Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Nifas

WAKTU

DOSEN

TOPIK Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa


Nifas Dan Penanganannya
Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 1

SUB TOPIK

Perdarahan per vagina


Infeksi masa nifas
Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur
Pembengkakan di wajah atau ekstrimitas
Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih

OBJEKTIF PERILAKU SISWA


Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan tentang perdarahan per vagina
2. Menjelaskan tentang infeksi masa nifas
3. Menjelaskan tentang sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur
4. Menjelaskan tentang pembengkakan di wajah atau ekstrimitas
5. Menjelaskan tentang demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih

REFERENSI

1. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC. 1998.


2. Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. 2001.
3. Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998. Halaman
4. Cunningham FG. William obstetrics 22–nd edition. New York : Mc Graw-Hill.
2005.
5. Cunningham, F.Gary et.al, 2006, Obstetri William Edisi 21 vol 1 dan 2. Jakarta
: EGC
6. POGI- JNPKKR. 2005. Buku Acuan Pelayanan Obstetri Neonatal dan
Emergensi Dasar. Jakarta : Depkes RI
7. Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta : EGC
8. Saifuddin, Abdul Bari dkk, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta:JNPKKR-POGI
9. Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifery. Jakarta : EGC
10. Wiknjosastro, Hanifa, 2002, Ilmu kebidanan, Jakarta : YBPSP

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 2

1. PERDARAHAN PER VAGINA

Perdarahan nifas dinamakan sekunder bila terjadi 24 jam/lebih sesudah


persalinan. Perdarahan ini bisa timbul pada minggu kedua masa nifas. Perdarahan
sekunder ini ditentukan <1% dari semua persalinan. Perdarahan dari vagina atau
lokhia berlebihan pada 24 jam sampai 42 hari sesudah persalinan dianggap sebagai
perdarahan post partum sekunder dan memerlukan pemeriksaan serta pengobatan
segera. Perdarahan post partum sekunder paling sedikit selama 10 hari pertama
terhadap tanda-tanda awalnya.
Perdarahan yang mungkin terjadi dalam masa 40 hari biasanya disebabkan
oleh adanya sub involusi uteri. Penderita disuruh tidur dan diberi tablet ergometrin,
umumnya perdarahan berhenti. Bila perdarahan tetap ada, maka sebaiknya dilakukan
kerokan untuk menyingkirkan kemungkinan sisa-sisa plasenta.

2. INFEKSI MASA NIFAS


Haid pertama sesudah persalinan kadang-kadang banyak, akan tetapi tidak
jarang ini dapat diatasi dengan tidur. Bila serviks tidak hiperemik, meradang dan
erosi; dan ada persangkaan kearah keganasan maka pengobatan dengan kauterisasi
(kimiawi, elektrik) atau cryosurgeri sudah cukup untuk kelainan tersebut.
Pemeriksaan sesudah 40 hari tidak merupakan pemeriksaan terakhir. Lebih-lebih bila
ditemukan kelainan-kelainan meskipun sifatnya ringan. Hal ini akan banyak sekali
manfaatnya agar wanita jangan sampai menderita penyakit-penyakit yang makin
lama makin berat hingga tidak dapat atau susah diobati. Misalnya bila ternyata ada
gejala-gejala karsinoma serviks uteri stadium III-IV.
a. Etiologi :
1. Kelainan kongenital uterus
2. Inversio uteri
3. Mioma uteri submukosum
4. Penghentian pengobatan dengan estrogen untuk menghentikan laktasi
5. Pengeluaran plasenta dan selaputnya tidak lengkap
Suatu bagian dari plasenta 1 atau lebih lobus tertinggal

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 3

6. Persalinan lama
7. Persalinan dengan komplikasi atau dengan menggunakan alat
8. Terbukanya luka setelah bedah sesar
9. Terbukanya luka setelah episiotomi
10. Infeksi
11. Koagulopati
Bentuk patologipembekuan darah yang menyebabkan terjadinya
perdarahan internal atau eksternal yang luas
Takhikardia
Diavoresis (keringat berlebihan)
Penurunan trombosit, fibrinogen dan protrombin
Subinvolusi :
Merupakan keadaan dimana tidak kembalinya uterus padakeadaan
normal sesudah partus.
Uterus yang lunak dengan perlambatan atau tidak ada penurunan
tinggi fundus
Warna lokhia merah kecoklatan persisten atau berkembang lambat
selama tahap-tahap lokhia diikuti perdarahan
Perdarahan sedikit mungkin menimbulkan syok pada ibu yang menderita
anemia berat. Syok harus segera diatasi dan cairan yang hilang harus segera
diganti. Sedapat mungkin ibu dirujuk dengan anggota keluarganya yang akan
menjadi donor darah. Berikan suplementasi zat besi setelah perdarahan.
Perdarahan dapat terjadi kapan saja sesudah bayi lahir. Ruptura uteri dapat
terjadi dalam persalinan tanpa tampak adanya perdarahan keluar.

b. Penanganan :
1. Kaji adanya infeksi
2. Ergonovin (ergotrate) 0,2 mg peroral tiap 4 jam selama 3 hari atau
metilergonovin (methergine) 0,2 mg peroral tiap 4 jam selama 3 hari
3. Observasi dan catat tanda-tanda vital secara teratur, catat dengan teliti
riwayat perdarahan (kapan mulainya dan berapa banyak darah yang

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 4

sudah keluar → hal ini akan menolong dalam mendiagnosis secara cepat
dan memutuskan tindakan yang tepat)
4. Berikan suplemen zat besi selama 90 hari kepada ibu yang mengalami
perdarahan post partum sekunder ini
5. Berikan antibiotik (ampisilin 500 mg dan metronidazol 1 gr peroral,
lanjutkan dengan ampisilin 500 mg peroral setiap 6 jam)
6. Buat catatan yang akurat
7. Bila kondisi ibu memburuk pasang infus dan segera rujuk (cairan IV
guyur supaya nadi bertambah kuat, lalu tetesan dipelankan dan
dipertahankan terus sampai ibu tiba dirumah sakit)
8. Jelaskan dengan hati-hati kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan
terjadi
9. Uji pembekuan darah
10. Evaluasi kembali setiap 2 minggu
11. Rujuk ibu bersama bayinya (jika memungkinkan) dan anggota
keluarganya yang dapat menjadi donor darah jika diperlukan kerumah
sakit

Dapat juga dimulai dengan pemberian 0,5 mg ergometrin IM, yang dapat
diulang dalam 4 jam atau kurang. Perdarahan yang banyak memerlukan pemeriksaan
tentang sebabnya. Apabila tidak ditemukan inversio uteri atau mioma submukosum
yang memerlukan penanganan khusus, kerokan dapat menghentikan perdarahan.
Pada tindakan ini perlu dijaga agar tidak terjadi perforasi.

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 5

3. SAKIT KEPALA, NYERI EPIGASTRIK,


PENGLIHATAN KABUR

1. Sakit kepala
Nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika tidak
diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,koagulopati dan kematian.
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah:
1. Sakit kepala hebat
2. Sakit kepala yang menetap
3. Tidak hilang dengan istirahat
4. Depresi post partum
Kadang - kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang
hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan meningkatnya resistensi
otak yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan kelainan
serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan.
a. Gejala :
1. Tekanan darah naik atau turun
2. Lemah
3. Anemia
4. Napas pendek atau cepat
5. Nafsu makan turun
6. Kemampuan berkonsentrasi kurang
7. Tujuan dan minat terdahulu hilang; merasa kosong
8. Kesepian yang tidak dapat digambarkan; merasa bahwa tidak seorang
pun mengerti
9. Serangan cemas
10. Merasa takut
11. Berpikir obsesif
12. Hilangnya rasa takut
13. Control terhadap emosi hilang
14. Berpikir tentang kematian

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 6

b. Penanganan
1. Informed consent
2. Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari
riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga
3. Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi
1x/hari
4. Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai
tekanan diastolik
5. Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
6. Ukur keseimbangan cairan
7. Persiapan rujukan
8. Periksa Hb
9. Periksa protein urine
10. Observasi tanda-tanda vital
11. Lebih banyak istirahat

2. Nyeri epigastrium
Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut, dapat disertai
dengan edema paru. Keluhan ini sering menimbulkan rasa khawatir pada penderita
akan adanya gangguan pada organ vital di dalam dada seperti jantung, paru dan lain-
lain.
Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan, umumnya terjadi pada triwulan ke-3
kehamilan. Sedangkan eklampsia merupakan penyakit lanjutan preeklamsia, yakni
gejala di atas ditambah tanda gangguan saraf pusat, yakni terjadinya kejang hingga
koma, nyeri frontal, gangguan penglihatan, mual hebat, nyeri epigastrium, dan
hiperrefleksia. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain
karena terjadi reimplantasi amnion ke dinding rahim pada trimester ke-3 kehamilan.
Pada keadaan ibu yang tidak sehat atau asupan nutrisi yang kurang, reimplantasi
tidak terjadi secara optimal sehingga menyebabkan blokade pembuluh darah
setempat dan menimbulkan hipertensi. Diagnosis hipertensi dapat dibuat jika
kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasanya

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 7

ditemukan atau mencapai 140 mmHg atau lebih, dan tekanan diastolik naik dengan
15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih. Penentuan tekanan darah ini
dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Edema
ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan
biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari
tangan, dan muka. Kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali perlu menimbulkan
kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia. Edema juga terjadi karena proteinuria
berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g/liter dalam air
kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1+ atau 2+ atau 1g/liter
atau lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang
diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih
lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap
sebagai tanda yang cukup serius.

Tanda dan Gejala


1. Kira-kira 90 persen pasien terdapat lelah,
2. 65 persen dengan nyeri epigastrium, 30 persen dengan mual dan muntah
3. 31 persen dengan sakit kepala.

Penanganan :
1. Informed consent
2. Mengobservasi TTV
3. Persiapan rujukan
4. Pemeriksaan darah rutin
5. Tes fungsi hati.
6. Profilaktik MgSO4 untuk mencegah kejang (eklampsia),
7. Bolus 4 – 6 g MgSO4 dalam konsentrasi 20%. Dosis ini diikuti
dengan infus 2 g per jam.
8. Jika terjadi toksisitas, masukkan 10 – 20 ml kalsium glukonat 10%
i.v.
9. Terapi antihipertensi harus dimulai jika tekanan darah senantiasa di
atas 160/110 mmHg → Hidralazin IV dosis rendah 2,5 – 5 mg (dosis

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 8

inisial 5mg) setiap 15 – 20 menit sampai tekanan darah target tercapai


atau kombinasi nifedipin dan MgSO4.

3. Penglihatan kabur

Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda


preeklampsi. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam
jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau
berbayang, melihat bintik-bintik (spot) , berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotoma, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda
yang menunjukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal
ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks
cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan
penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat.
Pada preeklamsia tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh
pada satu atau beberapa arteri. Skotoma, diplopia, dan ambliopia pada penderita
preeklamsia merupakan gejala yang menunjukkan akan terjadinya eklampsia.
Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di
korteks serebri atau dalam retina. Perubahan pada metabolisme air dan elektrolit
menyebabkan terjadinya pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke ruang
interstisial. Kejadian ini akan diikuti dengan kenaikan hematokrit, peningkatan
protein serum dan sering bertambahnya edema, menyebabkan volume darah

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 9

berkurang, viskositas darah meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama.
Karena itu, aliran darah ke jaringan di berbagai bagian tubuh berkurang, dengan
akibat hipoksia. Elektrolit, kristaloid, dan protein dalam serum tidak menunjukkan
perubahan yang nyata pada preeklamsia. Konsentrasi kalium, natrium, kalsium, dan
klorida dalam serum biasanya dalam batas-batas normal. Gula darah, bikarbonat dan
pH pun normal. Kadar kreatinin dan ureum pada preeklamsia tidak meningkat,
kecuali bila terjadi oliguria atau anuria. Protein serum total, perbandingan albumin
globulin dan tekanan osmotic plasma menurun pada preeklamsia. Pada kehamilan
cukup bulan kadar fibrinogen meningkat dengan nyata dan kadar tersebut lebih
meningkat lagi pada preeklamsia.

Tanda dan Gejala :


1. Peningkatan tekanan darah yang cepat
2. Oliguria
3. Peningkatan jumlah proteinuri
4. Sakit kepala hebat dan persisten
5. Rasa mengantuk
6. Penglihatan kabur
7. Mual muntah
8. Nyeri epigastrium
9. Hiperfleksi

Faktor resiko :
1. Primigravida
2. Wanita gemuk
3. Wanita dengan hipertensi esensial
4. Wanita dengan kehamilan kembar
5. Wanita dengan diabetes, mola hidatidosa, polihidramnion
6. Wanita dengan riwayat eklamsia atau preeklamsia pada kehamilan
sebelumnya
7. Riwayat keluarga eklamsi

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 10

Peran Bidan :
1. Mendeteksi terjadinya eklamsi
2. Mencegah terjadinya eklamsi
3. Mengetahui kapan waktu berkolaborasi dengan dokter
4. Memberikan penanganan awal sebelum merujuk pada kasus eklamsi

Penanganan :
Informed consent
Segera rawat
Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari
riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya
Persiapan rujukan
Jika pasien tidak bernafas :
Bebaskan jalan nafas
Berikan oksigen
Intubasi jika perlu
Jika pasien tidak sadar atau koma :
Bebaskan jalan nafas
Baringkan pada satu sisi
Ukur suhu
Jika pasien syok atasi dengan penanganan syok
Jika ada perdarahan atasi penanganan perdarahan
Jika kejang :
Baringkan pada satu sisi, tempat tidur arah kepala ditinggikan
sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret,
muntah/darah
Bebaskan jalan nafas
Pasang spatula lidah untuk menghindari tergigitnya lidah

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 11

4. PEMBENGKAKAN WAJAH DAN EKSTREMITAS


Pembengkakan wajah dan ektremitas atau yang sering disebut dengan udem
sering ditemukan pada wanita hamil ataupun nifas. Baik karena perubahan fisiologis
maupun perubahan yang patologis.
Udem adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan , akibat adanya gannguan
keseimbangan.
Udem dapat terjadi oleh :
1. Adanya tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh kapiler
seperti misalnya bila aliran darah vena tersumbat
2. Tekanan osmotik terlalu rendah, karena kadar protein plasma, terutama
albumin sangat rendah
3. Sumbatan pada aliran limfe
4. Kerusakan dinding kapiler sehingga plasma dapat merembes keluar dan
masuk ke dalam jaringan serta menimbulkan tekanan osmotik yang
melawan tekanan osmotik protein dalam aliran darah
Udem juga terlihat pada adanya trombosis pada vena – vena betis yang terletak
dalam, biasanya merupakan komplikasi berbahaya akibat berbaring yang terlalu
lama, yang menyebabkan aliran dalam darah vena menjadi lambat sehinga membeku.
Trombosis seperti ini terjadi akibat infeksi.
Keadaan pembengkakan wajah dan ekstremitas, sering menyertai kelainan – kelainan
pada masa nifas, sebagai berikut
1. Preeklampsi
2. Syndrom Nefrotik

EKLAMSI POSTPARTUM
Selain pembengkakan wajah dan ekstremitas, adapun gejala – gejala yang sering
menyertai eklamsi postpartum adalah
1. Peningkatan tekanan darah, diastolic > 90 mmHg
2. Oluguria
3. Peningkatan jumlah proteinuri ( karena vasospasme akut )
4. Sakit kepala berat dan persisten

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 12

5. Rasa mengantuk
6. Penglihatan kabur
7. Mual muntah
8. Nyeri epigastrik
9. Hiperefleksi
Faktor resiko :
1. Primigravida
2. Wanita dengan hipertensi esensial
3. Wanita dengan kehamilan kembar
4. Wanita dengan diabetes, mola hidatidosa, polihidramnion
5. Wanita dengan riwayat eklamsia atau preeklamsia pada kehamilan
sebelumnya
6. Riwayat keluarga eklamsi
Peran Bidan :
1. Mendeteksi terjadinya eklamsi
2. Mencegah terjadinya eklamsi
3. Mengetahui kapan waktu berkolaborasi dengan dokter
4. Memberikan penanganan awal sebelum merujuk pada kasus eklamsi

SYNDROM NEFROTIK
Syndrom nefrotik adalah suatu spektrum penyakit ginjal yang penyebabnya beragam.
Pada gambaran mikroskopis ginjal, terdapat kelainan pada sawar dinding kapiler
glomerulus, yang menyebabkan filtrasi protein plasma yang berlebihan.
Gejala yang menyertai syndrom nefrotik ini selain dari pembengkakan wajah dan
ekstremitas antara lain :
1. Proteinuria > 3 gr/hari
2. Hipoalbuminemia
3. Hiperlipidemia

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 13

4. DEMAM, MUNTAH DAN RASA SAKIT WAKTU


BERKEMIH
Demam merupakan salah satu manifestasi dari gejala infeksi, dan rasa sakit waktu
berkemih merupakan salah satu gejala dari Infeksi saluran kemih. Ibu pasca partum,
merupakan individu yang beresiko tinggi mengalami hal ini, karena sensitivitas
kandung kemih berkurang akibat peregangan, trauma, dan retensi dari urin residu.

INFEKSI SALURAN KEMIH


Kebanyakan infeksi saluran kemih pascapartum disebabkan oleh organisme
gram negatif seperti Escheria Coli, yang menginvasi uretra dan kandung kemih
serta menyebabkan sistitis. Bakteri kandung kemih kemudian mungkin naik ke
ginjal, karena aliran urin balik vesikouretral sewaktu berkemih, sehingga
menyebabkan pielonefritis setelah beberapa hari.

a.SISTITIS
Sistitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai peradangan bagian
atas saluran kemih.
Etiologi :
Yang tersering adalah Escheria Coli
Faktor predisposisi :
1. Uretra wanita yang pendek
2. Sistokel
3. Sisa air kemih yang tertinggal
4. Penggunaan kateter
Tanda dan gejala :
1. Rasa sakit waktu berkemih
2. Meningkatnya frekuensi berkemih
3. Pada penekanan suprasimpisis, akan terasa nyeri lokal yang juga menyebar
ke daerah lipat paha, prosedur pemeriksaan ini juga menyebabkan pasien
ingin berkemih

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 14

4. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan lekosit dan eritrosit dan kadang –


kadang ditemukan bakteri
5. Kadang – kadang terdapat hematuria

b. PIELONEFRITIS AKUT
Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal yang biasanya disebabkan oleh bakteri
yang naik dari saluran kemih bawah. Pyelonefritis terjadi akibat perubahan
fisiologis dan anatomi yang diasosiasikan dengan kehamilan. Perubahan
tersebut diantaranya :
1. Penekanan ureter pada pinggir pelvik oleh uterus
2. Penurunan kondisi kandung kemih saat nifas
3. Dilatasi dan penurunan kondisi ureter akibat efek hormonal
Faktor predisposisi :
1. Penggunaan kateter pada saat kehamialn atau persalinan
2. Air kemih yang tertahan karena perasaan sakit waktu berkemih karena
trauma persalinan atu luka pada jalan lahir
Gejala dan tanda ;
1. Disuria
2. Demam tinggi
3. Sering kencing
4. Nyeri perut
5. Nyeri suprapubik
6. Nyeri pinggang
7. Nyeri dada belakang
8. Anoreksia
Mual/muntah
Peran bidan :
1. Melakukan deteksi dini pada kasus infeksi saluran kemih
2. Mencegah terjadinya infeksi saluran kemih
3. Melakukan perawatan dengan segera dan melakukan kolaborasi dengan
dokter dalam penanganan kasus infeksi saluran kemih

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 15

Asuhan bidan :
4. Ambil sampel urin tengah, untuk pemeriksaan urin. Kaji frekuensi, urgensi,
dan jumlah pengeluaran urin untuk menilai fungsi kandung kencing. Inspeksi
warna urin ( hematuria ), bau, kekeruhan ( kental atau encer )
5. Menganjurkan ibu untuk berkemih setiap 2 – 4 jam, dan mengosongkan
kandung kemih secara tuntas, sediakan kompres es untuk perineum selama 1
jam setelah kelahiran, untuk mengurangi pembentukan edema dan
memfasilitasi berkemih.
6. Kaji bila terdapat rasa sakit menyengat dan rasa panas pada saat berkemih
7. Ibu sebaiknya sedikitnya minum 8 gelas cairan khususnya air setiap hari
8. Kaji bila ada keluhan ketidaknyaman pada area suprapubik atau abdomen
bagian bawah, nyeri punggung bagian bawah atau nyeri berat pada panggul.
9. Bila ibu mengalami demam, anjurkan mandi dengan air hangat dan berikan
obat antipiretik
10. Menjelaskan pada ibu, bahwa obat – obatan yang diresepkan bisa merubah
warna urin
11. Kaji tanda – tanda vital 4 jam dan bila ada pengaruh pada tanda sistemik
12. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal higiene

Rasa sakit, merah, lunak dan bengkak di kaki


TROMBOFLEBITIS
Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan atau invasi
mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah sepanjang vena dan cabang –
cabangnya sehingga menjadi tromboflebitis. Hal ini disebabkan oleh adanya
trombosis atau embolus yang disebabkan karena adanya perubahan atau kerusakan
pada intima pembuluh darah, perubahan pada susunan darah, laju peredaran darah,
atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi.
a. Pelviotromboflebitis/trombosis vena dalam
Mengenai vena – vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena
ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika.

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 16

Tanda dan gejala :


Nyeri, yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian
samping, timbul pada hari 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas
Penderita tampak sakit berat, dengan gambaran karakteristik sebagai berikut
- Menggigil berulang kali, menggigil inisial terjadi sangat berat ( 30 – 40
menit ) dengan interval hanya beberapa jam sajadan kadang – kadang 3
hari. Pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
- Suhu badan naik turun secara tajam ( 36 C- 40 C ), yang diikuti denga
penurunan suhu dalam 1 jam.
- Penyakit dapat berlangsung selama 1-3 bulan
- Cenderung berbentuk pus, yang menjalar kemana – mana
Gangguan darah :
- Terdapat leukositosis ( meskipun setelah endotoksin menyebar ke
sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia )
- Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat yang tepat
sebelum mulai menggigil. Meskipun bakteri ditemukan di dalam darah
selama menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya
anaerob.
Pada periksa dalam, hampir tidak ditemukan apa – apa karena yang paling
banyak terkena adalah vena ovarika yang sukar dicapai pada pemeriksaan.
Penanganan
Rawat Inap
Penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah
terjadinya emboli pulmonum
Terapi medik
Pemberian antibiotik dan heparin jika terdapat tanda – tanda atau dugaan
adanya pulmonum.
Terapi Operatif
Pengikatan vena kava invferior dan vena ovarika jika emboli septik terus
berlangsung sampai mencapai paru – paru meskipun sedang dilakuakn
heparinisasi.

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 17

b. Tromboflebitis femoralis/tromboflebitis superfisial


Mengenai vena – vena pada tungkai, misalnya vena femoralis, vena poplitea
dan vena safena.
Tanda dan Gejala :
Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7 – 10 hari
kemudian suhu mendadak naik, kira – kira pada hari ke 10 sampai 20, yang
disertai dengan menggigil atau nyeri sekali.
Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda
– tanda sebagai berikut :
- Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi ke luar serta sukar bergerak
lebih panas dibanding kaki lainnya
- Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras
pada lipat paha bagian atas
- Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
- Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi
bengkak, tegang, putih, nyeri dan dingin, pulsasi menurun
- Edema kadang – kadang terjadi sebelum atau setelah nyeri dan pada
umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai
dari jari – jari kaki dan pergelangan kaki, kemudian meluas dari bawah
ke atas
- Nyeri pada betis, yang akan terjadi spontan atau dengan memijat betis
atau dengan meregangkan tendo Achilles ( Tanda Homan )
Penanganan
Perawatan
Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema, lakukan kompres pada kaki setelah
mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau memakai kaus kaki
panjang yang elastik selama mungkin.
Mengingat kondisi ibu yang sangat jelek, sebaiknya jangan menyusui
Terapi medik
Pemberian antibiotika dan analgetika.

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 18

Peran Bidan :
1. Melakukan deteksi dini pada kasus tromboflebitis
2. Melakukan perawatan dengan segera dan melakukan
kolaborasi dengan dokter dalam penanganan kasus tromboflebitis

Asuhan bidan :
1. Pantau tanda – tanda vital. Waspada terhadap kenaikan suhu tubuh
(tanda – tanda infeksi).
2. Inspeksi dan palpasi panas, warna, nyeri tekan dan nadi perifer dan tanda
Homan positif
3. Bantu ibu untuk istirahat di tempat tidur dengan posisi kaki ditinggikan
total di atas bantal.
4. Pakai kompres basah, yang hangat untuk kaki yang terkena ( vasodilatasi
akan memfasilitasi aliran darah, serta mengurangi nyeri )
5. Mulailah mobilisasi yang progresif setelah radang akut hilang
6. Pakailah stoking penyokong ( yang dapat menekan vena superfisial dan
meningkatkan aliran vena profunda )
7. Pantau dan laporkan adanya tanda emboli paru. Waspada terhadap tanda –
tanda seperti nyeri dada yang samar, kecemasan, frekuensi pernapasan kira
- kira < 16 kali permenit, pucat, takipnea.
8. Anjurkan ibu mengikuti langkah – langkah berikut untuk mencegah vena
statis

- Hindari menyilangkan kaki di dengkul saat duduk


- Tinggikan kaki saat duduk, ketika memungkinkan
- Hindari berdiri dalam waktu yang lama
- Lakukan mobilisasi berkala sepanjang hari
- Minum sedikitnya 240 ml air 6 kali setiap hari

Asuhan Kebidanan Nifas


Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 19

Asuhan Kebidanan Nifas

Anda mungkin juga menyukai