Anda di halaman 1dari 35

SEMINAR KELOMPOK

KEPERAWATAN MEDICAL/BEDAH

Meldiana Tamo Ina


Maria Dewi R. Y. Kadju
Virginia Do Santos
Yusni Mariance Benu
Yustika Tresiani Pehe
Latar Belakang
Gangren adalah proses Gangren disebabkan oleh Berdasarkan uraian
atau keadaan yang Prevalensi penderita penyempitan pembuluh darah yang diatas dan kejadian
ditandai dengan adanya gangrene di indonesia berakibat luka sukar sembuh, komplikasi yang banyak
jaringan mati atau berjumlah sekitar 15% berwarna merah kehitaman dan memberi dampak
nekrosis (Wirawan, dan diperkirakan dalam berbau busuk, bahkan bisa jadi terhadap pasien dengan
2013). setiap tahun jumlah 1 akhirnya amputasi. Gangrene dapat gangren, maka kelompok
Gangren sangat ditakuti juta pasien yang berakibat pada kehilangan fungsi tertarik melakukan studi
karena membutuhkan menderita luka gangrene tubuh, penurunan toleransi aktivitas, kasus tentang “Asuhan
perawatan yang ekstra menjalani amputasi keterbatasan mobilitas,dan Keperawatan Pada Klien
(Soeryoko, 2011). ekstremitas bawah 85% gangguan tidur. Dalam mengatasi Dengan Gangren.
dan angka kematian masalah tersebut, peran perawat
yaitu 15-40% setiap dalam hal ini seperti mengajarkan
tahunnya serta 39-89% melatih kemampuan fungsi tubuh
setiap lima tahunnya yang dimiliki dan mengajarkan
(Bilous dan Donelly, kepada pasien tentang cara merawat
2014). dan perawatan diri.
Tujuan

Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangren di Ruang Garuda RSUD S.
K. Lerik Kota Kupang.
Manfaat

01 Manfaat Teoritis 02 Manfaat Aplikatif


Laporan seminar ini dapat digunakan Laporan seminar ini dapat digunakan
sebagai referensi bagi bidang keilmuan sebagai bahan masukan oleh praktisi
keperawatan dalam melakukan proses keperawatan dalam pemberian asuhan
asuhan keperawatan pada pasien dengan keperawatan pada pasien dengan Gangren
gangrene. dan pada akhirnya diharapkan memberi
dampak positif bagi pasien dan keluarga
dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

Gangren adalah jaringan tubuh yang membusuk dan mengeluarkan bau yang
sangat khas. Gangren terjadi saat jaringan tubuh tidak mendapat suplai darah
yang cukup (Wirawan, 2013).
Menurut Danarto (2021), Gangren disebabkan oleh iskemia atau oleh thrombosis
(obstruksi pada pembuluh darah) sehingga suplai darah ke dalam jaringan tubuh
menjadi berkurang. Gangren ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis
atau jaringan mati.
BAB III
Inisial Klien : Tn. J.B LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Suku/bangsa : Timor/Indonesia
Status perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Kelapa Lima
Penanggung biaya : BPJS

Diagnosa medis: Post Op gangrene gluteus dextra


DS: Pasien mengeluh nyeri luka bekas
operasi pada bokong kanan dengan
pengkajian PQRST sbb:
P: Nyeri yang dirasakan pasien
disebabkan karena luka bekas operasi
pada bokong kanan.
Q: Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
R: Bokong kanan

KELUHAN
S: Skala Nyeri 4 (1-10)
T: Nyeri hilang timbul

UTAMA

DO: Pasien tampak meringis

Masalah Keperawatan: Nyeri Akut


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien masuk Rumah Sakit 1 hari yang lalu karena


luka bernanah pada bokong kanan, terdapat nanah
berwarna kuning dan berbau.

Pasien mengatakan ±1 tahun yang lalu masuk rumah sakit


dengan keluhan luka bernanah pada area bokong kanan
karena tertusuk kayu, pasien tidak kontrol setelah dilakukan
operasi

Masalah Keperawatan: Ketidakpatuhan


Observasi dan Pemeriksaan Fisik

 Kesadaran pasien composmentis


 Pasien tampak meringis
 TD: 110/70 mmHg
PowerPoint
 Suhu: 36,5 OC, Presentation

 Denyut nadi: 74 x/mnt, kuat, teratur


 Frekuensi nafas: 20x/mnt
 SPO2: 99%
Pemeriksaan Fisik

Endokrin
Luka gangren :Ya, Lokasi: Ada luka post debridiment pada bokong kanan
Lain-lain : Kondisi Luka: Panjang 5 cm, lebar luka 3 cm, kedalaman luka
5 cm, wana luka kemerahan dan tampak ada darah merembes di sekitar kasa.

Masalah keperawatan : Risiko Infeksi


Endokrin

- Lain-lain 02
- Luka gangren : Ya, Lokasi: Ada luka post debridiment pada bokong kanan
: Kondisi Luka: Panjang 5 cm, lebar luka 3 cm, kedalaman luka 5 cm,
wana luka kemerahan dan tampak ada darah merembes di sekitar kasa.
01
Masalah keperawatan : Gangguan Integritas Kulit
B3
B3 (Brain)/Persarafan dan Pengindraan
- GCS : Eye: 4, Verbal (5), Motorik (6). Total: 15
- Istirahat/tidur : ± 5 jam/hari
- Gangguan tidur : Saat ini pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri yang dirasakan.

Masalah keperawatan : Gangguan Pola Tidur


Darah Lengkap:
Pemeriksaan Penunjang

  Hasil Unit Rentang Normal Hasil Unit Rentang Normal

WBC 8.80 10˄3/uL 3.00-15.00


Neut 3.56 10˄3/ 1.50-7.00
Ul

Neut 40.4 % 37.0-72.0


Lymph 3.62 10˄3/ 1.0-3.70
uL

Lymph 41.1 % 20.0-50.0


Mono 0.87 10˄3/ 0.0-0.70
uL

Mono 9.9 % 0.0-14.0


Eo 0.71 10˄3/ 0.0-0.40
uL
Eo 8.1 % 0.0-6.0

Baso 0.04 10˄3/ 0.0-0.10


Baso 0.5 % 0.0-1.0 uL

IG 0.01 10˄3/ 0.0-7.00


IG 0.1 % 0.0-72.0
uL
Pemeriksaan Penunjang

  Hasil  Unit  Rentang Normal 


  Hasil Unit  Rentang Normal 
 
HGB 12.6 g/dl 8.0-17.0 PLT 251 10˄3/uL 150-450
PDW 13.7 fL 9.0-17.0
RBC 5.31 10˄6/uL 2.50-5.50 MPV 10.8 fL 9.0-13.0
P-LCR 31.8 % 13.0-43.0
HCT 37.9 % 25.0-50.0
PCT 0.27 % 0.17-0.35
MCV 71.4 fL 86.0-110.0

MCH 23.7 Pg 26.0-38.0

MCHC 33.2 g/dl 31.0-37.0   Hasil Satuan Normal


GDS 170.0 Mg/dl 70.0-140.0
RDW-SD 35.1 fL 37.0-54.0
PT 9.9 Detik  
RDW-CV 13.5 % 11.0-16.0 INR 10-15
0.95 %
APTT 21.5 Detik 25-43
HBs.Ag Non Reaktif - Non Reaktif
Antigen –SARS- Negatif - Negatif
CoV-2
Golongan A Rhesus +
Darah+ Rhesus
Medikasi/Pengobatan

1. Antrain 3 x 1 gram (Intravena)


2. Ranitidine 2 x 1 ampul (Intravena)
3. Ondansentron 4 mg (k/p)
4. Ceftriaxone 2 x 1 gram (Intravena)
5. RL:Futrolit 1:1 (Intravena)
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Pasien mengeluh nyeri luka bekas operasi pada bokong kanan dengan pengkajian PQRST sbb: Agen pencedera fisik Nyeri akut
P: Nyeri yang dirasakan pasien disebabkan karena bekas operasi pada bokong kanan (prosedur operasi)
Q: Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
R: Bokong kanan
S: Skala Nyeri 4 (1-10)
T: Nyeri hilang timbul
DO: Saat dilakukan pengkajian, terkadang pasien menunjukkan ekspresi wajah meringis.

2. DS:- Prosedur pembedahan Kerusakan integritas kulit


DO:Tampak ada luka bekas operasi pada bokong kanan pasien, Kondisi Luka: Panjang luka 5 cm, lebar
luka 3 cm, kedalaman luka 5 cm, wana luka kemerahan dan tampak ada darah merembes di sekitar kasa.

3. DS: Pasien mengatakan tidur ± 5 jam/hari dan pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri yang dirasakan. Nyeri Gangguan Pola Tidur
DO:-
4. DS:- Efek prosedur invasif Risiko Infeksi
DO: Adanya luka post debridiment di bokong kanan
5. DS: Pasien masuk Rumah Sakit 1 hari yang lalu karena luka bernanah pada bokong kanan, terdapat Ketidakadekatan pemahaman Ketidakpatuhan
nanah berwarna kuning dan berbau (kurang
You can simply impress your motivasi)and add a
audience
Pasien mengatakan ±1 tahun yang lalu masuk rumah sakit dengan keluhan unique zing and
luka bernanah appeal
pada area to your Presentations. Get
a modern
bokong kanan karena tertusuk kayu, pasien tidak kontrol setelah dilakukan operasi PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.
DO:-
Diagnosis Keperawatan dan Prioritas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik (prosedur operasi) dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri luka bekas operasi pada bokong kanan (P:
Nyeri yang dirasakan pasien disebabkan karena bekas operasi pada bokong kanan, Q: Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, R: Bokong kanan, S: Skala Nyeri 4
(1-10), T: Nyeri hilang timbul, Saat dilakukan pengkajian, terkadang pasien menunjukkan ekspresi wajah meringis.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan prosedur pembedahan dibuktikan dengan tampak ada luka bekas operasi pada bokong kanan pasien Kondisi
Luka: Panjang 5 cm, lebar luka 3 cm, kedalaman luka 5 cm, wana luka kemerahan dan tampak ada darah merembes di sekitar kasa.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dibuktikan dengan pasien mengatakan tidur ± 5 jam/hari dan pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri yang
dirasakan.
4. Risiko Infeksi dibuktikan dengan Efek prosedur invasif
5. Ketidakpatuhan berhubungan dengan Ketidakadekatan pemahaman (kurang motivasi) dibuktikan dengan pasien masuk Rumah Sakit 1 hari yang lalu karena
luka bernanah pada bokong kanan, terdapat nanah berwarna kuning dan berbau, pasien mengatakan ±1 tahun yang lalu masuk rumah sakit dengan keluhan luka
bernanah pada area bokong kanan karena tertusuk kayu, pasien tidak kontrol setelah dilakukan operasi.
Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


Goal Objective Luaran
1. Nyeri akut berhubungan dengan Pasien akan Luka akibat prosedur Dalam waktu 2x24 jam Intervensi Utama Manajemen Nyeri:
Agen pencedera fisik (prosedur mengalami penurunan operasi pada pasien diharapakan pasien Observasi:
operasi) dibuktikan dengan tingkat nyeri selama akan membaik selama menunjukan Luaran Utama 1. Identifikasi lokasi, durasi,
pasien mengeluh nyeri luka bekas dalam perawatan dalam perawatan Tingkat Nyeri: frekuensi kualitas, intensitas
operasi pada bokong kanan (P: 1. Keluhan nyeri (4) nyeri
Nyeri yang dirasakan pasien 2. Meringis (4) 2. Identifikasi skala nyeri
disebabkan karena bekas operasi 3. Kesulitan tidur (4) 3. Identifikasi respons nyeri non
pada bokong kanan, Q: Nyeri Ekspetasi: verbal
terasa seperti tertusuk-tusuk, R: 1= Meningkat 4. Identifikasi faktor yang
Bokong kanan, S: Skala Nyeri 4 2= Cukup Meningkat memperberat dan memperingan
(1-10), T: Nyeri hilang timbul, Saat 3= Sedang nyeri
dilakukan pengkajian, terkadang 4= Cukup Menurun 5. Edukasi:
pasien menunjukkan ekspresi 5= Menurun 6. Ajarkan teknik non farmakologis
wajah meringis.
untuk mengurangi rasa nyeri
(Teknik relaksasi napas dalam)
Kolaborasi:
7. Kolaborasi pemberian analgetik
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Goal Objective Luaran
2 Kerusakan integritas kulit berhubungan Integritas kulit Luka akibat prosedur Setelah dilakukan Perawatan Luka:
pasien akan pembedahan pada pasien tindakan keperawatan Observasi:
dengan prosedur pembedahan membaik akan membaik selama dalam selama 2x24 jam, 1. Monitor karakteristik luka
dibuktikan dengan tampak ada luka selama dalam perawatan pasien akan (drainase, warna)
bekas operasi pada bokong kanan perawatan menunjukkan Integritas 2. Monitor tanda-tanda infeksi
kulit dan jaringan Terapeutik
pasien, Kondisi Luka: Panjang 5 cm,
dengan kriteria sbb: 3. Lepaskan balutan dan plester
lebar luka 3 cm, kedalaman luka 5 cm, 1. Kerusakan jaringan (4) secara perlahan
wana luka kemerahan dan tampak ada 2. Kerusakan lapisan kulit 4. Bersihkan dengan cairan nacl
(4) 5. Pasang balutan sesuai jenis luka
darah merembes di sekitar kasa.
3. Nyeri (4) 6. Perhatikan teknik steril saat
 
4. Perdarahan (4) melakukan perawatan luka
5. Kemerahan (4) Edukasi:
6. Hematoma (4) 7. Anjurkan mengkonsumsi makanan
Ekspetasi: tinggi kalori dan protein
1= Meningkat Kolaborasi:
2= Cukup meningkat 8. Kolaborasi pemberian antibiotik
3= Sedang
4= Cukup menurun
5= Menurun
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Goal Objective Luaran
3 Gangguan pola tidur Pola tidur pasien akan Nyeri yang dialami Setelah dilakukan tindakan Standar Intervensi Dukungan
membaik selama dalam pasien akan keperawatan selama 2x24 Tidur:
berhubungan dengan nyeri perawatan berkurang selama jam, pasien akan Observasi:
dibuktikan dengan pasien dalam perawatan menunjukkan Pola Tidur 1. Identifikasi pola aktivitas
mengatakan tidur ± 5 jam/hari dengan kriteria sbb: dan tidur
1. Keluhan sulit tidur (4) Terapeutik:
dan pasien mengatakan sulit
2. Keluhan sering terjaga 2. Modifikasi lingkungan
tidur karena nyeri yang (4) (pencahayaan dan
dirasakan. Ekspektasi: kebisingan)
  1= Menurun Edukasi:

2= Cukup menurun 3. Anjurkan menghindari

3= Sedang makanan/minuman yang

4= Cukup meningkat mengganggu tidur

5= Meningkat 4. Ajarkan teknik


nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
5. Kolaborasi pemberian
analgesik untuk
mengurangi nyeri
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan Goal Objective Luaran

4 Risiko Infeksi Pasien tidak akan Infeksi akibat Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi utama pencegahan
dibuktikan dengan mengalami infeksi prosedur invasif akan selama 2x24 jam, pasien akan menunjukkan infeksi:
Efek prosedur selama dalam teratasi selama dalam luaran utama tingkat infeksi dengan kriteria Observasi:
invasif perawatan perawatan sebagai berikut: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
    lokal
1. Demam (4) Terapeutik:
2. Kemerahan (4) 2. Berikan perawatan kulit pada area
3. Nyeri (4) edema
4. Bengkak (4) 3. Pertahankan teknik aseptic
5. Cairan berbau busuk (4) 4. Edukasi:
Ekspetasi: 5. Anjurkan meningkatkan asupan
1= Meningkat nutrisi tinggi protein
2= Cukup meningkat
3= Sedang
4= Cukup menurun
5= Menurun
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan Goal Objective Luaran

5 Ketidakpatuhan Pasien akan Pasien akan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 Intervensi utama dukungan kepatuhan
berhubungan dengan patuh selama
mendapat motivasi menit pasien akan menunjukkan luaran utama program pengobatan.
Ketidakadekatan mendapatkan
pemahaman (kurang edukasi untuk meningkatkan tingkat kepatuhan dengan kriteria sebagai berikut: Terapeutik:
motivasi) dibuktikan kesehatan pemahaman terkait 1. Verbalisasi kemauan mematuhi program 1. Buat komitmen menjalankan program
dengan pasien masuk selama
penyakit selama perawatan atau pengobatan pengobatan dengan baik
Rumah Sakit 1 hari dalam
yang lalu karena luka perawatan dalam perawatan 2. Verbalisasi mengikuti anjuran 2. Libatkan keluarga untuk mendukung
bernanah pada bokong   Ekspektasi: program pengobatan yang dijalani
kanan, terdapat nanah
1= Menurun Edukasi
berwarna kuning dan
berbau, pasien 2= Cukup menurun 3. Informasikan program pengobatan yang
mengatakan ±1 tahun 3= Sedang harus dijalani
yang lalu masuk rumah 4= Cukup meningkat 4. Informasikan manfaat yang diperoleh jika
sakit dengan keluhan
luka bernanah pada 5= Meningkat teratur menjalani program pengobatan
area bokong kanan 3. Perilaku mengikuti program 5. Anjurkan keluaraga untuk mendampingi
karena tertusuk kayu, perawatan/pengobatan dan merawat pasien selama menjalani
pasien tidak kontrol
4. Perilaku menjalankan anjuran program pengobatan
setelah dilakukan
operasi. 5. Tanda dan gejala penyakit 6. Anjurkan pasein dan keluarga melakukan
1= Memburuk konsultasi ke pelayanan kesehatan
2= Cukup memburuk terdekat, jika perlu.
3= Sedang
4= Cukup membaik
5= Membaik
Implementasi Keperawatan

Diagnosa Hari/ Jam Implementasi


Keperawatan Tanggal
Nyeri akut 31/01/ 17.05 Mengidentifikasi lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri: Nyeri terasa pada area
berhubungan dengan 2022 bekas operasi yaitu pada bokong kanan, nyeri berlangsung kurang lebih 3-5 detik, nyeri
Agen pencedera fisik terasa hilang muncul, nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
(prosedur operasi
17.06 Mengidentifikasi skala nyeri: skala nyeri 4.
17.07 Mengidentifikasi respons nyeri nonverbal: Sesekali pasien tampak menunjukkan ekspresi
wajah meringis.
17.08 Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri: Pasien mengatakan
nyeri bertambah saat pasien merubah posisi tidur, berpindah tempat dan nyeri berkurang
saat pasien beristirahat.
17.10 Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (teknik relaksasi napas
dalam): Pasien tampak mempraktikkan teknik relaksasi napas dalam dengan benar dan
pasien mengatakan nyerinya berkurang setelah melakukan teknik relaksasi napas dalam.

20.00 Melayani pemberian analgesic: Antrain 1 ampul (1gram) secara intravena.


Implementasi Keperawatan
Diagnosa Hari/ Jam Implementasi
Keperawatan Tanggal

Kerusakan 31/01/ 09.00 Melepaskan balutan dan plester secara perlahan


integritas kulit 2022 09.02 Melakukan monitoring karakteristik luka (drainase, warna): luka tampak berwarna kemerahan dan
berhubungan darah tampak merembes pada kasa.
dengan prosedur 09.03 Memonitor tanda-tanda infeksi:
pembedahan  Kalor: area luka pasien teraba sedikit panas
Dolor (nyeri): pasien mengatakan terasa nyeri pada area bekas operasi bokong kanan
Tumor: Tampak sedikit bengkak pada pinggiran luka pasien
Rubor: luka pasien tampak kemerahan
Fungsio laesa: akibat luka yang dialami, pasien menjadi sulit berjalan
09.04 Membersihkan dengan cairan nacl
09.06 Memasang balutan sesuai jenis luka
Memperhatikan teknik steril saat melakukan perawatan luka
09.08
Menganjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein: Pasien mengatakan paham dan
09.11
akan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein.
11.00 Melayani pemberian antibiotik: Ceftriaxone 2x1 gram secara intravena
Implementasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Hari/ Jam Implementasi
Tanggal

Gangguan pola tidur 31/01 19.05 Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur: pasien mengatakan tidur malam kurang lebih 5-6 jam
berhubungan dengan 2022 per hari dan sulit tidur karena nyeri yang dirasakan.
nyeri dibuktikan 19.06 Memodifikasi lingkungan yang mengganggu tidur pasien: menganjurkan kepada pasien dan
dengan pasien /atau keluarga untuk mematikan lampu saat tidur dan membatasi pengunjung untuk
mengatakan tidur ± 5 mengurangi kebisingan.
jam/hari dan pasien 19.07 Menganjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur seperti kopi: Tidak
mengatakan sulit tidur boleh mengonsumsi kopi atau teh sebelum tidur
karena nyeri yang 19.08 Mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
dirasakan. 19.09 Melakukan kolaborasi pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri
Implementasi Keperawatan

Diagnosa Hari/ Jam Implementasi


Keperawatan Tanggal

Risiko Infeksi 31/01/ 19.10 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal: Kalor: area luka pasien teraba sedikit panas
dibuktikan dengan 2022 Dolor (nyeri): pasien mengatakan terasa nyeri pada area bekas operasi bokong kanan
Efek prosedur invasif Tumor: Tampak sedikit bengkak pada pinggiran luka pasien
Rubor: luka pasien tampak kemerahan
Fungsio laesa: akibat luka yang dialami, pasien menjadi sulit berjalan
 
19.15 Melakukan perawatan luka
19.16 Selalu mempertahan teknik aseptic selama perawatan luka
19.20 Menganjurkan pasien meningkatkan asupan nutrisi tinggi protein seperti telur, tahu, ikan,
susu untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka
Implementasi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Hari/ Jam Implementasi


Tanggal
Ketidakpatuhan berhubungan 31/01/ 19.22 Membuat komitmen menjalankan program pengobatan dengan baik
dengan Ketidakadekatan 2022
pemahaman (kurang motivasi) 19.23 Meibatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani
19.25 MengInformasikan program pengobatan yang harus dijalani

19.27 MengInformasikan manfaat yang diperoleh jika teratur menjalani program


pengobatan

19.28 Menganjurkan keluaraga untuk mendampingi dan merawat pasien selama


menjalani program pengobatan

19.29 Meganjurkan pasein dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan


kesehatan terdekat.
Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan (SOAP)

Nyeri akut berhubungan dengan S: Pasien mengatakan nyeri sangat-sangat berkurang


Agen pencedera fisik (prosedur O: skala nyeri 2 dari 1-10 tidak meringis.
operasi) A: Masalah Keperawatan Nyeri akut teratasi
P: Intervensi dihentikan

Kerusakan integritas kulit S:-


O: Tampak luka bekas operasi luka tertutup perban, pasien sudah menggerakan kaki kanannya.
berhubungan dengan prosedur
A: Masalah Keperawatan Kerusakan integritas kulit teratasi
pembedahan  P: Intervensi dihentikan

Gangguan pola tidur berhubungan S: Pasien mengatakan tidur ± 6-7 jam/hari dan pasien mengatakan pola tidur membaik
O: -
dengan nyeri
A: Masalah keperawatan gangguan pola tidur teratasi
P: Intervensi dihentikan
Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan (SOAP)

Risiko Infeksi dibuktikan dengan Efek S:-


O: Masih tampak bekas luka post debridiment di bokong kanan
prosedur invasif
A: Masalah keperawatan Resiko Infeksi teratasi
  P: Intervensi keperawatan dihentikan

S: Pasien mengatakan akan menjalankan program pengobatan dengan baik, melibatkan


Ketidakpatuhan berhubungan dengan
keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani, pasien juga paham manfaat
Ketidakadekatan pemahaman (kurang yang diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan
O: Ada reaksi nonverbal seperti menganggukan kepala pertanda paham apa yang dijelaskan
motivasi)
A: Masalah keperawatan Ketidakpatuhan teratasi
P: Intervensi keperawatan dihentikan
Pembahasan (Pengkajian)

Hasil pengkajian pada Tn. J.B menunjukan pasien mengeluh nyeri luka post operasi pada bokong
kanan dengan pengkajian nyeri didapatkan (P: nyeri yang dirasakan pasien disebabkan karena
bekas operasi, Q: nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, R: bokong kanan, S: skala nyeri 4 (1-10), T:
nyeri hilang timbul), Luka pasien tampak sedikit membengkak, dan terdapat nanah pada luka
pasien. Hal ini sesuai dengan pendapat (PPNI T.P 2018) yang menyatakan bahwa tanda gejala
gangrene dapat berupa sakit pada area luka, bengkak pada daerah lesi, dan terdapat jaringan
nekrose yang berbau busuk.
Pembahasan (Diagnosis)

Dari hasil pengkajian, didapatkan 5 diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
diantaranya nyeri akut, kerusakan integritas kulit, gangguan pola tidur, risiko infeksi, dan
Ketidakpatuhan. Hal ini sesuai dengan teori yang ditemukan pada buku Diagnosa Keperawatan
(SDKI,2017) yang menyatakan bahwa diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada
pasien dengan gangrene antara lain: Nyeri Akut, Nyeri Kronis, Gangguan integritas
kulit/Jaringan, Perfusi Perifer tidak efektif, Risiko infeksi, Gangguan mobilitas fisik, Gangguan
pola tidur, Gangguan citra tubuh, dan Ketidakpatuhan
Pembahasan (Intervensi)
• Manajemen nyeri:
• Identifikasi lokasi, durasi, frekuensi kualitas, intensitas nyeri
• Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi respons nyeri non verbal
• Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Nyeri akut • Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (teknik relaksasi napas dalam)
• Kolaborasi pemberian analgetik.

• Perawatan luka:
• Monitor karakteristik luka (drainase, warna)
• Monitor tanda-tanda infeksi
• Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
• Bersihkan dengan cairan nacl
Kerusakan • Pasang balutan sesuai jenis luka
integritas kulit • Perhatikan teknik steril saat melakukan perawatan luka
• Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
• Kolaborasi pemberian antibiotik

• Dukungan tidur:
• Identifikasi pola aktivitas dan tidur
• Modifikasi lingkungan (pencahayaan dan kebisingan)
Gangguan • Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
pola tidur • Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri dan kolabrorasi pemberian analgesik
Pembahasan (Intervensi)

• Pencegahan Infeksi:
• Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
• Berikan perawatan kulit pada area edema
• Pertahankan teknik aseptik
Risiko Infeksi • Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi tinggi protein.

• Dukungan program kepatuhan program pengobaatan:


• Buat komitmen menjalankan program pengobatan dengan baik
• Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani
• Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
• Informasikan manfaat yang diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan
Ketidakpatuhan • Anjurkan keluaraga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program pengobatan
• Anjurkan pasein dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat, jika perlu.
Pembahasan (Implementasi)
Nyeri akut b.d. agens pencedera fisik (prosedur operasi): Mengidentifikasi lokasi nyeri, durasi nyeri, frekuensi nyeri, kualitas nyeri,
mengidentifikasi respons nyeri non verbal, mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (pencahayaan, kebisingan),
mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri dan memfasilitasi istirahat dan tidur.

Gangguan integritas kulit b.d. pembedahan adalah memonitor karakteristik luka (drainase, warna), memonitor tanda-tanda infeksi,
melepaskan balutan luka dan plester secara perlahan, membersihkan dengan cairan NaCl, memasang balutan sesuai jenis luka,
memperhatikan teknik steril saat merawat luka, menjelaskan tanda dan gejala infeksi, menganjurkan konsumsi makanan tinggi
kalori dan protein, mengajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri, melakukan kolaborasi pemberian antibiotik.

Gangguan pola tidur b.d. nyeri adalah mengidentifikasi pola istirahat dan tidur, menganjurkan menghindari makanan atau
minuman yang mengganggu tidur, mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur, mengajarkan teknik relaksasi untuk membantu
mengurangi skala nyeri, melakukan kolaborasi pemberian analgesik.

Risiko Infeksi dibuktikan dengan Efek prosedur invasif antara lain: Melakukan monitor tanda dan gejala infeksi lokal,
Memberikan perawatan kulit pada area edema, Mempertahankan teknik aseptik, dan Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan asupan nutrisi tinggi protein.

Ketidakpatuhan b.d. ketidakedekuatan pemahaman (kurang motivasi): Membuat komitmen menjalankan program pengobatan dengan
baik, Melibatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani, Menginformasikan program pengobatan yang harus
dijalani, Menginformasikan manfaat yang diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan, menganjurkan keluaraga untuk
mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program pengobatan, Mengannjurkan pasein dan keluarga melakukan konsultasi
ke pelayanan kesehatan terdekat.
Pembahasan (Evaluasi)

Dari 5 diagnosis keperawatan yang ditegakkan setelah dievaluasi

sudah mencapai hasil akhir sesuai dengan luaran dan kriteria hasil

yang diharapkan setelah implementasi intervensi keperawatan.


Saran
Bagi Kelompok 4:
Diharapkan bisah saling kerja sama dengan baik, lebih saling koordinasi dalam menerapkan asuhan
01
keperawatan yang direncanakan dan bisa kompak dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok.

Bagi Kelompok Selanjutnya:


Diharapkan agar dalam melakukan tindakan keperawatan tidak harus mengikuti pada teori tetapi
02

sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien serta menyesuaikan dari kebijakan rumah sakit.

SS Bagi Ruangan Garuda:


Diharapkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan dapat menjadi pilihan referensi dalam
03

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan yang sama.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai