan tekanan dari pihak lain yang akan memunculkan
pelanggaran kepatuhan terhadap prinsip dasar etika;
ii. Menekan pihak lain yang diketahui Anggota atau terdapat alasan
untuk meyakini, akan mengakibatkan individu lain tersebut
melanggar prinsip dasar etika.
270.3-A5 Contoh tindakan yang dapat menghilangkan ancaman yang muncul dari
tekanan adalah permintaan Anggota untuk merestrukturisasi, atau
memisahkan, tanggung jawab dan tugas tertentu sehingga Anggota tidak
lagi terlibat dengan individu atau entitas yang melakukan tekanan.

4. BAGIAN 3

ANGGOTA YANG BERPRAKTIK MELAYANI PUBLIK


300.1 Bagian dari Kode Etik ini mengatur persyaratan dan materi aplikasi untuk Anggota yang berpraktik
melayani publik ketika menerapkan kerangka kerja konseptual yang ditetapkan di Seksi 120.
Bagian ini tidak menjelaskan semua fakta dan keadaan, termasuk aktivitas, kepentingan, dan
hubungan profesional yang mungkin dihadapi oleh Anggota yang berpraktik melayani publik yang
memunculkan atau mungkin memunculkan berbagai ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika. Dengan demikian, kerangka kerja konseptual mensyaratkan Anggota yang berpraktik
melayani publik untuk selalu waspada terhadap berbagai fakta dan keadaan tersebut.

PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI


UMUM

P300.4 Anggota harus mematuhi prinsip dasar etika yang ditetapkan di Seksi 110 dan menerapkan
kerangka kerja konseptual yang ditetapkan di Seksi 120 untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika tersebut.
P300.5 Ketika berhadapan dengan suatu permasalahan etika, Anggota harus mempertimbangkan konteks
yang mencakup suatu permasalahan yang muncul atau mungkin muncul. Ketika seorang individu
yang merupakan Anggota melakukan aktivitas profesional berdasarkan hubungan Anggota dengan
Kantor, baik sebagai seorang tenaga kontrak, karyawan, atau pemilik, individu tersebut harus
mematuhi ketentuan dalam Bagian 2 yang berlaku untuk keadaan tersebut.
300.5-A1 Contoh situasi ketika ketentuan dalam Bagian 2 berlaku untuk Anggota mencakup:
• Menghadapi konflik kepentingan ketika bertanggung jawab dalam memilih pemasok untuk
Kantor ketika anggota keluarga inti dari Anggota mungkin mendapatkan keuntungan keuangan
atas kontrak tersebut. Persyaratan dan materi aplikasi yang ditetapkan di Seksi 210 berlaku untuk
keadaan tersebut.
• Menyusun atau menyajikan informasi keuangan untuk klien Anggota atau Kantornya.
Persyaratan dan materi aplikasi yang ditetapkan di Seksi 220 berlaku untuk keadaan tersebut.
• Ditawari bujukan, seperti secara teratur ditawari tiket gratis untuk menghadiri acara olahraga
oleh pemasok Kantor. Persyaratan dan materi aplikasi yang ditetapkan di Seksi 250 berlaku untuk
keadaan tersebut.
• Menghadapi tekanan dari rekan perikatan yang melaporkan pembebanan jam kerja yang tidak
akurat untuk suatu perikatan klien. Persyaratan dan materi aplikasi yang diatur dalam Seksi 270
berlaku untuk keadaan tersebut.

IDENTIFIKASI ANCAMAN
300.6-A1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika mungkin dimunculkan oleh serangkaian
fakta dan keadaan yang beragam. Kategori ancaman dijelaskan dalam paragraf 120.6-A3.
Berikut adalah contoh fakta dan keadaan dari setiap kategori ancaman yang mungkin
memunculkan ancaman bagi Anggota ketika melakukan jasa profesional :
a. Ancaman kepentingan pribadi
• Anggota mempunyai kepentingan keuangan langsung pada suatu klien.
• Anggota menawarkan suatu imbalan rendah untuk mendapatkan perikatan baru dan
imbalan tersebut sangat rendah sehingga menyulitkan bagi Anggota tersebut untuk
melakukan jasa profesional sesuai dengan standar profesional dan standar teknis yang
berlaku.
• Anggota memiliki suatu hubungan bisnis yang erat dengan klien.
• Anggota memiliki akses atas informasi rahasia yang mungkin digunakan untuk
keuntungan pribadi.
b. Ancamaan telaah pribadi
• Anggota menerbitkan laporan asurans atas efektivitas operasi sistem keuangan setelah
Anggota yang bersangkutan mengimplementasikan sistem tersebut.
• Anggota menyiapkan data asli yang digunakan untuk menghasilkan catatan yang
merupakan hal pokok dari suatu perikatan asurans.
c. Ancaman advokasi
• Anggota mempromosikan kepentingan atau saham dari klien.
• Anggota bertindak sebagai penasihat yang mewakili klien dalam litigasi atau perselisihan
dengan pihak ketiga.
• Anggota melobi proses legislasi untuk kepentingan klien.
d. Ancaman kedekatan
• Anggota memiliki anggota keluarga inti atau anggota keluarga dekat yang menjabat
sebagai direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif klien.
• Direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien, atau karyawan dalam posisi yang
dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap hal pokok dari suatu perikatan,
sebelumnya menjabat sebagai rekan perikatan.
• Anggota tim audit yang memiliki hubungan yang lama dengan klien audit.
e. Ancaman intimidasi
• Anggota sedang terancam kehilangan perikatan dari klien atau pemecatan dari Kantor
karena perselisihan tentang permasalahan profesional.
• Anggota merasa ditekan untuk menyetujui pertimbangan dari karyawan klien karena
karyawan tersebut lebih ahli dalam permasalahan yang diperdebatkan.
• Anggota mendapat informasi dari seorang rekan Kantornya bahwa promosi yang telah
direncanakan tidak akan terjadi kecuali Anggota setuju dengan suatu perlakuan akuntansi
yang tidak tepat.
• Anggota telah menerima hadiah yang signifikan dari klien dan diancam bahwa
penerimaan hadiah tersebut akan dipublikasikan.

EVALUASI ANCAMAN
300.7-A1 Kondisi, kebijakan, dan prosedur yang diuraikan dalam paragraf 120.6-A1 dan 120.8-A2 mungkin
berdampak terhadap evaluasi tentang: apakah ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika berada pada level yang dapat diterima. Kondisi, kebijakan, dan prosedur seperti itu mungkin
berhubungan dengan:
a. Klien dan lingkungan operasinya
b. Kantor dan lingkungan operasinya

MENGATASI ANCAMAN
300.8-A1 Paragraf P120.10 hingga 120.10-A2 menjelaskan persyaratan dan materi aplikasi untuk mengatasi
ancaman yang tidak berada pada level yang dapat diterima.
Contoh pengamanan

300.8-A2 Pengamanan sangat bervariasi, bergantung pada fakta dan keadaan. Contoh tindakan yang dalam
keadaan tertentu mungkin merupakan pengamanan untuk mengatasi ancaman meliputi:
• Menetapkan tambahan waktu dan menugaskan personel yang memenuhi kualifikasi untuk
penugasan yang disyaratkan ketika perikatan diterima dapat mengatasi ancaman kepentingan
pribadi.
• Menugaskan penelaah yang tepat yang bukan merupakan personel tim asurans untuk menelaah
atau memberikan saran yang diperlukan terhadap suatu pekerjaan asurans, dapat mengatasi
ancaman telaah pribadi.

BERKOMUNIKASI DENGAN PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA KELOLA


P300.9 Ketika berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola sesuai dengan Kode
Etik ini, maka Anggota harus menentukan orang yang tepat untuk berkomunikasi dalam struktur
tata kelola organisasi. Jika Anggota berkomunikasi dengan subkelompok dari pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, maka Anggota harus menentukan apakah perlu berkomunikasi
dengan semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola agar mereka mendapatkan informasi
yang cukup.
P300.10 Jika Anggota berkomunikasi dengan individu yang bertanggung jawab atas manajemen dan juga
bertanggung jawab atas tata kelola, maka Anggota diyakinkan bahwa dengan berkomunikasi
dengan individu tersebut berarti telah berkomunikasi secara memadai kepada semua pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola.

SEKSI 310
BENTURAN KEPENTINGAN
PENDAHULUAN
310.1 Anggota disyaratkan untuk mematuhi prinsip dasar etika dan menerapkan kerangka kerja
konseptual yang ditetapkan di Seksi 120 untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi
ancaman.
310.2 Benturan kepentingan dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip objektivitas
dan mungkin pula akan memunculkan berbagai ancaman terhadap prinsip dasar etika yang lain.
Berbagai ancaman tersebut mungkin terjadi ketika:
(a) Anggota memberikan jasa profesional yang berhubungan dengan suatu permasalahan tertentu
untuk dua klien atau lebih dengan berbagai kepentingan yang saling berbenturan; atau
(b) Kepentingan antara Anggota terkait dengan suatu permasalahan tertentu dan kepentingan
klien yang menggunakan jasa profesional yang berkaitan dengan permasalahan tersebut berada
pada situasi berbenturan.

PERSYARATAN DAN MATERAI APLIKASI


UMUM

P310.4 Anggota tidak boleh membiarkan benturan kepentingan mengompromikan pertimbangan


profesional atau bisnis.
310.4-A1 Contoh keadaan yang dapat memunculkan benturan kepentingan meliputi:
• Menyediakan jasa konsultansi untuk klien yang ingin mengakuisisi klien audit dari Kantor, ketika
Kantor telah mendapatkan informasi rahasia selama pelaksanaan audit yang mungkin relevan
dengan transaksi tersebut.
• Memberikan advis kepada dua klien pada saat yang bersamaan yang keduanya sedang bersaing
untuk mengakuisisi perusahaan yang sama ketika advis tersebut mungkin relevan untuk kedua
belah pihak yang sedang dalam posisi bersaing.
• Memberikan berbagai jasa, baik kepada penjual maupun pembeli atas transaksi yang sama.
IDENTIFIKASI BENTURAN
UMUM

P310.5 Sebelum menerima suatu hubungan, perikatan, atau hubungan bisnis dengan klien baru, setiap
Anggota harus melakukan langkah-langkah yang rasional untuk mengidentifikasi berbagai keadaan
yang mungkin memunculkan benturan kepentingan, dan mengakibatkan ancaman terhadap
kepatuhan pada satu atau lebih prinsip dasar etika. Langkah-langkah tersebut termasuk
mengidentifikasi:
(a) Sifat dari kepentingan dan hubungan yang relevan antara para pihak yang terlibat; dan
(b) Jasa tersebut dan implikasinya terhadap para pihak yang terkait.
PERUBAHAN KEADAAN

P310.6 Setiap Anggota harus tetap waspada terhadap perubahan dari waktu ke waktu atas sifat jasa,
kepentingan dan hubungan yang dapat memunculkan benturan kepentingan saat melakukan
perikatan.
JARINGAN KANTOR

P310.7 Jika suatu Kantor merupakan anggota dari suatu jaringan, maka Anggota harus
mempertimbangkan benturan kepentingan termasuk setiap benturan kepentingan ketika Anggota
tersebut memiliki alasan untuk meyakini terjadi atau mungkin terjadi, karena kepentingan dan
hubungan dari jaringan Kantor.

ANCAMAN YANG MUNCUL DARI BENTURAN KEPENTINGAN


PENGUNGKAPAN DAN PERSETUJUAN
UMUM

P310.9 Anggota harus menerapkan pertimbangan profesional untuk menentukan apakah sifat dan
signifikansi suatu benturan kepentingan memerlukan pengungkapan spesifik dan persetujuan
secara eksplisit ketika mengatasi ancaman yang muncul karena benturan kepentingan tersebut.
310.9-A1 Faktor-faktor yang dipertimbangkan ketika menentukan perlunya pengungkapan spesifik dan
persetujuan eksplisit tersebut, meliputi:
• Keadaan yang memunculkan suatu benturan kepentingan.
• Pihak-pihak yang mungkin terkena dampak.
• Sifat dari berbagai permasalahan yang mungkin muncul.
• Potensi atas suatu permasalahan tertentu yang berkembang secara tidak terduga.
310.9-A2 Bentuk dari pengungkapan dan persetujuan mungkin berbeda, sebagai contoh:
•Pengungkapan secara umum kepada para klien mengenai berbagai keadaan bahwa, berdasarkan
kelaziman praktik komersial, Anggota tersebut tidak memberikan jasa profesional secara eksklusif
kepada satu klien (misalnya melakukan jasa profesional tertentu dalam sektor tertentu). Hal
tersebut memungkinkan klien memberikan persetujuan secara umum. Sebagai contoh, Anggota
dapat membuat pengungkapan umum berdasarkan persyaratan dan ketentuan terstandardisasi
untuk perikatan.
•Persetujuan mungkin diterima secara tersirat dari perilaku klien ketika Anggota telah mempunyai
bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa klien mengetahui keadaan tersebut sejak awal dan
telah menerima benturan kepentingan tersebut ketika mereka tidak menyampaikan keberatan
atas terjadinya benturan kepentingan.
KETIKA PERSETUJUAN EKSPLISIT DITOLAK
P310.10 Jika Anggota telah menentukan bahwa persetujuan diperlukan secara eksplisit sesuai paragraf
P310.9 dan permintaan tersebut telah ditolak oleh klien, maka Anggota harus:
(a) Mengakhiri atau menolak untuk melaksanakan jasa profesional yang akan mengakibatkan
benturan kepentingan; atau
(b) Mengakhiri hubungan yang relevan atau melepaskan kepentingan yang relevan untuk
menghilangkan ancaman atau menurunkannya pada level yang dapat diterima.
KERAHASIAAN
UMUM
P310.11 Anggota harus waspada terhadap prinsip kerahasiaan, termasuk ketika membuat pengungkapan
atau berbagi informasi di dalam Kantor atau jaringan dan mencari panduan dari pihak ketiga.
KETIKA PENGUNGKAPAN UNTUK MEMPEROLEH PERSETUJUAN AKAN MELANGGAR KERAHASIAAN

P310.12 Ketika membuat pengungkapan spesifik dengan tujuan untuk mendapatkan persetujuan eksplisit
dapat menyebabkan pelanggaran terhadap prinsip kerahasiaan, dan persetujuan eksplisit tersebut
tidak dapat diperoleh, maka Kantor hanya akan menerima atau melanjutkan perikatan jika:
a) Kantor tidak melakukan peran advokasi bagi satu klien dalam posisi berseberangan
terhadap kliennya yang lain sehubungan dengan permasalahan yang sama;
b) Terdapat mekanisme tertentu untuk mencegah pengungkapan informasi rahasia diantara
para tim perikatan yang menangani dua klien; dan
c) Kantor meyakini bahwa pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai,
dengan mempertimbangkan semua fakta dan keadaan yang tersedia bagi Anggota pada
saat itu, akan menyimpulkan bahwa hal tersebut adalah tepat bagi Kantor untuk
menerima atau melanjutkan perikatan karena adanya pembatasan atas kemampuan
Kantor untuk melaksanakan jasa tersebut yang dapat menghasilkan kerugian yang tidak
proporsional bagi klien atau pihak ketiga lain yang relevan.
DOKUMENTASI

P310.13 Untuk keadaan yang diatur dalam paragraf P310.12, Anggota harus mendokumentasikan:
a) Sifat dari keadaan tersebut, termasuk peran yang dilakukan oleh Anggota;
b) Pengukuran spesifik yang diterapkan untuk mencegah pengungkapan informasi di antara
tim perikatan yang menangani dua klien; dan
c) Alasan yang mendasari kesimpulan bahwa tepat untuk menerima perikatan tersebut.
SEKSI 320
PENUNJUKAN PROFESIONAL
320.1 Anggota disyaratkan untuk mematuhi prinsip dasar etika dan menerapkan kerangka kerja
konseptual yang ditetapkan di Seksi 120 untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi
ancaman.

PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI


PENERIMAAN KLIEN DAN PERIKATAN
Umum

320.3-A1 Ancaman untuk mematuhi prinsip integritas atau perilaku profesional mungkin muncul, misalnya,
dari masalah yang ditanyakan terkait dengan klien (pemilik, manajemen atau aktivitas). Berbagai
permasalahan klien, jika diketahui, mungkin mengancam kepatuhan terhadap prinsip dasar etika
termasuk, misalnya, keterlibatan klien dalam aktivitas ilegal, dan ketidakjujuran atau praktik
pelaporan keuangan yang dipertanyakan dan perilaku tidak etis lainnya.
320.3-A2 Faktor-faktor yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman tersebut termasuk:
• Pengetahuan dan pemahaman tentang klien, pemilik, pengelola, dan semua pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola dan aktivitas bisnis.
• Komitmen klien untuk mengatasi permasalahan yang dipertanyakan, misalnya, untuk
meningkatkan praktik tata kelola korporat atau 38 pengendalian internal.
PERUBAHAN PENUNJUKAN PROFESIONAL
UMUM

P320.4 Anggota harus menentukan apakah terdapat alasan untuk tidak menerima perikatan ketika
Anggota:
a) Diminta oleh klien potensial untuk menggantikan Anggota lain;
b) Mempertimbangkan untuk melakukan penawaran atas suatu perikatan yang saat ini
dilakukan oleh Anggota lain; atau
c) Mempertimbangkan untuk melakukan pekerjaan yang saling melengkapi atau tambahan
dari Anggota lain.

BERKOMUNIKASI DENGAN ANGGOTA YANG SEDANG MEMBERIKAN JASA ATAU ANGGOTA PRAKTISI
PENDAHULU

320.5-A1 Anggota yang diusulkan biasanya akan membutuhkan izin dari klien, lebih baik secara tertulis,
untuk memulai pembahasan dengan Anggota yang sedang memberikan jasa atau Anggota praktisi
pendahulu.
P320.6 Jika tidak dapat berkomunikasi dengan Anggota yang sedang memberikan jasa atau Anggota
praktisi pendahulu, maka Anggota yang diusulkan harus mengambil langkah-langkah memadai
lainnya untuk memperoleh informasi tentang kemungkinan adanya ancaman.

PERUBAHAN PENUNJUKAN AUDIT ATAU REVIU


P320.8 Dalam hal audit atau reviu atas laporan keuangan, Anggota harus meminta Anggota yang
sedang memberikan jasa atau Anggota praktisi pendahulu untuk memberikan informasi yang
diketahui mengenai fakta atau informasi lain yang, dalam opini Anggota yang sedang
memberikan jasa atau Anggota praktisi pendahulu, Anggota yang diusulkan harus menyadari
sebelum memutuskan apakah menerima perikatan. Kecuali untuk keadaan yang melibatkan
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan di paragraf P360.21 dan P360.22:
a) Jika klien menyetujui Anggota yang sedang memberikan jasa atau Anggota praktisi
pendahulu mengungkapkan fakta atau informasi lainnya, maka Anggota yang sedang
memberikan jasa atau Anggota praktisi pendahulu harus memberikan informasi secara
jujur dan jelas; dan
b) Jika klien gagal atau menolak untuk memberikan izin kepada Anggota yang sedang
memberikan jasa atau Anggota praktisi pendahulu untuk membahas permasalahan
klien dengan Anggota yang diusulkan, maka Anggota yang sedang memberikan jasa
atau Anggota praktisi pendahulu harus mengungkapkan fakta tersebut kepada Anggota
yang diusulkan, harus berhati-hati dalam mempertimbangkan kegagalan atau
penolakan tersebut ketika menentukan apakah akan menerima penunjukan.

KEBERLANJUTAN PERIKATAN DENGAN KLIEN

P320.9 Untuk perikatan yang berulang, Anggota harus secara periodik menelaah apakah akan
melanjutkan perikatan.
320.9-A1 Potensi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika mungkin muncul setelah
menerima perikatan yang, jika telah diketahui sebelumnya, akan menyebabkan Anggota
menolak perikatan. Misalnya, ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan pada prinsip
integritas dapat muncul karena manajemen laba atau valuasi atas laporan posisi keuangan yang
tidak tepat.

PENGGUNAAN PEKERJAAN AHLI

P320.10 Ketika Anggota bermaksud untuk menggunakan pekerjaan seorang ahli, maka Anggota harus
menentukan apakah penggunaan ahli tersebut terjamin mutunya.
320.10-A1 Faktor-faktor yang dipertimbangkan ketika Anggota bermaksud untuk menggunakan pekerjaan
seorang ahli termasuk reputasi dan keahliannya, ketersediaan sumber daya, dan standar
profesional dan standar etika yang diterapkan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari
pengalaman sebelumnya dengan ahli tersebut atau dari konsultasi dengan pihak lain.

SEKSI 321
PENDAPAT KEDUA
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI
UMUM

321.3-A1 Anggota mungkin diminta untuk memberikan pendapat kedua mengenai penerapan akuntansi,
auditing, pelaporan, atau standar atau prinsip lain untuk (a) suatu keadaan khusus, atau (b)
transaksi tertentu oleh, atau atas nama, suatu perusahaan atau suatu entitas yang saat ini
bukan merupakan klien. Ancaman, misalnya, ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan
pada prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional, mungkin muncul jika pendapat kedua
tidak didasarkan pada fakta yang sama yang dimiliki Anggota yang sedang memberikan jasa
atau Anggota praktisi pendahulu, atau didasarkan pada bukti yang tidak memadai.
321.3-A2 Faktor yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman kepentingan pribadi adalah keadaan
dari permintaan serta semua fakta dan asumsi lainnya yang tersedia yang relevan untuk
menyatakan suatu pertimbangan profesional.
321.3-A3 Contoh tindakan yang mungkin merupakan pengamanan untuk mengatasi ancaman
kepentingan pribadi, meliputi:
• Dengan izin dari klien, memperoleh informasi dari Anggota yang sedang memberikan jasa
atau Anggota praktisi pendahulu.
• Menjelaskan keterbatasan yang melingkupi setiap pendapat yang diberikan ketika
berkomunikasi dengan klien.
• Memberikan salinan pendapat Anggota yang sedang memberikan jasa atau Anggota praktisi
pendahulu

KETIKA IZIN BERKOMUNIKASI TIDAK DIPEROLEH

P321.4 Jika entitas yang meminta pendapat kedua dari Anggota tidak mengizinkan Anggota tersebut
untuk melakukan komunikasi dengan Anggota yang memberikan pendapat pertama atau
Anggota praktisi pendahulu, maka Anggota tersebut harus menentukan apakah boleh
memberikan pendapat kedua dengan memperhatikan semua keadaan.

SESKI 330
IMBALAN DAN JENIS REMUNERASI LAIN
MATERI APLIKASI
BESARAN IMBALAN

330.3-A1 Besaran imbalan yang ditawarkan mungkin memengaruhi kemampuan Anggota untuk
melakukan jasa profesional sesuai dengan standar profesional.
330.3-A2 Anggota dapat mengajukan penawaran imbalan yang dipandang tepat. Menawarkan imbalan
yang lebih rendah dari Anggota lain bukan merupakan pelanggaran etika. Namun, besaran
imbalan yang ditawarkan memunculkan ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan
pada prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional, jika imbalan yang ditawarkan sangat
rendah sehingga mungkin sulit untuk melakukan perikatan sesuai dengan standar profesional
dan standar teknis yang berlaku.
330.3-A3 Faktor-faktor yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman tersebut meliputi:
• Apakah klien menyadari ketentuan suatu perikatan dan, terutama, basis penentuan imbalan
yang diajukan dan lingkup jasa yang diberikan berdasarkan imbalan tersebut.
• Apakah besaran imbalan ditetapkan oleh pihak ketiga yang independen, seperti regulator
330.3-A4 Contoh tindakan yang dapat menjadi pengamanan untuk mengatasi ancaman kepentingan
pribadi tersebut, mencakup:
• Menyesuaikan besarnya imbalan atau lingkup perikatan.
• Menugaskan penelaah yang tepat untuk menelaah pekerjaan yang dilakukan.
IMBALAN KONTINJEN
330.4-A1 Imbalan kontinjen kadang digunakan untuk perikatan non-asurans tertentu. Namun demikian,
imbalan kontinjen dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika,
terutama ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan pada prinsip objektivitas, dalam
keadaan tertentu.
330.4-A2 Faktor-faktor yang relevan dalam pengevaluasian level suatu ancaman tersebut mencakup:
• Sifat perikatan.
• Rentang besaran imbalan yang dimungkinkan.
• Basis penetapan besaran imbalan.
• Pengungkapan kepada pengguna yang dituju dari pekerjaan yang dilakukan oleh Anggota dan
basis remunerasi.
• Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
• Apakah pihak ketiga yang independen menelaah keluaran atau hasil dari transaksi.
• Apakah besaran imbalan ditetapkan oleh pihak ketiga yang independen, seperti regulator.
IMBALAN RUJUKAN DAN KOMISI
330.5-A1 Ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan pada prinsip objektivitas dan prinsip
kompetensi dan kehati-hatian profesional muncul jika Anggota membayar atau menerima
imbalan rujukan atau menerima komisi yang berkaitan dengan klien. Imbalan rujukan atau
komisi tersebut termasuk, misalnya:
• Imbalan yang dibayarkan kepada Anggota lain untuk tujuan mendapatkan klien baru ketika
klien berlanjut sebagai klien dari Anggota yang sedang memberikan jasa namun mensyaratkan
jasa spesialis yang tidak ditawarkan oleh Anggota tersebut.
• Imbalan diterima untuk merujuk klien yang berkelanjutan bagi Anggota lain atau tenaga ahli,
ketika Anggota yang sedang memberikan jasa tidak menyediakan jasa profesional tertentu yang
disyaratkan oleh klien.
• Komisi yang diterima dari pihak ketiga (misalnya, vendor perangkat 2 lunak) sehubungan
dengan penjualan barang atau jasa kepada klien
PEMBELIAN ATAU PENJUALAN KANTOR
330.6-A1 Anggota dapat membeli seluruh atau sebagian kepemilikan dari Kantor berdasarkan
pembayaran yang akan diberikan kepada pemilik Kantor sebelumnya, atau kepada ahli
warisnya atau estate. Pembayaran tersebut bukan merupakan imbalan rujukan atau komisi
seperti yang dimaksud dalam Seksi ini.

SEKSI 340
BUJUKAN, TERMASUK HADIAH DAN KERAMAHTAMAHAN
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI
UMUM
340.4-A1 Bujukan adalah objek, situasi, atau tindakan yang digunakan untuk memengaruhi perilaku
individu lain, namun tidak dimaksudkan untuk memengaruhi perilaku individu tersebut secara
tidak patut. Bujukan dapat berkisar dari tindakan kecil berupa keramahtamahan antara Anggota
dan klien atau calon klien hingga tindakan yang mengakibatkan ketidakpatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan. Bujukan dapat berupa, misalnya (namun tidak terbatas pada):
 Hadiah.
 Keramahtamahan.
 Hiburan.
 Sumbangan politik atau sosial.
 Tawaran yang tidak pantas atas persahabatan dan loyalitas.
 Pemberian kerja atau kesempatan komersial lainnya.
 Perlakuan, hak, atau hak istimewa.
BUJUKAN YANG DILARANG OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
P340.5 Peraturan perundang-undangan, seperti yang berkaitan dengan penyuapan dan korupsi,
melarang menawarkan atau menerima bujukan dalam keadaan tertentu. Anggota harus
memperoleh pemahaman tentang peraturan perundang-undangan yang relevan dan
mematuhinya ketika Anggota tersebut menghadapi keadaan demikian.
BUJUKAN YANG TIDAK DILARANG OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

340.6-A1 Menawarkan atau menerima bujukan yang tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan
mungkin masih memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika.
BUJUKAN DENGAN INTENSI UNTUK MEMENGARUHI PERILAKU SECARA TIDAK PATUT
P340.7 Anggota tidak boleh menawarkan atau mendorong pihak lain untuk menawarkan bujukan
apapun, atau penawaran bujukan yang kemungkinan akan disimpulkan oleh pihak ketiga yang
rasional dan memiliki informasi yang memadai, dilakukan dengan intensi untuk memengaruhi
perilaku dari penerima atau individu lain secara tidak patut.
P340.8 Anggota tidak boleh menerima atau mendorong pihak lain untuk menerima bujukan apapun,
atau penerimaan bujukan yang kemungkinan akan disimpulkan oleh pihak ketiga yang rasional
dan memiliki informasi yang memadai, dilakukan dengan intensi untuk memengaruhi perilaku
dari penerima atau individu lain secara tidak patut.
PERTIMBANGAN TINDAKAN LANJUTAN
340.10-A1 Jika Anggota menyadari adanya bujukan yang ditawarkan dengan intensi yang nyata atau
dirasakan memengaruhi perilaku secara tidak patut, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika mungkin masih muncul meskipun persyaratan dalam paragraf P340.7 dan P340.8
terpenuhi.
340.10-A2 Contoh tindakan yang mungkin menjadi pengamanan untuk mengatasi ancaman tersebut
termasuk:
• Menginformasikan mengenai penawaran kepada Kantor atau pihak yang bertanggungjawab
atas tata kelola klien.
• Mengubah atau menghentikan hubungan bisnis dengan klien
BUJUKAN TANPA INTENSI UNTUK MEMENGARUHI PERILAKU SECARA TIDAK PATUT
340.11-A1 Persyaratan dan materi aplikasi yang ditetapkan dalam kerangka kerja konseptual ini berlaku
ketika Anggota telah menyimpulkan tidak ada intensi yang nyata atau dirasakan memengaruhi
perilaku penerima bujukan atau individu lain secara tidak patut.
340.11-A2 Jika bujukan tersebut bersifat biasa dan tidak penting, ancaman apapun yang muncul akan
berada pada level yang dapat diterima.
340.11-A3 Contoh keadaan ketika penawaran atau penerimaan bujukan dapat memunculkan ancaman
bahkan jika Anggota telah menyimpulkan bahwa tidak ada intensi yang nyata atau dirasakan
untuk memengaruhi perilaku secara tidak patut termasuk:
a) Ancaman kepentingan pribadi
Anggota ditawari keramahtamahan dari calon pengakuisisi klien ketika
memberikan jasa keuangan korporat kepada klien.
b) Ancaman kedekatan
Anggota mengajak secara reguler calon klien dan klien ke acara olahraga.
c) Ancaman Intimidasi
Anggota menerima keramahtamahan yang sifatnya dianggap tidak pantas jika
diungkapkan kepada publik.
KELUARGA INTI ATAU KELUARGA DEKAT

P340.12 Anggota harus tetap mewaspadai potensi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika yang muncul dari penawaran bujukan:
a) Oleh anggota keluarga inti atau keluarga dekat dari Anggota kepada calon klien atau
klien.
b) Kepada anggota keluarga inti atau keluarga dekat Anggota oleh calon klien atau klien.
P340.13 Ketika Anggota menyadari adanya bujukan yang ditawarkan kepada atau diberikan oleh
anggota keluarga inti atau keluarga dekat dan menyimpulkan terdapat intensi untuk
memengaruhi perilaku Anggota atau calon klien atau klien secara tidak patut, atau menganggap
pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai kemungkinan menyimpulkan
bahwa terdapat intensi tersebut, maka Anggota harus memberikan advis kepada anggota
keluarga inti atau keluarga dekat untuk tidak menawarkan atau menerima bujukan.

SEKSI 350
KUSTODI ASET KLIEN
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI
SEBELUM KUSTODI

P350.3 Anggota tidak boleh mengambil tanggung jawab atas kustodi uang dan aset lain milik klien,
kecuali diizinkan oleh peraturan perundang-undangan dan sesuai dengan setiap kondisi yang
memperbolehkan hal tersebut.
P350.4 Sebagai bagian dari prosedur penerimaan klien dan perikatan terkait tanggung jawab kustodi
uang atau aset klien, maka Anggota harus: (a) Melakukan penyelidikan mengenai sumber aset
tersebut; dan (b) Mempertimbangkan kewajiban hukum dan peraturan yang berlaku.
SETELAH KUSTODI
P350.5 Anggota yang dipercayai untuk menyimpan uang atau aset lain milik pihak lain harus:
a) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk penyimpanan dan
pembukuan aset tersebut;
b) Menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset pribadi atau aset Kantor;
c) Menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang telah ditetapkan; dan
d) Setiap saat siap untuk mempertanggungjawabkan aset dan setiap penghasilan, dividen,
atau keuntungan yang dihasilkan, kepada siapapun yang berhak atas pembukuan
tersebut.
SEKSI 360
RESPONS ATAS KETIDAKPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
TUJUAN ANGGOTA TERKAIT KETIDAKPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

360.4 Ciri pembeda profesi akuntansi adalah kesediaannya menerima tanggung jawab bertindak
untuk kepentingan publik. Ketika merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan
ketidakpatuhan, tujuan dari Anggota adalah:
a) Mematuhi prinsip integritas dan perilaku profesional;
b) Mengingatkan manajemen atau, jika tepat, pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola klien, untuk:
i. Memungkinkan mereka memperbaiki, memulihkan atau memitigasi
konsekuensi akibat dari ketidakpatuhan yang teridentifikasiatau terduga; atau
ii. Mencegah ketidakpatuhan sebelum terjadi; dan
c) Mengambil tindakan lanjutan yang tepat dalam melindungi kepentingan publik
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI
UMUM

360.5-A1 Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan (“ketidakpatuhan”) terdiri dari


tindakan penghilangan atau perbuatan, baik disengaja atau tidak disengaja, yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dilakukan oleh pihak-pihak berikut:
a. Klien
b. Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola klien
c. Manajemen klien; atau
d. Individu lain yang bekerja untuk atau di bawah arahan klien.
360.5-A2 Contoh peraturan perundang-undangan yang terkait dengan seksi ini termasuk yang
berhubungan dengan:
i. Kecurangan, korupsi, dan penyuapan.
ii. Pencucian uang, pendanaan teroris dan tindakan kriminal.
iii. Pasar dan perdagangan surat berharga.
iv. Perbankan dan produk dan jasa keuangan lainnya.
v. Perlindungan data.
vi. Liabilitas pajak dan pensiun serta pembayarannya.
vii. Perlindungan lingkungan.
viii. Kesehatan dan keselamatan publik.
360.5-A3 Ketidakpatuhan dapat mengakibatkan denda, litigasi, atau konsekuensi lain bagi klien, yang
berpotensi memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan. Terlebih penting,
ketidakpatuhan tersebut mungkin berdampak terhadap kepentingan publik yang lebih luas
yang berpotensi memunculkan bahaya besar bagi investor, kreditor, karyawan, atau
masyarakat umum. Untuk tujuan seksi ini, tindakan yang menyebabkan bahaya besar tersebut
adalah tindakan yang menghasilkan dampak kerugian keuangan atau nonkeuangan yang serius
bagi para pihak tersebut. Misalnya kecurangan yang mengakibatkan kerugian keuangan yang
signifikan bagi investor, dan pelanggaran peraturan dan perundang-undangan mengenai
lingkungan yang membahayakan kesehatan atau keselamatan karyawan atau publik.

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA KELOLA
360.8-A1 Manajemen, dengan pengawasan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa aktivitas bisnis klien dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola juga
bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan menangani setiap ketidakpatuhan, bersama
dengan:
a) Klien;
b) Individu yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas;
c) Anggota manajemen; atau
d) Individu lain yang bekerja untuk atau di bawah arahan klien.
TANGGUNG JAWAB SEMUA ANGGOTA
P360.9 Ketika Anggota menyadari tentang permasalahan yang tercakup pada seksi ini, langkah yang
dilakukan oleh Anggota untuk mematuhi seksi ini harus dilakukan secara tepat waktu. Dalam
melakukan langkah yang tepat waktu, Anggota harus memperhatikan sifat permasalahan dan
bahaya potensial bagi kepentingan entitas, investor, kreditor, karyawan atau masyarakat
umum.
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
P360.10 Jika Anggota yang ditugaskan untuk melakukan audit atas laporan keuangan mengetahui
informasi mengenai ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, maka Anggota harus
memperoleh pemahaman atas permasalahan tersebut. Pemahaman tersebut harus mencakup
sifat ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dan keadaan ketika hal tersebut telah terjadi
atau mungkin terjadi.
P360.11 Jika Anggota mengidentifikasi atau menduga bahwa ketidakpatuhan telah terjadi atau mungkin
terjadi, maka Anggota harus membahas permasalahan tersebut dengan level manajemen yang
tepat dan, jika perlu, dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
P360.12 Jika Anggota meyakini bahwa manajemen terlibat ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan,
maka Anggota harus membahas permasalahan tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola.
MENGATASI PERMASALAHAN
P360.13 Dalam membahas ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dengan manajemen dan, jika
tepat, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, maka Anggota harus memberikan advis
kepada mereka untuk mengambil tindakan yang sesuai dan tepat waktu, jika pihak-pihak
tersebut belum melakukannya, untuk:
a) Memperbaiki, memulihkan, atau memitigasi konsekuensi dari ketidakpatuhan;
b) Mencegah perbuatan ketidakpatuhan ketika hal tersebut belum terjadi; atau
c) Mengungkapkan permasalahan tersebut kepada otoritas yang berwenang jika
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan atau jika dianggap perlu dalam
melindungi kepentingan publik.
P360.14 Anggota harus mempertimbangkan apakah manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola memahami tanggung jawab mereka terhadap peraturan perundang-undangan
sehubungan dengan ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan.
P360.15 Anggota harus mematuhi:
a) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk ketentuan
pelaporan ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terhadap otoritas yang
berwenang; dan
b) Persyaratan berdasarkan standar audit, termasuk yang berkaitan dengan:
i. Identifikasi dan respons atas ketidakpatuhan, termasuk kecurangan
ii. Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
iii. Pertimbangan implikasi atas ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan
terhadap laporan auditor.
KOMUNIKASI TERKAIT GRUP
P360.16 Jika Anggota menyadari ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terkait dengan komponen
dari suatu grup pada salah satu dari dua situasi berikut, maka Anggota harus
mengomunikasikan permasalahan tersebut kepada rekan perikatan grup, kecuali dilarang oleh
peraturan perundang-undangan:
a) Anggota, untuk tujuan audit atas laporan keuangan grup, diminta oleh tim perikatan
grup untuk melakukan pekerjaan atas informasi keuangan yang terkait dengan
komponen tersebut; atau
b) Anggota ditugaskan untuk melakukan audit atas laporan keuangan komponen tersebut
untuk tujuan selain audit grup, misalnya, audit berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku. Komunikasi kepada rekan perikatan grup harus diperlakukan sebagai
tambahan untuk merespons atas permasalahan tersebut sesuai dengan ketentuan
dalam seksi ini.
P360.17 Jika rekan perikatan grup menyadari ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dalam proses
audit atas laporan keuangan grup, maka rekan perikatan grup harus mempertimbangkan
apakah permasalahan tersebut relevan dengan satu atau beberapa komponen yang:
a) Informasi keuangannya digunakan untuk tujuan audit atas laporan keuangan grup; atau
b) Laporan keuangannya diperlukan untuk tujuan selain audit grup, misalnya, suatu audit
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Pertimbangan tersebut merupakan tambahan untuk menanggapi permasalahan dalam konteks
audit grup sesuai dengan ketentuan dalam seksi ini
P360.18 Jika ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan mungkin relevan bagi satu atau lebih dari
komponen yang ditentukan dalam paragraf P360.17(a) dan (b), maka rekan perikatan grup
harus melakukan langkah-langkah agar permasalahan tersebut dikomunikasikan kepada pihak
yang melakukan pekerjaan di komponen tersebut, kecuali dilarang oleh peraturan perundang-
undangan. Jika perlu, rekan perikatan grup harus melakukan permintaan informasi yang tepat
(baik dari manajemen atau dari informasi yang tersedia untuk publik) dalam menentukan
apakah komponen yang relevan yang ditentukan dalam paragraf P360.17(b) termasuk dalam
cakupan audit dan, jika demikian, harus memastikan identitas auditor sepanjang dapat
dilakukan.

MENENTUKAN PERLU TIDAKNYA TINDAKAN LANJUTAN

P360.19 Anggota harus menilai ketepatan respons manajemen dan, jika dapat diterapkan, pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola.
360.19-A1 Faktor relevan yang perlu dipertimbangkan dalam menilai ketepatan respons manajemen dan,
jika berlaku, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola termasuk apakah:
a) Responsnya tepat waktu.
b) Ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan telah diinvestigasi secara memadai.
c) Tindakan telah, atau sedang, dilakukan untuk memperbaiki, memulihkan, atau
mengurangi konsekuensi dari setiap ketidakpatuhan.
d) Tindakan telah, atau sedang, dilakukan untuk mencegah perbuatan dari setiap
ketidakpatuhan yang belum terjadi.
e) Langkah yang tepat telah, atau sedang, diambil untuk mengurangi risiko terjadinya
kembali, misalnya, pengendalian atau pelatihan tambahan.
f) Ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan telah diungkapkan kepada otoritas yang
tepat jika diperlukan dan, jika demikian, apakah pengungkapan cukup memadai.
P360.20 Mengingat respons manajemen dan, jika berlaku, pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola, maka Anggota harus menentukan apakah tindakan lanjutan diperlukan dalam
melindungi kepentingan publik
360.20-A1 Penentuan apakah tindakan lanjutan diperlukan, serta sifat dan luasnya, akan bergantung pada
berbagai faktor, termasuk:
a) Kerangka hukum dan peraturan perundang-undangan.
b) Urgensi situasi.
c) Pervasifnya permasalahan terhadap keseluruhan klien tersebut.
d) Apakah Anggota terus memiliki keyakinan terhadap integritas manajemen dan, jika
berlaku, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
e) Apakah ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan kemungkinan akan terjadi lagi.
f) Apakah terdapat bukti yang kredibel tentang bahaya yang berpotensi besar atau
potensial terhadap kepentingan entitas, investor, kreditor, karyawan atau masyarakat
umum.
P360.21 Anggota harus menerapkan pertimbangan profesional dalam menentukan perlunya, serta sifat
dan luasnya, tindakan lanjutan. Dalam penentuan tersebut, Anggota harus mempertimbangkan
apakah pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai cenderung
menyimpulkan bahwa Anggota telah bertindak dengan tepat dalam melindungi kepentingan
publik.
360.21-A1 Tindakan lanjutan yang mungkin dilakukan oleh Anggota meliputi:
a) Mengungkapkan permasalahan tersebut kepada otoritas yang berwenang walaupun
tidak terdapat ketentuan peraturan perundang36 undangan untuk melakukannya.
b) Menarik diri dari perikatan dan hubungan profesional yang diizinkan oleh peraturan
perundang-undangan.
P360.22 Jika Anggota telah menarik diri dari hubungan profesional sesuai dengan paragraf P360.20 dan
360.21-A1, maka Anggota harus, atas dasar permintaan Anggota yang diusulkan sesuai dengan
paragraf P320.8, memberikan semua fakta yang relevan dan informasi lain mengenai
ketidakpatuhan yang teridentifikasi atau dugaan ketidakpatuhan kepada Anggota yang
diusulkan. Anggota praktisi pendahulu harus melakukannya, bahkan dalam keadaan yang
disebutkan dalam paragraf P320.8(b) ketika klien tidak atau menolak untuk memberikan izin
kepada Anggota praktisi pendahulu untuk mendiskusikan urusan klien dengan Anggota yang
diusulkan, kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan.
P360.23 Jika Anggota yang diusulkan tidak dapat berkomunikasi dengan Anggota praktisi pendahulu,
maka Anggota yang diusulkan harus melakukan langkah-langkah yang memadai untuk
memperoleh informasi tentang keadaan atas perubahan penunjukan dengan cara lain.
360.23-A1 Cara lain untuk mendapatkan informasi tentang keadaan atas perubahan penunjukan
mencakup wawancara dengan pihak ketiga atau melakukan investigasi terhadap latar belakang
manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
PENENTUAN APAKAH MENGUNGKAPKAN PERMASALAHAN KEPADA OTORITAS YANG
BERWENANG
P360.26 Jika Anggota menentukan bahwa pengungkapan ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan
terhadap otoritas yang berwenang merupakan tindakan yang tepat dalam situasi tersebut,
maka pengungkapan diperkenankan sesuai dengan Kode Etik paragraf P114.1(d). Ketika
membuat pengungkapan tersebut, Anggota harus bertindak dengan itikad baik dan berhati-hati
ketika membuat pernyataan dan asersi. Anggota juga harus mempertimbangkan apakah tepat
untuk menginformasikan kepada klien tentang intensi Anggota sebelum mengungkapkan
permasalahan tersebut.
P360.27 Dalam keadaan luar biasa, Anggota mungkin menjadi sadar bahwa tindakan nyata atau yang
dimaksudkan dan meyakini dengan didukung alasan, merupakan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan yang menyebabkan kerugian besar bagi investor, kreditur,
karyawan atau masyarakat umum. Setelah mempertimbangkan apakah tepat untuk membahas
permasalahan tersebut dengan manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
dalam organisasi tempatnya bekerja, maka Anggota harus menerapkan pertimbangan
profesional dan menentukan apakah akan mengungkapkan permasalahan tersebut segera
kepada otoritas yang berwenang untuk mencegah atau mengurangi konsekuensi pelanggaran
yang akan segera terjadi. Jika pengungkapan dilakukan, maka pengungkapan tersebut
diperkenankan sesuai dengan Kode Etik paragraf P114.1(d).
DOKUMENTASI
P360.28 Sehubungan dengan ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan yang termasuk dalam ruang
lingkup seksi ini, Anggota harus mendokumentasikan:
• Bagaimana manajemen dan, jika dapat diterapkan, pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola merespons permasalahan tersebut.
• Tindakan yang dipertimbangkan Anggota, pertimbangan yang dibuat, dan keputusan yang
diambil, dengan memperhatikan pengujian pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi
yang memadai.
• Bagaimana Anggota meyakini bahwa ia telah memenuhi tanggung jawab yang ditetapkan
dalam paragraf P360.20.
JASA PROFESIONAL SELAIN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
P360.29 Jika Anggota yang ditugaskan untuk melakukan jasa profesional selain audit atas laporan
keuangan menyadari bahwa informasi mengenai ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan,
maka Anggota harus memperoleh pemahaman atas permasalahan tersebut. Pemahaman
tersebut harus mencakup sifat dari ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dan keadaan
ketika hal tersebut telah terjadi atau mungkin terjadi.
P360.30 Jika Anggota mengidentifikasi atau menduga bahwa ketidakpatuhan telah terjadi atau mungkin
terjadi, maka Anggota harus membahas permasalahan tersebut dengan level manajemen yang
tepat. Jika Anggota memiliki akses kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, maka
Anggota juga harus mendiskusikan permasalahan tersebut dengan mereka, jika perlu.

KOMUNIKASI PERMASALAHAN KEPADA AUDITOR EKSTERNAL

P360.31 Jika Anggota melakukan jasa selain audit untuk:


(a) Klien audit Kantor; atau
(b) Komponen dari klien audit Kantor,
maka Anggota harus mengkomunikasikan ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dalam
Kantor, kecuali dilarang peraturan perundang undangan. Komunikasi harus dilakukan sesuai
dengan protokol atau prosedur Kantor. Jika tidak ada protokol dan prosedur tersebut, maka
dilakukan secara langsung kepada rekan perikatan audit.
P360.32 Jika Anggota melakukan jasa selain audit untuk:
(a) Klien audit dari jaringan Kantor; atau
(b) Komponen dari klien audit jaringan Kantor, maka Anggota harus mempertimbangkan
apakah mengkomunikasikan ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan kepada jaringan
Kantor. Komunikasi yang dilakukan harus sesuai dengan protokol atau prosedur dari jaringan
Kantor. Jika tidak ada protokol dan prosedur tersebut, maka komunikasi dilakukan secara
langsung kepada rekan perikatan audit.
P360.33 Jika Anggota melakukan jasa selain audit untuk klien yang bukan merupakan:
(a) Klien audit Kantor atau jaringan Kantor; atau
(b) Komponen dari klien audit Kantor, atau jaringan Kantor, maka Anggota harus
mempertimbangkan apakah mengomunikasikan ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan
kepada Kantor yang merupakan auditor eksternal klien, jika ada.
TUJUAN KOMUNIKASI
360.35-A1 Dalam keadaan yang dibahas dalam paragraf P360.31 hingga P360.33, tujuan komunikasi
adalah agar rekan perikatan audit terinformasikan mengenai ketidakpatuhan atau dugaan
ketidakpatuhan serta, menentukan apakah dan bagaimana mengatasi hal tersebut sesuai
dengan ketentuan dalam seksi ini.
MEMPERTIMBANGKAN PERLU TIDAKNYA TINDAKAN LANJUTAN

P360.36 Anggota juga harus mempertimbangkan perlu tidaknya melakukan tindakan lanjutan diperlukan
demi kepentingan publik.
P360.37 Jika Anggota menentukan bahwa pengungkapan ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan
terhadap otoritas berwenang merupakan tindakan yang tepat dalam keadaan demikian, maka
pengungkapan tersebut diperkenankan sesuai dengan Kode Etik paragraf P114.1(d). Ketika
membuat pengungkapan tersebut, Anggota harus bertindak dengan iktikad baik dan berhati-
hati ketika membuat pernyataan dan asersi. Anggota juga harus mempertimbangkan apakah
tepat untuk menginformasikan kepada klien tentang intensi Anggota sebelum mengungkapkan
permasalahan tersebut.
PELANGGARAN YANG MUNGKIN SEGERA TERJADI

P360.38 Dalam keadaan luar biasa, Anggota mungkin menyadari akan tindakan nyata atau yang
dimaksudkan bahwa Anggota memiliki alasan untuk meyakini permasalahan tersebut
merupakan pelanggaran peraturan perundang undangan yang menyebabkan kerugian besar
bagi investor, kreditur, karyawan, atau masyarakat umum. Setelah mempertimbangkan apakah
tepat untuk membahas permasalahan tersebut dengan manajemen atau pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola entitas, maka Anggota harus melakukan pertimbangan
profesional dan menentukan apakah akan mengungkapkan permasalahan tersebut segera
kepada otoritas berwenang untuk mencegah atau mengurangi konsekuensi pelanggaran yang
akan segera terjadi. Jika pengungkapan dilakukan, pengungkapan tersebut diperkenankan
sesuai dengan Kode Etik paragraf P114.1(d).

5. BAGIAN 4A
INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN AUDIT DAN PERIKATAN REVIU
SEKSI 400
PENERAPAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL UNTUK INDEPENDENSI DALAM 7 PERIKATAN
AUDIT DAN PERIKATAN REVIU
UMUM

400.1 Dalam melindungi kepentingan publik dan diharuskan oleh Kode Etik,
Anggota yang berpraktik melayani publik harus independen ketika
melakukan perikatan audit atau perikatan reviu.
400.30-A1 Periode perikatan dimulai ketika tim audit mulai melakukan audit. Periode
perikatan berakhir ketika laporan audit diterbitkan. Ketika perikatan bersifat
berulang, maka periode perikatan berakhir ketika terdapat pemberitahuan
dari salah satu pihak bahwa hubungan profesional telah berakhir atau
laporan audit telah diterbitkan.
P400.31 Jika suatu entitas menjadi klien audit selama atau setelah periode yang
dicakup oleh laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor,
harus ditentukan oleh Kantor apakah ancaman terhadap independensi
muncul karena:
i. Hubungan keuangan atau hubungan bisnis dengan klien audit
selama atau setelah periode yang dicakup oleh laporan keuangan
tetapi sebelum menerima perikatan audit;
ii. Jasa sebelumnya yang diberikan kepada klien audit oleh Kantor
tersebut atau jaringan Kantornya.
400.31-A1 Ancaman terhadap independensi muncul ketika jasa non-asurans diberikan
kepada klien audit selama atau setelah periode yang dicakup oleh laporan
keuangan, tetapi sebelum tim audit mulai melakukan audit, dan jasa non
asurans tidak diizinkan selama periode perikatan.

Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola

400.40-A2 Bahkan ketika tidak disyaratkan oleh Kode Etik, standar profesional, dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, komunikasi secara teratur
dianjurkan antara Kantor dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
klien mengenai hubungan dan hal lain yang mungkin berdasarkan opini
Kantor, yang secara rasional mengandung independensi.

Jaringan Kantor

P400.51 Suatu jaringan Kantor harus independen dari klien audit Kantor lain dalam
jaringan Kantor tersebut seperti yang diharuskan oleh bagian ini.

Merger dan Akuisisi

400.70-A1 Entitas mungkin menjadi entitas berelasi dengan klien audit karena merger
atau akuisisi. Ancaman terhadap independensi dan, oleh karena itu,
ancaman terhadap kemampuan Kantor untuk melanjutkan perikatan audit
mungkin muncul akibat kepentingan atau hubungan pada saat ini atau
sebelumnya antara Kantor atau jaringan Kantor dengan entitas berelasi
tersebut.
Jika, setelah berdiskusi sebagaimana dijelaskan dalam paragraf P400.72(b),
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola meminta Kantor tersebut
untuk melanjutkan sebagai auditor, Kantor tersebut harus melakukannya
hanya jika:
i. Kepentingan atau hubungan tersebut akan diakhiri sesegera
mungkin, namun tidak lebih lambat dari 6 (enam) bulan setelah
tanggal efektif merger atau akuisisi;
ii. Setiap individu yang memiliki kepentingan atau hubungan seperti
itu, termasuk yang telah muncul melalui pelaksanaan jasa non-
asurans yang tidak diperkenankan oleh Seksi 600 dan subseksinya,
tidak akan 36 menjadi anggota tim perikatan audit atau individu
yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan;
iii. Tindakan transisi akan diterapkan, seperlunya, dan didiskusikan
dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
Pelanggaran atas Ketentuan Independensi untuk Perikatan Audit dan Perikatan Reviu

P400.80 Jika Kantor menyimpulkan bahwa pelanggaran atas persyaratan dalam 46


bagian ini terjadi, maka Kantor harus:
i. Mengakhiri, menangguhkan, atau menghilangkan kepentingan atau
hubungan yang memunculkan pelanggaran dan mengatasi
konsekuensi dari pelanggaran tersebut;
ii. Mempertimbangkan apakah terdapat persyaratan peraturan
perundang - undangan lain yang berlaku untuk pelanggaran
tersebut dan mematuhi serta melaporkan jika pelanggran tersebut
merupakan praktik yang lazim dilakukan sesuai peraturan yang
berlaku
iii. Mengomunikasikan segera pelanggaran tersebut sesuai dengan
kebijakan dan prosedur
iv. Mengevaluasi signifikansi pelanggaran dan dampaknya terhadap
objektivitas Kantor dan kemampuan untuk menerbitkan laporan
audit;
v. Bergantung pada signifikansi pelanggaran, menentukan:
a. Apakah mengakhiri perikatan audit tersebut; atau
b. Apakah mungkin untuk melakukan tindakan yang
memuaskan untuk mengatasi konsekuensi pelanggaran
tersebut dan apakah tindakan tersebut dapat dilakukan dan
tepat untuk keadaan tersebut.

Komunikasi Pelanggaran dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola

P800.84 Sehubungan dengan pelanggaran, Kantor harus berkomunikasi secara 18


tertulis kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola:

Pelanggaran Sebelum Laporan Audit Diterbitkan

P400.86 Jika pelanggaran terjadi sebelum laporan audit diterbitkan, maka Kantor
harus mematuhi ketentuan bagian 4A dalam pengevaluasian signifikansi
pelanggaran dan dampaknya terhadap objektivitas Kantor tersebut dan
kemampuannya untuk menerbitkan laporan audit pada periode berjalan.

SEKSI 410
IMBALAN
Besaran Relatif Imbalan

410.3-A1 Ketika total imbalan yang dihasilkan dari suatu klien audit dari Kantor yang
menyatakan opini audit merupakan sebagian besar dari total imbalan
Kantor tersebut, maka ketergantungan terhadap klien tersebut dan
kekhawatiran akan kehilangan klien tersebut akan memunculkan ancaman
kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi.
Apabila klien audit adalah entitas dengan akuntabilitas publik dan, selama
dua tahun berturut-turut, total imbalan dari klien tersebut dan entitas
berelasinya mencerminkan lebih dari 15% dari total imbalan yang diterima
oleh Kantor yang menerbitkan opini atas laporan keuangan klien, Kantor
harus:
i. Mengungkapkan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola klien audit mengenai fakta bahwa total imbalan tersebut
mencerminkan lebih dari 15% dari total imbalan yang diterima oleh
Kantor tersebut; dan
ii. Mendiskusikan apakah salah satu tindakan berikut dapat merupakan
pengamanan untuk mengatasi ancaman yang muncul atas total
imbalan yang diterima Kantor dari klien
a. Sebelum opini audit pada tahun kedua atas laporan
keuangan diterbitkan, Anggota yang bukan merupakan
bagian dari Kantor yang menerbitkan opini atas laporan
keuangan, melakukan penelaahan pengendalian mutu
perikatan terhadap perikatan tersebut;
b. Setelah opini audit pada tahun kedua atas laporan
keuangan diterbitkan, dan sebelum opini audit pada tahun
ketiga atas laporan keuangan diterbitkan, Anggota yang
bukan anggota dari Kantor yang menyatakan opini atas
laporan keuangan.

Imbalan yang Telah Lewat Jatuh Tempo

410.7-A1 Ancaman kepentingan pribadi mungkin muncul jika sebagian imbalan yang
signifikan belum dibayar sebelum laporan audit tahun berikutnya
diterbitkan. Secara umum diharapkan bahwa Kantor akan mensyaratkan
pembayaran imbalan tersebut sebelum laporan audit tersebut diterbitkan.
Persyaratan dan materi aplikasi yang diatur dalam Seksi 511 terkait dengan
pinjaman dan jaminan mungkin juga berlaku untuk situasi ketika terdapat
imbalan yang belum dibayar.

Imbalan Kontinjen

410.9-A1 Imbalan kontinjen adalah imbalan yang dihitung berdasarkan hasil transaksi
atau hasil dari jasa yang dihitung berdasarkan basis yang ditentukan
sebelumnya. Imbalan kontinjen yang dibebankan melalui perantara adalah
suatu imbalan kontinjen tidak langsung. Pada seksi ini, imbalan tidak
dianggap sebagai imbalan kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau
otoritas publik lainnya.
P410.10 Kantor tidak boleh membebankan suatu imbalan kontinjen, baik secara
langsung atau tidak langsung untuk suatu perikatan audit.

SEKSI 411
KEBIJAKAN KOMPENSASI DAN EVALUASI
Umum

411.3-A1 Ketika seorang anggota tim audit untuk suatu klien audit tertentu dievaluasi
atau diberi kompensasi berdasarkan penjualan jasa non-asurans kepada
klien audit tersebut, level ancaman kepentingan pribadi akan bergantung
pada:
i. Berapa proporsi kompensasi atau evaluasi didasarkan pada
penjualan jasa tersebut;
ii. Peran individu dalam tim audit; dan
iii. Apakah penjualan jasa non-asurans tersebut memengaruhi
keputusan promosi.
P411.4 Kantor tidak boleh mengevaluasi atau memberi kompensasi kepada seorang
rekan audit utama berdasarkan keberhasilan rekan tersebut dalam menjual
jasa non-asurans kepada klien audit rekan tersebut. Pengaturan tersebut
tidak menghalangi pengaturan pembagian keuntungan normal antara para
rekan dari suatu Kantor.

SEKSI 420
HADIAH DAN KERAMAHTAMAHAN

P420.3 Kantor, jaringan Kantor, atau anggota tim audit tidak boleh menerima
hadiah dan keramahtamahan dari klien audit, kecuali nilainya kecil dan tidak
berdampak.

SEKSI 430
LITIGASI AKTUAL ATAU ANCAMAN LITIGASI

430.3-A1 Hubungan antara manajemen klien dan anggota tim audit harus
digambarkan dengan keterbukaan dan pengungkapan secara lengkap
mengenai semua aspek dari operasi bisnis klien. Posisi berseberangan
mungkin merupakan hasil dari litigasi aktual atau litigasi yang mengancam
antara klien audit dan Kantor, jaringan Kantor atau anggota tim audit. Posisi
berseberangan tersebut dapat memengaruhi kemauan manajemen untuk
membuat pengungkapan lengkap dan memunculkan ancaman kepentingan
pribadi dan ancaman intimidasi.

SEKSI 510
KEPENTINGAN KEUANGAN

P510.4 kepentingan keuangan langsung atau kepentingan keuangan tidak langsung


yang material atas klien audit tidak boleh dimiliki oleh:
a. Kantor atau jaringan Kantor;
b. Anggota tim audit, atau setiap anggota keluarga inti dari individu
tersebut;
c. Rekan lain pada kantor yang merupakan tempat rekan perikatan
untuk berpraktik dalam kaitannya dengan perikatan audit tersebut,
atau anggota keluarga inti dari rekan lainnya; atau
d. Rekan atau karyawan manajerial lain yang memberikan jasa selain
audit kepada klien audit, kecuali keterlibatan individu tersebut
minimal, atau setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut.

Kepentingan Keuangan Pada Entitas Pengendali Klien Audit

P510.6 Ketika entitas memiliki kepentingan pengendali terhadap klien audit dan
klien audit tersebut adalah material bagi entitas, baik Kantor, jaringan
Kantor, anggota tim audit, atau setiap anggota keluarga inti dari individu
tersebut, tidak boleh memiliki kepentingan keuangan yang material, baik
secara langsung atau tidak langsung terhadap entitas tersebut.

Kepentingan Keuangan yang Sama dengan Klien Audit

P510.7 Kantor, atau jaringan Kantor, atau seorang anggota tim audit, atau setiap
anggota keluarga inti dari individu tersebut tidak boleh memiliki
kepentingan keuangan pada suatu entitas ketika klien audit juga memiliki
kepentingan keuangan pada entitas tersebut, kecuali:
i. Kepentingan keuangan tersebut tidak material
ii. Klien audit tidak dapat menggunakan pengaruh signifikan terhadap
entitas tersebut.

Kepentingan Keuangan yang Diterima secara Tidak Sengaja

P510.9 Jika Kantor, jaringan Kantor, rekan, karyawan dari Kantor dan/atau jaringan
Kantor, atau setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut, menerima
suatu kepentingan keuangan langsung atau suatu kepentingan keuangan
tidak langsung yang material pada suatu klien audit melalui warisan, hadiah,
hasil dari merger, atau dalam keadaan yang serupa dan kepentingan
tersebut tidak diperkenankan untuk dimiliki berdasarkan seksi ini, maka:
i. kepentingan keuangan tidak langsung harus dilepas sehingga
kepentingan yang tersisa tidak lagi material
ii. Jika kepentingan keuangan diterima oleh seorang individu
yangbukan merupakan anggota tim audit, atau oleh anggota
keluarga inti dari individu, kepentingan keuangan harus dilepas
sesegera mungkin, atau dalam jumlah cukup harus dilepas
sehingga kepentingan tersebut tidak lagi material;
iii. Menunda pelepasan kepentingan keuangan, jika perlu Kantor
harus mengatasi ancaman yang muncul.

SEKSI 511
PINJAMAN DAN JAMINAN

P511.4 Kantor, jaringan Kantor, anggota tim audit, atau keluarga inti tidak boleh
memberikan atau menjaminkan suatu pinjaman kepada klien audit kecuali
pinjaman atau jaminan tersebut tidak material
P511.5 Kantor, jaringan Kantor, anggota tim audit, atau keluarga inti, tidak boleh
menerima pinjaman, atau memberikan jaminan suatu pinjaman, dari klien
audit yang merupakan bank atau institusi serupa, kecuali pinjaman atau
jaminan tersebut dibuat berdasarkan prosedur, persyaratan, dan ketentuan
pinjaman yang normal.
P511.7 Kantor, jaringan Kantor, anggota tim audit, atau setiap keluarga inti dari
individu tersebut, tidak boleh menerima pinjaman dari atau memiliki
pinjaman yang dijaminkan oleh klien audit yang bukan bank atau institusi
yang serupa, kecuali pinjaman atau jaminan tidak material untuk:

SEKSI 520
HUBUNGAN BISNIS

P520.4 Kantor, jaringan Kantor atau anggota tim audit tidak boleh memiliki
hubungan bisnis yang erat dengan klien audit atau manajemennya, kecuali
jika kepentingan keuangan tersebut tidak material dan hubungan bisnis
tidak signifikan terhadap klien atau manajemennya dan Kantor, jaringan
Kantor atau anggota tim audit, jika dapat diterapkan.
P520.5 Anggota dan klien tidak boleh memiliki hubunga bisnis yang melibatkan
kepemilikan ata suatu kepentingan dalam entitas tertutup ketika kelompok
dari klien tersebut memiliki kepentingan dalam entitas tersbut juga.
520.6-A1 Pembelian barang dan jasa dari klien audit oleh Kantor, jaringan Kantor,
anggota tim audit, atau setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut
biasanya tidak memunculkan ancaman terhadap independensi jika transaksi
tersebut dilakukan dalam transaksi bisnis yang normal dalam suatu
transaksi yang wajar. Namun demikian, transaksi tersebut mungkin
berdasarkan sifat dan besarnya dapat menciptakan ancaman kepentingan
pribadi.

SEKSI 521
HUBUNGAN KELUARGA DAN PRIBADI

521.4-A1 Ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan atau ancaman


intimidasi muncul ketika anggota keluarga inti dari anggota tim audit adalah
karyawan yang memiliki posisi untuk memberikan pengaruh yang signifikan
atas posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas klien.
P521.5 Individu keluarga inti tidak boleh berpartisipasi sebagai anggota tim audit
ketika atau setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut adalah:
i. Direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif klien audit;
ii. Karyawan dalam posisi memberikan pengaruh yang signifikan atas
penyusunan catatan akuntansi klien atau laporan keuangan yang
akan diberikan opini oleh kantor
iii. Berada pada posisi seperti itu selama periode apapun yang dicakup
oleh perikatan atau laporan keuangan.
P521.8 Rekan dan karyawan Kantor harus berkonsultasi sesuai dengan kebijakan
dan prosedur Kantor jika mereka mengetahui hubungan pribadi atau
keluarga antara:
i. Seorang rekan atau karyawan dari Kantor atau jaringan Kantornya
yang bukan anggota tim audit;
ii. Direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien audit atau
karyawan klien audit dalam posisi memberi pengaruh yang signifikan
atas penyusunan catatan akuntansi klien atau laporan keuangan yang
akan diberikan opini oleh Kantor.

SEKSI 522
PERNAH BEKERJA PADA KLIEN AUDIT

P522.3 Tim audit tidak boleh memasukkan individu yang selama periode yang 23
dicakup oleh laporan audit:
i. Pernah menjabat sebagai direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif
dari klien audit; atau
ii. Pernah bekerja sebagai karyawan dengan posisi untuk memberikan
pengaruh yang signifikan atas penyusunan catatan akuntansi klien
atau laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor.

SEKSI 523
RANGKAP JABATAN SEBAGAI DIREKTUR, KOMISARIS, ATAU PEJABAT EKSEKUTIF 4 KLIEN
AUDIT

P523.3 Rekan atau karyawan Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh bertindak
sebagai direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien audit Kantor.
P523.4 Rekan atau karyawan Kantor atau jaringan Kantornya tidak boleh bertindak
sebagai Sekretaris Perusahaan untuk klien audit Kantor, kecuali:
i. Diizinkan oleh ketentuan yang berlaku
ii. Manajemen membuat semua keputusan yang relevan;
iii. Tugas dan aktivitas yang dilakukan terbatas pada aktivias yang
bersifat rutin dan administratif, seperti menyiapkan notulen dan
menyiapkan laporan kepada otoritas.

SEKSI 524
PEKERJAAN DENGAN KLIEN AUDIT

P524.5 Kantor atau jaringan Kantor harus memiliki kebijakan dan prosedur yang
mensyaratkan anggota tim audit untuk menginformasikan kepada Kantor
atau jaringan Kantor ketika menegosiasikan pekerjaan dengan klien audit.
P524.4 Kantor harus memastikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
Kantor atau jaringan Kantor dan Hubungan yang signifikan yang masih ada
antara Kantor atau jaringan Kantor dan individu
P524.6 & 7 jika seseorang yang merupakan rekan audit utama atau rekan
seneior/pemimpin rekan terkait dengan klien audit yang merupakan entitas
dengan akuntabilitas publik bergabung dengan klien sebagai:
i. Direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif;
ii. Karyawan yang memiliki posisi untuk memberikan pengaruh yang
signifikan atas penyusunan catatan akuntansi klien atau laporan
keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor,
Maka indpendensi dikompromikan
P524.8 independensi tidak dikompromikan jika kondisi yang ditetapkan dalam
paragraf tersebut muncul sebagai hasil dari kombinasi bisnis

SEKSI 525
PENUGASAN PERSONEL SEMENTARA

P525.4 Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh meminjamkan personel kepada
klien audit

SEKSI 540
HUBUNGAN YANG BERLANGSUNG LAMA ANTARA PERSONEL (TERMASUK ROTASI 4
REKAN) DENGAN KLIEN AUDIT

540.3-A2 Ancaman kepentingan pribadi dapat muncul sebagai akibat dari


kekhawatiran individu akan kehilangan klien lama atau kepentingan dalam
mempertahankan hubungan pribadi yang erat dengan anggota manajemen
senior atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Ancaman seperti
itu mungkin memengaruhi pertimbangan individu tersebut secara tidak
tepat.
540.3-A5 Contoh tindakan yang dapat menghilangkan ancaman kedekatan dan
ancaman kepentingan pribadi yang muncul karena individu yang terlibat
dalam perikatan selama periode waktu yang panjang adalah dengan
merotasi individu tersebut dari tim audit.
P540.8 Maksimal kantor memberikan jasa kepada klien adalah 7 tahun

SEKSI 600
PENYEDIAAN JASA NON-ASURANS KEPADA KLIEN AUDIT

P600.4 Sebelum Kantor atau jaringan Kantornya menerima perikatan untuk


memberikan jasa non-asurans kepada klien audit, Kantor harus menentukan
apakah pemberian jasa tersebut dapat memunculkan ancaman terhadap
independensi.
P600.7 Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh mengambil alih tanggung jawab 34
manajemen untuk klien audit.
P600.9 Jasa non-asurans yang diberikan, baik saat ini atau sebelumnya, oleh Kantor
atau jaringan Kantornya kepada klien audit mengompromikan independensi
Kantor ketika klien menjadi entitas dengan akuntabilitas publik

SEKSI 800
LAPORAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN KHUSUS YANG 4 MENCAKUP
PEMBATASAN DISTRIBUSI DAN PENGGUNAANNYA (PERIKATAN AUDIT 5 DAN PERIKATAN
REVIU)

P800.4 Apabila pengguna yang dituju adalah kelompok pengguna yang tidak
dapat diidentifikasi secara spesifik berdasarkan nama saat ketentuan
perikatan ditetapkan, maka Kantor harus membuat pengguna tersebut
menyadari bahwa modifikasi persyaratan independensi telah disetujui
oleh perwakilannya.
P800.6 Jika Kantor juga menerbitkan laporan audit yang tidak mencakup
pembatasan distribusi dan penggunaannya untuk klien yang sama, maka
Kantor harus menerapkan bagian 4A untuk perikatan audit tersebut.

6. BAGIAN 4B

INDEPENDENSI
DALAM PERIKATAN ASURANS SELAIN PERIKATAN AUDIT DAN PERIKATAN REVIU
SEKSI 900 PENERAPAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL UNTUK INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN
ASURANS SELAIN PERIKATAN AUDIT DAN PERIKATAN REVIU
PENDAHULUAN
UMUM

900.1 Bagian ini berlaku untuk perikatan asurans selain perikatan audit dan perikatan reviu (dikenal
sebagai “perikatan asurans” dalam Bagian ini).
Contoh perikatan tersebut meliputi:
• Audit atas unsur, akun, atau pos tertentu dari laporan keuangan.
• Asurans atas indikator kunci kinerja perusahaan.
900.4 Independensi terkait dengan prinsip objektivitas dan integritas, terdiri atas:
(a) Independensi dalam pemikiran - sikap mental pemikiran yang memungkinkan untuk
menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak terpengaruh oleh tekanan yang dapat
mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga memungkinkan individu bertindak
secara berintegritas serta menerapkan objektivitas dan skeptisisme profesional.
(b) Independensi dalam penampilan - penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan
sehingga pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai kemungkinan akan
menyimpulkan bahwa integritas, objektivitas, atau skeptisisme profesional dari Kantor, atau
seorang anggota tim asurans telah dikompomikan. Dalam bagian ini, individu atau Kantor yang
“independen” berarti bahwa individu atau Kantor tersebut telah memenuhi ketentuan pada
bagian ini.
URAIAN PERIKATAN ASURANS LAIN

900.7 Perikatan asurans dirancang untuk meningkatkan level kepercayaan pengguna yang dituju
tentang hasil evaluasi atau pengukuran hal pokok terhadap kriteria. Dalam perikatan asurans,
Kantor mengungkapkan kesimpulan yang dirancang untuk meningkatkan level kepercayaan
pengguna yang dituju (selain pihak yang bertanggung jawab) tentang hasil evaluasi atau
pengukuran hal pokok terhadap kriteria. Kerangka Asurans menjelaskan elemen dan tujuan dari
perikatan asurans dan mengidentifikasi perikatan dengan menerapkan Standar Perikatan
Asurans. Untuk mendeskripsikan unsur dan tujuan dari perikatan asurans, lihat Kerangka
Asurans.
900.8 Hasil evaluasi atau pengukuran hal pokok adalah informasi yang dihasilkan dari penerapan
kriteria terhadap hal pokok tersebut. Istilah “informasi hal pokok” digunakan untuk hasil
evaluasi atau pengukuran hal pokok. Contoh, Kerangka Perikatan Asurans menyatakan bahwa
suatu asersi tentang keefektivitasan pengendalian internal (informasi hal pokok) merupakan
hasil dari penerapan suatu kerangka untuk pengevaluasian keefektivitasan pengendalian
internal, seperti COSO atau CoCo (kriteria), terhadap pengendalian internal, sebuah proses (hal
pokok).

LAPORAN YANG MENCAKUP PEMBATASAN DISTRIBUSI DAN PENGGUNAANNYA


900.12 Laporan asurans mungkin mencakup pembatasan distribusi dan penggunaannya. Jika hal
tersebut terjadi dan ketentuan yang ditetapkan dalam Seksi 990 terpenuhi, maka persyaratan
independensi dalam bagian ini dapat dimodifikasi sebagaimana dijelaskan pada Seksi 990.
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI
UMUM

P900.14 Kantor yang melakukan perikatan asurans harus independen


P900.15 Kantor harus menerapkan kerangka kerja konseptual yang ditetapkan dalam Seksi 120 untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap independensi dalam
kaitannya dengan perikatan asurans.
JARINGAN KANTOR
P900.16 Ketika Kantor meyakini bahwa kepentingan dan hubungan jaringan Kantor dapat memunculkan
ancaman terhadap independensi Kantor, maka Kantor harus mengevaluasi dan mengatasi
ancaman tersebut.
ENTITAS BERELASI
P900.17 Ketika tim asurans mengetahui atau meyakini bahwa suatu hubungan atau keadaan yang
melibatkan entitas berelasi dari klien asurans relevan untuk evaluasi independensi Kantor
terhadap klien, maka tim asurans harus menyertakan entitas berelasi ketika mengidentifikasi,
mengevaluasi dan mengatasi ancaman terhadap independensi.
JENIS PERIKATAN ASURANS

P900.18 Ketika melakukan perikatan asurans berbasis asersi:


(a) Anggota tim asurans dan Kantor harus independen terhadap klien asurans (pihak yang
bertanggung jawab terhadap informasi hal pokok, dan mungkin bertanggung jawab atas hal
pokok sebagaimana dijelaskan di bagian ini. Persyaratan independensi yang dijelaskan di bagian
ini melarang hubungan tertentu antara anggota tim asurans dan (i) direktur, komisaris, atau
pejabat eksekutif, serta (ii) individu di klien memiliki posisi yang dapat memberikan pengaruh
signifikan atas informasi hal pokok;
(b) Kantor harus menerapkan kerangka kerja konseptual yang diatur di Seksi 120 terhadap
hubungan dengan individu dalam klien yang memiliki posisi untuk memberi pengaruh signifikan
atas hal pokok perikatan; dan
(c) Kantor harus mengevaluasi dan mengatasi setiap ancaman yang diyakini muncul dari
kepentingan dan hubungan jaringan Kantor.
P900.19 Ketika melakukan perikatan asurans berbasis asersi dan pihak yang bertanggung jawab atas
informasi hal pokok tetapi bukan hal pokok, maka:
(a) Anggota tim asurans dan Kantor harus independen dari pihak yang bertanggung jawab atas
informasi hal pokok (klien asurans); dan
(b) Kantor harus mengevaluasi dan mengatasi setiap ancaman yang diyakini muncul dari
kepentingan dan hubungan antara anggota tim asurans, Kantor, jaringan Kantor, dan pihak yang
bertanggung jawab 36 atas hal pokok.
PERIKATAN ASURANS PELAPORAN LANGSUNG

P900.20 Ketika melakukan perikatan asurans dengan pelaporan langsung:


(a) Anggota tim asurans dan Kantor harus independen dari klien asurans (pihak yang bertanggung
jawab atas hal pokok); dan
(b) Kantor harus mengevaluasi dan mengatasi ancaman terhadap independensi yang diyakini
muncul karena kepentingan dan hubungan jaringan Kantor.
PERIODE KETIKA INDEPENDENSI DISYARATKAN

P900.30 Independensi, sebagaimana yang disyaratkan pada bagian ini, harus dipertahankan selama:
(a) Periode perikatan; dan
(b) Periode yang dicakup oleh informasi hal pokok.
P900.31 Jika suatu entitas menjadi klien asurans selama atau setelah periode yang dicakup oleh informasi
hal pokok yang akan diberikan opini oleh Kantor, maka Kantor harus menentukan apakah
ancaman terhadap independensi muncul karena:
(a) Hubungan keuangan atau bisnis dengan klien asurans selama atau setelah periode yang
dicakup oleh informasi hal pokok tetapi sebelum menerima perikatan asurans; atau
(b) Jasa yang diberikan sebelumnya kepada klien asurans.
P900.32 Ancaman terhadap independensi muncul jika jasa non-asurans diberikan kepada klien asurans
selama, atau setelah periode yang dicakup oleh informasi hal pokok, tetapi sebelum tim asurans
mulai melakukan jasa asurans, dan jasa tersebut tidak diizinkan selama periode perikatan. Dalam
keadaan demikian, Kantor harus mengevaluasi dan mengatasi setiap ancaman terhadap
independensi yang muncul karena jasa tersebut. Jika ancaman tidak berada pada level yang
dapat diterima, maka Kantor hanya boleh menerima perikatan asurans jika ancaman dikurangi
pada level yang dapat diterima.
P900.33 Jika jasa non-asurans yang tidak diizinkan selama periode perikatan belum selesai dan tidak
praktis untuk menyelesaikan atau mengakhiri jasa sebelum dimulainya jasa profesional
sehubungan dengan perikatan asurans, maka Kantor hanya akan menerima perikatan asurans
jika:
(a) Kantor meyakini bahwa:
(i) Jasa non-asurans akan selesai dalam waktu singkat; atau
(ii) Klien memiliki perikatan di tempat untuk transisi jasa ke penyedia lain dalam waktu singkat;
(b) Kantor menerapkan pengamanan saat diperlukan selama periode jasa; dan
(c) Kantor membahas hal tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
DOKUMENTASI UMUM INDEPENDENSI UNTUK PERIKATAN ASURANS SELAIN PERIKATAN AUDIT
DAN PERIKATAN REVIU
P900.40 Kantor harus mendokumentasikan kesimpulan mengenai kepatuhan pada Bagian ini, dan
substansi dari setiap diskusi yang relevan yang mendukung kesimpulan tersebut. Khususnya:
A. Ketika pengamanan diterapkan untuk mengatasi suatu ancaman, Kantor harus
mendokumentasikan sifat ancaman dan pengamanan tersedia atau diterapkan; dan
B. Ketika suatu ancaman memerlukan analisis signifikan dan Kantor menyimpulkan bahwa
ancaman tersebut berada pada suatu level yang dapat diterima, maka Kantor tersebut
harus mendokumentasikan sifat ancaman dan alasan kesimpulan.
PELANGGARAN ATAS KETENTUAN INDEPENDENSI UNTUK PERIKATAN ASURANS SELAIN
PERIKATAN AUDIT DAN PERIKATAN REVIU
P900.50 Jika Kantor menyimpulkan bahwa pelanggaran persyaratan dalam bagian ini terjadi, maka Kantor
harus: (a) Mengakhiri, menangguhkan atau menghilangkan kepentingan atau hubungan yang
memunculkan pelanggaran; (b) Mengevaluasi signifikansi pelanggaran dan dampaknya terhadap
objektivitas Kantor dan kemampuan untuk menerbitkan laporan asurans; dan (c) Menentukan
apakah tindakan yang diambil dapat mengurangi konsekuensi dari pelanggaran tersebut secara
memuaskan. Dalam membuat keputusan tersebut, Kantor harus pertimbangan profesional dan
mempertimbangkan apakah pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai,
kemungkinan akan menyimpulkan bahwa objektivitas Kantor akan dikompromikan, dan oleh
karena itu, Kantor tidak dapat menerbitkan laporan asurans
SEKSI 905
IMBALAN
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI
P905.5 Ketika bagian imbalan signifikan telah jatuh tempo dari suatu klien asurans tidak dibayar dalam
jangka waktu yang lama, Kantor harus menentukan: (a) Apakah imbalan yang telah lewat jatuh
tempo setara dengan pinjaman kepada klien; dan (b) Apakah tepat bagi Kantor untuk ditunjuk
kembali atau melanjutkan perikatan asurans.
IMBALAN KONTIJEN

P905.7 Kantor tidak boleh membebankan suatu imbalan kontinjen, baik secara langsung atau tidak
langsung untuk suatu perikatan audit.
P905.8 Kantor tidak akan membebankan imbalan kontinjen secara langsung atau tidak langsung untuk
jasa non-asurans yang diberikan kepada klien asurans jika hasil dari jasa non-asurans, dan oleh
karena itu, jumlah imbalan, bergantung pada pertimbangan masa depan atau pertimbangan
kontemporer terkait dengan hal yang material terhadap informasi hal pokok dari perikatan
asurans
SEKSI 906
HADIAH DAN KERAMAHTAMAHAN
PERSYARATAN DAN MATERI APLIKASI

P906.3 Kantor atau anggota tim asurans tidak boleh menerima hadiah dan keramahtamahan dari klien
audit, kecuali nilainya kecil dan tidak berdampak.
SEKSI 910
KEPENTINGAN KEUANGAN
KEPENTINGAN KEUANGAN KANTOR, ANGGOTA TIM ASURANS, DAN KELUARGA INTI
P910.4 Kepentingan keuangan langsung atau kepentingan keuangan tidak langsung yang material
terhadap klien asurans tidak boleh dimiliki oleh: (a) Kantor; atau (b) Anggota tim asurans atau
atau setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut.
KEPENTINGAN KEUANGAN PADA ENTITAS PENGENDALI KLIEN ASURANS
P910.5 Ketika entitas memiliki kepentingan pengendali terhadap klien asurans dan klien tersebut adalah
material bagi entitas, baik Kantor, anggota tim asurans, atau setiap anggota keluarga inti dari
individu tersebut, tidak boleh memiliki kepentingan keuangan yang material, baik secara
langsung atau tidak langsung terhadap entitas tersebut.
KEPENTINGAN KEUANGAN SEBAGAI WALI AMANAT

P910.6 Paragraf P910.4 juga berlaku untuk kepentingan keuangan pada klien asurans yang dimiliki dalam
suatu trust ketika Kantor atau individu bertindak sebagai wali amanat, kecuali: (a) Tidak satupun
pihak berikut adalah penerima manfaat dari trust: wali amanat, anggota tim asurans atau atau
setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut, atau Kantor; (b) Kepentingan pada klien
asurans yang dimiliki oleh trust tidak material bagi trust tersebut; (c) Trust tidak dapat
memberikan pengaruh signifikan terhadap klien asurans; dan (d) Tidak satupun pihak berikut ini
dapat memengaruhi secara signifikan keputusan investasi yang melibatkan kepentingan
keuangan pada klien asurans, yaitu: wali amanat, anggota tim asurans atau setiap anggota
keluarga inti dari individu tersebut, atau Kantor.
KEPENTINGAN KEUANGAN YANG DITERIMA SECARA TIDAK SENGAJA

P910.7 Jika Kantor, anggota tim asurans, atau setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut,
menerima suatu kepentingan keuangan langsung atau suatu kepentingan keuangan tidak
langsung yang material pada suatu klien asurans melalui warisan, hadiah, hasil dari merger, atau
dalam keadaan yang serupa dan kepentingan tersebut tidak diperkenankan untuk dimiliki
berdasarkan seksi ini, maka:
(a) Jika kepentingan keuangan tersebut diterima oleh Kantor, maka kepentingan keuangan harus
segera dilepas, atau cukup kepentingan keuangan tidak langsung yang dilepas sehingga
kepentingan yang tersisa tidak lagi material; atau
(b) Jika kepentingan keuangan diterima oleh anggota tim asurans, oleh atau setiap anggota
keluarga inti dari individu tersebut, maka individu yang menerima kepentingan keuangan
tersebut harus segera melepas kepentingan keuangan, atau cukup melepas kepentingan
keuangan tidak langsung sehingga kepentingan yang tersisa tidak lagi material.
SEKSI 911
PINJAMAN DAN JAMINAN
Pinjaman dan Jaminan dengan Klien Asurans
P911.4 Kantor, anggota tim Asurans, atau setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut tidak boleh
memberikan atau menjaminkan suatu pinjaman kepada klien asurans kecuali pinjaman atau
jaminan tersebut tidak material bagi keduanya: (a) Kantor atau individu yang memberikan atau
menjaminkan suatu jaminan, jika dapat diterapkan; dan (b) Klien
Pinjaman dan Jaminan dengan Klien Asurans Berupa Bank atau Institusi Serupa

P911.5 Kantor, anggota tim asurans, atau setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut tidak boleh
menerima pinjaman, atau memberikan jaminan suatu pinjaman, dari klien asurans yang
merupakan bank atau institusi serupa, kecuali pinjaman atau jaminan dibuat berdasarkan
prosedur, persyaratan, dan ketentuan pinjaman yang normal.
P911.6 Kantor, anggota tim asurans, atau setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut tersebut
tidak boleh memiliki rekening simpanan atau rekening pialang pada klien asurans yang
merupakan bank, perusahaan pialang, atau institusi serupa, kecuali simpanan atau rekening
tersebut dimiliki berdasarkan ketentuan komersial yang normal.
Pinjaman dan Jaminan dengan Klien Asurans Bukan Bank atau Institusi Serupa
P911.7 Kantor atau anggota tim asurans, atau setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut, tidak
boleh menerima pinjaman dari atau memiliki pinjaman yang dijaminkan oleh klien asurans yang
bukan bank atau institusi serupa, kecuali pinjaman atau jaminan tersebut tidak material bagi
keduanya:
(a) Kantor, atau individu yang menerima pinjaman atau jaminan, jika dapat diterapkan; dan
(b) Klien.

SEKSI 920
HUBUNGAN BISNIS
Hubungan Bisnis Kantor, Anggota Tim Asurans, atau Keluarga Inti

P920.4 Kantor atau anggota tim asurans tidak boleh memiliki hubungan bisnis yang erat dengan klien
asurans atau manajemennya, kecuali jika kepentingan keuangan tersebut tidak material dan
hubungan bisnis tidak signifikan terhadap klien atau manajemennya dan Kantor atau anggota tim
asurans, jika dapat diterapkan.
SEKSI 921
HUBUNGAN KELUARGA DAN PRIBADI

P921.5 Individu keluarga inti tidak boleh berpartisipasi sebagai anggota tim asurans ketika setiap
anggota keluarga inti dari individu tersebut:
(a) Direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif klien asurans;
(b) Karyawan dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh signifikan atas informasi hal pokok
dari perikatan asurans; atau
(c) Berada pada posisi seperti itu selama periode apa pun yang dicakup oleh perikatan atau
informasi hal pokok
Hubungan Dekat Lainnya dari Anggota Tim Asurans

P921.7 Anggota tim asurans harus berkonsultasi sesuai dengan kebijakan dan prosedur Kantor jika
anggota tim asurans memiliki hubungan dekat dengan individu yang bukan anggota keluarga inti
atau keluarga dekat, tetapi merupakan:
(a) Seorang direktur, komisaris, atau pejabat dari klien asurans; atau
(b) Seorang karyawan yang memiliki posisi untuk memberikan pengaruh yang signifikan atas
informasi hal pokok dari perikatan asurans.
SEKSI 922
PERNAH BEKERJA PADA KLIEN ASURANS
Jasa Selama Periode yang Dicakup oleh Laporan Asurans
P922.3 Tim asurans tidak boleh memasukan individu yang selama periode yang dicakup oleh laporan
asurans: • Pernah menjabat sebagai direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien asurans;
atau • Pernah bekerja sebagai karyawan dengan posisi untuk memberikan pengaruh signifikan
atas informasi hal pokok dari perikatan asurans
SEKSI 923
RANGKAP JABATAN SEBAGAI DIREKTUR, KOMISARIS, ATAU PEJABAT EKSEKUTIF KLIEN ASURANS
Direktur, Komisaris, atau Pejabat Eksekutif

P923.3 Rekan atau karyawan Kantor tidak boleh berperan sebagai direktur, komisaris, atau pejabat
eksekutif klien asurans Kantor.
Sekretaris Perusahaan
P923.4 Rekan atau karyawan Kantor tidak boleh berperan sebagai sekretaris perusahaan untuk klien
asurans Kantor, kecuali: (a) Praktik ini secara spesifik diizinkan berdasarkan peraturan perundang
undangan yang berlaku, aturan, atau praktik profesional; (b) Manajemen membuat semua
keputusan; dan (c) Tugas dan aktivitas yang dilakukan terbatas pada aktivitas yang bersifat rutin
dan administratif, seperti menyiapkan notulen dan menyiapkan laporan kepada otoritas.
SEKSI 924
PEKERJAAN DENGAN KLIEN ASURANS

P924.4 Jika mantan rekan telah bergabung dengan klien asurans dari Kantor atau mantan anggota tim
asurans telah bergabung dengan klien asurans sebagai: • Direktur, komisaris, atau pejabat
eksekutif; atau • Karyawan dalam posisi memberikan pengaruh yang signifikan atas informasi hal
pokok dari perikatan asurans, maka individu tersebut tidak boleh terus berpartisipasi dalam
bisnis Kantor atau aktivitas profesional.
P924.5 Kantor harus memiliki kebijakan dan prosedur yang mensyaratkan anggota tim asurans untuk
menginformasikan kepada Kantor ketika menegosiasikan pekerjaan dengan klien asurans
SEKSI 940
HUBUNGAN YANG BERLANGSUNG LAMA ANTARA PERSONEL DENGAN KLIEN ASURANS
P940.4 Jika Kantor memutuskan bahwa level ancaman yang muncul hanya dapat diatasi dengan
merotasi individu dari tim asurans, maka Kantor harus menentukan periode yang tepat di mana
individu tidak boleh: (a) Menjadi anggota tim perikatan untuk perikatan asurans; (b) Memberikan
pengendalian mutu untuk perikatan asurans; atau (c) Memberikan pengaruh langsung terhadap
hasil perikatan asurans. Jangka waktu harus dalam durasi yang cukup yang memungkinkan
ancaman kedekatan dan ancaman kepentingan pribadi dapat diatasi.
SEKSI 950
PENYEDIAAN JASA NON-ASURANS KEPADA KLIEN ASURANS SELAIN PERIKATAN AUDIT DAN
PERIKATAN REVIU

P950.3 Sebelum Kantor menerima perikatan untuk memberikan jasa non-asurans kepada klien asurans,
Kantor harus menentukan apakah pemberian jasa tersebut dapat memunculkan ancaman
terhadap independensi.
P950.6 Kantor tidak boleh mengambil alih tanggung jawab manajemen yang terkait dengan hal pokok
atau informasi hal pokok dari perikatan asurans yang diberikan oleh Kantor. Jika Kantor
mengambil alih tanggung jawab manajemen sebagai bagian dari jasa lain yang diberikan kepada
klien asurans, maka Kantor harus memastikan bahwa tanggung jawab tersebut tidak terkait
dengan hal pokok atau informasi hal pokok dari perikatan asurans yang diberikan oleh Kantor.
P960.7 Untuk menghindari pengambilalihan tanggung jawab manajemen ketika memberikan jasa non-
asurans kepada klien asurans yang terkait dengan hal pokok atau informasi hal pokok dari
perikatan asurans, maka Kantor harus meyakini bahwa manajemen klien membuat semua
pertimbangan dan keputusan terkait yang merupakan tanggung jawab manajemen. Hal tersebut
termasuk memastikan bahwa manajemen klien: (a) Menunjuk individu yang memiliki keahlian,
pengetahuan, dan pengalaman yang sesuai untuk bertanggung jawab setiap saat atas keputusan
klien dan untuk mengawasi jasa yang diberikan. Individu seperti itu, lebih diutamakan
merupakan manajemen senior, yang memahami: (i) Tujuan, sifat, dan hasil jasa; dan (ii)
Tanggung jawab masing-masing klien dan Kantor. Namun, individu tersebut tidak disyaratkan
memiliki keahlian untuk melakukan atau melakukan kembali pemberian jasa tersebut. (b)
Melakukan pengawasan atas jasa yang diberikan dan mengevaluasi kecukupan dari hasil jasa
yang diberikan untuk kepentingan klien; dan (c) Menerima tanggung jawab atas tindakan, jika
ada, yang akan diambil dari hasil pemberian jasa tersebut.
SEKSI 990
LAPORAN YANG MENCAKUP PEMBATASAN DISTRIBUSI DAN PENGGUNAANNYA (PERIKATAN
ASURANS SELAIN PERIKATAN AUDIT DAN PERIKATAN REVIU)

P990.3 Ketika Kantor bermaksud untuk menerbitkan laporan perikatan asurans yang mencakup
pembatasan distribusi dan penggunaannya, maka persyaratan independensi yang diatur pada
bagian 4B harus memenuhi syarat untuk modifikasi yang diizinkan dalam seksi ini, namun hanya
jika: (a) Kantor berkomunikasi dengan pengguna laporan auditor mengenai persyaratan
independensi yang dimodifikasi yang akan diterapkan dalam menyediakan jasa; dan (b)
Pengguna yang dituju memahami tujuan, informasi hal pokok, dan keterbatasan laporan, serta
menyetujui penerapan modifikasi secara eksplisit
P990.4 Apabila pengguna yang dituju adalah kelompok pengguna yang tidak dapat diidentifikasi secara
spesifik berdasarkan nama pada saat ketentuan perikatan ditetapkan, maka Kantor kemudian
akan membuat pengguna tersebut menyadari modifikasi persyaratan independensi telah
disetujui oleh perwakilannya.
P990.5 Ketika Kantor melakukan perikatan asurans yang memenuhi persyaratan, maka setiap modifikasi
pada bagian 4B harus dibatasi sebagaimana yang ditetapkan padaparagraf P990.7 dan P990.8.
P990.6 Jika Kantor juga menerbitkan laporan asurans yang tidak mencakup pembatasan distribusi dan
penggunaannya untuk klien yang sama, maka Kantor harus menerapkan bagian 4B untuk
perikatan asurans tersebut.
P990.8 Ketika Kantor melakukan perikatan asurans yang memenuhi persyaratan, Kantor tidak boleh
memiliki kepentingan keuangan material secara langsung atau tidak langsung pada klien asurans
Resume Pedoman Sistem Pengendalian Mutu
Setiap Partner dan Staff bertanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan
pengendalian mutu, lalu yang memiliki otoritas dan tanggung jawab akhir terhadap sistem
pengendalian mutu adalah Rekan Pengelola (Managing Partner). Akan tetapi tanggung
jawab terhadap pemenuhan sistem pengendalian mutu dipikul bersama oleh manajemen dan
para Partner.
Semua Partner dan staf disyaratkan untuk mengikuti pedoman sebagai berikut:
1. Memperlakukan perilaku etis dan kualitas pelayanan sebagai prioritas utama;
2. Membaca, memahami dan mengikuti Kode Etik Akuntan Publik;
3. Memahami tanggung jawab Partner dan staf untuk mengidentifikasi, mengungkapkan
dan mendokumentasikan ancaman terhadap independensi dan proses yang harus
diikuti untuk menangani dan mengelola ancaman teridentifikasi;
4. Menghindari keadaan dimana independensi mungkin atau nampak rusak;
5. Mentaati persyaratan perkembangan profesional yang berkelanjutan termasuk
memelihara catatan sebagai bukti itu sendiri;
6. Terus mengikuti perkembangan profesi termasuk kerangka pelaporan keuangan
(Standar Akuntansi Keuangan dan standar asurans (SAK dan SPAP), pengungkapan
dan praktik akuntansi, pengendalian mutu, standar KAP, dan perkembangan industri
yang relevan dan perkembangan spesifik klien;
7. Menyediakan bantuan yang diperlukan oleh Partner dan Staf lain, untuk belajar
dengan pengetahuan dan pengalaman dan membantu memperbaiki kualitas pelayanan
kepada klien;
8. Menyelenggarakan catatan waktu untuk mengikuti dan mengidentifikasi waktu yang
digunakan utuk aktivitas perikatan dan aktivitas kantor
9. Menjaga dan menggunakan serta memelihara secara tepat peralatan kantor dan
komputer dan aset lainnya.
10. Menjaga data klien dan KAP, informasi bisnis dan informasi klien, pengamanan
informasi personal dan kerahasiaan
11. Memastikan bahwa informasi berbasis elektronik KAP terkait klien atau KAP
disimpan pada jaringan KAP sesuai dengan prosedur penyimpanan informasi yang
tepat
12. Memberikan informasi kepada Partner atau manajemen bila ada observasi terhadap
pelanggaran signifikan terkait pengendalian kualitas, etik termasuk independensi,
kerahasiaan, atau penggunaan sumber KAP yang tidak tepat
13. Mendokumentasikan dan memelihara catatan yang tepat atas semua kontak klien yang
signifikan ketika saran professional diberikan atau diminta;
14. Mendokumentasi dan memelihara catatan yang tepat terkait semua konsultasi, diskusi,
analisis, resolusi dan kesimpulan signifikan yang berhubungan dengan manajemen
ancaman atas independensi, masalah-masalah yang sulit atau masalah-masalah
kontroversial, perbedaan opini dan konflik kepentingan
15. Mengikuti praktik baku KAP untuk jam kerja, kehadiran, administrasi, deadline
pertemuan dan pengendalian kualitas.
BAGIAN 1
TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP ATAS KUALITAS DI DALAM KAP)

Mutu adalah prioritas utama dalam pelaksanaan perikatan Rekan pimpinan memikul
tanggung jawab atas sistem pengendalian mutu KAP, Sesuai dengan SA 220 Rekan perikatan
bertanggung jawab terhadap keseluruhan mutu perikatan yang menjadi tugasnya.
Budaya Internal yang mengutamakan mutu pelaksanaan perikatan mencakup:
1. Adanya tone at the top
2. Dalam kepegawaian dilakukan evaluasi kinerja dan promosi personel periodik
3. Sistem kompensasi didesain berorientasi pada mutu dan sesuai dengan evaluasi
kinerja dan promosi personel;
4. Strategi KAP mengutamakan ketersediaan staf dan pengembangan staf, serta perkembangan
komersial tidak mengorbankan mutu pekerjaan;
5. Staf direkrut dan dikembangkan secara memadai untuk menjaga mutu pekerjaan perikatan;

I.1 Tone at the Top

Partner KAP menjadi pengambil keputusan utama

Partner yang bertanggung jawab memimpin dan mempromosikan budaya asurans yang
berkualitas di KAP.

Partner bertanggung jawab dalam menentukan struktur operasi dan pelaporan. KAP akan
designate staf KAP sendiri berdasarkan basis tahunan atau basis periodik lainnya.

Semua Tanggung Jawab keseluruhan terhadap sistem pengendalian mutu ada pada
Managing Partner

Seseorang yang diberi tanggung jawab pada pengendalian mutu harus kompeten dan
mempunyai otorisasi untuk menjalankan tanggung jawabnya

I.2 Posisi Kepemimpinan


Rujukan manual pengendalian mutu sudah dibuat pada berbagai posisi di KAP. Partner
menyediakan beberapa peran, definisi peran berikut adalah:
a. Partner Pengelola
Memantau efektivitas pekerjaan pada pemimpin lainnya.
b. Penelaah Pengendalian Mutu
Orang yang bertanggung jawab untuk berkonsultasi dan merespon semua persoalan
yang berhubungan dengan etik, termasuk indepedensi, konflik kepentingan, privasi
dan kerashasiaan.
c. Sumber daya manusia
Orang yang menghandle semua fungsi SDM, mencakup pencatatan waktu terkait tugas
– tugas pengembangan fee dan PPL.
BAGIAN 2
PERSYARATAN ETIK PROFESI YANG RELEVAN
KAP dan personelnya harus mentaati persyaratan etika profesional yang relevan
KAP memiliki nilai dan otoritas yang ditangani ethics leader dalam semua persoalan etik.
Ethics leader memiliki tanggung jawab untuk:
 Memelihara kebijakan etik KAP
 Mengidentifikasi perubahan kebijakan etik yang diperlukan (khususnya penekanan
diberikan pada fungsi pada seksi 6 – monitoring)
 Memelihara daftar klien entitas yang berakuntabilitas public (untuk maksud
independensi);
 Memantau ketaatan terhadap prosedur dan kebijakan KAP atas semua persoalan etik
profesi;
 Pelaporan atas ketidaktaatan terhadap kebijakan KAP kepada Partner Pengelola; dan
 Mengkoordinasi pelatihan dengan bagian SDM untuk semua persoalan etik;

2.1 Indepedensi
Partner dan semua staf harus independen baik dalam mental maupun dalam penampilan
terkait dengan klien asurans dan perikatan. Indepedensi harus dipelihara, Jika ancaman
terhadap independensi tidak bisa dihilangkan atau dikurangi sampai pada tingkat yang
bisa diterima dengan menerapkan penjagaan yang tepat, KAP harus menghilangkan
aktivitas, kepentingan atau hubungan yang menciptakan ancaman tersebut, atau menolak
untuk menerima atau melanjutkan perikatan.
2.2 Kepatuhan Terhadap Kode Etik Lainnnya
1. rekan perikatan harus berhati – hati pada kemungkinan adanya ketidakpatuhan
anggota tim terhadap etika yang relevan
2. klien yang termasuk entitas sektor publik harus mendapat perhatian terkait penilaian
terhadap ancaman terhadap ketidakpatuhan kode etik dan menentukan pencegahan
yang tepat
2.3 Pertanggungjawaban – KAP
KAP bertanggung jawab untuk mengembangkan, mengimplementasikan, memantau dan
menegakkan kebijakan serta prosedur yang dirancang untuk membantu semua Partner
dan staf untuk memahami, mengidentifikasi, mendokumentasikan dan mengelola
ancaman terhadap independensi dan cara mengatasi masalah independensi.
Ethics leader (EL) bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan semua kasus yang
diidentifikasi tidak patuh terhadap Partner Perikatan dan individu lain yang relevan. Dan
memelihara database yang menyediakan daftar dari semua klien dari siapa independensi
disyaratkan

Partner pengelola merupakan penanggungjawab akhir atas nama KAP

2.4 Pertanggungjawaban – Partner dan Staf


KAP mengharapkan semua Partner dan staf agar menjaga pengetahuan mutakhir mengenai
ketentuan kode etik profesi
Semua Partner dan staf diharuskan memahami Kode Etik profesi seksi 290 dan seksi 291 serta
persyaratan lokal tambahan dan membuat konfirmasi tertulis di akhir tahun bahwa sudah
memahaminya
Semua Partner dan staf diharuskan untuk mereview terhadap kemungkinan ancaman
independensi terkait keadaan khusus
Semua Partner perikatan harus menyediakan informasi yang relevan terkait perikatan dengan
klien
, untuk itu:

 Setiap Partner atau anggota staf yang ditugaskan untuk melaksanakan perikatan asurans
harus menegaskan kepada Partner perikatan bahwa ia independen dari klien dan dari
perikatan, atau memberitahu Partner perikatan dari setiap ancaman terhadap independensi
sehingga perlindungan yang tepat dapat diterapkan.
 Partner dan staf harus memberitahu Partner perikatan jika, sebagai pengetahuan mereka,
setiap anggota tim asurans telah, selama periode pengungkapan, memberikan pelayanan
yang dilarang berdasarkan Pasal 290 dan Pasal 291 Kode Etik profesi atau persyaratan lokal
lainnya, yang dapat mengakibatkan perusahaan tidak mampu menyelesaikan perikatan
asurans.

Partner perikatan akan mengambil tindakan apapun yang wajar yang diperlukan untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman independensi sampai ke tingkat yang dapat diterima
melalui penerapan pengamanan/penjagaan yang memadai.

2.5 Asosiasi Personal Senior yang Terlalu lama pada Perikatan Audit atas Perusahaan yang
Berakuntabilitas Publik (Rotasi Partner)
Para Partner dan staf harus mengikuti Kode Etik Profesi Seksi Bagian 290, dan persyaratan lokal
tambahan
ketika klien audit adalah entitas berakuntabilitas publik, dan seseorang telah menjadi Partner audit
kunci untuk jangka waktu 4 tahun, orang tersebut tidak akan dilibatkan dalam perikatan sampai 2
tahun.
Menilai independensi tim asurans merupakan bagian penting dalam prosedur penerimaan klien dan
prosedur kelanjutan klien. Ketika penilaian menyimpulkan bahwa rotasi setiap individu
diperlukan, masalah ini harus dirujuk ke EL
2.6 Rotasi Personel Perikatan Audit Perusahaan Tidak Berakuntabilitas Publik
Untuk entitas tidak berakuntabilitas publik, jika rotasi dipandang perlu, EL akan mengidentifikasi
penggantian dan menentukan periode seseorang tidak dilibatkan dalam audit suatu entitas dan
perlindungan lainnya yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan lain yang relevan.
BAGIAN 3
PENERIMAAN DAN KEBERLANJUTAN HUBUNGAN DENGAN KLIEN SERTA
PERIKATAN SPESIFIK

3.1 Penerimaan dan Keberlanjutan

KAP hanya akan menerima perikatan baru atau melanjutkan perikatan yang sudah ada dan
melanjutkan hubungan dengan klien bila KAP tersebut:
a. Memiliki kompetensi dan kemampuan, termasuk waktu dan sumber daya untuk
melaksanakan perikatan;
b. Memenuhi persyaratan etika profesi yang relevan;
c. Telah mempertimbangkan integritas (calon) klien dan dari informasi yang ada tidak bisa
disimpulkam bahwa klien tidak memenuhi integritas;
d. Telah memperoleh informasi yang dianggap perlu sebelum menerima perikatan dengan
klien;
e. Telah mengidentifikasi tidak adanya potensi benturan kepentingan dalam penerimaan
perikatan;
f. Telah mengutamakan informasi dini yang mengarah bahwa tidak ada alasan penolakan
klien; dan
g. Tidak ada alasan untuk pengunduran diri dari pekerjaan perikatan.

3.2 Calon Klien Baru

Suatu evaluasi terhadap calon klien dan persetujuan resmi harus dilakukan, dan
didokumentasikan, sebelum ada usulan klien baru.
Setelah penentuan penerimaan klien baru dibuat, KAP harus memenuhi ketentuan etika yang
relevan (seperti berkomunikasi dengan KAP terdahulu jika diperlukan oleh kode etik) dan akan
mempersiapkan surat perikatan untuk ditandatangani oleh klien baru.

3.3 Klien yang Sudah Ada (Klien Lama)

Untuk setiap perikatan yang berkelanjutan, telaah keberlanjutan klien lama harus
didokumentasikan untuk menentukan apakah masih tepat untuk terus memberikan layanan
kepada klien tersebut
3.4 Calon Klien Baru dan Klien Lama
Partner perikatan tidak akan menyetujui penerimaan klien perikatan baru atau melanjutkan klien
lama, tanpa persetujuan tertulis dari Partner lain
Jika risiko yang signifikan terkait dengan klien atau perikatan sudah diidentifikasi, masalah ini
akan dibahas dengan Partner Pengelola (MP). Persetujuan formal dari MP akan diperlukan, dan
KAP harus mendokumentasikan bagaimana masalah ini akan diselesaikan.

3.5 Kebijakan Prinsip Mengenal Pengguna Jasa (PMPJ)

Indonesia termasuk negara dengan risiko terjadinya money loundrey dan terorisme relatif tinggi.
Oleh karena itu, KAP wajib melaksanakan Prinsip Mengenal Pengguna Jasa (PMPJ)
sebagaimana diatur dalam PMK No. 55/PMK.01/2017 dan PMK 155/PMK.01/2017. Untuk itu
Partner yang bertugas dan auditornya wajib:
a. Mengidentifikasi pengguna jasa
b. Memverifikasi pengguna jasa
c. Memantau transaksi pengguna jasa

Langkah – langkah Penerapan PMPJ:


a. Pemetaan Ruang Lingkup jasa
b. Komunikasi dengan pengguna jasa
c. Analisis Risiko Pengguna Jasa Dan/ Atau Beneficial Owner

3.6 Penarikan Diri dari Perikatan Atau Penarikan Diri dari Hubungan dengan Klien

Proses berikut harus diikuti ketika mempertimbangkan penarikan diri dari hubungan dengan
klien atau perikatan dengan klien:
a. Partner akan melakukan pertemuan dengan manajemen klien dan komisaris untuk
membahas tindakan yang dapat diambil, terkait fakta dan keadaan yang relevan
b. Jika penarikan diri dari perikatan dianggap tepat, KAP akan mendokumentasikan hal-hal
signifikan yang menyebabkan penarikan diri dari perikatan
c. Jika ada persyaratan profesional, peraturan atau hukum yang memaksa KAP untuk terus
melaksanakan perikatan, alasan untuk keberlanjutan tersebut harus didokumentasikan

BAGIAN 4
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

KAP mengakui nilai dan otoritas SDM dalam segala hal sumber daya manusia.

4.1 Rekruitmen dan Retensi

Partner pengelola dan SDM harus menilai kebutuhan layanan profesional untuk memastikan KAP
memiliki kapasitas dan kompetensi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan klien.
SDM melakukan rekrutmen, melakukan wawancara, dan proses dokumentasi.
KAP mengharuskan semua personil baru disediakan informasi tentang orientasi tentang KAP sesegera
dan sepraktis mungkin setelah mulai kerja.

4.2 Pengangkatan Karyawan


Pengangkatan karyawan harus didokumentasi dan dibuatkan surat keputusan oleh SDM yang
ditandatangani pimpinan. Sebelum diangkat, karyawan menjalani masa percobaan dan pelatihan
yang jangka waktu dan ketentuan lainnya dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerja Karyawan
(SPKK).
4.3 Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan yang Berkelanjutan

Partner dan staf harus memenuhi persyaratan minimum pengembangan profesional yang
berkelanjutan yaitu sebanyak 40 Satuan Kredit Pelatihan (SKP) sebagaimana didefinisikan dalam
UU No 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan sesuai ketentuan IAPI dan PPPK, serta
berdasarkan kebutuhan pelatihan tambahan yang diidentifikasi berdasarkan tingkat dan tanggung
jawab mereka masing-masing.
4.4 Penugasan Kepada Tim Perikatan

Melalui kebijakan dan prosedur, KAP memastikan penugasan kepada Partner dan staf yang tepat
(secara individu dan kolektif) untuk setiap perikatan.
Partner perikatan, dalam konsultasi dengan Partner Pengelola, merencanakan penugasan yang
harus dilakukan oleh Partner dan staf.
4.5 Kebijakan Penegakan Disiplin Pengendalian Mutu

Sistem pengendalian mutu KAP membutuhkan lebih dari hanya sekedar pemantauan yang
efektif. Sebuah proses penegakan adalah penting, dan mencakup konsekuensi dan prosedur
korektif untuk adanya ketidakpatuhan, pengabaian, kekuranghati-hatian dan perhatian,
penyalahgunaan, dan penghindaran.
4.6 Pelanggaran yang serius, disengaja, dan berulang atau pengabaian kebijakan KAP dan aturan
profesional tidak dapat ditoleransi. Langkah yang tepat harus diambil untuk memperbaiki
perilaku Partner atau staf anggota atau melakukan pemutusan hubungan seseorang dengan KAP.

4.7 Pemberian Imbalan Terhadap Ketaatan SPM

Ketaatan terhadap kebijakan KAP ditentukan berdasarkan evaluasi terhadap Partner dan staf
secara individu, baik secara berkelanjutan maupun dalam proses telaah personil yang
dijadwalkan secara rutin.
BAGIAN 5
PELAKSANAAN PERIKATAN
Sistem keseluruhan KAP dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan Partner
serta staf telah merencanakan, mensupervisi dan mereview perikatan secara cukup dan tepat serta
menghasilkan laporan perikatan yang tepat sesuai dengan keadaan. Sesuai dengan SA 220 kebijakan
pelaksanaan perikatan mencakup:
1) Partner perikatan harus:
a. Menentukan arah pekerjaan audit dengan melakukan komunikasi kepada anggota tim
perikatan;
b. Melakukan supervisi termasuk memantau perkembangan perikatan, memastikan kompetensi
dan kemampuan tim perikatan, pemberian arahan atas hal-hal yang signifikan, identifikasi
hal-hal yang memerlukan konsultasi atau perlu ditangani anggota tim yang lebih
berpengalaman; dan
c. Memimpin pelaksanakan perikatan audit
2) Partner perikatan harus bertanggung jawab untuk melakukan review pekerjaan audit;
3) Penyediaan dan pelaksanaan konsultasi, yaitu
a. Konsultasi yang tepat telah dilakukan untuk hal-hal yang rumit dan kontroversial;
b. Tersedianya sumber daya yang cukup yang memungkinkan terlaksananya konsultasi yang
tepat;
c. Sifat, lingkup dan kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut didokumentasikan
dan disepakati oleh ke dua belah pihak, baik personil yang meminta konsultasi maupun
personil yang diminta konsultasi;
d. Partner perikatan harus:
i. Bertanggung jawab atas dilakukan konsultasi yang tepat oleh tim perikatan atas hal
yang sulit atau kontroversial;
ii. Dapat diyakinkan bahwa anggota tim perikatan telah melakukan konsultasi yang tepat
selama pelaksanaan perikatan, baik di antara sesama anggota tim perikatan maupun
antara tim perikatan dengan pihak lain pada tingkatan yang tepat di dalam KAP atau di
luar KAP;
iii. Dapat diyakinkan bahwa sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang dihasilkan dari
konsultasi tersebut disetujui oleh pihak yang dimintai konsultasi; dan
iv. Menentukan bahwa kesimpulan sebagai hasil dari konsultasi tersebut telah
diimplementasikan;
4) Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan (PPMP)
Aktivitas ini merupakan evaluasi obyektif atas pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim
perikatan dan kesimpulan yang dicapai dalam penyusunan laporan.
a. PPMP harus dilakukan untuk audit dengan klien emiten;
b. Kriteria dilakukan PPMP adalah:
i. Regulasi menetapkan harus dilakukan PPMP
ii. Klien dengan risiko tinggi dan materialitas besar
c. Lingkup PPMP mencakup perencanaan audit dan penilaian risiko, respon terhadap risiko dan
pelaksanaan uji pengendalian dan uji substantif, ketepatan dan kecukupan bukti dan
kesesuaian simpulan dengan bukti yang tersedia;
d. Penelaah dirotasi setiap tahun
e. Semua pekerjaan Reviewer didokumentasikan (dalam atlas) dan diarsipkan oleh bagian
pengendalian mutu;
5) Khusus untuk audit atas laporan keuangan emiten dan perikatan lain yang mensyaratkan
dilakukan PPMP, Rekan perikatan harus:
a. Menentukan reviewer pengendalian mutu perikatan;
b. Mendiskusikan dengan reviewer pengenalian mutu perikatan tentang hal-hal signifikan yang
timbul selama perikatan audit, termasuk yang diidentifikasi selama review pengendalian mutu
perikatan, dan
c. Tidak memberikan tanggal laporan auditor sampai review pengendalian mutu perikatan telah
selesai dilakukan;
d. Melakukan evaluasi independensi KAP dalam kaitannya dengan perikatan audit;
e. Memastikan bahwa konsultasi yang tepat telah dilakukan atas adanya perbedaan pendapat
atau hal-hal yang rumit atau kontroversial lain, dan kesimpulan yang ditarik dari konsultasi
tersebut; =
f. Memastikan bahwa dokumentasi audit yang dipilih untuk ditelaah mencerminkan pekerjaan
yang telah dilaksanakan terkait dengan pertimbangan signifikan dan mendukung kesimpulan
yang ditarik;
Persyaratan adanya PPMP harus diketahui sejak sebelum klien diterima dan akan
menentukan:
i. Jumlah personil
ii. Jadwal waktu pelaksanaan audit
iii. Anggaran audit
iv. Peristiwa setelah tanggal pelaporan keuangan
v. Tanggal auditor independen
vi. Komunikasi dengan pihak klien
6) Bila terdapat perbedaan pendapat antar anggota di dalam tim audit, atau antara tim audit dan
pihak yang memberikan konsultasi, dan rekan perikatan dengan reviewer pengendalian mutu
perikatan, maka KAP yang harus memutuskannya, dan keputusan tersebut didokumentasikan.
Lebih lanjut, laporan audit tidak diberi tanggal sebelum hal yang menjadi masalah telah
diselesaikan;
7) Auditor harus mendokumentasikan:
a. Isu yang diidentifikasi yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap ketentuan etika yang
relevan dan bagaimana isu tersebut diselesaikan;
b. Kesimpulan tentang kepatuhan terhadap ketentuan independensi yang berlaku bagi perikatan
disertai hasil diskusi dengan partner lain, sehingga menjadi pendukung atas kesimpulan
tersebut;
c. Kesimpulan yang ditarik tentang penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan
perikatan audit;
d. Sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang ditarik dari konsultasi yang dilakukan selama
pelaksanaan perikatan audit;
8) Reviewer juga harus mendokumentasikan:
a. Prosedur yang harus dilaksanakan dalam mereview mutu perikatan yang telah dilaksanakan;
b. Review pengendalian mutu perikatan telah diselesaikan pada atau sebelum tanggal laporan
auditor; dan
c. Review tidak menemukan adanya hal – hal yang tidak terselesaikan yang dapat menyebabkan
reviewer percaya bahwa pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan
kesimpulan yang diambil, tidak tepat;

Tanggung jawab supervisi dan review harus ditentukan oleh Partner perikatan dan bisa bervariasi
antara satu perikatan dengan perikatan lainnya. Tanggung jawab Review harus ditentukan atas dasar
bahwa pekerjaan anggota tim yang kurang berpengalaman direview oleh anggota tim perikatan yang
lebih berpengalaman. Reviewer harus mempertimbangkan apakah tim perikatan telah:
1. Menggunakan (memodifikasi secara tepat) template KAP untuk penyiapan berkas, dokumentasi,
dan korespondensi, serta perangkat lunak, menggunakan alat-alat penelitian, dan
penandatanganan serta menggunakan prosedur yang tepat untuk suatu perikatan;
2. Mengikuti dan mentaati kebijakan etika profesi dan KAP;
3. Melakukan pekerjaan sesuai dengan standar profesional dan KAP dengan hati-hati dan penuh
perhatian;
4. Dokumentasi pekerjaan KAP, analisis, konsultasi, dan membuat kesimpulan yang cukup dan
tepat;
5. Menyelesaikan pekerjaan mereka dengan objektif dan independensi yang tepat, tepat waktu dan
efisien, dan didokumentasikan pekerjaan tersebut dengan cara yang terorganisasi, sistematis,
lengkap, dan dapat dibaca;
6. Memastikan bahwa semua kertas kerja, dokumen berkas, dan memorandum yang sudah diparaf,
telah direferensikan lintas dengan benar, dan diberi tanggal dengan benar, dengan konsultasi
yang tepat pada hal-hal yang sulit atau kontroversial;
7. Memastikan bahwa komunikasi dengan klien yang tepat, representasi, review, dan tanggung
jawab telah ditetapkan dan didokumentasikan dengan jelas; dan
8. Memastikan bahwa laporan perikatan mencerminkan pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang
dimaksudkan dan diterbitkan segera setelah pekerjaan lapangan selesai.

Peran Partner Perikatan


Partner perikatan bertanggung jawab untuk menandatangani laporan perikatan. Sebagai
pimpinan tim perikatan, dia bertanggung jawab terhadap:

 Kualitas keseluruhan dari setiap perikatan yang dia ditugaskan;


 Membuat kesimpulan mengenai kepatuhan terhadap persyaratan yang berkaitan dengan
independensi terhadap klien, dan, dalam membuat kesimpulan tersebut, memperoleh
informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi ancaman terhadap independensi,
mengambil tindakan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat
yang dapat diterima dengan menerapkan pengamanan yang memadai, dan memastikan bahwa
dokumentasi yang sesuai telah lengkap;
 Memastikan bahwa prosedur yang tepat mengenai penerimaan dan keberlanjutan hubungan
dengan klien yang telah ada telah diikuti, dan bahwa kesimpulan yang dicapai adalah tepat
dan telah didokumentasikan;
 Berkomunikasi segera dengan KAP terkait informasi yang diperoleh yang akan menyebabkan
KAP menolak perikatan, apakah informasi tersebut telah tersedia sebelumnya, sehingga KAP
dan Partner perikatan dapat mengambil tindakan yang diperlukan;
 Memastikan bahwa tim perikatan secara kolektif memiliki kompetensi dan kemampuan yang
tepat untuk melakukan perikatan secara tepat sesuai dengan standar profesional dan
persyaratan peraturan perundangan yang berlaku;
 Mensupervisi dan/atau melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesional dan
persyaratan peraturan perundangan yang berlaku, dan memastikan bahwa laporan perikatan
yang diterbitkan sesuai dengan keadaannya;
 Berkomunikasi degan pejabat penting manajemen klien dan komisaris untuk memperkenalkan
identitasnya dan perannya sebagai Partner perikatan.
 Memastikan, melalui review dokumentasi perikatan dan diskusi dengan tim perikatan, bahwa
bukti tepat yang cukup telah diperoleh untuk mendukung kesimpulan yang dicapai dan untuk
mendukung laporan perikatan yang akan diterbitkan;
 Mengambil tanggung jawab perikatan dengan melakukan konsultasi yang tepat (baik internal
dan eksternal) mengenai hal-hal yang sulit atau kontroversial; dan
Konsultasi
KAP mendorong konsultasi antara tim perikatan (untuk hal-hal yang signifikan) dengan orang lain di
dalam KAP dan (dengan otorisasi) dengan orang di luar KAP. Konsultasi internal menggunakan
pengalaman kolektif KAP dan keahlian teknis (atau yang tersedia untuk KAP). Ini diperlukan untuk
mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan kualitas kinerja Perikatan. Lingkungan konsultasi
memperbaiki proses pembelajaran dan pengembangan Partner atau staf dan menambah kekuatan
terhadap basis pengetahuan kolektif KAP, sistem pengendalian mutu, dan kemampuan profesional.
Perbedaan Pendapat
KAP, Partner dan staf harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan, sesuai dengan kebijakan
KAP dan standar profesional, yaitu telah cukup mengidentifikasi, mempertimbangkan,
mendokumentasikan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat yang mungkin timbul dalam berbagai
keadaan.
Semua Partner dan staf harus bersikap objektif, teliti, berpikiran terbuka, dan wajar dalam membantu,
memfasilitasi, atau mencapai resolusi tepat waktu dan non-konfrontatif terhadap setiap perselisihan
atau perbedaan pendapat.
Review Pengendalian Mutu Perikatan (RPMP)
Review Pengendalian Mutu Perikatan diperlukan sebelum memberikan tanggal pada audit atas
laporan keuangan entitas yang terdaftar di OJK. Dalam keadaan lain di mana Review Pengendalian
Mutu Perikatan dilakukan, laporan perikatan tidak akan diberi tanggal sampai selesainya Review
Pengendalian Mutu Perikatan

Sifat, Waktu dan Luasnya Review Pengendalian Mutu Perikatan


Review Pengendalian Mutu Perikatan, minimum harus mencakup:
1. Diskusi persoalan signifikan dengan Partner perikatan;
2. Review laporan keaungan atau informasi persoalan pokok lainnya dan laporan yang telah
diusulkan;
3. Review terhadap dokumentasi berkas kertas kerja terpilih yang berhubungan dengan
pertimbangan signifikan yang telah dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang telah
dicapai; dan
4. Evaluasi kesimpulan yang telah dicapai dalam merumuskan laporan dan pertimbangan apakah
laporan yang telah diusulkan sudah tepat.

Reviewer Pengendalian Mutu Perikatan


KAP bertanggung jawab terhadap penetapan kriteria penunjukkan reviewer dan menentukan
memenuhi syarat tidaknya. KAP telah menunjuk Partner pengelola untuk menjalankan
tanggungjawabnya, termasuk tanggung jawab Partner dan staf terhadap review pengendalian mutu
perikatan dan menentukan kepada siapa perikatan ditugaskan.
Reviewer pengendalian mutu harus obyektif, independen, dan memiliki pelatihan yang cukup,
berpengalaman dan memiliki keahlian tehnis dan otoritas yang memadai, begitu juga kemampuan dan
waktu untuk menjalankan perannya. Karakteristik yang secara umum teratribusi pada calon yang akan
melaksanakan review atas pengendalian mutu perikatan dan mereka yang memiliki pengetahuan
tehnis superior terkait akuntansi dan standar asurans dan memiliki pengalaman luas yang membuatnya
pantas sebagai pejabat senior.
BAGIAN 6
PEMANTAUAN (MONITORING)
KAP harus menentukan tanggung jawab proses monitoring kepada Partner atau orang lain dengan
pegalaman dan otoritas yang cukup untuk “memonitor”. KAP menentuan sistem monitoring internal
atau membuat kontrak dengan pihak independen yang sesuai; keputusan akan tergantung pada sumber
daya KAP pada waktu inspeksi dan kemampuan untuk melakukan program secara efektif. Penentuan
ini akan dilakukan setiap siklus inspeksi oleh Partner pengelola, melalui konsultasi dengan para
Partner.
Proses pemantauan mencakup:
1) Pertimbangan dan evaluasi yang berkesinambungan atas sistem pengendalian mutu KAP,
termasuk inspeksi yang dilakukan secara berkala atas sekurang–kurangnya satu perikatan yang
telah selesai untuk setiap rekan perikatan. Bila ditemukan defisiensi sistematis atau berulang,
atau defisiensi signifikan lainnya, maka SPM harus segera diperbaiki;
2) Memberikan tanggung jawab atas proses pemantauan hanya kepada rekan atau individu lain
dalam KAP atau di luar KAP yang memiliki pengalaman dan wewenang yang cukup dan tepat;
dan
3) Mensyaratkan tidak boleh terlibatnya mereka yang melaksanakan perikatan atau menelaah
pengendalian mutu perikatan dalam inspeksi tersebut;
4) Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, KAP harus mengkomunikasikan hasil pemantauan
sistem pengendalian mutunya kepada rekan perikatan dan individu lainnya dalam KAP, termasuk
Managing Partner;
5) Memastikan bahwa telah ditangani dengan tepat, hal-hal berikut:
a. Keluhan dan dugaan mengenai kegagalan KAP dalam mematuhi standar profesi, serta
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan
b. Dugaan atas ketidakpatuhan terhadap sistem pengendalian mutu KAP.

Program Monitoring
Sistem pengendalian mutu telah dirancang agar pihak lain memiliki keyakinan memadai terhadap
KAP bahwa pelanggaran signifikan dan terus menerus terhadap kebijakan dan pengendalian kualitas
tidak mungkin terjadi atau tidak terdeteksi. Tujuan program monitoring adalah untuk membantu KAP
untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa kebijakan dan prosedur terkait sistem pengendalian
mutu telah relevan, cukup, dan bekerja secara efektif. Program tersebut harus memastikan ketaatan
dalam praktik dan taat terhadap persyaratan peraturan perundangan yang berlaku.
Prosedur Inspeksi
Monitoring akan mempertimbangkan hasil dari monitoring sebelumnya, sifat dan luasnya otoritas
Partner dan staf, sifat dan kompleksitas pekerjaan, dan risiko spesifik terkait dengan klien ketika
mendisain inspeksi.

KAP akan membuat instruksi untuk monitoring terkait penyiapan dokumentasi terhadap inspeksi
yang akan mencakup:
1. Hasil dari evaluasi elemen-elemen sistem pengendalian mutu
2. Evaluasi apakah KAP telah menerapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu secara
tepat;
3. Evaluasi terhadap ketaatan terhadap standar profesi dan peraturan perundangan yang
berlaku;
4. Evaluasi terhadap apakah laporan perikatan tepat sesuai dengan keadaan;
5. Identifikasi kelemahan, alasan yang mendasari mengapa kelemahan tersebut terjadi,
pengaruhnya, dan keputusan terkait apakah tindakan lebih lanjut diperlukan, dan
penjelasannya secara rinci; dan
6. Suatu ringkasan hasil dan kesimpulan yang dicapai (disediakan untuk KAP), dengan
rekomendasi untuk tindakan koreksi atau perubahan yang diperlukan;

Untuk memantau pelaksanaan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) cabang secara periodik, maka
dilakukan inspeksi oleh Tim Pengendalian Mutu yang dipimpin oleh Managing Partner dengan biaya
ditanggung oleh masing-masing cabang sesuai dengan besaran lingkup yang direview.
Laporan Hasil Pemantauan
Laporan monitor, secara minimal, meliputi:
1. Uraian tentang prosedur monitoring yang dilakukan;
2. Kesimpulan yang diambil dari prosedur pemantauan; dan
3. Jika relevan, deskripsi kelemahan yang sistemik, berulang atau kelemahan signifikan lainnya
dan tindakan yang diambil, bersama dengan tindakan lebih lanjut yang dianjurkan, untuk
mengatasi kekurangan ini.

Ketidakpatuhan
Ketidakpatuhan terhadap SPM KAP merupakan masalah yang serius, terutama jika Partner atau
anggota staf telah dengan sengaja menolak untuk mematuhi kebijakan KAP. Karena SPM yang
berjalan di KAP berfungsi untuk melindungi kepentingan publik, maka KAP menangani
ketidakpatuhan secara transparan dan keras. Ketidakpatuhan yang jelas akan ditangani dengan
beberapa cara, termasuk melembagakan rencana untuk meningkatkan kinerja; review atas kinerja dan
Pertimbangan ulang terhadap peluang dilakukan promosi dan peningkatan kompensasi; dan akhirnya
pemutusan hubungan kerja.
Keluhan dan Dugaan
Keluhan dan tuduhan - khususnya mengenai kegagalan untuk melaksanakan tugas secara hati – hati
dan seksama dalam kaitannya dengan pekerjaan perikatan dengan klien, atau pelanggaran lain atas
kewajiban profesional atau peraturan perundangan yang berlaku oleh Partner dan staf - merupakan
masalah serius. Partner pengelola akan memberikan pertimbangan serius untuk memberitahu
perusahaan asuransi terkait kewajiban profesional KAP dan/atau mencari penasehat legal. Jika ada
ketidakpastian, Partner pengelola akan berkonsultasi dengan Partner lainnya, atau kolega profesional
terpercaya lainnya.
BAGIAN 7
DOKUMENTASI

Kebijakan dan prosedur berikut untuk memastikan bahwa dokumentasi yang tepat telah
diselenggarakan sebagai bukti atas telah dilaksanakannya setiap aspek yang disyaratkan dalam sistem
pengendalian mutu, diantaranya:
1. Partner perikatan harus mendokumentasikan semua hal yang telah dikerjakan dalam melakukan
audit dan menyimpan dokumen selama 5 tahun;
2. Partner perikatan juga harus mendokumentasikan keluhan dan dugaan serta respon yang terkait;
3. Partner bersama timnya dan pihak terasosiasi wajib menjaga rahasia infomasi yang diperolehnya
dari klien;
Dokumentasi Kebijakan dan Prosedur KAP
Kebijakan tersebut memastikan bahwa dokumentasi telah cukup dan tepat untuk memberikan bukti:
1. Kepatuhan terhadap setiap elemen sistem pengendalian mutu KAP; dan
2. Dukungan untuk setiap laporan perikatan yang diterbitkan, sesuai dengan standar profesional
dan standar KAP dan persyaratan peraturan peraturan perundangan yang berlaku, bersama-
sama dengan bukti bahwa Telaah Pengendalian Mutu Perikatan (TPMP) telah selesai pada
atau sebelum tanggal laporan (jika diterapkan).

Dokumentasi Engagement
Kebijakan KAP atas dokumentasi perikatan yang harus mencakup:
1. Ceklist atau memorandum Perencanaan perikatan;
2. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan persyaratan etik profesional (termasuk
menunjukkan kepatuhannya);
3. Kepatuhan terhadap persyaratan independensi dan dokumentasi dari setiap diskusi yang
berkaitan dengan masalah ini;
4. Kesimpulan yang dicapai sehubungan dengan penerimaan dan keberlanjutan hubungan
dengan klien;
5. Prosedur yang dilakukan untuk menilai risiko salah saji material karena kecurangan atau
kesalahan pada laporan keuangan dan tingkat asersi;
6. Nature, waktu, dan luas prosedur yang dilakukan dalam menanggapi risiko dinilai termasuk
hasil dan kesimpulan;
7. Sifat, ruang lingkup, dan kesimpulan yang diambil dari konsultasi;
8. Semua komunikasi yang diterbitkan dan diterima;
9. Hasil dari TPMP yang telah selesai pada atau sebelum tanggal laporan;
10. Konfirmasi yang belum terselesaikan atas persoalan yang ada yang akan menyebabkan
reviewer percaya bahwa pertimbangan signifikan yang dibuat dan kesimpulan yang diambil
tidak tepat;
11. Kesimpulan yang cukup, bukti audit yang tepat telah terakumulasi dan dievaluasi, dan
mendukung laporan yang akan diterbitkan; dan
12. Penutupan File, termasuk sign-off (menghentikan pekerjaan) yang tepat.

Dokumentasi Review Pengendalian Mutu Perikatan


Dokumentasi ini harus mencakup konfirmasi dan bukti-bukti pendukung atau referensi silang untuk
itu. Semuanya harus menegaskan bahwa:
1. Partner dan staf yang terkualifikasi dengan tepat telah melakukan prosedur yang yang
disyaratkan RPMP;
2. Review ini selesai pada atau sebelum tanggal laporan perikatan;
3. Tidak ada masalah yang belum terselesaikan yang menjadi perhatian RPM yang akan
menyebabkan dia percaya bahwa pertimbangan/judgment yang signifikan tim perikatan yang
dibuat dan kesimpulan yang dicapai tidak tepat.

Akses dan Retensi


Semua kertas kerja, laporan, dan dokumen lain yang disiapkan oleh KAP, termasuk worksheet yang
disiapkan klien, bersifat rahasia dan harus dilindungi dari akses yang tidak sah.
Partner perikatan atau Partner pengelola harus menyetujui semua permintaan eksternal untuk
melakukan review atas kertas kerja dan setiap rilis dokumen tidak diperkenankan sebelum ada
persetujuan Partner pengelola.
Kertas kerja tidak akan boleh diberikan kepada pihak ketiga kecuali:
1. Klien telah resmi mengotorisasi secara tertulis;
2. Ada kewajiban profesional untuk mengungkapkan informasi tersebut;
3. Pengungkapan diperlukan oleh proses hukum atau peradilan di pengadilan; atau
4. Pengungkapan diperlukan oleh peraturan perundangan yang berlaku.

Keluhan dan Dugaan Pelanggaran


Keluhan dan tuduhan terhadap pelanggaran yang dilakukan KAP harus didokumentasikan, bersama-
sama dengan respon KAP.
BAGIAN 8
HAL LAINNYA

Setiap tahun SPM ini akan direview dan disempurnakan, untuk itu para partner harus:
a. Mengalokasikan waktu untuk mempelajari SPM dan standar auditing,
b. Membandingkan SPM dengan ketentuan yang berlaku;
c. Menghubungkan SPM dengan rencana strategis KAP ke depan;
d. Mempertimbangkan dan meminta bantuan dari pihak luar;
e. Melakukan komunikasi dan sosialisasi serta pelatihan kepada semua staf; dan
f. Menyempurnakan kebijakan dan prosedur SPM.
PEDOMAN AKUNTANSI BPR
Laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bertujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Selain
itu laporan keuangan BPR juga bertujuan untuk membantu pengambilan keputusan.
Tujuan dan ruang lingkup :
a. Untuk membantu pengguna dalam menyusun laporan keuangan agar sesuai dengan
tujuan laporan keuangan
b. Menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan sehingga meningkatkan daya banding di antara laporan keuangan
BPR
c. Menjadi acuan minimum yang harus dipenuhi oleh BPR dalam menyusun laporan
keuangan. Namun, keseragaman penyajian sebagaimana diatur dalam Pedoman ini
tidak menghalangi BPR untuk memberikan informasi yang relevan bagi pengguna
laporan keuangan sesuai kondisi masing-masing BPR
Acuan penyusunan :
a. Ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
b. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
c. Standar Akuntansi Keuangan (SAK non - ETAP).
d. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan BPR.
e. Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum.
LAPORAN KEUANGAN
Bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas,
arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Tanggung jawab atas laporan
keuangan Direksi BPR bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Komponen laporan keuangan : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Keterbatasan laporan keuangan :
1. Bersifat historis, yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau
2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna
3. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran
4. Menggunakan pertimbangan materialitas
5. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi
dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas).
6. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomi dan tingkat kinerja
antar BPR.
AKUNTANSI ASET
Aset adalah sumber daya yang dikuasai BPR sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
diharapkan menjadi sumber perolehan manfaat ekonomi di masa depan.
Pos-pos aset :
a. Kas mata uang kertas dan logam rupiah yang masih berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah
b. Kas dalam valuta asing mata uang kertas asing, uang logam asing dan travellers
cheque yang masih berlaku yang dimiliki BPR dalam kegiatan penukaran sebagai
pedagang valuta asing.
c. Sertifikat Bank Indonesia surat berharga sebagai pengakuan utang berjangka waktu
pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan sistem
diskonto.
d. Pendapatan bunga yang akan diterima pendapatan bunga dari kredit dengan kualitas
lancar (performing) yang telah diakui sebagai pendapatan tetapi belum diterima
pembayarannya.
e. Penempatan pada bank lain (giro, tabungan, deposito dan sertifikat deposito);
i. Penempatan Pada Bank Lain adalah penempatan/tagihan atau simpanan milik
BPR pada bank lain dengan maksud untuk menunjang kelancaran aktivitas
operasional, dalam rangka memperoleh penghasilan, dan sebagai secondary
reserve.
ii. Giro pada Bank Umum adalah rekening giro BPR pada bank umum dalam mata
uang rupiah dengan tujuan untuk menunjang kelancaran aktivitas operasional.
iii. Tabungan pada Bank Lain adalah rekening tabungan BPR pada bank umum dan
BPR lain dalam mata uang rupiah dengan tujuan untuk menunjang kelancaran
aktivitas operasional.
iv. Deposito pada Bank Lain adalah penempatan dana BPR pada bank umum dan
BPR lain dalam bentuk deposito berjangka dengan tujuan untuk memperoleh
penghasilan.
v. Sertifikat Deposito pada Bank Umum adalah penempatan dana BPR dalam bentuk
deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan dengan
tujuan untuk memperoleh penghasilan.
f. Kredit penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara BPR dan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
g. Agunan yang diambil alih;
h. Aset tetap dan inventaris
Aset Tetap dan Inventaris adalah aset berwujud yang:
1) dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif
2) diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
i. Aset tidak berwujud aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik.
j. Aset lain-lain pos-pos aset yang tidak secara layak digolongkan dalam kelompok
aset yang ada dan tidak secara material untuk disajikan tersendiri.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Kewajiban adalah utang BPR yang timbul dari peristiwa masa lalu dan penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya milik BPR yang mengandung
manfaat ekonomi.
Pos-pos kewajiban :
a. Kewajiban segera kewajiban yang telah jatuh tempo/ segera dapat ditagih oleh
pemiliknya dan harus segera dibayar
b. Utang bunga untuk menampung kewajiban BPR yang timbul dari pengakuan
biaya bunga dari aktivitas yang terkait dengan fungsi BPR.
c. Utang pajak kewajiban pajak penghasilan badan yang terutang atas penghasilan
BPR
d. Simpanan dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada BPR berdasarkan
perjanjian penyimpanan dana
e. Simpanan dari bank lainkewajiban BPR kepada bank lain dalam bentuk
tabungan dan deposito
f. Pinjaman diterima dana yang diterima dai bank umum dan BPR lain, BI, atau
pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan
perjanjian pinjaman.
g. Dana setoran modal – kewajiban dana yang telah disetor secara rill ke rekening
BPR di bank umum dan diblokir untuk tujuan penambahan modal dan belum
dinyatakan telah memenuhi ketentuan permodalan yang berlaku atau telah
dinyatakan tidak memenuhi ketentuan permodalan yang berlaku.
h. Kewajiban imbalan kerja itu timbul dari imbalan kerja. Imbalan kerja adalah
seluruh bentuk imbalan yang diberikan BPR atas jasa yang diberikan oleh pekerja.
i. Pinjaman subordinasi pinjaman yang memenuhi syarat (a) ada perjanjian tertulis
antara BPR dan pemberi pinjaman (b) ada persetujuan terlebih dahulu dari BI (c)
tidak dijamin oleh BPR yang bersangkutan dan telah disetor penuh (d) berjangkan
min 5 tahun (e) pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari
BI dengan pelunasan tersebut permodalan BRI tetap sehat (f) jika terjadi likuidasi
maka hak tagihnya berlaku paling akhir dari segalam pinjaman yang ada
j. Modal pinjaman pinjaman yang didukung oleh instrumen atau warkat yang
memiliki ciri-ciri (a) tidak dijamin oleh BPR yang bersangkutan dan telah dibayar
penuh (b) tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan
Bank Indonesia (c) mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal
jumlah kerugian BPR melebihi laba yang ditahan dan cadangan – cadangan yang
termasuk modal inti, meskipun BPR belum dilikuidasi (d) pembayaran bunga dapat
ditangguhkan apabila BPR dalam keadaan rugi atau labanya tidak mendukung
untuk membayar bunga tersebut.
k. Kewajiban lain-lain untuk menampung kewajiban BPR yang tidak dapat
digolongkan ke dalam salah satu pos kewajiban yang ada dan tidak cukup material
untuk disajikan dalam pos tersendiri.
AKUNTANSI EKUITAS
Ekuitas adalah hak residual atas aset BPR setelah dikurangi semua kewajiban.
Komponen ekuitas dalam BPR :
a. Modal
Modal Dasar seluruh nilai nominal saham sesuai dengan Anggaran Dasar
Modal Disetormodal yang telah efektif diterima bank sebesar nilai nominal
saham. Bagi bank yang berbentuk hukum koperasi, modal disetor terdiri atas
simpanan pokok, simpanan wajib, dan modal penyertaan
Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)selisih lebih setoran modal yang
diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya
Modal Sumbangansumbangan yang berasal dari pemilik BPR dalam bentuk
dana atau aset lainnya termasuk pengembalian saham pemilik.
b. Dana setoran modal – ekuitas dana yang telah disetor secara rill ke rekening
BPR di bank umum dan diblokir untuk tujuan penambahan modal dan dinyatakan
telah memenuhi ketentuan permodalan yang berlaku, namun belum didukung
dengan kelengkapan persyaratan untuk dapat digolongkan sebagai modal disetor
seperti Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota maupun pengesahan
anggaran dasar dari instansi yang berwenang.
c. Laba/rugi yang belum direalisasi selisih nilai wajar surat berharga dalam
kategori tersedia untuk dijual pada tanggal neraca dengan nilai tercatat.
d. Surplus revaluasi aset tetap selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat
aset tetap dan inventaris sebelum dilakukan revaluasi.
e. Saldo laba/laba ditahan akumulasi hasil usaha periodik setelah
memperhitungkan pembagian deviden, koreksi laba rugi periode lalu, dan
reklasifikasi surplus revaluasi aset tetap.
LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba rugilaporan yang menunjukkan seluruh penghasilan dan beban BPR dalam
suatu periode. Penghasilan terdiri dari pendapatan operasional dan pendapatan non-
operasional. Beban terdiri dari beban operasional dan beban non-operasional.
Pos-pos laporan laba rugi BPR :
1. Pendapatan operasional
Pendapatan operasionalsemua pendapatan yang berasal dari kegiatan utama BPR.
Pendapatan operasional terdiri dari pendapatan bunga dan pendapatan operasional
lainnya. Pendapatan bungapendapatan yang diperoleh dari penanaman dana BPR
pada aset produktif, dimana pendapatan bunga termasuk provisi dikurangi biaya-biaya
yang terkait langsung dalam penyaluran kredit yang ditanggung oleh BPR (biaya
transaksi)
Provisibiaya yang harus dibayar debitur pada saat kredit disetujui dan biasanya
dinyatakan dalam persentase
Biaya transaksisemua biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan
pemberian kredit yang ditanggung oleh BPR, misalnya marketing fee. Dalam hal
biaya transaksi dibebankan kepada nasabah maka biaya tersebut tidak termasuk dalam
biaya perolehan pemberian kredit. Pendapatan operasional lainnyaberbagai
pendapatan yang timbul dari aktivitas yang mendukung kegiatan operasional BPR
2. Beban operasional semua beban yang dikeluarkan atas kegiatan yang lazim sebagai
usaha BPR
3. Pendapatan non-operasional semua pendapatan yang berasal dari kegiatan yang
bukan merupakan kegiatan utama BPR
4. Beban non-operasional semua beban yang berasal dari kegiatan yang bukan
merupakan kegiatan utama BPR
5. Beban pajak penghasilan jumlah agregat beban pajak kini yang diperhitungkan
dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode. Beban Pajak Kini adalah jumlah
pajak penghasilan terutang atas penghasilan kena pajak pada satu periode.
LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas BPR
selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan
Aktivitas operasi (operating)aktivitas penghasil utama pendapatan BPR (principal revenue-
producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
pendanaan
Aktivitas investasi (investing)perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas
Aktivitas pendanaan (financing)aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
serta komposisi modal dan pinjaman BPR
Kassaldo kas dan rekening giro di Bank Umum
Setara kas penempatan dana dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan sangat
likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubagan ekuitas BPR yang
menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto atau kekayaan BPR selama periode
pelaporan.
CATATAN ATAS LAPORA KEUANGAN
Catatan atas laporan keuanganbagian tak terpisahkan dari laporan keuangan BPR.
Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai gambaran umum BPR,
ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai