Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MODUL 5
“KARAKTERISTIK BELAJAR SEKOLAH DASAR”

MATA KULIAH: PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


KELAS BI SEMESTER III

1. AHMADI 858404035
2. BUDIARTI 858404042
3. EGA FILHAM YAHYA 858404185
4. HASTUTI 858404074
5. MILDA RIANTI 858404218
6. NOOR LATIFAH 858404139
7. NOR TIARA SARI 858404146
8. NORMITA 858404153
9. ROKHBAH 858403982
10. TIARA AGUSTINE 858403975

UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM STUDI PGSD
BI UPBJJ – SAMARINDA
POKJAR LONGKALI
TAHUN 2020
KATA PENGATAR

Puji dan syukur kehadirat Allah swt kita panjatkan yg telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada umat manusia. Sehingga kelompok kami bisa dapat menyelaikan
makalah ini.

Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perspektif Pendidikan SD. Dalam penyelesaian makalah ini kami mengalami
hambatan waktu dan keterbatasan pengetahuan serta bahan referensi yang dapat dijadikan
acuan. Namun, brkat kerja keras dan saling membantu antar anggota kelompok akhirnya
makalah ini dapat terselaikan dengan tepat waktu.

Terima kasih kepada rekan rekan sejawat serta kepada Tutor mata kuliah yg telah
memberikan bantuan dan arahannya. Akhirnya pembuatan makalah tidak lepas dari segala
kekurangan dalam penyusunan makalah dan penyusun mohon kritik serta saran untuk
memperbaiki selanjutnya.

Longkali, Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

Latar Belakang ................................................................................ 1

Rumusan Permasalahan .................................................................. 2

Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......... ................................................................. 3

1. Bentuk-bentuk Kegiatan Belajar yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah

Dasar ............................................................................................. 3

2. Motivasi Belajar Siswa.................................................................................. 7

BAB III PENUTUP.. ................................................................................... 11

A. SIMPULAN............................................................................. 11

B. SARAN ................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ………………………. ............................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui
para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat
Sekolah Dasar(SD). Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran
yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik
mengetahui karakteristik siswanya.
Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta
didik. Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas
perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan
pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan
pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan perkembangan anak
SD/MI juga dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pembelajaran di
SD/MI, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak tersebut. Secara ideal, dalam
pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru juga harus dapat
menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka
pencapaian perkembangan diri siswa seperti pemenuhan kebutuhan fisik,
pemenuhan kebutuhan rasa aman, pemenuhan kebutuhan rasa kasih sayang atau
penerimaan, dan sebagainya. Dengan memahami karakteristik anak usia SD/MI
kelas tinggi tentunya juga dapat di implikasikan terhadap pembelajara. Di dalam
pembahasan ini penulis akan membahas tentang Karakteristik Siswa SD/MI di
Kelas Tinggi.
Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan
guru seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya
dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa.
Di samping memperhatikan karakteristik anak, implikasi pendidikan dapat
juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat
diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan

41
adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari
kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan
membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya,
sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak
bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas
berikutnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang yang telah penulis sajikan tersebut, ada
beberapa permasalahan yang harus dicari tahu dalam kegiatan pengumpulan dan
pengolahan informasi hasil belajar. Secara operasional permasalahan yang akan
penulis bahas di antaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan siswa
Sekolah Dasar?
2. Bagaimana Motivasi Belajar Siswa?

C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah agar :
1. Dengan membaca makalah ini maka, kita dapat mengetahui bentuk-bentuk
kegiatan belajar yang biasa dilakukan siswa Sekolah Dasar.
2. Dengan membaca makalah ini maka, kita dapat mengetahui motivasi belajar
siswa.

52
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bentuk-bentuk Kegiatan Belajar yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar


1. Belajar Menemukan
Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk – bentuk kegiatan belajar
yang biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari – hari. Bentuk –
bentuk kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru,
menghafal, merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan,
mengambil keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati.
Kegiatan pengembangan masing – masing kemampuan belajar pada siswa SD
dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan karakteristik siswa dan kreatifitas
guru, sehingga dengan demikian diharapkan kemampuan belajar siswa SD dapat
berkembang secara maksimal.
Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar menemukan, guru dapat
menerapkan metode discovery learning yang dikemukakan oleh Bruner, selain itu dapat
juga menggunakan metode eksperimen ( experimental method ).

2. Belajar Menyimak
Pada kegiatan belajar menyimak, biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia melalui permainan katan dan pertanyaan. Sedangkan untuk mengembangkan
kemampuan belajar meniru, guru dapan menggunakan kegiatan bermain peran mengenai
pekerjaan / profesi yang ada di sekitar siswa.
Contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk belajar menyimak
siswa adalah sebagai berikut:
a) Bermain dengan kata, dengan cara mengajak siswa bermain dengan bahasa, seperti
bercerita, membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena
dapat membantu siswa mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal – hal lainnya
dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya. Cara lain adalah dengan
melakukan permainan “kuda bisik”. Melalui permainan ini, siswa dituntut untuk
menyimak apa yang disampaikan oleh temannya untuk kemudian diteruskan kepada
teman yang lain.

3
b) Bermain dengan pertanyaan, misalnya, guru memancing keingintahuan dengan
berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan , hingga
didapatkan hasil yang paling akhir atau kesimpulan.
c) Bermain dengan gambar, misalnya membuar gambar, merancang, dan melihat
gambar, slide, video, atau film.
d) Bermain dengan musik, misalnya menggali informasi, melalui syair atau kata – kata
yang terdapat pada lagu tersebut.

3. Belajar Meniru
Anak – anak merupakan pribadi yang sangat suka meniru ( modelling ) dari
lingkungan sekitarnya. Guru dan orang tua merupakan lingkungan yang paling dekat
dengan anak. Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati,
menginternalisasi, hingga meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil
meniru itu menetap sebagai suatu kebiasaan dan kegemaran.
Oleh karena itu, sebagai guru hendaknya selalu memberi contoh yang baik karena
budaya meniru siswa tersebut. Siswa akan berperilaku sesuai dengan apa yang biasa
dilihatnya. Contohnya siswa bermain peran sabagai polisi lalu lintas, dokter, guru, ibu
rumah tangga sesuai dengan apa yang biasanya mereka lihat sehari – hari.

4. Belajar Menghafal
Pada pengembangan kemampuan mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal
pengetahuan dan berpikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada
tingkatan ingatan dan pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan metode
menghafal ini disebabkan oleh budaya yang terjadi di sekolah yang pada umumnya
didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu guru ke siswa dan kurang merangsang rasa
ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi. Siswa menjadi penerima yang pasif.
Walaupun kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) telah dicanangkan
sebagai dasar strategi proses belajar mengajar, namun dalam praktik di lapangan yang
terjadi masih dalam pola siswa Datang, Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (D3CH) dan
siswa tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Lambat laun siswa menjadi cenderung
suka mencari gampangnya saja dalam belajar.
Hal ini akan terpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar, sehingga siswa
kehilangan sense oflearning atau kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu, guru sebagai
pendidik harus membenahi metode belajar siswa. Disamping memberi bekal

4
keterampilan belajar, guru harus berusaha membiasakan siswa menggunakan metode
berfikir logis dan sistematis pada siswa dalam belajarnya.

5. Belajar Merangkai
Untuk meningkatkan kemampuan merangkai , guru dapat menggunakan
permainan aneka jenis binatang dengan karakteristiknya. Sedangkan untuk
mengembangkan kemampuan mengamalkan, biasanya diterapkan pada mata pelajaran
PPKn dan Agama karena pada mata pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang nilai –
nilai moral dan pengalamannya dalam kehidupan sehari – hari.

6. Belajar Mengamalkan
Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan mata pelajaran
PPKn dan Agama, karena pada mata pelajaran tersebut anak diajarkan tentang nilai –
nilai moral dan perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di
masyarakat.
Contohnya pada saat mempelajari tentang sikap saling hormat – menghormati
antara penganut agama yang satu dengan yang lain, siswa diajak untuk menanamkan
nilai yang terkandung dari pelajaran tersebut dalam kehidupannya sehari – hari dengan
cara menghormati teman yang sedang berpuasa, memberi selamat hari raya kepada
teman yang sedang merayakan hari besar agamanya, dan lain –lain.

7. Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan
belajar menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka –teki
atau tebak – tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan
berdasarkan informasi yang tersedia dan mencari jawabannya. Manfaat dari permainan
teka – teki ini adalah:
a) Mengasah daya ingat
b) Belahar klarifikasi
c) Mengembangkan kemampuan analisis
d) Menghibur

5
8. Belajar Merespon
Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari
suatu tetentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi
siswa SD adalah dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar peristiwa yang
terjadi di sekitarnya. Misalnya bagaimana respon/tanggapan yang diberikan siswa
apabila temannya sedang ditimpa musibah banjir, gempa bumi, atau tanah longsor.

9. Belajar Mengorganisasikan
Belajar mengorganisasikan disini sesuai dengan teori belajar humanistik yang
dikemukakan Carl Rogers. Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran
adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
a. Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar
b. Siswa akan mempelajari hal – hal yang bermakna bagi dirinya
c. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru
sebagai bagian yang bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam masyarakat
modern berarti belajar tentang proses.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan mengorganisasikan, guru dapat


membiasakan siswa berpikir dalam bentuk skema, kemudian mengorganisasikan
informasi atau pengetahuan yang diperolehnya ke dalam pemikirannyamasing – masing.
Pengembangan mengorganisasikan ini sesuai dengan teori humanistik yang dikemukakan
oleh Rogers.

10. Belajar Mengambil


Keputusan Pengembangan kemampuan untuk mengambil keputusan dapat
dilakukan dengan metode problem solving atau pemecahan masalah. Sementara untuk
mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode bermain peran
dengan cara mengajak siswa untuk praktik jual beli di warung sekolah.

11. Berlatih
Untuk membiasakan anak berlatih melakukan kegiatan sehari –hari, guru dapat
mengadakan kegiatan bermain peran, misalnya melakukan transaksi jual beli, seperti
yang diterapkan di sekolah alam Ar-Ridho dalam pembelajaran matematika. Contoh
lainnya adalah seorang guru melakukan praktik mengajar mata pelajaran IPS di SDN

6
Kalisalak II Kebasen dan SD Gombong V, Kebumen. Salah satub kegiatannya adalah
siswa diajak ke warung deket sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga
beli dan harga jual.

12. Belajar Menghayati


Kegiatan belajar menghayati biasanya dilakukan pada saat mengajarkan mata
pelajaran kesenian. Pada mata pelajaran ini, siswa diajarkan bagaimana menghayati suatu
peran (drama) dan menghayati sebuah lagu, sehingga dengan melakukan penghayatan
tersebut, siswa dapat memahami karakter atau sifat dari tokoh yang diperankan atau
makna yang terkandung dari sebuah lagu.

13. Belajar Mengamati


Untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati, contoh kegiatan
yang dapat dilakukan adalah mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut
yang memilki keanekaragaman hayati tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral,
penghasilan, dan bibit budi daya serta berfungsi menyerap karbon dari udara. Kegiatan
ini diterapkan dengan metode Edutainment (edukasi dan entertainment) seperti yang
dilakukan oleh Gelanggang Samudra Ancol.

B. Motivasi Belajar Siswa


Kata motif merupakan kata dasar motivasi yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Pengertian motivasi mengandung 3 hal
penting, yaitu: hal yang mengawali kegiatan perubahan energi seseorang dan nampak sebagai
kegiatan fisik, motivasi ditandai dengan adanya rasa, dan pemahaman terhadap motivasi
sebagai respon dari adanya aksi berupa tujuan yang didasarkan atas kebutuhan.
1. Ruang Lingkup Motivasi
Pengertian motivasi sebagai perubahan energi yang ditandai dengan munculnya
rasa tapi diawali dahulu dengan adanya tanggapan terhadap tujuan oleh Mc. Donald
mengandung 3 aspek penting, yaitu:
a) Motivasi adalah hal yang mengawali kegiatan perubahan energi pada seseorang,
sehingga yang terlihat adalah yang menyangkut kegiatan fisik.
b) Kemunculan motivasi ditandai dengan adanya rasa.
c) Motivasi sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Sedangkan
tujuan sendiri menyangkut soal kebutuhan.

7
Teori tentang motivasi lahir dan dan berkembang dengan tingkatan –
tingkatannya. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu terkait
dengan masalah kebutuhan (Teori Abraham Maslow), yaitu:
a) Kebutuhan fisiologis seperti haus, lapar, kebutuhan untuk istirahat.
b) Kebutuhan akan keamanan, bebas dari rasa cemas, dan khawatir.
c) Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu kelompok masyarakat.
d) Kebutuhan akan penghargaan seperti dihargai karena kemampuan, kebutuhan untuk
diakui kenaikan status atau pangkat pada diri seseorang.
e) Kebutuhan untuk mewujudkamn diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan
usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan pembentukan pribadi.
(Purwanto, 1990)

Begitu pula dengan kegiatan belajar, sangat membutuhkan motivasi agar kegiatan
belajar pada diri siwa dapat bermanfaat dan berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut,
ada beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut:
a) Motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan
b) Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya
c) Motivasi dapat menjadi alat untuk menyeleksi perbuatan
d) Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk usaha mencapai prestasi.

Berkaitan dengan jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang yang membagi
motivasi menjadi beberapa macam. Namun, disini kita hanya akan mengkaji motivasi
intrinsik dan ekstrinsik saja.
a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau
berfungsi yang tidak memerlukan rangsangan dari luar diri seseorang, karena
biasanya dalam diri seseorang tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contohnya adalah seseorang siswa yang melakukan kegiatan belajar
karena ingin menambah ilmu, nilai, atau keterampilan.
b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didalam aktifitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Sebagai contohnya adalah seseorang akan
belajar hingga keesokan harinya akan dapat mengerjakan soal dengan baik dan
mendapat nilai 100, dengan harapan akan mendapatkan hadiah dari orangtuanya.

8
Anda sebagai guru perlu secara berhati –hati memilih motivasi yang tepat bagi
kegiatan belajar siswa, karena dapat saja pemberian motivasi yang tidak tepat dapat
mempengaruhi perkembangan belajar ke arah negatif.

Dibawah ini akan diuraikan beberapa bentuk dan cara yang dapat menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
a) Memberi nilai
b) Hadiah
c) Saingan/Kompetensi
d) Ego involvement
e) Memberi ulangan
f) Mengetahui hasil
g) Pujian
h) Hukuman
i) Hasrat untuk belajar
j) Minat
k) Tujuan yang diakui

Gaya belajar siswa perlu dipahami agar Anda dapat menentukan variasi cara
dalam memotivasi belajar siswa dikelas. Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai
gaya belajar sendiri – sendiri:
a) Siswa yang berorientasi pada visual Pada umunya siswa yang bergaya belajar visual,
memiliki beberapa kekhasan seperti mereka memiliki kebutuhan yang kuat untuk
melihat sesuatu secara visual agar mereka dapat memahami informasi yang mereka
lihat tersebut. Selain itu, ciri khas berikutnya adalah mereka biasanya memiliki
kepekaan terhadap warna, dan memiliki pemahaman terhadap suatu hal yang artistik.
b) Siswa yang berorientasi pada suara Para siswa yang kuat dalam hal pendengarannya,
akan dapat memahami dan mengingat suatu informasi dengan baik apabila guru
menyampaikan sesuatu secara lisan atau berceramah. Masalah yang sering dialami
siswa tipe ini adalah sulit menyerap informasi dalam bentuk tulisan dan otomatis
memiliki kesulitan dalam menulis atau membaca. Pendekatan yang dapat dilakukan
guru untuk siwa seperti ini adalah dengan menggunakan tape perekam sebai alat
bantu atau melibatkan siswa dalam kelompok diskusi. Pendekatan selanjutnya

9
adalah dengan melakukan review secara verbal dengan sesama teman atau dengan
guru.
c) Siswa yang berorientasi pada benda yang dimanipulasi Karakter siswa yang
mempunyai gaya belajar seperti ini adalah mereka selalu menempatkan tangan
sebagai alat penerima informasi utama agar mereka selalu dapat mengingat
informasi tersebut. Siswa tipe ini juga tidak termasuk siswa yang suka diam lama
atau duduk terlalu lama untuk mendengarkan penjelasan.

2. Serba – Serbi Memotivasi


Siswa SD Cara lain yang dapat Anda pelajari dan tiru agar memotivasi belajar
siswa dapat meningkat adalah melalui bebrapa cara yang dikemukakan berikut ini.
Dalam tulisannya, Agus Sampurno menceritakan 7 kebiasaan guru yang efektif untuk
memotivasi siswanya agar lebih bersemangat dalam belajar:
a. Konsistensi
b. Perlakukan siswa sebagai individual
c. Jadikan lingkungan fisik kelas anfa sedapat mungkin bernuansa belajar
d. Lakukan penilaian terhadap siswa sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat
e. Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja
f. Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal
g. Membuka diri terhadap kebutuhan siswa.

1
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang Bentuk-bentuk Kegiatan Belajar yang Biasa Dilakukan
Siswa Sekolah Dasar dan Motivasi Belajar Siswa, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
sebagai berikut : karakteristik pembelajaran yang perlu dilakukan terhadap anak-anak
tersebut dengan menggunakan hal berikut ini :
1. Belajar dan Pembelajaran Bermakna yakni Belajar akan lebih bermakna jik anak
mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak
indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.
2. Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran guna memenuhi karakteristik belajar anak usia Sekolah
Dasar diperlukan motivasi dari guru, karena motivasi belajar sangat penting bagi pencapaian
kinerja atau prestasi belajar siswa.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis ingin menyampaikan beberapa saran
yaitu : Karakteristik Belajar siswa Sekolah Dasar harus di tingkatkan dengan cara
memberikan motivasi belajar, sehingga akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
dan akan menjadi bangsa yang maju di dunia.

1
DAFTAR PUSTAKA

Bruner, J.S (1960). The Process Of Education, Harvard University Press: Cambridge,
Mass.
Bruner, J.S (1966) Toward a Theory of Instruction, Harvard University Press: Cambridge,
Mass.
Purwanto, M. Ngalim (1990). Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai