KELOMPOK 8
Puji dan syukur penulis haturkan atas kehadiran Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya. Salah satu tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai salah satu
syarat untuk melengkapi penilaian dalam praktikum Pengelolaan Lahan Rawa.
Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan pengamatan di lapangan dan analisis di
laboratorium.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan
dari beberapa pihak serta mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, agar lebih baik di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
i Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan……………................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2
2.1 Tanah Aluvial Rawa Lebak....................................................................
2.2 Tanah Gambut........................................................................................
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM............................................................
3.1 Tempat dan Waktu.................................................................................
3.2 Bahan dan Alat.......................................................................................
3.3 Metodologi Praktikum............................................................................
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 4
4.1 Tanah Aluvial Rawa Lebak..................................................................... 4
4.2 Tanah Gambut........................................................................................ 4
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................. 6
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 6
5.2 Saran........................................................................................................
Daftar Pustaka
Lampiran Gambar
ii Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN
Lahan rawa lebak merupakan lahan rawa pedalaman dimana kondisi topografinya
relative cekung dan air tidak dapat mengalir ke luar. Lahan ini setiap tahun
mengalami genangan minimal selama tiga bulan dengan tinggi genangan minimal
50 cm. Pada musim hujan lahan ini tergenang dan pada musim kemarau surut.
Oleh karena itu, rawa lebak merupakan wilayah depresi. Sumber air utama berasal
dari curah hujan, dan surutnya air mengandalkan perkolasi serta penguapan pada
musim kemarau. Menurut PP Rawa No.37 tahun 2013 pasal 5 ayat 2 yang
dimaksud dengan rawa lebak adalah rawa yang terletak jauh dari pantai tergenangi
air akibat luapan air sungai atau air hujan yang mengenang secara periodic atau
terus menerus. Lahan rawa terbagi dalam tiga zone, yaitu (1) rawa pantai, (2) rawa
pasang surut, (3) rawa labak atau rawa pedalaman. Indonesia mempunyai lahan
rawa lebak sangat luas sekitar 13,28 juta hektar yang tersebar di sumatera sekitar
2,79 juta hektar, Kalimantan 3,58 juta hektar, papua 6,31 juta hektar, dan
Sulawesi 0,61 juta hektar.
Sifat morfologi tanah-tanah pada lahan rawa lebak memperlihatkan bahwa tanah-
tanah tersebut belum berkembang terutama pada daerah yang berdrainase
terhambat sampai sangat terhambat. Lapisan atas tanah berwarna coklat
kekelabuan, kelabu coklat dan kelabu sangat gelap. Sedangakan di lapisan bawah
tanah berwarna kelabu terang, kelabu hingga coklat kekelabuan terang. Tekstur
tanah pada umunya liat, liat berdebu, sampai lempung liat berdebu dengan
konsistensi lekat dan plastis. Sifat kimia tanah rawa lebak memperlihatkan
kandungan C-organik dan N tinggi sampai sangat tinggi. Sedangkan C/N rasio
bervariasi dari 9 sampai 16 tergantung tingkat dekomposisi bahan organiknya.
KTK tanah juga bervariasi dari rendah sampai sangat tinggi. Kandungan P-
tersedia juga bervarriasi dari sedang sampai tinggi dan pH tanah masam (4,5-5,5).
1 Universitas Sriwijaya
Lahan rawa lebak memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan sebagai
lahan pertanian melalui pengelolaan yang tepat. Pengelolaan lahan rawa dimaksud
adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
kegiatan pengembangannya. Sedangkan pengembangan lahan rawa adalah upaya
untuk meningkatkan manfaat sumberdaya lahan dan air yang terdapat didaerah
rawa.
Lahan rawa lebak mempunyai keunggulan spesifik antara lain dapat diusahakan
sebagai lahan pertanian saat El-Nino, sementara agroekosistem lain (sawah Irigasi
dan tadah hujan) pada kondisi kekeringan (bera). Oleh karena itu, rawa lebak
disebut sebagai tongga prodi (kantong penyangga produksi padi). Tanaman
sayuran dilahan rawa lebak seperti tomat, cabai, terung, mentimun dan sayuran
lainnya dapat ditanaman pada off season atau diluar musim, sehingga mempunyai
harga jual lebih tinggi karena ditempat lain sedang kekeringan atau puso. Rawa
lebak juga mempunyai potensi untuk budidaya ikan, ternak(itik dan kerbau rawa),
dan tanaman perkebunan (kelapa sawit). Pemanfaatan lahan rawa lebak menjadi
strategis, mengingat semakin menyempitnya lahan pertanian akibat konservasi
lahan dari pertanian (sawah) menjadi non pertanian dan meningkatnya perminatan
pangan dari hasil pertanian lainnya akibat jumlah penduduk yang terus bertambah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan …
1. ….?
2 Universitas Sriwijaya
2. ….?
3. ….?
4. ….?
5. ….?
3 Universitas Sriwijaya
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
5
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
6 Universitas Sriwijaya
Tabel 2. Hasil Pengamatan Sifat Fisik Tanah Aluvial di Laboratorium
DIK :
BC+BR = 37,48 BTKM = BTK – (BC+BR)
BTB = 270,98 = 199,06 – (37,48)
BTK = 199,06 = 161,58
Vring = 98,125 cm3
DIJ :
BTKM
BD =
Vring
161,58
=
98,125
= 1,65 gr/cm3
DIK :
BC = 35,16
7 Universitas Sriwijaya
BR = 79,15
BTK = 170,69 BTKM = BTK – (BC+BR)
BTB = 273,45 = 170,69 – (114,31)
Vring = 98,125 cm3 = 56, 38
DIJ :
BTKM
BD =
Vring
56,38
=
98,125
= 0,57 gr/cm3
4.3 Pembahasan
…
8 Universitas Sriwijaya
9 Universitas Sriwijaya
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan yaitu antara lain :
…
5.2 Saran
…
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6
Universitas Sriwijaya