Anda di halaman 1dari 2

Latar belakang

Aliran humanisme muncul pada tahun 90-an. Sebagai sebuah aliran dalam psikologi, aliran ini boleh
dikatakan relative masih muda, bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan terus-menerus mengeluarkan
konsep yag relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat menekankan pentingnya
kesadaran, aktualisasi diri, dan ha-hal yang bersifat positif tentang manusia.

Pengertian humanisik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan
yang beragam pula. Teori humanisme menyatakan bahwa bagian terpenting dalam proses pembelajaran
adalah unsure manusianya. Humanisme lebih melihat sisi perkembangan kepribadian manusia
dibandingkan berfokus pada “ketidaknormala”atau “sakit”.manusia akan mempunyai kemampuan
positif untuk menyembuhkan diri dari “sakit” tersebut, sehingga sisi positif inilah yang ingin
dikembangka oleh teori humanisme

Secara umum berdasarkan orientasinya teori tentang belajar dan pembelajaran diklasifikasikan menjadi
empat yang meliputi teori belajar yang beorientasi pada tingkah laku (

behaviorisme), teori belajar yang berorientasi padakemampuan kognitif (

kognitivisme

), teori belajar yang berorientasi pada prosesmengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan sendiri (

konstruktivisme

), dan teoriyang akan kami bahas dalam makalah ini ialah teori belajar yang berorientasi pada
pembentukan sifat kemanusiaan (

humanisme

Pengertian teori Humanisme

Dalam teori belajar humanistme proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri.
Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teri ini lebih
banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan
kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar
seperti apa adanya, seperti apa yang bias kita amati dalam dunia keseharian. Menurut teori humanisme,
tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri.
Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih
banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan
kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar
seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat
dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya)
dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai