Disusun oleh
CAHYO PUTRO
2018050001
Telah diseminarkan
Pada Tanggal: 26 Oktober 2021
Menyetujui,
Kaprodi Teknologi Rekayasa Elektro- Dosen Pembimbing
medis
Ida Untari,S.K.M.,M.Kes
NIK: 11999090034
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Telah diseminarkan
Pada Tanggal: 26 Oktober 2021
Menyetujui,
Kepala Diklat RSUD Sragen Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
Direktur RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
dr.Didik Haryanto
NIP: 196505102000121002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
taufik dan hidayahnya berupa akal pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Praktik Kerja Lapangan beserta dengan laporan ini Laporan ini disusun sebagai bukti
bahwa kami telah melaksanakan kewajiban kami sebagai mahasiswa.
Program Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama satu bulan di Rumah
Sakit Umum Daerah dr.Sochadi Prijonegoro Sragen. Program ini dimaksudkan agar
mahasiswa lebih memahami dan mengerti kondisi dunia kerja yang sesungguhnya,
selain itu mahasiswa juga akan mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan yang selama
ini belum didapatkan di bangku perkuliahan. Dengan demikian. diharapkan setelah
lulus mahasiswa akan siap dalam menghadapi dunia kerja dan mempunyai dedikasi
yang tinggi sesuai dengan disiplin ilmu sebagai seorang teknisi elektromedik.
Dalam penyusunan laporan ini kami mendapat banyak bantuan dalam bentuk
saran, dorongan, dan bimbingan dari banyak pihak terutama dosen pembimbing
maupun teman, yang merupakan motivasi terbesar yang tidak dapat di ukur dengan
materi. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankan kami
mengucap banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa laporan yang disusun masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kepada pembaca khususnya dosen pembimbing agar memberikan kritik serta saran
yang membangun sehingga laporan yang disusun ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata
semoga laporan ini memberikan manfaat kepada kita semua. Aamiin.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
ii
4.3 Peralatan Terapi ..............................................................................34
1. Elektro Stimulator (EST) ............................................................34
4.4 Peralatan Bedah .............................................................................38
1. Broncoscopy ..............................................................................38
4.5 Peralatan Radiologi .........................................................................42
1. Digital Radiografi (DR) ..............................................................42
4.6 Peralatan Laboratorium ...................................................................46
1. Bio Safety Cabinet (BSC) ...........................................................46
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
permasalahan secara riil di lapangan atau rumah sakit maka dilakukanlah
program praktek kerja lapangan (PKL).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakankegiatan belajar yang
melibatkan mahasiswa secara aktif di dalam prosesnya. Kegiatan PKL
dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam
menggunakan metodologi yang relevan untuk menganalisis keadaan,
identifikasi masalah, dan menetapkan alternatif solusi. Selain itu,
mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan kemampuan
memecahkan masalah berpikir kritis, komunikasi efektif, dan kemampuan
motorik (keterampilan) yang diperoleh selama pembelajaran di kelas.
Kegiatan pembelajaran di lahan praktik dirancang berdasarkan garis-
garis besar mata matakuliah, sehingga mahasiswa mendapatkan
pengalaman belajar praktik di tatanan yang nyata secara benar dan terarah
untuk pencapaian kompetensi yang telah diisyaratkan dalam kurikulum.
1.2. Tujuan
Tujuan kurikulum Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat dijabarkan
menjadi tujuan umum dan khusus.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Praktek Kerja Lapangan adalah merupakan realisasi dari
tujuan pendidikan, sehingga mahasiswa:
a. Memahami lebih mendalam masalah teknik perencanaan,
pemasangan, pengujian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan
Elektromedik dan sarana kesehatan.
b. Memahami falsafah-falsafah tentang keselamatan dan keamanan
terhadap penderita, petugas, lingkungan dan peralatan Elektromedik.
c. Memahami tentang struktur dan proses yang terjadi dilapangan.
d. Terbina minat dan perhatiannya terhadap lapangan pekerjaan yang
harus dihadapinya nanti.
e. Terbina pandangannya secara horizontal luas dan menyeluruh dalam
kaitannya dengan masalah-masalah sosial di masyarakat.
f. Terbina kepribadiannya dalam hidup berwarga negara.
2
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan adalah:
a. Mampu melakukan pencatatan alat Elektromedik.
b. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan alat Elektromedik.
c. Mampu melakakukan pemasangan / instalasi alat Elektromedik.
d. Mampu melakukan pemindahan dan pemasangan ulang alat
Elektromedik.
e. Mampu melakukan penggunaan alat Elektromedik pada Sarana
Pelayanan kesehatan.
f. Mampu melakukan perencanaan alat Elektromedik.
g. Mampu melakukan pemeliharaan alat Elektromedik.
h. Mampu melakukan analisis teknis alat Elektromedik
i. Mampu melakukan perbaikan alat Elektromedik.
j. Mampu menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatankerja
k. Mampu bekerjasama dan berkomunikasisecara tim.
l. Mampu beradaptasi serta bersosialisasi dalam lingkungan kerja
/masyarakat.
3
BAB II
4
Hasil Penilaian dituangkan dalam Keputusan menteri Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK 03.05/1/288/2011 Tanggal 20 Januari 2011 tentang
Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Sragen, bahwa Rumah Sakit
Umum Daerah Sragen ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas B.
Pada tanggal 20 sampai dengan 23 Juni 2011 telah dilaksanakan
penilaian Akreditasi 16 Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dr Sochadi
Prijonegoro oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit). Dan berhasil
mendapatkan Sertifikat dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit dengan Nomor:
KARS-SERT/16/VI1/2011 tanggal 06 Juli 2011 dengan hasil penilaian telah
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Status Akreditasi Lulus
Tingkat Lengkap, Pemberian nama RSUD dr. Sochadi Prijonegoro yang
sebelumnya hanya RSUD Kabupaten Sragen berdasarkan Peraturan Bupati
Sragen Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pemberian Nama Rumah Sakit Umum
Daerah Sragen dengan Nama Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sochadi
Prijonegoro dan Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong dengan Nama Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Soeramo di Kabupaten Sragen.
Seiring dengan jumlah dan jenis pelayanan, sampai saat ini luas
bangunan RSUD dr. Sochadi Prijonegoro +26.000 m² dan akan terus
dikembangkan sesuai dengan Master Plan yang telah disusun untuk kurun
waktu 2011-2031 di samping upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien
berdasarkan Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 yang sedang ditempuh saat
ini. Sebagai dasar penyelenggaraan Rumah Sakit dituangkan dalam Peraturan
Bupati Sragen Nomor 61 Tahun 2015 tentang Peraturan Internal (Hospital By
Laws) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro.
Pada tanggal 8 sampai dengan 11 November 2016 telah dilaksanakan
penilaian Akreditasi Rumah Sakit oleh KARS dan berhasil mendapatkan
sertifikat dari Komisi Akreditasi Ruah Sakit dengan Nomor : KARS-
SERT/468/VII/2016 dengan Penilaian Lulus tingkat PARIPURNA.
Pada tanggal 23 sampai dengan 26 September 2019 telah dilaksanakan
penilaian akreditasi SNARS Edisi I dan pada tanggal 07 Oktober 2019 telah
berhasil mendapatkan sertifikat dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit dengan
5
Nomor : KARS-SERT/989/X/2019 dengan Penilaian Lulus tingkat
PARIPURNA.
Pada tahun 2020 telah dibangun gedung VIP 4 (empat) lantai yang
terdiri dari 4 Klinik Rawat Jalan dan 30 TT Rawat Inap dengan Luas Tanah
4.391,85 M2.
6
Berdasarkan struktuk organisasi RSUD dr.soehadi Prijonegoro sragen
memiliki 15 (lima belas) instalasi yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Sub Bagian Wakil Direktur Pelayanan dan Mutu
Pada sub bab bagian ini terdapat 11 instalasi,yaitu :
a. Instalasi Rawat Jalan
Instalasi ini memiliki tugas pokok untuk melayani pemeriksaan
medis rawat jalan dan general medical check-up yang dilakukan oleh
poliklinik sesuai kasus pasien.
b. Instalasi Rawat Inap
Instalasi ini memiliki tugas pokok melakukan tindakan
perawatan medis dan perawatan untuk penyembuhan, persiapan
operasi dan sesudah operasi, pelayanan bayi sehat dan ibu sesudah
melahirkan.
c. Instalasi Gawat Darurat
Instalasi ini memiliki tugas pokok melayani kasus yang
memerlukan tindakan cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa
penderita.
d. Instalasi Rawat Intensif (ICU/ICCU, NICU, PICU)
Instalasi ini memiliki tugas pokok melakukan pelayanan medis
dan keperawatan intensif akut, jantung imensif, sesudah operasi, luka
bakar. intensif steril, diselenggarakan sesuai kebutuhan dan
kemampuan.
e. Instalasi Radiologi
Instalasi ini memiliki tugas melakukan pelayanan medis
menggunakan energi pengion baik untuk diagnosis maupun terapi dan
energi non pengion untuk pencitraan.
f. Instalasi Bedah Sentral
Instalasi pusat pelayanan tindakan operasi dari berbagai kasus
dan keilmuan.
7
g. Instalasi Rehabilitasi Medik
Instalasi ini memiliki tugas melaksanakan pelayanan upaya
pencegahan, penilaian, penanggulangan dan penyeliaan medis
terhadap kecacatan dengan berbagai metode.
h. Instalasi Farmasi
Instalasi ini memiliki tugas melayani penyediaan,
penyimpanan dan distribusi semua perbekalan farmasi dan
penyelenggaraan apotek di rumah sakit.
i. Instalasi Gizi
Instalasi ini memiliki tugas pelayanan gizi pasien secara
optimal dalam memenuhi kebutuhan gizi orang sakit, sebagai
keperluan metabolisme tubuh. peningkatan kesehatan, mengoreksi
kelainan metabolisme dalam upaya penyembuhan pasien rawat inap.
j. Instalasi Laboratorium (Laboratorium, Laboratorium PA, Bank Darah)
Instalasi ini memiliki tugas untuk melakukan pelayanan
pemeriksaan laboratorium, baik itu laboratorium klinik maupun
patologi anatomi Untuk bank darah bertugas sebagai pelaksana dan
penanggung jawab pemenuhan kebutuhan darah untuk transfusi di
rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit.
k. Instalasi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Instalasi
ini bertugas menyelenggarakan penerimaan pasien. pencatatan
dan pengumpulan data, pengolahan data dan melaksanakan pelaporan
serta penyempurna formulir dan lembar rekam medis sesuai kebutuhan
dan peraturan yang berlaku.
2. Sub Bagian Wakil Direktur Umum
Pada sub bagian ini terdapat 4 (empat) instalasi,yaitu :
a. Instalasi Sanitasi
Instalasi ini bertugas untuk nangani kegiatan-kegiatan sanitasi
rumah sakit yang meliputi: pemantauan kualitas lingkungan,
pengelolaan limbah dan penyehatan air, sanitasi ruang. lingkungan dan
pengendalian vektor.
8
b. Instalasi Sterilisasi Sentral
Instalasi ini memiliki tugas untuk melayani semua bagian
rumah sakit yang menggunakan instrumen, linen, baju dan bahan yang
disterilkan serta tugas pengendalian infeksi di rumah sakit.
c. Instalasi Pemeliharaan Sarana RS
Instalasi ini memiliki tugas pokok melakukan pemeliharaan
preventif. kuratif dan kalibrasi peralatan medis.
d. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
Instalasi ini bertugas sebagai pelaksana dan penanggung jawab
pelayanan pemulasaraan jenazah.
2.3. Struktur Instalasi Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
9
a. Kedudukan
1) Kepala IPSRS Kelas B adalah seorang yang melaksanakan
tugasnya dibawah koordinasi Direktur Rumah Sakit bertugas
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana,
prasarana dan peralatan di Rumah Sakit.
2) Di dalam melaksanakan tugasnya Kepala IPSRS bertanggung
jawab kepada Direktur Rumah Sakit.
3) Kepala Instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu dan
didampingi oleh:
a) Penanggung jawab administrasi, di bantu oleh:
(1) Urusan Administrasi Teknik dan Umum
(2) Urusan Administrasi Logistik dan Perlengkapan
b) Penanggung jawab Sarana, di bantu oleh:
(1) Urusan Gedung Rawat Inap
(2) Urusan Gedung Rawat Jalan
(3) Urusan Gedung Penunjang
c) Penanggungjawab Prasarana, di Lantu oleh:
(1) Urusan UPS
(2) Urusan Pendingin/ Kulkas, AC
(3) Urusan Meubelair
(4) Urusan komunikasi
(5) Urusan Gas Medis
d) Penanggungjawab Peralatan Medik, di bantu oleh:
(1) Urusan Peralatan Radiasi
(2) Urusan Peralatan Elektromedik
(3) Urusan Peralatan Laboratorium
e) Penanggungjawab Peralatan Non Medik, di bantu oleh :
(1) Urusan Peralatan Dapur, Cucian dan CSSD
(2) Urusan Peralatan Lift dan Incenerator
(3) Urusan Peralatan Elektronika Non Medik
10
b. Tugas Pokok
Sebagai kepala IPSRS bertugas menyelenggarakan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan di rumah
sakit serta memberikan masukan kepada direktur Rumah Sakit tentang
kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokoknya.
c. Fungsi
1) Mempersiapkan dan melaksanakan tugas penyediaan,
pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan di
rumah sakit
2) Mempersiapkan dan melaksanakan tugas administrasi IPSRS
d. Uraian Tugas
1) Merencanakan kegiatan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan
sarana,prasarana dan peralatan di rumah sakit
2) Melaksanakan kegiatan teknis dalam pemeliharaan dan perbaikan
sarana,prasarana dan peralatan di rumah sakit.
3) Melaksanakan kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan
pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan sarana,
prasarana dan peralatan rumah sakit.
4) Menyiapkan dan melaksanakan penelaahan teknis dalam kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah
sakit yang dilaksanakan oleh pihak ka III
5) Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi pemeliharaan dan
perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit
6) Melaksanakan pengawasan dalam pengoperasian peralatan di
rumah sakit
7) Menyiapkan dan melaksanakan penyediaan prasarana kebutuhan
rumah sakit
8) Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan kalibrasi peralatan rumah
sakit
9) Menyiapkan dan melaksanakan sistem pelaporan pemeliharaan
dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit
11
2. Penanggung jawab administrasi
Adalah Penanggungjawab yang mengkoordinir kegiatan
administrasi teknik, umum, urusan logistik dan perlengkapan,
bertanggung jawab kepada kepala IPSRS.
a. Kedudukan
1) Penanggungjawab Administrasi adalah seorang pelaksana yang
membantu Kepala IPSRS, bertugas menyelenggarakan pelayanan
administrasi untuk menunjang kelancaran tugas IPSRS.
2) Penanggungjawab Administrasi bertanggung jawab langsung
kepada Kepala IPSRS
3) Penanggungjawab Administrasi di dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh:
a) Urusan Administrasi Teknik dan Umum
b) Urusan Administrasi Logistik dan Perlengkapan
b. Tugas pokok
Sebagai seorang pelaksana di bidang Administrasi dalam
membantu Kepala IPSRS bertugas menylenggarakan kegiatan
pelayanan administrasi umum, teknik, inventarisasi, laporan dan
pelatihan demi kelancaran tugas IPSRS.
c. Uraian tugas
1) Menyiapkan dan memberikan data kepada Kepala IPSRS
2) Menyiapkan data pelaporan kegiatan IPSRS
3) Menyiapkan dan memberikan data surat perintah kerja kepada
kepala IPSRS demi kelancaran tugas IPSRS
4) Menyimpan data inventarisasi pemeliharaan dan perbaikan sarana,
prasarana dan peralatan rumah sakit
5) Menyiapkan gambar dan situasi gedung, instalasi prasarana dan
buku manual peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
IPSRS.
12
3. Penanggung jawab sarana
Adalah Penanggungjawab yang mengkoordinir kegiatan sarana
yaitu urusan gedung rawat inap, gedung rawat jalan dan gedung penunjang
di rumah sakit, bertanggung jawab kepada kepala IPSRS.
a. Kedudukan
1) Penanggungjawab Sarana adalah seorang pelaksana yang
membantu Kepala IPSRS dalam menyelenggarakan penyediaan,
pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi sarana di Rumah Sakit
2) Penanggungjawab Sarana IPSRS bertanggung jawab langsung
kepada kepala IPSRS
3) Penanggungjawab Sarana IPSRS dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh:
a) Urusan Gedung Rawat Inap
b) Urusan Gedung Rawat Jalan
c) Urusan Gedung Penunjang
b. Tugas pokok
Sebagai seorang pelaksana di bidang sarana dalam membantu
kepala IPSRS bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam
menyiapkan dan melaksanakan pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi sarana di rumah sakit
c. Uraian tugas
1) Merencanakan pembangunan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi sarana di rumah sakit.
2) Menyiapkan pembangunan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi sarana di rumah sakit.
3) Melaksanakan pembangunan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi sarana di rumah sakit.
4) Menelaah teknis dalam pembangunan, pemeliharaan, perbaikan
dan rehabilitasi sarana di rumah sakit.
5) Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi sarana di rumah sakit
6) Menyiapkan dan penggunaan data sarana di rumah sakit.
7) Menyiapkan dan menyusun laporan sarana di rumah sakit
13
8) Menerapkan program keselamatan kerja sarana di rumah sakit
9) Menerapkan program pemeliharaan berkala sarana di rumah sakit
10) Menyusun program latihan kerja untuk peningkatan kualitas
teknisi sarana di rumah sakit
4. Penanggung jawab prasarana
Adalah pimpinan sub instalasi yang mengkoordinir kegiatan
prasarana yaitu Listrik,Genset, Ups, Pendingin/ Kulkas, AC Meubelair
dan kominikasi di rumah sakit.
a. Kedudukan
1) Penanggungjawab Prasarana IPSRS adalah seorang pelaksana
yang membantu tugas Kepala IPSRS, dalam menyelenggarakan
pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi prasarana
rumah sakit
2) Penanggungjawab Prasarana IPSRS bertanggung jawab langsung
kepada Kepala IPSRS.
3) Penanggungjawab Prasarana IPSRS dalam melaksanakan
tugasnya di bantu oleh:
a) Urusan Listrik,
b) Urusan Genset
c) Urusan UPS
d) Urusan Pendingin/ Kulkas, AC
e) Urusan Meubelair
f) Urusan komunikasi
g) Urusan Gasmedis
b. Tugas pokok
Sebagai seorang pelaksana di bidang prasarana dalam
membantu Kepala IPSRS, bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam
kegiatan dalam menyiapkan dan melaksanakan pemasangan,
pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi, inventarisasi, laporan dan
program keselamatan kerja prasarana di rumah sakit.
14
c. Uraian tugas
1) Menyiapkan rencana pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi prasarana di rumah sakit.
2) Menyiapkan pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan
dan rehabilitasi prasarana di rumah sakit.
3) Melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan prasarana di
rumah sakit. dan rehabilitasi
4) Menelaah teknis kondisi prasarana di rumah sakit.
5) Menelaah teknis hasil pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi prasarana di rumah sakit.
6) Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi prasarana di rumah
sakit.
7) Menyiapkan dan menyusun data pelaporan prasarana di rumah
sakit.
8) Menyiapkan dan menyusun data pelaporan hasil pemasangan,
pemeliharaan,perbaikan dan rehabilitasi prasarana di rumah sakit.
9) Menerapkan program keselamatan kerja prasarana di rumah sakit
10) Menerapkan program pemeliharaan berkala prasarana di rumah
sakit
11) Menyusun program latihan kerja untuk peningkatan kualitas
teknisi prasarana rumah sakit.
5. Penanggung jawab Peralatan Medik
Adalah pimpinan sub instalsi yang mengkoordinir kegiatan
peralatan medik yaitu urusan peralatan radiasi, elektromedik, dan
Laboratorium di rumah sakit, bertanggung jawab kepada Kepala IPSRS.
a. Kedudukan
1) Penanggungjawab Peralatan Medik ialah seorang pelaksana yang
membantu tugas kepala IPSRS dalam menyelenggarakan
pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi peralatan
medik di rumah sakit.
2) Penanggungjawab Peralatan Medik bertanggung jawab langsung
kepada Kepala IPSRS
15
3) Penanggungjawab Peralatan Medik dalam melaksanakan tugasnya
di bantu oleh:
a) Urusan peralatan Radiasi
b) Urusan peralatan Elektromedik
c) Urusan peralatan Laboratorium
b. Tugas pokok
Sebagai seorang pelaksana di bidang peralatan medik dalam
membantu kepala IPSRS, bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam
menyiapkan dan melaksanakan pemasangan, pemeliharaan,
perbaikan, inventarisasi, laporan dan program keselamatan kerja
peralatan medik di rumah sakit.
c. Uraian tugas
1) Menyiapkan rencana pemasangan, pemeliharaan, perbaikan
peralatan medik di rumah sakit.
2) Menyiapkan pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan
peralatan medik di rumah sakit.
3) Melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, rumah sakit,perbaikan
peralatan medik di rumah sakit.
4) Menelaah teknis kondisi peralatan medik di rumah sakit.
5) Menelaah teknis hasil pemasangan, pemeliharaan, perbaikan
peralatan medik di rumah sakit.
6) Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi peralatan medik di
rumah sakit.
7) Menyiapkan dan menyusun data pelaporan peralatan medik di
rumah sakit.
8) Menyiapkan dan menyusun data pelaporan hasil pemasangan,
pemeliharaan,perbaikan peralatan medik di rumah sakit.
9) Menerapkan program keselamatan kerja peralatan medik di rumah
sakit.
10) Menerapkan program pemeliharaan berkala peralatan medik di
rumah sakit
16
11) Menyusun program latihan kerja untuk peningkatan kualitas
teknisi peralatan di rumah sakit.
6. Penanggung jawab Peralatan Non Medik
Adalah pimpinan sub instalai yang mengkoordinir kegiatan
peralatan non medik yaitu urusan peralatan dapur dan cucian, CSSD, lift
dan incenerator serta elektronika non medik di rumah sakit, bertanggung
jawab kepada Kepala IPSRS.
a. Kedudukan
1) Penanggungjawab peralatan non medik adalah seorang pelaksana
yang membantu kepala IPSRS, bertugas menyelenggarakan
kegiatan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan peralatan non
medik di rumah sakit.
2) Penanggungjawab peralatan non medik bertanggung jawab
langsung kepada kepala IPSRS
3) Penanggungjawab peralatan nnon medikdalam melaksanakan
tugasnya di bantu oleh:
a) Urusan peralatan dapur, cucian dan CSSD
b) Urusan lift dan incenerator c) Urusan Elektronika Non medik
b. Tugas pokok
Sebagai seorang pelaksana di bidang peralatan non medik
dalam membantu kepala IPSRS, bertugas menyelenggarakan kegiatan
dalam menyiapkan dan melaksanakan pemasangan, pemeliharaan,
perbaikan, inventarisasi, laporan dan program keselamatan kerja
peralatan non medik di rumah sakit.
c. Uraian tugas
1) Menyiapkan rencana pemasangan, pemeliharaan, perbaikan
peralatan non medik di rumah sakit.
2) Menyiapkan pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan
peralatan non medik di rumah sakit.
3) Melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan peralatan
non medik di rumah sakit.
4) Menelaah teknis kondisi peralatan non medik di rumah sakit.
17
5) Menelaah teknis hasil pemasanan, pemeliharaan, perbaikan
peralatan non medik di rumah sakit.
6) Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi peralatan non medis
di rumah sakit
7) Menyiapkan dan menyusun data pelaporan peralatan non medis di
rumah sakit
8) Menyiapkan dan menyusun data pelaporan hasil pemasangan,
pemeliharaan, perbaikan peralatan non medik di rumah sakit.
9) Menerapkan program keselamatan kerja peralatan non medik di
rumah sakit
10) Menerapkan program pemeliharaan berkala peralatan non medik
di rumah sakit
11) Menyusun program latihan kerja untuk peningkatan kualitas
teknisi peralatan non medis di rumah sakit.
7. Perbengkelan
Adalah tempat melakukan kegiatan pemeliharaan/ perbaikan dan kalibrasi
di rumah sakit.
8. Teknisi
Adalah petugas yang bekerja di bengkel maupun di bagian atau
UPF dalam melaksanakan kegiatan teknis sarana, prasarana, peralatan
medik atau peralatan non medik di rumah sakit dan bertanggung jawab
kepada kepala sub instalasi atau kepala UPF yang terkait.
9. Bengkel
Tempat untuk melaksanakan kegiatan perbaikan dan
pemeliharaan prasarana dan peralatan rumah sakit. Yang terdiri dari
bengkel perkayuan, mekanik, listrik, AC, mesin, elektronika, elektromedis
dll.
18
BAB III
19
yang gagal nafas. Materi kelima mengenai pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat (PKPO). Materi keenam yang merupakan materi terakhir,
dibahas tentang sasaran keselamatan pasien (SKP). Sebelum semua materi
itu dimulai terdapat pre-test yang harus dikerjakan oleh peserta diklat dan
diakhir materi terdapat post-test.
2. Selasa, 5 Oktober 2021 penulis melakukan kunjungan ke ruang aster. Di
sana penulis melakukan perawatan dan kalibrasi alat bed side monitor,
oksigen konsentrator, dan EKG (elektrokardiogram). Selanjutnya penulis
melakukan kunjungan ke poli saraf disana penulis diberikan materi tentang
pengoperasian alat EEG (elektroensefalografi).
3. Rabu, 6 Oktober 2021 penulis diberikan materi tentang inventarisasi
meliputi kode ruang, kode alat, dan jumlah alat. Selanjutnya penulis
melakukan kunjungan ke ruang CSSD (Central Sterile Supply Department)
di sana penulis diberikan penjelasan tentang alur pelayanan sterilisasi alat,
cara pengoperasian alat, dan jadwal pemeliharaan alat.
4. Kamis, 7 Oktober 2021 penulis diberikan materi tentang alat tensimeter
air raksa, suction pump dan ventilator. Materi yang disampaikan meliputi
tata cara standar pengoperasian alat, bagian-bagian alat, dan tata cara
troubleshooting alat tersebut. Selanjutnya penulis melakukan kunjungan
keruang laboratorium patologi anatomi di sana penulis diberikan
penjelasan tentang alur pemeriksaan beserta pengoperasian alat yang
digunakan saat proses patologi anatomi.
5. Jum’at, 8 Oktober 2021 penulis diberikan penjelasan materi tentang alat
autoclave/ sterilisator, materi yang disampaikan meliputi komponen-
komponen alat, prinsip kerja alat, dan troubleshooting alat tersebut.
Selanjutnya penulis melakukan kunjungan ke ruang anggrek untuk
melakukan pengamatan perbaikan alat bed pasien elektrik.
6. Senin, 11 Oktober 2021 penulis mengikuti pelatihan cara perangkaian
selang dan pengoperasian alat ventilator merek Hamilton oleh vendor dari
IDSMED Jogja. Ventilator dihubungkan ke PLN untuk mendapatkan
supply tegangan, kemudian memastikan bahwa supply oksigen sudah
20
terpasang, serta humidifier sudah terisi air sesuai dengan batas level air
yang tertera. Selang yang digunakan untuk inhalasi adalah 1 selang
terpanjang dan 1 selang pendek, sedangkan untuk ekshalasi menggunakan
2 selang pendek. Pada selang inhalasi dipasang heating wire / kabel
pemanas yang berfungsi mempertahankan suhu yang diberikan humidifier
agar oksigen tetap lembab. Kemudian pasang temperature sensor probe
agar suhu pada Y piece dapat diamati. Setelah mengikuti pelatihan, penulis
melakukan pembongkaran humidifier.
7. Selasa, 12 Oktober 2021 penulis melakukan kunjungan ke ruang radiologi.
Disana penulis diberikan penjelasan mengenai alat X-Ray DR (Digital
Radiography), CR (Computed Radiography), FDP (Flat Panel Detector),
Fluoroskopy, CT Scan, Dental Panoramic, MRI, dan APF. Kemudian
setelah jam istirahat, penulis melakukan pembongkaran alat Suction pump,
Syringe Pump, dan Bedside Monitor serta diberikan penjelasan mengenai
sistem kerja alat tersebut.
8. Rabu, 13 Oktober 2021 penulis melakukan kunjungan ke ruang ICU bekas
Covid yang sudah disterilkan. Disana penulis membersihkan Syringe
Pump, Bedside Monitor, Ventilator, Oksigen Konsentrator, serta
melakukan kalibrasi pada Bedside Monitor untuk parameter NIBP dan
EKG. Kemudian penulis melakukan kunjungan ke ruang pemeriksaan
THT, disana penulis mengamati ENT Treatment dan Dental Aerosol
Suction. Kemudian penulis melakukan kunjungan ke ruang Rehab medik
untuk mengambil data sebagai bahan laporan.
9. Kamis, 14 Oktober 2021 penulis melakukan pembongkaran pada Bedside
Monitor kemudian mengamati sistem kerja dari SPO2 dan NIBP serta
Sensor Temperatur. Penulis diberikan penjelasan mengenai
troubleshooting yang sering terjadi pada alat tersebut. Setelah itu penulis
diberikan penjelasan mengenai Jaringan Sistem Rumah Sakit seperti
sumber listrik, fungsi UPS serta alur pembagian jaringan listrik.
10. Jum’at, 15 Oktober 2021 penulis diberikan penjelasan mengenai
pembagian Gas Medis serta warna pemipaan yang digunakan sesuai
21
dengan standar internasional. Penulis ditunjukan langsung sistem
kelistrikan pada RSUD dr. Soehadi Prijonegoro mulai dari trafo utama
rumah sakit, panel MDP, SDP, SSDP dan Genset yang digunakan. Penulis
juga mengunjungi ruangan sentral gas medis yang didalamnya terdapat
tabung udara tekan, vakum, dan oksigen serta Generator Oksigen yang
berfungsi memproduksi Oksigen. Selain itu penulis juga mengamati
pemipaan sumber air untuk jaringan rumah sakt dan jaringan hydrant.
11. Senin, 18 Oktober 2021 penulis melakukan kunjungan dan pemeriksaan
Body plate spirometri, alat ini digunakan untuk mengukur kapasitas
oksigen dalam paru-paru. Kemudian melakukan kalibrasi internal sebelum
alat ini digunakan ke pasien. penulis ditunjukan mengenai sistem kerja dan
kalibrasi internal. Kemudian penulis melakukan kunjungan ke ruang
PONEK untuk melakukan pengukuran CTG, Fetal Doppler dan dilanjutkan
dengan kalibrasi Bedside Monitor. Setelah itu penulis mengunjungi ruang
VK untuk perbaikan/ mengamati Baby Incubator rusak, mengecek sensor
skin dan sensor udara. Setelah itu penulis melakukan kunjungan ke ruang
Perinatologi untuk mengamati dan diberi penjelasan mengenai CPAP.
12. Selasa, 19 Oktober 2021 penulis melakukan kegiatan pembongkaran Baby
Incubator, kemudian diberi penjelasan tentang troubleshooting alat
tersebut serta komponen didalamnya. Penulis deberikan penjelasan
mengenai perbedaan sistem kerja Nebulizer dengan kompresor dan dengan
ultrasound. Kemudian penulis melakukan maintenance lampu tindakan,
Bedside Monitor serta melakukan inventarisasi alat.
13. Kamis, 20 Oktober 2021 penulis diberikan penjelasan tentang jenis
Nebuizer. Pada Nebulizer dengan kompresor komponen utamanya adalah
motor pump, dan cup medicine. Sedangkan pada Nebulizer dengan
ultrasound, komponen utamanya adalah blower dan piezoelektrik. Kegiatan
selanjutnya adalah penulis melakukan maintenance di Recovery Room di
IBS (Instalasi Bedah Sentral), VK, Cempaka. dan Perinatologi. Adapun
alat yang di maintenance adalah Bedside Monitor, Suction pump,
22
Tensimeter, Nebulizer, Baby incubator, Fototerapi, Infant warmer, CPAP
dan Hepafilter.
23
BAB IV
24
c. Prinsip Kerja CTG
CTG menggunakan gelombang suara yang disebut ultrasound
untuk mendeteksi detak jantung bayi. Ultrasound adalah gelombang
suara dengan frekuensi tinggi, sehingga manusia tidak dapat
mendengarnya, tetapi dapat dikirim keluar (dipancarkan) dan
terdeteksi oleh receiver pada mesin-mesin khusus.
Gelombang ultrasound menembus secara bebas melalui
jaringan cairan dan lembut. Namun gelombang ultrasound memantul
kembali sebagai 'gema' ketika pantulan lebih solid (padat) dari
permukaan. Misalnya, gelombang ultrasound akan melakukan
perjalanan bebas melalui darah dalam bilik jantung. Tapi, ketika
memantul pada katup padat, ultrasound melakukan gema kembali.
Contoh lain adalah ketika gelombang ultrasound USG pada empedu
di kandung empedu itu akan bergema kembali kuat jika mengenai pada
batu empedu yang solid.
Jadi, sebagai struktur yang berbeda yang tidak bisa ditembus
gelombang ultrasound USG di dalam tubuh, karena kepadatan yang
berbeda, ia akan mengirimkan kembali gema dari berbagai kekuatan
dalam pemantauan CTG, khusus jenis gelombang ultrasound
USG,yang disebut doppler digunakan. Jenis gelombang ultrasound
USG digunakan untuk mengukur struktur yang bergerak, sehingga
berguna untuk memantau detak jantung.
Rekaman simultan dilakukan oleh dua transduser terpisah yang
memancarkan gelombang ultrasound, tranducer US dan TOCO.
Tranducer US berfungsi untuk pengukuran denyut jantung janin dan
tranducer tocodynamometer TOCO untuk kontraksi rahim, dengan
mengukur ketegangan dinding perut ibu, ukuran tidak langsung dari
tekanan intrauterin, yang kemudian direkam selama kurang lebih 20 -
30 menit, ditampilkan pada kertas printer thermal.
25
d. Bagian-bagian CTG
Secara umum bagian-bagian CTG yaitu:
1) Elastik pengikat.
2) Penanda gerak janin.
3) Transduser tokometri dipasang didaerah fundus uteri.
4) Transduser doppler ultrasound di daerah punktum maksimum.
5) Kertas rekaman CTG.
6) Layar pemantauan.
26
Secara keseluruhan diagram blok utama dibagi menjadi bagian
analog dan bagian digital. Bagian analog terdiri dari bagian analog
doppler & UC di mana menerima bio-sinyal (doppler suara & UC) dan
converter analog-ke digital yakni sinyal analog menjadi sinyal digital,
juga memproses dari sinyal doppler menjadi suara alarm. Bagian
digital terdiri dari bagian-bagian di bawah ini.
1) Mengubah analog ke digital: sinyal FHR untuk detak jantung janin
gerakan janin untuk UC.
2) Tampilan: nilai-nilai FHR dan UC.
3) Alarm suara.
4) Kontrol volume.
5) Scan key.
6) Mesin printer.
7) Interface PC (RS232).
f. Kompetensi
Pada bagian ini terdapat beberapa kompetensi,yaitu:
1) Pencatatan
Bentuk fisik dari peralatan Cardiotography ditunjukan pada
gambar 4.3
27
Nama : Cardiotography
Merk : Philips
Tipe : Goldway CTG7
No.Seri : CN62804190
Voltage/frekuensi : 210-240 V 50/60 Hz
2) Penempatan
Alat CTG biasanya ditempatkan pada ruang pemeriksaan
bangsal bayi dan ibu atau diruangan dokter spesialis kandungan
dan kebidanan.
3) Pengoperasian
Langkah-langkah pengoperasian alat CTG adalah sebagai berikut.
a) Hubungkan kabel power alat dengan supply PLN.
b) Nyalakan alat dengan menekan tombol power ke posisi ON.
c) Pasang elektroda toco pada posisi tepat lalu ikat dengan sabuk
yang tersedia.
d) Berikan gel pada elektroda ultrasound kemudian pasang pada
posisi yang tepat lalu ikat dengan sabuk yang tersedia.
e) Nolkan pembacaan toco untuk menghilangkan pengaruh
tekanan yang diakibatkan oleh sabuk agar tidak mempengaruhi
nilai pembacaan.
f) Suara detak jantung dari elektroda ultrasound dapat diatur
volumenya dengan cara menaik turunkan tombol volume.
g) Tekan tombol start untuk memulai perekaman maka alat akan
mengeluarkan grafik sinyal perekaman.
h) Apabila proses perekaman telah dirasa cukup tekan tombol
stop untuk menghentikan perekaman.
i) Setelah selesai lepas semua elektroda.
j) Matikan alat dengan menekan tombol power ke posisi OFF.
k) Bersikan elektroda dari bekas gel dan simpan dengan baik
jangan sampai terbentur atau jatuh karena bisa cepat rusak.
28
4) Pemeliharaan
Langkah-langkah pemeliharaan alat CTG adalah sebagai berikut.
a) Visual pemeriksaan peralatan, dengan membersihkan eksternal
menggunakan kain lembut yang dibasahi air hangat atau
alkohol 70%.
b) Periksa tombol kesalahan, kunci keyboard dan baut.
c) Evaluasi konektor, khususnya sehubungan dengan oksidasi.
d) Analisis UC dan doppler probe, dan ganti jika perlu.
e) Periksa semua aksesoris dan ganti jika perlu.
f) Periksa operasi printer.
g) Periksa kejelasan cetak.
h) Periksa tombol pengaturan dengan benar.
i) Periksa fungsi keseluruhan dari probe.
j) kalibrasi alat.
k) Untuk mengevaluasi peralatan isolasi listrik, probe dan sistem
alat.
l) Pengukuran arus kebocoran kabinet kepada pasien.
29
Sedangkan defibrillasi adalah tindakan pengobatan definitif
untuk keadaan yang mengancam kehidupan pada aritmia jantung yaitu
ventrikel fibrilasi (VF) dan ventrikel takikardi (VT) pulseless. Ini
merupakan depolarizes massa kritis dari otot jantung dan
memungkinkan irama sinus normal untuk berfungsi kembali dengan
alat pacu jantung alami tubuh dari sinoatrial (SA) node jantung
b. Fungsi defibrillator
Defibrillator berfungsi untuk menstimulasi detak jantung pada
seseorang yang mengalami gangguan jantung mendadak seperti saat
tenggelam, shock berat, kecelakaan, atau juga karena serangan jantung
dengan menggunakan sengatan energi listrik pada jumlah tertentu.
Dengan pemberian energi listrik tersebut, kondisi dimana
aritma jantung tidak normal yang mengancam jiwa seperti fibrillasi
ventrikel dan atrial takikardi ventrikel dimungkinkan bisa kembali
membangun irama sinus normal dengan pemacu jantung yang
disengatkan atau ditempelkan melalui dada pasien.
c. Prinsip kerja defibrillator
Pada dasarnya cara kerja defibrillator adalah memberikan
stimulasi energi listrik dalam satuan joule yang dihasilkan dari mesin
defibrillator yang dilengkapi dengan baterai. Energi tersebut
disalurkan melalui elektroda paddle (bentuknya seperti setrika). Pada
paddle defibrillator telah dilengkapi dengan tombol charge yang dapat
digunakan untuk mengisi energi dan ada juga tombol defibrillasi untuk
melepaskan energi listrik tersebut.
Pada saat kondisi irama jantung yang kacau, seseorang
menganalisa dengan melihat grafik EKG yang ada pada layar monitor.
Kemudian menentukan berapa energi yang akan digunakan. Kondisi
ritma jantung yang kacau tersebut dikejutkan melalui stimulus energi
listrik dengan ukuran tertentu. Hal ini yang memungkinkan dan
membuat jantung memulai iramanya dengan sinus normal.Dari sini
kita bisa mengetahui bahwa fungsi defibrillator sangat diperlukan
dalam hal keselamatan khususnya pada tempat-tempat emergency.
30
d. Bagian-bagian defibrillator
Secara umum bagian-bagian defibrillator yaitu :
1) LCD
2) Paddle
3) Elektroda
4) Main unit (mesin Defibrillator)
5) Unit EGC
6) Unit SPO₂
7) Tombol-tombol selector
8) Unit alarm
9) Indikator lamp
10) Switch untuk memilih besar energi yang dikeluarkan.
e. Blok diagram defibrillator
Blok diagram Defibrilator ditunjukan pada Gambar 4.4
31
Untuk membangkitkan signal tegangan tinggi, setelah output
dari transformator tegangan tersebut dimasukkan kerangkaian voltage
multiplier dengan system cascade. Kemudian output tegangan tinggi
ini diisikan ke kapasitor. Besar dosis yang diinginkan dapat dilihat
pada meter petunjuk. Selama besar muatan belum tercapai saklar
charge dapat terus ditekan.
Sistem penembakan atau pembuangan muatan ke pasien
dilakukan dengan menekan saklar pb yang mengaktifkan relay
sehingga muatan akan tersalur melalui paddle elektroda. Apabila
pengisian telah normal penembakkan tidak jadi dilakukan maka
muatan dari kapasitor dibuang melalui R, dengan menekan tombol
discharge sampai meter menunjukkan Nol.
f. Kompetensi
Pada bagian ini terdapat beberapa kompetensi,yaitu:
1) Pencatatan
Bentuk fisik dari peralatan Defibrilator pada gambar 4.5
Nama : Defibrilator
Merk : METRAX
Tipe : M 100
No.Seri : 771143018559
Voltage/frekuensi : 230 V AC / 50 Hz
32
2) Penempatan
Alat defibrillator biasanya ditempatkan pada Ruang IGD,ICU
3) Pengoperasian
a) Pertama-tama ambil paddles dari sisi samping alat.
b) Pastikan defibrillator dalam keadaan kering.
c) Beri krim pada permukaan paddle.
d) Tempelkan paddle pada pasien di posisi apeks dan sternum.
e) Tekan tombol energy.
f) Lakukan pengisian dengan menekan satu tombol pada paddle,
lalu proses pengisian dapat dilihat di monitor.
g) Jangan sentuh pasien pada saat melakukan defibrillasi (kejut
jantung).
h) Setelah proses pengisian selesai maka akan terdengar suara
"beep" pada display muncul tulisan Defibrillator Ready" dan
pada tombol paddle akan menyala.
i) Selanjutnya tekan paddle agak menekan ke dada/tulang rusuk.
j) Untuk pengosongan tekan kedua tombol pada paddle secara
bersamaan.
k) Lihat pada monitor.
l) Setelah selesai pilih switch pada tombol energy hingga
menunjukkan angka 0.
m) Lalu tekan tombol power.
4) pemeliharaan
a) Membersihkan alat dari jel atau kotoran
b) Mengecek kerja alat dengan discharge test 50 joule
c) Pengecekan baterai
d) Tiap 6 bulan di kalibrasi
33
4.3. Peralatan Terapi
Alat-alat terapi digunakan untuk keperluan pengobatan atau bisa pula
pencegahan penyakit pada tubuh. Setelah dilakukan diagnosis penyakit, maka
untuk tahap penyembuhannya menggunakan alat terapi yang dibutuhkan
sesuai dengan penyakit yang diderita oleh pasien. Berikut adalah contoh dari
peralatan terapi :
34
c. Prinsip kerja EST
prinsip kerja dari Elektro stimulator adalah neuroprosthese
elektrik yang merangsang otot yang lumpuh dengan menyediakan
perangkat tambahan fungsional sehingga pasien dapat melakukan
aktivitas secara optimal.
Cara kerjanya adalah dengan memasang dua elektroda pada
kulit yang kemudian dihubungkan dengan alat elektro stimulator lalu
alat akan memberikan arus listrik rendah untuk memberikan terapi.
d. Bagian-bagian EST
36
f. Kompetensi
Pada bagian ini terdapat beberapa kompetensi,yaitu:
1) Pencatatan
2) Penempatan
Alat terapi Elektro Stimulator (EST) ditempatkan di ruangan
Rehab Medik.
3) Pengoperasian
Langkah-langkah pengoperasian Electro Stimulator (EST) adalah
sebagai berikut:
a) Pasang kabel power pada stop kontak.
b) Atur tegangan dan gelombang yang diinginkan.
c) Tempelkan elektroda pada bagian yang ingin diterapi.
37
d) Setelah terpasang dengan baik, setting timer
e) Setelah selesai bersihkan alat dan simpan dengan baik.
f) Pasang elektroda ke alat.
g) Lalu tekan tombol ON/Start
4) Pemeliharaan
Langkah-langkah pemeliharaan Electro Stimulator (EST) adalah
sebagai berikut :
a) Bersihkan alat dari debu
b) Cek kabel menggunakan multimeter
c) Cek fungsi alat
d) Lakukan pergantian baterai apabila habis
38
Beberapa kondisi yang memerlukan pasien antara lain, curiga
infeksi pada saluran pernapasan bawah yang tidak kunjung sembuh
dan juga untuk keperluan sampling BAL (Bronchoalveolar Lavage)
ketika diperlukan. Efek samping pemeriksaan ini yang dapat terjadi
adalah rasa tidak nyaman, batuk, mual, nyeri dada, bahkan sampai
muntah.
b. Fungsi broncoscopy
Broncoscopy adalah suatu pemeriksaan yang bertujuan
mengidentifikasi kelainan pada saluran pernapasan, mulai dari bagian
saluran napas atas sampai dengan bronkus, atau percabangan saluran
nafas yang menuju ke paru. Secara umum, bronkoskopi ini dilakukan
untuk mendiagnosis:
1) Penyakit paru-paru
2) Keberadaan tumor
3) Batuk kronis
4) Adanya infeksi (saluran udara).
c. Prinsip kerja bronskoskopi
Broncoscopy adalah tindakan medis yang bertujuan untuk
melakukan visualisasi trakea dan bronkus, melalui bronkoskop, yang
berfungsi dalam prosedur diagnostik dan terapi penyakit paru
39
d. Bagian-bagian broncoscopy
e. Blok diagram
40
f. Kompetensi
1) Pencatatan
Bentuk fisik dari bronkoskopi ditunjukan pada gambar
Nama : Broncoscopy
Merek : Olympus
Tipe : CLH 250
No.seri : 7056651
Input : 220 V AC,50/60 Hz
2) Penempatan
Alat Broncoscopy biasanya ditempatkan di ruangan IBS (instalasi
bedah sentral).
3) Pengoperasian
Langkah-langkah pengoperasian alat bronkoskopi adalah sebagai
berikut :
a) Sambungkan kabel power ke PLN
a) Tekan tombol on
b) Pilih smart chart lalu pilih channel yang biasa dipakai
terapi (1-2)
c) Atur intensitas dengan memutar tombol pengaturan
41
d) Tekan start untuk mulai
e) Tekan stop untuk berhenti atau pause
f) Selesai terapi ditandai dengan bunyi alarm, kembalikan ke
menu
g) utama dengan pilih exit
h) Tekan tombol power ke posisi off untuk mematikan unit
i) Cabut kabel power dari PLN
4) Pemeliharaan
Langkah-langkah pemeliharaan alat bronkoskopi adalah sebagai
berikut :
a) Bersihkan bagian bagian alat
b) Periksa fungsi fungsi tombol
c) Cek arus bocor pada alat
d) Kalibrasi alat
e) Periksa elektroda dan bersihkan elektroda dari sisa gel apabila
f) telah selesai di gunakan
g) Uji fungsi alat
42
Sistem DR merupakan sistem baru pada pesawat rontgen digital
yang berkembang saat ini dimana gambar hasil expose dari objek
radiografi diubah ke dalam format digital secara real time dengan
menggunakan sensor berupa Flat Panel Detector (FPD), jadi tak perlu
menggunakan cassette reader untuk mendapatkan gambar secara
digital.
b. Fungsi
Sama halnya dengan pesawat X-Ray lainnya, kegunaan DR
utamanya untuk memeriksa dan memonitor kondisi tulang,sendi dan
gigi serta organ tubuh yang lain tidak perlu melakukun pembedahan
langsung pada tubuh pasien. Pada pasien dengan keluhan seperti patah
tulang, osteoporosis, kerusakan gigi, dan radang sendi (arthritis).
Pesawat rontgen adalah metode pemeriksaan penunjang yang
umum dilakukan. Sejatinya, fungsi pesawat rontgent tidak hanya
sebatas itu, sinar-X digunakan untuk mengambil gambar foto yang
dikenal sebagai radiograf. Sinar-X bisa menerobos badan manusia
namun dihisap oleh bahagian yang lebih padat seperti tulang. Gambar
sinar X digunakan untuk meriksa kecacatan tulang, tulang yang patah
dan menyiasat keadaan organ-organ dalam tubuh. Sinar-X juga dapat
digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanker. Hal ini dikenal sebagai
radioterapi.
c. Prinsip kerja
Prinsip kerja digital radiografi pada dasarnya adalah
menangkap sinar X tanpa film. Untuk mengganti film tersebut,
digunakan sebuah penangkap gambar digital untuk menangkap
gambar sinar-X dan mengubahnya menjadi file digital yang dapat
ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian
rekam medis pasien.
Jika pada CR (Computed Radiography) menggunakkan Photo
Stimulated Radiography (PSP)/film sebagai penangkap bayangan
laten. Pada DR menggunakkan Flat Panel Detector (FPD) sebagai
penangkap gambar dan sensor utama sinar X-Ray digital.
43
d. Blok diagram
blok diagram dari DR adalah seperti pada Gambar 4.14
e. Bagian-bagian
Sebuah sistem digital radiografi terdiri dari 5 komponen utama,
yaitu X-Ray source, detektor, Analog to Digital Converter (ADC),
Komputer, dan output device.
f. Kompetensi
Pada bagian ini terdapat beberapa kompetensi,yaitu:
1) Pencatatan
spesifikasi
a) Nama : Digital Radiografi
b) Merk : IAE SpA
c) No.seri : RTM 782 HS
d) Voltage : 150 kV
2) Penempatan
Sama halnya dengan pesawat rontgen lainnya, DR biasa
ditempatkan di ruangan radiologi.
44
3) Pengoperasian
Langkah-langkah pengoperasian alat DR adalah sebagai berikut.
a) Tekan tombol on pada panel kontrol.
b) Tekan tombol on pada CPU. Setelah komputer menyala
masukan data pasien.
c) Tempatkan pasien pada pesawat X-Ray dan sesuaikan organ
apa yang hendak di foto rontgen.
d) Memilih objek dan proyeksi pada komputer DR.
e) Setelah semua siap, tekan ready dan expose.
f) Setelah pengambilan foto, klik end examination pada program
DR di komputer
g) Tekan tombol off pada panel kontrol.
4) pemeliharaan
a) Safety Inspections
Pemeriksaan system keamanan pada peralatan untuk
menghindari dari bahaya bahaya, mekanik, listrik dan radiasi.
b) Preventive maintenance
Pemeriksaan kondisi alat secara berkala untuk menjaga
pesawat dari kebersihan, pelumasan dan keausan pengukuran
agar output pesawat selalu stabil.
c) Image Quality Check.
Pemeriksaan Image quality secara berkala untuk
menjaga kualitas sehingga tidak ada catat atau penurunan
kualitas selama peralatan masih digunakan.
d) Corrective Maintenance
Melakukan perbaikan dengan cepat dan tepat bila terjadi
kerusakan dengan penggantian spare part yang asli bila
diperlukan.
e) System Upgrade
Pelaksanakan modifikasi pada peralatan sesuai perintah
atau anjuran dari pabrik agar hardware dan software dapat
mengikuti perkembangan teknologi.
45
f) System Dokumentasi
Semua aktivitas pemeliharaan harus terdokumentasi.
46
pembagian kelas BSC dibagi menjadi 3 yaitu biosafety cabinet kelas I,
biosafety cabinet kelas II dan biosafety cabinet kelas III.
b. Fungsi
Biosafety cabinet adalah alat yang berfungsi untuk bekerja
secara aseptis, hal ini dilakukan karena BSC memiliki kemampuan
menyaring udara, sehingga menjadi lebih steril dan terhindar dari
kontaminasi.
Biosafety cabinet juga memiliki fungsi untuk meminimalkan
melindungi lingkungan, patogen, dan user di laboratorium tersebut.
User yang bekerja di laboratorium pun akan memiliki keamanan yang
lebih dan terhindar dari kontaminasi bahan-bahan infeksius.
c. Prinsip kerja
1) Biosafety Kelas I
Dalam kelas ini, yang dilindungi hanyalah personel saja,
sedangkan produk sampel tidak. Cara kerjanya, udara akan
mengalir dari personel dengan kecepatan minimum 0,38 m/s.
Sementara, jendela depan ruangan tetap dibiarkan terbuka agar
udara dapat masuk dan disaring dengan HEPA Filter. Dalam kelas
ini, memang akan ada risiko kontaminasi pada sampel. Biasanya,
biosafety ini digunakan untuk peralatan khusus seperti centrifuge.
2) Biosafety Kelas II
Di kelas ini, biosafety yang diproteksi ada dua, yaitu produk
sampel dan lingkungan. Cara kerjanya, udara dari luar dan
chamber ditarik oleh kipas hisap yang dipasang di atas lemari,
kemudian disaring dengan HEPA Filter, baru digunakan untuk
sirkulasi atau balik keluar kembali. Dengan sistem seperti ini,
personel tetap aman karena udara diarahkan pada sistem saringan.
3) Biosafety Kelas III
Pada kelas ini, perlindungan yang diberikan sangat
maksimal, meliputi personel, produk sampel, dan lingkungan.
Ruangan didesain sedemikian rupa sehingga sirkulasi udara di
dalam chambar tertutup rapat. Semua material yang keluar masuk
47
harus menggunakan pass box. Personel juga harus menggunakan
sarung tangan agar tidak langsung dengan produk sampel saat
bekerja.
d. Bagian-bagian
Adapun bagian-bagian biosafety cabinet pada gambar 4.14
e. Kompetensi
Pada bagian ini terdapat beberapa kompetensi,yaitu:
1) Pencatatan
48
Nama : Biosafety Cabinet
Merk : Thermo Scientific
Tipe : A2
No.seri : 1384G320081218
Voltage/frekuensi : 230 V 50/60 Hz
2) Penempatan
Alat Biosafety Cabinet ditempatkan pada ruangan Laboratorium
3) Pengoperasian
Langkah-langkah pengoperasian Biosafety Cabinet adalah sebagai
berikut:
a) Hubungkan kabel power alat dengan catu daya listrik
b) Nyalakan alat dengan menekan dan tahan tombol ON sampai
blower menyala dan indikator LED menyala
c) Naikkan kaca hingga posisi bekerja
d) Tunggu proses warming up dengan melihat lampu indikator
Smartflow hingga berwarna hijau. Lampu tersebut
mengindikasikan bahwa alat sudah siap untuk digunakan.
e) Setelah alat sudah siap digunakan, tekan tombol LIGHT untuk
menyalakan lampu bila diperlukan.
f) Setelah proses kerja selesai, bersihkan Work Area (area kerja)
dengan mengelap Work Area (area kerja) menggunakan
alkohol 70%, lalu turunkan kaca hingga posisi kaca menutup
dan lampu indikasi Night Set Mode akan menyala otomatis.
g) Tekan tombol UV untuk menyalakan lampu UV yang akan
digunakan untuk sterilisasi Work Area (area kerja). UV akan
mati secara otomatis sesuai dengan setting waktu yang telah
ditentukan.
h) Setelah proses UV selesal, lalu tekan dan tahan tombol ON,
sampai semua indikator lampu mati
49
4) Pemeliharaan
a) Pastikan kondisi alat dalam keadaan baik.
b) Cek kabel power untuk memastikan tidak ada kerusakan pada
kabel dan steker.
c) Cek fuse, ganti apabila mati
d) Cek kondisi filter
e) Cek fungsi tombol pada alat
f) Cek fungsi pembuka dan penutup kaca
g) Cek lampu UV (ganti setelah pemakalan setelah 1500 jam)
h) Cek lampu TL (ganti jika lampu mati)
i) Cek kipas (aliran udara) dapat berfungsi dengan baik
50
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Selama kurang lebih 2 bulan melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sochadi Prjonegoro
Sragen, penulis merasa banyak sekali mendapat pengalaman dan pengetahuan
baru. Dari kegiatan ini penulis mengambil kesimpulan bahwa:
1. Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah de. Sochadi
Prijonegoro Sragen merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa
agar dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan dan mendapatkan
wawasan baru yang belum pernah didapat sebelumnya dibangku
perkuliahan, tidak hanya mengenai peralatan elektromedik tetapi juga
kebutuhan penunjang lainnya.
2. Mahasiswa dapat mengenal dunia kerja khususnya bidang elektromedik di
rumah sakit secara langsung dan mengetahui masalah dan penanganan
pada peralatan elektromedik secara langsung di lapangan
3. Sebagai tenaga ahli di bidang elektromedik, bukan hanya bisa melakukan
perbaikan tetapi juga dapat melakukan pemeliharan, cek list alat, dan
pengadaan maupun inventarisasi peralatan elektromedik di rumah sakit
4. Dalam Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa juga belajar bagaimana cara
bersosialisasi terhadap karyawan dan staf sehingga tidak canggung lagi
jika sudah lulus nanti untuk memasuki dunia kerja
5. Dalam berkerja di lapangan harus menjaga kekompakan dalam satu team
dan dapat berkomunikas dengan baik, terutama antara user dan teknisi.
50
5.2. Saran
Adapun saran penulis selama melakukan Praktik Kerja Lapangan
selama kurang lebih 2 bulan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi
Prijonegoro Sreagen antara lain:
1. Untuk Pihak Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro :
a. Pemeliharaan sarana kesehatan merupakan tanggung jawab bersama
antara user dan teknisi. Sebaiknya user juga berperan aktif dalam
upaya menjaga serta memelihara peralatan tersebut sebaik-baiknya.
b. Kegiatan pemeliharaan tetap dilaksanakan secara rutin dan berkala
sesuai jadwal yang telah dibuat agar kondisi alat menjadi lebih terjaga
dan kerusakan yang mungkin terjadi dapat diantisipasi lebih dini.
c. Diperlukan peralatan yang lebih lengkap lagi untuk teknisi, seperti alat
kalibrasi dan alat penunjang lainnya untuk memperbaiki alat yang
rusak.
d. Alur pemeliharaan dan perbaikan alangkah baiknya kalau diperjelas
dengan prosedur-prosedur yang lebih baik.
2. Untuk adik-adik tingkat dari prodi teknologi elektro-medis :
a. Didalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan diharap bisa
menunjukan semangat dan keseriusan dalam bekerja.
b. Mematuhi prosedur atau perintah dari dosen pembimbing prodi dan
pembimbing lapangan dangan tetap menjaga perilaku dan kesopanan.
c. Kepada mahasiswa diharapkan untuk belajar yang sungguh-sungguh
dalam setiap mata kuliah dan mempersiapkan diri serta ilmu sebelum
PKL.
d. Kepada mahasiswa jadikanlah PKL sebagai ladang mencari ilmu dan
pengalaman serta jangan segan bertanya pada pembimbing, membahas
kesulitan yang ada saat di PKL.
51
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.kowsarpub.com/iranjradiol/articles/66994.html
http://www.biosafetycabinet.co.id/biosafety-cabinet/
https://www.scribd.com/doc/144897949/Makalah-Dc-Syok
https://www.academia.edu/9925842/KARDIOTOKOGRAFI_KTG_
https://www.scribd.com/doc/298199412/Makalah-Digital-Radiografi-Dan-
Komputer-Radiografi
https://www.scribd.com/document/369264239/Makalah-Bronkoskopi
https://kumpulanmakalahilmiah.blogspot.com/2013/02/pemeriksaan-
bronkoskopi.html
https://akciger.info/bronkoskopi.html
https://kardiotokografi.blogspot.com/
52