Anda di halaman 1dari 8

E- ISSN : 2580-7226

P-ISSN : 2580-6041 Vol.4 No.2

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI ERA “NEW NORMAL” BAGI ANAK


YANG MENGALAMI HAMBATAN PENGLIHATAN PADA SAAT
PANDEMI CORONA VIRUS

Ardansyah Panji Utama


Pendidikan Luar Biasa,-Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP PGRI Jember
E-mail: ardanspanji@ikipjember.ac.id

Abstrak

Menurut pendapat Gagne (dalam Majid, 2007, hlm. 45) mengemukakan dua pola untuk menyusun dan
mengatur berbagai fakta pembelajaran, yaitu: (1) Konsep, menghubungkan antara objek atau kejadian
dan (2) Asas, kaidah, atau hukum. kemudian mengemukakan dua ketagori yang membahas materi ajar,
yaitu: (1) Metode deduktif, (2) Metode Induktif. Jadi bila disimpulkan bahwa Gagne telah memberikan
kisi-kisi tentang membuat materi ajar beserta metode pembelajaran agar mudah dipahami materi ajar
tersebut. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bahwa Penerapan Pembelajaran di
Era “New Normal” bagi Anak yang Mengalami Hambatan Penglihatan pada saat Pandemi Corona Virus
Covid-19? Data yang diperoleh melalui studi literatur dari bebepara referensi sebagai penguatan dalam
pembahasan artikel. Referensi yang digunakan merupakan hasil penelitian, majalah online, dan buku
rujukan. Pembahasan artikel ini menunjukkan bahwa Penerapan Pembelajaran di Era “New Normal”
bagi Anak yang Mengalami Hambatan Penglihatan pada saat Pandemi Corona Virus Covid-19.
Kesimpulan dari jurnal ini adalah (1) berdasarkan pengelolahan pesan; (2) Berdasarkan pengaturan
guru; (3) Berdasarkan jumlah siswa; (4) Berdasarkan interaksi guru dan siswa. Oleh karena itu, pendidik
yang menanggani anak berkebutuhan khusus benar-benar memanfaatkan indera yang dimiliki untuk
diperagakan dan untuk menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Seperti melakukan
indera peraba dan pengalaman kongkrit.
Kata kunci: Pembelajaran, New Normal, Corona Virus.

pembelajaran agar mudah dipahami


PENDAHULUAN materi ajar tersebut.
Menurut pendapat Gagne (dalam Menurut pendapat Majid, (2007,
Majid, 2007, hlm. 45) mengemukakan
hlm. 12) fungsi guru dalam mata
dua pola untuk menyusun dan
pelajaran adalah upaya untuk memilih,
mengatur berbagai fakta pembelajaran, menetapkan, dan mengembangkan
yaitu: (1) Konsep, menghubungkan
metode pembelajaran yang membantu
antara objek atau kejadian dan (2) Asas,
untuk memudahkan, kecepatan,
kaidah, atau hukum. kemudian kebiasaan, maupun kesenangan murid
mengemukakan dua ketagori yang
dalam mempelajari mata pelajaran
membahas materi ajar, yaitu: (1)
sebaai pedoman serta pentunjuk
Metode deduktif, (2) Metode Induktif. kehidupan. Sedangkan menurut AECT
Jadi bila disimpulkan bahwa Gagne
(Association Education Center and
telah memberikan kisi-kisi tentang
Technology) sumber belajar berupa
membuat materi ajar beserta metode pesan, komunikasi antar dua orang atau

DOI 10.31537/speed.v4i2.396 13
E- ISSN : 2580-7226
P-ISSN : 2580-6041 Vol.4 No.2

lebih, bahan atau topik, alat, teknik, dan Menurut pendapat Firmansyah
lingkungan (Majid, 2007, hlm. 12). (2020) sejak adanya penyebaran
Jadi bila disimpulkan bahwa COVID-19 di Indonesia. Berbagai
pembelajaran yang menyenangkan, upaya telah dilakukan oleh Pemerintah
guru harus memiliki perencanaan, seperti, membuat aturan kebijakan dan
strategi, dan pemberian tugas regulasi di setiap daerah-daerah di
pembelajaran yang matang. Indonesia. Demi mencegah penyebaran
Menurut pendapat Majid (2007, COVID-19 yang semakin meluas.
hlm. 68) rumusan tujuan pendidikan Sedangkan menurut pendapat
nasional, yaitu berkembang potensi Harususilo datangnya virus COVID-19
peserta didik agar menjadi manusia memaksa untuk tinggal di rumah,
yang beriman dan bertakwa kepada seperti melakukan pekerjaan dari
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak rumah, melakukan aktivitas dari
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, rumah, dan tidak terkecuali di sektor
mandiri, menjadikan warga negara pendidikan. Jadi bila di sumpulkan
demokratis serta bertanggung jawab. bahwa penyebaran virus COVID-19
Sedangkan menurut pendapat sangat berbahaya, karena bisa dilihat
Jamaludin (dalam Majid, 2007, hlm. dari upaya pemerintah melakukan
68) mengemukakan bahwa pencegahan terhadap virus COVID-19
keterpaduan persepektif pandangan itu. Diantaranya melakukan pekerjaan
islam tentang pengembangan diri dari rumah, melakukan aktivitas dari
manusia mencakup: 1) Kognitif, rumah, melakukan olahraga di rumah,
pembinaan kecerdasan dan ilmu tidak boleh bergelombrol atau
pengetahuan yang luas serta mendalam berkerumun, dan tidak terkecuali di
sebagai penjabaran dari sifat fathonah sektor pendidikan.
Rasulullah. 2) Afektif, pembinaan Menurut pendapat Sutjihati (dalam
sikap mental yang mantap dan matang Ginanjar, 2017) seorang anak yang
sebagai penjabaran dari sikap amanah mengalami hambatan penglihatan
Rasulullah. 3) Psikomotorik memiliki kelainan pada indera
pembinaan tingkah laku (behavior) dan penglihatannya, sehingga fungsi
akhlak mulia sebagai penjabaran dari penglihatannya mempengaruhi
sikap shidiq Rasulullah. Jadi dapat di aktivitas kehidupan sehari-hari.
simpukan bahwa teori pendidikan Kemudian diteruskan menurut
nasional diwajibkan memiliki pendapat Ardhi (dalam Ginanjar, 2017)
karakteristik kognitif, afektif, anak tunanetra membutuhkan alat
psikomotorik untuk bisa bertanggung bantu, metode, dan teknik tertentu
jawab atas pengembangkan dirinya. dalam menunjang proses pembelajaran
berlangsung di sekolah. Jadi bila

DOI 10.31537/speed.v4i2.396 14
E- ISSN : 2580-7226
P-ISSN : 2580-6041 Vol.4 No.2

disimpulkan bahwa anak yang Mengalami Hambatan Penglihatan


mengalami tunanetra penting untuk pada saat Pandemi Corona Virus
memiliki alat bantu untuk menunjang Covid-19?.
aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri terutama pada waktu sekolah. PEMBAHASAN DAN HASIL
Menurut Suran dan Rizzo (dalam
Uraian Perencanaan Pembelajaran
Inggraeni, 2014) mengemukakan
di Era “New Normal” bagi Anak
bahwa “low vision” merupakan salah yang Mengalami Hambatan
satu bentuk gangguan penglihatan yang Penglihatan
tidak dapat dibantu dengan Menurut Pendapat Majid (2007,
menggunakan kacamata dan hlm. 17-18) konsep perencananan
mempunyai ciri-ciri jarak pandang pengajaran dilihat dari berbagai sudut,
maksimal 6 meter dengan luas yaitu:
pandangan maksimal 20 derajat serta 1. Perencanaan pengajaran sebagai
memiiki sisa penglihatan untuk dapat teknologi, yaitu perencanaan yang
digunakan. Jadi anak yang mengalami mendorong penggunaan teknik
hambatan penglihatan tetap bisa agar dapat mengembangkan
melakukan aktifikas sehari-hari dengan tingkah laku kognitif dan teori
penuh semangat dan keceriaan. konstruktif terhadap problem dan
Mengutip dari tulisan Amra (2015) solusi pengajaran.
berjudul “dasar hukum yang melandasi 2. Perencanaan pengajaran sebagai
pendidikan bagi ABK” berdasarkan sistem, yaitu susunan dari sumber
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 dan prosedur untuk menggerakkan
ayat 1 dan Undang-undang no 20 tahun pembelajaran dengan mengacu
2003 tentang sistem Pendidikan pada sistem perencanaan itu.
Nasional dapat disimpulkan bahwa 3. Perencanaan pengajaran sebagai
negara memberikan jaminan kedisiplinan, yaitu cabang
sepenuhnya kepada anak berkebutuhan pengetahuan yang memperhatikan
khusus untuk memperoleh layanan hasil penelitian dan teori tentang
pendidikan yang bermutu. Jadi layanan strategi pengajaran dan
pendidikan yang dimaksud di sini implementasi strategi tersebut.
adalah SDLB, SMPLB, SMALB (SLB) 4. Perencanaan pengajaran sebagai
dan sekolah inklusif yang menangani sains, yaitu mengkreasikan secara
anak berkebuthan khusus sekaligus detail spesifikasi dari
anak normal lainnya. pengembangan, implementasi,
Tujuan dalam penulis ini membahas pemeliharaan, dan evaluasi
tentang: “Penerapan Pembelajaran di terhadap materi pelajaran dengan
Era “New Normal” bagi Anak yang segala kompleksitasnya,

DOI 10.31537/speed.v4i2.396 15
E- ISSN : 2580-7226
P-ISSN : 2580-6041 Vol.4 No.2

5. Perencanaan pengajaran sebagai 4. Kompetensi menyelenggarakan


bagian dari proses, yaitu kegiatan belajar-mengajar yang
perencanaan ini harus dilakukan berkualitas;
analisis kebutuhan dari proses 5. Kompetensi mengembangkan
belajar termasuk melakukan potensi bakat peserta didik;
evaluasi terhadap materi pelajaran 6. Kompetensi berkomunikasi secara
kemudian dilaksanakan secara efektif dengan peserta didik;
sistematis. 7. Kompetensi pemanfaatan teknologi
6. Perencanaan pengajaran sebagai pembelajaran;
kerealitassan, yaitu ide penjaran 8. Kompetensi menyelenggarakan
dikembangkan dari waktu ke waktu dan memanfaatkan penilaian hasil
sesuai dengan sains kemudian belajar;
dilaksanakan secara sistematis 9. Kompetensi melakukan tindakan
kegiatan pembelajaran. reflektif pembelajaran;
Jadi bila disimpulkan bahwa perencaan 10. Kesimpulan
pengajaran sesuai dengan kurikulum Tabel 1. Sasaran
pendidikan, meliputi pengajaran Sasaran Tahun Sasaran Tahun
No.
teknologi, pengajaran sistem, 2020 2021-2024
pengajaran disiplin ilmu pengetahuan, 1 Terwujudnya Terwujudnya
pengajaran proses hasil belajar, sistem sistem
pengajaran realitas. pengendalian pengendalian dan
dan pengawasan penga- wasan di
Menurut Permendiknas RI No. 16 di Kementerian Kementerian
Pendidikan dan Pendidikan dan
tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru 2 Meningkatnya Meningkatnya
Komitmen Komitmen
(dalam Arifin, 2011) ada sepuluh Pemerintah Pemerintah
Kompetensi Pedagogik yang berpusat Daerah dalam Daerah dalam
kepada peserta didik, meliputi: Pengelolaan Pengelolaan
Anggaran Pen- Anggaran
1. Kompetensi menguasai 3 Terwujudnya
karakteristik perkembangan dan tata kelola
kemampuan fisik-non fisik peserta Inspektorat Jen-
deral yang
didik;
berkualitas.
2. Kompetensi menguasai teori dan
Sumber. Inspetorat Jendral Kementrian
model pembelajaran;
pendidikan dan kebudayaan 2020
3. Kompetensi mengembangkan
kurikulum; Dari gambar di atas dapat terlihat hasil
capaian peserta didik dalam meningkatkan
kualitas pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah melalui terintegrasi pendidikan

DOI 10.31537/speed.v4i2.396 16
E- ISSN : 2580-7226
P-ISSN : 2580-6041 Vol.4 No.2

dan kebudayaan, keseluruhan gagasan, yang tepat agar dapat mencapai tujuan
perilaku, dan hasil karya manusia yang yang spesifik secara optimal.
dikembangkan melalui proses 4. Kepastian, yaitu perencanaan
pembelajaran dalam pendidikan dan pembelajaran harus dipastikan denan
beradaptasi terhadap lingkungan. Dapat benar agar kejadian yang tidak diduga
berfungsi sebagai pedoman pada Rencana dapat dikurangi.
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 5. Ketelitian, yaitu perencanaan
(RPJMN); dan Menjabarkan visi pembelajaran perlu diperhatikan
Kementerian atau Lembaga yang secara sensitif dengan kaitan antara
dilengkapi dengan rencana sasaran berbagai komponen materi
nasional yang hendak dicapai dalam pembelajaran yang akan di ajarkan.
rangka mencapai sasaran program 6. Adaptabilitas, yaitu perencanaan
prioritas presiden. Selain itu, cita-cita pengajaran senantiasa mencari
dalam pembangunan pendidikan lebih informasi sebagai umpan balik, karena
menekankan pada pendidikan proses perencanaan pengajaran
transformatif, yaitu pendidikan sebagai bersifat fleksibel dan dinamis untuk
motor penggerak perubahan dari menghindari hal-hal yan tidak
masyarakat berkembang menuju diharapkan.
masyarakat maju. Pembentukan 7. Waktu, yaitu keterlibatan perencanaan
masyarakat maju selalu diikuti oleh proses pengajaran dalam memprediksi
transformasi struktural, menandai suatu penilaian kebutuhan kependidikan
perubahan masyarakat maju dan masa kini dan masa depan, serta
berkembang yang dapat validasi dan reliabilitas analisis yang
mengaktualisasikan potensi kemanusian dipakai.
secara optimal. 8. Monitoring, yaitu proses
Menurut pendapat Harjanto (dalam pengembangan kriteria untuk
Majid 2007, hlm. 18-19) adanya dimensi menjamin komponen bekerja secara
perencanaan karakteristik pengajaran efektif.
komprehensif yang menalar dan efisien, Jadi bila disimpulkan menjadi
yakni: dimensi karakteristik perencanaan
1. Signifikan, yaitu tergantung pada pengajaran bisa juga bersifat dinamis,
tujuan pendidikan yang dibangun sensitif, flesibel, dan juga membutuhkan
selama proses perencanaan. ketelitian dalam merencanakan
pembelajaran.
2. Feasibilitas, yaitu perencanaan
Menurut pendapat Dermawan (2013)
pengajaran disusun berdasarkan
menentukan strategi pembelajaran, antara
pertimbangan realistis baik yang
lain: strategi pembelajaran deduktif dan
berhubunan dengan biaya maupun
induktf, individual, komperatif, dan
pengimplimentasi.
modifikasi perilaku, di antaranya: 1.
3. Relevansi, yaitu jaminan perencanaan
Berdasarkan pengolah pesan, yaitu strategi
pengajaran untuk menyelesaikan
pembelajaran ekspositorik dan heuristic. 2.
persoalan secara spesifik pada waktu
Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi

DOI 10.31537/speed.v4i2.396 17
E- ISSN : 2580-7226
P-ISSN : 2580-6041 Vol.4 No.2

pembelajaran dengan se-orang guru dan Menurut pendapat Dermawan (2013)


beregu. 3. Berdasarkan jumlah siswa, yaitu melakukan identifikasi anak yang
strategi klasikal bisa kelompok kecil dan mengalami hambatan penglihatan dengan
individual. 4. Beradasarkan interaksi guru standar nilai minimal 6 gejala, yaitu 1.
dan siswa. yaitu strategi tatap muka, dan Tidak mampu melihat. 2. Tidak mampu
melalui media. Jadi strategi pembelajaran mengenali orang jarak 6 meter. 3.
pada anak yang mengalami hambatan Kerusakan pada kedua bola mata. 4. Sering
penglihatan seperti yang disebutkan oleh meraba waktu berjalan. 5. Mengalami
teori yang diatas untuk menunjang proses kesulitan mengambil benda kecil yang ada
perencanaan pembelajaran yang dilakukan didekatnya. 6. Bagian bola mata hitam
oleh guru secara langsung. berwarna keruh. Mata beroyang terus. Jadi
Menurut pendapat Somantri (2018, dalam teori ini menjelaskan tentang ciri-
hlm. 65) pengertian anak yang mengalami ciri atau gejala minimal 6 gejala yang bisa
hambatan penglihatan adalah indera dikatakan anak menglami hambatan
penglihatan tidak berfungsi sebagai penglihatan.
saluran penerima informasi dalam kegiatan Menurut pendapat Lowenfeld, (dalam
sehari-hari seperti halnya orang awas. Wulandari, 2017) prinsip pengajaran anak
Misalnya: ketajaman penglihatan kurang yang mengalami hambatan penglihatan
dari ketajaman yang dimiliki oleh orang yaitu: 1) Pengalaman konkret; 2)
awas. Jadi menurut teori ini disimpulkan Penyatuan antar konsep; dan 3) Belajar
bahwa mendeteksi anak yang mengalami sambil melakukan. Sedangkan menurut
hambatan penglihatan melalui patokan pendapat Soemantri (2018:68) anak yang
ketajaman penglihatan kurang dari 6 meter mengalami hambatan penglihatan
untuk membaca huruf dari orang awas 21 memiliki keterbatasan dalam menerima
meter. informasi melalui indera penglihatannya,
Menurut pendapat Widya Layanan namun melalui pemanfaatan indera-indera
khusus dalam pendidikan bagi anak yang selain indera penglihatan. Misalnya: indera
mengalami hambatan penglihatan, yaitu pengdengaran, indera peraba, indera
membaca menulis dan berhitung pengecap. Jadi proses pembelajaran anak
diperlukan huruf Braille bagi yang buta, yang mengalami hambatan penglihatan
dan bagi yang sedikit penglihatan (Low dapat memanfaatkan indera-indera yang
Vision) diperlukan kaca pembesar atau melekat pada dirinya dengan mengacu
huruf cetak besar, media dapat diraba dan pengalaman konkret, penyatuan antar
didengar atau diperbesar. Di samping itu konsep, belajar sambil melakukan sebagai
diperlukan latihan orientasi dan mobilitas. pedoman pendidik untuk mengajar anak
Jadi bertitik tolak dari teori yang yang mengalami hambatan.
dikemukakan bahwa anak yang mengalami Menurut pendapat Direktorat PLB
hambatan penglihatan bukan halangan (dalam Dewi, 2015) menyatakan bahwa
untuk beraktivitas sehari-hari, tetapi hanya hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perlu alat bantu dan dampingan dari orang merancang kegiatan pembelajaran dilihat
tua atau dari orang-orang terdekat. dari kebutuhan siswa, yaitu merencanakan
pengelolaan kelas, pengorganisasian

DOI 10.31537/speed.v4i2.396 18
E- ISSN : 2580-7226
P-ISSN : 2580-6041 Vol.4 No.2

bahan/materi, pengelolaan pembelajaran, indera-indera yang dimiliki untuk


pemanfaatan sumber belajar, terakhir diperagakan dan untuk menunjang
penilaian. Jadi ABK dalam merencanakan keberhasilan proses belajar mengajar.
pembelajaran yang terletak di indikator Seperti melakukan indera peraba dan
pada RPP bersifat fleksibel sesuai dengan
pengalaman kongkrit.
kemampuan dan perkembangan.
Menurut pendapat Sagala (dalam
Dewi, 2016) Pengertian pembelajaran dari Saran
segi proses, yaitu setiap kegiatan dirancang
oleh pendidik untuk membantu seseorang 1. Bisa dijadikan pedoman untuk
mempelajari suatu kemampuan dan nilai pendidik yang menanggani
yang baru dalam suatu proses sistematis hambatan penglihatan.
melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan 2. Bisa dijadikan sumber kepustakaan;
evaluasi dalam konteks kegiatan belajar 3. Memotivasi agar ada penelitian-
mengajar. Jadi guru harus mengidentifikasi penelitian selanjutnya.
terlebih dahulu karakteristik, kemampuan, 4. Memberikan masukan kepada
dan perkembanan anak tersebut melalui pendidik yang menanggani Anak
pengenalan kehidupan di sekolah maupun
Berkebutuhan Khusus.
hasil dari wawancara orang tuanya sendiri
dan lingkungannya.
DAFTAR RUJUKAN
PENUTUP Arifin. (2011). Kompetensi Guru dan
Simpulan Strategi Pengembangannya.
Yogyakarta: Lilin.
Berdasarakan dari penulisan jurnal
Amra, H. (2015). Dasar Hukum yang
ini dapat disimpulkan bahwa ada empat
Melandasi Pendidikan Bagi
strategi yang harus diketahui oleh
ABK.
pendidik agar tercipta suasana yan
https://www.academia.edu/178
mudah dipahami bagi anak yang 87990/DASAR_HUKUM_YA
mengalami hambatan, yaitu meliputi: NG_MELANDASI_PENDIDI
1. Berdasarkan pengelolahan pesan; KAN_BAGI_ABK (Online).
2. Berdasarkan pengaturan guru; Diakses Tanggal 12 Juli 2020.
3. Berdasarkan jumlah siswa;
Dermawan, O. (2013). Strategi
4. Berdasarkan interaksi guru dan
Pembelajaran bagi Anak
siswa. Berkebutuhan Khusus di SLB.
Oleh karena itu, dari kesimpulan https://www.researchgate.net/p
keempat strategi yang harus dimiliki ublication/323611203_STRAT
oleh pendidik yang menanggani anak EGI_PEMBELAJARAN_BAG
berkebutuhan khusus. Selain itu I_ANAK_BERKEBUTUHAN
pendidik juga harus memanfaatkan

DOI 10.31537/speed.v4i2.396 19
E- ISSN : 2580-7226
P-ISSN : 2580-6041 Vol.4 No.2

_KHUSUS_DI_SLB (Online). era-new-normal. Kabar Warta.


Diakses Tanggal 13 Juli 2020. Diakses 02 Juli 2020.
Dewi, R. P. (2016). Pelaksanaan Majid, A. 2007. Perencanaan
Pembelajaran Sekolah Inklusi Pembelajaran:Mengembangka
Kelas Iv SD Negeri Jolosutro, n Standar Kompetensi Guru.
Piyungan, Bantul. Bandung. Angota IKAPI
https://eprints.uny.ac.id/42514/ Renstra. (2020). Rencana Strategis
1/Riski%20Purnama%20Dewi_ Kemendikbud 2020-2024.
12105241048.pdf (Online). https://drive.google.com/file/d/
Diakses Tanggal 12 Juli 2020. 1hi2RrtYxWsDpV_DEXtaJiGz
Ginanjar, R. (2017). Penyesuaian Diri ymQ2TYUEi/view (Online).
Anak Tunanetra di Sekolah Pada tanggal 11 November
(Studi Kasus di SMP Ekakapti 2020.
Karangmojo dan SLB Baktipura Somantri, S. (2018). Psikologi Anak
Ngawis. Luar Biasa. Bandung: Cetakan
https://eprints.uny.ac.id/48071/ kelima. PT Refika Aditama.
1/Ginanjar%20Rohmat_121032
41080.pdf (Online). Diakses Widya. M. (2019). Pendidikan Khusus.
Tangal 11 Juli 2020. http://file.upi.edu/Direktori/FIP
/JUR._PEND._LUAR_BIASA/
Inggraeni, T. (2014). Pelaksanaan 195208231978031-
Pembelajaran Kemandirian MAMAD_WIDYA/PENDIDI
Activity Of Daily Livinganak KAN_KHUSUS.pdf (Online).
Low Vision Sekolah Dasar Diakses Tanggal 12 Juli 2020
Kelas Iv Di Slb Negeri A Kota
Bandung. Wulandari, D. (2017). Efektivitas
http://repository.upi.edu/13825/ Penerapan Pendekatan
4/S_PGSD_10021424_Chapter Pembelajaran Kontekstual Di
%20%281%29.pdf (Online). Slb A Yaketunis Yogyakarta.
Diakses Tanggal 12 Juli 2020. https://eprints.uny.ac.id/7691/3/
bab%202%20-
Firmansah, D. (2020). Memaksimalkan %2008103241013.pdf (Online).
Pendidikan Di Era “New Diakses anggal 16 Juli 2020
Normal”.
https://kabarwarta.id/detailpost/
memaksimalkan-pendidikan-di-

DOI 10.31537/speed.v4i2.396 20

Anda mungkin juga menyukai