Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK MENGUTIP

Diajukan untuk memenuhi tugas bahasa indonesia

Dosen pengampu : MASHURI M.Pd

Disusun oleh :

Syahrul Romadhon
Muhammad Ansor
Hidayatul Islmiyah

INSTITUT AGAMA ISLAM NAZHATUT THULLAB

(IAI NATA) SAMPANG 2021

i|Page
Kata pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari

Sampang, 20 oktober 2021

penyusun

ii | P a g e
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian mengurai teknik mengutip.........................................................3


B. Prinsip-perinsip dalam menguip..................................................................3
C. Finis-finis kutipan........................................................................................4
D. Kutipan pada catatan kaki............................................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................9

iii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan mengutip dan menulis sumber rujukan dalam dunia
kepenulisan bukanlah persoalan yang sederhana. Karena itu, tidak
mengherankan jika kemudian keinginan menulis pada saat penulis akan
mencurahkan gagasannya terasa mulai terhadang oleh berbagai
aturan/etika dan teknik menulis ilmiah, akhirnya gagal menulis. Ditambah
lagi dengan adanya ketentuan ancaman pidana dan denda bagi
pelanggar/plagiator/pembajak hak cipta (UU RI Nomor 19 Tahun
2002 Tentang Hak Cipta). Akan tetapi dengan suatu
persyaratan menyebutkan atau mencantumkan sumbernya serta dalam
rangka kemajuan perkembangan pendidikan, penelitian, penulisan karya
ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
penciptanya, tidak dianggap sebagai pelanggaran (butir a Pasal 15 UU
Nomor 19 Tahun 2002). Sedang yang dimaksud dengan kepentingan
yang wajar dari pencipta atau pemegang hak cipta adalah suatu
kepentingan yang didasarkan pada keseimbangan dalam menikmati
manfaat ekonomi atas suatu ciptaan. Memang kesalahan-kesalahan di
dalam mengutip dan menuliskan daftar pustaka sebagai sumber rujukan di
dalam membuat karya tulis ilmiah kenyataannya masih saja ada dan
sering terjadi. Terlebih-lebih pada era ”Information Communication
Technology (ICT)” yang makin mempermudah penulis mencari dan
mengambil sumber rujukan, gambar atau tabel, serta makalah dan
informasi lainnya, baik melalui “download internet” maupun
pengambilan melalui peralatan “scanner”. Kenyataan di atas sangat
dimungkinkan karena banyak penulis yang kurang cermat, atau
mungkin mengabaikan etika menulis ilmiah, atau mungkin juga
belum mau belajar dan tidak mau mencari tahu mengapa teknik mengutip
dan menuliskan daftar pustaka harus sedemikian rupa. Kecenderungan

1|Page
para penulis lebih sering mencontoh dengan melihat langsung dari
tulisan, thesis, skripsi, desertasi, dan atau dari majalah-majalah serta
laporan-laporan tanpa mengetahui aturan sesungguhnya. Untuk itu
ulasan praktis minimal di dalam tulisan “Teknik-Teknik Mengutip dan
Mencantumkan Daftar Pustaka di dalam Karya Tulis Ilmiah” ini
dipandang penting, agar pada giliran berikutnya dapat menjadi versi
untuk acuan para Widyaiswara, dapat dipegang secara konsisten,
mempermudah keinginan menulis dengan hasil yang bebas dari
pelanggaran etika dan teknik menulis ilmiah, serta berharapan agar
keaslian (orisinalitas) isi dari gagasan tulisan benar-benar terjaga dan
sekaligus tetap menghargai karya-karya cipta orang lain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan
a. Bagaiamana mengutip yang baik?
b. Bagimanan teknik-teknik mengutip?
c. Bagaimana membedakan kutipan langsung dan tidak langsung?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
a. Untuk mengetahui definisi dan jenis-jenis kutipan
b. Untuk mengetahui cara mengutip yang baik
c. Untuk memahami dan menerapkan teknik mengutip
d. Untuk membedakan kutipan lansung dan tidak lansung

2|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian mengurai teknik mengutip


Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu
apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat
yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu
disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi,
artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
B. Prinsip-perinsip dalam menguip
Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau
mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana
prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. . Apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah
ejaan dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa
adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip
tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah
dari sumber kutipan kita.
2. . Dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-
bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak
menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam
sumber kutipan kita. Caranya:
a. Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
b. Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi
sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).

3|Page
C. Finis-finis kutipan
Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan
langsung dan Kutipan tidak langsung. Disini akan mencoba
menjelaskan jenis-jenis kutipan tersebut.
1. Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti
kutipan aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini
kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau
kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun ada keraguan atau
kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya dapat
memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip
langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada
kesalahan dari kutipan yang kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat
huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus
digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga kalau kita
menyesuaikan ejaan, memberi huruf kapital, garis bawah, atau huruf
miring, kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari
pengutip ], [ ejaan disesuaikan dengan EYD ], dll.
2. Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas
intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung
ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit
tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan
kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung (catatan perut)
seperti telah dicontohkan.

D. Kutipan pada catatan kaki


Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di
bagian bawah setiap lembaran akhir bab sebuah karangan ilmiah. Catatan
kaki berfungsi untuk memberikan keterangan dan komentar, serta
menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyususanaan
daftar bacaan. Cara penulisan catatan kaki memiliki beberapa aturan
yang harus diperhatikan. Hal ini diterapkan agar penggunaan
catatan kaki tersebut memang benar-benar berguna dan mudah

4|Page
dimerngeti. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
tata cara penulisan catatan kaki :
1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya
empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari
teks.
2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
3. Diberi nomor.
4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin
kiri.
5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan
selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin
kiri).
6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan
dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks
7. jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas
bagian bawah.
8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke
halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada
memotong catatan kaki.
9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan
nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada
mengulang- ulang keterangan catatan kaki.
10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan
keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan
sebelumnya.
11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang
artikel, gunakan loc.cit. Untuk keterangan mengenai referensi artikel
atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama
pengarang tidak dibalik Beberapa cara teknik mengutip kutipan
langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut :

5|Page
 Perujukan Kutipan Langsung
a. Kutipan Kurang dari 4 baris
Kutipan yang tidak lebih dari empat baris atau di bawah
40 kata ditulis di antara tanda kutip sebagai bagian terpadu
dari teks karangan. Adapun pengarang (yang diikuti tahun dan
nomor halaman) dapat ditulis secara terpadu dengan teks atau
ditempatkan di dalam tanda kurung.
1) Nama pengarang disebut dalam teks secara terpadu.
Contoh:
Tommy F. Awuy (Kompas 1 April 2001)
mengomentari Supernova dari dua segi, yaitu
pemikiran multidisipliner dan pembaruan.
2) Nama pengarang disebut bersama dengan tahun
penerbit dan nomor halaman.
Contoh:
Jadi, novel Supernova dapat dilihat dari dua segi,
yaitu pemikiran multi-disipliner dan pembaruan.
(Tommy F. Awuy, Kompas 1 April 2001).
3) Jika ada tanda kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘…’)
Contoh:
Selanjutnya van Dijk (dalam Brown and Yule,
1996:246) berpendapat “skemata dikatakan
sebagai struktur-struktur pengetahuan tingkat
tinggi yang kompleks (dan bahkan konvensional
atau tetap) yang berfungsi sebagai ‘perancah
ideasi’ (ideational).
b. Kutipan lebih dari 4 baris
Kutipan yang lebih dari 4 baris atau 40 kata ke atas ditulis
tanpa tanda kutip pada tempat khusus yang dipisahkan dari teks
utama, dengan pinggir kiri-kanan yang berbeda, dengan spasi
tunggal. Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda

6|Page
kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm
dari garis tepi sebelah kiri dan kanan dan diketik spasi tunggal.
Nomor halaman juga harus ditulis. Mengenai keadaan ini
Ajib Rosidi (dalam Mulyana, 2000: 7) menegaskan bahwa:

Para pengajar dan sastrawan sudah lama


terdengar mengeluh mengenai buruknya pembelajaran
(bahasa dan sastra) kita baik di tingkat sekolah menengah
maupun di perguruan tinggi. Kurikulum yang tak jelas arahnya
dan pengajar yang jumlahnya dan kemampuannya tidak
memadai, bahan-bahan yang jauh dari lengkap semuanya
menyebabkan pembelajaran sastra hanya seadanya.

c. Kutipan yang sebagian dihilangkan


Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan
mempergunakan tiga titik berspasi […]. Jika unsur yang
dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah kalimat, maka ketiga
titik berspasi itu di tambahkan sesudah titik yang mengakhiri
kalimat itu. Bila bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu
alinea atau lebih, maka biasanya dinyatakan dengan titik-titik
berspasi sepanjang satu baris halaman. Bila ada tanda kutip, maka
titik-titik itu – baik pada awal kutipan maupun pada akhir kutipan
– harus dimasukkan dalam tanda kutip sebab unsur yang harus
dihilangkan itu dianggap sebagai bagian dari kutipan. Jika dalam
kutipan langsung terdapat kata-kata atau kalimat yang dibuang,
maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga buah titik,
dan kalimat dengan empat titik.
1. Penghilangan kata-kata
Tenaga-tenaga penjualan yang sukses, politisi, guru,
dokter, dan pemimpin keagamaan semuanya cenderung
orang yang mempunyai tingkat kecerdasan antar pribadi
yang tinggi. Kecerdasan intera pribadi…adalah kemampuan
yang korelatif, tetapi terarah kedalam diri. Kemampuan

7|Page
tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri
sendiri yang teliti dan mengacu pada cirri serta
kemampuan untuk menggunakan model tadi sebahai alat
untuk menempuh kehidupan secara efektif (Gardner
dalam Coleman, 1994: 315).
2. Penghilangan Kalimat
Gerak manipulative adalah keterampilan yang memerlukan
koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain….yang
termasuk gerak manipulative antara lain adalah menangkap
bola, menendang bola, dan menggambar.” (Asim, 1995: 315).
 Perujukan Kutipan Tidak Langsung
Tanpa memperhitungkan jumlahnya, kutipan tidak
langsung ditulis sebagai bagian terpadu dari teks karangan.
Cara menulis sumber rujukan sama dengan penulisan kutipan
langsung.
a. Nama pengarang disebut terpadu dalam teks.
Contoh :

Gunawan (1995:223) menyimpulkan bahwa


perkembangan manusia lebih cepat dibandingkan
simpanse ketika ia mampu berbicara.

b. Nama pengarang disebut dalam kurung bersama tahun


penerbitnya.
Contoh :
Perkembangan manusia lebih cepat dibandingkan
Simpanse ketika ia mampu berbicara (Gunawan,
1995: 223).

8|Page
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang
diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut
mengutip. Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau
mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu
bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan
orang lain. Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung. Catatan kaki berfungsi untuk
memberikan keterangan dan komentar, serta menjelaskan mengenai
sumber kutipan atau pedoman penyususanaan daftar bacaan. Cara
penulisan catatan kaki memiliki beberapa aturan yang harus diperhatikan.
Adapun teknik dalam mengutip ada dua, yaitu rujukan langsung dan
rujukan tidak langsung.

B. Saran
Persoalan mengutip dan menulis sumber rujukan dalam dunia
kepenulisan bukanlah persoalan yang sederhana. Ada ketentuan ancaman
pidana dan denda bagi pelanggar/plagiator/pembajak hak cipta (UU
RI Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta). Akan tetapi dengan
suatu persyaratan menyebutkan atau mencantumkan sumbernya
serta dalam rangka kemajuan perkembangan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar
dari penciptanya, tidak dianggap sebagai pelanggaran (butir a Pasal 15
UU Nomor 19 Tahun 2002). Oleh sebab itu, budayakan teknik
mengutip dengan baik dan benar dan janganlah membajak hasil karya
orang lain dengan tidak mencantumkan kutipan pada suatu tulisan yang
dikutip dari hasil karya orang lain.

9|Page

Anda mungkin juga menyukai