Anda di halaman 1dari 8

DESKRIPSI PRODUK KERAJINAN FUNGSI HIAS DAN FUNGSI PAKAI

UJIAN SATUAN PENDIDIKAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN T.A 2021/2022

N
O KELAS PRODUK CONTOH PRODUK DESKRIPSI
.
1. XII MIPA 1 HIASAN  Merupakan produk besar.
XII MIPA 3 DINDING  Esensi produksi: mengolah bahan baku sekitar yang tidak
XII MIPA 5 terpakai untuk dirangkai menjadi produk hiasan yang
XII MIPA 7 berkualitas yang bisa dipajang di dinding/ tembok.
XII MIPA 9  Komponen utama produk ini adalah bagian ‘alas’ dan hiasan.
XII IPS 2 Komponen alas biasa terbuat dari bahan keras umumnya kayu
sementara hiasan diatasnya, umumnya berupa bunga yang
terbuat dari bahan tekstil, kerang, plastik, batu dll yang ditaruh
diatas komponen alas.
 Hiasan dinding bisa berupa tempat penyimpanan unik di tembok
(rak dinding), bingkai berisi bunga, bentuk minimalis dari
sesuatu dan lain – lain yang random tapi unik.
 Lukisan juga tergolong hiasan dinding namun tidak disarankan
untuk dibuat karena lukisan memiliki kecenderungan tidak
memberi ruang bagi semua peserta untuk membuatnya kecuali
lukisan itu merupakan salah satu komponen kecil dari hiasan
dinding.
 Bagian alas hiasan dinding dapat dibuat dari beraneka ragam
bahan namun yang menjadi standar produk untuk menjamin
kualitasnya adalah kayu dalam bentuk papan alas atau bingkai.
(Catatan *tidak melibatkan stik ice cream dan tripleks dalam
pembuatan produk kecuali tripleks dicover dengan bahan yang
tidak menampilkan serat tripleks).
 Bagian hiasannya dapat dibuat dari berbagai macam bahan
namun ada beberapa bahan yang perlu dihindari seperti kertas
(apa saja). Tidak direkomendasikan menggabungkan produk
yang tahan lama dengan yang cepat rusak/ pudar atau kusut.
 Hiasan dinding merupakan kerajinan yang menghias area
dinding atau tembok sehingga dalam pembuatannya
N
O KELAS PRODUK CONTOH PRODUK DESKRIPSI
.
mempertimbangkan bagian belakang produk yang mana harus
memiliki bagian untuk menggantung produk. Oleh karena itu,
setelah selesai membuat, peserta uji coba menggantung produk
untuk memastikan posisi/bagian untuk menggantung produk
agar tidak mudah jatuh.
 Bagian yang dibuat untuk menggantung produk haruslah kuat
dan gantungannya jangan dari tali atau benang yang cuma satu
‘urat’, perhatikan kalau produknya berat berarti bagian yang
harus menyokong juga kuat. Bagian komponen alas harus
merupakan permukaan yang rata agar mudah di gantung
ditembok.
 Bunga yang terlihat pada gambar 1 dan 2 merupakan bunga
artificial/ mati. Jika dalam pembuatannya melibatkan bunga,
maka peserta dapat merangkai bunga sendiri dari bahan yang
kuat misalnya plastik atau flannel atau kain perca(dapat melihat
contoh pembuatan di youtube) tapi jika ada bunga artificial yang
tidak terpakai lagi maka peserta boleh memanfaatnya untuk
mempercantik hiasan dinding.
 Peserta boleh menggunakan bunga hidup berukuran kecil jika
produknya bisa dipakai sebagai tempat memajang bunga hidup.
 Jika menggunakan batu, kerang, sendok plastic, batok kelapa
sebagai hiasan berbentuk bunga, maka pilihlah yang berukuran
kecil sehingga dapat dilem dengan kuat dan tidak jatuh.
 Jika sudah selesai membuat komponen alas yang dari kayu
maka peserta mengecat seluruh bagian kayu agar tidak mudah
lapuk.
 Adapun hiasan dinding yang hanya terdiri dari satu komponen
saja seperti terlihat pada gambar 3 dan 4, umumnya hiasan
dengan tema yang random. Jika peserta memilih jenis ini maka
pastikan tetap ada bagian untuk menggantung produk.
 Peserta juga dapat membuat produk yang terdiri dari beberapa
bagian kecil namun pada saat menggantung saling berdekatan
dan membentuk sebuah pattern/pola tertentu.
N
O KELAS PRODUK CONTOH PRODUK DESKRIPSI
.
TEMPAT  Merupakan produk kecil.
TISU  Esensi produksi: Disini letak praktik berwirausahanya adalah
BALUT menghias tempat tisu jadi menggunakan kain motif daerah NTT
MOTIF untuk menaikkan ‘nilai’ tempat tisu tersebut, sehingga tidak
membuatnya dari bahan – bahan tertentu (seperti Koran, kayu
dll.) Pada produksi ini, peserta membeli tempat tisu jadi dalam
bentuk plastik sementara untuk praktik berwirausahanya’,
peserta menghias dengan memanfaatkan kain motif percahan
(bukan mencari ataupun menggunakan kain motif utuh).
 Komponen utama produk ini adalah tempat tisu dan kain motif.
 Peserta dapat mendapatkan percahan kain motif ini dari penjahit
setempat jika tidak memiliki dirumah. Namun jika dalam
pencarian, motif daerah yang memadai tidak bisa ditemukan,
maka peserta bisa menggunakan kain motif industry NTT.
 Pilihlah kain perca motif yang warnanya masih hidup dan tidak
pucat dengan ukuran yang memadai agar mengcover seluruh
tubuh tempat tisu.
 Tempat tisu yang dibeli untuk dihias bisa yang memiliki tutupan
atas atau bawah seperti yang tampak pada gambar ke 2 dan
merupakan tempat tisu persegi panjang, bukan yang persegi.
 Dalam menghiasnya, peserta hanya bisa menggunakan 1 jenis
kain motif, namun kain tersebut dapat dikominasikan dengan
kain biasa warna senada atau lace/ renda untuk menutupi bagian
kain motif yang sudah dipotong (karena serat kain motif cukup
besar) jadi peserta dapat menyianyatinya sedemikian rupa.
 Jika dalam pembuatan, ada bagian dari produk yang tidak bisa
tertutupi seperti pada gambar ke 2, maka usahakan memilih
produk yang warna senada dengan kain.
 Pembuatan dapat dilakukan dengan 2 cara yakni ditempelkan
langsung atau dibuat sebagai sarung bagi tempat tisu.
 Jika dibuat dengan cara ditempel pada tubuh tempat tisu maka
pembuatan melibatkan lem tembak.
 Jika dibuat dengan cara dijadikan sarung maka pembuatan
N
O KELAS PRODUK CONTOH PRODUK DESKRIPSI
.
dilakukan dengan cara kain motif dijahit dan terakhir dipakaikan
pada tempat tisu tersebut.
 Jika peserta membeli tempat tisu dengan permukaan tidak rata
atau susah ditempel dengan kain motif, maka disarankan
membuat dalam bentuk sarung untuk menghindari
ketidakrapihan.
 Pernak – pernik yang bisa dimanfaatkan untuk menghias
diantaranya pita, kancing, manik - manik, renda dll.
 Tidak ada aturan baku dalam menghias jadi peserta dapat
berkreasi sendiri dengan tetap memperhatikan kerapihan tubuh
produk.
 Peserta dapat menggunakan bahan – bahan lain yang mungkin
tidak disebutkan diatas yang mendukung keindahan produk
selama meminimalisir pengeluaran.
 Jangan membuat tempat tisu ‘sekali pakai’. Jika pembuatan
dilakukan dengan cara penempelan, maka pisahkan pengerjaan
antara wadah tissuenya dengan pentutupnya sehingga dapat
dibuka (Tidak boleh ada penempelan kain dibagian untuk
memasang tutup tempat tisu).
 Jika kainnya ingin dibuat dalam bentuk sarung untuk tempat
tisu, pastikan ada bagian untuk memasukan/ mengeluarkan
tempat tisu tersebut.
 Pastikan motif kain yang ditempelkan simetris dan jika produk
ditempel, usahakan bagian di dalam produk terutama mulut
tempat tisu juga terlihat rapi. Bisa disiasati dengan
menempelkan pita dimulut tempat tisu bagian dalam atau luar.
 Gunakanlah lem tembak dengan hati – hati agar tidak merusak
warna kain dan bersihkanlah seluruh benang yang tersisa agar
produk terlihat rapi.
 Perhatikan tutorial membuat tissue cover di You tube untuk
mendapatkan lebih banyak ide dan hasil yang rapi dan sisanya
silahkan kreasikan sendiri menurut rancangan masing – masing
kelompok.
N
O KELAS PRODUK CONTOH PRODUK DESKRIPSI
.
2. XII MIPA 2 BUNGA  Merupakan produk besar.
XII MIPA 4 SUDUT  Esensi produksi: memanfaatkan bahan sekitar yang tidak
XII MIPA 6 terpakai untuk membuat bunga maupun vase menjadi bunga
XII MIPA 8 sudut yang bernilai estetis.
XII IPS 1  Komponen bunga sudut ini adalah vase dan bunganya. Bunga
XII IPS 3 yang dimaksud adalah bunga mati/ artificial.
 Komponen vase adalah vase dan bahan yang bisa dipakai untuk
menancapkan bunga seperti gabus dan lain – lain.
 Komponen bunga ada beberapa yang bisa dibuat; 1. bunga dan
tangkai, 2. bunga, daun dan tangkai, atau 3. berbentuk tanaman
tertentu yang tidak memiliki bunga.
 Bunga sudut merupakan hiasan yang diletakkan di lantai, di
sudut – sudut ruangan oleh karena itu dibuat dalam bentuk lebih
besar dari bunga meja.
 Tinggi bunga sudut ini kurang lebih 1 meter.
 Bunga dapat dibuat dengan produk apapun yang tidak mudah
rusak seperti selang plastic, benang, kain flannel, kulit jagung,
pelepah pisang, kawat dll. Jika terdapat bunga artificial/ bunga
mati yang tidak terpakai lagi, peserta bisa memanfaatkannya
untuk menghias di tangkai bunga dengan mempertimbangkan
jumlah dan kombinasi yang menarik.
 Tidak diperkenankan membuat bunga dari bahan kertas; Koran,
kertas pita, karton, origami, dll.
 Daun dapat dibuat dari kain flannel, kulit jagung, kulit bambu,
atau produk plastic yang tidak mudah kusut.
 Vase dapat dibuat dari bahan kayu, bambu, kain (handuk bekas)
yang diolah dengan semen, susunan tutupan botol, atau ember
bekas yang bisa dihias dengan bahan lain dari luar.
 Jika menggunakan bahan bekas polos untuk dibuat vase seperti
ember bekas, maka bagian luarnya bisa dihias dengan berbagai
bahan yang mudah dilem seperti anyaman tali, batu – batu,
balok – balok kayu kecil, kerang, beling, ranting dll.
 Vase bunga bisa fleksibel; tidak harus membentuk vase pada
N
O KELAS PRODUK CONTOH PRODUK DESKRIPSI
.
umumnya namun bisa divariasikan secara unik dan menarik.
 Tidak menggunakan tanah atau pasir untuk menancapkan bunga
dalam vase. Jika bunga cukup besar dan berat maka gunakanlah
batu yang cukup untuk menaham bunga, atau buatlah model
vasenya dengan bagian atas lebih kecil bagian bawah agar
bunga tidak mudah jatuh. Jika tangkainya berukuran kecil maka
gunakan gabus kering atau Styrofoam untuk menancapkan
bunga kedalamnya.
 Pastikan bunga tidak lebih berat dari vase agar tidak jatuh dan
susunan bunga tidak mudah goyang atau berubah – ubah posisi.
 Batang dan tangkai bunga bisa menggunakan bagian – bagian
asli pohon yang dikeringkan, dicat, lalu ditempeli bunga
artificial yang dibuat.
 Warna vase tidak lebih mencolok dari bunga dan konsentrasi
pada 1 warna saja.
 Ketika semua bagian – bagian bunga sudah jadi, peserta
merangkai kedalam bentuk atau formasi yang simetris.
 Jumlah tangkai bunga yang diperlukan bervariasi, tapi harus
dikondisikan dengan diameter atau luas vase agar tidak terlihat
‘kosong’ dan berjarak.
 Jika batang/ tangkai bunga mudah terpisah 1 dengan yang
lainnya maka gunakan tali atau kawat untuk mengikat.
 Adapun bunga sudut yang terdiri dari satu komponen yakni
tidak memiliki vase namun memiliki bagian bawah berbentuk
dudukan untuk bunga itu sendiri seperti pada gambar 2.
 Untuk bunga yang tidak menggunakan vase, pastikan bagian
bawah dari bunga cukup berat untuk menahan seluruh tubuh
bunga.
 Jika ‘mulut’ vase cukup terbuka, maka bahan yang dipakai
untuk ditancapkan bunga didalamnya haruslah terlihat rapi baik
gabus maupun batu yang digunakan.
 Bunga sudut tidak menggunakan kain motif sebagai hiasan
tambahan.
N
O KELAS PRODUK CONTOH PRODUK DESKRIPSI
.
POT  Merupakan produk kecil.
BUNGA  Esensi produksi: menghias pot sebagai wadah pot bunga hidup
BALUT menggunakan kain motif daerah NTT untuk menaikkan ‘nilai’
MOTIF estetis pot bunga tersebut. Pada produksi ini, peserta membeli
pot bunga plastik dan praktik’ wirausahanya dimulai saat
menghias pot bunga tersebut dengan memanfaatkan kain motif
percahan dan bukan mencari serta menggunakan kain motif
yang masih utuh.
 Komponen utama produk ini adalah pot bunga dan kain motif.
 Peserta membeli 1 pot bunga sedang yang berbentuk bulat
berdiameter 20 cm dengan tinggi 15 cm berwarna putih di toko
perabotan. Pilihlah pot dengan ‘mulut’ yang rata, tidak
bergelombang agar mudah ‘dililit’ kain. (Lihat gambar terakhir).
 Peserta dapat mendapatkan percahan kain motif dari penjahit
setempat. Namun jika tidak menemukannya, ataupun dapat tapi
tidak memadai, maka peserta bisa menggunakan kain motif
industry NTT. Jika motif industri ini tidak juga ditemukan
dipenjahit yang dituju, maka perlu bagi peserta untuk membeli
kain ini kurang lebih setengah meter di toko kain yang ada.
 Untuk penggunaan motif daerah asli, pilihlah kain percahan
motif yang warnanya masih hidup dan tidak pucat dengan
ukuran yang memadai agar mengcover seluruh bagian pot.
 Dalam menghiasnya, peserta hanya bisa menggunakan 1 jenis
kain motif (tidak campur dengan motif daerah lain).
 Pembuatan dilakukan dengan cara kain ditempelkan langsung
pada tubuh pot bunga oleh karena itu pembuatan melibatkan lem
tembak sebagai perekat.
 Karena bentuk pot cenderung kerucut, maka ada 3 cara ‘melilit’
dan merekatkan kain motif ini pada pot yang mana tergantung
cara guntingnya yakni persegi, kerucut, dan gunting per pola.
 Jika kain yang digunting secara persegi panjang, maka otomatis
bagian bawah harus disiasati agar tertempel semuanya. Cara
lilitnya adalah bagian bawah kain harus dilipit – lipit secara rapi
N
O KELAS PRODUK CONTOH PRODUK DESKRIPSI
.
dengan bentuk yang sama di setiap sisi sambil di tempel dengan
lem tembak.
 Jika kain ingin dililit tanpa lipit – lipit, berarti cara guntingnya
berbentuk kerucut, namun yang perlu diperhatikan adalah motif
kain harus tetap simetris. Oleh karena itu jika ingin gunting
kerucut maka pastikan motif tidak ‘kehilangan’ bentuknya.
 Jika ingin membuat sistim tempel per part, maka peserta harus
mengukur terlebih dahulu besaran setiap part agar ketika
ditempel satu per satu, dapat memenuhi seluruh bagian pot
secara rapi. Namun yang perlu dicatat, sistim tempel per part
dilakukan kecuali gambar dari motif tetap terlihat ‘nyambung’
ketika di tempel.
 Sebelum menempelkan kain motif disisi mana saja, lipatlah
bagian ujung kain agar tidak terlihat sisa guntingan karena serat
motif yang digunting mudah keluar.
 Kain motif yang ditempel tidak ‘masuk’ kembali ke dalam pot,
hanya berhenti di bagian teratas saja. Serta jangan mengcover
bagian bawah pot.
 Untuk menambah keindahan, setelah kain motif ditempelkan,
peserta dapat menambahkan salah satu pernak – pernik seperti
renda, pita, manic – manic sesuai kreasi yang diinginkan di
bagian yang cocok (atas,/ bawah/ tengah) dengan catatan tidak
mengaburkan motif yang ada dan tidak terlalu ramai.
 Peserta dapat membuat salah satu sisi menjadi bagian ‘depan’
dengan cara meletakkan pernak2 tertentu pada bagian itu.
 Jika ada bagian kain yang ingin dijahit sebelum ditempel,
pastikan ukurannya sesuai dengan permukaan pot tersebut.
 Pastikan lem cukup kuat agar kain maupun pernak - pernik tidak
terlepas dari body pot.
 Gunakanlah lem tembak dengan hati – hati agar tidak merusak
warna kain dan bersihkanlah seluruh benang yang tersisa agar
produk terlihat rapi.

Anda mungkin juga menyukai