OLEH :
1. OKI SYAHNAKIR
2. LUNA NOVIANTEZA
3. L.M. ARIF FARQAT AMIN
4. LA ODE TAUFIK (186601241)
5. NENENG ANJANGSARI
6. MUHAMMAD DODI
7. WAYAN SEKAR
PRODI : MANAJEMEN
STIE66 KENDARI
Contoh Kasus Pelayanan terhadap Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain,
dan tidak untuk diperdagangkan.
Kelemahan konsumen adalah tidak mengetahui secara langsung barang yang akan
dibelinya. Untuk melindungi konsumen dari kecurangan para produsen UUD mengeluarkan
tentang perlindungan konsumen yaitu pasal UUD N0. 8 tahun 1999. Asas dari perlindungan
konsumen ini memperoleh manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan, dan keselamatan
konsumen serta kepastian hukum.
Pelayanan pelanggan ini sangat penting artinya bagi kehidupan suatu perusahaan,
karena tanpa pelanggan, maka tidak akan terjadi transaksi jual beli diantara keduanya. Untuk
itu kegiatan pelayanan perusahaan haruslah berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Contoh Kasus Pelayanan
Suatu hari saya ada janjian ketemu dengan mitra usaha saya di gerai Pizza
Hut di Jl. Veteran (pojokan Deplu). Seperti biasa, petugas melayani ramah. Kami
membuka-buka menu yang dibagikan dan pada saat kami sudah memutuskan, kami
panggil pelayan dan menyampaikan pesanan yaitu American Favourite untuk dua orang.
Pelayan bernama Mega (nama sebenarnya) kemudian mengatakan dengan penuh
semangat: “Wah! Keputusan yang benar2 tepat sekali Bapak, karena American Favorite
memang merupakan pizza yang menjadi pilihan customer kami!”. Cara pengucapan
Mega yang begitu anthusias ini seharusnya membuat kami senang karena pilihan yang
tepat. namun, yang terjadi malahan saya dan mitra usaha saya saling pandang dan
menunjukkan ekspresi “risih” terhadap anthusiasme berlebihan dari Mega tersebut.
Lagian, pizza jenis tersebut memang sudah merupakan menu yang biasa saya atau mitra
usaha pesen, tidak ada sesuatu yang “istimewa” bagi kami untuk mendapat pujian.
Mungkin Mega baru saja mengikuti SEx (serviceexcellence) training sehingga terlalu
bersemangat melayani kami.
Yang menjengkelkan lagi, setelah kami selesai makan dan sedang asiknya
membicarakan pekerjaan (bisnis) yang sedang kami garap, Mega menginterupsi kami
tiga kali (menawarkan desrt atau tambahan lain) dan membuat pembicaraan kami
terganggu. Pada interupsi yang ke tiga, terpaksa kami usir Mega dengan mengatakan
“Jangan ganggu kami lagi. Kalo kami butuh tambahan, kami akan panggil!”.
Sungguh .. ini sebuah pelayanan yang tidak nyaman sekali karena Pizza Hut
mungkin dalam rangka meningkatkan kualitas layanannya naumn terasa sekali
berlebihan. Bersemangat membara untuk sesuatu yang “biasa saja” bener2 sangat
mengganggu. Ini sama saja halnya dengan seoang anak SD dapet nilai 6 (dari maksimum
10) namun dipujinya setengah mati sama orang tuanya. Dalam kasus ini Pizza Hut
melakukan pemenuhan personal need secara berlebihan meskipun practicalneed kami
terpenuhi, yaitu: tempat diskusi dan menikmati makanan yang enak.
MASALAH YANG ADA
Pelayanan yang tidak nyaman, karena Pizza Hut mungkin dalam rangka
meningkatkan kualitas layanannya namun terasa sekali berlebihan. Semangat membara untuk
sesuatu yang “biasa saja” bener2 sangat mengganggu. Dalam kasus ini Pizza Hut melakukan
pemenuhan personal need secara berlebihan meskipun practicalneed kami terpenuhi, yaitu:
tempat diskusi dan menikmati makanan yang enak.
PENYELESAIAN MASALAH
Dalam konsep pelayanan dikenal dua hal pokok yang dianggap sebagai kebutuhan
pelanggan / nasabah. Pertama adalah yang biasa disebut sebagai PracticalNeed yang
merupakan kebutuhan nasabah terhadap sesuatu barang atau jasa. Kedua adalah Personal
Need yang merupakan kebutuhan nasabah yang terkait dengan jati-diri maupun harkat serta
martabatnya sebagai seorang manusia yang perlu diperhatikan dan dihormati. Dua jenis
kebutuhan ini harus dipenuhi secara seimbang, bukan mengutamakan satu terhadap lainnya.
Tiga kasus nyata ini pernah saya alami. Tanpa ada maksud untuk mengkpomplain, saya
sebutkan juga nama perusahaannya, siapa tahu bisa menjadi pembelajaran untuk perbaikan
berkelanjutan.