Pada tahun 1970 terdapat suatu desa yang masih belum mendapat penerangan listrik. Ditempat tersebut ada dua orang bersahabat mereka sudah saling mengenal sejak kecil, mereka hidup dalam keterbatasan dalam masalah ekonomi dan mereka sudah masing masing mempunyai keluarga. Suatu hari mereka bertemu dan saling bercerita tentang kesusahan masing-masing terutama di masalah perekonomian “ Bagaimana kabarmu saat ini ?” tanya Dg.Roa . “ Ya, beginilah tidak ada perkembangan sama sekali dan saya juga merasa pusing untuk memenuhi kebutuhan hidup. ” jawab Dg.Lira . “ saya juga merasa pusing, sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup, hutang juga banyak ” kata Dg.Roa . “Bagaimana jika kita pergi mencari pekerjaan ?” tanya Dg.Lira . “ tentu saja, tapi sulit untuk kita dapat bekerja karena umur kita sudah tua ” jawab Dg.Roa. “Benar katamu” kata Dg.lira . Setelah lama berbincang, langit mulai gelap. Dg. Roa pun pamit pulang kerumahnya. Sore hari, datanglah teman Dg.Roa , ia terlihat seperti pengusaha sukses. Ia datang untuk memberikan solusi kepada Dg. Roa cara agar hidup kaya dengan cepat dan tanpa bersusah payah. Lalu Dg.Roa pun tergiur dan percaya, tanpa pikir panjang . Dia segera mengajak sahabatnya yang juga memiliki kondisi ekonomi yang bermasalah. Mereka pun memutuskan untuk bertemu untuk membicarakan hal tersebut, kemudian teman Dg.Roa memberikan alamat si dukun tersebut.
Esok harinya Dg.Roa dan Dg.Lira janjian untuk pergi bersama-sama
nanti sore ke rumah dukun tersebut. Langit pun semakin gelap saat mereka sudah sampai di rumah si dukun, di sana si dukun bertanya akan maksud dan tujuan kedatangan mereka. Dg.Roa pun menjelaskan dengan percaya diri “sebenarnya saya datang kesini untuk mencari ilmu agar saya bisa hidup dengan kekayaan seperti teman saya, apakah anda benar bisa memberi ilmu itu?”. “tentu saja sudah banyak orang yang datang kesaya untuk meminta hal seperti ini” jawab si dukun. “apakah ada syarat khusus yang harus kami penuhi, sejujurnya kalau soal uang kami tidak sanggup” kata Dg.Roa . “Oh tidak, tenang saja saya tidak memiliki syarat khusus, berhubung kalian baru datang dan haripun mulai gelap bagaimana kalau kalian istirahat sejenak kalian pasti lelah setelah menempuh perjalanan yang jauh saat tengah malam nanti saya akan membangunkan kalian dan saya akan memulai ritualnya.” Kata si dukun. Mereka pun mengikuti apa yang di perintahkan dukun tersebut, sangking lelahnya Dg.Roa tertidur pulas, sementara Dg.Lira merasa gelisah dan tidak bisa tidur Dg.Lira hanya pura-pura tertidur dengan menutupi kepalanya dengan sarung, karena rumah dukun tersebut tidak mempunyai sekat, Dg.Lira bisa melihat kegiatan yang dilakukan oleh si dukun yang sedang menata piring di lantai papan rumah tersebut, dan Dg.Lira melihat berbagai jenis hewan yang naik ke atas rumah dan membuang kotorannya pada piring tersebut. Setelah selesai si dukun membangunkan Dg.Roa dan Dg.Lira. Dan Dg.Roa pun tertipu dengan tampilan kotoran hewan tersebut seakan- akan makanan yang lezat, akan tetapi Dg.Lira menyadari bahwa itu hanyalah tipuan, Dg.Lira pun berpura-pura pamit untuk buang air kecil,
kemudian Dg.Lira segera lari dari rumah tersebut tanpa sempat
menjelaskan kejadiaan yang sebenarnya kepada Dg. Roa. Akhirnya Dg.Lira pulang dan menyadari bahwa semua masalah tidak bisa di selesaikan dengan instan, Sementara Dg.Roa hidup dalam penderitaan karena ilmu yang ia dapatkan bukanlah ilmu untuk mendapat kekayaan melainkan ilmu tersebut merupakan mantra menjadi sebuah Siluman Parakang yang menakutkan dan sering mengganggu masyarakat.