AWARENESS
MAKALAH
Oleh:
2. Della Marshanda
3. Engga Luana
4. Ika Oktaviani
6. Meri Andani
JURUSAN KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “konsep motivasi, prilaku sosial dan cultural
awareness” ini.
Makalah ini dibuat agar pembaca dapat menambah wawasan tentang konsep motivasi, prilaku
sosial dan cultural awareness. Selain itu, pembaca juga mampu untuk mengetahui bagaimana
konsep motivasi, prilaku sosial dan cultural awareness tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
memohon maaf atas kesalahan-kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................ 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN............................................................................................................................. 6
2.1 Pendekatan dalam Sistem Banjar di Bali............................................................................6
2.2 Pendekatan dalam Sistem Pesantren...................................................................................8
2.3 Motivasi............................................................................................................................ 10
2.4 Pengertian Prilaku Sosial..................................................................................................17
2.5 Pengertian Cultural Awareness........................................................................................ 21
2.6 Tingkat Cultural Awareness............................................................................................. 22
BAB III..........................................................................................................................................25
PENUTUP.....................................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................25
3.2 Saran................................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas belajar kegiatan yang tidak terlepas dari faktor lain. Belajar tidak akan pernah
dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar
sebagai upaya lain yang tidak kalah pentingnya. Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar
seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis dalam
bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya
diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.
Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan
cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan Kerja sama, ada orang yang
melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu Mementingkan kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak
sabaran dan Hanya ingin mencari untung sendiri.Sejak dilahirkan manusia membutuhkan
pergaulan dengan orang lain Untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan
menuju Kedewasaan, interaksi sosial diantara manusia dapat merealisasikan Kehidupannya
secara individual. Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal Balik dari interaksi sosial maka
manusia tidak dapat merealisasikan potensi-Potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai
hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui dari perilaku
kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku sosial
Menurut Jamaris dalam Susanto (2014:138), perilaku sosial diartikan Sebagai perilaku yang
dilakukan secara sukarela (voluntary), yang dapat Menguntungkan atau dapat menyenangkan
orang lain tanpa antisipasi reward Eksternal. Perilaku sosial ini dilakukan dengan tujuan yang
baik, seperti Menolong, membantu, berbagi, dan menyumbang atau menderma. Sedangkan
Menurut Raven dan Rubin dalam Susanto (2014:138), perilaku sosial sebagai Suatu perilaku
yang secara sukarela dilakukan
1. Jelaskan apa yang di maksud dengan pelayanan kebidanan pendekatan melalui Banjar di
Bali?
3. Jelaskan apa yang di maksud dengan Fungsi, Konsep, Jenis Dan Teori Motivasi?
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan pendekatan melalui Banjar di Bali
PEMBAHASAN
A. Pengertian
berdasarkan atas prinsip keturunan. Ada pula bentuk kesatuan-kesatuan social yang didasarkan
atas kesatuan wilayah, ialah desa. Kesatuan-kesatuan social serupa itu kesatuan yang diperkuat
oleh kesatuan adat dan upacara-upacara keagamaan yang keramat.
Pada umumnya tampak beberapa perbedaan antara desa adat di pegunungan dan desa
adat di tanah datar. Desa-desa adat di pegununggan biasanya sifatnya lebih kecil dan
keanggotaannya terbatas pada orang asli yang lahir didesa itu juga. Sesudah kawin, orang itu
langsung menjadi warga desa adat (karma desa) dan mendapat tempat duduk yang khas di balai
desa yang disebut bale agung, dan berhak mengikuti rapat-rapat desa yang diadakan secara
teratur pada hari-hari yang tetap. Desa-desa adat di tanah datar. Desa-desa adat di pegunungan
biasanya sifatnya lebih kecil dan keanggotaannya terbatas pada orang asli yang lahir didesa itu
juga. Sesudah kawin, orang itu langsung menjadi warga desa adat (krama desa ) dan mendapat
tempat duduk yang khas di balai desa yang disebut bale agung, dan berhak mengikuti rapat-rapat
desa yang diadakan secara teratur pada hari-hari tatap. Desa-desa adat di tanah datar biasanya
sifatnya besar dan meliputi daerah yang tersebar luas. Demikian sering terdapat differensisasi
kedalam kesatuan-kesatuan adat yang khusus didalamnya, yang disebut banjar. Sifat
keanggotaan banjar tidak tertutup dan terbatas kepada orang-orang asli yang lahir di dalam
banjar itu juga.
Demikian kalau ada orang-orang dari wilayah-wilayah lain atau yang lahir di banajar lain,
yang kebetulan tingal di sekitar wilayah banjar yang bersangkutan, mau menjadi warga, hal itu
bisa saja. Pusat dari banjar adalah bale banjar dimana para warga banjar saling bertemu dan
berapat pada hari-hari yang tetap. Banjar di kepalai oleh seorang kepala yang disebut kelian
banjar (kliang). Ia pilih untuk suatu masa jabatan yang tertentu oleh warga banjar. Tugasnya
tidak hanya menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dari banjar sebagai satu
komuniti, tetepi juga lapangan kehidupan keagamaan. Kecuali itu, ia sering kali harus juga
memecahkan hal-hal yang menyangkut hukum adat tanah dan dianggap ahli dalam adat banjar
pada umumnya. Adapun soal-soal yang bersangkutan dengan irigasi dan pertanian. Biasanya
berada diluar wewenangnya. Hal itu adalah wewenang organisasi irigasi subak, yang telah
tersebut diatas. Walaupun demikian, di dalam rangka tugas administratif: dimana ia bertanggung
jawab kepada pemerintah di atasnya, ia bahkan tak dapat melepaskan diri sama sekali dari soal-
soal irigasi dan pertanian di banjarnya. Disamping mengurus persoalan ibadat, baik mengenai
banjar sendiri, maupun wargabanjar, klian banjar juga mengurus hala-hal yang sifatnya
administratif pemerintahan.
1. Mengerakan dan membina peran serta masyarakat. Dalam bidang kesehatan, dengan
melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.
kebidanan yang bermutu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan rasional, agar bidan dapat
menjalankan peran fungsinya dengan baik maka perlu adanya pendekatan social budaya yang
dapat menjembati pelayanan pasien. Tercapainya pelayanan kebidanan yang optimal, perlu
adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan
kebidanan berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara lain memiliki pengetahuan yang kuat,
menggunakan pendekatan asuhan kebidanan. Bidan dapat menunjukan otonominya dan
akuntabilitas profesi melalui pendekatan sosial dan budaya yang kuat. Bentuk-bentuk pendekatan
yang dapat digunakan oleh bidan dalam pelayanan kesehatan sebagai berikut :
1. Ekatam sosial
4. Pelatihan
5. Pelaksanaan kegiatan
6. Pembinaan Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang mengembangkan
fungsi pendalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia.
Melalui pedidikan agama, pendidikan formal, pendidikan kesenian.
sekitarnya tentang norma hidup sehat, meningkatkan peran serta pondok pesantren dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan, terwujudnya keteladanan hidup sehat di lingkungan pondok
pesantren.
Kebidanan sendiri merupakan bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan dengan
segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam
memberikan pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses
fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin
berkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian.
Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan ibu dan janin/ bayinya,
bermitra dengan perempuan, menghormati martabat dan memberdayakan segala potensi yang
ada padanya, termasuk proses penjaminan kesehatan ibu dan bayinya serta untuk menghindari
Kemudian praktek kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri
baik pada perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya,
masa antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal
proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya. Praktek kebidanan berdasarkan prinsip
kemitraan dengan perempuan, bersifat holistik dan menyatukannya dengan pemahaman akan
pengaruh sosial, emosional, budaya, spiritual, psikologi dan fisik dari pengalaman reproduksinya.
Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitas dan morbilitas ibu dan bayi yang
berdasarkan ilmu- ilmu kebidanan, kesehatan,medis dan sosial untuk memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatan ibu dan janin / bayinya.
2.3 Motivasi
1. Pengertian Motivasi
T. Hani Handoko
H. Hadari Nawawi
Henry Simamora
merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan
seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai
tujuannya (Cristian pradana. 2017).
Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang,
a. Faktor Eksterna.
1) Lingkungan social
b. Faktor Interna
1) pembawaann individu.
2) Tingkat pendidikan.
1) Muhidin Syaha
Faktor internal adalah faktor ynag ada dalam diri manusia itu sendiri yang berupasikap,
kepribadian, pendidikan, pengalaman dan cita-cita.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia itu sendiriyang terdiri
dari :
ii. Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak sekolah, jarak
tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar, kondisi ekonomi orangtua dan
lain-lain.
2) Sumanto
Yang dimaksud faktor stimulasi belajar adalah segala hal di luar individu ituuntuk
mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulasi dalam penelitianini
mencakup materiil serta suasana lingkungan yang ada di sekitar siswa.
Metode yang dipakai guru sangat mempengaruhi belajar siswa. Metode yang
menarik dapat menimbulkan rangsangan dari siswa untuk meniru
danmengaplikasikannya dalam cara belajarnya.
Faktor ini menyangkut hal-hal berikut: kematangan, faktor usia, jenis kelamin,
pengalaman, kapasitas mental, kondisi kesehatan fisik dan psikis, rohani serta
motivasi.
3. Fungsi Motivasi
4. Konsep Motivasi
Konsep motivasi yang dijelaskan oleh Soekanto,Soerjono. 2005 adalah sebagai berikut:
1) Model Tradisional Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu
diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang
berprestasi.
3) Model Sumber Daya Manusia Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya
uang atau barang tetapi jugakebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti
5. Jenis-jenis Motivasi
1) Motivasi Biogenetis
Motivasi biogenetis yaitu motivasi yang berasal dari diri manusia yang dilakukan untuk
kelangsungan hidupnya. Contoh makan, minum, bernafas, dan lain-lain.
2) Motivasi Sosiogenetis
Motivasi ini dipelajari orang dan berasal dari lingkungan di mana orang tersebut berada.
Contoh ingin tahu, konferensi, cinta, harga diri, motivasi akan nilai dan makna kehidupan,
dan motivasi pemenuhan diri.
3) Motivasi Teogenesis
Motivasi teogenesis adalah berasal dari hubungan antara manusia dan Tuhannya.
6. Teori Motivasi
b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,diterima,
memiliki)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y(positif),
Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajera.
b. Karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan
Hukuman untuk mencapai tujuan.
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa
seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya,
sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi
rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
b. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil
dalammelakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome
tertentu).
c. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, ataunegatif.
Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan.Motivasi
rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.
Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal
penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilakuadalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Olehsebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu
berperilaku, karena mereka mempunyaiaktifitas masing- Masing. Perilaku kesehatan adalah
suatu respon seseorang atauorganisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta
lingkungan.( Koentjaraningrat 2006).
4) Umum, perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan
lingkungannya sebagai manifestasi hayati dari bahwa dia adalah makhluk
hidup(Kusmiyati & Desminiarni, 1990)
B. Bentuk-Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadidua (Notoatmodjo, 2005):
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup ( convert ). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2) Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
C. Jenis-Jenis perilaku
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar ( Notoatmodjo,2005).
1) Perilaku Refleksif
Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan
terhadapstimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila
kena sinar;gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila menyentuh
api dan lainsebagainya. Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara
otomatis. Stimulusyang diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf
atau otak sebagai pusatkesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam
perilaku yang refleksif,respons langsung timbul begitu menerima stimulus.
Dengan kata lain, begitu stimulusditerima oleh reseptor, begitu langsung respons
timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.Perilaku ini pada
dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal inikarena perilaku refleksif merupakan
perilaku yang alami, bukan perilaku yang alami,bukan perilaku yang di bentuk
oleh pribadi yang bersangkutan.
2) Non-Refleksif Perilaku
Pembentukan perilaku merupakan bagian yang sangat penting dari usaha mengubah
perilaku seseorang. Berikut beberapa langkah yang perlu diambil untuk merubah perilaku:
1) Menyadari
2) Mengganti
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka proses selanjutnya yang
perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti merupakan proses melawan bentuk
keyakinan, pemikiran, dan perasan yang diyakini salah.
3) Mengintrospeksi
keluar dirinya sendiri dan menyadari akan nilai-nilai budaya, kebiasaan buda yayang masuk.
Selanjutnya, seseorang dapat menilai apakah hal tersebut normal dan dapat diterima pada
budayanya atau mungkin tidak lazim atau tidak dapat diterima di budayalain. Oleh karena itu
perlu untuk memahami budaya yang berbeda dari dirinya dan menyadari kepercayaannya dan
adat istiadatnya dan mampu untuk menghormatinya.(Ircham, Machfoedz. 2008). Wunderle
(2006) menyebutkan bahwa kesadaran budaya (cultural awareness)sebagai suatu kemampuan
mengakui dan memahami pengaruh budaya terhadap nilai-nilai dan perilaku manusia. Implikasi
dari kesadaran budaya terhadap pemahaman kebutuhan untuk mempertimbangkan budaya,
faktor-faktor penting dalam menghadapisituasi tertentu. Pada tingkat yang dasar, kesadaran
budaya merupakan informasi,memberikan makna tentang kemanusian untuk mengetahui tentang
budaya.Prinsip daritugas untuk mendapatkan pemahaman tentang kesadaran budaya adalah
mengumpulkan informasi tentang budaya dan mentranformasikannya melalui penambahan
dalam memberikan makna secara progresif sebagai suatu pemahaman terhadap budaya.Pantry
(dalam Sturges, 2005) mengidentifikasikan 4 kompetensi yang dapatterhindari dari prejudis,
miskonsepsi dan ketidakmampuan dalam menghadapi kondisi masyarakat majemuk yaitu:
Kemampuan berkomunikasi(mendengarkan, menyimpulkan, berinteraksi), Kemampuan proses
(negosiasi, lobi,mediasi, fasilitas) kemampuan menjaga imformasi (penelitian, menulis,
multimedia).
Data merupakan tingkat terendah dari tingkatan informasi secara kognitif. Data
terdiri dari signal-signal atau tanda-tanda yang tidak melalui proses komukasi
antara setiap kode-kode yang terdapat dalam sistim, atau rasa yang berasal dari
lingkungan yang mendeteksi tentang manusia. Dalam tingkat ini penting untuk
memiliki data dan informasi tentang beragam perbedaan yang ada. Dengan
adanya data dan informasi maka hal tersebut dapat membantu kelancaran proses
komunikasi.
Setelah memiliki data dan informasi yang jelas tentang suatu budaya maka kita
akan dapat memperoleh pemahaman terhadap budaya dan faktor apa saja yang
menjadi nilai-nilai dari budaya tertentu. Hal ini akan memberikan pertimbangann
tentang konsep-konsep yang dimiliki oleh suatu budaya secara umum dan dapat
memaknaiarti dari culture code yang ada. Pertimbangan budaya ini akan
membantu kita untuk memperkuat proses komunikasi dan interaksi yang akan
terjadi.
3. Cultural knowledge
Informasi dan pertimbangan yang telah dimiliki memangtidak mudah untuk dapat
diterapkan dalam pemahaman suatu budaya. Namun, pentingnya pengetahuan
budaya merupakan faktor penting bagi seseorang untuk menghadapi situasi yang
akan dihadapinya. Pengetahuan budaya tersebut tidak hanya pengetahuan tentang
budaya orang lain namun juga penting untuk mengetahui budayanya sendiri. Oleh
karena itu, pengetahuan terhadap budaya dapat dilakukan melalui pelatihan-
pelatihan khusus. Tujuannya adalah untuk membuka pemahaman terhadap sejarah
suatu budaya.Ini termasuk pada isu-isu utama budaya seperti kelompok,
pemimpin ,dinamika, keutaman budaya dan keterampilan bahasa agar dapat
memahami budaya tertertu.
4. Cultural Understanding
Memiliki pengetahuan tentang budaya yang dianutnya dan juga budaya orang
lainmelalui berbagai aktivitas dan pelatihan penting agar dapat memahami
dinamika yang terjadi dalam suatu budaya tertentu. Oleh karena itu, penting untuk
terus menggali pemahaman budaya melalui pelatihan lanjutan . Adapun tujuannya
adalah untuk lebih mengarah pada kesadaran mendalam pada kekhususan budaya
yang memberikan pemahaman hingga pada proses berfikir, faktor-faktor yang
memotivasi,dan isu lain yang secara langsung mendukung proses pengambilan
suatu keputusan.
5. Cultural Competence
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau
menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang
dilakukannyasehingga ia dapat mencapai tujuannya.
2. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung.
3.2 Saran
1. Bagi dosen pembimbing diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan
saran yang bersifat membangun tentang makalah Konsep Motivasi, Perilaku Sosial dan
Cultural Awareness.
3. Bagi pembaca diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam membuat sebuah makalah
dengan tema atau judul yang sama dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmodjo.2005.
Suatu Pengantar.
awareness/
Cristianpradana. 2017. Konsep Motivasi. Diakses pada: 2019, 15 Oktober. Pukul: 21.30.
Dari:http://cristianpradana.blogspot.com/2012/11/konsep-motivasi.html