Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGANGGARAN MODAL DENGAN


KETIDAKPASTIAN
Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Strategik

Dosen Pembimbing: Dr. Hj. Ellen Rusliati, SE, MSIE

Disusun Oleh:

Erliana Dwi Saputri (184010303)

Universitas Pasundan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Manajemen

Tahun Angkatan 2018/2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaian makalah tentang
“Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian” dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.

Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian. Dan juga saya
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adannya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.

Bandung, 21 April 2020

Penyusun

1 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


2 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan dalam melakukan kegiatannya selalu mempertimbangkan banyak


hal, tidak hanya dalam mengelola kegiatan operasi melainkan juga untuk
mengembangkan usahanya ke depan. Salah satu pertimbangan penting bagi
perusahaan untuk kepentingan ekspansi serta pengembangan usaha lebih lanjut
adalah mengenai keputusan investasi. Dalam mengolah keputusan investasi,
perusahaan yang diwakili oleh manajer keuangan memiliki peranan penting. Para
manajer keuangan dalam hal ini mengambil peranan penting dalam melakukan
pengelolaan keuangan perusahaan agar dapat dialokasikan secara efektif dan efisien,
terutama dalam hal investasi yang sangat berdampak vital bagi keberlangsungan
usaha beberapa waktu ke depan.
Salah satu tugas manajer keuangan dalam menentukan keputusan investasi
adalah dengan membuat penganggaran modal. Penganggaran modal ini menjadi
penting karena hasil dari keputusan penganggaran modal tidak hanya berlangsung
dalam waktu yang singkat, namun untuk jangka waktu yang panjang. Menurut
Brigham & Houston (2006), keputusan penganggaran modal menjadi salah satu
fungsi yang mungkin paling penting di antara keseluruhan fungsi yang harus
dilakukan oleh para manajer keuangan dan staf-staf keuangan. Hasil dari keputusan
penganggaran modal akan terus berlangsung selama bertahun-tahun sehingga
perusahaan akan kehilangan sebagian fleksibilitasnya.
Segala kegiatan yang dilakukan perusahaan harus terlebih dahulu diawali oleh
investasi modal. Oleh karena itu, keputusan penganggaran modal akan kemudian
menentukan arah perusahaan dalam beberapa perioda ke depan. Keputusan atas
investasi modal yang salah akan dapat berdampak serius bagi perusahaan ke depan
dalam jangka panjang. Apabila investasi yang dilakukan perusahaan cukup banyak,
maka akan berdampak pada pembebanan biaya depresiasi di masa depan. Namun,
apabila investasi yang dilakukan kurang dari yang semestinya maka perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam mencapai kegiatan operasi yang efisien serta efektif
yang kemudian dapat menghambat pertumbuhan perusahaan.

3 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


Penentuan waktu investasi yang tepat juga berperan penting dalam menentukan
saat keputusan investasi akan dijalankan. Jika sebuah perusahaan meramalkan
kebutuhan akan aset-aset modal sebelumnya, perusahaan tersebut akan dapat
membeli dan memasang aset-aset tersebut sebelum aset dibutuhkan (Brigham &
Houston, 2006). Peramalan akan keputusan investasi yang akurat akan
menghindarkan perusahaan dari biaya yang tinggi serta penimbunan yang
menyebabkan pada kerugian ataupun kebangkrutan (Brigham & Houston, 2006).
Keputusan penganggaran modal juga terkait erat dengan ketersediaan dana.
Penentuan alokasi dana serta sumber dana yang tepat harus dilakukan sebelum
investasi dilakukan. Pengaanggaran modal umunya melibatkan pengeluaran-
pengeluaran yang substansial, dan sebelum dapat menghabiskan sejumlah besar
uang, perusahaan harus menyediakan dana tersebut terlebih dulu (Brigham &
Houston, 2006).
Guna mencakup kebutuhan akan peramalan atas keputusan investasi yang tepat,
perusahaan harus mempertimbangkan jenis investasi, ketepatan waktu, serta alokasi
dana, sumber dana, dan ekspektasi tingkat pengembalian di masa depan. Berbagai
hal ini dapat dihitung dengan beberapa metoda penghitungan untuk menilai proyek
dan memutuskan apakah perusahaan akan mengambil proyek tersebut atau tidak.
Metoda tersebut terdiri dari metoda pembayaran kembali, pembayaran kembali yang
didiskontokan, nilai sekarang bersih (Net Present Value – NPV), dan tingkat
pengembalian internal (Internal Rate of Return – IRR) yang memiliki kelebihan
serta kekurangan masing-masing.

1.2 Rumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain:

1. Apa arti dan tujuan dari Penganggaran Modal?


2. Apa pentingnya atas adanya Penganggaran Modal?
3. Bagaimana pengelompokkan usulan investasi?
4. Apa itu kriteria keputusan Penganggaran Modal?
5. Apa itu Aliran Kas?
6. Apa yang dimaksud Metode Analisis Penganggaran Modal dan Penerapannya?

4 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


7. Apa perbandingan antara Metode NPV dan IRR?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan makalh ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tujuan dari Penganggaran Modal


2. Untuk mengetahui pentingnya atas adanya Penganggaran Modal
3. Untuk mengetahui pengelompokkan usulan investasi
4. Untuk mengetahui kriteria keputusan Penganggaran Modal
5. Untuk mengetahui apa itu Aliran Kas
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Metode Analisis Penganggaran Modal dan
Penerapannya
7. Untuk mengetahui perbandingan antara Metode NPV dan IRR

5 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


BAB II

PEMBAHASAN

1.

2.

2.1 Apa arti dan tujuan dari Penganggaran Modal?

Value based management atau manajemen berbasis nilai memiliki beberapa arti,


diantaranya:
“Value Based Management is an approach that ensures corporations are run consistently on
value.”(Young & O’Byrne, 2001)  
Manajemen berbasis nilai adalah sebuah pendekatan yang memastikan perusahaan tetap
berjalan sesuai dengan nilai, yang telah ditentukan sebelumnya.
“Values-based management is an approach to managing in which managers establish,
promote, and practice an organization's shared values. An organization's values reflect what it
stands for and what it believes in.”(Robbins & Coulter, 2002)
Manajemen berbasis nilai merupakan sebuah pendekatan untuk mengelola apa
yang dibangun, dipromosikan, dan dipraktekkan oleh para manajer yang terkait dengan
nilai organisasi bersama. Sebuah nilai organisasi mencerminkan apa yang dituju dan apa yang
dipercaya, dalam hal ini adalah apa yang menjadi tujuan dan kepercayaan sebuah organisasi.
Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis keuangan
dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal
dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). EVA/NITAMI adalah metode
manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang
menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu
memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. (Amin Widjaja Tunggal : 2001). 
EVA merupakan tujuan korporat untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal
yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya EVA
merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT)
dengan biaya modal (Cost of Capital).

1)

6 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


2)
2.2 Apa pentingnya adanya Pengangguran Modal?
1) Menciptakan Nilai. Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan atau
menghasilkan nilai masa depan maksimal. Lebih atau kurang sama dengan
strategi.
2) Mengelola untuk Nilai. Pemerintahan, perubahan manajemen, budaya organisasi,
komunikasi, kepemimpinan.
3) Mengukur Nilai. Terkait dengan sebuah penilaian.
Manajemen Berbasis Nilai tergantung pada tujuan perusahaan dan nilai-nilai
perusahaan. Tujuan perusahaan dapat menjadi ekonomi (Nilai Pemegang Saham)
atau bisa juga bertujuan konstituen lain secara langsung (Nilai Pemangku
Kepentingan).

2.3 Bagaimana pengelompokkan usulan investasi?

Sebuah nilai organisasi bersama membentuk budaya organisasi dan mempengaruhi cara
organisasi beroperasi, kehidupan perusahaan dan mempraktikan nilainya, serta mencapai
tujuan bersama melalui berbagi informasi dan keterlibatan tim dalam perencanaan dan
pelaksanaan perubahan. Informasi harus dibagi pada seluruh organisasi agar karyawan
didorong untuk terjadinya perbaikan secara terus menerus. Untuk setiap perusahaan
yang percaya pada nilai dan praktik berbasis manajemen, bersama nilai
perusahaan melayani berbagai tujuan.
Setiap Manajemen berbasis nilai memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a.     Nilai Organisasi Bersama
Nilai yang ada di dalam suatu organisasi dibagi minimal menjadi empat
tujuan utama. Berikut adalah penjelasannya:
1) Tujuan yang pertama dari nilai bersama adalah bahwa mereka bertindak
sebagai tonggak penunjuk untuk keputusan manajerial dan tindakan.
2) Tujuan lain dari nilai bersama adalah dampak mereka pada perilaku
karyawan dalam membentuk dan mengomunikasikan apa yang menjadi
harapan organisasi terhadap anggotanya.
3)          Pengaruh pemasaran usaha.
4)   Nilai bersama adalah cara untuk membangun semangat tim dalam organisasi.

7 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


Ketika karyawan menerima nilai perusahaan menyatakan, mereka
mengembangkan komitmen yang lebih pribadi untuk pekerjaan mereka dan merasa
wajib untuk mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka. Karena nilai bersama
mempengaruhi jalan kerja yang dilakukan, sehingga karyawan menjadi lebih
antusias bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk mendukung nilai perusahaan.

b.   Mengembangkan Nilai Bersama
Seperti setiap perusahaan yang menggunakan manajemen berbasis nilai akan
memberikan pengetahuan bahwa tidak mudah untuk
mendirikan nilai sebuah perusahaan. Tetapi komitmen karyawan untuk
mengembangkan bersama nilia perusahaan tidak berhenti di situ. Mereka
menyadari bahwa mereka benar-benar
menggunakan nilai untuk membantu menentukan dan mengembangkan nilai
tersebut. Mereka menyadari bahwa nilai bersama benar-benar penting. Mereka mulai
memahami bahwa mereka adalah bagian dari budaya perusahaan yang unik di mana
nilai berbentuk strategi bisnis. Beberapa saran yang spesifik untuk
mengembangkan perusahaan adalah sebagai berikut:
1.        Libatkan semua orang di perusahaan.
2.        Biarkan menyesuaikan nilai oleh departemen individu atau unit.
3.        Mengharapkan dan menerima resistensi karyawan.
4.        Jauhkan pernyataan singkat.
5.        Hindari pernyataan sepele.
6.        Meninggalkan referensi keagamaan.
7.        Tantangan.
8.        Hidup .
Perusahaan yang berjalan dan mempraktekkan manajemen berbasis nilai telah
menerima perspektif yang luas tentang komitmen mereka untuk bertanggung jawab
secara sosial dan sosial responsif. Satu nilai tertentu yang banyak dilakukan oleh para
manajer ialah mulai harus menyadari betapa pentingnya tanggung jawab organisasi
dan individu terhadap lingkungan.

2.4 Apa itu kriteria keputusan Penganggaran Modal?

8 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


Value based management penting karena Setiap perusahaan beroperasi dan bersaing di
beberapa pasar: Pasar untuk produk dan layanan, Pasar untuk manajemen perusahaan dan
kontrol (persaingan dalam menentukan siapa yang bertanggung jawab dari suatu organisasi,
ancaman pengambilalihan, restrukturisasi dan / atau Leveraged Buy-out), Pasar modal
(bersaing untuk mendukung investor dan uang), Para karyawan dan pasar manajer (kompetisi
untuk citra perusahaan dan kemampuan untuk menarik bakat atas).

2.5 Apa itu Aliran Kas?

Value based management memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:


a.  Value based management mencangkup semua, filosofi manajemen holistik, yang
seringkali memerlukan perubahan budaya. Karena itu, program value based
management biasanya berinisiatif dalam skala besar. Untuk menjadi sukses mereka
mengambil waktu, sumber daya dan kesabaran yang sangat besar.
b. Pembuatan nilai mungkin terdengar lebih sederhana daripada strategi
perusahaan, namun pernyataan ini salah. Sebenarnya keduanya kurang lebih sama.
c. Penambahan nilai ekonomis (Economic Value
Added), manajemen kinerja (Performance Management) dan kartu penilaian yang
seimbang (Balanced Scorecard) adalah alat proses penunjang manajemen yang sangat
kuat. Namun mereka memiliki biaya tersendiri. Oleh karena itu umumnya hal ini tidak
dianjurkan untuk melangkah terlalu jauh dalam detailnya dan menggunakan metode
pengukuran yang terlalu rumit.
d.   Kehati - hatian yang ekstrim harus diambil bukan untuk mengukur hal yang salah
karena hal ini akan hampir pasti menyebabkan kehancuran nilai.
e.  Value based management membutuhkan dukungan CEO dan Dewan Eksekutif yang
kuat dan eksplisit.
f.      Pelatihan dan konsultasi manajemen yang komprehensif, dianjurkan atau
bahkan diperlukan, tetapi akan cukup mahal.
g.      Model value based management atau penilaian yang sempurna belum
ditemukan sampai saat ini. Setiap metode yang Anda pilih, akan selalu memiliki
kelemahan yang harus anda pertimbangkan.

2.6 Apa yang dimaksud metode analisis Penganggaran Modal dan penerapannya?

9 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


Economic  Value  Added  (EVA)  atau  nilai  tambah  ekonomis  pertama  kali
diperkenalkan  oleh  Stern  Steward  Management  Service.   Perusahaan  konsultan  ini
menganggap  bahwa  metode  ini  sangat  cocok  untuk  menilai  kinerja  perusahaan.
Metode   ini   dapat   menyajikan   suatu   ukuran   kinerja   dengan   mempertimbangkan
harapan kreditor dan pemegang saham.
Konsep   EVA   adalah   mengukur   nilai   tambah   yang   dihasilkan   suatu perusahaan 
dengan  cara  mengurangi  laba  operasi  setelah  pajak  dengan  beban 
Biayamodal  (cost  of  capital),  dimana  beban  biaya  modal  mencerminkan 
tingkat  resiko perusahaan.  EVA  merupakan  indikator  adanya  penciptaan  nilai dari 
suatu  investasi.  Kinerja  perusahaan  baik  jika  EVA  bernilai  positif. 
Sebaliknya,kinerja  perusahaan  tidak  baik  akan  tampak    dengan  EVA  bernilai 
negatif.  Seperti yang  diungkapkan  Singgih (2008),  Kondisi  EVA  yang  positif 
mencerminkan tingkat  pengembalian  yang  lebih  tinggi  daripada  tingkat  biaya 
modal.  EVA 
Yangpositif  menunjukkan  kemampuan  manajemen  dalam  menciptakan 
peningkatan nilaikekayaan  perusahaan  /pemilik  modal,  dan  sebaliknya,  EVA  negatif 
menyiratkan adanya penurunan nilai kekayaan.

Secara  teoritis  dikatakan  bahwa  EVA  berhubungan  secara  langsung  pada nilai pasar
intrinsik perusahaan. Nilai EVA mempengaruhi nilai MVA. Seperti yang diungkapkan   JH 
de  Wet  dan  JH  Hall (2004),  EVA  is  an  internal  measure  of  performance that  drives 
MVA.  Ruky (1997) mengungkapkan,  EVA  secara  teoritis dan   empiris   terbukti  
memiliki   korelasi   yang  erat   dengan   setiap   perubahan  
dan penciptaan nilai MVA pada pasar modal (di AS dan beberapa negara lain yang telah
diteliti oleh Stern Stewart). Jika nilai EVA diproyeksikan dan di discount ke dalam   present  
value  maka  hasilnya  adalah   MVA,   karena   MVA   adalah  ukuran kumulatif kinerja
perusahaan yang memperlihatkan penilaian pasar modal pada suatu waktu  tertentu  dari 
nilai  EVA  di  masa  mendatang  atau  absolut  antara  nilai 
pasar saham perusahaan dengan modal yang diinvestasikan. Jadi, total proyeksi EVA suatu
perusahaan akan mengindikasikan nilai MVA.

Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis keuangan
dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal
dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). EVA/NITAMI adalah metode

10 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang
menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu
memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. (Amin Widjaja Tunggal : 2001). 

EVA merupakan tujuan korporat untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal
yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya EVA
merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT)
dengan biaya modal (Cost of Capital).

Manfaat EVA
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam menggunakan EVA
sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah perusahaan. 
Menurut Amin Widjaya (2001) beberapa manfaat EVA dalam mengukur kinerja perusahaan
antara lain :
1. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri sendiri tanpa
memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis
atau menganalisis kecenderungan ( trend ).
2. Hasil perhitungan EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan
biaya modal yang rendah.

Sedangkan menurut Sidharta Utama ( 1997:10), manfaat EVA adalah :


1. EVA dapat digunakan sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan karena penilaian
kinerja tersebut difokuskan pada penciptaan nilai (value creation)
2. EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur modal.
3. EVA membuat manajemen berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu
memilih investasi yang memaximumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat
biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaximalkan.
4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan
pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modalnya.

Selain manfaat yang telah dijelaskan diatas, EVA merupakan pengukuran yang sangat
penting karena dapat digunakan sebagai signal terjadinya Financial Distress pada suatu
perusahaan (Salmi & Virtanen, 2001). Jika suatu perusahaan tidak dapat memperoleh profit

11 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


di atas required of return , maka EVA akan menjadi negatif, dan hal ini merupakan warning
akan terjadinya Financial Distress bagi perusahaan tersebut.

Pengukuran EVA
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari
struktur modal dari perusahaan (Velez-Pareja : 2000). Apabila dalam struktur modalnya
perusahaan hanya menggunakan Modal Sendiri, secara matematis EVA dapat ditentukan
sebagai berikut :

EVA = NOPAT – (ie x E) 

Dimana :
NOPAT= Net Operating Profit After Taxes
ie = opportunity cost of equity 
E = Total Equity

Namun, manakala dalam strukutur perusahaan terdiri dari hutang dan modal sendiri, secara
matematis EVA dapat dirumuskan sebagai berikut :

EVA = NOPAT – (WACC x TA) 

Dimana :
NOPAT= Net Operating Profit After Taxes
WACC= Weighted Average Cost of Capital
TA = Total Asset (Total Modal)

Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interprestasi hasil sebagai berikut :
Jika EVA > 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan
Jika EVA < 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan
Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan posisi impas karena laba telah digunakan untuk membayar
kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham.

12 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


Keunggulan dan Kelemahan EVA
Salah satu keunggulan EVA sebagai penilai kinerja perusahaan adalah dapat digunakan
sebagai penciptaan nilai (value creation). Keunggulan EVA yang lain adalah :
1. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungan beban sebagai
konsekuensi investasi.
2. Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari segi
ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan harapan para penyandang dana
secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal
yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.
3. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding
seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian.
4. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan
terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA
menjalankan stakeholders satisfaction concepts.
5. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran
praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan
pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

Selain berbagai keunggulan, konsep EVA juga memiliki kelemahan-kelemahan. Menurut


Teuku Mirza (1997) kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas
penentu.
2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan
fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham
tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan.

2.7 Apa perbandingan antara Metode NPV dan IRR?

MVA   merupakan   perbedaan   antara   nilai   modal   yang   ditanamkan   di


perusahaan  sepanjang waktu  dari  investasi modal, pinjaman,  laba ditahan,  dan 
uang yang  bisa diambil sekarang atau  sama dengan  selisih  antara  nilai  buku
dengan  nilai pasar perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Ruky (1997),
“Selisih  antara  nilai  perusahaan  (nilai  pasar  kapital)  dengan  nilai  buku kapital

13 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


disebut dengan Market Value Added (MVA). Karena dalam nilai perusahaan dan 
milik  kapital  terdapat  komponen  hutang  yang  sama  maka  MVA  juga  adalah
selisih antara nilai pasar ekuitas (market value of equity) atau total kapitalisasi
saham di pasar modal dan nilai buku ekuitas”. MVA saat kini dianggap menjadi
panduan terbaik untuk menilai manajemen perusahaan publik apakah bagus atau
tidak karena MVA menjawab persoalan penting yang  dibutuhkan  investor  atau 
kemampuan  manajemen  perusahaan  publik  untuk menambah  kekayaan  mereka. 
Peningkatan  nilai  MVA  akan  terjadi  apabila  modal perusahaan  adalah  faktor 
yang paling relevan  dalam  pembentukan  nilai  perusahaan.

Dengan MVA, kita dapat mengukur sejauh mana kinerja manajemen dalam mengelola
dan menghasilkan nilai bagi perusahaan. MVA dirumuskan sebagai berikut:

MVA = Nilai Kapitalisasi Pasar – Nilai Buku Ekuitas

Misalkan ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan Per 31 Desember 20X5
PT. Accorner adalah sebesar Rp 2 triliun dengan jumlah saham beredar adalah 100.000.000
lembar, harga saham PT. Accorner saat itu adalah sebesar Rp 30.000,- sehingga market
capitalization atau nilai pasarnya adalah (100.000.000 x Rp 30.000) Rp 3 Triliun, dengan
demikian MVA PT. Accorner adalah sebesar (Rp 3 Triliun – Rp 2 Triliun) Rp 1 Triliun.
MVA sebesar Rp 1 Triliun ini dapat berarti bahwa manajemen telah berhasil meningkatkan
nilai perusahaan sampai Rp 1 Triliun. Namun seperti halnya kapal yang naik seiring dengan
pasangnya air, sebagian besar harga saham akan ikut naik jika bursa saham mengalami
kenaikan. Untuk itu, MVA yang positif mungkin tidak sepenuhnya diakibatkan oleh tindakan
manajemen.

14 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


BAB III

PENUTUP

1.

2.

3.1 Kesimpulan

Value based management atau manajemen berbasis nilai merupakan pendekatan untuk


mengelola di mana manajer membangun, mempromosikan, dan mempraktekkan
nilai organisasi bersama. Nilai organisasi bersama membentuk budaya organisasi dan
mempengaruhi cara organisasi beroperasi. Manajemen berbasis nilai memiliki beberapa
tujuan, yaitu: membagi nilai bersama sebagai tonggak penunjuk untuk keputusan manajerial
dan tindakan dan mengembangkan nilai bersama. Sasaran Value based management yang
terpenting adalah sumber daya manusia dan Value based management merupakan salah satu
faktor pendukung dari manajemen operasi.

3.2 Saran

Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah atas dengan sumber-sumber nya yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Apabila ada saran dan kritik yang
ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada saya.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena
saya adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf dan lupa.

15 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian


DAFTAR PUSTAKA

https://ceptt094.blogspot.com/2014/03/manajemen-berbasis-nilai-value-based.html (diakses
pada Selasa 14 April 2020)

http://aripplye.blogspot.com/2016/09/memahami-konsep-value-added-dan-value.html
(diakses pada Selasa 14 April 2020)

http://blog.stie-mce.ac.id/sriati/2012/12/24/eva-dan-mva/ (diakses pada Selasa 14 April 2020)

https://accorner.wordpress.com/2015/11/12/market-value-added-mva-dan-economic-value-
added-eva/ (diakses pada Selasa 14 April 2020)

http://aripplye.blogspot.com/2016/09/memahami-konsep-value-added-dan-value.html
(diakses pada Selasa 14 April 2020)

16 | Penganggaran Modal dengan Ketidakpastian

Anda mungkin juga menyukai