Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nicolay Kevin Palvian

NIM : 215314204

Refleksi Tema 1
Menurutku pergulatan tokoh yang paling menarik adalah Awan. Dia merupakan
seorang wanita karir yang bekerja kantoran. Di perusahaannya ia memiliki seorang sahabat
lelaki yang bernama Satria. Di suatu hari terdapat posisi level atas yang kosong dalam
perusahaan mereka karena baru saja ada orang yang dipecat. Dari sini pergulatan Awan
berawal. Awan berpikir bahwa ia dan sahabatnya, Satria dalam perjalanan dengan arah yang
sama, memiliki visi ke depan yang sama. Tapi disuatu saat terjadi suatu momen, dimana
momen tersebut bisa menjadi titik dimana 3 kandidat termasuk Awan dan Satria bisa
mendapat promosi dan mencapai posisi atas yang kosong dalam perusahaan. Sebagai orang
yang opurtunis, Satria menyerobot posisi itu, ia memanfaatkan peluang yang ada saat konsep
yang disampaikan Awan ditolak client. Hal ini membuat Awan merasa dikhianati oleh
sahabatnya sendiri yang sudah ia percayai. Tentu setelah kejadian itu Awan marah, ia kira
dirinya dan Satria selama ini berada titik yang sama tetapi ia merasa dalam titik tersebut ia
ditabrak oleh Satria. Tentu Awan merasa sedih, karena yang ia pikirkan selama ini bahwa ia
berada di jalan yang sama dengan sahabatnya tidak sesuai kenyataannya. Tetapi pada
akhirnya Awan dan Satria berdamai dan Awan menganggap Satria adalah saingannya.
Hasil dari pergulatan Awan adalah ia bisa memaafkan sahabatnya. Karena apapun
perselisihannya apalagi terhadap sahabat kita sendiri maka harus dibicarakan seperti yang ada
pada kutipan di NKCTHI “Kalau kita selisih paham, harus saling ngingetin buat kompromi,
bukan lari.” Selain itu, Awan juga belajar untuk tidak menaruh eskpektasi yang terlalu tinggi,
walalupun itu sahabat dekat kita sendiri, karena yang namanya ekspektasi hanyalah keinginan
dan harapan kita, yang belum tentu jadi kenyataan. Ketika ekspektasi kita terlalu tinggi, hal
ini akan membuat kita merasa terbang tinggi tetapi ketika kenyataan yang terjadi tidak sesuai
ekspektasi maka kita akan merasa jatuh dari langit. Ada kutipan menarik yang saya dapat dari
serial NKCTHI episode 1 yang berbunyi, “Kita sama sama tau, saat ekspektasi ditaruh di raga
lain kecewa sering jadi teman, bukan sekali , dua kali mungkin kita lupa atau terlalu keras
kepala.”
Pergulatan Awan ini menarik bagiku karena hal ini mengingatkanku bahwa sahabat
kita sendiri pun bisa menjadi saingan terbesar kita dan aku juga ingat bahwa tidak ada orang
yang sempurna apalagi sahabat kita sendiri. Sahabat yang kita anggap adalah orang terdekat,
bisa diandalkan dan berada dalam arah jalan yang sama dengan kita tetaplah mempunyai
kekurangan yang nantinya bisa mengecewakan atau membuat diri kita sedih. Menurut saya
ketika kita berada dalam momen ini dimana kita dikecewakan dan sedih kita selalu bisa
mengandalkan dan berdoa kepada Tuhan untuk meminta penghiburan. Selain itu dalam cerita
tersebut juga diceritakan kegagalan Awan, yaitu saat ia gagal mendapat promosi. Saya belajar
bahwa dari kegagalan seharusnya tidak membuat kita kehilangan arah dan menjadi terpuruk,
karena Tuhan pastinya selalu memberi jalan, hanya tinggal bagaimana diri kita sendiri
menanggapinya. Kita bisa bangkit, berdoa memohon pertolongannya agar kita diberi jalan
dan kesempatan lain tetapi semuanya juga harus dibarengi oleh usaha kita.
Pesan-pesan pokok yang saya dapat dari dokumen gerejawi no. 107 pada artike 8, 49,
62, 63 yaitu, yang pertama adalah mendengarkan adalah hal yang penting untuk dilakukan,
apalagi dalam komunitas gereja dimana terdapat banyak anak muda yang perlu didengarkan
juga. Karena dengan mendengar kita bisa berkontribusi terhadap komunitas, membantu
komunitas serta bisa menyampaikan pertanyaan-pertanyaan baru. Poin yang kedua adalah
Pencarian makna hidup dapat dilakukan dengan beriman kepada Tuhan dan beragama. karena
agama bukanlah tentang persoalan pribadi saja, jadi jangan sampai kita menyamakan ataupun
mengganti komunitas dengan ideologi / pencarian kesuksesan dalam bidang professional dan
ekonomi ataupun logika pemenuhan diri secara material. Poin yang ketiga adalah pengalaman
autentik akan Allah sebagai syarat pertama penegasan panggilan dalam roh. maka dari itu
perlulah bagi kita kaum muda untuk ikut komunitas kristiani untuk bisa membibing kita pada
Bapa dan Roh Kudus. Poin yang terakhir adalah kita sebagai kaum muda bisa melihat dan
meneladani kisah alkitab saat Yesus masih muda. Kita diperlihatkan bagaimana Yesus
menghadapi banyak masalah. Dengan menjadikan Yesus sebagai teladan kita bisa
menemukan diri kita, mengatasi ketakutan dan ketidakpastian.
Dahulu saat kecil aku adalah orang yang taat agama. Ke gereja tiap hari Minggu,
berdoa setiap hari bahkan sebelum tidur pun aku selalu membaca alkitab dan berdoa juga.
Lalu mulailah terjadi masa dimana kebiasaan itu mulai perlahan hilang. Hal ini dikarenakan
mulai berubahnya aktivitas harian serta orang tua yang lebih sibuk dan tidak bisa
membimbingku lagi. Dari sini aku mulai menjadi pribadi yang cukup jauh dari kata beriman,
aku hanya pergi ke gereja saat natal dan paskah saja. Kehidupanku memang tidak berubah
banyak, tapi aku mulai menjadi orang yang lebih urakan, tidak punya ambisi, dan hanya
malas-malasan. Pada fase ini aku mulai mencari siapa sebenarnya diriku. Aku mulai
mengikuti beberapa aktivitas pilihan untuk mencari keahlianku di bidang apa. Aku juga mulai
meningkatkan intensitas belajarku, siapa tahu aku cukup pintar dalam pelajaran akademis.
Tetapi aku hanya melakukan semuanya setengah – setengah saja, tidak sepenuh hati. Aku
juga mencari pergaulan teman sebanyak mungkin untuk mencari tempat lingkunganku
sendiri. Dan disini aku menjadi orang yang lebih buruk, aku mulai sering membolos kelas
dan terlalu santai dalam sekolah. Kemudian aku bertemu suatu orang, orang ini merupakan
orang yang cukup religius. Ia bahkan mengikuti pelayanan dalam gereja. Aku tertarik untuk
berteman dengan orang ini. Kemudian kitapun berteman, kita sering berbicara saat di
sekolah. Lalu dalam suatu pembicaraan, ia mengajakku untuk ke gereja. Dan aku pun mau.
Memang di awal-awal aku dalam mengikuti ibadah kebaktian aku cukup kaku, kurang gerak
dan nyanyi pun pelan. Tetapi lama kelamaan aku sudah bisa beribadah layaknya orang pada
umumnya. Dari sini kehidupanku mulai tertata lagi. Aku sangat berterimakasih pada temanku
yang satu ini atas perannya yang cukup besar dalam hidupku. Aku mendapat pelajaran
bahwa, mencari seorang teman yang baik yang menyebarkan kepositifan dapat membuat
hidup kita lebih baik juga. Selain itu aku mulai mengenali diriku, dan secara perlahan mulai
melihat secercah petunjuk akan tujuan hidupku. Aku menjadi pribadi yang lebih semangat
dalam keseharianku juga. Aku mulai pergi ke gereja lagi dan lebih mengandalkan Tuhan.
Dari pergulatanku dalam mencari eksistensi diri dan masa lalu yang kurang baik, aku belajar
bahwa kita selalu diberi kesempatan untuk bertobat karena Tuhan merupakan Maha Pengasih.
Selain itu aku juga belajar bahwa dengan menjadi orang yang beragama dapat membuat
hidup kita lebih terang dan menunjukkan arah kehidupan kita menjadi lebih jelas. Peran
agama dalam pencarian eksistensi diriku terasa sangat jelas, aku merasa banyak perubahan
dalam kehidupanku. Aku pun mulai dikelilingi oleh orang-orang yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai