Laporan Praktikum Viskositas & Rheologi
Laporan Praktikum Viskositas & Rheologi
Disusun Oleh :
NIM : 2001080
KELAS : S1-2B
KELOMPOK :
ASISTEN DOSEN :
PEKANBARU
2021
1. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Menerangkan arti viskositas dan reologi
2. Membedakan cairan Newton dan cairan Non Newton
3. Menggunakan alt-alat penentuan viskositas dan reologi
4. Menentukan viskositas dan rheologi cairan Newton dan Non Newton
2. Tinjauan Pustaka
Dalam kehidupan manusia sekarang, salah satu masalah yang sering
terjadi adalah penularan dan penyebaran berbagai macam penyakit, untuk
mencegahnya para peneliti menemukan berbagai macam obat. Obat dapat
didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam
diagnosi, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada
manusia dan hewan (Ansel,1989).
Salah satu kualitas obat ialah mempunyai beraneka ragam kerja dan efek
pada tubuh. Sifat dari mekanisme kerja obat pada sistem tubuh harus
ditentukan termasuk menentukan toksisitasnya, untuk mempelajarinya ilmu
farmasi adalah bidang yang terkait dengan kajian berbagai aspek obat (Nahar,
2009).
Farmasi fisika mempelajari sifat fisik dari berbagai zat yang
digunakan untuk membuat sediaan obat dan juga meliputi evaluasi akhir
sediaan obat tersebut. Sehingga akan menghasilkan sediaan yang sesuai
standar, aman dan stabil yang nantinya akan di distribusikan kepada pasien
yang membutuhkan (Martin, 1990).
Mempelajari viskositas dan rheologi sangat penting karena untuk
mempermudah penyelidikan kekentalan dari cairan sejati, larutan dan sistem
koloid baik yang encer maupun yang kental, jauh bersifat praktis dari pada
bersifat teoritis. Mempelajari rheologi juga penting dalam bidang farmasi
karena rheologi digunakan penerapannya dalam formulasi dan analisis dari
produk farmasi seperti emulsi, pasta, supositoria dan penyalutan tablet
(Martin, 1993).
Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan
untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya. Cairan
sederhana dapat dijelaskan dalam istilah absolut. Akan tetapi sifat-sifat
rheologi dispersi heterogen lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan dalam
suatu satuaan tunggal (Martin, 1993).
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas dispersi koloid
dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase dispersi dengan viskositas rendah,
sedangkan sistem dispersi yang mengandung koloid-koloid linier
viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan
refleksi derajat solvasi dari partikel (Respati, 1981).
Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka
viskositas cairan justru akan menurun jika temperatur dinaikkan. Fluiditas
dari suatu cairan yang merupakan kelebihan dari viskositas akan meningkat
dengan makin tingginya temperatur (Bird,1993).
Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukan ke
dalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dengan
penuangan dari botol, pengeluaran dari tube atau pelewatan dari jarum suntik.
Rheologi dari suatu produk tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi
dari bentuk cair ke semisolid, sampai ke padatan, dapat mempengaruhi
penerimaan bagi si pasien, stabilitas fisika, dan bahkan availabilitas
biologis jadi viskositas telah terbukti mempengaruhi laju absorpsi obat dari
saluran cerna (Martin, 1993).
Adapun alat untuk mengukur viskositas dan rheologi suatu zat yaitu
viscometer, dimana ada dua jenis viscometer yaitu (Sinko, 2011):
1. Viscometer satu titik
Viscometer ini bekerja pada satu titik kecepatan geser saja,
sehingga hanya dihasilkan satu titik pada rheogram. Alat ini hanya
dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan newton, yang
termasuk kedalam jenis alat ini yaitu viscometer kapiler, viscometer
bola jatuh, dan penetrometer.
2. Viscometer banyak titik
Viscometer jenis ini pengukurannya dapat dilakukan pada
beberapa harga kecepatan geser sehingga dapat diperoleh rheogram
yang sempurna. Viscometer jenis ini dapat digunakan untuk
menentukan viskositas cairan newton maupun cairan non newton, yang
termasuk kedalam jenis alat ini yaitu viscometer rotasi tipe Stromer,
viscometer Brookfield dan Rotovisco.
Berdasarkan hukum Newton tentang sifat aliran cairan, maka tipe
aliran dibedakan menjadi 2, yaitu cairan newton dan cairan non newton
(Wiroatmojo, 1988):
1. Cairan Newton yaitu cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan
viskositas.
2. Cairan non Newton yaitu aturannya tidak mengikuti aturan viskositas.
Cairan biasanya memiliki ukuran molekul yang paling besar atau
mempunyai struktur tambahan, misalnya koloid. Untuk mengalirkan
cairan bukan cairan Newton sehingga diperlukan tambahan gaya atau
jika perlu memecah strukturnya.
Berdasarkan grafik sifat aliaran (rheogram) cairan non newton
terbagi atas dua kelompok yaitu:
1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi oleh waktu, kelompok ini
terbagi atas tiga aliran yaitu:
1) Aliran plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tetapi memotong
sumbu shearing stress pada titik tertentu yang dikenal dengan
harga yield. Bingham bodies tidak akan mengalir sampai shearing
stress dicapai sebesar harga yield tersebut.
2) Aliran pseudoplastis
Viskositas cairan pseudoplastis akan berkurang dengan
meningkatnya rate of shear.
3) Aliran dilatan
Viskositas cairan dilatan akan bertambah dengan meningkatnya
rate of shear.
2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi oleh waktu, kelompok ini
terbagi atas tiga aliran yaitu (Sinko, 2011):
1) Aliran Tiksotropi
Tiksotropi bisa didefinisikan sebagai suatu pemulihan yang isoterm
dan lambat pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan
konsistensinya karena shearing. Gejala tiksotropi sering dikenal
dengan shear thinning sistem (aksi plastis dan pseudoplastis).
Kurva menurun seringkali diganti ke sebelah kiri dan kurva yang
menaik menunjukkan bahan tersebut mempunyai konsistensi lebih
rendah pada setiap harga rate of shear pada kurva menurun
dibandingkan dengan pada kurva menaik. Ini menunjukkan adanya
pemecahan struktur dan juga shear thinning yang tidak terbentuk
kembali dengan segera jika stress tersebut dihilangkan atau
dikurangi.
2) Aliran Rheopeksi
Rheopeksi adalah suatu gejala dimana suatu sol membentuk
suatu gel lebih cepat jika diaduk perlahan-lahan atau kalau di shear
daripada jika dibiarkan membentuk gel tersebut tanpa pengadukan.
Dalam suatu sistem reopektis, gel tersebut adalah bentuk
keseimbangan. Sedangkan dalam anti tiksotropi keadaan
keseimbangan adalah sol.
3) Antitiksotropi
Antithiksotropi yang menyatakan kenaikan bukan
pengurangan konsistensi pada kurva menurun. Kenaikan dalam
hal kekentalan atau hambatan (resisten) mengalir dengan
bertambahnya waktu shear ini telah di selidiki oleh Chong et. Al.
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
2. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkanz bola ( yang terbuat dari
kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki.
Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel
(Moechtar,1990).
4. Cara Kerja
A. Penentuan Viskositas cairan dengan viskometer Ostwald
Objek : Penentuan kekentalan gliserin, propilenglikol, alkohol dan
campuran airgliserin dengan Viskometer Ostwald.
a. Penentuan Bobot Jenis
Lakukan penentuan bobot jenis atau massa jenis larutan sampel
dan pembanding menggunakan piknometer dengan cara sebagai berikut:
1. Timbang berat piknometer kosong yang bersih (W1)
2. Timbang berat piknometer + sampel atau larutan uji (W2)
3. Timbang berat piknometer + larutan pembanding (W3)
4. Tentukan bobot jenis cairan dengan rumus:
B. Menentukan Viskositas
1. Mula-mula Viskometer dibersihkan dan dikeringkan.
2. Cairan yang akan ditentukan kekentalannya dimasukkan melalui pipa
A. sehingga ruang R terisi penuh.
3. Cairan dihisap melalui pipa B agar cairan naik ke kapiler sampai
permukaan melewati garis m.
4. Kemudian cairan dibiarkan turun sampai garis n.
5. Catat waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk mengalir dari garis m
ke n.
6. Cucilah Viskometer dan keringkan kembali
7. Ulangi kerja seperti di atas dengan memakai cairan pembanding
Catatan: sebagai cairan pembanding dapat digunakan air yang
mempunyai kekentalan 1,00 cps.
VISKOMETER OSTWALD
Volume piknometer : 10 ml
Piknometer 16.111 g
Piknometer + air 25.408 g
1. Campuran air-gliserin 5: 1
Diketahui : W1 = 16,111 g
W2 = 26,479 g
W3 = 25,408 g
Ditanya : 𝛒?
W 2−W 1
ρ=
W 3−W 1
26,479−16,111
ρ=
25,408−16,111
10,368
ρ= =1,115 g/ ml
9,297
2. Campuran air-gliserin 1: 1
Diketahui : W1 = 16,111 g
W2 = 27,299 g
W3 = 25,408 g
Ditanya : 𝛒?
W 2−W 1
ρ=
W 3−W 1
27,299−16,111
ρ=
25,408−16,111
11,188
ρ= =1,203 g/ml
9,297
3. Larutan Gula 10%
Diketahui : W1 = 16,111 g
W2 = 26,336 g
W3 = 25,408 g
Ditanya : 𝛒?
W 2−W 1
ρ=
W 3−W 1
26,336−16,111
ρ=
25,408−16,111
10,225
ρ= =1,099 g/ml
9,297
4. Larutan Gula 20%
Diketahui : W1 = 16,111 g
W2 = 26,698 g
W3 = 25,408 g
Ditanya : 𝛒?
W 2−W 1
ρ=
W 3−W 1
26,698−16,111
ρ=
25,408−16,111
10,587
ρ= =1,138 g/ml
9,297
5. Piknometer + Alkohol
Diketahui : W1 = 16,111 g
W2 = 23,636 g
W3 = 25,408 g
Ditanya : 𝛒?
W 2−W 1
ρ=
W 3−W 1
23,636−16,111
ρ=
25,408−16,111
7,525
ρ= =0,809 g /ml
9,297
6. Propilenglikol
Diketahui : W1 = 16,111 g
W2 = 26,365 g
W3 = 25,408 g
Ditanya : 𝛒?
W 2−W 1
ρ=
W 3−W 1
26,365−16,111
ρ=
25,408−16,111
10,254
ρ= =1,103 g /ml
9,297
campuran air-gliserin 23 23 24
1:1
Kekentalan Sebenarnya
η 1 ρ 1 .t 1
=
η 2 ρ 2 .t 2
η 1 1,115 ×7,5
=
1,00 1 × 4,9
4,9 η 1=1,00 × 8,3625
8,3625
η 1= =1,707 cps
4,9
2. Campuran Air Gliserin (1:1)
Ƞ cairan pembanding = 1,00 cps
t cairan pembanding = 4,9 detik
Jawab :
23+23+24
t rata −rata= =23,33
3
Kekentalan Sebenarnya
η 1 ρ 1 .t 1
=
η 2 ρ 2 .t 2
η 1 1,203 ×23,33
=
1,00 1 × 4,9
4,9 η 1=1,00 × 28,065
28,065
η 1= =5,727 cps
4,9
3. Larutan Gula 10%
Ƞ cairan pembanding = 1,00 cps
t cairan pembanding = 4,9 detik
Jawab :
5,5+5,6+5,4
t rata−rata= =5,5
3
Kekentalan Sebenarnya
η 1 ρ 1 .t 1
=
η 2 ρ 2 .t 2
η 1 1,099 ×5,5
=
1,00 1 × 4,9
4,9 η 1=1,00 × 6,0445
6,0445
η 1= =1,233 cps
4,9
Kekentalan Sebenarnya
η 1 ρ 1 .t 1
=
η 2 ρ 2 .t 2
η 1 1,138 ×6,56
=
1,00 1 × 4,9
4,9 η 1=1,00 × 7,46528
7,46528
η 1= =1,523 cps
4,9
5. Alkohol
Ƞ cairan pembanding = 1,00 cps
t cairan pembanding = 4,9 detik
Jawab :
4,4+ 4,2+4,5
t rata−rata= =4,37
3
Kekentalan Sebenarnya
η 1 ρ 1 .t 1
=
η 2 ρ 2 .t 2
η 1 0,809 × 4,37
=
1,00 1× 4,9
4,9 η 1=1,00 × 3,522
3,522
η 1= =0,718 cps
4,9
6. Propilenglikol
Ƞ cairan pembanding = 1,00 cps
t cairan pembanding = 4,9 detik
Jawab
98+115+123
t rata −rata= =112
3
Kekentalan Sebenarnya
η 1 ρ 1 .t 1
=
η 2 ρ 2 .t 2
η 1 1,103 ×112
=
1,00 1 ×4,9
4,9 η 1=1,00 × 123,536
123,536
η 1= =25,211 cps
4,9
Gel 3 3 0 400 0
Natrium
Diklofen
al
6 3 0 200 0
12 3 0 100 0
30 3 11 40 440
60 3 23 20 460
Suspensi 3 1 12 20 240
Ibuprofe
n
6 1 22 10 220
12 1 41 5 205
30 1 92 2 184
60 1 163 1 163
Tentukan sifat alir nya dengan memplot antara ppm dan Viskositas ! Lengkapi
dengan kurva.
500
450
400
350
300
150
100
50
0
3 6 12 30 60
II. Pembahsasan
Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan
untuk mengalir, semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya
untuk mengalir.Pada praktikum kali ini, bertujuan untuk mengetahui
viskositas dari suatu cairan. Penentuan viskositas ini ditentukan
menggunakan alat viskometer. Viskometer yang digunakan adalah
Viskometer Oswald dan viskometer Brookfield. Prinsip dari alat ini yaitu
rotasi dengan mengkombinasikan setting spindle dan kecepatan putar
spindle.
Pada viskometer ini dilengkapi dengan tiga spindle yang memiliki bentuk
yang berbeda-beda, ada yang berukuran kecil,sedang dan besar. Selain
ukurannya yang berbeda-beda, ketiga jenis spindle ini memiliki fungsi yang
berbeda. Jika sediaan yang akan diuji mempunyai karakteristik aliran
Newton maka digunakan spindle 3 atau dapat juga dengan spindle 1
karena larutan yang memiliki daya alir Newton bersifat tidak terlalu kental
(encer). Namun untuk mengukur viskositas larutan yang memiliki
karakteristik aliran Non-Newton dapat digunakan spindle 2 yang berbentuk
kecil karena pada aliran Non-Newton larutannya mempunyai kekentalan
yang tinggi.
Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan dari suatu cairan
mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat
maka berarti viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air). Dan bila cairan
itu mengalir lambat, maka dikatakan cairan itu viskositas tinggi. Viskositas
dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung
silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat
digunakan baik untuk cairan maupun gas.
Pada percobaan II yang berjudul penentuan viskositas dan reologi
ini terbagi menjadi dua dimana keduanya sama sama untuk menentukan
viskositas , tetapi letak perbedaannya adalah pada alat yang digunakan serta
bahan atau larutan yang akan di uji viskositasnya . Bahan atau larutan yang
diuji viskositasnya adalah bahan atau zat yang masuk dalam kelompok
Newton dan kelompok Non-newton . Cairan atau zat yang termasuk dalam
kelompok Newton adalah cairan atau zat yang mempunyai sifat seperti yang
digambarkan oleh persamaan Newton . cairan terdiri dari lapisan lapisan
molekul yang sejajar atau sama . Lapisan terbawah dianggap tetap
sedangkan lapisan atas bergerak dengan kecepatan konstan , maka setiap
lapisan yang ada di bawahnya akan bergerak dengan kecepatan yang
berbanding lurus dengan jarak terhadap lapisan terbawah yang tetap .
Sedangkan cairan atau zat pada kelompok Non-newton adalah cairan yang
ada pada hampir seluruh sistem terdispersi dalam sediaan farmasi yang
berupa emulsi , suspensi , dan setengah padat . Zara atau cairan ini tidak
mengikuti hukum Newton , makanya disebut cairan cairan Non-newton .
Pada percobaan yang pertama kali dilakukan adalah penentuan
kekentalan atau viskositasnya cairan Newton disini yang dijadikan sampel
atau bahan uji adalah propilenglikol , alkohol , campuran air gliserin ,
masing masing dengan perbandingan 5:1 dan 1:1 (sama banyak ) dengan
total larutan atau campuran yang dibuat adalah 20ml . kemudian Larutan
gula dengan konsentrasi 10% dan 20% . Larutan gula juga disebut dalam
jumlah larutan 20ml . Kemudian ada Aqua dest sebagai larutan pembanding
untuk larutan larutan lainnya .
Pertama Tama , kita akan melakukan penentuan bobot jenis (BJ) .
Disini alat yang digunakan adalah piknometer 10ml . Piknometer kosong
ditimbang , kemudian diisi larutan pembanding (Aqua dest ) dan ditimbang ,
kemudian isinya diganti dengan larutan sampel (yang sudah disebut diatas )
kemudian ditimbang . Begitu seterusnya sampai seluruh atau bahan abis ,
kemudian setelah dapat data berat untuk masing masing sampel , dihitung
berat jenis (g/ml) nya sesuai dengan rumus yang sudah ditentukan .
Setelah di dapat bobot jenis , dilakukan pengujian kekentalan
dengan menggunakan viskositasnya ostwald . Mula mula cairan sampel
dimasukkan melalui pipa A ( yang diameternya lebih besar ) Sampai ruang
(seperti gondok ) penuh . kemudian cairan dihisap melalui pipa yang lainnya
( diameter lebih kecil ) hingga melewati garis m . Kemudian cairan
dibiarkan turun sampai garis n . Hitung Waktu saat cairan turun melalui
garis m menuju garis n .Hal ini dilakukan 3× untuk memastikan ketepatan
waktu nya dengan menghitung rata ratanya . Kemudian ulangi terus sampai
cairan / bahan uji (sampel) ini didapat datanya .
7. Daftar Pustaka
Martin, A., Cammarata, dan Swarbrick. 1993. Farmasi Fisik Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Nahar, L., dan Satyajit S. 2009. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.