Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDIDIKAN KESEHATAN (PENKES) SYOK HIPOVOLEMIK

DI RUANG UNIT GAWAT DARURAT (UGD)


RSUD NAIBONAT KABUPATEN KUPANG

OLEH

1. GUIDO TANEO., S. Kep

2. JISRAEL E. KAKU., S.Kep

3. KRISTINA H. SASI., S.Kep

4. MARLIN NAU., S.Kep

5. MELAN Y. FOEH., S.Kep

6. REMIJA BOAVIDA., S.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA KUPANG
2022
BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1 Latar belakang

Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan


hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh. Hal ini muncul
akibat kejadian pada hemostasis tubuh yang serius seperti perdarahan yang
masif, trauma atau luka bakar yang berat (syok hipovolemik), infark miokard luas
atau emboli paru (syok kardiogenik), sepsis akibat bakteri yang tak terkontrol
(syok septik), tonus vasomotor yang tidak adekuat (syok neurogenik) atau akibat
respons imun (syok anafilatik).

Syok hipovolemik merupakan keadaan berkurangnya perfusi organ dan


oksigenasi jaringan yang disebabkan gangguang kehilangan akut dari darah
(syok hemorragic) atau cairan tubuh yang dapat disebabkan oleh berbagai
keadaan. Penyebab terjadinya syok hipovolemik diantaranya adalah diare, luka
bakar, muntah, dan trauma maupun perdarahan karena obsetri. Syok
hipovolemik merupakan salah satu syok dengan angka kejadian yang paling
banyak dibandingkan syok lainnya.

Syok hipovolemik pada umumnya terjadi pada negara dengan mobilitas


penduduk yang tinggi karena salah satu penyebabnya adalah kehilangan darah
karena kecelakaan kendaraan. Sebanyak 500.000 pasien syok hipovolemik pada
wanita karena khasus perdarahan obsetri meninggal pertahunnya dan 99%
terjadi pada negara berkembang. Sebagian besar penderita meninggal setelah
beberapa jam terjadi perdarahan karena tidak mendapat perlakuan yang tepat
dan adekuat.

Penatalaksanaan syok hipovolemik dapat dilakukan mulai dari saat


terjadinya kejadian, apabila pasien mengalami trauma, untuk menghindari cedera
lebih lanjut vertebra servikalis harus diimobilisasi, memastikan jalan napas yang
adekuat, menjamin ventilasi, memaksimalkan sirkulasi dan pasien segera
dipindahkan ke rumah sakit. Keterlambatan saat pemindahan pasien ke rumah
sakit sangat berbahaya.

Salah satu terapi yang tepat untuk penatalaksanaan syok hipovolemik


adalah terapi cairan yang akan berdampak pada penurunan angka mortalitas
pasien. Akan tetapi terapi cairan yang tidak tepat akan menyebabkan pasien
mengalami edema paru dan gangguan elektrolit.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan penkes selama 30 menit di UGD RSUD Naibonat
Kabupaten Kupang diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu
memahami dan mengerti tentang syok hipovolemik dan cara
penanganannya dengan benar.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penkes selama 30 menit di UGD RSUD Naibonat
Kabupaten Kupang diharapkan pasien dan keluarga dapat menjelaskan
tentang :
1) Menjelaskan pengertian Syok Hipovolemik
2) Menjelaskan Etiologi Syok Hipovolemik
3) Menyebutkan Manifestasi Klinis dari Syok Hipovolemik
4) Menjelaskan pemeriksaan Diagnostik dan penatalaksanaan pada Syok
Hipovolemik
5) Menyebutkan komplikasi dari Syok Hipovolemik

1.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu meningkatkan ilmu pengetahuan tentang Syok
Hipovolemik
2. Bagi Rumah Sakit Naibonat Kabupaten Kupang
Sebagai motivasi bagi Perawat di ruang UGD, Rumah Sakit Naibonat
Kabupaten Kupang untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga demi terciptanya pelayanan keperawatan secara
komperhensif.

BAB 2
SATUAN ACARA PENKES

Topik : Syok Hipovolemik


Sub Topik : Pentingnya Memahami tentang Syok Hipovolemik
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : Ruang UGD Rumah Sakit Naibonat Kabupaten Kupang
Hari/tgl : Kamis, 14 April 2022
Waktu : 10.00-10.30 wita (30 menit)
Penyuluh : Mahasiswa dan mahasiswi Profesi Ners Universitas Citra Bangsa

1. Tujuan Penkes
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti penkes pasien dan keluarga dapat memahami materi yang
di sampaikan pemateri, yaitu tentang Syok Hipovolemik
b. Tujuan instruksional khusus
Setelah diberikan penkes selama 30 menit diharapkan para peserta mampu
untuk:
a) Menjelaskan pengertian Syok Hipovolemik
b) Menjelaskan Etiologi Syok Hipovolemik
c) Menyebutkan Manifestasi Klinis dari Syok Hipovolemik
d) Menjelaskan pemeriksaan Diagnostik dan penatalaksanaan pada Syok
Hipovolemik
e) Menyebutkan komplikasi dari Syok Hipovolemik
2. Materi Penkes
a. Menjelaskan pengertian Syok Hipovolemik
b. Menjelaskan Etiologi Syok Hipovolemik
c. Menyebutkan Manifestasi Klinis dari Syok Hipovolemik
d. Menjelaskan pemeriksaan Diagnostik dan penatalaksanaan pada Syok
Hipovolemik
e. Menyebutkan komplikasi dari Syok Hipovolemik
3. Metode Penkes
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media Penkes
a. Leaflet
b. Poster
5. Pengorganisasian
a. Moderator : Remija Boavida
b. Leader/Pemateri : Guido Taneo
c. Notulen : Kristina H. Sasi
d. Observer : Marlin Nau & Melan Y. Foeh
e. Dokumentasi : Jisrael E. Kaku

Tugas MC/Moderator:
Sebagai pembuka dalam sebuah diskusi yang bertugas untuk mengawasi jalannya
diskusi dengan tujuan utama adalah agar diskusi dapat berjalan dengan baik dan
benar sesuai dengan topiknya serta berlangsung dengan kondusif

Tugas leader/pemateri:
Menyajikan materi dengan jelas dan dengan bahasa yang tepat dan dapat
dimengerti oleh peserta

Tugas Observer:
Mengamati jalannya kegiatan, mengevaluasi kegiatan dan mencatat perilaku verbal
serta non verbal peserta kegiatan

Tugas Notulen dan Dokumentasi:


Mencatat proses kegiatan dari awal sampai akhir serta mengevaluasi hasil diskusi
yang meliputi pemahaman peserta serta penyampaian oleh penyaji serta
mendokumentasikan proses kegiatan.

6. Kegiatan Penkes
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1) Salam pembuka 2. Mendengarkan dan
2) Melakukan kontrak memperhatikan kegiatan
waktu penkes
3) Menjelaskan tujuan
penkes
4) Menyebutkan materi
yang akan disampaikan
2 15 menit Pelaksanaan 1. Peserta memperhatikan
1. Menjelaskan materi materi yang diberikan
2. Memberikan kesempatan 2. Peserta mengajukan
kepada peserta untuk pertanyaan mengenai
menanyakan materi yang materi yang belum
kurang dimengerti dipahami
3 5 menit Evaluasi 1. Peserta menjawab
1. Menanyakan kembali pertanyaan yang diberikan
kepada peserta pemateri
mengenai materi yang 2. Peserta mendengarkan
telah disampaikan kesimpulan yang diberikan
2. Pemateri menyimpulkan pemateri
kembali penjelasan yang
telah diberikan
4 5 menit Terminasi Menjawab salam
1. Mengucapkan terima
kasih
2. Memberi salam penutup
3. Membagikan leaflet

7. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Diharapkan peserta dalam hal ini para pasien dan keluarga ikut serta dalam
kegiatan pemateri selama 30 menit yang dilaksanakan pada 14 April 2022
b. Evaluasi proses
1) Kegiatan penkes berjalan tertib.
2) Peserta dapat mengajukan 3-5 pertanyaan.
3) Peserta dapat mengikuti kegiatan penkes sampai selesai dengan baik.
4) Daftar hadir peserta penkes terlampir
c. Evaluasi hasil
1.Diharapkan pasien dan keluarga mampu mengetahui apa pengertian dari
Syok Hipovolemik
2.Diharapkan pasien dan keluarga mampu menyebutkan Etiologi dan
Manifestasi klinis dari Syok Hipovolemik
3.Diharapkan pasien dan keluarga mampu mengetahui penatalaksanaan dan
komplikasi dari Syok Hipovolemik

Materi Penkes
1. Pengertian

Syok merupakan keadaan ketika sel mengalami hipoksia sehingga


terjadi ketidakseimbangan antara oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh
dan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini sering disebabkan karena
penurunan perfusi jaringan dan kegagalan sirkulasi (Simmons and Ventetuolo,
2017).
Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akibat berkurangnya
volume plasma di intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat
(hemoragik), trauma yang menyebabkan perpindahan cairan (ekstravasasi) ke
ruang tubuh non fungsional, dan dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti
luka bakar dan diare berat. Kasus-kasus syok hipovolemik yang paling sering
ditemukan disebabkan oleh perdarahan sehingga syok hipovolemik dikenal
juga dengan syok hemoragik. Perdarahan hebat dapat disebabkan oleh
berbagai trauma hebat pada organ-organ tubuh atau fraktur yang yang disertai
dengan luka ataupun luka langsung pada pembuluh arteri utama (Kolecki and
Menckhoff, 2016). Syok hipovolemik dapat didefinisikan sebagai berkurangnya
volume sirkulasi darah dibandingkan dengan kapasitas pembuluh darah total
(Roberts, 2012).

2. Etiologi
Menurut Standl et al. (2018) penyebab dari syok hipovolemi dibagi dalam 4
bagian, yaitu:
a. Syok hemoragik, dikarenakan adanya perdarahan akut tanpa terjadi cedera
pada jaringan lunak.
b. Syok hemoragik traumatik, dikarenakan adanya perdarahan akut yang
disertai cedera pada jaringan lunak ditambah dengan adanya pelepasan
aktivasi sistem imun.
c. Syok hipovolemik karena kurangnya sirkulasi plasma darah secara kritis
tanpa adanya perdarahan.
d. Syok hipovolemik traumatik, karena kurangnya sirkulasi plasma darah
secara kritis tanpa adanya perdarahan, terjadi cedera pada jaringan lunak
serta adanya pelepasan aktivasi sistem imun.
3. Manifestasi Klinis
Menurut (Hardisman, 2013), tanda dan gejala syok hypovolemia ditentukan
berdasar stadium yaitu:

a. Stadium-I adalah syok hipovolemik yang terjadi pada kehilangan darah


hingga maksimal 15% dari total volume darah. Pada stadium ini tubuh
mengkompensai dengan dengan vasokontriksi perifer sehingga terjadi
penurunan refiling kapiler. Pada saat ini pasien juga menjadi sedkit cemas
atau gelisah, namun tekanan darah dan tekanan nadi rata-rata, frekuensi
nadi dan nafas masih dalam kedaan normal.

b. Stadium-II adalah jika terjadi perdarahan sekitar 15-30%. Pada stadium ini
vasokontriksi arteri tidak lagi mampu menkompensasi fungsi kardiosirkulasi,
sehingga terjadi takikardi, penurunan tekanan darah terutama sistolik dan
tekanan nadi, refiling kapiler yang melambat, peningkatan frekuensi nafas
dan pasien menjadi lebih cemas.

c. Stadium-III bila terjadi perdarahan sebanyak 30-40%. Gejala-gejala yang


muncul pada stadium-II menjadi semakin berat. Frekuensi nadi terus
meningkat hingga diatas 120 kali permenit, peningkatan frekuensi nafas
hingga diatas 30 kali permenit, tekanan nadi dan tekanan darah sistolik
sangat menurun, refiling kapiler yang sangat lambat.

d. Stadium-IV adalah syok hipovolemik pada kehilangan darah lebih dari 40%.
Pada saat ini takikardi lebih dari 140 kali permenit dengan pengisian lemah
sampai tidak teraba, dengan gejala-gejala klinis pada stadium-III terus
memburuk. Kehilangan volume sirkulasi lebih dari 40% menyebabkan
terjadinya hipotensi berat, tekanan nadi semakin kecil dan disertai dengan
penurunan kesadaran atau letargik.

4. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosis syok (Kowalak,
2011) yaitu:
a. Nilai hematokrit dapat menurun pada perdarahan atau meninggi pada jenis
syok lain yang disebabkan hypovolemia.
b. Pemeriksaan koagulasi dapat mendeteksi koagulopati akibat DIC
(Diseminata Intravascular Coagulation).
c. Pemeriksaan laboratorium dapat mengungkapkan kenaikan jumlah sel
darah putih dan laju endap darah yang disebabkan cedera dan inflamasi,
kenaikan kadar ureum dan kreatinin akibat penurunan perfusi renal,
peningkatan serum laktat yang terjadi sekunder karena metabolism
anaerob, kenaikan kadar glukosa serum pada stadium dini syok karena hati
melepas cadangan glikogen sebagai respon terhadap stimulasi saraf
simpatik.
d. Analisis gas darah arteri dapat mengungkapkan alkalosis respiratorik pada
syok dalam stadium dini yang berkaitan dengan takipnea, asidosis
respiratorik pada stadium selanjutnya yang berkaitan dengan depresi
pernapasan, dan asidosis metabolik pada stadium selanjutnya yang terjadi
sekunder karena metabolism anaerob.

5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan syok hipovolemik meliputi mengembalikan
tandatanda vital dan hemodinamik kepada kondisi dalam batas normal.
Selanjutnya kondisi tersebut dipertahankan dan dijaga agar tetap pada kondisi
satabil. Penatalaksanaan syok hipovolemik tersebut yang utama terapi cairan
sebagai pengganti cairan tubuh atau darah yang hilang (Kolecki and
Menckhoff, 2016).
Standl et al. (2018) menyatakan bahwa penanganan syok hipovolemik
terdiri dari resusitasi cairan menggunakan cairan kristaloid dengan akses vena
perifer, dan pada pasien karena perdarahan, segera kontrol perdarahan
(tranfusi). Dalam mencegah terjadinya hipoksia, disarankan untuk dilakukan
intubasi dengan normal ventilasi. Menurut Kolecki & Menckhoff (2016) Cairan
resusitasi yang digunakan adalah cairan isotonik NaCl 0,9% atau ringer laktat.
Pemberian awal adalah dengan tetesan cepat sekitar 20 ml/KgBB pada anak
atau sekitar 1-2 liter pada orang dewasa. Pemberian cairan terus dilanjutkan
bersamaan dengan pemantauan tanda vital dan hemodinamiknya. Jika
terdapat perbaikan hemodinamik, maka pemberian kristaloid terus dilanjutkan.
Pemberian cairan kristaloid sekitar 5 kali lipat perkiraan volume darah yang
hilang dalam waktu satu jam, karena distribusi cairan kristaloid lebih cepat
berpindah dari intravaskuler ke ruang intersisial. Jika tidak terjadi perbaikan
hemodinamik maka pilihannya adalah dengan pemberian koloid, dan
dipersiapkan pemberian darah segera.

6. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi pada syok meliputi (Kowalak, 2011) :


a. Sindrom distress pernapasan akut
b. Nekrosis tubuler akut
c. Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC)
d. Hipoksia serebral
e. Kematian

Daftar Pustaka

Kolecki, P. and Menckhoff, C. R. (2016) Hypovolemic Shock Treatment &


Management: Prehospital Care, Emergency Department Care, Medscape.
Kowalak,J. P. (2011) Buku Ajar Patofisiologi (Professional Guide to Pathophysiology).
EGC.

Roberts, P. R. (2012) Comprehensive Critical Care . Society of Critical Care


Medicine.

Simmons, J. and Ventetuolo, C. E. (2017) ‘Cardiopulmonary monitoring of shock’,


Current Opinion in Critical Care

BAB 3
HASIL PENKES
3.1 Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Penkes dilaksanakan di Ruangan UGD RSUD Naibonat
b. Sasaran adalah pasien dan keluarga
c. Pengorganisasian dalam penkes yang telah diselenggarakan:
1) Moderator : Remija Boavida
2) Leader/Pemateri : Guido Taneo
3) Notulen : Kristina H. Sasi
4) Observer : Marlin Nau & Melan Y. Foeh
5) Dokumentasi : Jisrael E. Kaku

2. Evaluasi Proses
Penkes dimulai pada pukul 10.00 WITA, kegiatan penkes diikuti oleh 3
orang peserta dan 6 orang yang melakukan penkes serta 1 orang pendamping
sehingga jumlah yang hadir dalam penyuluhan 10 orang. Penkes berjalan
dengan tertib dan aman, tidak ada peserta yang meminta ijin untuk ke
belakang atau keluar sebentar semuanya mendengarkan materi penkes
sampai selesai. Pemateri membawakan materi penkes dengan sangat baik
dengan suara yang jelas dan dapat dimengerti, waktu yang digunakan untuk
menyampaikan materi yaitu 15 menit sesuai dengan waktu yang diberikan
oleh moderator. Moderator memimpin penkes dengan baik sampai acara
penkes selesai. Selama sesi diskusi tidak ada pertanyaan yang diberikan oleh
para peserta. Sehingga pada akhir penkes ditambah sedikit masukan oleh
pendamping penkes di Ruang UGD sekitar 5 menit, penkes berakhir tepat
pukul 10.30 Wita.

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai