Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EVIDENCE BASED PRACTICE

PENERAPAN HOSPITAL DISASTER PLAN


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Bencana Berbasis Klinik
Dosen Pengampu : Bapak Yogasliana Fathudin, S.Kp., Ners., M.Kep

Disusun oleh :

Fanny Rachmawati
P17320119412

Tingkat : 3 C Ners

PROGRAM STUDI S-1 PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim,

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-
Nya, saya dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa
pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Makalah ini mempunyai judul ” Penerapan Hospital Disaster Plan”, yang di susun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Bencana Berbasis Klinik.
Makalah ini juga bertujuan untuk memberi ilmu pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Makalah ini saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak dan refrensi sehingga dapat memperlancar pembuatan di makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan
serta kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca, agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Bandung, 26 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ i

Daftar Isi ................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Bencana ......................................................................................... 2


B. Pengertian Hospital Disaster Plan ................................................................................ 2
C. Tujuan Hospital Disaster Plan ...................................................................................... 2
D. Proses Penyusunan Hospital Disaster Plan .................................................................. 3
E. Tim Penyusun Hospital Disaster Plan .......................................................................... 3
F. Pokok-Pokok Hospital Disaster Plan ........................................................................... 3

BAB III EVIDENCE BASED PRACTICE

A. Latar Belakang Masalah Klinis ................................................................................... 4


B. Analisis PICO .............................................................................................................. 4
C. Bukti Penelitian Ilmiah ................................................................................................ 4

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 7
B. Saran .......................................................................................................................... 7

Daftar Pustaka........................................................................................................................ 8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit memainkan peran penting selama bencana, seperti adanya menyediakan layanan
jasa kesehatan untuk mengurangi mortalitas dan mobilitas yang terkait dengan korban
bencana. Dengan demikian dapat meminimalkan dampak bencana terhadap masyarakat
(Zhong et al., 2014)

Ancaman kesehatan masyarakat selalu datang entah disebabkan oleh alam, non alam, atau
disengaja, ancaman ini dapat menyebabkan timbulnya keadaan darurat (Medicine et al.,
2014). Menurut Talati et al, bencana menimbulkan tantangan unik bagi setiap instansi
pelayanan medis dalam hal infrastruktur, kapasitas dan kesiapan dari sudut pandang rumah
sakit. Suatu bencana ada saat jumlah korban jauh melebihi kemampuan dari jumlah tenaga
medis untuk memberikan perawatan darurat sehingga rumah sakit terpaksa menerapkan
sumber tambahan untuk perawatan kepada sejumlah besar korban (Talati et al., 2014)

Rumah sakit memiliki fungsi kritis dalam manajemen bencana, demikian yang dikatakan
Robert Powers (Jack Pincowsky, Sampieri, 2008). Konferensi PBB tentang Pengurangan
Bencana menegaskan bahwa rumah sakit wajib mengoperasikan beberapa fasilitas segera
setelah bencana untuk membatasi dampak dari bencana hilangnya nyawa. Mereka memiliki
fungsi kritis yang tidak dimiliki bisnis lain. Artinya, jika mereka gagal untuk berfungsi
selama bencana, mereka akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap dampak
bencana di masyarakat (Kasmawati, 2016)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud bencana?


2. Apa yang dimaksud hospital disaster plan?
3. Apa tujuan dibuatnya hospital disaster plan?
4. Siapa yang memiliki tanggung jawab untuk menyusun hospital disaster plan?
5. Bagaimana proses membuat hospital disaster plan?
6. Bagaimana penerapan disaster hospital plan menurut evidence base practice?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian bencana.


2. Untuk mengetahui pengertian hospital disaster plan.
3. Untuk mengetahui tujuan dibuatnya hospital disaster plan.
4. Untuk mengetahui siapa yang memiliki tanggung jawab untuk menyusun hospital
disaster plan.
5. Untuk mengetahui proses membuat hospital disaster plan.
6. Untuk mengetahui penerapan disaster hospital plan menurut evidence base
practice.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Bencana

Pengertian bencana yang terdapat di UU Nomor. 24 tahun 2007 Bencana adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Bencana (disaster) adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu komunitas
atau masyarakat yang mengakibatkan kerugian manusia, materi, ekonomi, atau lingkungan
yang meluas yang melampaui kemampuan komunitas atau masyarakat yang terkena dampak
untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri (ISDR, 2004 dalam
MPBI, 2007). Bencana dapat dibedakan menjadi dua yaitu bencana oleh faktor alam (natural
disaster) seperti letusan gunungapi, banjir, gempa, tsunami, badai, longsor, dan bencana oleh
faktor non alam ataupun faktor manusia (man-made disaster) seperti konflik sosial dan
kegagalan teknologi.

2.2 Pengertian Hospital Disaster Plan

Persiapan terhadap kondisi bencana dapat diwujudkan diantaranya dalam bentuk menyusun
perencanaan menghadapi situasi darurat atau rencana kontingensi, yang juga dimaksudkan
agar RS tetap bisa berfungsi-hari terhadap pasien yang sudah ada sebelumnya (business
continuity plan). Rencana tersebut umumnya disebut sebagai Rencana Penanggulangan
Bencana di Rumah Sakit, atau Hospital Disaster Plan (HDP).

2.3 Tujuan Hospital Disaster Plan

a. Mencegah timbulnya korban manusia, kerusakan harta benda maupun lingkungan,


dengan cara:
 Membuat protap yang sesuai
 Melatih karyawan agar dapat menjalankan protap tersebut
 Memanfaatkan bantuan dari luar secara optimal.
b. Mengembalikan fungsi normal RS secepat mungkin
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk bencana eksternal maupun internal. Konsep
dasar suatu HDP adalah:
 Melindungi semua pasien, karyawan, dan tim penolong
 Respon yang optimal dan efektif dari tim penanggulangan bencana yang berbasis
pada struktur organisasi RS sehari-hari

2.4 Proses penyusunan HDP

Menyusun HDP merupakan perkerjaan besar yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh
supaya mendapat hasil seperti yang diharapkan ketika terjadi bencana yang sesungguhnya.

Suatu HDP seharusnya merupakan hasil dari suatu proses kerja yang didasari atas ancaman
bencana didaerah tersebut (Hazard Mapping), pengalaman masa lalu, ketersediaan
sumberdaya khususnya SDM, dengan mengingat kebijakan lokal maupun nasional.
Penyusunan HDP umumnya dimulai dengan dibentuknya tim penyusun HDP, dan akan bisa
memberikan hasil yang maksimal bila didasari atas komitmen dan konsistensi dari
menejemen RS. Konsistensi diperlukan mengingat penanggulangan bencana, termasuk
penyusunan HDP, merupakan proses yang kontinyu sehingga diperlukan usaha untuk
mempertahankan kinerja tim, dan hal tersebut bisa diwujudkan dengan membentuk komite
gawatdarurat dan bencana, atau institusi yang sejenis.Ruang lingkup komite juga termasuk
masalah gawatdarurat, karena bencana dan gawatdarurat merupakan dua hal yang memiliki
keterkaitan yang tinggi dan memerlukan mejemen bersama.

2.5 Tim Penyusun HDP

Tim yang ideal anggautanya merupakan gabungan dari unsure pimpinan (minimal Kepala
Bidang / Instalasi), unsur pelayanan gawatdarurat (kepala UGD), unsur Rumahtangga, unsur
paramedis, dan unsur lain yang dipandang perlu. Anggota tim sebaiknya sudah memiliki
dasar-dasar mengenai Hospital Preparedness, dan bekerja berdasar suatu guide line yang
standar, serta diberikan target waktu.

2.6 Pokok-pokok HDP

Suatu HDP diharapkan memenuhi prinsip pokok :

 Organisasi PB berbasis pada organisasi RS sehari-hari. Perubahan yang terlalu besar


berpotensi gagal.
 Prosedur dalam HDP dibuat sesederhana mungkin, tapi mencakup semua yang
diperlukan
 Prosedur lengkap dibuat secara rinci, tetapi untuk pekerja lapangan perlu dibuat
checklist.

Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah:

1. Kewenangan untuk menggerakkan tim harus dibuat sesederhana mungkin, jangan


bergantung pada pimpinan tertinggi / direktur RS. Proses pelimpahan wewenang harus
dibuat sependek mungkin.
2. Penilaian kapasitas RS jangan hanya berdasar pada jumlah tempat tidur, supaya tidak
terjadi penilaian yang terlalu optimistic.
3. Penyiapan fasilitas dan area yang terencana dengan baik pada masa pra-bencana.
4. Alur lalu-lintas di area RS dan sekitarnya dipersiapkan dengan cermat.
5. Penggunaan tanda pengenal utk korban( tagging ) yang jelas.
6. Komunikasi intra RS dengan alternatifnya.
7. Sistem Triase yg sesuai.
8. Penyiapan logistic.
9. Pengamanan untuk korban dan segenap karyawan serta tim penolong.
10. Manejemen informasi internal maupun eksternal.
11. Prosedur evakuasi RS bila diperlukan.
BAB III

EVIDENCE BASE PRACTICE

3.1 Latar Belakang Masalah Klinis

Pada situasi bencana, Rumah Sakit akan menjadi tujuan akhir dalam menangani korban
sehingga RS harus melakukan persiapan yang cukup. Persiapan tersebut dapat diwujudkan
diantaranya dalam bentuk menyusun perencanaan menghadapi situasi darurat atau rencana
kontingensi, yang juga dimaksudkan agar RS tetap bisa berfungsi-hari terhadap pasien yang
sudah ada sebelumnya (business continuity plan). Rencana tersebut umumnya disebut sebagai
Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit, atau Hospital Disaster Plan (HDP).

Ketika terjadi bencana, selalu akan terjadi keadaan yang kacau (chaos), yang bisa menganggu
proses penanganan pasien, dan mengakibatkan hasil yang tidak optimal. Dengan HDP yang
baik, chaos akan tetap terjadi, tetapi diusahakan agar waktunya sesingkat mungkin sehingga
pelayanan dapat tetap dilakukan sesuai standard yang ditetapkan, sehingga mortalitas dan
moriditas dapat ditekan seminimal mungkin. Oleh karena itu penulis tertarik dalam membuat
penelitian terkait dengan penerapan Hospital Disaster Plan (HDP).

3.2 Analisis PICO

Intervention questions

1. Apakah penerapan hospital disaster plan (HDP) (I) sudah efektif digunakan dalam
menghadapi situasi bencana (O) pada RS di Indonesia (P) dalam waktu 10 tahun terakhir
(T)?

3.3 Bukti Penelitian Ilmiah

JURNAL UTAMA JURNAL PEMBANDING


1. Judul penelitian: 1. Judul penelitian:
Hospital Disaster Plan Dalam Analisis Implementasi Kebijakan Hospital
Perencanaan Kesiapsiagaan Bencana. Disaster Plan Di Blud Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Provinsi Aceh Menghadapi
Bencana Gempabumi Dan Tsunami.
2. Tujuan penelitian: 2. Tujuan penelitian:
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
kesiapan manajemen Rumah Sakit
Ibnusina Yarsi Bukittinggi dalam implementasi kebijakan, yang telah dilakukan
perencanaan penyiagaan bencana oleh Rumah sakit Ibu Anak Provinsi Aceh
(Hospital Disaster Plan) tahun 2020.
dalam menerapkan hospital disaster plan dan
menganalisis implementasi kebijakan yang
akan dan harus dilakukan oleh RSIA dalam
menerapkan hospital disaster plan.
3. Desain penelitian: 3. Desain penelitian:
Metode Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan pendekatan
metode desain deskriptif kualitatif kualitatif, yang bertujuan memahami suatu
dengan strategi fenomenalogi dengan situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi dan
metode wawancara mendalam, observasi kelompok. Menurut John W. Creswell, ahli
dan telaah dokumen. Teknik penentuan psikologi pendidikan dari University of
informan menggunakan metode Nebraska, Lincoln (Creswell, 1994:150-1)
purposive sampling. Pengolahan data metode pendekatan kualitatif merupakan
menggunakan reduksi data, penyajian sebuah prosesinvestigasi. Untuk menelusuri
data, penarikan kesimpulan dan implementasi kebijakan hospital disaster plan
verifikasi. Analisis data menggunakan di RS Ibu dan Anak.
triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
4. Tempat penelitian: 4. Tempat penelitian:
Penelitian dilakukan di rumah sakit Studi kasus pada penelitian ini adalah Rumah
Ibnusina Yarsi Bukittinggi bulan Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aceh.
Februari sampai November 2020.
5. Sampel penelitian: 5. Sampel penelitian:
Responden dalam penelitian ini Subjek penelitian merupakan sumber data yang
berjumlah 4 orang diantaranya adalah 1 memberikan kejelasan mengenai duduk
orang Tim DMC (Disaster Medical persoalan yang dikaji. Dalam penelitian
Comite), 1 orang kepala perawat IGD, 1 kualitatif yang dijadikan subjek hanya sumber
orang bidang keperawatan, dan 1 orang yang memberikan informasi secara lengkap dan
kepala sarana dan prasarana rumah sakit cermat mengenai beberapa peristiwa, manusia,
Ibnusina Yarsi Bukittinggi. dan situasi yang diobservasi.
Teknik Penentuan Informan Penelitian
dilakukan secara purposive sampling,
yaitu sumber data dipilih berdasarkan
pertimbangan dan tujuan tertentu (Costa
et al., 2013). Teknik penentuan informan
secara purposive sampling dalam
penelitian ini dilakukan dengan
pertimbangan: Informan mengetahui
masalah secara lebih luas dan mendalam
yang berkaitan dengan objek penelitian,
informan dapat dipercaya dan kompeten
sebagai sumber data yang berkaitan
dengan objek penelitian.
6. Hasil penelitian: 6. Hasil penelitian:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah Hasil dari penelitian ini kedua rumah sakit
sakit Ibnusina Yarsi sudah memiliki struktur umum termasuk
organisasi tim penanggulangan bencana dan kategori A, yang menunjukkan bahwa
tupoksi masing - masing, namun perlu manajemen bencana kedua rumah sakit telah
adanya perbaharuan/update dari struktur siap
tim, kesiapan sumber daya manusia sudah dalam menghadapi bencana dengan masing-
memiliki Tim kebencanaan dan tim Bantuan masing nilai rata-rata, rumah sakit Z sebesar
Kesehatan, namun sarana dan prasarana 0.67 dan rumah sakit sebesar X 0.85. Meskipun
rumah sakit belum mencukupi untuk begitu, kedua rumah sakit tetap perlu
penanganan korban massal. Sedangkan melakukan usaha pencegahan dalam jangka
sistem komunikasi rumah sakit sudah panjang untuk meningkatkan kesiapsiagaan
memiliki alat komunikasi untuk dalam menghadapi bencana.
penyampaian informasi.
7. Kesimpulan penelitian: 7. Kesimpulan penelitian:
Tim penanggulangan bencana kurang siap Kebijakan-kebijakan yang telah oleh pihak
menghadapi bencana karena struktur RSIA masih belum sepenuhnya memenuhi
organisasi beserta tugas dan fungsinya belum prinsip hospital disaster plan.
optimal diperbaharui, masih kurangnya
sarana dan prasarana dalam penanggulangan
korban massal dan sudah memiliki alat
komunikasi. Diharapkan rumah sakit
mengupdate struktur organisasi, dan
melengkapi sarana dan prasarana dalam
penanggulangan bencana.
8. Referensi: 8. Referensi:
Delima, Mera. Yuliano, Aldo. 2021. Choirrini, Syahri. Lestari, Fatma. 2018.
Hospital Disaster Plan Dalam Analisis Kesiapsiagaan Manajemen Bencana
Perencanaan Kesiapsiagaan Bencana. Rumah Sakit Di Kota Cilegon Tahun 2018.
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Jakarta : Universitas Indonesia.
Health Journal). Diakses melalui :
https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.ph
p/JKP
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari jurnal yang penulis ambil, dapat ditarik kesimpulan jika rumah sakit di Indonesia
sudah memiliki perencanaan yang matang dalam menghadapi situasi bencana. Perencanaan
tersebut tertuang dalam pedoman hospital disaster plan yang dimiliki masing-masing
institusi. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan dan pelatihan kebencanaan belum sesuai
dengan perencanaan yang dibuat.

4.2 Saran

Penelitian seperti ini perlu dikembangkan dengan sumber yang lebih banyak untuk
mengetahui seberapa besar kesiapan rumah sakit di Indonesia dalam menghadapi bencana.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan banyak pihak dapat membantu dalam melaksanakan
pelatihan kebencanaan sesuai dengan panduan hospital disaster plan sehingga rumah sakit
dapat meningkatkan kesiapan dalam menghadapi kondisi bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Delima, Mera. Yuliano, Aldo. 2021. Hospital Disaster Plan Dalam Perencanaan
Kesiapsiagaan Bencana. Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal). Diakses
melalui : https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/JKP

Choirrini, Syahri. Lestari, Fatma. 2018. Analisis Kesiapsiagaan Manajemen Bencana Rumah
Sakit Di Kota Cilegon Tahun 2018. Jakarta : Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai