Anda di halaman 1dari 7

Nama: nurulia ramadhani

Nim: 182119369

Mata kuliah: BudayaMelayu (UTS)

Tata Upacara Adat Perkawinan Melayu Riau

Adapun tahapan upacara Perkawinan Melayu Riau itu secara umum adalah sbb:

1. Merisik

2. Meminang

3. Mengantar tanda

4. Mengantar Belanja

5. Perhelatan Pernikahan

a. Hari Pernikahan

b. Berinai Curi

c. Berandam

d. Akad Nikah

e. Bernilai Lebai

f. Khatam Al-Qur’an

g. Hari Langsung / Bersanding

h. Hari menyembah mertua

i. Mandi damai / Mandi taman.

I. MERISIK

Sebelum zaman kemajuan seperti sekarang ini, pergaulan wanita dengan laki-laki tidaklah terbuka dan
satu sama lain. Mereka dibatasi oleh adat budaya Melayu yang telah mengatur itu semua dan didukung
oleh masyarakat sezamannya itu. Sehingga dalam mencari jodoh haruslah melalui para orang tua dan
sianak cukup menyampaikan keinginannya kepada kedua orang tua. Jika seorang pemuda merasa
tertarik akan seorang gadis, maka ia akan menyampaikan kepada kedua orang tuanya, dang tua tersebut
harus mencari thu akan keadaan sigadis yang dimaksudkan oleh sipemuda, Untuk mencari tahu tentang
keadaan sigadis, maka ia ditunjuklah seorang yang dopercaya untuk mencari tahu tentang keadaan
sigadis tersebut. Maka si perantara tersebut akan melakukan penyelidikan tentang keadaan si gadis
tersebut mengenai :

- Siapa orang tua gadis ini (garis keturunannya)

- Bagaiman fi’ilnya, sifatnya, santunnya, dsb.

- Apa pendidikannya, berapa bersaudara.

- Bagaimana parasnya, cacat tubuh apa tidak.

- Apa keterampilannya untuk rumah tangga

- Bagaiman sikap terhadap sanak saudara.

- Bagaimana pula sikap terhadap tetangga.

- Dan sebagainya secara lengkap.

Jadi, kegiatan mencari tahu tentang diri si gadis ini dilakukantidak dengan terang-teranganuntuk
mencari jodoh, melainkan secara terselubung, misalnya dalam sindir dan kias yang khusus dimiliki oleh
orang yang ditunjuk tersebut dan kegiatan inilah yag dinamakan dengan MERISIK. Merisik dapat
dilakukan melalui keluarga si gadis (orang tuanya) ataupun melalui para sahabat dan kawan
sepermainan dengannya. Kegiatan merisik ini juga berlaku bagi keluarga si gadis yang ingin mengetahui
pula tentang diri si lelaki maka akan berlaku pula hal sebaliknya yang serupa.

II. MEMINANG

Setelah pihak lelaki semufakat untuk menjodohkan anak lelakinya dengan sigadis yan telah disepakati,
maka dikirimlah perutusan kerumah si gadis untuk meminang atau melamar si gadis secara resmi.
Perwakilan terdiri dari beberapa orang yang dituakan dan seorang juru bicara. Supaya pihak wanita tidak
merasa dikejutkan atas kedatangan ini. Pada pertemuan ini pihak lelaki menyampaikan maksud dan
tujuan kedatangannnya, yang dijawab oleh pihak wanita.

Pada pelaksanaan peminangan ini adakalanya pihak wanita tidak langsung menjawab atas pinangan ini,
melainkan meminta waktu beberapa hari untuk menjawabnya dan kepada pihak lelaki diminta datang
kembali pada hari yang ditentukan, dan sebaliknya ada pula jawaban diberikan pada saat peminangan
itu.

Jika jawaban diberikan beberapa hari kemudian, ini menandakan bahwa pihak wanita ingin
bermufakatdulu dengan pihak keluarga dan juga ingin pula terlebih dahulu mengetahui tentang anak
lelaki yang akan dijodohkan dengan anak gadisnya. Tentu mereka juga akan merisik terlebih dahuli
tentang lelaki tsb.
III. MENGANTAR TANDA ( BERTUNANGAN )

Setelah pinangan diterima, maka akan dilakukan acara mengantar tanda sebagai ikatan tali
pertunangan. Setelah pihak wanita menyatakan menerima atas pinangan pihak lelaki, maka pihak lelaki
kembali mengirim perutusan kerumah pihak wanita untuk menyampaikan tanda ikatan untuk keua anak
mereka. Didalam pelaksanaan meminang tersebut pihak lelaki selalu membawa serta barang kemas
sebagai tanda ikatan perjodohan, karena lazim juga jawaban langsung diberikan oleh pihak wanita
bahwa pinangan diterima atau ditolak.

Jika ditolak maka perutusan akan kembali kerumah dengan tangan hampa. Sebaliknya jika langsung
diterima maka akan dilanjutkan dengan penyerahan tnda sebagai ikatan perjodohan antara keduannya.
Kesimpulannya, Mengantar Tanda ialah sebagai tanda ikatan perjodohan selalu dipersiapkan sebentuk
cincin emas dengan ukuran sesuai dengan tingkat sosialnya.

IV. MENGANTAR BELANJA.

Upacara mengantar belanja adalah kedatangan perutusan keluarga calon pengantin lelaki kerumah
calon pengantin wanita untuk menyerahkan uang belanja sebagai bantuan untuk biaya pelaksanaan
upacara pernikahan dengan jumlah yang disesuaikan dengan kesangguapan calon pengantin lelaki.
Mengantar uang belanja ini dilengkapi pula dengan bahan pengiring berupa berbagai barang-baran
keperluan calon pengantin wanita yang juga disesuaikan dengan kemampuan pihak lelaki.

Menurut kebiasaannya barang-barang antaran ini disamping sejumlah uang juga disertakan barang-
barang seperti :

a. Sepesalin bahan oakaian kebaya dari Tenunan Siak atau lebih.

b. Sepesalin bahan pakaina kebaya dari jenis kain lainnya atau lebih.

c. Bahana keperluan sholat.

d. Tas tangan, selop (sandal), sepatu.

e. Handuk mandi.

f. Selimut

g. Bahan untuk berhias.

h. Bunga rampai secukupnya

i. Pakaian dalam

j. Bahkan ada yang menyerahkan seperangkat peralatan tidur komplit.


k. Bunga rampai secukupnya.

Yang paling utama hantaran belanja adalah uang belanja sebagai tanda tanggung jawab. Sedangkan
uang hantaran sering dibuat kreasi dalam berbagai bentuk, seperti misalnya berbentuk kapal layar,
rumah-rumah atau bunga dll sesuai kemampuan sipenggubah memberikan kreasi. Penyampaian uang
hantaran beserta barang-barang pengiringnya ini disampaikan dalam suatu upacara khusus dan
lazimnya disampaikan melalui juru bicara dari masing-masing pihak dalam bentuk pantun yang diawali
denag tukat menukar tapak sirih yang berisi lengkap, sebagai tanda kesucian hati dari kedua belah pihak.

Maksud yang terkandung dari pelaksanaan upacara mengantar belanja ini adalah sebagai tanda
tanggung jawab dan rasa kebersamaan dari pihak lelaki, terutama sebagai dalam iktikat membina rumah
tangga bahagia, rukun damai, sakinah, mawaddah warahmah. Dan disini tertanam sifat kegotong
royongan. Adapun pelaksanaan acara ini adalah penyampaian maksud mengantar belanja yang
disampaikan oleh juru bicara dan menyebutkan satu persatu apa-apa yang diserahkan dan sekaligus
menetapkan hari pernikahan.

V. PERHELATAN PERNIKAHAN

Setelah pihak wanita menerima menerima antaran belanja maka mulailah mempersiapkan segala
sesuatu untuk menghadapi hari perkawinan, seperti membersihkan dan merapikan rumah, melengkapi
peralatan yang kurang, mempersiapkan rencana kerja pelaksanaan hari perkawinan dsb. Sehingga
sampailah saat hari pelaksanaan. Sebelum sampai pada hari puncak yaitu hari pelaksanaan perkawinan,
terlebih dahulu dilakukan beberapa kegiatan sebagai persiapan yaitu:

1. Menggantung ( hari menggantung )

Hari menggantung adalah hari dimulainya secara nyata persiapan upacara perhelatan pernikahan akan
dilangsungkan. Ini dilakukan sekira 5(lima) atau 6(enam) hari menjelang hari pernikahan. Kegiatan ini
diawali dengan memasang pentas pelaminan. Setelah pentas pelaminan selesai dipasang maka pentas
tersebut ditepung tawari, dan setelah itu barulah dilanjutkan dengan memasang hiasan berupa tabir
belang dengan cara digantung, yang dilakukan oleh juru pelaminan. Tabir belang digantung pada 4 sisi
pelaminan dan dilengkapi dengan tabir gulung dan tabir jatuh serta tabir perias yang dipasang pada
bagian atas tabir belang.

Warna tabir belang diatur dimulai dari kuning, hijau dan merah. Dibagian tingkat pelaminan dipasang
susur bertekat dan dikiri kanan tempat duduk pelaminan dipasang bantal papan dan bantal susun
(bantal kopek). Variasi lainnya berupa kelambu memakai kain yang indah dengan warna yang cocok dan
serasi, namun tetap sederhana dan titik norak dengan segala yang berkilat. Pekerjaan menggantung ini
mungkin memakan waktu sampai dua hari atau tiga hari,namun diharapkan pada acara berinai
pelaminan telah selesai dihias. Kenapa dinamakan dengan menggantung? Karena kebanyakan alat hias
memasang bangsal (tenda) di bagian luar rumah demikian pula dengan dapur tempat memasak.
2. Berinai Curi

Kepada setiap calon pengantin dilakukan upacara berinai yang dilaksanakan pada malam hari. Peralatan
berinai yang telah dipersiapkan dirumah calon pengantin wanita, secara diam-diam dibawa kerumah
calon pengantin lelaki yang akan dipergunakan pula untuk calon pengantin lelaki berinai. Karena
pelaksanaan berinai ini dilakukan pada malam hari dan sebagian dari inai dirumah pengantin wanita
diambil secara diam-diam (dicuri) maka acra ini disebut Malam Berinai Curi.

Malam berinai ini dilakukan sekira 3 hari menjelang hari pernikahan atau perkawainan. Kegiatan pada
malam berinai ini diawali oleh Mak Andam mempersiapkan peralatan untuk berinai. Maksud yang
terkandung dari berinai ini adalah untuk menolak bala, melindungi diri dari segala kejahatn serta
menaikkan seri dan cahaya serta memberikan kekuatan serta wibawa.

- Kalau memakai inai ditangan, merahnya pemanis, merah penolak bala dan hantu setan, merah tanda
dalam anyir, tak dapat digamng-gamang.

- Kalau memakai inai dikuku, inai pemanis

- Kalau memakai inai ditapak tangan, tanda inai penjaga diri.

- Inai keliling tapak kaki dan tangan, inai kasih pembangkit seri, tidak jauh karena gamang, tidak
tergelicik karena licin, tidak tertarung dibatang tumbang.

- Kalau inai ditapak kaki, inai tanda tak boleh berjalan jauh. Jauh nya dapat dipanggil-panggil, jauh
setakat tingkat pelaminan.

- Ibu jari tanda egois, jari telunjuk tanda suka memerintah, jari tengah tanda penakut dan tak punya
inisiatif, jari manis tanda suka pada keindhan serta jari kelingking suka memikirkan orang lain dan lupa
memikirkan diri sendiri.

Kelengkapan Inai :

- Tepak sirih berisi sirih lengkap.

- Inai yang sudah digiling halus secukupnya.

- Lilin lebah untuk menutup kuku ( dihias/dibentuk )

- Bedak sejuk.

- Kain Lap / serbet / kertas Tisu.

- Lilin untuk dinyalakan.

- Sabun mandi.
- Seutuhnya ditata dalam piring beralas serbet.

3. Berandam

Upacara Berandam dilakukan sehari sesudah berinai dan dilakukan pada pagi hari terhadap bujang dan
dara calon pengantin dikediaman masing-masing yang dipimpin oleh Mak Andam (Bidan Pengantin).
Namun yang mutlak dilakukan untuk wanita. Dilakukan pada pagi hari dengan maksud mengambil seri
dari matahari pagi sepenggalahan agar pengantin selalu bercahaya dan cerah secerah matahari pagi.
Adapun berandam ini hakekatnya mencukur bulu roma diwajah sekaligus membersihkan muka,
membetulkan alis dan anak rambut baik dibagian muka maupun dibagian belkang tengkik. Makna yang
terkandung dalam upacara berandam ini tiada lain adalah untuk pembentukkan keindahan lahiriah guna
perwujudan kecantikan bathiniahnya.

4. Akad Nikah

Upacara Akad nikah adalah upacara keagamaan yang sacral yang menentukan syah tidaknya suatu
perkawinan dimana seorang ayah akan melepaskan tanggung jawab terhadap anak perempuannya
kepada seorang perjaka yang akan menjadi suami dihadapan Kadhi Nikah dan saksi-saksi sesuai hukum
syarak dan qur’an. Kata-kata penyerahan dari si ayah disebut Ijab, sedangkan kata jawaban dari
siperjaka pengantin lelaki disebut Kabul. Dan upacara ini dilakukan di rumah pengantin wanita.

Setelah Ijab Kabul dilanjutkan dengan pengantin lelaki menyembah orng tua pengantin wanita dan
orang tua-tua yang patut menurut adat dan lembaganya. Pada acara penyembahan ini terkandung
makna untuh memohon keampunan dari kedua orang tua dan keikhlasan menerima kehadiran anak
menantunya kedalam rumah.

5. Berinai Lebai

Setelah kedua pengantin mengikuti upacara menyembah orang tua pada acara akad nikah nikah selesai
maka terhadap kedua pengantin ini dilakukan upacar tepuk tepung tawar. Kedua pengantin ini di
dudukkan diatas pelaminan. Tepuk tepung tawar terhadap pengantin lelaki dan perempuan didudukkan
diatas pelaminan / gerai secar bergantian antara lelaki dengan perempuan dan gading-gading pengantin
lelaki berdiri dikiri dan kanan pelaminan. Pada saat ini kedua pengantin ini ditepuk tepung tawari secarta
bersama / disandingkan dengan alas an menghemat waktu dan mereka telah syah dipertemukan.

Tepuk tepung tawar ini dilakukan oleh orang tua-tua atau yang dituakan dikalangan keluarga maupun
dimasyarakat dengan jumlah yang ganjil sesuai dengan tingkat sosialnya dalam masyarakat dan
sipenepuk yang terakhir diharuskan memimpin pembacaan do’a.

Adapun tingkat social kehidupan dimasyarakat yang ditemui dulunya adalah :

a. Tingkat Sultan : 9 orang

b. Tingkat keluarga Sultan (Tengku/syed) : 7 orang


c. Tingkat Datuk-datuk/Encik-encik/wan : 5 orang

d. Tingkat Masyarakat Awam : 3 orang

Bersebab pada acara tepuk tepung tawar ini dilakukan pula berinai ditelapak tangan yang disaksikan
oleh orang ramai dan dihadiri oleh ulama maka acara ini juga disebut sebagai “Berinai Lebai”

Upacara akad nikah yang dirangkai dengan tepuk tepung tawar (Berinai Lebai) ini berakhir dengan
makan bersama dan kemudian pengantin lelaki beserta rombongannya kembali kerumah kediamannya
untuk beristirahat sambil bersiap-siap menunggu waktu untuk bersanding / hari langsung.

6. Upacara Khatam Al-Qur’an

Setiap remaja putri akan naik pelaminan melangsungkan pernikahannya, maka sesudah akad nikah akan
dilakukan upacara berkhatam al-qur’an yang berarti telah menamatkan pelajaran mengaji kitab Suci Al-
Qur’an dan siap mengarungi dunia luas guna mencari bekal akhirat kelak karena telah dibekali dengan
pengetahuan agama untuk hidup berumah tangga. Upacara Khatam Al-Qur’an ini dilakukan sehari
setelah dilakukanakad nikah (keesokkan harinya) yang dilakukan dirumah pengantin wanita. Berkhatam
al-qur’an juga menunjukkan kuatnya keimanan seseorang atau keluarga yang mengasuhnya sejak dari
kecil lagi.

7. HARI BERLANSUNG (HARI BERSANDING)

Hari langsung (bersanding) adalah hari yang dinanti-nantikan. Karena pada hari ini pengantin diarak dari
rumahnya menuju kerumah pengantin wanita untuk diduduk sandingkan disana dengan melalui
beberapa urutan kegiatan. Diawali dengan menjumput pengantin lelaki oleh beberapa orang tua sebagai
perwakilan pengantin wanita. Kedatangan para penjemput ini sekaligus membawa hidangan (makanan)
untuk pengantin lelaki lengkap dengan lauk pauk dan kueh muehnya.

Rombongan penjemput ini disambut ditengah rumah dan dihidangkan minuman dan kueh. Pengantin
lelaki mempersiapkan diri dengan berpakaian baju Melayu Cekak Musang dari tenunan Siak. Dan di jari
kelingking serta ibi jari dipakai canggai sedangkan dikepala dopakai yang dinamakan perkakas andam
(Desto/Destar) atau tanjak/tengkolok dari tenunan Siak.

Anda mungkin juga menyukai