Anda di halaman 1dari 8

PERLAWANAN

RAKYAT
MAKASSAR
Anggota:
1. Andi Muhammad Adlyn
2. Muhammad Ghian Rahman
3. Prama Kaisar Suryadana
TOKOH - TOKOH

Sultan
Hasanuddin Aru Palakka

Sultan Gowa ke 16 Raja Bone


Nama Asli : Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Kelahiran : 15 September 1634 Lamatta,
Mattawang Karaeng Bonto Mangape Mario Riwawo, Soppeng, Kesultanan
Kelahiran : Gowa, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631, Bone
Wafat : Gowa, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39
Wafat : 6 April 1696 (umur 61)
tahun
Bontoala, Makassar
Julukan : Ayam Jantan dari Timur
LATAR BELAKANG

Perlawanan rakyat Makassar terhadap VOC terjadi


pada tahun 1654-1655 yang dipimpin oleh Sultan
Hasanuddin. Pada pertengahan abad ke-17, Kerajaan
Makassar menjadi pesaing berat bagi VOC terutama
dalam bidang pelayaran dan perdagangan di wilayah
Indonesia Timur.

Persaingan dagang tersebut terasa semakin berat untuk VOC, sehingga


VOC merancang siasat dengan berpura-pura ingin membangun
hubungan baik dan saling menguntungkan dengan Kerajaan Makassar.
Upaya VOC yang sepertinya terlihat baik ini disambut baik oleh Raja
Gowa dan kemudian VOC diberikan izin untuk berdagang secara bebas.
LATAR BELAKANG

Latar Belakang perlawanan Makassar:


1) Belanda menganggap Makasar sebagai pelabuhan
gelap;
2) Belanda mengadakan blokade terhadap Makasar;
3) Hitu dan kambelo meminta bantuan Makasar;
4) Aru Palaka dimanfaatkan oleh Belanda;
5) Sultan Hasanudin menolak monpoli perdagangan
oleh belanda;

Sebab Umum dan Khusus


Berikut ini terdapat beberapa sebab umum dan khusus VOC ingin menguasai Makassar, terdiri ata
1.Belanda menganggap Makasar sebagai pelabuhan
2.Belanda mengadakan blokade ekonomi terhadap
3.Sultan Hasanuddin menolak monopoli perdagangan Belanda di
GAMBARAN PERISTIWA
Pertempuran 1 Devide et impera Pertempuran ke 3 Kekalahan Gowa
(1633) dan 2 (1654) (politik adu domba) (1666-1667) (1667)

VOC dibawah JC Speelman membawa sekitar Peperangan berlangsung seru dan


Pertempuran pertama VOC memanfaatkan konflik
1900 prajurit dan 21 armada kapal perang cukuplama, tetapi pada saat itu
dan kedua diawali dengan yang sedang terjadi antara menyerbu Makasar dengan dibantu oleh Kota Makassar masih dapat
upaya VOC memblokade Kerajaa Gowa dan Bone pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan Pasukan
dipertahankan oleh Sultan
Kapten Yonker dari Ambon. Pasukan
pelabuhan penting di dengan menghasut Raja Hasanudin. Sampai pada akhirnya,
angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh
Sultan Hasanudin terdesak dan
Somba Opu, namun Bone Arung Palakka untuk Speelman, menyerang pelabuhan Makasar
dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka dipaksa untuk menandatangani
tindakan VOC ini bersekutu menjatuhkan mendarat di Bonthain dan berhasil perjanjian perdamaian di Desa
mengalami kegagalan Kerajaan Gowa mendorong suku Bugis agar melakukan Bongaya pada tahun 1667.
pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin Perlawanan rakyat Makasar pun
serta melakukan penyerbuan ke Makasar
akhirnya mengalami kegagalan.

Perjanjian Bongaya ternyata tidak berlangsung lama, Pada awal 1668 Sultan Hasanuddin membatalkan perjanjian Bongaya
yang sangat merugikan Gowa-Tallo dan Sultan Hasanuddin kembali memimpin peperangan dengan Belanda. Awalnya
Belanda merasa kewalahan. Namun dengan senjata lengkap, mereka dapat memukul mundur Sultan Hasanuddin. Pada
1669, Arung Palaka menyerang benteng Somba Opu dengan kekuatan sekitar 7.000-8.000 pasukan. Arung Palaka dapat
menaklukan benteng Somba Opu dan Sultan Hasanudin beserta pasukannya melarikan diri hingga meninggal pada tahun
1670.
Isi Perjanjian Bongaya

Berikut dibawah ini isi dari perjanjian bongaya, yaitu sebagai berikut:
1. VOC menguasai monopoli perdagangan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara
2. Makasar harus melepas seluruh daerah bawahannya, seperti Sopeng, Luwu, Wajo, dan
Bone
3. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone
4. Makassar harus menyerahkan seluruh benteng-bentengnya
5. Kerajaan Makasar diperkecil, hanya meliputi Gowa
6. Semua Bangsa Asing di usir dari Makasar, kecuali VOC
7. Makasar harus membayar biaya perang
Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan rakyat Makassar terhadap Belanda
tetap diteruskan oleh putra Sultan Hasannudin yaitu Mapasomba.
Untuk menghadapi perlawanan rakyat Makassar, Belanda mengerahkan pasukannya
secara besar-besaran dan pada akhirnya Belanda berhasil menghancurkan Makassar dan
menguasai wilayah kerajaan tersebut sepenuhnya.
HASIL AKHIR
Perlawanan rakyat Makassar akhirnya
mengalami kegagalan. Salah satu
faktor penyebab kegagalan rakyat
Makassar adalah keberhasilan politik
adu domba Belanda terhadap Sultan
Hasanudin dengan Aru Palaka yang
merupakan Raja Kerajaan Bone.
Pada akhir peperangan, Sultan
Hasanuddin dipaksa menandatangani
perjanjian Bongaya pada tahun 1667
yang isinya sangat merugikan pihak
Makassar.
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai