Anda di halaman 1dari 3

“Demo Papua tolak pemekaran provinsi baru memakan korban jiwa: Tidak

dilibatkan, akan terasing, dan ancaman konflik horizontal”

Gelombang penolakan wacana pemekaran atau daerah otonomi baru


(DOB) di Papua diprediksi semakin besar dan berpotensi menciptakan konflik
horizontal jika pemerintah pusat secara sepihak memaksa wacana tersebut, kata
aktivis kemanusiaan. Saat ini DPR dan pemerintah tengah melakukan harmonisasi
dan sinkronisasi atas gagasan pemekaran untuk tiga provinsi baru, yaitu Provinsi
Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, dan Provinsi Pegunungan Tengah, serta
kabupaten baru turunannya. Demonstrasi yang terjadi di berbagai tempat disebut
terjadi karena Jakarta tidak melibatkan masyarakat asli Papua dalam pembahasan
rencana pemekaran tersebut.

Ketidakterlibatan masyarakat asli Papua dalam perencanaan wacana itu


disebut akan menyebabkan mereka semakin terasing dan tertinggal. Ditambah,
berpotensi merusak tatanan hidup masyarakat asli Papua dengan alam, dari sisi
ekonomi, sosial dan budaya. Namun klaim tersebut dibantah oleh pemerintah.

Pada Selasa (15/03), demonstrasi yang menolak DOM dan berujung rusuh
di Kabupaten Yahukimo mengakibatkan dua orang tewas ditembak aparat
keamanan, dua terluka dan satu orang kritis. Polisi mengatakan, aparat terpaksa
menindak tegas karena massa aksi melakukan perusakan dan pembakaran serta
menyerang anggota polisi. Sementara, peserta demo menyebut konflik dipicu oleh
tindakan aparat keamanan yang mengambil gambar para demonstran. Selain di
Yahukimo, aksi penolakan DOB juga terjadi di berbagai tempat dalam sepekan
terakhir.

Rangkaian aksi demonstrasi hingga dua orang tewas

Gelombang aksi demonstrasi di berbagai tempat yang menolak wacana


pemekaran dan daerah otonomi baru (DOB) di Papua terjadi dalam sepekan
kemarin. Pada Selasa, (08/03), ratusan mahasiswa berunjuk rasa di Kota Jayapura,
Papua, menolak rencana pemekaran provinsi di tanah Papua. Aparat keamanan
terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan para demonstran. Dua
hari berselang, Kamis (10/03), ratusan massa kembali melakukan aksi
demonstrasi di Kota Wamena, dengan tuntutan yang sama. Tidak berhenti, Jumat
(11/03), puluhan mahasiswa Papua melakukan aksi di dekat Kompleks Istana
Kepresidenan, Jakarta. Aksi yang berujung ricuh itu menyebabkan lima anggota
polisi terluka. Di Paniai juga, masyarakat berkumpul menolak wacana DOB pada
Senin (14/03). Terkini, Selasa kemarin, (15/03), demo menentang DOB di
Yahukimo menelan korban dan kerusakan fasilitas. Dua orang dari massa aksi
tewas terkena tembakan, dua luka-luka, satu orang sekarat, begitu juga satu
petugas yang menjadi korban dari kepolisian.

Ketua Solidaritas Pemuda Peduli Yahukimo (Soppy), Otniel Sobolim yang


menyaksikan kejadian tersebut mengatakan, kerusuhan dipicu oleh tindakan
aparat yang memancing emosi massa. "Kemarin itu sebenarnya berjalan lancar
dan normal, tidak ada pembungkaman ruang demokrasi oleh pihak keamanan.
Hanya pemicu adalah hal sepele, beberapa anggota polisi mengambil foto, gambar
(dengan HP), saat pembacaan pernyataan demonstran," kata Otniel saat dihubungi
BBC News Indonesia, Rabu (16/03).

Aksi pengambilan gambar itu mendapat penolakan dari massa karena,


"kalau ambil gambar, pengalaman sebelum-sebelumnya, polisi akan cari mereka,
makanya itu massa sensitif di situ. Lalu terjadi adu mulut.". "Dengan cepat terjadi
kontak fisik dan pelemparan yang dibalas tembak gas air mata hingga akhirnya
muncul korban jiwa, dua tewas," katanya yang hadir dalam demo sebagai
partisipan.

Sementara, versi polisi, aksi damai yang berujung keributan dan


pembakaran itu dipicu oleh gesekan dari masyarakat dan ditambah adanya
provokasi. "Yang kita ketahui untuk korban yang meninggal karena terkena
tembakan atas nama Yakop Deal dan Erson Weipsa. Masih terdapat juga massa
yang terkena luka tembak pada bagian paha, yaitu Etos Itlay dan Luki Kobak,"
kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal. Kamal
menambahkan, polisi akan mengirimkan dua pleton Brimob ke Yahukimo untuk
mencegah terjadinya kerusuhan lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai