Anda di halaman 1dari 53

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Data-data dalam penelitian adalah data-data yang didapatkan dari hasil


pengambilan data berupa pengukuran di lapangan. Langkah-langkah setelah
mendapatkan data-data tersebut adalah menghitung, menganalisis dan
menginterpretasikannya. Data-data yang telah didapatkan bertujuan untuk mengetahui
karakteristik pengaruh pemberian larutan garam terhadap perubahan nilai resistansi
pentanahan. Sebelum pengambilan data tersebut perlu dilakukan pengujian mengenai
karakteristik sifat-sifat kelistrikan larutan garam, sehingga dari pengujian tersebut dapat
dianalisis :
a. Pengaruh jenis larutan garam terhadap resistansi pentanahan elektroda
batang.
b. Pengaruh konsentrasi larutan garam terhadap resistansi pentanahan elektroda
batang.
c. Pengaruh penyiraman larutan garam terhadap perubahan jari-jari efektif
elektrik penanaman elektroda batang.

4.1 Pengaruh Jenis dan Tingkat Konsentrasi Larutan Terhadap Nilai


Resistansi dan Resistivitas Larutan Garam
Pengukuran resistansi larutan garam bertujuan untuk mengetahui nilai
resistivitasnya. Larutan garam yang akan digunakan dalam penelitian adalah larutan
garam dengan jenis dan konsentrasi larutan yang berbeda-beda. Jenis garam yang
digunakan sebagai larutan pada penelitian ini sebanyak tiga jenis garam yaitu garam
magnesium sulfat (MgSO4), kalsium klorida (CaCl2), dan garam dapur (NaCl). Ketiga
jenis garam tersebut dilarutkan masing-masing dalam 10 L air. Masing-masing larutan
memiliki konsentrasi yang berbeda-beda berdasarkan pada massa garam yang dilarutkan
dalam air. Pada penelitian ini konsentrasi larutan garam yang dipakai dibedakan
menjadi 5 tingkatan konsentrasi larutan garam yaitu larutan garam dengan konsentrasi
larutan sebesar 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%.

4.1.1 Pengukuran Resistansi Dan Resistivitas Larutan Garam


Pengukuran resistansi dilakukan setelah garam dilarutkan dalam air karena pada
kondisi garam utuh tanpa dilarutkan terlebih dahulu, ohmmeter tidak dapat mendeteksi
nilai resistansinya. Hal ini disebabkan karena garam yang belum dilarutkan, ion-ion dari

55
garam tersebut belum terbebas atau dengan kata lain garam belum terionisasi secara
sempurna.
Pengukuran nilai resistansi larutan garam ini bertujuan untuk mengetahui
resistivitas larutan garam melalui perhitungan matematis yang berdasarkan data dari
hasil pengukuran resistansinya. Rangkaian pengukuran resistivitas larutan garam dapat
dilihat pada Gambar 3.5. Ohmmeter akan menunjukkan nilai resistansinya. Nilai
resistansi larutan garam yang terukur selanjutnya digunakan untuk menghitung
resistivitas larutan garam dengan menggunakan Persamaan (3-2). Data perhitungan
resistansi dan resistivitas larutan garam dikelompokkan dalam 3 kelompok pengukuran
berdasarkan jenis larutan garam yang diukur dimana pada setiap kelompok pengukuran
dilakukan lima kali pengukuran berdasarkan tingkat konsentrasi larutannya, seperti
ditunjukkan pada Tabel 4.1. Total keseluruhan tahap pengukuran sebanyak 15 tahap
pengukuran. Mengacu pada Gambar 3.5, data-data pengukuran yang dijadikan sebagai
variabel tetap meliputi :
r (jari-jari tabung pengujian) = 7,5 cm
l (tinggi tabung pengujian) = 5.3 cm
V (volume tabung pengujian) = 1 liter
m (massa larutan garam uji) = 1 kg
Mengacu pada Persamaan (3-2), perhitungan resitivitas larutan garam
Magnesium Sulfat (MgSO4) dengan konsentrasi larutan 10 %, dimana diketahui
resistansi rata-rata yang terukur sebesar 21.3 kΩ, adalah sebagai berikut :
Resistivitas larutan garam ( ρ ) = πr2Rl

= 3,147.52(21.3×103)5.3

= 709.83kΩ-cm
Jadi nilai resistivitas larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4) dengan
konsentrasi larutan 10 % sebesar 709.83 kΩ.cm. Hasil perhitungan nilai resistivitas
larutan garam yang lain berdasarkan analisis yang sama dapat dilihat pada Tabel 4.1.

56
Tabel 4.1 Hasil pengukuran resistansi dan resistivitas larutan garam
dengan jari-jari tabung uji r = 7.5 cm dan tinggi tabung l = 5.3 cm
Jenis Konse Resistansi larutan garam (kΩ) Resistivitas Larutan Garam (kΩ-cm)
larutan ntrasi Pada pengukuran ke- Pada pengukuran ke-
garam (%) 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata
10 21.30 21.30 21.30 21.30 709.83 709.83 709.83 709.83
20 19.10 19.10 19.10 19.10 636.52 636.52 636.52 636.52
MgSO4 30 17.35 17.35 17.35 17.35 578.20 578.20 578.20 578.20
40 15.20 15.20 15.20 15.20 506.55 506.55 506.55 506.55
50 14.05 14.05 14.05 14.05 468.22 468.22 468.22 468.22
10 5.50 5.50 5.50 5.50 183.29 183.29 183.29 183.29
20 2.40 2.40 2.40 2.40 79.98 79.98 79.98 79.98
CaCl2 30 1.27 1.27 1.27 1.27 42.32 42.32 42.32 42.32
40 0.55 0.55 0.55 0.55 18.33 18.33 18.33 18.33
50 0.23 0.23 0.23 0.23 7.66 7.66 7.66 7.66
10 13.30 13.30 13.30 13.30 443.23 443.23 443.23 443.23
20 6.50 6.50 6.50 6.50 216.62 216.62 216.62 216.62
NaCl 30 4.20 4.20 4.20 4.20 139.97 139.97 139.97 139.97
40 3.10 3.10 3.10 3.10 103.31 103.31 103.31 103.31
50 2.41 2.41 2.41 2.41 80.31 80.31 80.31 80.31
Sumber: Hasil pengukuran

Tabel 4.1 adalah tabel hasil pengukuran resistansi larutan garam dan juga tabel
hasil perhitungan resistivitas larutan garam dari setiap jenis dan konsentrasi larutan
garam yang berbeda-beda. Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwasanya jenis larutan
garam dan tingkat konsentrasi larutan garam yang berbeda-beda mempengaruhi nilai
resistansi dan resistivitasnya. Jenis larutan garam dengan nilai resistansi yang paling
kecil memiliki nilai resistivitas yang paling kecil juga karena nilai resistansi sebanding
dengan nilai resistivitas. Pada tabel 4.1 jenis larutan garam yang memiliki nilai
resistansi dan resistivitas yang paling kecil yaitu larutan garam Kalsium Klorida
(CaCl2). Resistansi larutan garam juga dipengaruhi oleh tingkat konsentrasinya. Pada
tabel 4.1 semakin tinggi tingkat konsentrasi larutan garam semakin kecil nilai resistansi
dan resistivitasnya. Larutan Kalsium Klorida dengan tingkat konsentrasi 50% memiliki
nilai resistansi dan resistivitas yang lebih kecil dari pada larutan Kalsium Klorida
dengan tingkat konsentrasi 10%, demikian juga dengan jenis larutan garam yang lainnya
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

57
25
21.3
19.1
20 17.35
15.2
Ω)

14.05
15 13.3

MgSO4
10 CaCl2
n R

6.5
(k e
ita
s

5.5
4.2 NaCl
5 2.4 3.1 2.41
1.27 0.55 0.23
0
10 20 30 40 50

Konsentrasi Larutan Garam (%)

Gambar 4.1 Grafik pengaruh tingkat konsentrasi larutan terhadap resistansi


larutan garam
Sumber : Hasil perhitungan

Gambar 4.2 Grafik pengaruh tingkat konsentrasi larutan terhadap resistivitas


larutan garam
Sumber : Hasil perhitungan

Jadi mengacu pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2, dengan melihat jenis dan
tingkat konsentrasi larutan dapat diketahui nilai resistansi dan resistivitas yang paling
rendah adalah larutan Kalsium Klorida dengan tingkat konsentrasi larutan 50%.

4.2 Pengukuran Nilai Resistivitas Tanah


Mengacu pada Bab III pembahasan 3.3.3.2 mengenai rangkaian pengukuran
resistivitas tanah, secara filosofi Gambar 3.7 dapat juga dijelaskan secara lebih
sederhana seperti pada Gambar 4.3.

55
1 2 3 4

a1 a2 a3 a4 a5

b1 b2 b3 b4 b5
c1 c2 c3 c4 c5

Gambar 4.3 Pengukuran resitivitas tanah sebelum penyiraman larutan garam


Sumber : Rancangan Penelitian

Pada Gambar 4.3 terdapat pembagian regional seperti yang telah dijelaskan pada
Bab III yaitu regional A, B, dan C. Setiap regional dilakukan dua kali pengukuran
resistivitas tanah dengan kombinasi terminal pengukuran yang berbeda. Untuk
kombinasi pengukuran I regional A, terminal 1 dihubungkan ke elektroda batang a1,
terminal 2 dihubungkan ke elektroda batang a2, terminal 3 dihubungkan ke elektroda
batang a3, dan terminal 4 dihubungkan ke elektroda batang a4. Sedangkan untuk
kombinasi pengukuran II regional A caranya dengan menggeser ke kanan hubungan tiap
terminal dengan elektroda batang yaitu, terminal 1 dihubungkan ke elektroda batang a2,
terminal 2 dihubungkan ke elektroda batang a3, terminal 3 dihubungkan ke elektroda
batang a4, dan terminal 4 dihubungkan ke elektroda batang a5. Hal yang sama juga
dilakukan pada regional B dan regional C. Untuk mempermudah pemahaman tentang
kombinasi pengukuran resistivitas tanah setiap regional dibuat Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Kombinasi pengukuran resitivitas tanah sebelum penyiraman larutan


garam untuk setiap regional
55
Sumber : Rancangan Penelitian

Pada kelompok pengukuran regional A untuk kombinasi pengukuran I diperoleh


data-data pengukuran arus pentanahan dan tegangan pentanahan sebagai berikut :
U (tegangan yang terukur pada Voltmeter) = 0,079 V
I (arus yang terukur pada Ampermeter) = 0,113 A
Dengan menggunakan Persamaan (2-19), maka nilai resistivitas tanah regional A
kombinasi pengukuran I dapat dihitung sebagai berikut :
ρ= 4πaU1+2a(a2+4b2)-2a(4a2+4b2)I
= 43,14320(0,079)1+2(320)(3202+4(100)2)-2(320)
(4(320)2+4(100)2)0,113
= 43,14320(0.699)1+2(320)(3202+4(100)2)-2(320)(4(320)2+4(100)2)
= 2796.81 Ω.cm

Jadi nilai resistivitas tanah untuk regional A kombinasi pengukuran I


berdasarkan hasil perhitungan sebesar 2796,81 Ω.cm. Melalui analisis yang sama untuk
hasil pengukuran dan perhitungan nilai resistivitas tanah regional B dan C untuk
kombinasi yang berbeda ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil pengukuran resistivitas tanah sebelum penyiraman larutan garam
Regional Kombinasi a (cm) b (cm) U (volt) I (ampere) ρ (ohm.cm)
I 0,079 0,113 2796,81
A
II 0,074 0,107 2766,70

Rata-rata Regional A 0,0765 0,11 2781,76

I 0,082 0,117 2803,76


B
II 0,073 0,106 2755,06
320 100
Rata-rata Regional B 0,0775 0,1115 2779,41

I 0,084 0,119 2823,88


C
II 0,083 0,118 2813,91

Rata-rata Regional C 0,0835 0,1185 2818,90

Sumber: Hasil pengukuran

Pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa setiap regional memiliki nilai resistivitas
tanah yang hampir sama sehingga diambil nilai rata-rata tiap regionalnya untuk
mewakili nilai resististivitas regional tersebut yaitu pada regional A nilai rata-rata

56
resistivitas tanahnya sebesar 2781,76 Ω.cm; untuk regional B nilai rata-rata resistivitas
tanahnya sebesar 2779,41; sedangkan untuk regional C nilai rata-rata resistivitas
tanahnya sebesar 2818,90. Hasil pengukuran rata-rata resistivitas tanah pada tiap
regional sebelum penyiraman larutan garam tersebut digunakan pada pembahasan
selanjutnya mengenai perhitungan resistansi pentanahan elektroda batang melalui
pendekatan matematis.

4.3 Pengukuran Resistansi Pentanahan Elektroda Batang Sebelum Penyiraman


Larutan Garam
Pengukuran resistansi elektroda batang sebelum penyiraman larutan garam
dilakukan selama tujuh hari berturut-turut dimana dilakukan dua kali pengukuran setiap
harinya. Pengukuran ini meliputi pengukuran resistansi pentanahan seluruh elektroda
batang berjumlah 15 buah elektroda batang pada titik penanaman yang berbeda-beda
dalam satu lahan seluas 12,8 m × 6,4 m. Pada pengukuran ini, elektroda batang yang
diukur nilai resistansi pentanahannya diberi nomor identitas elektroda (NIE) seperti
ditunjukkan pada Tabel 4.3. Pemberian nomor identitas ini dimaksudkan untuk
mempermudah analisis data-data hasil pengukuran di lapangan. Elektroda batang yang
ditanam pada regional A diberi nomor identitas elektroda (NIE) a1 sampai a5,
sedangkan untuk elektroda batang yang ditanam pada regional B diberi nomor identitas
elektroda (NIE) b1 sampai b5, dan untuk elektroda batang yang ditanam pada regional
C diberi nomor identitas elektroda (NIE) c1 sampai c5.

Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Resistansi Elektroda Batang Sebelum Perlakuan


Nilai Resistansi Elektroda Batang dengan Nomor Identitas Elektroda- (Ω)
UP a1 a2 a3 a4 a5 b1 b2 b3 b4 b5 c1 c2 c3 c4 c5
1 6,81 7,19 7,21 6,80 6,59 7,21 7,58 6,60 6,61 6,90 7,41 7,21 7,39 6,70 7,10
2 6,82 7,21 7,38 6,82 6,59 7,38 7,59 6,60 6,61 6,98 7,20 7,25 7,40 6,70 7,21
3 6,90 7,22 7,39 6,90 6,70 7,60 7,65 6,69 6,70 7,01 7,68 7,60 7,58 7,05 7,50
4 7,00 7,25 7,40 7,10 6,77 7,65 7,70 6,65 6,65 7,05 7,70 7,65 7,60 7,15 7,40
5 7,10 7,33 7,58 7,20 6,90 7,84 7,82 6,82 6,98 7,25 7,82 7,90 7,98 7,30 7,45
6 6,83 7,20 7,30 6,80 6,59 7,58 7,65 6,70 6,78 6,95 7,60 7,62 7,48 7,10 7,45
7 7,15 7,28 7,42 7,10 6,65 7,70 7,76 6,80 6,86 7,01 7,80 7,79 7,95 7,21 7,38
8 7,05 7,24 7,43 7,21 6,65 7,81 7,79 6,85 6,90 7,15 7,81 7,88 8,09 7,25 7,38
9 7,19 7,29 7,93 7,33 6,79 7,98 7,90 6,90 7,00 7,25 7,82 7,84 8,10 7,35 7,41
10 7,13 7,23 7,38 7,18 6,83 7,82 6,61 6,79 6,85 7,16 7,69 7,81 7,99 7,10 7,36
11 7,13 7,39 7,41 7,31 6,98 7,92 7,65 6,82 7,00 7,30 7,69 7,85 8,01 7,28 7,38
12 7,01 7,18 7,20 6,99 6,85 7,60 7,50 6,79 6,80 7,38 7,45 7,70 7,85 7,06 7,41
13 7,25 7,21 7,30 7,09 6,95 7,65 7,58 6,80 6,89 7,38 7,50 7,78 7,90 7,15 7,28
14 7,09 7,18 7,18 6,88 6,73 7,50 7,49 6,79 6,81 7,28 7,39 7,61 7,80 6,99 7,21
15 7,09 7,18 7,20 7,09 6,89 7,40 7,42 6,83 6,81 7,38 7,41 7,63 7,98 6,99 7,18

55
R 7,04 7,24 7,38 7,05 6,76 7,64 7,58 6,76 6,82 7,16 7,60 7,67 7,81 7,09 7,34

SD 0,14 0,06 0,19 0,18 0,13 0,21 0,30 0,09 0,13 0,17 0,19 0,21 0,25 0,20 0,12
Sumber: Hasil pengukuran
Keterangan : UP = Urutan Pengukuran. Urutan pengukuran ganjil dilaksanakan pada pukul 06.00 WIB,
sedangkan urutan pengukuran genap dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB. Selama satu hari dilakukan dua
kali pengukuran.

Tabel 4.3 menunjukkan hasil pengukuran nilai resistansi pentanahan seluruh


elektroda batang kondisi sebelum penyiraman larutan garam (sebelum perlakuan). Nilai
resistansi yang berubah-ubah dan tidak sama antara satu elektroda batang satu dengan
elektroda batang yang lain disebabkan oleh banyak faktor diantaranya perbedaan waktu
pengukuran dan perbedaan posisi atau regional penanaman elektroda batang. Untuk
melihat karakteristik resistansi pentanahan masing-masing regional penanaman
elektroda batang terhadap waktu pengukuran, dibuat Tabel 4.4. Tabel 4.4 dibuat untuk
mempermudah pemahaman terhadap karakteristik perubahan resistansi pentanahan tiap
regional penanaman elektroda batang.

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Resistansi Elektroda Batang Sebelum Perlakuan


Rata-rata Pengukuran Resistansi pada hari ke- (Ω)
Regional NIE
1 2 3 4 5 6 7
a1 6,81 6,95 6,96 7,1 7,16 7,07 7,14
a2 7,2 7,23 7,26 7,26 7,26 7,28 7,19
A a3 7,29 7,39 7,44 7,42 7,65 7,30 7,22
a4 6,81 7,00 7,00 7,15 7,25 7,15 7,02
a5 6,59 6,73 6,74 6,65 6,81 6,91 6,85
Rata-rata
5,95 6,21 6,4 6,59 6,85 6,95 7,07
Regional
b1 7,29 7,62 7,71 7,75 7,9 7,76 7,51
b2 7,58 7,67 7,73 7,77 7,25 7,57 7,49
B b3 6,6 6,67 6,76 6,82 6,84 6,80 6,80
b4 6,61 6,67 6,88 6,88 6,92 6,9 6,83
b5 6,94 7,03 7,10 7,08 7,20 7,34 7,34
Rata-rata
7,00 7,13 7,23 7,26 7,22 7,27 7,19
regional
c1 7,30 7,69 7,71 7,80 7,75 7,57 7,43
c2 7,23 7,62 7,76 7,83 7,82 7,77 7,67
C c3 7,39 7,59 7,73 8,02 8,04 7,93 7,89
c4 6,70 7,10 7,20 7,23 7,22 7,17 7,04
c5 7,15 7,45 7,45 7,38 7,38 7,39 7,22
Rata-rata
7,15 7,49 7,57 7,65 7,64 7,56 7,45
regional
Sumber: Hasil pengukuran

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Resistansi Elektroda Batang Sebelum Perlakuan

55
Pengukuran Rata-rata Resistansi pada hari ke- Rata-rata
total (R)
SD R± SD
1 2 3 4 5 6 7
Rata-rata 0.4 6.57±0.4
6.57
5.95 6.21 6.4 6.59 6.85 6.95 7.07 1 1
Regional A
Rata-rata 0.0 7.18±0.0
7.00 7.13 7.23 7.26 7.22 7.27 7.19 7.18
regional B 9 9
Rata-rata 0.1 7.50±0.1
7.15 7.49 7.57 7.65 7.64 7.56 7.45 7.50
regional C 7 7
Sumber: Hasil pengukuran
Tabel 4.4 menunjukkan pada setiap regional penanaman elektroda batang
memiliki nilai resistansi pentanahan yang berbeda-beda dan nilainya juga berubah-ubah
(fluktuatif) selama tujuh hari pengukuran berturut-turut. Nilai rata-rata regional
merupakan nilai rata-rata pengukuran resistansi pentanahan elektroda batang pada satu
hari pengukuran yaitu pada pukul 06.00 WIB dan 14.00 WIB. Selama tujuh hari nilai
rata-rata resistansi pentanahan tiap regional dirata-rata lagi dan dihitung standart
deviasinya (SD). Untuk rata-rata resistansi pentanahan elektroda batang regional A
tujuh hari berturut-turut berkisar 6,57 ± 0,41 Ω, sedangkan untuk rata-rata resistansi
pentanahan elektroda batang regional B tujuh hari berturut-turut berkisar 7,18 ± 0,09 Ω,
dan untuk rata-rata resistansi pentanahan elektroda batang regional C tujuh hari
berturut-turut berkisar 7,50 ± 0,17 Ω. Dari Tabel 4.5 dapat dibuat grafik pengaruh
waktu dan posisi penanaman elektroda batang terhadap resistansi pentanahan seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.5.

9
8 rata-rata
7 resistansi
regional A
Ω)

6
5
rata-rata
4
resistansi
3
n R
e
ita

regional B
( s

2
1 rata-rata
0 resistansi
1 2 3 4 5 6 7 regional C

Pengukuran pada hari ke-

Gambar 4.5 Grafik pengaruh waktu dan posisi penanaman elektroda batang
terhadap resistansi pentanahan

55
Sumber : Hasil pengukuran

Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata resistansi pentanahan
regional B selama tujuh hari lebih menunjukkan nilai yang stabil dibandingkan dengan
regional yang lain. Dengan kata lain nilai rata-rata resistansi pentanahan regional B
tidak mengalami perubahan yang signifikan selama tujuh hari berturut-turut
dibandingkan dengan regional yang lain yaitu ditunjukkan pada bentuk grafik yang
hampir datar. Demikian juga dengan regional C yang menunjukkan nilai resistansi
pentanahan yang cukup stabil jika dibandingkan dengan regional A. Oleh karena
perbedaan nilai resistansi pentanahan tiap regional, dalam menganalisis pengaruh
penyiraman larutan garam terhadap perubahan nilai resistansi pentanahannya,
digunakan suatu persentase nilai penurunan resistansi pentanahan setelah penyiraman
larutan garam untuk setiap elektroda batang yang ditanam pada regional yang berbeda
tersebut.

4.4 Pengukuran Resistansi Pentanahan Elektroda Batang Setelah Penyiraman


Larutan Garam
Mengacu pada Bab III, pada pengukuran ini dilakukan perlakuan khusus
(treatment) pada tanah yaitu perbaikan porositas tanah di sekitar elektroda batang
sebelum penyiraman larutan garam. Treatment yang dimaksud pada pembahasan ini
adalah perlakuan pada setiap tanah galian radius 0,5 m dari penanaman elektroda batang
sedalam 30 cm dan tebal 10 cm yaitu dengan memisahkan batu-batuan dan material
sampah lainnya pada tanah galian tersebut. Tujuan dari pada treatment ini adalah untuk
memperbaiki porositas tanah pada galian tersebut sehingga larutan garam dapat
menyerap ke lapisan bawah tanah dengan mudah saat penyiraman.
Berdasarkan jenis larutan garam yang digunakan dalam penyiraman, kelompok
pengukuran ini digolongkan dalam 3 macam pengukuran, yaitu :
1. Pengukuran resistansi pentanahan elektroda batang setelah penyiraman
larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4) pada pemukaan tanah treatment.
2. Pengukuran resistansi pentanahan elektroda batang setelah penyiraman
larutan garam Kalsium Klorida (CaCl2) pada tanah treatment.
3. Pengukuran resistansi pentanahan elektroda batang setelah penyiraman
larutan garam Natrium Klorida (NaCl) pada tanah treatment.
Pada pengukuran resistansi pentanahan elektroda batang setelah penyiraman
larutan garam diperlukan jeda waktu 15 menit untuk melakukan pengukuran resistansi
56
pentanahan berikutnya sehingga larutan garam dapat menyerap masuk ke dalam lapisan
tanah treatment mengikuti arah gravitasi bumi. Pengukuran untuk setiap elektroda
batang dilakukan sebanyak 15 kali pengukuran untuk mendapatkan hasil penurunan
nilai resistansi yang lebih representatif.

4.1.1 Pengukuran Resistansi Pentanahan Elektroda Batang Setelah Penyiraman


Larutan Garam Magnesium Sulfat (MgSO4)
Pada pengukuran ini, elektroda batang yang diukur nilai resistansi
pentanahannya adalah elektroda batang dengan nomor identitas a1, a2, a3, a4, dan a5.
Hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Resistansi Elektroda Batang Setelah Penyiraman Larutan


Garam Magnesium Sulfat (MgSO4)
Nilai Resistansi Elektroda Batang (Ω)

Kondisi awal sebelum penyiraman larutan garam*


a1 a2 a3 a4 a5

7,03 7,23 7,38 7,02 6,74

kondisi setelah penyiraman larutan garam MgSO4 konsentrasi (Ω)


UP 50% 40% 30% 20% 10%

1 6,38 6,78 7,00 6,72 6,69

2 6,38 6,78 7,00 6,72 6,69

3 6,38 6,78 7,00 6,72 6,69

4 6,37 6,77 6,99 6,71 6,68

5 6,37 6,77 6,99 6,71 6,68

6 6,37 6,77 6,99 6,71 6,68

7 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67

8 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67

9 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67

10 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67

11 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65

12 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65

13 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65

14 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65

56
15 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65

Rata-rata 6,35 6,75 6,97 6,69 6,66

Sumber : hasil pengukuran


Keterangan : NIE = Nomor Identitas Elektroda Batang
*Kondisi pengukuran resistansi pentanahan elektroda batang dilakukan setelah
treatment pada tanah dan sebelum dilakukan penyiraman larutan garam.
Pada Tabel 4.6 nilai resistansi pentanahan elektroda batang mengalami
perubahan setelah tanah treatment disiram dengan larutan garam Magnesium Sulfat
(MgSO4) yaitu nilai resistansinya menurun. Penurunan nilai resistansi pentanahan
elektroda batang pada Tabel 4.6 terjadi secara bertahap. Penurunan nilai resistansi
pentanahan masing-masing elektroda batang setelah penyiraman larutan garam MgSO4
juga dapat dilihat pada Gambar 4.6. Penurunan nilai resistansi pentanahan tersebut
dikarenakan masing-masing pengukuran diberi jeda waktu 15 menit untuk pengukuran
nilai resistansi pentanahan elektroda batang berikutnya sehingga memberi waktu larutan
garam untuk menyerap pada lapisan tanah yang lebih dalam.

Gambar 4.6 Grafik pengaruh waktu terhadap penurunan nilai resistansi setelah
penyiraman larutan garam MgSO4
Sumber : Hasil pengukuran

Pada Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa terjadi penyerapan larutan garam pada
lapisan tanah terdalam yaitu lapisan tanah treatment bagian dalam yang arah
penyerapannya mengikuti gaya gravitasi bumi. Penyerapan larutan garam tersebut dapat
diketahui dari menurunnya nilai resistansi pentanahan elektroda batang yang disiram
larutan garam pada permukaan tanah treatment-nya. Perbedaan nilai resistansi
pentanahan sebelum dan setelah penyiraman larutan garam ditunjukkan pada Gambar
4.7 dan Tabel 4.7.

Gambar 4.7 Grafik Pembanding Resistansi Pentanahan Elektroda


Batang Sebelum dan Setelah Penyiraman Larutan Garam
Magnesium Sulfat (MgSO4)
Sumber : hasil pengukuran

56
Pada Gambar 4.7 penurunan nilai resistansi pentanahan elektroda batang yang
paling signifikan terjadi pada elektroda batang dengan Nomor Identitas Elektroda (NIE)
a1 yaitu dari 7,03 Ω menjadi 6,34 Ω dimana penurunan nilai resistansi pentanahannya
sebesar 0.69 ohm. Penurunan nilai resistansi elektroda batang dengan nomor identitas
elektroda yang lain ditunjukkan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Resistansi Elektroda Batang Setelah Penyiraman Larutan Garam


Magnesium Sulfat (MgSO4)
Nilai resistansi elektroda batang (Ω) Penurunan
Nomor Nilai Persentase
Kondisi
Identitas Kondisi sesudah Resistansi Penurunan
sebelum
Elektroda penyiraman Pentanahan Nilai Resistansi
penyiraman
(NIE) Lar,garam (Ω) (%)
Lar,garam
a1 7,03 6,34 0,69 9,8
a2 7,23 6,74 0,49 6,8
a3 7,38 6,96 0,42 5,7
a4 7,02 6,68 0,34 4,8
a5 6,74 6,65 0,09 1,4
Sumber : pengukuran

Pada Tabel 4.7 nilai resistansi pentanahan elektroda batang mengalami


penurunan yang cukup signifikan. Persentase penurunan nilai resistansi pentanahan
elektroda batang yang paling besar terjadi pada elektroda batang dengan NIE-a1 yaitu
sebesar 9,8 %.
Penurunan nilai resistansi pentanahan masing-masing elektroda batang pada
Tabel 4.7 menunjukkan nilai yang berbeda-beda dikarenakan perbedaan tingkat
konsentrasi larutan garam yang disiramkan pada masing-masing elektroda batang. Pada
pengukuran ini, elektroda batang dengan NIE-a1 disiram dengan larutan garam
Magnesium Sulfat (MgSO4) konsentrasi 50 %, elektroda dengan NIE-a2 disiram dengan
larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4) konsentrasi 40 %, elektroda dengan NIE-a3
disiram dengan larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4) konsentrasi 30 %, elektroda
dengan NIE-a4 disiram dengan larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4) konsentrasi
20 %, dan elektroda dengan NIE-a5 disiram dengan larutan garam Magnesium Sulfat
(MgSO4) konsentrasi 10 %. Perbedaan besarnya penurunan nilai resistansi pentanahan
masing-masing elektroda batang pada pengukuran ini menunjukkan bahwa tingkat
konsentrasi suatu larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4) mempengaruhi besarnya
penurunan nilai resistansi pentanahan elektroda batang. Pengaruh tingkat konsentrasi

55
larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4) terhadap nilai resistansi pentanahan
elektroda batang ditunjukkan oleh Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Pengaruh Tingkat Konsentrasi Larutan Garam Magnesium


Sulfat (MgSO4) Terhadap Resistansi Pentanahan Elektroda Batang
Nomor Tingkat Penurunan Nilai Persentase
Identitas Konsentrasi Resistansi Pentanahan Penurunan Nilai
Elektroda Larutan (Ω) Resistansi (%)
(NIE) Garam (%)
a1 50 0,69 9,8
a2 40 0,49 6,8
a3 30 0,42 5,7
a4 20 0,34 4,8
a5 10 0,09 1,4
Sumber : hasil pengukuran

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada tingkat konsentrasi larutan garam


Magnesium Sulfat (MgSO4) yang berbeda, nilai resistansi pentanahan elektroda batang
mengalami persentase penurunan yang berbeda-beda. Tabel 4.8 juga menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasi larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4)
semakin tinggi tingkat penurunan nilai resistansi pentanahannya. Elektroda batang
dengan penyiraman larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4) konsentrasi 50 %
memiliki persentase penurunan nilai resistansi pentanahan yang paling signifikan yaitu
sebesar 9,8 % dibandingkan dengan tingkat penurunan nilai resistansi pentanahan pada
elektroda batang dengan siraman larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4) 40%, 30 %,
20 % dan 10% seperti ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Grafik Persentase Penurunan Resistansi Pentanahan Elektroda


Batang Setelah Penyiraman Larutan Garam MgSO4
Sumber : hasil pengukuran

4.1.2 Pengukuran Resistansi Pentanahan Elektroda Batang Setelah Penyiraman


Larutan Garam Magnesium Sulfat (CaCl2)
Pengukuran resistansi pentanahan elektroda batang setelah penyiraman larutan
garam Kalsium Klorida (CaCl2) pada tanah treatment. Pada pengukuran ini, elektroda
batang yang diukur nilai resistansi pentanahannya adalah elektroda batang dengan
nomor identitas b1, b2, b3, b4, dan b5. Hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 4.9.

55
Tabel 4.9 Resistansi Elektroda Batang Setelah Penyiraman Larutan
Garam Kalsium Klorida (CaCl2)
Nilai Resistansi Elektroda Batang (Ω)

Kondisi awal sebelum penyiraman larutan garam*


b1 b2 b3 b4 b5

7,61 7,55 6,76 6,80 7,14


kondisi setelah penyiraman larutan garam CaCl2 konsentrasi (Ω)
UP 50% 40% 30% 20% 10%

1 6,16 6,33 5,71 6,01 6,56


2 6,38 6,78 7,00 6,72 6,69
3 6,38 6,78 7,00 6,72 6,69
4 6,37 6,77 6,99 6,71 6,68
5 6,37 6,77 6,99 6,71 6,68
6 6,37 6,77 6,99 6,71 6,68
7 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67
8 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67
9 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67
10 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67
11 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65
12 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65
13 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65
14 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65
15 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65
Rata-rata
6,13 6,30 5,68 5,98 6,53
Sumber : hasil pengukuran
Keterangan : NIE = Nomor Identitas Elektroda Batang
*Kondisi pengukuran resistansi pentanahan elektroda batang dilakukan setelah treatment pada
tanah dan sebelum dilakukan penyiraman larutan garam.

Pada Tabel 4.9 nilai resistansi pentanahan elektroda batang mengalami


perubahan setelah tanah treatment disiram dengan larutan garam Kalsium Klorida
(CaCl2) yaitu nilai resistansinya menurun. Penurunan nilai resistansi pentanahan

55
elektroda batang pada Tabel 4.9 terjadi secara bertahap. Penurunan nilai resistansi
pentanahan masing-masing elektroda batang setelah penyiraman larutan garam CaCl2
juga dapat dilihat pada Gambar 4.9. Penurunan nilai resistansi pentanahan tersebut
dikarenakan masing-masing pengukuran diberi jeda waktu 15 menit untuk pengukuran
nilai resistansi pentanahan elektroda batang berikutnya sehingga memberi waktu larutan
garam untuk menyerap pada lapisan tanah yang lebih dalam.

Gambar 4.9 Grafik pengaruh waktu terhadap penurunan nilai resistansi setelah
penyiraman larutan garam CaCl2
Sumber : hasil pengukuran

Pada Gambar 4.9 dapat diketahui bahwa terjadi penyerapan larutan garam pada
lapisan tanah terdalam yaitu lapisan tanah treatment bagian dalam yang arah
penyerapannya mengikuti gaya gravitasi bumi. Penyerapan larutan garam tersebut dapat
diketahui dari menurunnya nilai resistansi pentanahan elektroda batang yang disiram
larutan garam pada permukaan tanah treatment-nya.
Perbedaan nilai resistansi pentanahan sebelum dan setelah penyiraman larutan
garam ditunjukkan pada Gambar 4.10 dan Tabel 4.10.

Gambar 4.10 Grafik Pembanding Resistansi Pentanahan Elektroda Sebelum dan


Setelah Penyiraman Larutan Garam CaCl2
Sumber : hasil pengukuran

Pada Gambar 4.10 penurunan nilai resistansi pentanahan elektroda batang yang
paling signifikan terjadi pada elektroda batang dengan Nomor Identitas Elektroda (NIE)
b1 yaitu dari 7,61 Ω menjadi 6,12 Ω dimana penurunan nilai resistansi pentanahannya
sebesar 1.49 ohm. Penurunan nilai resistansi elektroda batang dengan nomor identitas
elektroda yang lain ditunjukkan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Resistansi Elektroda Batang Setelah Penyiraman Larutan


Garam Larutan Garam Kalsium Klorida (CaCl2)
Nomor Nilai resistansi elektroda batang (Ω) Penurunan Persentase

55
Nilai
Kondisi Penurunan
Identitas Kondisi sesudah Resistansi
sebelum Nilai
Elektroda penyiraman Pentanahan
penyiraman Resistansi
(NIE) Lar,garam (Ω)
Lar,garam (%)
b1 7,61 6,12 1,49 19,6
b2 7,55 6,29 1,26 16,7
b3 6,76 5,67 1,09 16,1
b4 6,80 5,97 0,83 12,2
b5 7,14 6,52 0,62 8,7
Sumber : pengukuran
Pada Tabel 4.10 nilai resistansi pentanahan elektroda batang mengalami
penurunan yang cukup signifikan. Persentase penurunan nilai resistansi pentanahan
elektroda batang yang paling besar terjadi pada elektroda batang dengan NIE-b1 yaitu
sebesar 19,6 %.
Penurunan nilai resistansi pentanahan masing-masing elektroda batang pada
Tabel 4.10 menunjukkan nilai yang berbeda-beda dikarenakan perbedaan tingkat
konsentrasi larutan garam yang disiramkan pada masing-masing elektroda batang. Pada
pengukuran ini, elektroda batang dengan NIE-b1 disiram dengan larutan garam Kalsium
Klorida (CaCl2) konsentrasi 50 %, elektroda dengan NIE-b2 disiram dengan larutan
garam Kalsium Klorida (CaCl2) konsentrasi 40 %, elektroda dengan NIE-b3 disiram
dengan larutan garam Kalsium Klorida (CaCl2) konsentrasi 30 %, elektroda dengan
NIE-b4 disiram dengan larutan garam Kalsium Klorida (CaCl2) konsentrasi 20 %, dan
elektroda dengan NIE-b5 disiram dengan larutan garam Kalsium Klorida (CaCl2)
konsentrasi 10 %. Perbedaan besarnya penurunan nilai resistansi pentanahan masing-
masing elektroda batang pada pengukuran ini menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi
suatu larutan garam Kalsium Klorida (CaCl2) mempengaruhi besarnya penurunan nilai
resistansi pentanahan elektroda batang. Pengaruh tingkat konsentrasi larutan garam
Kalsium Klorida (CaCl2) terhadap nilai resistansi pentanahan elektroda batang
ditunjukkan oleh Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Pengaruh Tingkat Konsentrasi Larutan Garam Kalsium


Klorida (CaCl2) Terhadap Resistansi Pentanahan Elektroda Batang
Nomor Tingkat Penurunan Nilai
Identitas Konsentrasi Resistansi Pentanahan Persentase Penurunan
Elektroda Larutan (Ω) Nilai Resistansi (%)
(NIE) Garam (%)
b1 50 1,49 19,6
b2 40 1,26 16,7
b3 30 1,09 16,1

55
b4 20 0,83 12,2
b5 10 0,62 8,7
Sumber : hasil pengukuran

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada tingkat konsentrasi larutan garam yang
berbeda, nilai resistansi pentanahan elektroda batang mengalami persentase penurunan
yang berbeda-beda. Tabel 4.10 juga menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
konsentrasi larutan garam Kalsium Klorida (CaCl2) semakin tinggi tingkat penurunan
nilai resistansi pentanahannya. Elektroda batang dengan penyiraman larutan garam
Kalsium Klorida (CaCl2) konsentrasi 50 % memiliki persentase penurunan nilai
resistansi pentanahan yang paling signifikan yaitu sebesar 19,6 % dibandingkan dengan
tingkat penurunan nilai resistansi pentanahan pada elektroda batang dengan siraman
larutan garam Kalsium Klorida (CaCl2) 40%, 30 %, 20 % dan 10% seperti ditunjukkan
pada Gambar 4.11.

Gambar 4.7 Grafik Persentase Penurunan Resistansi Pentanahan Elektroda


Batang Setelah Penyiraman Larutan Garam CaCl2
Sumber : hasil pengukuran

4.1.3 Pengukuran Resistansi Pentanahan Elektroda Batang Setelah Penyiraman


Larutan Garam Magnesium Sulfat (NaCl)
Pengukuran resistansi pentanahan elektroda batang setelah penyiraman larutan
garam Natrium Klorida (NaCl) pada tanah treatment. Pada pengukuran ini, elektroda
batang yang diukur nilai resistansi pentanahannya adalah elektroda batang dengan
nomor identitas c1, c2, c3, c4, dan c5. Hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Resistansi Elektroda Batang Setelah Penyiraman Larutan


Garam Natrium Klorida (NaCl)
Nilai Resistansi Elektroda Batang (Ω)

Kondisi awal sebelum penyiraman larutan garam*


c1 c2 c3 c4 c5

7,58 7,65 7,81 7,08 7,35

kondisi setelah penyiraman larutan garam NaCl konsentrasi (Ω)

55
UP 50% 40% 30% 20% 10%

1 6,63 7,00 7,26 6,75 7,25

2 6,38 6,78 7,00 6,72 6,69

3 6,38 6,78 7,00 6,72 6,69

4 6,37 6,77 6,99 6,71 6,68

5 6,37 6,77 6,99 6,71 6,68

6 6,37 6,77 6,99 6,71 6,68

7 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67

8 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67

9 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67

10 6,36 6,76 6,98 6,70 6,67

11 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65

12 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65

13 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65

14 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65

15 6,34 6,74 6,96 6,68 6,65

Rata-rata 6,60 6,97 7,23 6,72 7,22

Sumber : hasil pengukuran


Keterangan : NIE = Nomor Identitas Elektroda Batang
*Kondisi pengukuran resistansi pentanahan elektroda batang dilakukan setelah treatment pada
tanah dan sebelum dilakukan penyiraman larutan garam.

Pada Tabel 4.12 nilai resistansi pentanahan elektroda batang mengalami


perubahan setelah tanah treatment disiram dengan larutan garam Natrium Klorida
(NaCl) yaitu nilai resistansinya menurun. Penurunan nilai resistansi pentanahan
elektroda batang pada Tabel 4.12 terjadi secara bertahap. Penurunan nilai resistansi
pentanahan masing-masing elektroda batang setelah penyiraman larutan garam NaCl
juga dapat dilihat pada Gambar 4.12. Penurunan nilai resistansi pentanahan tersebut
dikarenakan masing-masing pengukuran diberi jeda waktu 15 menit untuk pengukuran
nilai resistansi pentanahan elektroda batang berikutnya sehingga memberi waktu larutan
garam untuk menyerap pada lapisan tanah yang lebih dalam.

55
Gambar 4.12 Grafik pengaruh waktu terhadap penurunan nilai resistansi setelah
penyiraman larutan garam NaCl
Sumber : hasil pengukuran

Pada Gambar 4.12 dapat diketahui bahwa terjadi penyerapan larutan garam pada
lapisan tanah terdalam yaitu lapisan tanah treatment bagian dalam yang arah
penyerapannya mengikuti gaya gravitasi bumi. Penyerapan larutan garam tersebut dapat
diketahui dari menurunnya nilai resistansi pentanahan elektroda batang yang disiram
larutan garam pada permukaan tanah treatment-nya.
Perbedaan nilai resistansi pentanahan sebelum dan setelah penyiraman larutan
garam Natrium Klorida (NaCl) ditunjukkan pada Gambar 4.13 dan Tabel 4.13.

Gambar 4.13 Grafik Pembanding Resistansi Pentanahan Elektroda Sebelum dan


Setelah Penyiraman Larutan Garam NaCl
Sumber : hasil pengukuran

Pada Gambar 4.13 penurunan nilai resistansi pentanahan elektroda batang yang
paling signifikan terjadi pada elektroda batang dengan Nomor Identitas Elektroda (NIE)
c1 yaitu dari 7,58 Ω menjadi 6,59 Ω dimana penurunan nilai resistansi pentanahannya
sebesar 0.99 ohm. Penurunan nilai resistansi elektroda batang dengan nomor identitas
elektroda batang yang lain ditunjukkan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Resistansi Elektroda Batang Setelah Penyiraman Larutan


Garam Larutan Garam Natrium Klorida (NaCl)
Nilai resistansi elektroda batang (Ω) Penurunan Persentase
Nomor Nilai
Kondisi Penurunan
Identitas Kondisi sesudah Resistansi
sebelum Nilai
Elektroda penyiraman Pentanahan
penyiraman Resistansi
(NIE) Lar,garam (Ω)
Lar,garam (%)
c1 7,58 6,59 0,99 13,1
c2 7,65 6,96 0,69 9,0
c3 7,81 7,22 0,59 7,6
c4 7,08 6,71 0,37 5,2
c5 7,35 7,21 0,14 1,9

55
Sumber : pengukuran
Pada Tabel 4.13 nilai resistansi pentanahan elektroda batang mengalami
penurunan yang cukup signifikan. Persentase penurunan nilai resistansi pentanahan
elektroda batang yang paling besar terjadi pada elektroda batang dengan NIE-c1 yaitu
sebesar 13,1 %.
Penurunan nilai resistansi pentanahan masing-masing elektroda batang pada
Tabel 4.13 menunjukkan nilai yang berbeda-beda dikarenakan perbedaan tingkat
konsentrasi larutan garam Natrium Klorida (NaCl) yang disiramkan pada masing-
masing elektroda batang. Pada pengukuran ini, elektroda batang dengan NIE-c1 disiram
dengan larutan garam Natrium Klorida (NaCl) konsentrasi 50 %, elektroda dengan NIE-
c2 disiram dengan larutan garam Natrium Klorida (NaCl) konsentrasi 40 %, elektroda
dengan NIE-c3 disiram dengan larutan garam Natrium Klorida (NaCl) konsentrasi 30
%, elektroda dengan NIE-c4 disiram dengan larutan garam Natrium Klorida (NaCl)
konsentrasi 20 %, dan elektroda dengan NIE-c5 disiram dengan larutan garam Natrium
Klorida (NaCl) konsentrasi 10 %. Perbedaan besarnya penurunan nilai resistansi
pentanahan masing-masing elektroda batang pada pengukuran ini menunjukkan bahwa
tingkat konsentrasi suatu larutan garam Natrium Klorida (NaCl) mempengaruhi
besarnya penurunan nilai resistansi pentanahan elektroda batang. Pengaruh tingkat
konsentrasi larutan garam Natrium Klorida (NaCl) terhadap nilai resistansi pentanahan
elektroda batang ditunjukkan oleh Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Pengaruh Tingkat Konsentrasi Larutan Garam Kalsium


Klorida (CaCl2) Terhadap Resistansi Pentanahan Elektroda Batang
Nomor Tingkat Penurunan Nilai
Identitas Konsentrasi Resistansi Pentanahan Persentase Penurunan
Elektroda Larutan (Ω) Nilai Resistansi (%)
(NIE) Garam (%)
c1 50 0,99 13,1
c2 40 0,69 9,0
c3 30 0,59 7,6
c4 20 0,37 5,2
c5 10 0,14 1,9
Sumber : hasil pengukuran

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa pada tingkat konsentrasi larutan garam Natrium
Klorida (NaCl) yang berbeda, nilai resistansi pentanahan elektroda batang mengalami
persentase penurunan yang berbeda-beda. Tabel 4.14 juga menunjukkan bahwa semakin

55
tinggi tingkat konsentrasi larutan garam Natrium Klorida (NaCl) semakin tinggi tingkat
penurunan nilai resistansi pentanahannya. Elektroda batang dengan penyiraman larutan
garam Natrium Klorida (NaCl) konsentrasi 50 % memiliki persentase penurunan nilai
resistansi pentanahan yang paling signifikan yaitu sebesar 13,1 % dibandingkan dengan
tingkat penurunan nilai resistansi pentanahan pada elektroda batang dengan siraman
larutan garam Natrium Klorida (NaCl) 40%, 30 %, 20 % dan 10% seperti ditunjukkan
pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Grafik Persentase Penurunan Resistansi Pentanahan Elektroda


Batang Setelah Penyiraman Larutan Garam NaCl
Sumber : hasil pengukuran

Jadi, pada penyiraman larutan garam dengan jenis dan konsentrasi yang berbeda-
beda mempengaruhi penurunan resistansi pentanahan elektroda batang. Semakin tinggi
tingkat konsentrasi larutan garam semakin besar penurunan resistansi pentanahannya.
Penurunan nilai resistansi pentanahan ini juga dipengaruhi oleh jenis larutan garam
yang disiramkan pada elektroda batang.

Gambar 4.15 Grafik Persentase Penurunan Resistansi Pentanahan Elektroda


Batang Setelah Penyiraman Larutan Garam
Sumber : hasil pengukuran

Pada Gambar 4.15 persentase penurunan nilai resistansi pentanahan elektroda


batang yang paling besar adalah elektroda batang dengan penyiraman larutan garam
Kalsium Klorida (CaCl2) konsentrasi 50 % yaitu sebesar 19,6 %, sedangkan untuk
penurunan nilai resistansi pentanahan yang paling kecil terjadi pada penyiraman larutan
garam Magnesium Sulfat (MgSO4) pada tanah treatment di sekitar elektroda batang
NIE-a1 yaitu sebesar 1,4 %.

4.2 Jari-jari Efektif Elektrik dari Penanaman Elektroda Pentanahan Jenis


Batang
Elektroda batang pentanahan yang ditanam akan membentuk suatu elektroda
pentanahan yang terdiri dari batang elektroda dan tanah itu sendiri. Apabila tanah
treatment di sekitar elektroda batang pada radius 0,5 m disiram dengan larutan garam,

56
maka akan terjadi perubahan kondisi kimia dari tanah yang menyebabkan sifat hantar
listrik tanah ikut berubah. Suatu sistem pentanahan membentuk elektroda pentanahan
yang umumnya dimodelkan sebagai sebuah setengah lingkaran, setengah elips, atau
sebuah tabung dengan atas berupa permukaan setengah bola. Elektroda ini digambarkan
sebagai konduktor yang terdiri dari lapisan berupa sel-sel tanah yang tebalnya sama.
Arus yang mengalir dari pentanahan tersebut akan melintasi sel-sel ini. Sel tanah yang
terdekat dengan elektroda batang mempunyai permukaan paling kecil sehingga akan
memberikan nilai resistansi paling besar. Bila jarak dari elektroda bertambah maka
luasan ini juga membesar sehingga menyebabkan resistansinya menjadi semakin kecil
hingga dapat diabaikan.
Pada beberapa titik yang menempati jarak tertentu, penambahan sel secara
signifikan tidak menambah nilai resistansi tanah sekitar elektroda batang pentanahan.
Ini diketahui sebagai daerah resistansi efektif dengan jari-jari r yang salanjutnya disebut
sebagai jari-jari elektrik pentanahan dan jarak ini ditentukan oleh kedalaman penanaman
dan diameter elektroda batang.
Model jari-jari efektif elektrik pentanahan untuk dua elektroda batang
ditunjukkan pada Gambar 4.16. Pada Gambar 4.16(a) menunjukkan jari-jari efektif
elektrik pentanahan untuk dua elektroda batang dimana terjadi perpotongan pada jari-
jari efektif elektrik pentanahannya. Pada kondisi ini dikatakan bahwa nilai a < 2r
sehingga penerapan model paralel bisa dilakukan akan tetapi dengan kesalahan yang
lebih besar. Sedangkan pada Gambar 4.16(b) menunjukkan jari-jari efektif elektrik
pentanahan untuk dua batang elektroda dimana tidak terjadi perpotongan pada jari-jari
efektif elektrik pentanahannya. Pada kondisi ini dikatakan bahwa nilai a > 2r sehingga
penerapan model paralel bisa dilakukan dan mendekati kebenaran.

56
Gambar 4.16 Jari-jari efektif elektrik pentanahan dua elektroda batang
Sumber: Hasil perencanaan
4.2.1 Hasil Pengukuran Jari-jari Efektif Elektrik Penanaman Elektroda Batang
Sebelum Penyiraman Larutan Garam Pada Tanah Treatment
Berikut ini akan dibahas hasil pengukuran nilai resistansi pentanahan untuk tiap
lapisan tanah di sekitar penanaman elektroda batang pada kedalaman 100 cm sebelum
treatment dan penyiraman larutan garam pada tanah. Pengukuran jari-jari efektif
elektrik dilakukan dengan mengukur resistansi pentanahan (Re) tiap lapisan tanah yaitu
pengukuran dimulai dari jarak 20 cm dari elektroda batang kemudian dinaikkan sebesar
20 cm hingga jari-jari lapisan tanah mencapai 1000 cm atau mencapai lapisan tanah ke-
50. Pengukuran ini dilakukan dalam 3 macam pengukuran berdasarkan regional
penanaman elektroda batang yaitu pengukuran resistansi pentanahan (Re) tiap lapisan
tanah untuk elektroda batang nomor identitas a1, a2, a3, a4, dan a5 yang ditanam pada
regional A, pengukuran resistansi pentanahan (Re) tiap lapisan tanah untuk elektroda
batang nomor identitas b1, b2, b3, b4, dan b5 yang ditanam pada regional B.
Pengukuran ketiga yaitu mengukur resistansi pentanahan (Re) tiap lapisan tanah untuk
elektroda batang nomor identitas c1, c2, c3, c4, dan c5 yang ditanam pada regional C.

Tabel 4.15 Pengukuran Jari-Jari Efektif Elektrik Elektroda Batang Regional A


Kondisi Sebelum Penyiraman Larutan Garam Pada Tanah Treatment
n r (cm) Resistansi Pentanahan (Re) dengan Nomer Identitas Elektroda-

55
a1(Ω) a2(Ω) a3(Ω) a4(Ω) a5(Ω)
1 20 4,05 4,25 4,39 4,06 3,82
2 40 4,92 5,12 5,26 4,93 4,69
3 60 5,42 5,62 5,76 5,43 5,19
4 80 5,62 5,82 5,96 5,63 5,39
5 100 5,84 6,04 6,18 5,85 5,61
6 120 6,02 6,22 6,36 6,03 5,79
7 140 6,05 6,25 6,39 6,06 5,82
8 160 6,23 6,43 6,57 6,24 6,00
9 180 6,25 6,45 6,59 6,26 6,02
10 200 6,4 6,6 6,74 6,41 6,17
, , , , , , ,
, , , , , , ,
, , , , , , ,
, , , , , , ,
50 1000 7,04 7,24 7,38 7,05 6,76
Sumber: Hasil pengukuran
Keterangan: n = lapisan tanah ke- = 1, 2, 3 ….. dst
r = jari-jari lapisan tanah (cm).

Tabel 4.15 menunjukkan hasil pengukuran tahap pertama nilai resistansi


pentanahan (Re) terhadap jari-jari lapisan tanah dan data lebih lengkap ditunjukkan
pada Lampiran 5.1. Berdasarkan data hasil pengukuran yang ditunjukkan pada Tabel
4.15 dibuat grafik hubungan jarak pada tebal lapisan tanah yang sama terhadap
resistansi pentanahan (Re) seperti ditunjukkan pada Gambar 4.17.

Tabel 4.16 Pengukuran Jari-Jari Efektif Elektrik Elektroda Batang Regional B


Kondisi Sebelum Penyiraman Larutan Garam Pada Tanah Treatment
Resistansi Pentanahan (Re) dengan Nomer Identitas Elektroda-
n r (cm)
b1(Ω) b2(Ω) b3(Ω) b4(Ω) b5(Ω)
1 20 4,66 4,59 3,77 3,90 4,17
2 40 5,53 5,46 4,64 4,70 5,04
3 60 6,03 5,96 5,14 5,20 5,54
4 80 6,23 6,16 5,34 5,40 5,74
5 100 6,45 6,38 5,56 5,62 5,96
6 120 6,63 6,56 5,74 5,8 6,14
7 140 6,66 6,59 5,77 5,83 6,17
8 160 6,84 6,77 5,95 6,01 6,35
9 180 6,86 6,79 5,97 6,03 6,37
10 200 7,01 6,94 6,12 6,18 6,52
, , , , , , ,
, , , , , , ,
, , , , , , ,
, , , , , , ,
50 1000 7,65 7,58 6,76 6,82 7,16
Sumber: Hasil pengukuran

55
Tabel 4.16 menunjukkan hasil pengukuran kedua nilai resistansi pentanahan (Re)
terhadap jari-jari lapisan tanah dan data lebih lengkap ditunjukkan pada Lampiran 5.1.
Berdasarkan data hasil pengukuran yang ditunjukkan pada Tabel 4.16 dibuat grafik
hubungan jarak pada tebal lapisan tanah yang sama terhadap resistansi pentanahan (Re)
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.18.

Tabel 4.17 Pengukuran Jari-Jari Efektif Elektrik Elektroda Batang Regional C


Kondisi Sebelum Penyiraman Larutan Garam Pada Tanah Treatment
Resistansi Pentanahan (Re) dengan Nomer Identitas Elektroda-
n r (cm)
c1(Ω) c2(Ω) c3(Ω) c4(Ω) c5(Ω)
1 20 4,61 4,68 4,82 4,40 4,33
2 40 5,48 5,55 5,69 5,27 5,22
3 60 5,98 6,05 6,19 5,77 5,72
4 80 6,18 6,25 6,39 5,97 5,92
5 100 6,4 6,47 6,61 6,19 6,14
6 120 6,58 6,65 6,79 6,37 6,32
7 140 6,61 6,68 6,82 6,40 6,35
8 160 6,79 6,86 7,00 6,58 6,53
9 180 6,81 6,88 7,02 6,60 6,55
10 200 6,96 7,03 7,17 6,75 6,70
, , , , , , ,
, , , , , , ,
, , , , , , ,
, , , , , , ,
50 1000 7,6 7,67 7,81 7,09 7,34
Sumber: Hasil pengukuran

Tabel 4.17 menunjukkan hasil pengukuran tahap ketiga nilai resistansi pentanahan
(Re) terhadap jari-jari lapisan tanah dan data lebih lengkap ditunjukkan pada Lampiran
5.1. Berdasarkan data hasil pengukuran yang ditunjukkan pada Tabel 4.17 dibuat grafik
hubungan jarak pada tebal lapisan tanah yang sama terhadap resistansi pentanahan (Re)
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.19.

Gambar 4.17 Grafik hubungan jarak pada setiap tebal lapisan tanah yang sama
terhadap resistansi pentanahan kondisi sebelum penyiraman larutan garam.
Sumber: Hasil pengukuran

55
Gambar 4.18 Grafik hubungan jarak pada setiap tebal lapisan tanah yang sama
terhadap resistansi pentanahan kondisi sebelum penyiraman larutan garam.
Sumber: Hasil pengukuran

Gambar 4.19 Grafik hubungan jarak pada setiap tebal lapisan tanah yang sama
terhadap resistansi pentanahan kondisi sebelum penyiraman larutan garam.
Sumber: Hasil pengukuran

Berdasarkan Tabel 4.15; 4.16; 4.17; dan Gambar 4.17; 4.18; 4.19 dapat dilihat
nilai resistansi pentanahan (Re) mengalami peningkatan pada setiap lapisan tanah yang
ditunjukkan dengan hubungan antara jarak pengukuran terhadap nilai resistansi
pentanahan. Nilai resistansi pentanahan untuk penanaman elektroda batang kondisi
tanpa treatment dan penyiraman larutan garam mengalami peningkatan secara linier
mulai dari lapisan pertama hingga pada lapisan tertentu mulai terlihat kenaikan nilai
resistansi yang cenderung konstan yaitu ditunjukkan dengan bentuk grafik yang
mendatar. Nilai resistansi pentanahan mulai mengalami peningkatan dengan nilai yang
kecil pada setiap lapisannya sehingga pada lapisan tertentu nilai resistansi pentanahan
mulai mengalami titik jenuh. Pada titik inilah dikatakan sebagai jari-jari efektif elektrik
dari nilai resistansi pentanahan. Hal ini berarti pada lapisan keberapapun, dengan jarak
jari-jari lapisan yang semakin besar nilai resistansi pentanahan akan menghasilkan nilai
yang tetap. Hasil pengukuran jari-jari efektif elektrik dari keseluruhan elektroda batang
pada kondisi sebelum penyiraman larutan garam dapat dilihat pada Tabel 4.18 dan
grafik jari-jari pentanahan masing-masing elektroda dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 4.18 Jari-Jari Efektif Elektrik Elektroda Batang Kondisi


Sebelum Penyiraman Larutan Garam
Nomor Identitas Jari-Jari Efektif Elektrik
Elektroda (NIE) (cm)
a1 90
a2 88
a3 90
a4 90
a5 100
b1 88
b2 90
b3 88
b4 88
b5 90
c1 92

55
c2 88
c3 85
c4 90
c5 95
Rata-rata 90.14
Sumber : pengukuran

Pada Tabel 4.16 data-data pengukuran jari-jari efektif elektrik masing-masing


penanaman elektroda batang pada kedalaman 100 cm dihitung nilai rata-ratanya. Jadi,
pada penelitian ini jari-jari efektif elektrik penanaman elektroda pada kedalaman 100
cm kondisi sebelum penyiraman larutan garam sebesar 90.14 cm.

4.2.2 Hasil Pengukuran Jari-jari Efektif Elektrik Penanaman Elektroda Batang


Setelah Penyiraman Larutan Garam
Sebelum dilakukan pengukuran jari-jari efektif elektrik penanaman elektroda
batang, permukaan tanah treatment disiram secara merata dengan larutan garam.
Treatment pada tanah yang dimaksud adalah perlakuan khusus pada tanah di
sekitar elektroda batang seperti ditunjukkan pada Gambar 4.20. Daerah treatment
diperlakukan khusus karena tanah di daerah treatment digali dan diperbaiki porositasnya
dengan membuang batuan-batuan ataupun material lainnya seperti plastik, akar dan
lain-lain yang ada di daerah tersebut. Tujuan dengan adanya daerah treatment ini yaitu
mempermudah penyerapan pada saat penyiraman larutan garam pada daerah treatment
tersebut. Oleh karena itu, daerah treatment tersebut nantinya difungsikan sebagai daerah
penyiraman larutan garam dan juga sebagai daerah serapan larutan garam seperti
ditunjukkan Gambar 4.21.

55
lapisan tanah
bagian dalam Elektroda
50 cm Batang

lapisan tanah 30 cm
lapisan tanah
bagian luar bagian luar
10 cm
(n)

Daerah r (jari-jari lapisan tanah)


treatment r treatment

lapisan tanah
bagian luar

Gambar 4.20 Lapisan Treatment Pada Tanah


Sumber: Rancangan Penelitian

Elektroda
Batang

lapisan tanah Daerah lapisan tanah


bagian luar treatment bagian luar
(n)
Arah serapan
larutan garam
melalui tanah
treatment

lapisan tanah
bagian luar

Gambar 4.21 Daerah Treatment Sebagai Fungsi Penyerapan Larutan Garam


Sumber: Rancangan Penelitian

56
Pengukuran jari-jari efektif elektrik penanaman elektroda batang pada kondisi
ini terdiri dari tiga macam pengukuran berdasarkan jenis larutan garam yang disiramkan
pada tanah treatment. Ketiga macam pengukuran tersebut diantaranya :
1) Pengukuran jari-jari efektif elektrik penanaman elektroda batang setelah
penyiraman tanah treatment dengan larutan Magnesium Sulfat (MgSO4).
2) Pengukuran jari-jari efektif elektrik penanaman elektroda batang setelah
penyiraman tanah treatment dengan larutan Kalsium Klorida (CaCl2).
3) Pengukuran jari-jari efektif elektrik penanaman elektroda batang setelah
penyiraman tanah treatment dengan larutan Natrium Klorida (NaCl).

4.1.1.1Hasil Pengukuran Jari-jari Efektif Elektrik Penanaman Elektroda Batang


Setelah Penyiraman Tanah Treatment Dengan Larutan Garam MgSO4.
Berikut ini akan dibahas hasil pengukuran nilai resistansi pentanahan tiap
lapisan tanah untuk penanaman elektroda batang kedalaman 100 cm setelah penyiraman
larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4) pada permukaan tanah treatment.
Pengukuran ini menggunakan metode yang sama dengan pengukuran sebelumnya untuk
mencari jari-jari efektif elektrik yaitu pengukuran dimulai dari jarak 20 cm kemudian
dinaikkan sebesar 20 cm lagi hingga jari-jari lapisan sebesar 1000 cm atau mencapai
lapisan tanah ke-50. Pada pengukuran ini, larutan garam Magnesium Sulfat yang
digunakan memiliki konsentrasi 10% sampai 50%. Penyiraman larutan garam
konsentrasi 50 % dilakukan pada permukaan tanah treatment di sekitar penanaman
elektroda batang dengan nomor identitas elektroda (NIE) a1 sedangkan penyiraman
larutan garam konsentrasi 40%, dilakukan pada permukaan tanah treatment di sekitar
elektroda batang NIE-a2, untuk penyiraman konsentrasi garam yang lain ditunjukkan
pada tabel 4.20.

57
Tabel 4.19 Hasil Pengukuran Jari-Jari Efektif Elektrik Penanaman Elektroda
Batang Komdisi Setelah Penyiraman Larutan Garam MgSO4
Resistansi Pentanahan (Re) dengan Nomer Identitas Elektroda dan Konstrasi
r
n Larutan Garam (dalam ohm)
(cm)
a5 (10%) a4 (20%) a3 (30%) a2 (40%) a1 (50%)
1 20 2.08 2.05 2.10 2.02 2.01
2 40 2.93 2.92 2.91 2.90 2.89
3 60 3.41 3.40 3.39 3.38 3.37
4 80 4.18 4.15 4.38 4.14 3.74
5 100 4.58 4.55 4.86 4.62 4.22
6 120 4.93 4.90 5.34 5.10 4.70
7 140 5.23 5.20 5.64 5.40 5.00
8 160 5.50 5.47 5.91 5.67 5.27
9 180 5.70 5.67 6.11 5.87 5.47
10 200 5.80 5.77 6.21 5.97 5.57
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
50 1000 6.65 6.68 6.96 6.74 6.34
Sumber: Hasil pengukuran
Keterangan: n = lapisan tanah ke-=1, 2, 3 ….. dst, r = jari-jari lapisan tanah (cm).

Tabel 4.19 menunjukkan hasil pengukuran jari-jari efektif elektrik penanaman


elektroda batang kedalaman 100 cm untuk elektroda batang kondisi setelah penyiraman
larutan garam dan data yang lebih lengkap ditunjukkan pada Lampiran 5.2.1.
Berdasarkan data hasil pengukuran yang ditunjukkan pada Tabel 4.19 dapat dibuat
grafik hubungan jarak pada tebal lapisan tanah yang sama terhadap resistansi
pentanahan.

Gambar 4.22 Grafik hubungan jarak pada setiap tebal lapisan tanah yang sama
terhadap resistansi pentanahan kondisi setelah penyiraman tanah treatment
dengan larutan MgSO4.
Sumber: Hasil pengukuran

Seperti yang terlihat dari Gambar 4.22 elektroda batang dengan setelah
penyiraman larutan garam Magnesium Sulfat (MgSO4) menghasilkan jarak jari-jari
efektif elektrik pada lapisan tanah yang lebih besar dibandingkan dengan jari-jari efektif
elektrik elektroda batang sebelum penyiraman larutan garam. Data-data yang lebih
lengkap mengenai jari-jari efektif terhadap penyiraman larutan garam MgSO4
ditunjukkan pada Lampiran 4.

55
4.1.1.2Hasil Pengukuran Jari-jari Efektif Elektrik Penanaman Elektroda Batang
Setelah Penyiraman Tanah Treatment Dengan Larutan Garam CaCl2.
Berikut ini akan dibahas hasil pengukuran nilai resistansi pentanahan tiap
lapisan tanah untuk penanaman elektroda batang kedalaman 100 cm setelah penyiraman
larutan garam Kalsium Klorida (CaCl2) pada permukaan tanah treatment. Hasil
pengukuran nilai resistansi pentanahan terhadap jari-jari lapisan tanah ditunjukkan pada
Tabel 4.20, data lebih lengkap ditunjukkan pada Lampiran 5.2.2.

Tabel 4.20 Hasil pengukuran jari-jari efektif elektrik penanaman elektroda


batang untuk elektroda setelah penyiraman larutan garam CaCl2
r Resistansi Pentanahan (Re) dengan Nomer Identitas Elektroda dan Konstrasi
n (cm) Larutan Garam (dalam ohm)
b5 (10%) b4 (20%) b3 (30%) b2 (40%) b1 (50%)
1 20 2.12 2.11 2.10 2.07 2.05
2 40 2.99 2.98 2.97 2.95 2.93
3 60 3.28 3.27 3.25 3.22 3.18
4 80 3.92 3.89 3.84 3.79 3.74
5 100 4.32 4.29 4.24 4.19 4.14
6 120 4.67 4.64 4.59 4.54 4.54
7 140 4.97 4.84 4.79 4.74 4.74
8 160 5.24 5.11 5.06 4.94 4.99
9 180 5.44 5.31 5.26 5.14 5.19
10 200 5.54 5.41 5.36 5.24 5.29
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
50 1000 6.52 5.97 6.57 6.29 6.12
Sumber: Hasil pengukuran

Pada Tabel 4.20 menunjukkan hasil pengukuran jari-jari efektif elektrik


penanaman elektroda batang kedalaman 100 cm untuk elektroda batang setelah
penyiraman larutan garam dan data yang lebih lengkap ditunjukkan pada Lampiran 4.
Tabel 4.20 juga menunjukkan tingkat konsentrasi larutan garam yang disiramkan pada
tanah treatment berbeda-beda untuk tiap elektroda batang, yaitu tanah treatment di
sekitar elektroda batang NIE-b1 disiram dengan larutan garam CaCl2 konsentrasi 50 %,
tanah treatment di sekitar elektroda batang NIE-b2 disiram dengan larutan garam CaCl2
konsentrasi 40 %, tanah treatment di sekitar elektroda batang NIE-b3 disiram dengan
larutan garam CaCl2 konsentrasi 30 %, tanah treatment di sekitar elektroda batang NIE-
b4 disiram dengan larutan garam CaCl2 konsentrasi 20 %, dan tanah treatment di sekitar
elektroda batang NIE-b5 disiram dengan larutan garam CaCl2 konsentrasi 10 %.
Berdasarkan data hasil pengukuran yang ditunjukkan pada Tabel 4.20 dapat dibuat

55
grafik hubungan jarak pada tebal lapisan tanah yang sama terhadap resistansi
pentanahan.

Gambar 4.23 Grafik hubungan jarak pada setiap tebal lapisan tanah yang sama
terhadap resistansi pentanahan kondisi setelah penyiraman tanah treatment
dengan larutan CaCl2.
Sumber: Hasil pengukuran

Seperti yang terlihat dari Gambar 4.23 elektroda batang dengan setelah
penyiraman larutan garam Kalsium Klorida (CaCl2) menghasilkan jarak jari-jari efektif
elektrik pada lapisan tanah yang lebih besar dibandingkan dengan elektroda batang
tanpa setelah penyiraman larutan garam. Data-data yang lebih lengkap mengenai jari-
jari efektif terhadap penyiraman larutan garam CaCl2 ditunjukkan pada Lampiran 4.

4.1.1.3Hasil Pengukuran Jari-jari Efektif Elektrik Penanaman Elektroda Batang


Setelah Penyiraman Tanah Treatment Dengan Larutan Garam NaCl.
Berikut ini akan dibahas hasil pengukuran nilai resistansi pentanahan tiap
lapisan tanah untuk penanaman elektroda batang kedalaman 100 cm setelah penyiraman
larutan garam Natrium Klorida (NaCl) pada permukaan tanah treatment. Hasil
pengukuran nilai resistansi pentanahan terhadap jari-jari lapisan tanah ditunjukkan pada
Tabel 4.21, data lebih lengkap ditunjukkan pada Lampiran 5.2.3.

Tabel 4.21 Hasil pengukuran jari-jari efektif elektrik penanaman elektroda


batang untuk elektroda setelah penyiraman larutan garam NaCl
n r Resistansi Pentanahan (Re) dengan Nomer Identitas Elektroda dan Konstrasi
(cm) Larutan Garam (dalam ohm)
c5 (10%) c4 (20%) c3 (30%) c2 (40%) c1 (50%)
1 20 2.12 2.11 2.10 2.09 2.08
2 40 2.99 2.98 2.97 2.96 2.95
3 60 3.43 3.42 3.41 3.40 3.39
4 80 4.08 4.00 4.07 4.26 3.63
5 100 4.58 4.5 4.57 4.76 4.13
6 120 4.95 4.75 4.94 5.01 4.38
7 140 5.25 5.00 5.24 5.26 4.63
8 160 5.54 5.25 5.53 5.51 4.88
9 180 5.79 5.4 5.78 5.66 5.03
10 200 5.94 5.55 5.93 5.81 5.18
. . . . . . .

55
. . . . . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
50 1000 7.21 6.71 7.22 6.96 6.34
Sumber: Hasil pengukuran

Pada Tabel 4.21 menunjukkan hasil pengukuran jari-jari efektif elektrik


penanaman elektroda batang kedalaman 100 cm untuk elektroda batang setelah
penyiraman larutan garam dan data yang lebih lengkap ditunjukkan pada Lampiran 4.
Tabel 4.21 juga menunjukkan tingkat konsentrasi larutan garam yang disiramkan pada
tanah treatment berbeda-beda untuk tiap elektroda batang, yaitu tanah treatment di
sekitar elektroda batang NIE-c1 disiram dengan larutan garam NaCl konsentrasi 50 %,
tanah treatment di sekitar elektroda batang NIE-c2 disiram dengan larutan garam NaCl
konsentrasi 40 %, tanah treatment di sekitar elektroda batang NIE-c3 disiram dengan
larutan garam NaCl konsentrasi 30 %, tanah treatment di sekitar elektroda batang NIE-
c4 disiram dengan larutan garam NaCl konsentrasi 20 %, dan tanah treatment di sekitar
elektroda batang NIE-c5 disiram dengan larutan garam NaCl konsentrasi 10 %.
Berdasarkan data hasil pengukuran yang ditunjukkan pada Tabel 4.21 dapat dibuat
grafik hubungan jarak pada tebal lapisan tanah yang sama terhadap resistansi
pentanahan.

Gambar 4.24 Grafik hubungan jarak pada setiap tebal lapisan tanah yang sama
terhadap resistansi pentanahan kondisi setelah penyiraman tanah treatment
dengan larutan NaCl.
Sumber: Hasil pengukuran

Seperti yang terlihat dari Gambar 4.24 elektroda batang dengan setelah
penyiraman larutan garam Natrium Klorida (NaCl) menghasilkan jarak jari-jari efektif
elektrik pada lapisan tanah yang lebih besar dibandingkan dengan elektroda batang
tanpa setelah penyiraman larutan garam. Data-data yang lebih lengkap mengenai jari-
jari efektif terhadap penyiraman larutan garam NaCl ditunjukkan pada Lampiran 4.
Dengan demikian, bertambahnya jari-jari efektif elektroda pentanahan
dipengaruhi oleh penyiraman larutan garam pada permukaan tanah treatment. Pada
Gambar 4.22; 4.23; dan 4.24 ditunjukkan juga bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasi

55
larutan garam, semakin meningkat pula jarak jari-jari efektif elektrik pentanahannya
seperti ditunjukkan pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22 Perbandingan Jari-Jari Efektif Elektrik Elektroda Batang


Kondisi Sebelum dan Setelah Penyiraman Larutan Garam
Nomor Jenis Tingkat
Jari-Jari Efektif Elektrik (cm)
Identitas Penyiraman konsentrasi
Elektroda Larutan Larutan
Sebelum Penyiraman Setelah Penyiraman
(NIE) Garam Garam (%)
a1 50 90 190
a2 40 88 180
a3 MgSO4 30 90 170
a4 20 90 162
a5 10 100 152
b1 50 88 200
b2 40 90 190
b3 CaCl2 30 88 180
b4 20 88 170
b5 10 90 160
c1 50 92 193
c2 40 88 185
c3 NaCl 30 85 173
c4 20 90 165
c5 10 95 159
Sumber : pengukuran

Tabel 4.22 menunjukkan bahwa pengaruh penyiraman larutan garam yang paling
besar terhadap pertambahan jari-jari efektif elektrik pentanahan adalah penyiraman
larutan garam Kalsium Klorida (CaCl2) pada konsentrasi 50 % yaitu menunjukkan nilai
jari-jari efektif sebesar 200 cm.

4.2 Hasil Analisis Perhitungan Pengaruh Penyiraman Larutan Garam Pada


Permukaan Tanah Treatment Terhadap Nilai Resistansi Pentanahan dan
Jari-Jari Efektif Elektrik Elektroda Batang
Pengaruh pemyiraman larutan garam pada permukaan tanah treatment terhadap
nilai resistansi pentanahannya, dapat juga dianalisis secara perhitungan melalui teori
pentanahan yang ada. Analisis perhitungan pada pembahasan ini meliputi analisis
55
mengenai pengaruh penyiraman larutan garam terhadap nilai resistansi pentanahan dan
jari-jari efektif elektrik pentanahan. Analisis ini bertujuan untuk membandingkan nilai
resistansi pentanahan dan jari-jari efektif elektrik pentanahan hasil pengukuran di
lapangan dengan hasil analisis perhitungannya. Pada pembahasan analisis perhitungan
ini, data-data perhitungan berdasarkan data-data pengukuran di lapangan yang meliputi
data-data pengukuran resistivitas tanah, dan data-data pengukuran nilai resistansi
pentanahan pada lapisan tanah ke-3 atau lapisan tanah pada jarak 60 cm dari elektroda
batang.
Data-data yang diperlukan pada analisis perhitungan didapatkan dari pengukuran
resistansi pentanahan tiap lapisan tanah setelah penyiraman larutan garam. Pada
Gambar 4.25 menunjukkan lapisan tanah treatment yang belum disiram larutan garam
di atasnya.

Lapisan tanah treatment


Lapisan tanah ke3 sebelum disiram larutan garam
60 cm
lapisan tanah
lempung 30 cm
bagian luar lapisan tanah
lempung
100 cm bagian luar

daerah treatment
dan penyiraman lapisan tanah
larutan garam lempung
bagian dalam

lapisan tanah
lempung bagian luar

Gambar 4.25 Lapisan Tanah Treatment Sebelum Penyiraman Larutan Garam


Sumber : rancangan penelitian
Setelah tanah treatment disiram dengan larutan garam, terjadi penyerapan pada
lapisan bagian dalam tanah treatment ke bawah sesuai dengan arah gravitasi bumi
sehingga dapat diasumsikan penyerapan larutan garam sampai pada kedalaman 100 cm.
Daerah penyerapan larutan garam tersebut dinamakan lapisan serapan larutan garam
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.26.

56
ρTL lTL luar
ρLG serapan
lTL dalam

lapisan tanah lapisan tanah


lempung lempung
bagian luar lLGserapan bagian luar
hTL dalam = hTL luar = hLG serapan
=100 cm
rTL dalam
rLGserapan = rTL luar
Lapisan serapan
larutan garam lapisan tanah
lempung bagian
dalam
lapisan tanah
lempung

Gambar 4.26 Lapisan Tanah Treatment Setelah Penyiraman Larutan Garam


Sumber : rancangan penelitian

Pada Gambar 4.26 terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam analisis
perhitungan ini, diantaranya :
Re = resistansi pentanahan (Ω)
R LGserapan = resistansi tanah lempung serapan larutan garam (Ω)
RTL dalam = resistansi tanah lempung bagian dalam (Ω)
RTL luar = resistansi tanah lempung bagian luar (Ω)
ρTL = resistivitas tanah lempung tanpa treatment dan penyiraman
larutan garam(Ω-cm)
ρLGserapan = resistivitas tanah lempung serapan larutan garam(Ω-cm)
lTL dalam = tebal lapisan tanah lempung bagian dalam (cm)
lTL luar = tebal lapisan tanah lempung bagian luar (cm)
lLGserapan = tebal lapisan tanah serapan larutan garam (cm)
rLGserapan = jari-jari lapisan tanah serapan larutan garam (cm)
rTL dalam = jari-jari lapisan tanah lempung bagian dalam (cm)
rTL luar = jari-jari lapisan tanah lempung bagian luar (cm)

56
hLGserapan = kedalaman penanaman elektroda batang pada lapisan tanah
serapan larutan garam (cm)
hTL dalam = kedalaman penanaman elektroda batang pada lapisan tanah
lempung bagian dalam (cm)
hTL luar = kedalaman penanaman elektroda batang pada lapisan tanah
lempung bagian luar (cm)

Data-data yang didapat dari pengukuran resistivitas tanah dan resistansi


pentanahan pada lapisan tanah ke-3 masing-masing elektroda batang, selanjutnya diolah
dengan perhitungan rumus pentanahan berikut :

ρ TLdalam . lTLdalam ρ TLdalam . lTLdalam


RTLdalam = =
ATLdalam (2π rTLdalamh + 2π rTLdalam
2
)

ρ TLluar . lTLluar ρ TLluar . lTLluar


RTLluar = =
ATLluar (2π rTLluar
2
)
Untuk mencari nilai resistansi pentanahan (Re) elektroda batang diperlukan data
pengukuran nilai resistansi pentanahan pada lapisan tanah ke-3 atau lapisan tanah pada
jarak 60 cm dari elektroda batang yang ditanam (R Lapisan60cm).
RLapisan60 cm = RTLdalam + RParalel

Lapisan60cm
Selanjutnya nilai R yang telah diketahui dari pengukuran

resistansi pentanahan menggunakan Analog Earth Tester disubstitusikan dalam


Paralel
perhitungan resistansi pentanahan paralel (R ). Resistansi pentanahan peralel

yang dimaksudkan disini adalah nilai resistansi pentanahan (Re) pada lapisan tanah ke-3

yang merupakan resistansi paralel antara resistansi lapisan serapan larutan garam
LGserapan TLluar
(R ) dan resistansi setengah bola lapisan tanah luar (R ). Resistansi
Paralel
pentanahan paralel (R ) juga dapat dihitung dari pengurangan resistansi

56
Lapisan60cm
pentanahan lapisan ke-3 (R ) hasil pengukuran dengan resistansi
TLdalam
pentanahan lapisan tanah ke-2 (R ) hasil perhitungan.

RParalel = RLapisan60cm − RTLdalam

RLGserapan × RTLluar
RParalel = RLGserapan // RTLluar =
RLGserapan + RTLluar

Paralel
Setelah nilai R didapatkan, nilai tersebut disubsitusikan ke perhitungan

selanjutnya untuk mendapatkan nilai resistansi lapisan tanah serapan larutan garam
LGserapan
(R ). Nilai resistansi tersebut selanjutnya digunakan untuk menghitung

nilai resistivitasnya melalui perhitungan berikut :

RParalel × RTLluar
RLGserapan =
RTLluar − RParalel

RL Gserapan. ALGserapan RLGserapan. (2π rLGserapanh)


ρ LGserapan = =
l LGserapan l LGserapan

Nilai resistivitas serapan larutan garam tersebut digunakan dalam proses


perhitungan untuk mencari nilai resistansi pentanahan (Re) elektroda batang kondisi
setelah penyiraman larutan garam.
Analisis perhitungan nilai resistansi pentanahan dan jari-jari efektif elektrik
penanaman elektroda batang pada kondisi setelah penyiraman larutan garam terdiri dari
tiga macam analisis berdasarkan jenis larutan garam yang disiramkan pada tanah
treatment. Ketiga macam analisis perhitungan tersebut diantaranya :
1) Analisis perhitungan resistansi pentanahan dan jari-jari efektif elektrik
penanaman elektroda batang setelah penyiraman tanah treatment dengan
larutan Magnesium Sulfat (MgSO4).
2) Analisis perhitungan resistansi pentanahan dan jari-jari efektif elektrik
penanaman elektroda batang setelah penyiraman tanah treatment dengan
larutan Kalsium Klorida (CaCl2).

56
3) Analisis perhitungan resistansi pentanahan dan jari-jari efektif elektrik
penanaman elektroda batang setelah penyiraman tanah treatment dengan
larutan Natrium Klorida (NaCl).

4.1.1 Analisis perhitungan resistansi pentanahan dan jari-jari efektif elektrik


penanaman elektroda batang setelah penyiraman tanah treatment dengan
larutan Magnesium Sulfat (MgSO4)
Pada analisis perhitungan ini terdiri dari lima tahap analisis berdasarkan tingkat
konsentrasi larutan garam yang disiramkan pada permukaan tanah treatment,
diantaranya analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 10% sampai pada
analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 50%. Berikut hanya dijabarkan
analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 10 % sebagai contoh. Analisis
perhitungan untuk konsentrasi larutan garam yang lain dapat dilihat dalam Lampiran 2.
Analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 10 % dijelaskan sebagai berikut :

ρTLdalam−MgSO 4−10% . lTLdalam


RTLdalam− MgSO 4−10% =
ATLdalam

ρ Re gionalA 1 + ρ Re gionalA 2 2796.81 + 2766.70


ρTLdalam −MgSO 4−10% = = = 2781.76
2 2

ρ TLdalam− MgSO 4−10% . lTLdalam


RTLdalam− MgSO 4−10% =
(2π rTLdalamh + 2π rTLdalam
2
)

2781.76× 50
RTLdalam−MgSO 4 −10% =
(6.28 × 50 × 100 + 6.28× 50 × 50)

RTLdalam−MgSO 4 −10% = 2.95

R TLdalam-MgSO4-10% yang terhitung sebesar 2.95 Ω.


ρTLluar−MgSO 4−10% . lTLluar
RTLluar−MgSO 4−10% =
ATLluar

ρ TLluar− MgSO 4−10% . lTLluar


RTLluar− MgSO 4−10% =
(2π rTLluar
2
)

55
2781.76× 10 2781.76× 10
RTLluar− MgSO 4−10% = = = 1.23
(2π × 60 × 60) ( 22608)

RParalel − MgSO 4−10% = RLapisan60 cm −MgSO 4−10% − RTLdalam−MgSO 4−10%

lapisan60cm-MgSO4-10%
R didapat dari hasil pengukuran resistansi

pentanahan pada lapisan tanah ke-3 atau pada lapisan tanah 60 cm dari penanaman

elektroda batang yaitu dapat dilihat pada Tabel 4.19.


Lapisan 60cm-MgSO4-10%
R = 3.41 Ω

RParalel 60 cm −MgSO 4−10% = 3.41 − 2.95 = 0.46

RParalel− MgSO 4−10% × RTLluar− MgSO 4−10%


RLGserapan−MgSO 4−10% =
RTLluar− MgSO 4−10% − RParalel− MgSO 4−10%

0.46 × 1.23 0.5658


RLGserapan−MgSO4−10% = = = 0.73
1.23 − 0.46 0.77

RLGserapan− MgSO4−10% . ALGserapan


ρ LGserapan− MgSO4−10% =
l LGserapan

RLGserapan −MgSO 4−10% . (2π rLGserapan h)


ρ LGserapan −MgSO 4−10% =
l LGserapan

0.73× (2 × 3.14 × 60 × 100)


ρ LGserapan−MgSO4−10% =
10

0.73× (37680)
ρ LGserapan−MgSO4−10% = = 2750.64
10

Dari perhitungan didapat nilai resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam
Magnesium Sulfat (MgSO 4) konsentrasi 10 % sebesar 2750,64 Ω-cm.

55
Setelah nilai resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam
(ρLGserapan) diketahui, nilai resistansi pentanahan (Re) dapat dihitung
dengan menggunakan perhitungan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.24 dan data
yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Untuk perhitungan resistivitas
lapisan tanah serapan larutan garam (ρ LGserapan) konsentrasi 20 %, 30%,
40%, dan 50 % menggunakan cara yang sama seperti pada penjelasan sebelumnya.
Hasil perhitungan resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam
(ρLGserapan) seluruh konsentrasi ditunjukkan pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23 Resistivitas Lapisan Tanah Serapan Larutan Garam MgSO 4
Nomor Identitas Tingkat Resistivitas serapan larutan
Elektroda (NIE-) konsentrasi garam MgSO4
larutan (%) (Ω-cm)

a5 10 2750.64
a4 20 2675.28
a3 30 2599.92
a2 40 2486.88
a1 50 2411.52
Sumber: Hasil perhitungan

Gambar 4.27 Grafik resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam MgSO4
Sumber: Hasil perhitungan

Berdasarkan Tabel 4.23 dan Gambar 4.27, nilai resistivitas lapisan tanah serapan
larutan garam dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi larutan garam, yaitu semakin tinggi
tingkat konsentrasi larutan garam MgSO 4 yang disiramkan pada tanah treatment, nilai
resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam semakin kecil.

Tabel 4.24 Hasil Analisis Perhitungan Resistansi Pentanahan Setelah Penyiraman


Larutan Garam MgSO 4 Konsentrasi 10 %
n r (cm) Rn Re-MgSO4-10%
1 50 2.953036093 2.95303609
2 60 0.458172117 3.41120821
3 70 0.37223144 3.78343965
4 80 0.307607926 4.09104758
5 90 0.259038254 4.35008583
6 100 0.221477707 4.57156354
7 110 0.19175559 4.76331913
8 120 0.167786142 4.93110527
9 130 0.148145623 5.07925089
10 140 0.131831968 5.21108286

55
. . . .
. . . .
. . . .
50 1000 0.004026867 7.1137481
Sumber : Hasil Perhitungan
Berdasarkan data hasil analisis perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 4.24
dapat dibuat grafik hubungan jarak pada tebal lapisan tanah yang sama terhadap
resistansi pentanahan seperti ditunjukkan pada Gambar 4.28. Grafik ini dibuat dengan
tujuan untuk mengetahui jari-jari efektif elektrik penanaman elektroda batang melalui
perhitungan. Untuk analisis perhitungan nilai resistansi pentanahan dan grafik hubungan
jarak pada tebal lapisan tanah yang sama terhadap resistansi pentanahan pada kondisi
penyiraman larutan garam MgSO4 dengan konsentrasi yang lain, dapat dilihat pada
Lampiran 2.1.

Gambar 4.28 Grafik analisis perhitungan hubungan jarak pada setiap tebal
lapisan tanah yang sama terhadap resistansi pentanahan kondisi setelah
penyiraman larutan MgSO4 konsentrasi 10 %
Sumber: Hasil perhitungan

Pada Grafik analisis perhitungan hubungan jarak pada setiap tebal lapisan tanah
yang sama terhadap resistansi pentanahan kondisi setelah penyiraman larutan MgSO4
konsentrasi 10 % dapat diketahui koordinat efektif pentanahannya yaitu (150;7,11),
maksudnya adalah pada jari-jari efektif elektrik 150 cm nilai resistansi pentanahan (Re)
tidak lagi mengalami perubahan yang signifikan (konstan).
4.1.2 Analisis perhitungan resistansi pentanahan dan jari-jari efektif elektrik
penanaman elektroda batang setelah penyiraman tanah treatment dengan
larutan Kalsium Klorida (CaCl2)
Pada analisis perhitungan ini terdiri dari lima tahap analisis berdasarkan tingkat
konsentrasi larutan garam yang disiramkan pada permukaan tanah treatment,
diantaranya analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 10% sampai pada
analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 50%. Berikut hanya dijabarkan
analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 10 % sebagai contoh. Analisis
perhitungan untuk konsentrasi larutan garam yang lain dapat dilihat dalam Lampiran 2.
Analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 10 % dijelaskan sebagai berikut :

56
ρ TLdalam−CaCl2−10% . lTLdalam
RTLdalam−CaCl2−10% =
ATLdalam

ρ Re gionalB 1 + ρ Re gionalB 2 2803.76 + 2755.06


ρTLdalam −CaCl 2−10% = = = 2779.41
2 2

ρ TLdalam−CaCl2−10% . lTLdalam
RTLdalam−CaCl2−10% =
(2π rTLdalamh + 2π rTLdalam
2
)

2779.41× 50 2779.41× 50
RTLdalam−CaCl2 −10% = =
(6.28 × 50 × 100 + 6.28× 50 × 50) 47100

RTLdalam−CaCl2−10% = 2.95

R TLdalam-CaCl2-10% yang terhitung sebesar 2.95 Ω.


ρTLluar−CaCl2−10% . lTLluar
RTLluar−CaCl2−10% =
ATLluar

ρ TLluar−CaCl2−10% . lTLluar
RTLluar−CaCl2−10% =
(2π rTLluar
2
)

2779.41× 10 2779.41× 10
RTLluar−CaCl2 −10% = = = 1.23
(2π × 60 × 60) (22608)

RParalel −CaCl 2−10% = RLapisan60cm −CaCl 2−10% − RTLdalam−CaCl 2−10%

lapisan60cm-CaCl2-10%
R didapat dari hasil pengukuran resistansi

pentanahan pada lapisan tanah ke-3 atau pada lapisan tanah 60 cm dari penanaman
.
elektroda batang yaitu dapat dilihat pada Tabel 4.20
Lapisan 60cm-CaCl2-10%
R = 3.28 Ω

RPaealel −CaCl 2−10% = 3.28 − 2.95 = 0.33

55
RParalel−CaCl2−10% × RTLluar−CaCl2−10%
RLGserapan−CaCl2−10% =
RTLluar−CaCl2−10% − RParalel−CaCl2−10%

0.33 × 1.23 0.4059


RLGserapan−CaCl2−10% = = = 0.45
1.23 − 0.33 0.90

RL Gserapan−C aCl2−10% . ALGserapan


ρ LGserapan−CaCl2−10% =
l LGserapan

RLGserapan −CaCl 2−10% . (2π rLGserapan h)


ρ LGserapan −CaCl 2−10% =
l LGserapan

0.45× (2 × 3.14 × 60 × 100)


ρ LGserapan−CaCl2−10% =
10

0.45× (37680)
ρ LGserapan−CaCl2−10% = = 1695.6
10

Dari perhitungan didapat nilai resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam
Kalsium Klorida (CaCl 2) konsentrasi 10 % sebesar 1695.6 Ω-cm.
Setelah nilai resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam
LGserapan) diketahui, nilai resistansi pentanahan (Re) dapat dihitung

dengan menggunakan perhitungan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.26 dan data
yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.
Untuk perhitungan resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam
LGserapan) konsentrasi 20 %, 30%, 40%, dan 50 % menggunakan cara

yang sama seperti pada penjelasan sebelumnya. Hasil perhitungan resistivitas lapisan
tanah serapan larutan garam (ρ LGserapan) seluruh konsentrasi ditunjukkan
pada Tabel 4.26.

55
Tabel 4.25 Resistivitas Lapisan Tanah Serapan Larutan Garam CaCl 2
Nomor Identitas Tingkat Resistivitas serapan larutan
Elektroda (NIE-) konsentrasi garam CaCl2
larutan (%) (Ω-cm)

a5 10 1695.60
a4 20 1620.24
a3 30 1507.20
a2 40 1318.80
a1 50 1055.04
Sumber : Hasil Perhitungan

Gambar 4.29 Grafik resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam CaCl2
Sumber: Hasil perhitungan

Berdasarkan Tabel 4.25 dan Gambar 4.29, nilai resistivitas lapisan tanah serapan
larutan garam dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi larutan garam, yaitu semakin tinggi
tingkat konsentrasi larutan garam CaCl 2 yang disiramkan pada tanah treatment, nilai
resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam semakin kecil.

Tabel 4.26 Hasil Analisis Perhitungan Resistansi Pentanahan Setelah Penyiraman


Larutan Garam CaCl 2 Konsentrasi 10 %
n r (cm) Rn Re-CaCl2-10%
1 50 2.950541401 2.9505414
2 60 0.329420665 3.27996207
3 70 0.371916983 3.65187905
4 80 0.307348063 3.95922711
5 90 0.258819421 4.21804653
6 100 0.221290605 4.43933714
7 110 0.191593597 4.63093074
8 120 0.167644398 4.79857513
9 130 0.148020472 4.94659561
10 140 0.131720598 5.0783162
. . . .
. . . .
. . . .
50 1000 0.004023466 6.97937409
Sumber : Hasil Perhitungan

55
Berdasarkan data hasil analisis perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 4.26
dapat dibuat grafik hubungan jarak pada tebal lapisan tanah yang sama terhadap
resistansi pentanahan seperti ditunjukkan pada Gambar 4.30. Grafik ini dibuat dengan
tujuan untuk mengetahui jari-jari efektif elektrik penanaman elektroda batang melalui
perhitungan kondisi setelah penyiraman larutan garam CaCl2. Untuk analisis
perhitungan nilai resistansi pentanahan dan grafik hubungan jarak pada tebal lapisan
tanah yang sama terhadap resistansi pentanahan pada kondisi penyiraman larutan garam
CaCl2 dengan konsentrasi yang lain, dapat dilihat pada Lampiran 2.2.

Gambar 4.30 Grafik analisis perhitungan hubungan jarak pada setiap tebal
lapisan tanah yang sama terhadap resistansi pentanahan kondisi setelah
penyiraman larutan CaCl2 konsentrasi 10 %
Sumber: Hasil perhitungan

Pada Grafik analisis perhitungan hubungan jarak pada setiap tebal lapisan tanah
yang sama terhadap resistansi pentanahan kondisi setelah penyiraman larutan CaCl2
konsentrasi 10 % dapat diketahui koordinat efektif pentanahannya yaitu (170 ; 6,97),
maksudnya adalah pada jari-jari efektif elektrik 170 cm nilai resistansi pentanahan (Re)
tidak lagi mengalami perubahan yang signifikan (konstan).

4.1.3 Analisis perhitungan resistansi pentanahan dan jari-jari efektif elektrik


penanaman elektroda batang setelah penyiraman tanah treatment dengan
larutan Natrium Klorida (NaCl)
Pada analisis perhitungan ini terdiri dari lima tahap analisis berdasarkan tingkat
konsentrasi larutan garam yang disiramkan pada permukaan tanah treatment,
diantaranya analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 10% sampai pada
analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 50%. Berikut hanya dijabarkan
analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 10 % sebagai contoh. Analisis
perhitungan untuk konsentrasi larutan garam yang lain dapat dilihat dalam Lampiran 2.
Analisis perhitungan untuk konsentrasi larutan garam 10 % dijelaskan sebagai berikut :

ρTLdalam− NaCl−10% . lTLdalam


RTLdalam− NaCl−10% =
ATLdalam

56
ρ Re gionalC1 + ρ Re gionalC2 2823.88 + 2813.91
ρ TLdalam− NaCl−10% = = = 2818.90
2 2

ρ TLdalam− NaCl−10% . lTLdalam


RTLdalam− NaCl−10% =
( 2π rTLdalamh + 2π rTLdalam
2
)

2818.90× 50 2818.90× 50
RTLdalam− NaCl−10% = =
(6.28 × 50 × 100 + 6.28× 50 × 50) 47100

RTLdalam−NaCl−10% = 2.99

R TLdalam-NaCl-10% yang terhitung sebesar 2.99 Ω.


ρTLluar− NaCl−10% . lTLluar
RTLluar− NaCl−10% =
ATLluar

ρ TLluar− NaCl−10% . lTLluar


RTLluar− NaCl−10% =
(2π rTLluar
2
)

2818.90× 10 2818.90× 10
RTLluar− NaCl−10% = = = 1.25
( 2π × 60 × 60) (22608)

RParalel − NaCl−10% = RLapisan60 cm − NaCl−10% − RTLdalam− NaCl−10%

lapisan60cm-NaCl-10%
R didapat dari hasil pengukuran resistansi

pentanahan pada lapisan tanah ke-3 atau pada lapisan tanah 60 cm dari penanaman
.
elektroda batang yaitu dapat dilihat pada Tabel 4.21
Lapisan 60cm-NaCl-10%
R = 3.43 Ω

RPaealel −NaCl−10% = 3.43 − 2.99 = 0.44

RParalel− NaCl−10% × RTLluar− NaCl−10%


RLGserapan− NaCl−10% =
RTLluar− NaCl−10% − RParalel− NaCl−10%

55
0.44 × 1.25 0.55
RLGserapan−NaCl−10% = = = 0.68
1.25 − 0.44 0.81

RL Gserapan− NaCl−10% . ALGserapan


ρ L Gserapan− NaCl−10% =
l LGserapan

RLGserapan − NaCl −10% . (2π rLGserapan h)


ρ LGserapan − NaCl −10% =
l LGserapan

0.68× (2 × 3.14 × 60 × 100)


ρ LGserapan− NaCl−10% =
10

0.68× (37680)
ρ LGserapan− NaCl−10% = = 2562.24
10

Dari perhitungan didapat nilai resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam
Natrium Klorida (NaCl) konsentrasi 10 % sebesar 2562.24 Ω-cm.
Setelah nilai resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam
(ρLGserapan) diketahui, nilai resistansi pentanahan (Re) dapat dihitung
dengan menggunakan perhitungan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.26 dan data
yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.
Untuk perhitungan resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam
(ρLGserapan) konsentrasi 20 %, 30%, 40%, dan 50 % menggunakan cara
yang sama seperti pada penjelasan sebelumnya. Hasil perhitungan resistivitas tanah
lapisan serapan larutan garam (ρ LGserapan) seluruh konsentrasi
ditunjukkan pada Tabel 4.27.

Tabel 4.27 Resistivitas Lapisan Tanah Serapan Larutan Garam NaCl


Nomor Identitas Tingkat Resistivitas serapan larutan
Elektroda (NIE-) konsentrasi garam NaCl
larutan (%) (Ω-cm)

a5 10 2562.24
a4 20 2486.88
a3 30 2373.84
a2 40 2298.48
a1 50 2223.12
Sumber : Hasil Perhitungan

55
Gambar 4.31 Grafik resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam NaCl
Sumber: Hasil perhitungan

Berdasarkan Tabel 4.27 dan Gambar 4.31, nilai resistivitas lapisan tanah serapan
larutan garam dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi larutan garam, yaitu semakin tinggi
tingkat konsentrasi larutan garam NaCl yang disiramkan pada tanah treatment, nilai
resistivitas lapisan tanah serapan larutan garam semakin kecil.

Tabel 4.28 Hasil Analisis Perhitungan Resistansi Pentanahan Setelah Penyiraman


Larutan Garam NaCl Konsentrasi 10 %
n r (cm) Rn Re-NaCl-10%
1 50 2.992462845 2.99246285
2 60 0.440024021 3.43248687
3 70 0.377201199 3.80968806
4 80 0.31171488 4.12140294
5 90 0.262496741 4.38389969
6 100 0.224434713 4.6083344
7 110 0.194315769 4.80265017
8 120 0.170026298 4.97267647
9 130 0.150123554 5.12280002
10 140 0.133592091 5.25639211
. . . .
. . . .
. . . .
50 1000 0.004080631 7.18446033
Sumber : Hasil Perhitungan
Berdasarkan data hasil analisis perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 4.29
dapat dibuat grafik hubungan jarak pada tebal lapisan tanah yang sama terhadap
resistansi pentanahan seperti ditunjukkan pada Gambar 4.32. Grafik ini dibuat dengan
tujuan untuk mengetahui jari-jari efektif elektrik penanaman elektroda batang melalui
perhitungan kondisi setelah penyiraman larutan garam NaCl. Untuk analisis perhitungan
nilai resistansi pentanahan dan grafik hubungan jarak pada tebal lapisan tanah yang
sama terhadap resistansi pentanahan pada kondisi penyiraman larutan garam NaCl
dengan konsentrasi yang lain, dapat dilihat pada Lampiran 2.3.

Gambar 4.32 Grafik analisis perhitungan hubungan jarak pada setiap tebal
lapisan tanah yang sama terhadap resistansi pentanahan kondisi setelah
penyiraman larutan NaCl konsentrasi 10 %
Sumber: Hasil perhitungan

55
Pada Grafik analisis perhitungan hubungan jarak pada setiap tebal lapisan tanah
yang sama terhadap resistansi pentanahan kondisi setelah penyiraman larutan NaCl
konsentrasi 10 % dapat diketahui koordinat efektif pentanahannya yaitu (160 ; 7,18),
maksudnya adalah pada jari-jari efektif elektrik 160 cm nilai resistansi pentanahan (Re)
tidak lagi mengalami perubahan yang signifikan (konstan).
Tabel 4.29 Perbandingan antara nilai resistansi pentanahan (Re) kondisi setelah
penyiraman larutan garam hasil pengukuran di lapangan dengan hasil
perhitungan

Resistansi Pentanahan
Nomor Larutan Garam
(Re) ∆ReReukurx1
Identitas |ΔRe|
00%
Elektrod Hasil Hasil (ohm)
Konsentras (%)
a (NIE-) Jenis pengukura perhitunga
i (%)
n n
0.73
a1 50 6.34 7.0765 11.61
65
0.34
a2 40 6.74 7.0851 5.12
51
MgSO 0.13
a3 30 6.96 7.0976 1.97
4 76
0.42
a4 20 6.68 7.1057 6.37
57
0.46
a5 10 6.65 7.1137 6.97
37
0.75
b1 50 6.12 6.8780 12.38
8
0.63
b2 40 6.29 6.9223 10.05
23
1.28
b3 CaCl2 30 5.67 6.9517 22.60
17
0.99
b4 20 5.97 6.9685 16.72
85
0.45
b5 10 6.52 6.9793 7.04
93
0.55
c1 50 6.59 7.1449 8.42
49
0.19
c2 40 6.96 7.1540 2.78
4
0.05
c3 NaCl 30 7.22 7.1629 0.79
71
0.46
c4 20 6.71 7.1759 6.94
59
0.02
c5 10 7.21 7.1844 0.35
56
Sumber: Hasil penelitian

56
Dari Tabel 4.30 terlihat bahwa prosentase kesalahan yang paling besar antara
nilai resistansi pentanahan (Re) hasil pengukuran di lapangan dengan hasil analisis
perhitungan untuk kondisi setelah penyiraman larutan garam Magnesium Sulfat
(MgSO4) adalah sebesar 11,61 %, untuk kondisi setelah penyiraman larutan garam
Kalsium Klorida (CaCl2) adalah sebesar 22,60 %, untuk kondisi setelah penyiraman
larutan garam Natrium Klorida (NaCl) adalah sebesar 8.42 %.
Tabel 4.30 Perbandingan Jari-Jari Efektif Elektrik Elektroda Batang
Kondisi Setelah Penyiraman Larutan Garam antara Hasil Pengukuran
dan Hasil Perhitungan
Jenis Jari-Jari Efektif Elektrik
Nomor Tingkat
Penyiraman kondisi setelah penyiraman
Identitas konsentrasi
Larutan (cm)
Elektroda Larutan
Garam Hasil Hasil
(NIE) Garam (%)
pengukuran perhitungan
a1 50 190 185
a2 40 180 170
a3 MgSO4 30 170 160
a4 20 162 155
a5 10 152 150
b1 50 200 210
b2 40 190 195
b3 CaCl2 30 180 190
b4 20 170 180
b5 10 160 170
c1 50 193 180
c2 40 185 175
c3 NaCl 30 173 170
c4 20 165 165
c5 10 159 160
Sumber : pengukuran

Tabel 4.30 menunjukkan bahwa pengaruh penyiraman larutan garam yang paling
besar terhadap pertambahan jari-jari efektif elektrik pentanahan adalah penyiraman
larutan garam Kalsium Klorida (CaCl2) pada konsentrasi 50 % yaitu menunjukkan nilai
jari-jari efektif sebesar 200 cm melalui pengukuran dan 210 cm melalui analisis
perhitungan. Setelah dilakukan analisis melalui dua pendekatan, dapat diketahui bahwa
dengan penyiraman larutan garam pada permukaan tanah treatment di sekitar elektroda
batang dapat menghasilkan penurunan nilai resistansi pentanahan. Penambahan
konsentrasi larutan garam dapat menurunkan nilai resistansi pentanahan, dan dapat
diketahui bahwa jenis larutan garam juga berpengaruh terhadap penurunan nilai
resistansi pentanahan elektroda batang.

55
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh penyiraman larutan garam terhadap nilai
resistansi pentanahan elektroda batang, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Jenis larutan garam yang disiramkan pada permukaan tanah treatment di sekitar
elektroda batang mempengaruhi penurunan resistansi pentanahan elektroda batang
tesebut. Hal tersebut dapat diketahui pada penyiraman larutan garam Kalsium
Klorida (CaCl2) untuk konsentrasi larutan yang sama 50 % pada permukaan tanah
treatment di sekitar elektroda batang menghasilkan penurunan nilai resistansi
pentanahan yang lebih signifikan dibandingkan dengan penyiraman jenis garam
Magnesium Sulfat (MgSO4) dan Natrium Klorida (NaCl) yaitu penurunannya
sebesar 19,6 %.
2. Besarnya penurunan nilai resistansi pentanahan elektroda batang pada penyiraman
larutan garam juga dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi larutannya. Pada penelitian
ini, semakin besar tingkat konsentrasi larutan garam maka semakin besar pula
penurunan nilai resistansi pentanahannya. Penurunan resistansi pentanahan yang
paling besar untuk jenis garam yang sama terjadi pada penyiraman larutan garam
Kalsium klorida (CaCl2) konsentrasi 50 % yaitu sebesar 19.6 % jika dibandingkan
penyiraman larutan garam CaCl2 konsentrasi 10 % yang penurunan resistansinya
hanya sebesar 8,7%.
3. Jari-jari efektif elektrik elektroda batang pada kondisi setelah penyiraman larutan
garam pada permukaan tanah treatment menunjukkan nilai yang semakin besar jika
dibandingkan dengan kondisi sebelum penyiraman.
5.1 Saran
1. Dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi nilai resistansi pentanahan,
maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah waktu,
tempat, kondisi lingkungan serta perlakuan yang tepat pada saat
pengambilan data.
2. Secara teori resistansi pentanahan yang bagus memiliki nilai kurang dari 1
ohm, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berupa analisis
pengaruh jarak penyiraman larutan garam terhadap elektroda batang dan
pengaruh tingkat konsentrasi yang lebih tinggai sehingga menghasilkan nilai
resistansi pembumian kurang dari 1 ohm.

57

Anda mungkin juga menyukai