Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala limpahan rahmat, bimbingan dan petunjuk serta hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan lancar.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Tarikh Tasyri
dengan dosen pengampu Ibu LINA PUSVISASARI,S.Sy.,M.H.
Akhir kata penulis meminta maaf atas kesalahan serta kekhilafan dan juga
banyaknya kekurangan penulisan dalam makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah SWT memberikan
petunjuk serta rahmat-Nya kepada kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. LATAR BELAKANG..........................................................................
B. B. RUMUSAN MASALAH.................................................................
C. C. TUJUAN..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A. ..............................................................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................
A. KESIMPULAN.....................................................................................
B. SARAN.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Periode ini lahir pada abad ke 4 H (tahun ke 12 M), yang berarti
sebagai penutupan periode ijtihad atau periode tadwin (pembukuan).
Mula-mula masa kemunduran dalam bidang kebudayaan Islam, kemudian
berhentilah perkembangan hukum Islam atau Fiqih Islam. Pada umumnya,
ulama yang berada di masa itu sudah lemah kemauannya untuk mencapai
tingkat mujtahid mutlak sebagiamana dilakukan oleh para pendahulu
mereka pada kejayaan seperti disebut diatas.
Situasi kenegaraan yang barada dalam konflik, tegang, dan lain
sebagainya itu ternyata sangat berpengaruh kepada kegairahan ulama yang
mengkaji ajaran Islam langsung dari sumber aslinya Alqur’an dan Hadits.
Mereka telah puas hanya dengan mengikuti pendapat-pendapat yang telah
ada, dan meningkatkan kepada tingkat tersebut kedalam madzhab-
madzhab fiqhiyah. Sikap seperti inilah yang mengantarkan Dunia Islam
kea lam taklid, kaum Muslimin terperangkap ke alam pikiran yang jumud
dan statis.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A. TARIKH TASYRI PADA MASA JUMUD
Disamping kondisi sosial politik tersebut, beberapa faktor lain
berikut ini kelihatannya ikut mendorong lahrnya sikap taklid dan
kemunduran. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Efek samping dari pembukuan fiqih pada periode sebelumnya
Dengan adanya kitab-kitab fiqih yang ditulis oleh ulama-ulama
sebelumnya, baik untuk persoalan-persoalan yang benar-benar
terjadi atau diprediksi akan terjadi, memudahkan umat Islam
pada periode ini merujuk semua persoalan hukumnya kepada
kitab-kitab yang ada itu.
2. Fanatisme mazhab yang sempit
Pengikut imam mujtahid terdahulu itu berusaha membela
kebenaran pendapat mazhabnya masing-masing dengan
berbagai cara. Mungkin akibat pengaruh arus keidakstbilan
kehidupan politik, dimana frkuensi sikap curiga dan rasa tidak
senang antara seseorang atau antar kelompoknya dengan
mnecari-cari argumentasinya yang pada umumnya apologetic
serta menyanjung imam dan mazhabnya dengan sikap
emosinalitas yang tinggi. Akibatnya, mereka tenggelam dalam
suasana chauvinism yang tinggi, jauh dari sikap rasionalitas
ilmiah dan terpaling dari sumber-sumber hukum yang
sesungguhnya, Alqur’an dan Hadits.
3. Pengangkatan hakim-hakim muqallid
Kehidupan taklid pada periode semakin subur ketika pihak
penguasa mengangkat para hakim dari orang-orang yang
bertklid. Bila pada periode sebelumnya para penguasa memilih
dan mengangkat hakim-hakim dari kalangan mujtahid dan
mereka diberi kebebasan berijtihad sendiri, hasil ijtihadnya
sering menjadi sasaran kritikan pedas dari penganut-penganut
mazhab tertentu, termasuk penguasa.
Umat islam menyadari kemunduran dan kelemahan mereka yang
sudah berlangsung semakin lama itu. Gerakan pembaharuan ini cukup
berpengaruh terhadap perkembangan fiqih. Banyak diantara
pembaharuan itu juga adalah ulama’-ulama’ yang berperan dalam
perkembangan fiqih itu sendiri. Mereka berseru agar umat Islam
meningglakan taklid dan kembali kepada Alqur’an dan hadits dan
mengikuti jejak para ulama’ terdahulu. Mereka inilah yang disebut
sebagai golongan salaf. Periode ini ditandai dengan
disusunnya kitab Majallat al-Ahkam al-‘Adiyyat di akhir abad ke-13 H,
mulai 1285 H sampai tahun 1293 H (1869-1876 M).
Contoh ijtihad yang dilakukan
Perluasan daerah dari suatu Negara akan berdampak semakin luas
pada jumlah dan bobot persoalan yang dihadapi, baik menyangkut
sosial politik ketatanegaraan maupun hal-hal yang perlu diselesaikan
oleh pemimpin dan para ulamanya. Mereka, terutama ulama’-ulama’
dituntut untuk berfatwa dalam menghadapi persoalan-persoalan hukum
yang frekuensinya selalu bertambah dari masa ke masa. Keadaan ini
menentang mereka untuk menafsirkan ayat-ayat Alqur’an atau hadits-
hadits nabi berdasarkan penalaran ilmiah yang intens (ijtihad).
A. KESIMPULAN
Situasi kenegaraan yang barada dalam konflik, tegang, dan lain sebagainya
itu ternyata sangat berpengaruh kepada kegairahan ulama yang mengkaji ajaran
Islam langsung dari sumber aslinya Alqur’an dan Hadits. Mereka telah puas hanya
dengan mengikuti pendapat-pendapat yang telah ada, dan meningkatkan kepada
tingkat tersebut kedalam madzhab-madzhab fiqhiyah. Sikap seperti inilah yang
mengantarkan Dunia Islam kea lam taklid, kaum Muslimin terperangkap ke alam
pikiran yang jumud dan statis.
Keistimewaan Masa Ini adalah di Pengembangan fiqih di Arab, Asia
tengah dan India. Para ulama tidak sekaligus meninggalkan ijtihad, melainkan
berangsur-angsur karena itu dapatlah kita membedakan antara masa sebelum
pertengahan abad 7 hijriyah (tahun 656 H) yaitu masa ketika jatuhnya kerajaan
Abasiyyah di Baghdad dengan terbunhnya al Mu’tashim, dengan masa
sesudahnya. Dalam masa itulah para ulama menghadapkan dirinya kepada taqlid
sampai pengaruhnya ke asia tengah dan India.
Faktor-faktor yang terpenting yang menyebabkan terhentinya kegiatan
ijtihad, dan menetapi bertaqlid kepada para ulama terdahulu, diantaranya yaitu :
1. Terbagi-baginya Daulah Islamiyah kedalam sejumlah kerajaan-kerajaan yang
saling bermusuhan para rajanya, penguasanya dan rakyatnya
2. Pecahnya imam-imam mujtahidin kepada beberapa madzhab yang masing-
masing mempunyai corak sendiri.
3. Umat islam mengabaikan sistem kekuasaan perundang-undangan.
4. Para ulama dilanda krisis moral yang menghambat mereka, sehinga tidak bisa
sampai pada level orang-orang yang melakukan ijtihad.
Tokoh ulama masa ini :
1. Imam Hanafi
2. Imam Maliki
3. Imam Syafi’i
4. Imam Hanbali
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unissula.ac.id