Anda di halaman 1dari 15

 

PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM HIV DAN AIDS

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahanrahmat, inayah,
taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tuj
uan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
dan promosi kesehatan, pada semester
 IV 
, ditahun ajaran 2019 dengan judul ProsedurPemeriksaan Laboratorium dengan
masalah HIV dan AIDS . Dengan membuattugas ini, kami diharapkan untuk lebih
mengetahui tentang Prosedur PemeriksaanLaboratorium dengan masalah HIV dan
AIDS di perguruan tinggi. Makalah inidibuat dengan berbagai observasi dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untukmembatu menyelesaikan makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengucapkanterima kasih kepada:1.
 
Bapak Drs.H. Darsono Selaku Ketua Yayasan STIKes Widya DharmaHusada
Tangerang2.
 
Bapak Dr.H.M. Hasan, SKM.,M.Kes Selaku Ketua STIKes WidyaDharma Husada
Tangerang3.
 
Ibu Ns. Riris Andriati, S.Kep, M.Kep Selaku Ketua STIKes WidyaDharma Husada
Tangerang4.
 
Bapak Ns. Veri S.Kep,M.Kep Selaku dosen mata kuliah HIV AIDS, yangtelah
memberikan tugas ini5.
 
Orang Tua/Wali Murid S1 Keperawatan STIKes Widya Dharma HusadaTangerang yang
telah memberikan dukungan moral, material, dan spiritual6.
 
Teman-teman S1 Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada Tangerangyang
memberikan dorongan dan semangatKami menyadari, sebagai mahasiswa/i yang
masih dalam
proses pembelajaran dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Olehk
arena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, gunauntuk
membuat makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.Tangerang Selatan,
Maret 2019
 
 
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ..........................................................................
iDAFTAR ISI ....................................................................................... iiBAB I
PENDAHULUAN
 1.1
 
Latar Belakang ................................................................................ 11.2
 
Rumusan Masalah ........................................................................... 11.3
 
Tujuan Masalah ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
 
Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metode Rapid Test ................. 32.2
 
Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metode Elisa Test ................... 62.3
 
Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metode CD4 Test ................. 172.4
 
Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metode Viral load................. 202.5
 
Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metode Lab dasar ................. 23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 273.2 Saran .........
..................................................................................... 27
DAFTAR PUSAKA ........................................................................... 29
 
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Human Immunodeficiency Virus (HIV) termasuk family retrovirus, yang
menyerang sistem kekebalan tubuh terutama limfosit. Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang merupakan kumpulan gejala akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus
HIV.
AIDS adalah suatu penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan ditandai
dengan imunosupresi berat yang menimbulkan infeksi oportunistik, neoplasma
sekunder dan manifestasi neurologis. HIV telah ditetapkan sebagai agen penyebab
AIDS. AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil
akhir dari infeksi oleh HIV. Definisi AIDS yang ditetapkan oleh
pusat pengendalian penyakit, telah berubah beberapa waktu sejak gejala pertamadi
temukan pada tahun 1981.Penanganan pada penyakit HIV/AIDS bisa dilakukan
dengan
melakukan pemeriksaan laboratorium agar dapat diketahui tingkat keparahannya d
an bias ditangani dengan benar.. atau stadium HIV/AIDS. Pemeriksaanlaboratorium
merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan untukkepentingan klinik. Tujuan
pemeriksaan laboratorium adalah untuk skriningsuatu penyakit, menegakan
diagnosis penyakit, pemberian obat, evaluasi hasil pengobatan dan pemantauan
pengobatan (Kemenkes RI 2010).
1.2
 
Rumusan Masalah
1.
 
Bagaimana Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metode Rapid test?
2.
 
Bagaimana Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metode ELISA test?
3.
 
Bagaimana Prosesur Pemeriksaan HIV dengan metode CD4 test?
4.
 
Bagaimana Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metode Viral load HIV?
5.
 
Bagaimana Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metode Lab Dasar?
 
2
1.3
 
Tujuan Masalah
1.
 
Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metodeRapid test2.
 
Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metodeELISA test3.
 
Untuk mengetahui bagaimana Prosesur Pemeriksaan HIV dengan metodeCD4 test4.
 
Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metodeViral load
HIV5.
 
Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metodeLab Dasar
 
3
BAB IIPEMBAHASAN
A
 
Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metode Rapid test1.
 
Pengertian Rapid Test HIV
Rapid test HIV adalah tes yang digunakan untuk melakukan penapisan(screening) awal
sehingga dapat dilakukan deteksi ini. Tes ini
sangan bermanfaan ketika berada di lokasi yang memiliki keterbatasan peralatan.Beber
apa keuntungan yang di peroleh dengan melakukan rapid test antaralain :a.
 
Tes berkualitas tinggi dan mudah digunakan di lingkungan dengan perlengkapan tes
yang kurang memadai b.
 
Tes ini dengan dasar aglutinasi, imuno-kromatografi, dan teknik imuno-filtrasi.c.
 
Selain mudah digunakan, hasil dapat diperoleh dalam jangka waktusingkat (10 menit
sampai 2 jam).d.
 
Hanya dibutuhkan sedikit peralatan. Tes lebih ekonomis dibandingkanELISA yang
memerlukan pemeriksaan di laboratorium.e.
 
Tes ini didesain untuk pemeriksaan individu atau pengambilan sampeldalam jumlah
terbatas.f.
 
Dapat disimpan dalah suhu kamar apabila perlu pemanjangan periodewaktu
pemeriksaan.g.
 
Semakin cepat mengetahui hasil tes, maka dapat semakin cepat dalammelakukan
intevensi pengobatan.Beberapa jenis rapid test HIV yang telah disetujui oleh
The US Foodand Drug Administration (FDA)
 antara lain OraQuick Rapid HIV-1/2Antibody Test, Recombigen Uni-Gold HIV test, dan
ClearView HIV ½ Stat-Pak. Tes akan dinilai dengan hasil yang dilaporkan reaktif atau
non reaktif.Sensitivitas dan spesifitas yang dimiliki oleh tes ini dapat melebihi
99%.Berikut ini penjelasan mengenai ketiga tes tersebut :
 
4
1.
 
OraQuick Rapid HIV-1/2 Antibody Test
OraQuick adalah tes antibody dengan menggunakan specimen darahyang dapat
diambil dengan fungsi vena atau dari ujung jari. Selain
itu, juga dapat digunakan specimen dari swab mulut dan cairan plasma.Pemeriksaan ini
membutuhkan waktu selama 20 menit untukmendapatkan hasil. Darah, plasma atau
cairan dari mulut dicamputdalam vial dengan larutan developer antibody HIV-1 dan HIV-
2.Hasil tes harus dibaca tidak lebih cepat dari 20 menit dan tidak lebihlama dari 40
menit. Hasil uji dapat dibaca langsung oleh perangkatOraQuick. Pembacaan hasil
berdasarkan pita kemerahan yang muncul.Keterangannya adalah sebagai berikuta.
 
Jika 1 pita kemerahan muncul dibaris control (C), hasil tes adalahnegative untuk
antibody HIV (sensitivitas 99,8%). b.
 
Jika 2 pita kemerahan muncul, satu di baris kontrol (C) dan satu di
 baris tes (T) , tes adalah “reaktif”, artinya, hasil tes awal positif untuk
antibody HIV-1 atau HIV-2 (sensitivitas 99,3%).c.
 
Jika tidak ada pita muncul di baris C, jika ada pita muncul di luar baris C atau T, atau
jika latar belakang merah muda muncul di jendela perangkat, artinya tes ini tidak sah
dan harus diulang
2.
 
Recombigen Uni-Gold HIV test
 
5
Uni-Gold adalah Rapid test yang dapat memperoleh hasil dalamwaktu sangat cepat,
hanya 10-12 menit. Pemeriksaan ini menggunakanspecimen darah utuh yang dapat
diambil dari fungsi vena maupun
ujung jari. Cara melakukan uji ini cukup mudah. Specimen darah yang maudiuji diambil
dengan menggunakan pipet, lalu specimen diteteskan diatas port sampel dan
ditambahkan 4 tetes dengan pencuci dari
botol penates ke port sampel. Sepuluh menit kemudian maka akan terbacahasilnya.
Sebuah garis kemerahan di baris “kontrol” tanpa garis di baris“test” menunjukan bahwa
hasil tes ini adalah
negative untuk antibodyHIV-1. Sebuah garis kemerahan dalam intensitas berapapun
baik di baris
“test” dan “kontrol” daerah menunjukan tes ini adalah
 
“reaktif”, yaitu
awal positif antibody HIV-
1. Tidak ada garis di baris “kontrol” (terlepasdari garis membentuk di baris “test”)
ataugaris tidak berdekatan dengan
daerah masing-masing menunjukan tes tidak valid dan harus diulang.
3.
 
ClearView HIV ½ Stat-Pak
HIV ClearView HIV ½ Stat-Pak dapat mendeksi antibodo HIV-1dan HIV-2. Tes ini
menggunaka specimen darah, sama seperti tes HIVlainnya. Waktu untuk pemeriksaan
ini sekitas 15 menit hingga hasildapat dibaca. Dalam pengujian ini, ClearView HIV ½
Stat-Pak catridgeharus ditempatkan pada permukaan yang rata. Kemudian isi loop
denganspecimen dan sentuhan loop ke bantalan specimen dengan posisi loopsecara
vertical. Tambahkan 3 tets larutan buffer secara perlahan. Hasiluji reaktif dapat terlihat
kurang dari 15 menit. Untuk memastikan hasiltes nonreaktif, tunggu sampai 15 menit.
Jangan membaca hasil setelah
 
6
20 menit. Tes reaktif akan menunjukan dua garis merah muda atau ungu-1 garis di
daerah uji (T) dan 1 garis di daerah kontrol (C). tes nonreaktifakan menunjukan 1 garis
merah muda atau garis ungu di daerah kontrol,tapi tidak ada garis di daerah uji. Hasil
ujian dinterprestasikan sebagainegative untuk kedua antibody. Tes ini tidak berlaku jika
tidak ada garismerah muda-ungu di daerah kontrol. Demikian pula tes ini tidak
valid jika ada garis muncul di luar daerah kontrol atau daerah tes. Tes tidakvalid tidak
bisa ditafsirkan. Tes tidak valid harus diulang dengan perangkat baru.Hasil rapid test
yang reaktif dapat di konfirmasi denganmenggunakan metode Western Bolt atau
immunofluorrescent assay(IFA). Hasil tes western bolt dapat positif, negative, atau
intermediate.Jika diperoleh intermediate, sebaiknya tes diulang dalam jangka waktu
1 bulan. Jika hasil tes nonreaktif, tetapi pasien memiliki faktor resiko yangtinggi, maka
dapat dilakukan pemeriksaan tambahan virology seperti HIVRNA assay. Dalam
keadaan infeksi HIV akut, maka jumlah virus yangterdeteksi dapat melebihi
100.000/mL. virology tes yang positif dapatdilanjutkan dengan penggulangan tes
antibody 3 bulan kemudian setelahserokonvensi. Pada pemeriksaan rapid test, tidak
dapat dipungkiri dapatterjadi hasil positif palsu maupun negative palsu. Positif palsu
terjadi pada populasi dengan resiko HIV sangat rendah.
B
 
Prosedur Pemeriksaan HIV dengan metode ELISA test1.
 
Pengertian ELISA
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) adalah suatu
teknik biokimia yang terutama digunakan dalam bidang imunologi untukmendeteksi
kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel. ELISAtelah digunakan sebagai
alat diagnostik dalam bidang medis, patologitumbuhan, dan juga berbagai bidang
industri. Dalam pengertian sederhana,sejumlah antigen yang tidak dikenal ditempelkan
pada suatu permukaan,kemudian antibodi spesifik dicucikan pada permukaan tersebut,
sehinggaakan berikatan dengan antigennya. Antibodi ini terikat dengan suatu
enzim,dan pada tahap terakhir, ditambahkan substansi yang dapat diubah oleh
 
7
enzim menjadi sinyal yang dapat dideteksi. Dalam ELISA fluoresensi, saatcahaya
dengan panjang gelombang tertentu disinarkan pada suatu sampel,kompleks
antigen/antibodi akan berfluoresensi sehingga jumlah antigen pada sampel dapat
disimpulkan berdasarkan besarnya fluoresensi.Penggunaan ELISA melibatkan
setidaknya satu antibodi denganspesifitas untuk antigen tertentu. Sampel dengan
jumlah antigen yang tidakdiketahui diimobilisasi pada suatu permukaan solid (biasanya
berupalempeng mikrotiter polistirene), baik yang non-spesifik (melalui penyerapan pada
permukaan) atau spesifik (melalui penangkapan oleh antibodi lain yang
spesifik untuk antigen yang sama, disebut ‘sandwich’ ELISA). Setelah
antigen diimobilisasi, antibodi pendeteksi ditambahkan, membentukkompleks dengan
antigen. Antibodi pendeteksi dapat berikatan juga denganenzim, atau dapat
dideteksi secara langsung oleh antibodi sekunder
yang berikatan dengan enzim melalui biokonjugasi. Di antara tiap tahap, plateharus
dicuci dengan larutan deterjen lembut untuk
membuang kelebihan protein atau antibodi yang tidak terikat. Setelah tahap pencucian t
erakhir,dalam plate ditambahkan substrat enzimatik untuk memproduksi sinyal
yangvisibel, yang menunjukkan kuantitas antigen dalam sampel. Teknik ELISAyang
lama menggunakan substrat kromogenik, meskipun metode-metodeterbaru
mengembangkan substrat fluorogenik yang jauh lebih sensitif.
2.
 
Prinsip Kerja ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
Prinsip dasar dari teknik ELISA ini secara simple dapat dijabarkan
sebagai berikut :Pertama antigen atau antibodi yang hendak diuji ditempelkan pada
suatu permukaan yang berupa microtiter. Penempelan tersebut dapat dilakukanmelalui
dua cara, yaitu penempelan secara non spesifik dengan adsorbs
ke permukaan microtiter, dan penempelan secara spesifik dengan menggunakanantibo
dy atau antigen lain yang bersifat spesifik dengan antigen atau antibodiyang diuji (cara
ini digunakan pada teknik ELISA sandwich). Selanjutnyaantibodi atau antigen spesifik
yang telah ditautkan dengan suatu enzim signal(disesuaikan dengan sampel => bila
sampel berupa antigen, maka digunakanantibodi spesifik , sedangkan bila sampel
berupa antibodi, maka digunakan
 
8
antigen spesifik) dicampurkan ke atas permukaan tersebut, sehingga dapatterjadi
interaksi antara antibodi dengan antigen yang bersesuaian. Kemudianke atas
permukaan tersebut dicampurkan suatau substrat yang dapat bereaksidengan enzim
signal.Pada saat substrat tersebut dicampurkan ke permukaan, enzim yang
bertautdengan antibodi atau antigen spesifik yang berinteraksi dengan antibodi
atauantigen sampel akan bereaksi dengan substrat dan menimbulkan suatu signalyang
dapat dideteksi. Pada ELISA flourescense misalnya, enzim yang tertautdengan antibodi
atau antigen spesifik akan bereaksi dengan substrat danmenimbulkan signal yang
berupa pendaran flourescense.
3.
 
Jenis-jenis metode ELISA
Secara umum, teknik ELISA dibedakan menjadi dua jenis, yaitu teknikELISA kompetitif
yang menggunakan konjugat antigen-enzim atau konjugatantibodi-enzim, dan teknik
ELISA nonkompetitif yang menggunakan duaantibodi (primer dan sekunder). Pada
teknik ELISA nonkompetitif, antibodykedua (sekunder) akan dikonjugasikan dengan
enzim yang berfungsi sebagaisignal. Teknik ELISA nonkompetitif ini seringkali disebut
sebagai teknikELISA sandwich.Dewasa ini, teknik ELISA telah berkembang menjadi
berbagia
macam jenis teknik. Perkembangan ini didasari pada tujuan dari dilakukannya ujidenga
n teknik ELISA tersebut sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.Berikut ini adalah
beberapa macam teknik ELISA yang relatif seringdigunakan, antara lain : ELISA Direct,
ELISA Indirect, ELISA Sandwich, dll.
ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) Direct
Teknik ELISA ini merupakan teknik ELISA yang paling sederhana.Teknik ini seringkali
digunakan untuk mendeteksi dan mengukurkonsentrasi antigen pada sampel ELISA
direct menggunakan suatuantibody spesifik (monoklonal) untuk mendetaksi keberadaan
antigen

 
9
yang diinginkan pada sampel yang diuji. Pada ELISA direct, pertamamicrotiter diisi
dengan sampel yang mengandung antigen yang diinginkan,sehingga antigen tersebut
dapat menempel pada bagian dinding-dindinglubang microtiter, kemudian microtiter
dibilas untuk membuang antigenyang tidak menempel pda dinding lubang microtiter.
Lalu antibodi yangtelah ditautkan dengan enzim signal dimasukkan ke dalam lubang-
lubangmicrotiter sehingga dapat berinteraksi dengan antigen yang diinginkan,yang
dilanjutkan dengan membilas microtiter untuk membuang antibodytertaut enzim signl
yang tidak berinteraksi dengan antigen. Lalu, ke dalamlubang-lubang microtiter tersebut
ditambahkan substrat yang
dapat bereaksi dengan enzim signal, sehingga enzim yang tertaut denganantibodi yang
telah berinteraksi dengan antigen yang diinginkan
akan berinteraksi dengan substrat dan menimbulkan signal dapat dideteksi.Pendeteksia
n interaksi antara antibodi dengan antigen tersebut selanjutnyadapat dihitung dengan
menggunakan kolorimetri, chemiluminescent, ataufluorescent end-point.a.
 
ELISA direct memiliki beberapa kelemahan, antara lain :a)
 
Immunoreaktifitas antibodi kemungkinan akan berkurang akibat bertaut dengan
enzim. b)
 
Penautan enzim signal ke setiap antibodi menghabiskan waktu danmahal.c)
 
Tidak memiliki fleksibilitas dalam pemilihan tautan enzim (label)dari antibodi pada
percobaan yang berbeda.d)
 
Amplifikasi signal hanya sedikit.e)
 
Larutan yang mengandung antigen yang diinginkan harusdimurnikan sebelum
digunakan untuk uji ELISA direct. b.
 
Sedangkan kelebihan dari ELISA direct antara lain :a)
 
Metodologi yang cepat karena hanya menggunakan 1 jenis antibody. b)
 
Kemungkinan terjadinya kegagalan dalam uji ELISA akibat reaksisilang dengan
antibody lain (antibody sekunder) dapatdiminimalisasi.
 
10
ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) Indirect
ELISA Indirect ini pada dasarnya juga merupakan teknik ELISA
yang paling sederhana, hanya saja dalam teknik ELISA indirect yang dideteksidan
diukur konsentrasinya merupakan antibody. ELISA indirectmenggunakan suatu antigen
spesifik (monoklonal) serta antibody sekunderspesifik tertaut enzim signal untuk
mendeteksi keberadaan antibody yangdiinginkan pada sampel yang diuji. Tahap umum
yang digunakan dalamindirect ELISA untuk mendeterminasi konsentrasi antibodi dalam
serumadalah:a.
 
Suatu antigen yang sudah dikenal dan diketahui konsentrasinyaditempelkan pada
permukaan lubang plate mikrotiter. Antigen tersebutakan menempel pada permukaan
plastik dengan cara adsorpsi. Sampeldari konsentrasi antigen yang diketahui ini akan
menetapkan kurvastandar yang digunakan untuk mengkalkulasi konsentrasi
antigen darisuatu sampel yang akan diuji. b.
 
Suatu larutan pekat dari protein non-interacting, seperti bovine serumalbumin (BSA)
atau kasein, ditambahkan dalam semua
lubang platemikrotiter. Tahap ini dikenal sebagai blocking, karena proteinserum
memblok adsorpsi non-spesifik dari protein lain ke plate.c.
 
Lubang plate mikrotiter atau permukaan lain kemudian dilapisi dengansampel serum
dari antigen yang tidak diketahui, dilarutkan dalam bufferyang sama dengan yang
digunakan untuk antigen standar. Karenaimobilisasi antigen dalam tahap ini terjadi
karena adsorpsi non-spesifik,maka konsentrasi protein total harus sama dengan
antigen standar.

Millions of books, audiobooks, magazines, documents, sheet music, and more for
free.

Download this PDF


9 of 32

Download

Anda mungkin juga menyukai