Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan Penelitian
Pengantar:
Kepada Yth
Bapak Fahmi Alweni
General Manager PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak
Berkenana dengan rencana studi Magister Transportasi dimana peneliti
memfokuskan masalah pada pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 39 Tahun 2015 kedalam penulisan ilmiah, tentunya peneliti memohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk dapat menjadi Kay Informan yang dapat memberikan penjelasan
atas berbagai pertnayaan sebagai dasar dari analisis, demi kepentingan studi, apapun
pernyaan yang disampaikan Bapak/Ibu sepenuhnya menjadi bagian dan pengayaan
analisis ilmiah atas materi penelitian ini. Materi pertanyaan berkenana dnegan
evaluasi PM 39 tahun 2015 dengan dimensi pertanyana meliputi efektivitas,
kecakupan, pemerataan, responsivitas dan ketepatan dengan dincian pertanyaan
sebagai berikut :
I. Dimensi Efektivitas
Pertanyaan :
a. Sebagaimana amanat yang tetuang dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 39 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Penumpang Angkutan Penyeberangan, yang tentunya harus di
jalankan, apakah hal ini telah dapat dilaksanakan secara baik, dan
bagaimana penerapannya, bilakah semua telah dilaksanakan
apakah hal ini dapat menjawab dinamika pelayanan prima bagi
ASDP kedepan…?
Jawab:
Upaya pembenahan dan peningkatan layanan penyeberangan ASDP
Merak dengan menyelesaikan pembangunan dermaga 6 di Pelabuhan
Merak, Banten. Dermaga tersebut, tambahnya, saat ini mulai
dioperasikan. engoperasian dermaga 6 tersebut dapat meningkatkan
produktivitas kapal-kapal di lintas penyeberangan Merak - Bakauheni
(Lampung). perseroan telah menyiapkan strategi peningkatan layanan
penyeberangan, khususnya di lintasan Merak-Bakauheni sebagai jalur
tersibuk yang menghubungkan Jawa dan Sumatra."Aksesibilitas dan
fasilitas layanan kepelabuhanan dan penyeberangan terus ditingkatkan.
Dengan pengoperasian dermaga 6 Merak, manajemen juga
mempersiapkan akses khusus menuju dermaga 6 untuk memecah
antrean. Pelabuhan juga terus manajemen tata, saat ini dipersiapkan
peningkatan layanan e-ticketing. Pperan ASDP dari tahun ke tahun
semakin penting. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk
mengakomodasikan kebutuhan penyeberangan perlu terus ditingkatkan.
Dampak dari pertumbuhan tersebut, kepadatan mulai terasa di beberapa
pelabuhan utama ASDP. Peningkatan jumlah penumpang dan kendaraan
ini yang harus menjadi bahan perhatian pada arus mudik tahun ini. Kita
harus mempersiapkan langkah antsipasi dengan keterbatasan yang ada.
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian : (1). Peningkatan
jumlah penumpang dan kendaraan harus mendapat langkah antisipasi
dengan cara pengaturan flow masuk kendaraan serta pola operasi yang
terbaik. (2). Pastikan rencana yang telah dibuat dapat diterapkan di
lapangan. (3). Percepat perbaikan dan pembangunan infrastruktur yang
diperlukan. Segala bentuk perbaikan infrastruktur harus sudah selesai
sebelum H-7 Angkutan Lebaran. Jangan sampai para pengguna jasa
terganggu perjalanannya, khususnya pada masa puncak arus mudik. (4).
Penyeberangan yang Aman, Tertib, Lancar dan Selamat sampai tujuan
adalah tujuan utama ASDP sehingga koordinasi dengan pihakpihak
eksternal seperi Kepolisian, Gapasdap dan OPAP maupun Dinas
Perhubungan setempat harus dilakukan sebaik-baiknya. Lakukan Posko
Terpadu. (5). Perhatikan kondisi jalan di pelabuhan agar tidak terlalu
berdebu. Debu yang bercampur dengan asap pembuangan kendaraan
dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan penglihatan bagi
pengendara motor khususnya balita. (6). Lakukan pengawasan di
lapangan untuk memastikan petugas bekerja sesuai dengan tugasnya. Hal
ini bisa dilakukan bersama-sama dengan OPAP. (7). Berikan perhatian
utama pada ketersediaan fasilitas umum seperti toilet umum. Pastikan
jumlahnya memadai dengan ketersediaan air cukup, kebersihan dan
penerangan terjaga serta dijaga oleh petugas kebersihan. (8). Agar
delapan Cabang Utama memberikan fokus lebih pada keselamatan dan
kelancaran arus mudik dan arus balik dengan mempersiapkan Plan A dan
Plan B di lapangan. 9. Agar para petugas memiliki stamina lebih baik
dalam upaya mengatur kelancaran arus mudik. Bagi para awak kapal,
perhatikan keselamatan penyeberangan dengan selalu memastikan
kehandalan mesin maupun perlengkapan keselamatan. Reputasi ASDP
bergantung juga pada para awak kapal.
Saat ini aat ini pelayanan prima sudah harus dilakukan di pelabuhan-
pelabuhan ASDP dengan membangun pelabuhan berkelas dunia. Untuk
mewujudkan pelabuhan berkelas dunia, saat ini Pelabuhan Merak sedang
dibenahi secara menyeluruh oleh Supriyanto. Langkah awal yang akan
dilakukan yakni memberikan motivasi lebih dan membuka semangat
baru kepada karyawan untuk merubah tampilan Pelabuhan Merak.
Sebab, menurutnya semua berawal dari niat karyawan cabang untuk
merubah pelabuhan tampil lebih baik. “Saya punya cita-cita pelabuhan
ini tampilannya berubah, tidak seperti sekarang. Karena sudah saatnya
merubah tampilan pelabuhan yang berkelas, yang bagus, tidak
semrawut . Saya sekarang pelan-pelan ingin merubah performa
pelabuhan secara menyeluruh. Seperti apa yang tercantum dalam visi kita
yaitu menjadi operator pelabuhan yang berkelas dunia, Salah satu
rencana pembenahan pelabuhan juga termasuk membenahi ruang tunggu
dan area perkantoran di lantai 2 ruang tunggu penumpang Pelabuhan
Merak. Demi kenyamanan penumpang, ruang tunggu sebagai salah satu
fasilitas publik akan mendapat sentuhan perbaikan sehingga tampak lebih
rapih. “Penumpang berhak mendapatkan kenyamanan,” tambahnya.
“Saya juga sempat cek penataan listrik, sehingga penggunaannya bisa
lebih dikendalikan dan penggunaannya akan lebih optimal.” saya
berencana untuk memasang sarana untuk memudahkan mereka seperti
escalator (tangga berjalan),” harapnya guna memenuhi peningkatan
pelayanan di Pelabuhan Merak. Saya sekarang pelan-pelan ingin
merubah perfoma pelabuhan merak secara menyeluruh seperti apa yang
tercanutm dalam visi perusahaan kita”.
-------------------------------------------------------------
Oh untuk hal ini saya tidak mesti menjelaskan ASDP dengan LSM
munglin lebih elok manajemen jelaskan apa yang telah manajemen
(ASDP) dengan masyarakat pelaku usaha yang secara bersama memiliki
komimtmen untuk memberikan fasilitas dan pendampingan bagi ASDP
dalam mempercepat pelayanan ke pada masyarakat secara cepat, tepat
dan efisien, manajemen sadar bahwa ASDP tidak boleh atau tidak akan
mampu meujudkan pelayanan optimal, perlu adanya keterlibatan pihak
lain atau pihak ketiga dalam hal ini masyarakat pelaku bisnis industri
jaringan seperti PT LEN Industri Ruang lingkup kerjasama yang
dilakukan kedua belah pihak meliputi pengembangan layanan sistem
tiket serta verifikasi data penumpang dengan menggunakan sistem QR
Code reader. Sinergi BUMN tersebut juga melakukan pengembangan
sistem dan infrastuktur tiket yakni barcode scanner dan sensor klasifikasi
kendaraan. Selain itu, sistem yang dikembangkan akan dilengkapi
dengan catu daya yang memanfaatkan energi terbarukan tenaga surya. .
Bagi ASDP, kerjasama ini turun mendukung langkah modernisasi
layanan penyeberangan dan kepelabuhanan demi terwujudnya layanan
prima bagi pengguna jasa penyeberangan dari Sabang sampai Merauke,
khusjsnya pada pelabuhan merak sebagai pelabuhan pertama
menerapkan system OQ ini ………….
b. Setiap upaya tenya harus di evaluasi karena evaluasi penting untuk
mengetahui setiap proses dari langkah yang dijalankan, bagaimana
hasil dari evaluasi pelaksanaan PM 39 tahun 2015, apakah ada
discresi dari evaluasi tersebut …?
Bila melihat stuktur proses pelayanan paling tidak saya akan
memberikan penjelasan dasar atas 6 atribut dalam fasilitas pendukung
alih moda sebagai parameter awal dalam prosses pelayanan selanjutnya
mengingat proses alih moda menjadi penting menurut saya dan hal ini
telah dilakukan dan diperhtikan secara nya sebagai berikut; Pertama,
Fasilitas Selasar dan Kanopi Penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan
Merak apabila akan menggunakan Bis AKAP Terminal Terpadu Merak
atau sebaliknya dengan melewati selasar dengan kanopi dan tanpa
kanopi. Sedangkan penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan Merak
apabila akan melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan angkot,
taksi, Bis Bandara melewati selasar tanpa kanopi. Kedua Gangway
Menuju Angkutan Lanjutan Penumpang dapat menggunakan gangway
yang terhubung dari Pelabuhan Penyeberangan Merak menuju Stasiun
Merak apabila akan menggunakan kereta api sebagai angkutan
lanjutannya begitu pula sebaliknya. Ketiga Informasi Terkait Angkutan
Lanjutan seperti Papan Informasi Rute Angkutan Lanjutan, Tarif, dan
Jadwal Keberangkatan Angkutan Lanjutan Informasi terkait angkutan
lanjutan seperti papan informasi rute angkutan lanjutan, tarif, dan jadwal
keberangkatan angkutan lanjutan tidak ada. Informasi terkait angkutan
lanjutan seperti papan informasi rute angkutan lanjutan, tarif, dan jadwal
keberangkatan angkutan lanjutan ada di Stasiun Merak, Pool Damri
Bandara dan Terminal Terpadu Merak belum lengkap karena sedang
direnovasi. Keempat. Fasilitas Bagi Orang-orang yang Berkebutuhan
Khusus (penyandang cacat, ibu hamil, orang tua, dan anak-anak) seperti
ketersediaan selasar khusus dengan memberikan kanopi (pelindung dari
terik matahari maupun hujan) untuk melakukan pergerakan dari
pelabuhan/stasiun sampai menuju ke halte angkutan lanjutan terdekat.
Selasar khusus bagi orang-orang yang berkebutuhan khusus (penyandang
cacat, ibu hamil, orang tua, dan anak-anak) tidak ada, yang ada selasar
yang digunakan untuk umum menuju Terminal Terpadu dengan kanopi
dan menuju angkot, Bis Damri dan taksi tanpa kanopi. Kelima
Ketersediaan Halte Angkutan Lanjutan (Jarak dan Kondisi). Penumpang
dari Pelabuhan Penyeberangan Merak dapat melanjutkan perjalanan
dengan menggunakan kereta api di Stasiun Merak berjarak ± 200 m dan
Bis AKAP di Terminal Terpadu Merak berjarak ± 250 m. Halte untuk
angkot tidak ada, penumpang bisa menghentikan langsung angkot yang
melewati gerbang Pelabuhan Penyeberangan Merak berjarak ± 250 m.
Penumpang dapat menggunakan taksi berjarak ± 300 m dan Bis Damri
Bandara berjarak ± 500 m yang berada di luar ada di luar gerbang
Pelabuhan Penyeberangan Merak. Kenam. Fasilitas bagi pengguna jasa
angkutan lanjutan untuk membawa barang bawaan seperti trolley atau
alat bantu lain yang dapat memberikan kemudahan bagi pengguna jasa
untuk membawa barang bawaan sampai ke halte angkutan lanjutan
terdekat. Fasilitas bagi pengguna jasa angkutan lanjutan untuk membawa
barang bawaan seperti trolley ada sebayak 35 buah disediakan di
Terminal Terpadu Merak. Namun dari eenam point itu juga tentusnya
berbagai permsalahan juga masih muncul sebagai indikasi yang harus
diperbaiki guna meningkatkan keterpaduan pelayanan transportasi
antarmoda pada saat lebaran di masa yang akan datang, antara lain:
Pertama Fasilitas papan informasi (petunjuk arah, denah lokasi, tarif
tiket angkutan lanjutan, dan jadwal keberangkatan angkutan lanjutan).
Fasilitas papan informasi (petunjuk arah, denah lokasi, tarif tiket
angkutan lanjutan, dan jadwal keberangkatan angkutan lanjutan) di
Pelabuhan Penyeberangan Merak bagi penumpang yang akan naik kereta
api ada penunjuk arah ke Stasiun Merak pada gangway yang
menghubungkan Pelabuhan Penyeberangan Merak dengan Stasiun
Merak, sedangkan yang lainnya tidak ada, tetapi informasi trayek dan
jadwal angkutan lanjutan di Stasiun Merak ada, di Poll Damri Bandara
ada, dan di Terminal Terpadu Merak belum ada karena Terminal
Terpadu Merak sedang di renovasi, sehingga untuk memudahkan
penumpang dalam beralih moda diperlukan papan informasi (petunjuk
arah, denah lokasi, tarif tiket angkutan lanjutan, dan jadwal
keberangkatan angkutan lanjutan) di Pelabuhan Penyeberangan Merak
dalam rangka memudahkan penumpang dalam beralih moda. Kedua
Fasilitas alih moda (bagi penyandang cacat/ibu hamil/anak-anak) menuju
halte angkutan lanjutan). Fasilitas alihmoda (bagi penyandang cacat/ibu
hamil/anak-anak) menuju halte angkutan lanjutan) yang ada yaitu kursi
roda sebanyak 7 buah di Pelabuhan Penyeberangan Merak. Kursi roda ini
bisa digunakan dengan bantuan security, penumpang penyandang
cacat/ibu hamil/anakanak sampai gerbang Pelabuhan Penyeberangan
Merak, tetapi jalur khusus untuk penyandang cacat/ibu hamil/anak-anak
dari Pelabuhan Penyeberangan Merak tidak ada sehingga menggunakan
jalan/trotoar yang digunakan untuk umum, sehingga diperlukan jalur
khusus bagi penyandang cacat/ibu hamil/anak-anak, tetapi jalur khusus
untuk penyandang cacat/ibu hamil/ anak-anak serta lansia di dalam
Pelabuhan Penyebarangan Merak sudah ada; Ketiga. Ketersediaan
fasilitas bagi pejalan kaki (selasar) menuju halte angkutan lanjutan.
Penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan Merak menuju Stasiun
Merak melalui gangway sedangkan menuju Terminal Terpadu Merak
melalui selasar Pelabuhan Penyeberangan Merak tetapi masih perlu
penataan sehingga memudahkan penumpang dalam beralih moda antara
selasar Pelabuhan Penyeberangan Merak dengan selasar Terminal
Terpadu Merak. Pada selasar Terminal Terpadu Merak perlu penataan
orang-orang yang berjualan. Penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan
Merak apabila akan melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan
lanjutan selain kereta api dan Bus AKAP dapat menggunakan angkot dan
lain-lain dengan melalui trotoar menuju gerbang Pelabuhan
Penyeberangan Merak; keempat Ketersediaan fasilitas pelindung dari
terik matahari dan hujan (kanopi) menuju halte angkutan lanjutan.
Penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan Merak menuju Stasiun
Merak melalui gangway, tetapi dari gangway ke peron stasiun kereta api
terputus/belum terhubung langsung sehingga kalau hujan turun/panas
terik matahari dapat mengenai penumpang sedangkan menuju Terminal
Terpadu Merak melalui selasar Pelabuhan Penyeberangan Merak
berkanopi dan selasar Terminal Terpadu Merak berkanopi dan tidak
berkanopi, selasar ini perlu dilakukan penataan sehingga penumpang
dapat nyaman dalam beralih moda. Antara selasar Pelabuhan
Penyeberangan Merak dan selasar Terminal Terpadu Merak
terputus/tidak terhubung sehingga kalau hujan/panas terik matahari
membuat penumpang tidak nyaman sehingga perlu dihubungkan.
Penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan Merak apabila akan
melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan lanjutan selain kereta api
dan Bus AKAP dapat menggunakan angkot dan lain-lain dengan melalui
trotoar menuju gerbang Pelabuhan Penyeberangan Merak. Trotoar ini
tidak berkanopi sehingga kalau hujan atau siang hari penumpang kena
panas terik matahari, sehingga perlu diberi kanopi untuk kenyamanan
penumpang dalam beralih moda.
V. Ketepatan
Pertanyaan :
a. Merak dalam telah implemntasi PM 39 tahun 2015 yang tentunya
telah memberikan berabgai perubahan khususnya perubahan
kearah perbaikan pelayanan, bagaiana perubahan ini mejawab
kebaikan manajemen secara menyeluruh dan memberikan
kontribusi bagi pemebentukan KPI…?
Saat ini, perjalanan dari Jakarta ke Merak sudah semakin lancar, bisa
ditempuh 1-2 jam. Bila kendaraan semakin cepat ke Merak sedangkan
pelabuhan tidak mampu menampung kendaraan, akan mengakibatkan
penumpukan kendaraan. Untuk mengatasi hal ini, ASDP akan
menambah 10 dermaga di Merak, Selain itu, ASDP telah menyiapkan
tiga kapal Ro-Ro (Roll on-Roll off) tambahan yang berkapasitas 5.000
GT, yaitu KMP Legundi, KMP Sebuku, dan KMP Batumandi. Ketiga
kapal ini dalam persiapan untuk segera dioperasikan. Guna
mengantisipasi dinamika kedepan tentunya manajemen perlu melakukan
perbaikan jadwal perbaikan kapal (dociking) menambah kapsitas layanan
dermaga serta melakukan peremajaan kapal. Untuk itu manajeen
memencermati ini meningat jika terjadi kekurangan kapal sebagai akibat
kapal dalam perawatan atau kerusakan maka akan berimplikasi besar
terhadap pelayanan yang pada akhirnya bermuara pada ketidak puasan
masyarakat Dari hasil analisis kajian KPI menunjukkan total skor
penilaian kinerja pelayanan angkutan penyeberangan dan kepentingan
pengguna jasa terhadap atribut pelayanan yang dikaji (1-38), nilai tingkat
kesesuaian pengguna jasa untuk masing-masing. Diketahui rata-rata nilai
tingkat kesesuaian yang diperoleh adalah 81,21% dimana nilai ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan atribut pelayanan angkutan
penyeberangan masih belum sesuai dengan harapan pengguna jasa
karena nilai tingkat kesesuaian tidak mencapai 100% sehingga masih
diperlukan adanya perhatian dan perbaikan dari operator angkutan
penyeberangan untuk peningkatan kinerja pelayanan yang diberikan.
Masih adanya keluhan masyarakat terhadap kinerja pelayanan angkutan
penyeberangan lintas Merak Bakaheni yang menyatakan bahwa waktu
penggunaan sistem pelayanan penyeberangan lama sehingga penumpang
harus antri di pelabuhan atau lama di atas kapal menunggu bongkar muat
menyebabkan diberlakukannya sistem operasional kapal yang baru yaitu
pola 10:2 (10 operasi dan 2 standby) menggantikan pola yang lama 8:4
(8 operasi dan 4 standby). Metode untuk mengetahui kinerja pelayanan
tersebut dengan melakukan survei terhadap persepsi kepuasan pengguna
jasa. Hasil analisis menyebutkan bahwa kinerja pelayanan angkutan
penyeberangan masih perlu penanganan dan perbaikan. Hasil IPA
menjelaskan bahwa tribut pelayanan yang menempati prioritas utama
untuk diperbaiki adalah atribut kebersihan kamar mandi/WC di kapal,
ketepatan waktu tiba di pelabuhan tujuan, ketepatan lama waktu
pelayaran, suhu udara di dalam kapal dan Adanya
pemberitahuan/peragaan alat-alat keselamatan di kapal. Sedangkan
beberapa atribut pelayanan yang perlu dipertahankan kinerjanya
diantaranya kebersihan kapal, ketersediaan tempat ibadah di dalam kapal
dan jumlah tempat duduk yang disediakan. Atribut pelayanan dengan
prioritas rendah terdiri dari 6 atribut pelayanan. Sementara itu atribut
pelayanan yang dianggap berlebihan terdiri dari 11 atribut pelayanan.
Hasil analisis indeks kepuasan pengguna jasa diperoleh nilai CSI sama
dengan 69% yang menunjukkan bahwa kinerja pelayanan angkutan
penyeberangan yang dirasakan oleh pengguna jasa masuk dalam kriteria
Puas.---------------------------------------------------------------------------------
b. Pertnayaan terakhir dari penelitain ini adalah Apakah Standar
Pelayanan Penumpang Angkutan Penyeberangan dapat menjawab
tuntutan percepatan pelayanan yang diharapkan pengguna jasa,
Demikian pertanyaan ini saya sampaikan kehadapan bapak, atas partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Pengantar:
Kepada Yth
Bp. Rudy
Manajer Usaha PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak
I. Dimensi Efektivitas
Pertanyaan :
a. Sebagaimana amanat yang tetuang dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 39 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Penumpang Angkutan Penyeberangan, yang tentunya harus di
jalankan, apakah hal ini telah dapat dilaksanakan secara baik, dan
bagaimana penerapannya, bilakah semua telah dilaksanakan
apakah hal ini dapat menjawab dinamika pelayanan prima bagi
ASDP kedepan…?
Jawab:
PT ASDP telah merampungkan pembangunan dermaga 6, yang kini
mulai dioperasikan. “Dengan penambahan operasional dermaga 6 Merak
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kapal di lintas Merak-
Bakauheni, Aksesibilitas dan fasilitas layanan kepelabuhanan dan
penyeberangan terus ditingkatkan. Dengan pengoperasian dermaga 6
Merak, Manajemen juga akan mempersiapkan akses khusus menuju
dermaga 6 untuk memecah antrian elabuhan juga terus Maajemen telah
mentata, dimana saat ini tengah dipersiapkan peningkatan layanan e-
ticketing. Selain itu, peningkatan kualitas layanan penyeberangan juga
akan difokuskan pada penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM)
pada waktu tunggu bongkar muat (port time) maksimal 45 menit dan
waktu pelayaran (sailing time) maksimal 2 jam. “Aspek pelayanan akan
terus diperhatikan agar berjalan sesuai SPM yang berlaku. Misalnya,
untuk kapal, regulator telah mengatur bahwa armada yang dioperasikan
minimal berkecepatan 10 knot. Jika ditemukan pelayanan operator yang
tidak sesuai dengan SPM, maka akan dihentikan operasinya.---------------
V. Ketepatan
Pertanyaan :
a. Merak dalam telah implemntasi PM 39 tahun 2015 yang tentunya
telah memberikan berabgai perubahan khususnya perubahan
kearah perbaikan pelayanan, bagaiana perubahan ini mejawab
kebaikan manajemen secara menyeluruh dan memberikan
kontribusi bagi pemebentukan KPI…?
Mengenai penyusunan Key Performance Indicator (KPI) untuk General
Manager Cabang ada beberapa perspektif yang dijadikan dasar bagi
pelaksanaan program yang dilakukan. Perspektif Pelanggan: Semua
Cabang memakai indikator Keluhan Pelanggan untuk mengetahui jumlah
komplain pelanggan atas pelayanan dari cabang. Perspektif Produk dan
Layanan: Semua cabang memakai indikator Hari Docking Kapal
maksimum 35 hari, hari siap operasi 360 hari, keselamatan kapal dengan
mengacu pada pemenuhan standar SOLAS dan NCVS yang baru
diterapkan oleh Kementerian Perhubungan RI dan jumlahnya sesuai
dengan kapal yang merupakan tanggung jawabnya. Indikator kondisi
kapal pada semua cabang difokuskan pada kondisi kapal minimum 80%
sesuai dengan yang ditetapkan oleh Divisi Teknik Kapal, serta kondisi
rata-rata kapal yang ada pada masing-masing cabang. Indikator
pemeliharaan kapal untuk mempertahankan kapal selalu laik laut dan
menjamin pengoperasian kapal serta mempertahankan kondisi armada
kapal, kegiatan yang menjadi target adalah 1 kali pemeliharaan tahunan
(docking), dan 11 kali pemeliharaan rutin. Perspektif Proses Bisnis:
Pada pembahasan dalam perspektif ini telah disepakati maksimum
laporan sejumlah 40. Pada awalnya terdapat perbedaan penafsiran antara
pada GM Cabang dengan terkait laporan yang harus disampaikan oleh
cabang. Hal ini mengingat beberapa GM/Manager Cabang menafsirkan
bahwa laporan dimaksud adalah hanya laporan yang pokok-pokok pada
satu/beberapa bidang saja, sehingga panitia melakukan penyusunan
jenis/jumlah laporan rutin maupun laporan lainnya sesuai bidang (bisnis
dan non bisnis) yang ada dalam kegiatan PT. ASDP Indonesia ferry
(Persero) yang ada selama ini dan best practise / Lazim. Untuk indikator
Penyampaian Tindak Lanjut Temuan SPI dan KAP, pada KPI tahun
2012 didasarkan pada hasil temuan tahun audit 2011, sehingga tidak
semua cabang ada untuk penilaian tindak lanjut karena ada cabang yang
tidak diaudit pada tahun 2011. Demikian juga dengan tindak lanjut K2L.
sedangkan untuk indikator investasi sesuai rencana investasi yang telah
dianggarkan bagi masing-masing cabang bila ada. Perspektif SDM: Pada
semua cabang sama menggunakan tiga indikator yaitu: (i) Kesiapan
Crew Kapal (sesuai dengan type dan ukuran kelas kapalnya), (ii)
Ketidakhadiran; dan (iii) Training
Perspektif Keuangan: Menggunakan lima indikator yaitu: (i) Pencapaian
Pendapatan Subsidi (bagi pelayanan keperintisan); (ii) Total Pendapatan
(selama tahun 2012); (iii) Total Biaya, (iv) Laba/Rugi (yang dicapai);
serta (v) Operating Ratio. Indikator pendapatan subsidi dalam perspektif
“Keuangan” tetap dimasukan sebagai indikator tersendiri mengingat
indikator pendapatan subsidi harus diusahakan secara maksimal oleh
para General Manager yang mengelola keperintisan. Perspektif
Leadership: Secara umum terdiri dari empat indikator yaitu: (i)
penyaluran PKBL (untuk semua cabang di tahun 2012); (ii) Kepatuhan
terhadap Prosedur, (iii) Legalitas Sewa Lahan/Ruangan; serta (iv)
Sertifikasi Aset (sesuai dengan kondisi/ rencana proses sertifikasi pada
tahun 2012) Dalam pembahasan dengan para General Manager Cabang,
telah disepakati jumlah Rapat Manajemen di Cabang (yang masuk
sebagai indikator dalam perspektif Leadership”) minimal dilakukan 6
(enam) kali dalam 1 (satu) tahun. Perspektif KPI tersebut menjadi dasar
bagi perusahaan untuk menilai kinerja cabang melalui kepemimpinan
General Manager Cabang. “Tujuannya adalah peningkatan motivasi,
sasaran yang lebih terarah dan mengasah keterampilan bisnis karyawan
di Cabang. Dengan adanya KPI tentunya kinerja dapat terukur dengan
alat ukur yang sesuai,” tutur Danang. Hasil penyusunan KPI ini telah
ditandatangani oleh para General Manager Cabang saat penutupan
Raker. “Nanti kitabisa lihat hasilnya di akhir tahun,” tambahnya.
Demikian pertanyaan ini saya sampaikan kehadapan bapak, atas partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.
Hormat saya