Tugas Mata Kuliah Farmakologi Kel.3
Tugas Mata Kuliah Farmakologi Kel.3
MAKALAH
“ METILDOPA “
KELOMPOK III
NAMA ANGGOTA :
1. ABELIA DJAFAR
2. NI KOMANG OKTAVIANI
3. NUR FAZRIA TANGAHU
4. PUTRI USWATUN H. DAHLAN
5. SEFIANA INDRIANI
6. SITI SYAFARILYA A.KAMOYO
7. SRI RAHAYU SAYEDI
8. TETI MUSA
1. Pengertian Metildopa
Metildopa adalah obat untuk menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Jika tekanan darah terkendali, risiko terjadinya
komplikasi akibat hipertensi, seperti stroke, serangan jantung, dan
gangguan ginjal dapat diturunkan. Kategori B. Metildopa bekerja dengan
melemaskan otot pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir lebih
lancar. Saat darah mengalir dengan lancar, tekanan darah secara berangsur
akan menurun.
(Rsu & Maria, 2020) Methyldopa merupakan obat antihipertensi
golongan agonis a2-adrenergik sebagai first line pengobatan pada
hipertensi kronis dan juga obat ini aman di gunakan dan tidak memiliki
efek samping yang negative pada hemodialisis uteroplasenta. Methyldopa
merupakan pusat reseptor 2- agonis adrenergic di mana mekanismenya
menghambat vasokontriksi melalui mekanisme sentral dengan mengurangi
pelepasan katekolamin.
2. Kegunaan Metildopa
Metildopa adalah obat yang berguna dalam pengobatan hipertensi.
oleh seorang spesialis. Metildopa adalah suatu antihipertensi yang efektif,
yang jika diberikan bersama dengan diuretik merupakan terapi lini pertama
untuk pengobatan hipertensi sedang dan berat sebelum ditemukannya ß-
bloker. Namun, metil dopa sering menyebabkan pasien merasa tertekan
dan umumnya merasa kurang tenaga fisik dan mental. Karena itu, saat ini
metildopa merupakan suatu obat cadangan. Berikan dosis permulaan 250
mg 3 kali sehari per oral, dan dapat ditingkatkan sampai maksimum 3
gram per hari. Dosis harus dikurangi pada gagal ginjal.
3. Farmakokinetik dan farmakodinamik metildopa
1). Farmakokinetik Metildopa
Farmakokinetik metildopa di absorbsi melalui saluran cerna,
tetapi sebagian besar prazomin akan hilang selama metabolisme hari
pertama. Waktu paruh kedua obat ini singkat, sehingaa sering
diberikan 2 kali sehari. farmakokinetik adalah peristiwa suatu obat
merubah laju atau jumlah dari absorpsi, distribusi, atau eliminasi
(metabolisme dan eksresi) dari obat. Interaksi dalam proses absorpsi
misalnya terjadi pada absorpsi tetrasiklin yang berkurang bila
diberikan bersamaan dengan logam berat (kalsium, besi, magnesium
atau aluminium) karena terjadi ikatan langsung antara molekul
tetrasiklin dengan logam-logam tersebut sehingga tidak dapat
terabsorpsi. Interaksi dalam proses distribusi terjadi terutama bila
obat-obat dengan ikatan protein yang lebih kuat menggusur obat-obat
lain dengan ikatan protein yang lebih lemah dari tempat ikatannya
pada protein plasma. Akibatnya kadar obat bebas yang tergusur ini
akan lebih tinggi pada darah dengan segala konsekuensinya, terutama
terjadi peningkatan efek toksik.
2) Farmakodinamik Metildopa
Farmakodinamik metildopa merangsang dipusat reseptor
adrenergik-alfa. menyebabkan penurunan keluaran simpatis ini
menyebabkan berkurangnya tahanan vaskular parifer sehingga
tekanan darah menurun. Obat ini menembus sawar plasenta, dan
sebagian kecil memasuki air susu pada ibu yang menyusui.
Metildopa merupakan produg yang dalam ssp menggantikan
kedudukan DOPA dalam sistem ketekolamin dengan hasil akhir a-
metilnorefrin. Di duga efek antihipertensinya lebih di sebabkan karena
stimulasi reseptor a-2 disentral sehingga mengurangi sinyal simpatis
ke perifer. Methyldopa menurunkan resistensi vascular tanpa banyak
mempengaruhi frekuensi dan curah jantung.
Tapi pada pasien usia lanut, dialatasi vena, penurunan beban
halu dan penurunan frekuensi jantung dapat menyebabkan curah
jantung menurun. Efek maksimal tercapai 6-8 jam setelah pemberian
oral atau iv. Walaupun penurunan tekanan darah waktu berdiri lebh
besar di banding waktu berbaring, hipotensi ortostatik lebih jarang
terjadi di bandingkan denan pemberian obat yang bekerja di perifer
atau ganglion otonom.
Aliran darah ginjal dan fungsi ginjal tidak di pengaruhi oleh
methyldopa. Pada pemakaian jangka panjang sering terjadi resistensi
air sehingga efek antihipertensinya makin berkurang. Hal ini di sebut
toleransi semu (pseudo tolerance ) dan dapat di atasi dengan
pemberian deuretik 9 rianto 2013).
http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/jsm/article/download/541/552
http://repository.poltekeskupang.ac.id/210/1/Claudia%20M.%20G%20Diaz
%20Yanto.pdf