SKRIPSI
Oleh:
Nama : Nasya Hafifa
NPM : 2016140279
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................4
2
3.5. Populasi dan Sampel (Teknik Sampling) ....................................................41
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kepuasan pelanggan merupakan suatu tanggapan dari konsumen atas
kinerja yang telah diberikan sesuai dengan harapan pelanggan. Menurut Band
(1991) dalam (Setiyawati,2009) kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan
dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang
akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut.
Pentingnya kepuasan pelanggan bagi pebisnis yaitu demi mempertahankan
kelangsungan hidup bisnis tersebut dalam jangka panjang.
Kepuasan pelanggan menjadi tolak ukur perusahaan bagaimana hal ke
depannya atau bahkan ada beberapa hal yang harus dirubah karena pelanggan
merasa tidak puas atau dirugikan. Jika konsumen tidak puas tentunya konsumen
tidak akan kembali lagi dan mungkin bisa juga mengeluhkan ketidakpuasannya
kepada konsumen lain. Tentunya hal ini akan menjadi ancaman bagi pengusaha
tersebut.
Widodo dalam Wedarini (2012:28) menyatakan bahwa seseorang yang
kembali membeli, dan akan memberitahu yang lain tentang pengalaman baiknya
dengan produk tersebut dapat dikatakan pelanggan tersebut merasa puas. Kepuasan
pelanggan tidak hanya bisa diraih dengan kualitas pelayanan saja, akan tetapi ada
faktor-faktor lain yang dapat mendukung terpenuhinya kepuasan konsumen.
Kepuasan pelanggan adalah sebuah pendahuluan dari pembelian kembali
konsumen, loyalitas pelanggan, dan bertahannya konsumen yang akhirnya
menguntungkan perusahaan. Kepuasan konsumen memberikan banyak keuntungan
bagi perusahaan dimana salah satu yang penting yaitu memungkinkan tercapainya
loyalitas pelanggan (Lovelock et al 2005). Kepuasan merupakan fungsi dari
harapan dan kinerja yang dirasakan. Jika kinerja produk atau jasa lebih rendah dari
yang diharapkan, konsumen akan merasa tidak puas. Jika kinerja produk atau jasa
sesuai harapan maka konsumen akan merasa puas (satisfied), dan jika kinerja
4
produk atau jasa melebihi harapan maka konsumen akan merasa sangat puas
(delighted).
5
Tripatra Engineers And Constructors) Telkomsigma (PT. Sigma Cipta Caraka),
Prudential, Allianz, Smartfren, VibiCloud, dll.
Berdasarkan wawancara dengan Direktur Utama PT. Data Prima Solusi
mengenai hasil penjualan PT. Data Prima Solusi sejak 3 tahun terakhir. Hasil
wawancara tersebut menyatakan bahwa adanya peningkatan penjualan oleh
perusahaan tersebut sejak 3 tahun terakhir yaitu 2017-2019. Hal ini dapat dilihat
dari hasil laporan penjualan yang dilakukan oleh Finance Departement PT Data
Prima Solusi.
6
4. Ada atau tidaknya variabel-variabel lain yang mempengaruhi tingkat
kepuasan pelanggan di PT Data Prima Solusi
7
c. Menjadi bahan bagi penelitian selanjutnya untuk mendalami secara
kualitatif pengaruh customer relations terhadap tingkat kepuasan
pelanggan di PT Data Prima Solusi
8
BAB II
9
2.1.1.2. Ruang Lingkup Public Relations
Melihat prinsip Public Relations yaitu mengembangkan dan membina
hubungan baik, maka yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan Public Relations
adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi atau perusahaan yang
secara garis besarnya dibagi menjadi dua yaitu publik internal dan publik eksternal.
Berikut adalah unsur-unsur dari publik internal dan publik eksternal menurut Kasali
dalam bukunya yang berjudul Manajemen Public Relations adalah sebagai berikut
:
10
2.1.1.3. Tugas Public Relations
Tugas Public Relations Menurut Jefkins dalam bukunya Public Relations
adalah :
1. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas
organisasinya, baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk,
jasa maupun dengan para personelnya.
2. Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang
berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan-
kepentingan organisasi, dan menyampaikan setiap informasi yang
penting ini langsung kepada pihak manjemen atau pimpinan
puncak untuk ditanggapi atau ditindak lanjuti.
3. Memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai
berbagai masalah komunikasi yang penting, berikut berbagai
tekhnik untuk mengatasinya.
4. Menyediakan berbagai informasi kepada khalayak perihal berbagai
kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa dan personalia
selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang
maksimal dalam rangka menjangkau pengertian khalayak.
(2004:15)
11
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbale balik dengan
menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan
menyalurkan opini publik kepada organisasi.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum. (2002:94)
12
10. Menyebarluaskan informasi mengenai aktifitas pimpinan
perusahaan atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari
11. Memastikan bahwa kegiatan-kegiatan riset produk perusahaan
yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang dan
kebijakan pemerintah yang merugikan
12. Menyebarluaskan kegiatan riset yang telah dilakukan
perusahaan agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan
itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal. (1995:37)
Berikut tujuan Public Relations secara umum menurut Ruslan dalam
bukunya Manajemen Humas dan Komunikasi Konsep & Aplikasinya, mengatakan
bahwa tujuan dari Public Relations, yaitu :
1. Menyebarluaskan informasi dan kebijakan yang dikeluarkan
oleh perusahaan atau organisasi kepada publiknya secara
terbuka dan jujur
2. Untuk menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang
harmonis antara pihak perusahaan dengan pihak publik internal
maupun eksternal sehingga dapat menjaga serta memelihara
saling pengertian dan saling percaya antara perusahaan atau
organisasi dengan publiknya
3. Membantu perusahaan untuk menemukan jalan keluar yang baik
apabila perusahaan atau organisasi mengalami suatu krisis yang
terjadi di dalam maupun krisis yang terjadi di luar perusahaan
atau organisasi. (2002:20-21)
13
1. Penasehat Ahli (Expert prescriber)
Seorang pakar Public Relations yang berpengalaman dan
memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi
dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya
(public relations).
2. Fasilitator Komunikator (Communication fasilitator)
Dalam hal ini praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau
mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
Di pihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali
keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada publiknya.
Sehingga dengan komunikasi timabal balik tersebut dapat
tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai,
mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process
fasilitator)
Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public
Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai
penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi
(keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah
dihadapi secara rasional dan profesioanal.
4. Teknisi Komunikasi (Communication technician)
Peranan communication technician ini menjadikan teknisi PR
sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan
teknis komunikasi. (2008:20-21)
14
Masih menurut Ruslan dalam bukunya Manajemen Public Relations &
Media komunikasi (edisi revisi) yang menyatakan bahwa secara garis besar Humas
memiliki peranan sebagai berikut :
- Communicator
- Relationship
- Back up Managemet
- Good Image Maker
Public Relations adalah salah satu cara baik untuk dipergunakan terutama
bagi seorang pemimpin dalam organisasi apapun dan dalam bidang apapun.
Seperti yang dikatakan oleh Effendy dalam bukunya Hubungan
Masyarakat: Studi Komunikologis bahwa sasaran Public Relations adalah sasaran
komunikasi manajemen. Dalam usaha mencapai tujuan manajemen secara efektif,
manusia-manusia yang menjadi sasaran public relations dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar, disebut khalayak dalam (internal public) adalah khalayak yang
bergiat di dalam organisasi yang pada umumnya adalah merupakan karyawan dan
khalayak luar (eksternal public) adalah mereka yang berada di luar organisasi,
tetapi ada hubungannya dengan organisasi. (2006:135)
Menurut H. Fayol (dalam Ruslan) Manajemen Public Relations & Media
komunikasi (edisi revisi) menyatakan bahwa beberapa kegiatan dan sasaran PR
adalah sebagai berikut :
15
1. Membangun identitas dan citra instansi (Building Corporate
Identity and Image)
2. Menghadapi krisis (Facing of Crisis)
3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotion Public
Causes) (2008:23-24)
2.1.2 Eksternal Public Relations
Publik eksternal yang menjadi sasaran kegiatan public relations adalah
orang-orang atau anggota-anggota masyarakat di luar organisasi, baik yang ada
kaitannya dengan organisasi maupun yang diharapkan/diduga ada kaitannya
dengan organisasi (Danandjaja, 2011:34).
External relations (hubungan eksternal) adalah kegiatan PR yang
melakukan hubungan dengan publik eksternal sebuah organisasi atau perusahaan,
seperti pers, komunitas, pendidik, dan para pemuka pendapat. Ketika melakukan
hubungan eksternal, seorang PR harus bisa menyerap aspirasi publik eksternal,
terutama masalah kebutuhan dan keinginan (need and want) publik eksternal dari
organisasi atau perusahaan.
Kegiatan hubungan eksternal yang dilakukan oleh seorang Public Relations
Officer (Beard,2004), yaitu :
a. Hubungan dengan komunitas (community relations).
Membina hubungan dengan komunitas merupakan wujud
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan disekitar
perusahaan. Ini juga dapat diartikan sebagai tanda terima kasih
perusahaan kepada komunitas. Dengan begitu menunjukan
bahwa perusahaan tidak hanya sekedar mengambil keuntungan
dari mereka, melainkan ikut peduli dan mau berbagi apa yang
diperoleh perusahaan dari lingkungan yang merupakan milik
bersama. Hubungan dengan komunitas ini seringkali
diwujudkan dalam program Corporate Social Responsibility.
16
b. Hubungan dengan pelanggan (customer relations)
Membina hubungan baik dengan konsumen, dilakukan agar
dapat meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan
terhadap produk dan perusahaan itu sendiri.
17
Berdasarkan hal –hal yang telah disebutkan di atas, tugas penting humas
eksternal adalah mengadakan komunikasi yang efektif, yang bersifat informatif dan
persuasif yang ditujukan kepada publik di luar preusahaan atau publik eksternal
(Abdurachman, 1995; 38).
Tujuan yang ingin dicapai dalam eksternal relations adalah untuk
memperoleh dukungan, kepentingan kepercayaan, serta menciptakan kesediaan
kerja sama dari pihak luar. Terciptanya opini publik yang favorable terhadap suatu
organisasi merupakan suatu awal dari kerja Public Relations, dan semua angggota
organisasi harus dapat menjaga serta meningkatkan citra positif perusahaan
maupun opini publik mengenai perusahaan yang sudah terbetuk dengan baik sesuai
dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Dengan sudah terbentuknya opini publik
yang baik dan publik luar yang menaruh simpati pada suatu organisasi maupun
perusahaan, kerjasama pun akan berjalan karena kerjasama itu sudah didasari oleh
kepercayaan dan saling mendukung satu sama lainnya.
18
Pelanggan dalam konteks B2C (business to customers) adalah konsumen akhir,
yakni seorang individu atau sebuah keluarga”.
19
tidak puas maka akan meninggalkan perusahaan dan menjadi konsumen pesaing,
hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan dan pada akhirnya akan
menurunkan laba dan bahkan kerugian bagi perusahaan, maka dari itu perusahaan
harus berusaha meningkatkan kepuasan pelanggannya.
(2003:270)
20
Suatu service atau pelayanan harus didasarkan pada orientasi yang berasal
dari pelanggan, ditunjukan melalui kiat pelayanan prima dan good relationship
dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Pelayanan prima (service of
excellence) itu sendiri diartikan sebagai pelayanan dengan kualitas yang tinggi dan
selalu mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan setiap saat, secara konsisten
dan akurat (handal). Ruslan dalam bukunya Manajemen Public Relations & Media
Komunikasi menyatakan bahwa : Dalam konsep service excellence terdapat 4
(empat) unsur pokok yaitu Kecepatan, Ketepatan, Keramahan dan Kenyamanan
(2008:280)
Keempat unsur tersebut merupakan satu kesatuan pelayanan jasa yang
terintegrasi, artinya pelayanan atau jasa yang diberikan kepada pelanggan menjadi
tidak excellence (unggul) jika salah satu nya kurang.
Adapun tujuan dari pelayanan prima seperti diungkapkan Rahmayanti dalam
bukunya Manajemen Pelayanan Prima antara lain:
1. Tujuan pelayanan prima dapat memberikan rasa puas dan
kepercayaan kepada konsumennya.
2. Tujuan pelayanan prima tetap menjaga dan merawat (maintenance)
agar pelanggan merasa diperhatikan dan dipentingkan segala
kebutuhannya dan keinginannya.
3. Tujuan pelayanan prima merupakan upaya untuk mempertahankan
pelanggan agar tetap loyal untuk menggunakan produk barang atau
jasa yang ditawarkan tersebut. (2013)
Penjelasan di atas berusaha menjabarkan bahwa, memberikan kepuasan
bagi pelanggannya yang sekaligus menumbuhkan rasa aman, kepercayaan, adanya
loyalitas tinggi terhadap produk maupun jasa yang disediakan instansi menjadi
tujuan utama dari Public Relations, khususnya berkaitan dengan kegiatan Customer
Relations yang berupaya menciptakan citra positif instansi dimata pelanggan.
21
2.1.4.2. Dimensi Customer Relations
Tantangan yang dihadapi instansi didasarkan atas pemahaman bagaimana
prinsip membangun hubungan dapat diaplikasikan ketika berurusan dengan
pelanggan yang membuat hubungan itu kuat, solid, dan sejati antara instansi dengan
pelanggan.
G Barnes dalam bukunya Secrets Of Customer Relationship Management
memberikan beberapa dimensi dalam membangun Customer Relations, meliputi:
22
Hal diatas merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam
menjalankan suatu strategi customer relations. Hubungan pelanggan harus
dilakukan secara terus menerus dan instansi harus bekerja keras untuk
mempertahankan hubungan tersebut sebagai suatu hubungan yang sehat.
1. Kedekatan
Mendasari banyak aspek dari hubungan dengan mengembangkan
pendekatan pada pengukuran kedekatan dalam hubungan antar
pribadi, yang sesuai diterapkan untuk mengukur hubungan
pelanggan (Customer Relations)
2. Sentuhan Emosional
Sebuah hubungan tidak dianggap ada tanpa muatan emosi, maka
tepatlah untuk berfokus pada sentuhan emosional, karena hal itulah
yang memungkinkan hubungan untuk tetap bertahan. Indeks
sentuhan emosional dapat dikembangkan, terdiri dari sejumlah
emosi atau perasaan positif atau negatif yang melibatkan responden
untuk mengindikasikan tingkatan pengalaman yang mereka alami
dalam setiap hubungan mereka dengan instansi
3. Kekuatan Suatu Hubungan
Penting juga untuk mempertimbangkan kekuatan atau kedalaman
relatif dari sebuah Customer Relations. Menunjuk pada seberapa
kuat sebuah hubunga dirasakan oleh pelanggan dengan meneliti
persepsi mereka tentang kemungkinan bahwa mereka akan masih
23
berhubungan dengan instansi di masa depan dan apakah mereka
akan merekomendasikan instansi itu ke orang lain. (2003:247)
24
c. Kepuasan pelanggan dijamin dengan menghasilkan sebuah produk
berkualitas tinggi. Kepuasan berimplikasi pada perbaikan terus
menerus sehingga kualitas harus diperbaharui setiap saat agar
pelanggan tetap puas dan loyal. (Fandy Tjiptono dan Anastasia
Diana, 2003 : 103).
“Kepuasan pelanggan adalah evaluasi pumbeli dimana alternatif yang
dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan” (Fandy
Fjiptono dan Anastasia Diana, 2003 : 102).
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya
pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja
atau hasil yang dirasakan. Karena pelanggan adalah orang yang menerima hasil
pekerjaan seseorang atau suatu organisasi maka hanya merekalah yang dapat
menentukan kualitasnya seperti apa dan hanya mereka yang dapat menyampaikan
apa dan bagaimana kebutuhan mereka. Adanya kepuasan pelanggan dapat
memberikan manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut :
25
dalam jangka panjang berusaha untuk menarik minat pelanggan untuk membeli
kembali dan mencari konsumen baru.
1. Membeli lagi.
2. Mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain
dan merekomendasikannya.
3. Kurang memperhatikan merk dan iklan produk pesaing.
4. Membeli produk yang lain dari perusahaan yang sama.
5. Menawarkan ide produk atau jasa kepada perusahaan.
26
b. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seorang pelanggan
yang tidak puas akan melakukan komplain atau tidak, yaitu:
1. Derajat kepentingan konsumsi yang dilakukan.
2. Tingkat ketidakpuasan pelanggan.
3. Manfaat yang diperoleh.
4. Pengetahuan dan pengalaman.
5. Sikap pelanggan terhadap keluhan.
6. Tingkat kesulitan dalam mendapatkan ganti rugi.
7. Peluang keberhasilan dalam melakukan komplain.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kepuasan pelanggan juga sangat
dipengaruhi oleh tingkat pelayanan.
Menurut Moenir (1998:197), agar layanan dapat memuaskan orang atau
sekelompok orang yang dilayani, ada empat persyaratan pokok, yaitu:
a. Tingkah laku yang sopan.
b. Cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang
seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan.
c. Waktu penyampaian yang tepat.
d. Keramahtamahan.
Faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya dengan kepuasan di
antaranya faktor kesadaran para pejabat atau petugas yang berkecimpung dalam
pelayanan umum, faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan, faktor
organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya
mekanisme kegiatan pelayanan, faktor pendapatan yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup minimum, factor keterampilan petugas, dan faktor sarana dalam
pelaksanaan tugas pelayanan. Secara teoritis, dengan adanya kepuasan konsumen
maka dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya yaitu hubungan antara
perusahaan dan konsumen menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi
pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk suatu
rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono,
2000: 24).
27
Kepuasan pelanggan menurut Cravens (dalam Soleh, 1996:9) dipengaruhi
oleh beberapa hal, yaitu: Sistem pengiriman produk, performa produk atau jasa,
citra perusahaan/produk/merek, nilai harga yang dihubungkan dengan nilai yang
diterima konsumen, prestasi para karyawan, keunggulan dan kelemahan para
pesaing.
Menurut Umar Husein (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan adalah :
a. Mutu Produk dan pelayanannya artinya apakah produk tersebut
memiliki kualitas yang bagus, tidak mudah rusak (error, tahan
lama, serta memberikan pelayanan atau kemudahan yang diberikan
oleh produk tersebut bagi para pelanggan).
b. Kegiatan penjualan, terdiri dari variabel pesan (sebagai penghasil
serangkaian sikap tertentu mengenai perusahaan, produk, dan
tingkat kepuasan yang diharapkan oleh pelanggan), sikap (sebagai
penilaian pelanggan atas pelayanan perusahaan), dan perantara
(sebagai penilaian atas perantara perusahaan seperti dealer).
c. Pelayanan setelah penjualan, terdiri dari variabel-variabel
pelayanan pendukung tertentu, seperti garansi serta yang berkaitan
dengan umpan balik, seperti penanganan keluhan.
d. Nilai-nilai perusahaan, terdiri dari dua macam yaitu nilai resmi
yang dinyatakan oleh perusahaan sendiri dan nilai tidak resmi yang
tersirat dalam segala tindakan perusahaan sehari-hari.
Untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan, terdapat lima faktor utama
yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Menurut Lupiyoadi (2001: 158) ada lima
faktor tersebut adalah:
a. Kualitas produk. Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi
mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan
berkualitas.
28
b. Kualitas pelayanan. Konsumen akan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang
diharapkan.
c. Emosional. Konsumen akan merasa bangga dan mendapat
keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila
menggunakan produk atau jasa dengan merek tertentu yang
cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
d. Harga. Produk atau jasa yang mempunyai kualitas yang sama tetapi
menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang
lebih tinggi kepada konsumennya.
e. Biaya. Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan
atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk
dan jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.
29
komponennya (seperti kemasan, isi, ciri-ciri fisik) adalah stimuli utama
(primary/intrinsic stimuli). Komunikasi yang didesain untuk mempengaruhi
perilaku konsumen adalah stimuli tambahan (secondary stimuli) yang
memperesentasikan produk seperti kata-kata, gambar dan simbol atau melalui
stimuli lain yang diasosikan dengan produk seperti harga, toko, tempat produk
dijual dan pengaruh sales (Sutisna, 2003 : 63).
Dari faktor tersebut dapat dilihat bahwa persepsi dapat terbentuk dari
pengaruh sales. Sales atau tenaga penjualan bertugas untuk melayani konsumen
sekaligus memperkenalkan produk tersebut ke konsumen dan membuat konsumen
tertarik untuk membeli produk tersebut.
Fokus perhatian dari hubungan pelanggan bagi perusahaan yang bergerak
di bidang jasa adalah memberikan pelayanan yang prima (service of excellence) dan
mengutamakan kepentingan konsumen terlebih dahulu (customer oriented).
Pengertian dari service of excellence adalah berkaitan dengan jasa pelayanan yang
dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya untuk memberikan rasa kepuasan dan
menumbuhkan kepercayaan terhadap pihak pelanggannya (customer), sedangkan
customer tersebut merasa dirinya dipentingkan atau diperhatikan dengan baik dan
wajar (Rosady Ruslan, 2001 : 245).
Kepuasan pelanggan dapat diketahui setelah pelanggan menggunakan
produk dan jasa pelayanan. Dengan kata lain, kepuasan pelanggan merupakan
evaluasi purnabeli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan
dengan harapannya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan
adalah hasil (outcome) yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau
melebihi harapan yang diinginkan. Mencakup perbedaan antara tingkat
kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.
30
2.2 Penelitian Terdahulu
Ke halaman berikutnya
31
No. Peneliti Judul Teori Metodologi Hasil
3 Anggita Pengaruh Customer Kualitas Deskriptif Hasil penelitian ini
Putri Relationship Pelayanan. kuantitatif menunjukkan bahwa
Iriandini Management Kotler dan Keller dengan berdasarkan analisis
(CRM) Terhadap (2009:144) metode koefisien determinasi
Kepuasan menjelaskan survey diperoleh hasil sebesar 0.872
Pelanggan Dan bahwa kualitas artinya bahwa 87,2%
Loyalitas Pelanggan merupakan kunci variabel Loyalitas Pelanggan
(Survey pada untuk dipengaruhi oleh variabel
Pelanggan PT. menciptakan CRM dan Kepuasan
Gemilang Libra nilai dan Pelanggan. Berdasarkan nilai
Logistics, Kota kepuasan signifikansi
Surabaya) pelanggan. F(0.000)<a=0.05, maka hal
(Universitas Kualitas ini menunjukkan bahwa
Brawijaya, Tahun pelayanan jasa perhitungan CRM yang
2015) angkutan terdiri terdiri dari Komitmen,
dari 5 faktor, Komunikasi terhadap
yaitu frekuensi, Loyalitas Pelanggan adalah
pelayanan baku, signifikan, dan Kualitas
kenyamanan, Pelayanan terhadap
ketepatan, Loyalitas Pelanggan adalah
keamanan, dan tidak signifikan. Perhitungan
keselamatan Kepuasan Pelanggan
(Nasution, terhadap Loyalitas
2004:51) Pelanggan menunjukkan
hasil yang tidak signifikan
dengan nilai
F(0.000)>a=0.05.
32
2.3. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori yang telah di uraikan sebelumnya dimana untuk
variable x adalah customer relations dalam perusahaan dan untuk variable y adalah
kepuasan pelangggan.
Maka selanjutnya dirumuskan sebuah hipotesa yang dapat dijadikan
pegangan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian
Hipotesis penelitian
Adanya pengaruh customer relations terhadap kepuasan pelanggan di PT Data
Prima Solusi
Hipotesis Statistik :
H0 : rxy = 0 : tidak ada pengaruh customer relations terhadap tingkat kepuasan
pelanggan di PT Data Prima Solusi
Ha : rxy ≠ 0 : adanya pengaruh customer relations terhadap tingkat kepuasan
pelanggan di PT Data Prima Solusi
33
Variabel X Variabel Y
Bentuk Kegiatan Customer Relations Bentuk Kepuasan Pelanggan
Pelayanan yang unggul (service 1. Membeli lagi.
oriented) meliputi :
2. Mengatakan hal-hal yang baik
1. Pelayanan prima (service of tentang perusahaan kepada orang
excellence) lain dan merekomendasikannya
2. Penanganan keluhan 3.Kurang memperhatikan merk dan
iklan produk pesaing.
Melalukan hubungan baik dengan
pelanggan (good relationship) 4. Membeli produk yang lain dari
meliputi : perusahaan yang sama.
1. Publikasi Informasi 5. Menawarkan ide produk atau jasa
kepada perusahaan
2. Pemberian penghargaan/ reward
kepada pelanggan
Keterangan :
Dikarenakan keuntungan terbesar diperoleh dari pelanggan yang setia. Maka
perusahaan harus mampu mempertahankan pelanggan tersebut dengan melakukan
suatu strategi. Alasan tersebut dapat menjadi dasar jawaban mengapa kegiatan
customer relations merupakan strategi yang diterapkan perusahaan agar dapat
membangun kepuasan pelanggan. Customer relations merupakan kegiatan untuk
menjalin hubungan dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang
memuaskan bagi pelanggan. Adapun tujuan dari kegiatan customer relations adalah
menciptakan dan mempertahankan suatu hubungan yang baik dengan pelanggan
dan mengurangi berpindahnya pelanggan ke perusahaan pesaing lainnya.
34
Bentuk kegiatan dari customer relations itu sendiri dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu :
1. Pelayanan prima (service of excellence) : Suatu sikap atau tata cara pihak
customer service (pelayanan pelanggan) dapat melayani pelanggan secara puas.
Menurut Elhaitammy dikutip dari Ruslan dalam buku Manajamen Public Relations
& Media Komunikasi (2008:280).
35
2. Pemberian penghargaan/ reward kepada pelanggan : Pemberian penghargaan
yang dimaksudkan disini adalah seperti pemberian doorprize kepada pelanggan-
pelanggan yang setia terhadap perusahaan. Tujuannya agar dapat menjalin
hubungan yang lebih dekat .
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor dari bentuk kegiatan
customer relations tersebut akan mempengaruhi pelanggan untuk melakukan
pembelian lagi, mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang
lain lalu merekomendasikannya, membuat pelanggan kurang memperhatikan
merek dan iklan produk pesaing, pelanggan melakukan pembelian produk yang lain
dari perusahaan yang sama, pelanggan menawarkan ide produk atau jasa kepada
perusahaan (memberikan informasi terbuka terkait kebutuhan spesifik dari
pelanggan).
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
37
dimulai dengan pengujian hipotesis terhadap adanya pengaruh antara customer
relations dengan kepuasan pelanggan dengan pengukuran yang dibuat secara
sistematis.
38
Indikator Customer Relations (IV)
dan Kepuasan Pelanggan (DV)
Ke halaman berikutnya
39
Indikator Customer Relations (IV)
dan Kepuasan Pelanggan (DV)
40
3.5. Populasi dan Sampel (Teknik Sampling)
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek-objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008:90).
Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan PT Data Prima Solusi
yang berjumlah 20 orang dengan ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:
a. Laki-laki atau perempuan
b. Pegawai yang berasal dari divisi Procurement atau Operasional
Teknologi Informasi pada perusahaannya
c. Melakukan pembelian perangkat Teknologi Informasi baik barang
ataupun jasa lebih dari satu kali.
d. Melakukan pembelian perangkat Teknologi Informasi baik barang atau
jasa di atas Rp. 10.000.000,-
3.5.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagai atau wakil yang diteliti).
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data
dan dapat mewakili seluruh populasi (Arikunto, 1998:117).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total sampling,
dimana semua populasi digunakan menjadi sampel yaitu berjumlah 20 orang.
41
Jawaban penelitian responden akan diberi skor 1 sampai dengan 5 seperti
ini :
Skor Kategori
1 Sangat Tidak Setuju/ Tidak Pernah/ Sangat Negatif
2 Tidak Setuju/ Hampir Tidak Pernah/ Negatif
3 Ragu-ragu/ Kadang-kadang/ Negatif
4 Setuju/ Sering/ Positif
5 Sangat Setuju/ Selalu/ Sangat Positif
42
3.7.2. Pengumpulan data sekuder
Pengumpulan data yang bersumber dari buku-buku atau studi literature,
termasuk hasil penelitian terkait di internal dengan mempelajari tulisan-tulisan
ilmiah mengenai iklim komunikasi organisasi, yaitu yang berpengaruh terhadap
kinerja pegawai. Kondisi ini dilakukan untuk melengkapi data yang telah ada.
43
Skala Likert
Kategori Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Seluruh pernyataan yang telah dijawab oleh responden akan dihitung pada
setiap nilainya dan dijumlahkan seleuhnya untuk dapat diketahui nilai dari setiaap
responden unutk dijadikan skor penilaian terhadap variabel yang ditanyakan
(Istijanto, 2005:88-89).
44
pada variabel bebas. Bila b (+) maka ada kenaikan, apabila b (-) maka ada
penurunan.
Untuk mengetahui tingkat pengaruh, peneliti menggunakan pedoman untuk
memberikan penafsiran koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka
berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut :
45
sebagai instrumen penelitian disebarkan dapat dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas terhadap 20 angket melalui teknis uji statistic dengan program berbasis
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences).
Instrumen dikatakan reliable bila hasil pengukuran tetap konsisten dari
waktu ke waktu (Irawan, 2006:156). Teknik yang digunakan untuk mengukur
validitas pernyataan angket adalah Pearson Product Moment dengan cara
mengkorelasikan masing-masing item pernyataan angket. Bila hasil setiap faktor
adalah positif dan besarnya 0,3 ke atas maka instrumen tersebut valid dan reliable
dengan tingkat signifikan 5%. Dari hasil uji validitas variable Customer Relations
(X) kepada 20 sampel, dengan tingkat kepercayaan (α) = 0.05 atau 5%
46
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, dan Keller. 2012. Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi ke 12. Jakarta:
Erlangga.
47
Rahmayanti, Nina. 2013. Manajemen Pelayanan Prima. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Seitel, Fraser. 2001. The Practice of Public Relations. New Jersey: Prentice Hall.
48
Skripsi :
Yuliana, Rita. 2011. Customer Relations dan Kepuasan Pelanggan (Studi Tentang
Pelayanan Customer Relations Terhadap Kepuasan Pelanggan PT. TELKOM
Divre Surakarta). Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Elvirani, Wita. 2012. Pengaruh Customer Relations Terhadap Loyalitas
Konsumen (Studi pada konsumen pengiriman paket PT Pos Indonesia,
Jatinegara). Skripsi. Depok: Universitas Indonesia
Iriandini, Anggita Putri. 2015. Pengaruh Customer Relationship Management
(CRM) Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Loyalitas Pelanggan (Survey pada
Pelanggan PT. Gemilang Libra Logistics, Kota Surabaya). Skripsi. Malang:
Universitas Brawijaya
Desiyanti, Nur Riski. 2017. Strategi Marketing Public Relations Dalam
Membangun Kepercayaan Client Pada PT Disdus Indonesia. Skripsi. Bogor:
Universitas Pasundan
49