MODUL PERKULIAHAN
CORPORATE
REPUTATION
MANAGEMEN
T
PO42120005
Modul ke- 4: Pendekatan Dalam
Mengelola Reputasi
Abstract Kompetensi
Pokok Bahasan 4 Mahasiswa Mampu memahami dan
Pendekatan dalam mengelola menjelaskan tentang pendekatan
reputasi dalam organisasi a) Definisi pengelolaan reputasi mulai dari a)
strategi b) Aliran perencanaan Definisi Strategi, b) Aliran Perencanaan
komunikasi c) Elemen Pr dalam Komunikasi, c) Elemen PR dalam
pendekatan PR pada pengelolaan Pendekatan PR pada Pengelolaan
reputasi d) Toolkit reputasi online Reputasi, d) Toolkit reputasi online dan
dan offline offline
04
Ilmu Komunikasi Public Relations P042120005 SYERLI HARYATI, SS, M.IKOM
PENDEKATAN DALAM MENGELOLA
REPUTASI ORGANISASI
Latar Belakang
Reputasi bermula dari serangkaian tindakan dan segala sesuatu yang dihasilkan
seseorang atau sebuah organisasi yang kehadiran dan/atau wujudnya dapat
dirasakan oleh masyarakat atau para pemangku kepentingan (Stakeholder).
Organisasi semakin menyadari bahwa reputasi merupakan satu hal yang amat
penting (matters) yang akan memberikan manfaat nyata dan langsung bagi
organisasi (tangible benefit) maupun secara tidak langsung atau tidak nampak
(intangible benefit). Reputasi adalah asset atau kekayaan yang tidak berwujud
secara kasat mata namun sangat berharga (most valuable).
7. Organisasi yang memiliki reputasi yang baik, lebih banyak diminati calon tenaga
kerja yang potensial dan terbaik.
10. Reputasi berkammpuan memberikan ilia tambah ekonomis dari kekayaan atau
nilai asset yang sesungguhnya dimiliki.
Gambar Stakeholder Model diambil dari buku Corporate Reputation and Competitiveness
hal 59
Bila organisasi lebih banyak menyibukkan diri pada pencarian strategi dan
kompetensi persaingan, reputasi akan langsung menjadi korban krisis bila ada ‘salah
tingkah manajemen’ (management misconduct), seperti ‘krisis konfrontasi’
(confrontation crisis) menghadapi kekuatan-kekuatan aktivisme sosial. Sebaliknya,
bila reputasi yang bersifat kompleks dibina secara seksama, krisis-krisis yang
bersifat sektoral dapat dihindarkan, karena reputasi pada dasarnya adalah ‘aset non-
fisik sangat berharga dari perusahaan yang mempengaruhi nilai dan keuntungan
perusahaan jangka panjang … yang mudah hancur’ (valuable intangible asset that
affects the long-term value and profitability … it is highly perishable) (Lerbinger,
1997: 6).
(2) Reputasi kokoh’ (strong reputation) punya tiga jenis manfaat strategis dan
tujuan yang dapat disimak dan dibedakan berdasarkan hasil penelitian empiris;
(3) Pada dasarnya ada enam faktor kunci yang dapat menjadi pemupuk
reputasi. Faktor-faktor kunci pemupuk reputasi ini dapat tampil dengan bobot yang
berbeda-beda menurut negara, jenis industri dalam suatu negara, dan teristimewa
tujuan strategisnya.
Tiga manfaat strategis dan tujuan dari sebuah reputasi positif korporasi yang
kokoh kuat berkaitan dengan kehangatan hubungan dan komitmen, yang
diterjemahkan menjadi tiga hal berikut: (a) Dalam persaingan antar produk-produk
sejenis dan tingkat kualitas yang mirip, reputasi korporasi memberikan preferensi
untuk membangun hubungan bisnis; (b) Bila perusahaan menghadapi situasi
kontroversial, reputasi mampu menarik dukungan; dan (c) Di pasar uang, reputasi
merupakan “nilai perusahaan” (company’s value). Bila produk dan layanan jasa
sangat ketat bersaing baik dalam harga maupun kualitas, maka perusahaan yang
memiliki reputasi lebih kokoh kuat memberikan petunjuk apa yang sebaiknya dibeli
pelanggan.
(c) Orientasi pada pelanggan (customer focus), termasuk kualitas unggul atau nilai
yang sepadan harga, punya komitmen pada pelanggan, dan citra yang jernih dan
jelas
(e) Budaya organisasi (corporate culture), meliputi standar etika yang tinggi,
tanggung jawab sosial, dan karyawan yang berkualitas
(f) Komunikasi (communications) termasuk iklan yang efektif dan sponsor peristiwa-
peristiwa penting
Manajemen Reputasi
Memahami manajemen reputasi bisa dimulai dengan menggali makna dari dua kata
yaitu manajemen dan reputasi. Manajemen dalam pengertian sederhana adalah
proses mengolah segala sumber daya esensial organisasi untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
serta pengendalian atau evaluasi. Sedangkan reputasi adalah nama baik yang
timbul karena penilaian, kepercayaan dan pandangan umum secara meluas bahwa
seseorang atau organisasi memiliki kualitas, karakter yang kuat dan kemampuan
tertentu yang terlihat, teruji, serta dapat dirasakan masyarakat atau para pemangku
kepentingan (stakeholder). Jadi, manajemen reputasi adalah proses mengolah
sumber daya yang dimiliki seseorang atau organisasi untuk mewujudkan
terbentuknya nama baik dirinya secara efektif dan efisien.
Berikut beberapa pengertian dari manajemen Reputasi yang dikemukakan para ahli:
1. Watson & Kitchen (2009), Manajemen reputasi sebagai suatu pedoman atau
paradigm baru yang menuntun sepak terjang organisasi agar terpelihara dari
kemungkinan hilang/hancurnya reputasi. Reputasi organisasi sangat bergantung
pada perilaku yang ditunjukkan oleh organisasi sebagai warga negara dan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat di mana organisasi beroperasi yang
berkaitan dengan segala kebijakan dan aksinya.
Corporate Reputation Management
2021
10 Modul 4 Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
Syerli Haryati, SS, M.IKom http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Jackson (2004), menjelaskan manajemen reputasi sebagai paradigm baru
manajemen yang mengetengahkan dan mengkomunikasikan nilai2 yang mencakup
hak asasi manusia, tanggung jawab perusahaan, kredibilitas dan karakter.
Manajemen reputasi berkaitan dengan pengelolaan hubungan organisasi dengan
stakeholdernya (pemangku kepentingan) yang dilandasi sikap saling menghormati,
percaya, menghargai martabat dan bertautnya kasih sayang.
Menurut Rovik, ada tiga hal yang terkandung dalam pengertian manajemen reputasi
tersebut yaitu ukuran2 reputasional, strategi komunikasi dan tindakan-tindakan yang
ditampilkan (profiling actions) yang tergabung secara terpadu dalam kegiatan2
operasional umum organisasi.
Kedalaman konsep reputasi ini tercermin dari keharusan sebuah institusi mengelola
diri sebaik-baiknya untuk mampu menjawab pertanyaan penting dana mat mendasar
yaitu:
3. Apa saja umpan balik dari stakeholder yang diharapkan dan bernilai
2. Perencanaan Strategis
Pada dasarnya melihat lingkungan internal & eksternal organisasi sehingga
bisa diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada organisasi.
Data untuk menyusun perencanaan strategis mengacu pada visi dan misi organisasi
dan juga hasil pemantauan terhadap media massa.
3. Stakeholder Relations
Pada dasarnya menyusun rencana komunikasi dan relasi dalam konteks PR
umumnya dan media relations khususnya, berdasarkan hasil analisis dan jaringan
dan relasi diantara stakeholder.
5. Pemantauan Media
Pada dasarnya kegiatan ini berupaya untuk memantau berita yang dilaporkan
oleh media massa, khususnya terkait dengan pemberitaan yang positif dan negative
bagi organisasi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam upaya memantau media adalah:
a. Tabulasi setiap berita
b. Menelaah berita tersebut untuk menentukan apakah organisasi diberitakan positif
atau negative
c. Menilai apakah berita tersebut memuat pesan yang ingin disampaikan organiasi
d. Mengidentifikasi pesan tentang organisasi yang disiarkan media
e. Menilai isu tertentu yang menjadi perhatian media
f. Menilai bagaimana reaksi stakeholderterhadap berita yang disiarkan media.
6. Materi Komunikasi
Merupakan pesan yang disampaikan pada media atau publik organisasi.
Pesan tersebut dibuat dalam bentuk brosur, leaflet, website, media internal
(newsletter atau majalah in-house), teks pidato pimpinan atau materi presentasi.
7. Media Relations
Menjalin hubungan yang baik dengan media massa akan membantu
meningkatkan reputasi organisasi, sebaliknya reputasi organisasiakan membuat
media tertarik untuk menginformasikan organisasi karena publik pun ingin
mengetahui apa yang terjadi pada organisasi yang baik reputasinya. Media relations
yang baik akan menjadi sarana untuk menjaga dan meningkatkan reputasi
organisasi karena media massa yang memiliki hubungan erat dengan organisasi
akan memberitakan hal yang positif dari organisasi.
8. Government Relation
1. Tahap Perencanaan
1. Programming. Fungsi ini antara lain mencakup analisis masalah dan peluang
menentukan goals dan publik ( kelompok orang yang dukungan dan pemahamannya
diperlukan organisasi) serta merekomendasi dan merencanakan kegiatan, termasuk
di dalamnya pembuatan anggaran, penjadwalan, pembagian dan pendelegasian
tugas.
3. Writing dan Editing. Sejalan dengan sasaran kegiatan PR, yakni mencapai publik
yang amat besar, alat penting yang digunakannya adalah melalui barang-barang
cetakan. Banyak ragam barang cetakan yang digunakan dalam kegiatan PR seperti
laporan tahunan, booklets, media releases, newsletter, buletin, dll. Tulisan yang jelas
dan masuk akal sangat penting artinya bagi keefektifan kerja praktisi PR. Sebagian
besar pekerjaan PR berkaitan dengan penulisan dan penyuntingan.
4. Information. Membangun sistem informasi yang baik merupakan salah satu cara
menyebarkan informasi secara efektif kepada publik. Ini biasanya berkaitan dengan
usaha pengenalan cara kerja berbagai media atau saluran komunikasi yang ada
termasuk di dalammnya surat kabar, media elektronik, radio dan televisi serta
multimedia.
Corporate Reputation Management
2021
20 Modul 4 Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
Syerli Haryati, SS, M.IKom http://pbael.mercubuana.ac.id/
5. Production. Fungsi ini berkaitan dengan kegiatan produksi media komunikasi yang
digunakan dalam penyebaran pesan-pesan yang dirancang praktisi PR. Untuk itu
praktisi PR harus memiliki pengetahuan tentang tata letak, tipografi, fotografi dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan produksi media komunikasi yang digunakan
dalam kegiatan PR.
Jadi jelaslah bahwa PR bukan sekedar fungsi teknis tetapi merupakan fungsi
manajerial yang bertanggungjawab atas terselenggaranya suatu hubungan yang
signifikan antara organisasi dengan publik (stakeholder) nya. PR adalah sebuah
fungsi strategik di tingkat korporasi. PR adalah jembatan, pembangun dan
pemelihara harmoni antara organisasi dan lingkungannya. Dengan harmoni, saling
pengertian yang lebih baik antara organisasi dengan publiknya, citra positif
organisasi diharapkan terbentuk dan menguat. PR memiliki visi membangun dan
memelihara citra organisasi sebagai korporasi yang berhasil, baik secara ekonomi
maupun sosial. Karena korporasi yang berhasil, diterima masyarakat sebagai bagian
dari aset mereka, aset suatu bangsa/negara.
Argenti, Paul A. (2010). Komunikasi Korporat, Edisi ke-5, Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika.