Laporan Akhir Pkpa Apotek
Laporan Akhir Pkpa Apotek
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Praktik Kerja Profesi Apoteker pada
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Jenderal Achmad Yani
Oktober 2020
Disetujui Oleh:
Mengetahui:
Oktober 2020
Disetujui Oleh:
Oktober 2020
Disetujui Oleh:
Mengetahui:
Prof. Dr. apt. Afifah B. Sutjiatmo, M.S Dr. apt. Sri Wahyuningsih, M.Si
NID. 412162949 NID. 412148957
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma Katapang.
Pelaksanaan PKPA merupakan salah satu persyaratan bagi mahasiswa Program
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani untuk
mengikuti ujian. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan serta laporan ini tidak dapat
diselesaikan tanpa bantuan, bimbingan serta kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Apotek Kimia Farma Katapang sebagai Instansi tempat dilaksanakannya
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA).
2. Ibu Prof. Dr. apt. Afifah B. Sutjiatmo, M.S. selaku Dekan Fakultas Farmasi,
Universitas Jenderal Achmad Yani.
3. Ibu Dr. apt. Sri Wahyuningsih, M.Si. selaku ketua Program Studi Profesi
Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Ibu Dra. apt. Ambarsundari, M.M. selaku Koordinator PKPA Apotek Program
Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Ahmad Yani.
5. Ibu apt. Rina Anugerah, M.Si. selaku pembimbing PKPA Apotek atas
bimbingan, petunjuk dan arahan yang telah diberikan selama penyusunan
laporan ini.
6. Ibu apt. Dhea Yolanda Setiarani, S.Farm. selaku pembimbing dari Apotek
Kimia Farma Katapang.
7. Seluruh karyawan Apotek Kimia Farma Katapang yang telah berbagi ilmu,
pengalaman, dan bantuan selama pelaksanaan PKPA.
8. Segenap staf pengajar dan karyawan Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas
Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani.
9. Kedua orang tua dan keluarga tercinta, yang terus memberikan motivasi, do’a,
kasih sayang, serta dukungan baik moril maupun materi.
Akhir kata, semoga Allah SWT. selalu melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-
Nya kepada kita semua dan semoga buku laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan dapat menambah wawasan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di
masa mendatang.
Penutup
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..…………………………………………................. i
DAFTAR ISI..…………………………………………………………….... ii
DAFTAR TABEL..………………………………………………………... iii
DAFTAR GAMBAR..……………………………………………………... iv
DAFTAR LAMPIRAN..………………………………………………….... v
BAB I PENDAHULUAN..………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang..……………………………………………….. 1
1.2 Tujuan.………………………………………………………… 2
1.3 Penatalaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker……………... 2
BAB II PELAKSANAAN PKPA…….………………………………….. 3
2.1 Tinjauan Umum Apotek Kimia Farma Katapang……….…….. 3
2.1.1 Apotek Kimia Farma Katapang ………………………… 3
2.1.2 Tata Letak Apotek Kimia Farma Katapang …………….. 3
2.1.3 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma Katapang……. 4
2.2 Pelaksanaan PKPA….………….…………………………….... 5
2.2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi………………………... 5
2.2.2 Pelayanan Farmasi Klinik……………………………….. 11
2.3 Pengelolaan Obat Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi………………………………………………………... 15
BAB III TUGAS KHUSUS………………………………………………... 17
3.1 Pendahuluan…………………………………………………… 17
3.1.1 Latar Belakang …………………………………………. 17
3.1.2 Rumusan Masalah………………………………………. 18
3.1.3 Tujuan…………………………………………………... 18
3.1.4 Manfaat…………………………………………………. 18
3.2 Tinjauan Pustaka……………………………………………..... 19
3.2.1 Pelayanan Kefarmasian di Apotek ……………………... 19
3.2.2 Sarana, Prasarana, dan Peralatan Apotek……………….. 19
3.2.3 Kepuasan Pasien………………………………………… 20
3.3 Metodologi…………………………………………………….. 21
3.3.1 Lokasi dan Waktu………………………………………. 21
3.3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling……………….. 21
3.4 Hasil dan Pembahasan………………………………………… 22
3.5 Kesimpulan…………………………………………………….. 24
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 25
4.1 Kesimpulan…………...………………………………………… 25
4.2 Saran………………...………………………………………….. 25
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... 26
LAMPIRAN………………………………………………………………... 27
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
III.1. Kriteria Tingkat Kepuasan Pasien…………… ……..……………… 22
III.2. Karakteristik Jenis Kelamin Pasien…………………………………. 23
III.3. Karakteristik Usia Pasien…...……………………………………….. 23
III.4. Karakteristik Pembelian Obat Pasien…….………………………….. 23
III.5. Data Kuisoner Pasien………………………………………………... 23
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
II.1 Bangunan Apotek Kimia Farma Katapang....................................... 27
II.2 Lokasi Apotek Kimia Farma Katapang ........................................... 28
II.3 Denah Tataletak Apotek Kimia Farma Katapang............................. 29
II.4 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma Katapang........................ 30
II.5 Alur Pengadaan Perbekalan Sediaan Farmasi.................................. 31
II.6 Alur Penerimaan Barang Apotek Kimia Farma Katapang............... 32
II.7 Alur Pelayanan Resep....................................................................... 33
II.8 Alur Pelayanan Swamedikasi........................................................... 34
II.9 Surat Pesanan Pengadaan Rutin........................................................ 35
II.10 Surat Pesanan Narkotika................................................................... 36
II.11 Surat Pesanan Psikotropika............................................................... 36
II.12 Surat Pesanan Prekursor Farmasi..................................................... 37
II.13 Surat Pesanan OOT........................................................................... 38
II.14 Surat penolakan dari PBF................................................................. 38
II.15 Kartu Stok......................................................................................... 39
II.16 Laporan Ikhtisar Pendapatan Harian................................................. 40
II.17 Bukti Setoran Kas............................................................................. 41
II.18 Pelaporan SIPNAP............................................................................ 41
II.19 Formulir UPDS................................................................................. 42
II.20 Copy Resep....................................................................................... 42
II.21 Etiket Obat Luar................................................................................ 42
II.22 Etiket Obat Dalam............................................................................ 42
III.23 Kuisoner............................................................................................ 43
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 BANGUNAN APOTEK KIMIA FARMA KATAPANG................... 27
2 LOKASI APOTEK KIMIA FARMA KATAPANG........................... 28
3 TATA LETAK APOTEK KIMIA FARMA KATAPANG................. 29
4 STRUKTUR ORGANISASI APOTEK KIMIA FARMA
KATAPANG........................................................................................ 30
5 ALUR PENGADAAN BARANG APOTEK KIMIA FARMA
KATAPANG........................................................................................ 31
6 ALUR PENERIMAAN BARANG APOTEK KIMIA FARMA
KATAPANG........................................................................................ 32
7 ALUR PELAYANAN RESEP............................................................ 33
8 ALUR PELAYANAN SWAMEDIKASI............................................ 34
9 SURAT PESANAN............................................................................. 35
10 KARTU STOK.................................................................................... 39
11 LAPORAN........................................................................................... 40
12 FARMASI KLINIK............................................................................. 42
13 KUISONER......................................................................................... 43
v
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu selain memerlukan pengetahuan teoritis mengenai hal-hal terkait
praktik kefarmasian, juga perlu melakukan praktik langsung ke dunia kerja. Praktik
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma Katapang diharapkan
dapat memberikan pemahaman yang lebih kepada calon Apoteker tentang peran,
fungsi, posisi dan tanggung jawab Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di
Apotek.
1.2 Tujuan
Praktik kerja profesi apoteker (PKPA) bertujuan:
1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker akan peran, fungsi dan tanggung
jawab apoteker dalam praktik kefarmasian di apotek.
2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di apotek.
3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan mempelajari
strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan praktik farmasi komunitas di apotek.
4. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga
farmasi yang profesional.
1
5. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di
Apotek.
2
BAB II
PELAKSANAAN PKPA
3
Charger Handphone sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pasien. Ruang
Tunggu berada di bagian samping penyimpanan obat ethical.
vii). Toilet
Toilet dilengkapi wastafel dan kaca besar terletak dibagian belakang Apotek Kimia
Farma Katapang. Tata letak Apotek Kimia Farma Katapang tertera pada Lampiran
3. Gambar II.3
Semua kegiatan apotek dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasiaan, Apoteker dan
tenaga teknis kefarmasian wajib memiliki surat izin praktik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4
2.2 Pelaksanaan PKPA
2.2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Apoteker bertanggung jawab terhadap Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai di apotek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, serta memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya.
i). Perencanaan
Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP (Bahan Medis Habis
Pakai) merupakan tahap awal untuk menetapkan jenis serta jumlah sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan BMHP yang sesuai dengan kebutuhan, dengan tujuan
mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah perbekalaan farmasi yang mendekati
kebutuhan. Tujuan lainnya adalah menjamin ketersediaan sediaan farmasi alat
kesehatan dan BMHP, menjamin stok tidak berlebihan. Perencanaan pengadaan
sediaan farmasi di Apotek Kimia Farma Katapang didasarkan pada:
a. Analisis Pareto
Analisis pareto yaitu analisis yang dilakukan dengan melihat penjualan pada
periode waktu yang telah terjadi digunakan untuk perencanaan pengadaan
barang selanjutnya. Pareto berisi daftar barang yang terjual yang memberikan
kontribusi terhadap omset, yang disusun berurutan berdasarkan nilai jual dari
yang tertinggi sampai terendah, dan disertai jumlah atau kuantitas barang
yang terjual. Perencanaan dengan metode analisa pareto diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Pareto A yaitu 15-20% dari jumlah barang yang berkontribusi sebesar
80% dari nilai omset.
2. Pareto B yaitu 20-25% dari jumlah barang yang berkontribusi sebesar 15%
dari nilai omset.
3. Pareto C yaitu 50-60% dari jumlah barang yang berkontribusi sebesar 5%
dari nilai omset
Keuntungan perencanaan berdasarkan analisis ini antara lain persediaan
barang terjaga sehingga tidak terjadi stock out maupun over stock dan risiko
barang rusak, hilang, ataupun kadaluwarsa rendah.
b. Data Histori
Merupakan data lampau atau data penjualan 3 bulan terakhir, dengan melihat
data tersebut maka akan diketahui barang apa yang cepat habis atau laku
terjual.
ii). Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, melalui pembelian. Untuk menjamin kualitas
pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) harus melalui jalur resmi.
5
Pengadaan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma dilakukan menggunakan
sistem Distribution Center (DC) dimana semua pengadaan dan pemesanan
dilakukan oleh bagian pengadaan (berpusat pada Bussines Manager) melalui
pemesanan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) resmi yang menjalin Ikatan
Kerja Sama (IKS) dengan Apotek Kimia Farma. Tujuan dari pengadaan barang
adalah untuk memenuhi kebutuhan barang di apotek dan meminimalisir terjadinya
penolakan resep atau obat. Alur pengadaan di Apotek Kimia Farma Katapang
tertera pada Lampiran 5 Gambar II.5. Pengadaan di Apotek Kimia Farma Katapang
perbekalan farmasi dilakukan melalui pengadaan rutin dan pengadaan non rutin,
yaitu:
a. Pengadaan Rutin
Pengadaan barang rutin di apotek Kimia Farma Katapang dilakukan dengan
sistem Forecast (Min-Max). Sistem Min Max merupakan suatu sistem dimana
obat akan otomatis dipesan jika sudah melewati batas minimal. Bagian
pengadaan BM akan menjalankan sistem forecast dan secara otomatis sistem
akan memunculkan data kebutuhan obat yang kemudian diolah. Pada saat ini
pengadaan di Kimia Farma Katapang didasarkan pada pada pareto A yang
dicatat pada sistem POS. Untuk perhitungan jumlah yang akan disediakan
didasarkan pada metode Forcesting/Min-Max: Jumlah total pembelian 3
bulan sebelumnya + Buffer + MQD. Selanjutnya BM akan mengeluarkan PO
Prosesing Order/ Daftar Kebutuhan Barang (DKB) selanjutnya PO DKB ini
akan di kirimkan ke PBF secara online via email. Surat Pesanan dibuat secara
otomatis oleh sistem. Surat Pesanan dikeluarkan oleh apotek dicap dan
ditandatangani oleh apoteker penanggung jawab. Surat pesanan pengadaan
rutin tertera pada Lampiran 9 Gambar II.9.
Terdapat 2 jenis SP terdiri dari Surat Pesanan umum (OTC, alkes, dan
BMHP) dan Surat Pesanan khusus (Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan
Obat-Obat Tertentu). Semua SP ditandatangani oleh apoteker.
6
PBF melalui telepon kemudian membuat SP barang langsung ke PBF yang
bersangkutan yang ditandatangani oleh APA.
3. Pengadaan Mendesak
Pengadaan mendesak merupakan pengadaan yang sifatnya sangat
mendesak, tetapi stok barang tersebut tidak ada di semua Apotek Kimia
Farma dan tidak bisa melakukan pengadaan cito sehingga mengharuskan
membeli barang ke apotek lain selain Apotek Kimia Farma. Apotek Kimia
Farma Katapang akan membuat bon peminjaman yang merupakan
permintaan obat dan perbekalan farmasi lainnya ke Apotek Kimia Farma
lainnya atau dikenal dengan sistem dropping. Namun, jika barang tidak ada
di Apotek Kimia Farma lainnya, maka dilakukan pengadaan mendesak
dengan cara membeli barang ke apotek lain selain Apotek Kimia Farma.
4. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerjasama antara apotek dengan suatu
perusahaan pemilik produk atau distributor yang ingin menitipkan produk
yang sedang dipromosikan di apotek. Produk-produk pengadaan konsinyasi
yang terdapat di Apotek Kimia Farma Katapang antara lain alat kesehatan
dan suplemen kesehatan. Contoh food supplement seperti Nutrimax,
Wellness, Sea Quill
5. Auto Spreading
Auto spreading merupakan barang-barang yang bersifat pasif disuatu
apotek kemudian disebar ke apotek lain yang kemungkinan bisa mengubah
barang menjadi bersifat aktif dalam penjualan.
iii). Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga yang tertera dalam surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima.
Penerimaan dan pemeriksaan merupakan salah satu kegiatan pengadaan agar obat
yang diterima sesuai dengan jenis, jumlah, dan mutunya berdasarkan Faktur
Pembelian, Surat Permintaan, dan barang yang dikirim. Penerimaan sediaan
farmasi di Apotek harus dilakukan oleh Apoteker. Bila Apoteker berhalangan hadir,
penerimaan sediaan farmasi dapat didelegasikan kepada Tenaga Kefarmasian.
Apabila barang yang datang sudah sesuai dengan faktur, maka petugas akan
memberikan tanda terima barang berupa cap apotek dan paraf petugas serta diberi
nomor urut penerimaan dan dicatat di buku penerimaan barang. Faktur yang asli
dikembalikan kepada PBF yang akan digunakan sebagai bukti penagihan,
sedangkan dua lembar salinan faktur disimpan di apotek untuk keperluan
administrasi yaitu satu lembar salinan dikirimkan ke BM sebagai bukti pembelian
7
dan satu lembar lainnya disimpan sebagai arsip apotek.
Jika barang tidak sesuai dengan SP atau ada kerusakan fisik, maka bagian
pembelian akan membuat nota pengembalian barang yang sesuai. Kemudian akan
dilakukan entry barang-barang pada sistem komputer sesuai faktur yang ada. Jika
ada barang yang tidak dapat dipenuhui maka PBF harus membuat surat penolakan
pesanan. Alur Penerimaan Barang Apotek Kimia Farma Katapang tertera pada
Lampiran 6, Gambar. II.6 dan Surat penolakan dari PBF tertera pada Lampiran 9,
Gambar II.14.
iv). Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu sediaan farmasi. Tujuan
penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari
penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, serta
memudahkan pencarian dan pengawasan.
b. Obat Keras
Obat keras disimpan didalam ruang peracikan dan dibagi dalam beberapa rak
obat. Setiap rak penyimpanan diberi label warna yang berbeda untuk
mempermudah dalam pencarian dan penyiapan obat. Penyimpanan Obat
keras dibedakan berdasarkan bentuk sediaannya. Untuk bentuk sediaan tablet
dan kapsul disusun berdasarkan kelas terapi. Kelas terapi dikelompokkan
berdasarkan aktivitas farmakologinya (ISPA, antihistamin, DM, Cardio,
Anagesik, Antiasma, Hormon, Antibiotik, dll). Untuk bentuk sediaan liquid
(sirup, suspensi dan drop), disimpan di rak tersendiri. Bentuk sediaan salep,
tetes telinga, dan tetes mata sediaan topikal (krim, gel, salep) memilki rak
yang berbeda. Masing masing disusun berdasarkan Alfabet. Beberapa obat
yang memiliki stabilitas disuhu dingin disimpan di dalam kulkas seperti
diantaranya obat-obat hormon seperti insulin, ovula, suppositoria, golongan
probiotik, dan lain-lain.
8
kayu dan menempel pada tembok yang dilengkapi dengan 2 buah pintu lemari
(doubledoor) dan 2 buah kunci (doublelock) yang berbeda. Lemari harus
selalu terkunci dan kunci dipegang oleh Apoteker Penanggung Jawab. Untuk
saat ini tidak ada obat Narkotika dan Psikotropika di apotek Kimia Farma
Katapang.
v). Pemusnahan
Pemusnahan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma Katapang terdiri dari
pemusnahan resep dan perbekalan farmasi.
a. Pemusnahan Resep
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas Apotek lainnya. Dilakukan dengan cara dibakar.
b. Pemusnahan Perbekalan Farmasi
Sediaan farmasi kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan. Perbekalan farmasi selain Narkotika /Psikotropika/
Prekursor dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain
yang memiliki izin praktek.
vi). Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta
pengembalian pesanan. Pengendalian barang di Apotek Kimia Farma Katapang
melalui:
a. Kartu stock
Jumlah barang yang masuk dan keluar setiap harinya dicatat di kartu stock.
kartu stock memuat nama obat dan kemasan. Pengisian kartu stock dengan
menulis tanggal masuk/keluar, nomor dokumen, jumlah yang masuk dan
keluar, sisa obat, nomor bacth, dan expired date, serta paraf yang mengisi
kartu stock. Kartu stok tertera pada Lampiran 10, Gambar II.15.
b. Uji petik
Uji petik hampir sama dengan stock opname, perbedaannya hanya dalam
interval waktu. Pengerjaan uji petik bisa dilakukan setiap hari dan tidak perlu
dilakukan pelaporan ke BM. Tujuan uji petik yaitu pemantauan barang atau
pencocokan jumlah stok fisik barang dengan yang ada di komputer.
c. Stock Opname
Stock Opname merupakan kegiatan pemeriksaan jumlah dan kondisi fisik
barang yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali. Pemeriksaan dilakukan
untuk mengecek kesesuaian jumlah fisik barang dengan yang ada pada stock
di komputer. Stock yang dihitung adalah sisa fisik barang saat berakhirnya
stock opname. Tujuan dari stock opname untuk memeriksa ketersediaan
9
barang, memeriksa barang yang rusak atau kadaluwarsa, menentukan barang
yang laku dan tidak laku (barang yang termasuk kategori fast moving atau
slow moving), menghindari terjadinya kehilangan barang serta untuk
menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP).
b. Pengarsipan Resep
Resep (salinan resep/form UPDS) yang masuk setiap hari dikumpulkan dan
disimpan berdasarkan tanggal transaksi resep di apotek. Resep asli beserta
struk harga obat disimpan sebagai arsip. Untuk resep yang mengandung obat
golongan narkotika dan psikotropika direkap secara terpisah, dan diberi
tanda, yang akan digunakan untuk keperluan pembuatan laporan penggunaan
narkotika dan psikotropika.
c. Pencatatan Penolakan
Mencatat semua obat yang tidak terpenuhi pada saat melakukan pelayanan,
dalam pencatatan penolakan yang perlu dicatat meliputi tanggal, nama obat,
item atau jumlah yang tidak terpenuhi. Pencatatan ini penting untuk
mempermudah pengawasan terhadap persediaan obat dan kebutuhan masing-
masing obat. Pencatatn dilakukan disistem POS
10
setoran kas dari Apotek Kimia Farma Katapang ke BM. Contoh Bukti Setoran
Kas tertera pada Lampiran 11, Gambar II. 17.
h. Pelaporan SIPNAP
Pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dilakukan setiap bulan.
Untuk pelaporan penggunaan obat golongan narkotika menggunakan sistem
online dengan SIPNAP (Sistem Informasi Penggunaan Narkotika dan
Psikotropika) yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung. Laporan
tersebut paling sedikit terdiri atas:
1. Nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan/atau
Prekursor Farmasi.
2. Jumlah persediaan awal dan akhir bulan
3. Jumlah yang diterima
4. Jumlah yang diserahkan
Yang kemudiaan dilaporkan kepada kepala dinas kesehatan provinsi atau
kota/kabupaten setempat dengan tembusan kepala balai setempat. Contoh
website SIPNAP dapat dilihat di Lampiran 11, Gambar II.18.
Pengkajian dan pelayanan resep merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan BMHP, termasuk peracikan obat dan penyerahan
11
disertai pemberian informasi. Tujuannya menganalisa adanya masalah terkait obat,
sehingga mencegah medication eror.
Pelayanan obat diapotek Kimia Farma Katapang terbagi menjadi tiga golongan,
yaitu pelayanan resep (resep tunai atau resep kredit) dan pelayanan non resep. Alur
pelayanan resep tertera pada Lampiran 7 Gambar II.7. Alur pelayanan non resep
(Swamedikasi) tertera pada Lampiran 8 Gambar II.8.
a. Pelayanan resep tunai
Pelayanan resep tunai dilakukan ketika pelanggan ingin membeli obat sesuai
dengan resep yang telah diberikan dokter dan dibayar secara tunai. Berikut
prosedur pelayanan resep tunai yang dilakukan di apotek Kimia Farma
Katapang:
1. Resep diterima dibagian penerimaan resep dan kemudian dikaji
kelengkapan resepnya (skrining administrasi, farmasetik, dan klinis).
2. Dilakukan pengecekan ketersediaan obat di apotek, kemudian
diinformasikan kepada pasien. Setelah mendapat persetujuan dari
pasien, terdapat beberapa hal yang harus disepakati seperti jumlah
pengambilan obat (semua atau sebagian), keinginan penggantian obat
(atas persetujuan dokter atau pasien), dan pembuatan kwitansi dan
salinan resep (apabila diminta oleh pasien).
3. Obat disiapkan sesuai resep (diambil/diracik), diberi etiket, kemudian
dikemas didalam plastik klip dan diserahkan kepada pasien oleh
apoteker. Petugas yang memberi etiket, mengemas dan menyerahkan
masing-masing diusahakan dilakukan oleh orang yang berbeda dan
harus dilakukan pengecekan ulang sebelum diserahkan ke pasien.
4. Apabila pasien memerlukan kwitansi atau salinan resep, maka
kwintansi dibuat oleh asisten apoteker atau apoteker dan salinan resep
yang diberi ditulis dibelakang kwitansi. Salinan resep dibuat bila resep
tersebut perlu diulang (iter), ditebus sebagian atau sebagian obat tidak
ada persediaannya, serta bila pasien memintanya.
5. Setelah diperiksa kebenaran resep tersebut, obat diserahkan kepada
pasien oleh apoteker disertai pelayanan informasi obat (PIO) terkait
aturan penggunaan obat, masa berlaku obat-obat tertentu, cara
penyimpanan obat, dan informasi lain yang dibutuhkan.
12
pembayaran dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
persetujuan bersama. Apotek Kimia Farma Katapang hanya melayanan resep
non tunai dari Mandiri in Healthy. Prosedur pelayanan resep kredit hampir
sama dengan pelayanan resep tunai, perbedaannya hanya pada pemberian
harga dan pembayarannya. Pasien tidak membayar secara langsung tetapi
menunjukkan kartu peserta asuransi/perusahaan kepada petugas di apotek.
Bon penjualan disimpan untuk nantinya diajukan klaim pembayaran ke
instansi terkait.
Alur pelayanan UPDS sama dengan alur pelayanan resep tunai, bedanya
hanya pembelian obat tidak memerlukan resep dokter. Jika pasien sudah
terbiasa menggunakan obat tersebut, PIO dapat diberikan secara singkat.
Namun jika pasien baru pertama kali menggunakannya, maka apoteker wajib
memberikan penjelasan mengenai obat tersebut, mulai dari indikasi, cara
pakai hingga dosis penggunaannya. Permintaan obat tanpa resep dokter untuk
obat keras yang termasuk DOWA dilakukan dengan mengisi formulir UPDS,
yang berisi nama, usia , berat badan, alamat, nomor telepon, nama obat,
13
jumlah, aturan pakai, dan tanda tangan apoteker dan pemohon. Formulir
UPDS tertera pada Lampiran 12, Gamabar II.19.
ii). Dispensing
Dispensing bertujuan untuk menyiapkan, menyerahkan, dan memberikan informasi
obat yang akan diserahkan kepada pasien. Dispensing dilaksanakan setelah kajian
administratif, farmasetik, dan klinik memenuhi syarat. Obat disiapkan sesuai
dengan permintaan resep yaitu dengan menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai
resep, mengambil obat di rak penyimpanan dengan memperhatikan nama obat,
kekuatan, jumlah, bentuk sediaan, tanggal kadaluwarsa, dan keadaan fisik obat.
Selanjutnya melakukan peracikan obat bila diperlukan (resep racikan), kemudian
obat dimasukkan ke dalam plastik obat dan diberi etiket. Etiket warna putih untuk
obat dalam atau oral, etiket warna biru untuk obat luar, serta memberikan label
keterangan yang sesuai untuk masing-masing sediaan (misalnya “kocok dahulu”
pada sediaan emulsi atau suspensi) hal ini bertujuan untuk menjaga homogenitas
sehingga dosis yang diberikan tepat. Khusus penggunaan obat Antibiotik, diberi
label berwarna merah dengan tulisan “Antibiotik, pastikan obat diminum sampai
habis dalam waktu yang sama dan terbagi rata”. Tujuannya untuk mencegah
resistensi dan ketersedian obat dalam darah tepat sehingga dapat membunuh
bakteri. Perlu dilakukan double check sebelum obat diserahkan kepada pasien,
dengan mencocokkan antara resep dengan obat yang disiapkan, dan struk
pembeliaan dimana pemeriksaan dilakukan terhadap penulisan nama pasien pada
etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat yang disiapkan. Selanjutnya,
pemanggilan nama pasien lengkap dengan nama panjang, memeriksa ulang
identitas dan alamat pasien, kemudian obat diserahkan disertai dengan pemberian
informasi obat serta salinan resep jika diperlukan. Setelah itu resep dapat disimpan
pada tempatnya sebagai arsip apotek. Etiket Obat Luar dan Etiket Obat dalam
tertera pada Lampiran 12, Gambar 21 dan Lampiran 12, Gambar 22.
14
penyimpanan, dan batas waktu kadaluwarsa.
iv). Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga
untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga
terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah
yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling, Apoteker menggunakan three
prime questions. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga
pasien sudah memahami obat yang digunakan. Konseling di Apotek Kimia Farma
Katapang dilakukan pada pasien kondisi khusus (pediatrik, geriatrik, ibu hamil dan
menyusui), pasien dengan penyakit kronis, pasien yang menggunakan obat dengan
instruksi khusus, pasien yang menggunakan obat indeks terapi sempit, pasien
dengan polifarmasi dan pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
ii). Penerimaan
Penerimaan narkotika dan psikotropika dari PBF harus diterima oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA).
iii). Penyimpanan
Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika menggunakan lemari dengan dua
pintu dan dua kunci yang terletak di tempat yang tidak terlihat oleh pasien dan dapat
dipindahkan.
iv). Pelaporan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015
Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor yaitu untuk pelaporan penggunaan obat golongan
narkotika dan psikotropika dilakukan setiap bulan. Untuk pelaporan penggunaan
obat golongan narkotika dan psikotropika menggunakan sistem online dengan
SIPNAP (Sistem Informasi Pelaporan Narkotika dan Psikotropika) yang dikelola
oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung. Meskipun Apotek Kimia Farma Katapang
tidak memiliki sediaan Narkotika maupun Psikotropika tetap harus melakukan
pencatatan dan pelaporan. Contoh website SIPNAP untuk pelaporan online. Tertera
15
pada Lampiran11 Gambar II.18
v). Pemusnahan
Apoteker wajib memastikan kemasan termasuk label Narkotika, Psikotropika dan
Prekursor Farmasi yang akan dimusnahkan telah dirusak. Pemusnahan Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi dilakukan sesuai dengan peraturan, Berita
Acara Pemusnahan dibuat 3 rangkap tembusannya disampaikan kepada Kepala
Balai Besar POM Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat dan Arsip.
16
BAB III
TUGAS KHUSUS
EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN
DAN FASILITAS APOTEK DI APOTEK KIMIA FARMA KATAPANG
3.1 Pendahuluan
3.1.1 Latar Belakang
Menurut Permenkes No. 43 tahun 2016, kesehatan dapat diartikan sebagai
kebutuhan dasar setiap individu dan merupakan modal bagi setiap warga negara
dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan mencapai kemakmuran dalam
kehidupan ini. Seseorang tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidup secara
maksimal apabila berada dalam keadaan yang tidak sehat. Oleh karena itu
kesehatan merupakan prioritas yang perlu diperhatikan untuk bertahan hidup dan
melakukan aktivitas, sehingga dibutuhkan pelayanan kesehatan yang dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kepuasan pasien merupakan suatu unsur yang seringkali dijadikan tolak ukur
dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan dan fasilitas di apotek. Sehingga setiap
apotek berusaha meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan fasilitas apotek agar
dapat memberikan kesan yang baik pada pasien. Menyediakan pelayanan dengan
kualitas yang baik merupakan salah satu strategi untuk mencapai kesuksesan jangka
panjang apotek. Tingkat kepuasan pasien tergantung pada mutu suatu produk atau
jasa pada pelayanan kesehatan yang diberikan di apotek. Kepuasan pasien juga
merupakan indikator penting bagi kualitas pelayanan dan memiliki hasil akhir bagi
penyelenggaraan pelayanan lebih efisien dalam memenuhi kebutuhan pasien
(Sirburian, Tiurmauli., 2018).
17
Selain itu kepuasan pasien mempunyai tempat tersendiri dan merupakan hal yang
sangat penting untuk bertahannya suatu apotek. Kepuasan akan terjadi apabila
harapan dari pasien dapat dipenuhi oleh pelayanan yang diberikan apotek sehingga
perlu diperhatikan secara terus menerus kepuasan dan harapan dari pasien.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan survey langsung mengenai tingat
kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas di apotek yang membeli obat
dengan resep dan tanpa resep dengan memberika kuisoner langsung kepada
konsumen yang datang ke Apotek Kimia Farma Katapang. Dengan adanya survey
tersebut diharapkan hasilnya dapat dijadikan acuan untuk membuat kebijakan
khususnya bagi Apotek Kimia Farma Katapang.
3.1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tingat kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas
farmasi di Apotek Kimia Farma Katapang yang membeli obat dengan resep
dan tanpa resep.
2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang perlu mendapatkan perhatian
dalam upaya peningkatan kepuasan pasien di Apotek Kimia Farma
Katapang.
3.1.4 Manfaat
1. Dengan diketahuinya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dan
fasilitas farmasi, maka dapat digunakan sebagai bahan pertimgan dan
evaluasi untuk meningkatkan kulaitas pelayanan dan fasilitas farmasi di
Apotek Kimia Farma Katapang.
2. Survey langsung terhadap pasien ini diharapkan tidak mendapatkan dampak
buruk akibat pelayanan dan fasilitas yang kurang baik sehingga mampu
meningkatkan kepuasan pasien.
18
3.2 Tinjauan Pustaka
3.2.1 Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek
kefarmasian oleh apoteker. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung
dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien. Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi dua kegiatan, yaitu kegiatan yang
bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus
didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan prasarana. (Permenkes No.73
2016).
Dalam hal ini, apoteker memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan mutu
pelayanan yang baik sesuai dengan harapan konsumen (Harianto, 2005). Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin maju dibidang
kefarmasian, maka telah terjadi pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian dari
awalnya hanya pengelolaan obat sebagai menjadi pelayanan ke pasien yang
komprehensif (Pharmaceutical Care), hal ini juga diakibatkan tuntutan pasien dan
masyarakat semakin beragam akan mutu pelayanan sehingga mengharuskan adanya
perubahan paradigma pelayanan dari paradigma awal yang berorientasi pada
produk obat menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (Surahman dan
Husen, 2011).
Akibat dari perubahan orientasi tersebut, apoteker dan asisten apoteker sebagai
tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan
perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien. Pelayanan kefarmasian
yang baik adalah pelayanan yang berorientasi langsung dalam proses penggunaan
obat, bertujuan menjamin keamanan, efektifitas dan kerasionalan penggunaan obat
dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan fungsi dalam perawatan pasien,
monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir serta kemungkinan
terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) serta pengobatan berbasis
pasien dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup pasien, (Dianita, 2017).
19
ii). Prasarana Apotek
Prasarana Apotek paling sedikit terdiri atas:
1. Instalasi air bersih
2. Instalasi listrik
3. Sistem tata udara
4. Sistem proteksi kebakaran.
Kepuasan pasien adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil
sebuah produk dan harapan-harapannya (Nursalam, 2011). Kepuasan pasien adalah
tanggapan pasien terhadap kesesuaian tingkat kepentingan atau harapan pasien
sebelum menerima jasa pelayanan dengan sesudah menerima jasa layanan.
Suatu system layanan kesehatan yang ingin dilakukan tidak mungkin tepat sasaran
dan berhasil tanpa melakukan pengukuran kepuasan pasien. Pengukuran kepuasan
pasien akan digunakan sebagai dasar untuk mendukung system layanan kesehatan
dengan memberikan masukan dan umpan balik dalam strategi peningkatan
kepuasan pasien.
20
Adapun dimensi dimensi yang digunakan dalam mengukur kepuasan pasien
terhadap suatu kualitas pelayanan adalah sebagai berikut (Sirburian, Tiurmauli
2018):
1. Dimensi kehandalan (reliability)
suatu dimensi yang diukur kehandalannya dari suatu pelayanan dan jasa kepada
pasien, yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk memberikan jasa yang
dijanjikan dengan tanggungjawab dan akurat.
2. Dimensi daya tanggap (responsiveness)
Kemauan untuk membantu dan memberikan jasa dengan cepat kepada pasien
yang terdiri dari kesigapan tenaga kerja dalam melayani pasien, tangkas dalam
menangani transaksi dan penanganannya terhadap keluhan pasien. Sifat
dimensi daya tanggap adalah paling dinamis karena dipengaruhi oleh faktor
perkembangan teknologi.
3. Dimensi kepastian (assurance)
Dimensi yang dilihat dari kualitas pelayanan yang berhubungan dengan
kemampuan dalam menanamkan kepercayaan dan keyakinan kepada pasien.
Dimensi kepastian terdiri dari kemampuan tenaga kerja atas pengetahuan
terhadap produk secara tepat, kualitas keramah tamahan, perhatian dan sopan
dalam memberikan pelayanan, terampil dalam memberikan keamanan dan
kepercayaan kepada pasien dari jasa yang ditawarkan. Dimensi kepastian
merupakan gabungan dari aspek kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan
keamanan.
4. Dimensi empati (emphaty)
Kesediaan untuk peduli dan perhatian terhadap pengguna jasa yang
memerlukan sentuhan ataupun perasaan pribadi. Dimensi empati merupakan
gabungan dari aspek akses, komunikasi, dan pemahaman pada pasien.
5. Berwujud (tangibles)
Segala sesuatu yang tampak seperti fasilitas, peralatan, kenyamanan ruangan,
dan sikap petugas.
3.3 Metodologi
Metode yang digunakan untuk evaluasi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
dan fasilitas di Apotek Kimia Farma Katapang yaitu survey langsung dan
memberikan kuisoner terhadap pasien yang datang ke apotek berdasarkan
karakteristik jenis kelamin responden, usia responden, dan pembelian obat
responden.
21
ii). Sampel
Sampel yang diambil dalam evaluasi tingkat kepuasan pasien di Apotek Kimia
Farma Katapang adalah sampel inklusi. Dimana sampel inklusi yaitu pasien apotek
yang datang untuk membeli obat dengan resep atau tanpa resep dan bersedia untuk
mengisi kuisoner. Dimana pengumpulan sampel dimuai pada tanggal 20 Oktober
2020 - 27 Oktober 2020 sesuai dengan pelaksanaan shif PKPA di Apotek Kimia
Farma Katapang.
22
Tabel III.2 Karakteristik Jenis Kelamin Pasien.
23
Pernyataan Sangat Puas Cukup Kurang Tidak Skor Persentase
Puas (P) Puas Puas Puas (%)
(SP) (CP) (KP) (TP)
Empati (Rasa
Peduli
memberikan
30 - - - - 150 100%
perhatian secara
individual kepada
pasien).
Sarana dan
Fasilitas
(Kenyamanan,
29 1 - - - 149 99,33%
Kebersihan
ruangan, dan
fasilitas yang ada
Dari table diatas dapat diketahui nilai persentase tertinggi pada pernyataan ke 5
yaitu tentang Empati (Rasa Peduli memberikan perhatian secara individual kepada
pasien) dalam hal ini pasien memberikan %Skor 100% sehingga pasien sangat puas
terhadap pelayanan yang diberikan di apotek, untuk pertanyaan no 3 dan 6 yaitu
tentang Waktu tunggu (Lamanya waktu dalam melayani obat resep atau non resep)
dan Sarana dan Fasilitas (Kenyamanan, Kebersihan ruangan, dan fasilitas yang ada)
memberoleh nilai %Skor 99,33%. Sedangkan untuk pertanyaan no 1, 2, dan 4
tentang Sikap dan Penampilan (Kesopanan, ramah, murah senyum, penampilan
yang rapih dan bersih), Keandalan (Kemampuan untuk memberikan informasi
kepada pasien jalas atau tidak), dan Jaminan (Meliputi Kompetensi, pengetahuan,
dan keamanan yang membuat pasien merasa percaya) mendapatkan nilai % Skor
98,67 %, 96,67%, dan 96,67%. Dan nilai % Rata-rata skor yang diperoleh yaitu
98,44 %, sehingga tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas
diapotek kimia farma katapang sangat puas karena berada di rentang nilai kepuasan
81-100 %. Sehingga nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin baik pelayanan dan
fasilitas yang diberikan kepada pasien terkait dengan tindakan dan pelayanan yang
benar, cepat, tepat waktu, serta dapat memberikan informasi yang jelas mengenai
penyakit dan tindakan yang telah dilakukan, serta menunjukan rasa empati maka
akan membuat pelanggan atau pasien merasa puas dan dapat memicu pasien datang
ke apotek kembali.
3.5 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas di
Apotek Kimia Farma Katapang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari 6 pertanyaan pada kuisoner yang diberikan kepada pasien yang datang
ke apotek kima farma katapang diperoleh nilai % Rata-rata skor 98,44%
sehingga pasien sangat puas terhadap pelayanan dan fasilitas yang ada
diapotek, karena memenuhi % nilai tingkat kepuasan 81-100%.
2. Kualitas pelayanan dan fasilitas apotek yang harus ditingkatkan yaitu
Keandalan (Kemampuan untuk memberikan informasi kepada pasien jalas
atau tidak) dan Jaminan (Meliputi Kompetensi, pengetahuan, dan
keamanan yang membuat pasien merasa percaya) karena memperoleh %
niali tingkat kepuasan paling rengah yaitu 96,47%. Sehingga harus
dievaluasi kembali agar memperoleh tingkat kepuasan yang lebih baik lagi.
24
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Untuk Mahasiswa PKPA
1. Pada PKPA yang telah dilakukan memberikan pemahaman kepada kami
sebagai calon apoteker mengenai peran, fungsi, dan tanggung jawab
apoteker dalam pelayanan kefarmasian diapotek.
2. Pada PKPA yang telah dilakukan memberikan pengalaman serta
keterampilan kepada kami sebagai calon apoteker dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam pelayanan kefarmasian di apotek
3. Pada PKPA yang telah dilakukan memberikan bagaimana gambaran umum
tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di apotek.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu:
1. Bagi mahasiswa PKPA perlunya meningkatkan pengetahuan dan wawasan
mengenai pelayanan kefarmasian.
2. Bagi mahasiswa PKPA perlunya meningkatkan sikap yang lebih aktif
dalam pelayanan kefarmasian.
3. Bagi Apotek Kimia Farma Katapang, Perlunya dilakukan promosi
kesehatan tentang pengobatan pada penyakit sehingga dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan bagi pasien maupun keluarga pasien.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN 1
BANGUNAN APOTEK KIMIA FARMA KATAPANG
27
LAMPIRAN 2
LOKASI APOTEK KIMIA FARMA KATAPANG
28
LAMPIRAN 3
TATA LETAK APOTEK KIMIA FARMA KATAPANG
18 13 9
17 6 12 11 1
0
8 6 5 4
3
Keterangan :
1. Parkir Apotek
2. swalayan
3. Tempat Peracikan
4. Tempat Penyerahan obat dan Konsultasi Obat
5. Kasir
6. Tempat Penyerahan Obat
7. Gudang obat
8. Ruang Tunggu
9. Lemari Arsip
10. Lemari obat ethical salep, tetes dll
11. Lemari obat ethical
12. Lemari obat ethical
13. Lemari obat ethical
14. Lemari Narkotika
15. Lemari Suhu dingin
16. Lemari obat ethical
17. Lemari obat ethical sirup
18. Toilet dan Wastafel
29
LAMPIRAN 4
STRUKTUR ORGANISASI APOTEK KIMIA FARMA KATAPANG
Apoteker Pendamping
apt. Dwi Adha Hidayana, S.Farm
30
LAMPIRAN 5
ALUR PENGADAAN BARANG APOTEK KIMIA FARMA KATAPANG
DKB/SP by email
Keterangan: :
POS : (Pos Of Sale)
SP : ( Surat Pesanan)
DKB : ( Daftar Kebutuhan Barang)
31
LAMPIRAN 6
ALUR PENERIMAAN BARANG APOTEK KIMIA FARMA KATAPANG
Barang disimpan
berdasarkaan Kategori
penyimpanan
32
LAMPIRAN 7
ALUR PELAYANAN RESEP
Pasien membawa R/
R/ diterima dibaca
Kredit
Tunai
(In Healthy Mandiri)
KF Katapang hanya
menerima bebrapa orang
Konfirmasi
Screening Resep dokter penulis
resep
Lengkap Tidak Lengkap
Pemeriksaan Ketersediaan
Pengarsipan Resep
33
LAMPIRAN 8
ALUR PELAYANAN SWAMEDIKASI
Pasien datang
34
LAMPIRAN 9
SURAT PESANAN
35
LAMPIRAN 9
(Lanjutan)
SURAT PESANAN
36
LAMPIRAN 9
(Lanjutan)
SURAT PESANAN
37
LAMPIRAN 9
(Lanjutan)
SURAT PESANAN
38
LAMPIRAN 10
KARTU STOK
39
LAMPIRAN 11
LAPORAN
40
LAMPIRAN 11
(Lanjutan)
LAPORAN
41
LAMPIRAN 12
FARMASI KLINIK
Gambar II.21 Etiket obat luar Gambar II.22 Etiket obat dalam
42
LAMPIRAN 13
KUISONER
43
LAMPIRAN 13
(LANJUTAN)
KUISONER
44
45