Anda di halaman 1dari 8

PENJELASAN TENTANG MALAM NISHFU SYA’BÂN

Segala puji bagi Allâh, shalawat dan salam semoga tercurah kepada
Baginda Rasûlullâh .
Diriwayatkan dari Rasûlullâh hadits:
َ َ َ َ َُ َ َْ َ ْ ْ ّ ََُْ ْ َ َ َ
" َ َ ُْْ ُ َ َ ْ ُْْ ِ ِ ِ ِ"
Maknanya: “Jika tiba malam pertengahan Sya’bân, maka hidupkanlah malamnya dan
berpuasalah di siang hari (setelah malam)nya” (H.R. Ibnu Mâjah)

Maknanya bahwa kedudukan doa


Keutamaan Doa dalam Islâm dalam ibadah adalah tinggi, karena doa
Allâh berfirman: seorang mukmin kepada tuhannya
mengandung pengakuan dari hamba
terhadap ketuhanan Allâh dan kekuasaan-
Nya, dan pengakuan dari hamba terhadap
nikmat-nikmat yang banyak yang Allâh
anugerahkan kepadanya.

Keutamaan Shalat Sunnah di Malam


Hari karena Allâh
(١٨٦ :‫)اﺒﻟﻘﺮة‬
Rasûlullâh bersabda:
Maknanya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku
َُ َ َ ْ َ َ َْ َ ُ َ َْ
bertanya kepadamu tentang Aku, Maka "ِ ْ ِ ِ ِ "
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat
(tidak tersembunyi dari-Ku sesuatu apapun). ( )
Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa, apabila ia memohon kepada-Ku, Maknanya: “Shalat yang paling utama
maka hendaklah mereka itu memenuhi setelah shalat fardlu adalah shalat malam”
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka (H.R. Muslim)
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
Hendaklah diketahui bahwa
berada dalam kebenaran” (Q.S. al Baqarah:
menghidupkan malam dengan amalan
186)
sunnah karena Allâh adalah termasuk
Rasûlullâh bersabda: perkara sunnah yang dianjurkan oleh

) "ِ
َ َ ُ ُ َ َ" Rasûlullâh , baik ia menghidupkan
ِ malam dengan shalat, doa, dzikir dan
istighfâr, shalawat Nabi atau membaca al Maknanya: “Hai orang-orang yang beriman,
Qur`ân. Ini adalah di antara perkara yang bertakwalah kepada Allâh sebenar-benar
bisa dilakukan untuk mendekatkan diri takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
kepada Allâh, disertai dengan kamu mati melainkan dalam keadaan
melaksanakan kewajiban-kewajiban dan beragama Islâm.” (Q.S. Âli ‘Imrân: 102)
menjauhi perkara-perkara yang
Bertakwa kepada Allâh adalah
diharamkan.
melaksanakan kewajiban dan menjauhi
perkara-perkara yang diharamkan. Maka
Malam Nishfu Sya’bân dan Ibadah di selayaknya bagi orang cerdik yang panjang
dalamnya akal dan cerdas bersegera di malam Nishfu
Sya’bân ini untuk melakukan kebaikan-
Malam Nishfu Sya’bân adalah malam kebaikan sebagaimana selayaknya di
yang diberkahi dan dimuliakan. semua waktu dan di semua malam. Dan
Menghidupkan dan mengisi malam selayaknya selalu mengingat bahwa
tersebut dengan berbagai macam ibadah kematian itu dekat dan pasti akan tiba,
seperti shalat, dzikir dan membaca al tidak bisa tidak, dan para hamba akan
Qur`ân adalah sesuatu yang dinilai baik dibangkitkan lalu digiring ke padang
dan mengandung pahala yang agung. mahsyar di hari kiamat. Maka pasti akan
Diriwayatkan dari Nabi hadîts: selamat dan beruntung orang yang
َُُْْ َ َْ َ ْ ْ ّ ََُْ ْ َ َ َ beriman kepada Allâh dan para rasûl-Nya
ِ ِ ِ ِ" serta bertakwa kepada-Nya. Dan akan
َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ َََْ merugi orang yang kufur kepada Allâh,
( )" berbuat zhâlim dan berbuat maksiat. Allâh
berfirman:
Maknanya: “Jika tiba malam pertengahan
Sya’bân, maka hidupkanlah malamnya dan
berpuasalah di siang hari (setelah
malam)nya.” (H.R. Ibnu Mâjah) (١٩٧ :‫)اﺒﻟﻘﺮة‬
Perkara paling utama yang dikerjakan
oleh seseorang di malam tersebut adalah Maknanya: “Berbekallah, dan sesungguhnya
bertakwa kepada Allâh di malam itu seperti sebaik-baik bekal adalah takwa.” (Q.S. al
di malam-malam yang lain, supaya Baqarah: 197)
mendapatkan ridlâ Allâh, karena takwa
adalah anugerah terbaik untuk manusia di
Penjelasan tentang Beberapa Hal
dunia yang fana dan akan sirna ini.
Dalam konteks pembicaraan tentang
Allâh berfirman:
malam Nishfu Sya’bân ini, penting untuk
dijelaskan tentang beberapa hal yang
cukup populer di kalangan banyak orang
awam, padahal itu tidak shahîh dan tidak
memiliki dasar dalam syara’, bahkan
( ١٠٢ :‫)آل ﻋﻤﺮان‬ sebaliknya menyalahi syara’ yang mulia ini.
Di antaranya:

2
A. Beberapa Hadîts Palsu B. Penjelasan bahwa al Qur`ân Bukan
Ada beberapa hadîts palsu yang tidak
Turun di Malam Nishfu Sya’bân
boleh dinisbatkan kepada Rasûlullâh Sebagaimana perlu diperhatikan bahwa
, seperti hadîts: malam Nishfu Sya’bân bukanlah malam
ُ َ ََ َ ْ ْ َ ُ َْ ََ ُْ َ ُ َ َ" yang dimaksud oleh firman Allâh:
ِ ِ
ُ ْ َ (٤ :‫)اﺪﻟﺧﺎن‬
." ْ ِ ُ
Maknanya: “Pada malam itu dijelaskan
“Rajab adalah bulan Allâh, Sya’bân adalah segala urusan yang penuh hikmah.” (Q.S. ad-
bulanku dan Ramadlân adalah bulan Dukhân: 4)
ummatku.”
Meskipun hal ini beredar di sebagian
Dan seperti hadîts: orang awam, ini tidak shahîh. Yang benar
َ ُْ َ ُ َْ ََ َْ ْ ُْ َ ُ َ َ adalah bahwa malam di mana
ِ ِ ِ " diberitahukan ketetapan Allah kepada para
ْ ُ َْ َ َُْ ُْ َ ُ َ ََ َ ّ ََ malaikat tersebut merupakan malam
ِ ِ ِِ Lailatul Qadr. Makna ayat tersebut adalah
bahwa Allâh memberitahukan kepada para
ُ ُ ُ َ َ
." ِ malaikat di malam Lailatul Qadr tentang
perincian hal-hal yang terjadi di tahun ini
“Rajab adalah bulan istighfâr, Sya’bân adalah dari malam tersebut hingga malam yang
bulan shalawat Nabi dan Ramadlân adalah sama di tahun setelahnya, mengenai
bulan al Qur’ân, maka bersungguh- perkara-perkara yang ditaqdirkan Allâh
sungguhlah kalian, semoga Allâh merahmati akan terjadi pada hamba, berupa kematian,
kalian.” kehidupan, kelahiran, rizki dan
semacamnya.
Dua hadîts ini tidak ada asalnya
menurut para ulama hadîts. Maka tidak selayaknya seseorang
meyakini bahwa malam Nishfu Sya’bân
Sedangkan membaca surat Yâsîn di adalah malam turunnya al Qur`ân ke Baitul
malam ini, maka itu mengandung pahala, ‘Izzah di langit pertama. Yang benar malam
sebagaimana demikian halnya di waktu- itu adalah malam Lailatul Qadr dengan dalil
waktu yang lain. Akan tetapi, hendaklah firman Allâh :
diketahui bahwa tidak ada penjelasan dari
Rasûlullâh bahwa disunnahkan
membaca surat Yâsîn di malam ini secara (١ :‫)اﻟﻘﺪر‬
khusus.
Maknanya: “Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (al Qur`ân) pada Lailatul
Qadr.” (Q.S. al Qadr: 1)

3
Jadi ayat ini menafsirkan ayat yang lain: “Tidak ada riwayat tentang shalat khusus di
malam ini dari jalur yang shahîh maupun
dla’îf, justru hadîts-hadîts seperti itu adalah
palsu dan bohong.”

D. Penjelasan bahwa Doa Tidak Akan


(٤ - ٣ :‫)اﺪﻟﺧﺎن‬ Menolak Qadlâ` dan bahwa
Kehendak Allâh Azali, Tidak
Maknanya: “Sesungguhnya Kami Berubah
menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi, dan sesungguhnya Kami-lah yang Hendaklah diketahui bahwa akidah
memberi peringatan. Pada malam itu, Islâm menegaskan kehendak Allâh ta’âlâ
dijelaskan ketetapan Allâh yang penuh mencakup seluruh perbuatan dan
hikmah.” (Q.S. ad-Dukhân: 3-4) perkataan para hamba. Jadi, tidak ada
sesuatupun terjadi di alam ini kecuali
dengan kehendak, taqdîr, ilmu dan
C. Penjelasan tentang Qiyâm Malam penciptaan Allâh. Kehendak para hamba
Nishfu Sya’bân bahwa Tidak Ada mengikuti kehendak Allâh sebagaimana
Shalat Khusus dengan Jumlah Allâh berfirman:
Raka’at Tertentu
Di antara hal yang perlu diperhatikan
juga bahwa shalat seratus raka’at, lima
puluh raka’at atau dua belas raka’at dengan (٢٩ :‫)اﺘﻟﻜﻮ�ﺮ‬
cara tertentu di malam yang penuh berkah
ini tidak ada dasarnya dalam syara’ dan Maknanya: “Dan kamu tidak dapat memiliki
tidak diriwayatkan dari Nabi secara tsâbit kehendak kecuali apabila dikehendaki Allâh,
(shahîh). Hal yang dilakukan oleh seorang Tuhan semesta alam.” (Q.S. at-Takwîr: 29)
muslim yang menginginkan kebaikan dan
pahala di malam ini tidak lain adalah Jadi segala sesuatu yang masuk ke
melakukan shalat sunnah berapapun dalam keberadaan (menjadi ada setelah
raka’atnya, tanpa ada batas bilangan sebelumnya tiada) adalah dengan
raka’at tertentu atau kayfiyât dan cara kehendak Allâh, baik itu merupakan
tertentu yang khusus dengan malam itu. Al kebaikan atau keburukan, ketaatan atau
Muhaddits Syekh Abdullâh al Ghumâri kemaksiatan, kekufuran atau keimanan,
dalam kitabnya “Husn al Bayân fî Lailah an- karena tidak ada pencipta sesuatu apapun
Nishf min Sya’bân” menegaskan: kecuali Allâh .

ْ َْ ٌَ َ ُ ٌ َ َ ْ َ ْ َ Kehendak Allâh adalah azali (tidak


ِ ِ ِِ ِ ِ " bermula) dan abadi (tidak berpenghabisan),
ْ ََ َ َ َ ْ َ َ َ ٍْ ِ َ ْ َ serta tidak berlaku padanya perubahan
ِ ٍ ِ ٍ ِ (taghayyur) dan peralihan (tahawwul).
ٌَْ ُ ْ َ ٌَ ْ ُ َْ ُ ْ َ َ Demikian pula semua sifat-sifat Allâh
." ِ seperti ilmu dan qudrah-Nya. Jadi berubah

4
adalah hal yang mustahil bagi Allâh, baik َ ْ َ ُ َُْ َ َ َْ َ ْ ََ ْ َُ َْ ْ َ َ
pada Dzât-Nya ataupun sifat-sifat-Nya,
، ِ ِ
karena berubah adalah salah satu sifat َ ْ
َْ َ َ َ ْ ََُْ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ
makhluk. Maka tidak boleh seseorang )" ِ
meyakini bahwa Allâh ta’âlâ berubah sifat-
sifat-Nya, berubah kehendak-Nya,
.(
berganti ilmu-Nya atau muncul pada Allâh Maknanya: “Aku meminta kepada Allâh
kehendak baru terhadap sesuatu yang empat perkara, Allâh kabulkan untukku tiga
tidak dikehendaki-Nya pada azal. perkara dan tidak mengabulkan perkara yang
Sebagaimana juga tidak boleh diyakini satunya. Aku meminta kepada Allâh agar
bahwa muncul bagi Allâh ilmu baru tentang tidak menjadikan ummatku kafir seluruhnya,
sesuatu yang tidak diketahui-Nya pada maka Allâh mengabulkan itu untukku. Aku
azal. meminta kepada Allâh agar tidak
Jadi kehendak Allâh ta’âlâ tidak membinasakan ummatku dengan cara
berubah karena doanya orang yang dibinasakannya ummat-ummat sebelum
berdoa, sedekahnya orang yang mereka, maka Allâh memberikan itu
bersedekah atau nadzarnya orang yang kepadaku. Dan aku meminta Allâh agar tidak
bernadzar. Maka apa yang Allâh kehendaki memenangkan terhadap ummatku musuh
ada dan terjadi, pasti akan ada dan terjadi. dari luar mereka hingga ia menghabiskan
Dan apa yang tidak Allâh kehendaki ada ummatku, maka Allâh mengabulkan itu
atau terjadi, pasti tidak akan ada dan tidak untukku. Dan aku meminta kepada Allâh
akan terjadi, sebagaimana diriwayatkan agar tidak menjadikan keributan dan
oleh Abû Dâwûd dari Rasûlullâh shallallâhu peperangan di antara mereka, maka Allâh
‘alayhi wasallam. Jadi apa yang Allâh tidak mengabulkan itu untukku.” (H.R.
ketahui dan kehendaki pada azal akan ada, Abdur Rahmân ibn Abî Hâtim dari Abû
pasti akan ada dan apa yang Allâh ketahui Hurairah)
tidak akan ada, pasti tidak akan masuk Muslim meriwayatkan dari Tsauban
dalam keberadaan. hadîts ini dari Nabi bahwa ia
Di antara dalil yang menunjukkan hal itu bersabda:
adalah hadîts Nabi :
ََََ َْْ َ ْ ََ ً ََ ّْ َ ُ َْ َ "
ََََ ً ََ ْ َ ْ ََ ًَْ َ ّْ َ ُ َْ َ " ِ ِ ِ ِ ِ
ِ ّ ُ َ ُ َ ْ َ َ
ًَْ ُ
ِ ُ َ ْ ُ َ ْ َ ُ ُ ْ َِ َ ً َ َ ِِ : ِ ": ."ً َ ِ َ
ْ ِ ، ِ َ َ
ِ َ َ َ
َ ْ َُ ْ ُ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ ََ ." َ ُ ُ ِ ً َ ُ ْ َ ِ
ِ ِ ، ِ
ُ َُْ َ َ ،َِْ َ
َ
ْ َ ْ ََُْ َ َ ُ َ َ َْ Maknanya: “Aku meminta kepada Tuhanku
ِِ tiga perkara, maka Ia kabulkan dua perkara,

ْ َْ ْ ُ َ ْ َْ َ َ ْ ُ َ َْ dan tidak mengabulkan perkara yang


ِ ِ ِ ِ ِ satunya”, dalam salah satu riwayat hadîts
ini: “Allâh berkata kepadaku: Wahai
Muhammad, jika aku menetapkan sebuah

5
ketetapan maka itu tidak akan berubah atau maka maknanya adalah bahwa Allâh ta’âlâ
tertolak”. (H. R. Muslim) menghapus ayat al Qur’ân yang Ia
kehendaki dan menghilangkan hukumnya
Ini adalah dalil yang jelas bahwa Allâh
serta menghapusnya, dan Allâh
subhânahu wata’âlâ tidak berubah
menetapkan ayat yang Allâh kehendaki
kehendak-Nya karena doa orang yang
dari al Qur’ân, maka Ia tidak
berdoa, dan bahwa tidak akan terjadi
menghapusnya. Ayat ini tidak bermakna
kecuali apa yang Allâh taqdirkan dan Allâh
bahwa Allâh merubah kehendak-
kehendaki pada azal. Seandainya Allâh
merubah kehendak-Nya karena doa Nya karena doa, sedekah atau nadzar
seseorang, niscaya Allâh akan merubah seseorang, sebagaimana dipahami oleh
kehendak-Nya untuk hamba yang Ia kasihi; sebagian orang yang tidak berilmu.
al Mushthafâ . Inilah akidah para Makna:
penganut kebenaran, akidah Rasûlullâh,
akidah para sahabat dan orang-orang yang (٣٩ :‫)ا�ﺮﻋﺪ‬
datang setelah mereka dan mengikuti
mereka dengan baik.
Yakni keseluruhannya, yaitu ayat atau
Keyakinan bahwa kehendak Allâh hukum yang menghapus (an-Nâsikh) dan
berubah, ilmu-Nya berubah atau salah satu yang dihapus (al Mansûkh), kedua-duanya
di antara sifat-sifat-Nya berubah, ini ada di al-Lauh al Mahfûzh.
menyebabkan seseorang keluar dari Islâm
sebagaimana ditegaskan oleh al Imâm Abû
Hanîfah dan para ulama mulia lainnya. F. Tafsir Ayat (Q.S. ar-Rahmân: 29):
Orang yang meyakini keyakinan ini,
(٢٩ :‫)ا�ﺮﻤﺣﻦ‬
maka rusaklah akidahnya. Ia wajib
meyakini keyakinan yang benar dan
membaca dua kalimat syahadat agar Ayat ini tidak bermakna terjadinya
terbebas dari kekufuran. Kita memohon perubahan pada Dzât Allâh dan sifat-sifat-
kepada Allâh agar menyelamatkan kita dari Nya, melainkan perubahan itu terjadi pada
kekufuran. makhluk.
Rasûlullâh menafsirkan ayat
E. Tafsir Ayat (Q.S. Ar-Ra’d: 39): ini dengan sabdanya:
ًَْ َََُْ ًَْ ُ ْ ََ ًَْ ُ ْ َ
ِ ِ "
َ
(٣٩ :‫)ا�ﺮﻋﺪ‬
"َ ْ ِ َ ُ َ َ َ
“Allâh mengampuni dosa, menghilangkan
Sedangkan firman Allâh : kesulitan, mengangkat derajat sekelompok
orang dan merendahkan sekelompok yang
(٣٩ :‫)ا�ﺮﻋﺪ‬ lain”. (H.R. Ibnu Hibbân)

6
Senada dengan ini, perkataan Kesimpulan:
seseorang:
Jadi seseorang tidak boleh meyakini
َ َ َ َُ َ َ ْ ُ
." ُ َ َ ُ ِّ ِ " bahwa Allâh merubah kehendak-Nya di
malam Nishfu Sya’bân, sehingga karena
menurutnya Allâh merubah kehendak-
“Maha suci Allâh, Dzât yang merubah
Nya, maka pelaku maksiat berbalik menjadi
(keadaan makhluk-Nya) tanpa Ia berubah
taat, orang yang berperilaku buruk berbalik
(Dzât dan sifat-sifat-Nya).”
menjadi berperilaku baik, orang yang
Ini adalah perkataan yang bagus dan ditetapkan mati dalam keadaan kafir
indah, karena perubahan terjadi pada berubah menjadi mati dalam keadaan iman
makhluk, dan bukan pada Dzât Allâh dan dan orang yang kesulitan dalam hal rejeki
sifat-sifat-Nya. menjadi dimudahkan rejekinya, berlainan
dengan yang dikehendaki Allâh pada azal.
Sudah jelas bahwa Allâh merubah
keadaan-keadaan para hamba dari sakit ke Terakhir, selayaknya seseorang
sehat, dari rusak ke saleh, dari fakir menjadi bersegera melakukan kebaikan-kebaikan
kaya dan dari kaya menjadi fakir sesuai dengan penuh kesungguhan dan
dengan kehendak-Nya yang azali. Jadi menyambut malam-malam yang penuh
perubahan itu terjadi pada keadaan berkah, termasuk malam Nishfu Sya’bân,
makhluk, bukan pada kehendak Allâh dan dengan taubat yang sungguh-sungguh,
ilmu-Nya. agar ia selamat dan beruntung di hari
kiamat.
Jika seorang hamba berdoa kepada
Tuhannya agar menyembuhkannya lalu
Allâh mengabulkannya, maka itu artinya
doa hamba tersebut sesuai dengan Catatan:
kehendak Allâh. Dan jika Allâh tidak
mengabulkan doanya, maka itu artinya Saudaraku sesama muslim, hendaklah
Allâh tidak menghendaki baginya Anda mempelajari urusan agama ini
kesembuhan. Dalam dua keadaan ini, kepada para guru yang tepercaya secara
seorang mukmin tetap mendapatkan talaqqi (belajar langsung). Jangan
faedah dari doanya kepada Tuhannya, baik membahayakan diri dengan membaca atau
disertai manfaat yang diperoleh dengan menelaah sendiri buku-buku atau situs-
kesembuhan atau tidak disertai dengan situs di internet. Hati-hati dan jauhilah
manfaat kesembuhan, karena pahala doa setiap kalimat atau perkataan yang berisi
telah dicatat untuknya. penisbatan sifat berubah terhadap Dzât
Allâh atau salah satu sifat-Nya.
***

7
DOA NISHFU SYA’BAN
َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َُُْ َ ُْ َ َ َ َ ُ َ ُ ُ َ ُ
ِ ،
ُ َ ََ ُْ َ َ ُ َ َ ُ ُْ َ ُ َ َ ُْ ُ َ ْ ُ َ ُ َ َ ُ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ّ َ ْ َ َ َ ْ َ
َ َ ْ َ ُ ْ ِ َ َ َ َ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ ُ َ َ َ ُ ْ ُ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ،ِ َ ْ َ ْ ْ َ ََ َْ َْ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ّ َ َ ، َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ ُْ َ َ ْ َ ّ َ َ ْ ُ َ َ ْ ْ َ َ َ ،ُ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ََ ّ َ َ ُْ َ َْ َ ْ ْ ّ ََْ َََ َ َ ْ َ ْ ْ َْ َ ْ
ِ ،َِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ،ِ ِ ِ ِ
ً َ َ ، َْ ْ َ ّ ََ َ ْ ُ َ َُ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َْ َ َ َ ّ َ
ِ ِِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ
َ ْ ِْ ُ ْ َ ْ َُ َ ْ ْ ُ ْ َ ِ ََ َ ُْ ِ َ ْ ِ ِ َ ْ َ َ ْ ِ َ َُ ُ ْ َ ً َ ِ َ ً َ ِ َ
ِ ِ ِ
ْ
َ َ َ َ ََْ َ ْ َ ْ َ
َ َ ِ َ ْ ِ َ ُ َ ْ ِ ْ ُ ْ َ ْ َْ
ْ َْ َ ُ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ً َ َ َُ َ ّ َ َ ّ َ َ َ َ ْ َ َْ َ ْ ِ َ ِ ْ َ ََِْْ ْ ُ َ
ٍ ِِ ِ ، ِ ِ ِ
ً َْ َْ ْ ِ َ َ ُ ُ ْ َ َ ،َ ْ ِ ِ َ ِ َ َ َ
َ ِ ِ ْ ِ ِ َ ْ َ َُُ ْ َ
ِ ِ ِ ِ ِ
ّ َ َُْْ َ َ ْ ُ ْ
َ َ َْ َ ْ ُ ّ َ َُ َ َ ّ َ َّ ْ َ َ َ ََ ً َ ْ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ َ ََ َْ َ َْ َ َ َ ْ ْ َ َ ُ ْ ََ َْ َ َْ
ِِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ َِ ِ ِ ، ِ
ََ َ َ َ َ ََ ُ ْ ُ َ َ َ ْ ُ ََ ْ َ َ َ ْ ُ ََ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ََ َ َُ َ ّ َ ََ ُ َ َ ،ْ َ
. َ َ ِِ َ َ ِِ َ ٍ ِِ ٍ ِ ِ

Diterbitkan oleh: YAYASAN SYAHAMAH


Jl. Buaran I No. 1 RT. 005 RW. 012, Klender Duren Sawit
Jakarta Timur 13470 Telp. 021 8607431 - Email. official@syahamah.com

Anda mungkin juga menyukai