KULIAH KE 6
DOSEN PENGASUH:
PROF. DR. IR. NUNI GOFAR, M.S.
Konsumsi Pupuk Global
Polusi
Emisi ke udara: Emisi utama dari proses adalah gas fluorid, yang mengandung sekitar 10mg N m-
3 dalam bentuk fluorine. Emisi kedua adalah debu berasal dari sisa batuan fosfat yang tidak diolah
dan dihaluskan, yang mengandung sekitar 3-4% fluorida yang tidak larut air. Fluorida
terakumulasi ke dalam tanaman.
Emisi ke perairan: Efluen cair, utamanya mengandung fluorida dan sejumlah kecil asam fosfat.
Slurry gipsum mengandung logam berat (Al, Ni, Cd, Pb, dll). Pengaruh yang paling serius dari
pembuangan limbah yang tidak dikelola ke dalam kolam pembuangan adalah perubahan pH,
yang dapat mempengaruhi sebagian besar ikan, kehidupan air, dan vegetasi
Limbah padat: Sekitar 5 ton fosfogipsum dihasilkan per ton P2O5 yang diproduksi. Fosforgipsum
tersebut mengandung trace element dari batuan fosfat, meliputi cadmium, dan beberapa unsur
radioaktif, seperti radon.
Eutrofikasi
Eutrofikasi secara singkat didefinisikan sebagai peningkatan ketersediaan hara dari tubuh air. Meskipun
demikian, istilah ini sering dikaitkan dengan kualitas air yang buruk dan digunakan untuk
menggambarkan dampak negatif dari pengayaan hara.
Karena fosfor merupakan hara pembatas utama dalam fresh water, maka peningkatan unsur ini akan
mengganggu struktur ekologi melalui peningkatan pertumbuhan fitoplankton yang cepat.
Saat terjadi ledakan beberapa spesies algae , maka akan terjadi ketidak seimbangan oksigen bersih serta
proses deoksigenasi air yang dapat menyebabkan sufokasi ikan dan binatang tingkat tinggi.
Kehilangan fosfat terlarut ke dalam air telah meningkat dari < 0,1 kg hingga > 0,3 kg fosfor/ha/tahun. Di
Eropa, fosfor yang berasal dari lahan pertanian dapat mencapai 40% dari total fosfor dalam air.
Sumber utama
(sumbangan perkotaan) 50-75%
Pertanian 20-40%
Alami 5-15%
Source:
Bila dihitung, bahwa sejak tahun 1950 populasi dunia telah tumbuh dari 2,5 menjadi 6 milyar dan dapat
mencapai 10 milyar pada tahun 2040, terlihat bahwa pupuk kimia masih akan tetap digunakan secara
ekstensif dalam beberapa tahun mendatang
Drainase baik
Tidak memadat setelah penanaman
Mudah menyimpan air dan rendah aliran permukaan
Dapat menjaga kelembaban selama musim kering
Tidak membentuk lapisan cadas (hardpan)
Tahan terhadap erosi dan kehilangan nutrisi
Mendukung pertumbuhan yang baik bagi organisme tanah
Tidak memerlukan peningkatan input pupuk agar produksinya
tinggi
Berbau tanah segar
Dapat menghasilkan produk tanaman yang sehat dan kualitas
tinggi
Tekanan OPT
rendah
FISIKA
TANAH
KIMIAWI
SEHAT
Pengambil kebijakan saat ini mempromosikan Trend saat ini adalah menggali
suatu strategi yang bertujuan untuk kemungkinan melengkapi pupuk
mengurangi penggunaan pupuk kimia atau kimia dengan pupuk hayati,
dengan kata lain, strategi yang bertujuan untuk yang berasal dari mikrobia
mencapai pertanian berkelanjutan alami.
Produksi pupuk hayati selain cepat, juga membutuhkan energi yang lebih sedikit
dibandingkan dengan pupuk kimia
Pupuk hayati dapat didiversifikasi menjadi unit-unit Pupuk hayati juga bersifat ramah
kecil, guna memenuhi kebutuhan lokasi tertentu, lingkungan
khususnya negara-negara yang tidak menggunakan
mekanisasi dalam pertaniannya.
1. Pemantap agregat
3. Pelarut hara
5. Pemacu pertumbuhan
4. Pengendali patogen
05
Percobaan
lapangan
04
03
Uji dalam pot: Uji pot pasir, uji Uji kemampuan pada tanaman (untuk
tanah steril, dan uji tanah tidak pupuk hayati) atau organisme
pengganggu tanaman sasaran (untuk
steril (didahului penyiapan pestisida hayati)
inokulum
Inokulum
Sejumlah bahan yang mengandung
organisme hidup (bakteri atau
mikroba lain) yang ditambahkan
untuk memulai atau
mempercepat proses biologis
Kriteria
Sehat, dalam kondisi aktif - meminimalkan fase lag
Tersedia dalam jumlah yang cukup
Dalam bentuk yang mudah digunakan
Bebas kontaminasi
Stabil – terjaga kemampuannya dalam menghasilkan produk
Sifat Sesuai
terhadap dengan
kebutuhan kondisi
hara – media lingkungan
murah
Produktivitas Mudah
– pengubahan ditangani dan
substrat, hasil aman
Isolasi sendiri
01 02
Memperoleh dari
sumber lain secara
komersial
Metoda
Penyimpanan pada suhu rendah
Isolat/biakan mikroba • Agar miring – pendingin (4 oC), freezer (-20 oC),
harus mampu deep freezer (-80 oC)
• Spora jamur dalam air (5 oC)
mempertahankan sifat • Nitrogen cair (-150 sampai -196 oC)
03
Pengujian dilakukan untuk
meyakinkan bahwa galur
yang diperbanyak memiliki
02 sifat tumbuh, morfologi, dan
Metode apapun yang kemampuan menghasilkan
01 digunakan untuk produk yang sama
penyimpanan, mutu
Setiap batch harus simpanan harus
diuji secara rutin selalu diikuti
Nutrien
Cara pemberian substrat
Dipengaruhi
oleh Suhu
Suspensi spora –
digunakan di tahap awal, Inokulum dipengaruhi
selanjutnya digunakan morfologi jamur – dan
pelet yang merupakan akan mempengaruhi
campuran miselia dan ukuran pelet atau floc
spora
Media dipadatkan
Contents A 01
(media yang mengandung agar)