Anda di halaman 1dari 18

ANGKATAN KERJA

(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Demografi)

Dosen Pengampu:

Fahrudi Akhwan Ikhsan, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Hofidhotul Aulia

180210303037

PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
ANGKATAN KERJA
1. Konsep dan Definisi Angkatan Kerja
Angkatan kerja merupakan penduduk atau masyarakat telah
menginjak usia kerja, yaitu umur 15-64 tahun yang dapat dan mampu
melakukan pekerjaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
sendiri maupun orang lain. Konsep dan definisi akan berbeda di setiap
negara, karena setiap negara memiliki kebijakan masing-masing, serta
setiap kebijakan yang dibuat harus melihat masalah atau problem serta
fenomena yang terjadi di masyarakat.
Penetapan usia kerja juga memiliki masalah-masalah yang terjadi,
seperti banyak anak-anak yang masih usia sekolah dasar atau menengah
atas (dibawah 15 tahun) sudah bekerja, biasanya di daerah pedesaan.
Anak-anak dituntut untuk bekerja karena kurangnya perekonomian
keluarga dan mengorbankan pendidikannya. Terdapat juga penduduk usia
tidak produktif (diatas 65 tahun) yang seharusnya tidak bekerja karena
faktor usia, harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri
maupun kebutuhan orang lain.
Banyak yang salah mengasumsi mengenai definisi dan konsep
anatar angkatan kerja, kesempatan kerja, dan tenaga kerja. Ketiganya
memiliki makna tersendiri namun saling berkaitan antara satu sama yang
lain. Secara garis besar, tenaga kerja merupakan individu yang mampu
memnuhi kebutuhan sendiri maupun orang lain, dalam hal ini individu
dapat menghasilkan barang atau jasa. Angkatan kerja merupakan jumlah
dari tenaga kerja itu sendiri dan diukur atau dihitung dalam waktu atau
periode tertentu. Sedangkan kesempatan kerja merupakan seorang individu
(tenaga kerja) yang memanfaatkan kesempatan yang ada untuk bekerja
serta menghasilkan barang atau jasa untuk memnuhi kebutuhan hidupnya
maupun kebutuhan orang lain.
Jumlah angkatan kerja di dorong oleh jumlah Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) serta jumlah penduduk yang memasuki usia kerja
atau usia produktif atau tatanan umur penduduk.
a. Angkatan kerja berdasarkan penduduknya
 Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan sesorang individu atau
kelompok yang mampu menyelesaikan pekerjaanya
tanpa diminta untuk bekerja. Tenaga kerja ini sesuai
dengan usia produktif yaitu usia 15 sampai 64 tahun
 Bukan tenaga kerja
Yang termasuk dalam bukan tenaga kerja
merupakan seorang individu atau kelompok yang
tidak mampu menyelesaikan pekerjaanya tanpa
diminta. Tenaga kerja ini sesuai deng usia tidak
produktif yaitu usia 0-14 tahun serta usia diatas 65
tahun
b. Angkatan kerja menurut batas kerja
 Usia nonproduktif
Usia nonproduktif ini bukan usia untuk
bekerja, namun masih usia untuk menuntut
ilmu atau terdapat juga usia lanjut serta ibu
rumah tangga.
 Usia produktif
Usia produktif ini mereka yang berusia 15
sampai 64 tahun. Mereka merupakan tenaga
kerja yang sudah memiliki pekerjaan, tidak
memiliki pekerjaan, dan sedang mencari
pekerjaan
c. Tenaga kerja berdasarkan kualitasya
 Tenaga kerja terdidik
Mereka yang memiliki kemahiran,
kecakapan, serta kepndaian pada bidang
tertentu. Tenaga kerja terdidik menempuh
jenjang pendidikan yang tinggi baik secara
formal maupun nonformal. Contohnya
seorang dosen, guru, dokter, polisi, dan lain
sebagainya
 Tenaga kerja terlatih
Mereka yang memilik skill atau kemampua
dalam bidang tertentu yang kemudian
mengaplikasikan dalam sebuah pekerjaan.
Mereka biasanya pernah mengikuti
pelatihan-pelatihan khusus namun ada juga
meraka yang memiliki skill secara otodidak.
Contohnya apoteker, montir, dan lain
sebagainya
 Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Mereka hanya mengandalkan tenaga saja
dalam bekerja tanpa membutuhkan
pendidikan maupun skill tertentu.
Contohnya kuli bangunan, ojek paying dan
lain sebagainya.
2. Ukuran Dasar Ketenegakerjaan
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Angka TPAK ini menunjukkan adanya perbandingan antara
angkatan kerja dengan penduduk usia kerja dalam bentuk
persentase. Angka ini juga dapat digunakan untuk mengetahui
penduduk yang masih aktif bekerja atau penduduk yang masih
mencari pekerjaan. Jika hasil nilai menunjukkan bahwa angka
TPAK kecil maka dapat di taksir bahwa banyak penduduk usia
kerja yang bukan angkatan kerja.
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya TPAK yaitu jumlah
penduduk yang masih sekolah ataupun ibu rumah tangga.
Negara-negara yang sudah maju nilai TPAK selalu berada di angka
tinggi pada tingkat pendidikan dan pada golongan umur tertentu.
Untuk menghitung TPAK menggunakan rumus sebagai berikut:
Angkatan Kerja
TPAK = x 100
Penduduk Usia Kerja

Untuk menghitung TPAK menurut golongan umur dan tingkat


pendidikan menggunakan rumus sebagai berikut:

Angkatan Kerja menurut kelompok umur


TPAK kelompok umur= x 100
Tenaga Kerja menurut kelompo k umur

Angkatan Kerja tingkat pendidikan


TPAK tingkat pendidikan= x 100
Tenaga Kerja tingkat pendidikan

b. Tingkat Aktivitas umum


Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui seluruh
penduduk yang termasuk usia kerja. Labor forace mrupakan
tingkat aktivitas umum yang digunakan di Indonesia dengan
membagi seluruh penduduk berumur 10 tahun keatas
Untuk menghitung tingkat aktivitas umum dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:

Angkatan Kerja
TPAK = x 100
Penduduk Usia Kerja
c. Tingkat Aktifitas menurut Umur dan Jenis Kelamin
Angkatan Kerja umur tertentu L/P
TPAK = x 100
Jumlah Seluruh umur tertentu L/P

d. Tingkat Aktifitas menurut Jenis Kelamin


Angkatan Kerja L/ P
TPAK = x 100
Tenaga Kerja L/ P

3. Pengangguran
Secara global makna pengangguran yaitu sekelompok masyarakat yang
tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan atau yang telah bekerja namun
hanya kurang dari 2 (dua) hari dalam seminggu.
Tentunya makna dan tafsiran pengangguran setiap negara berbeda,
tergantung motif pengangguran seperti apa yang dipermasalahkan.
Menurut Sukirno, pengangguran memiliki definisi tersendiri yaitu:
a. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka merupakan tenaga kerja yang belum
mendapatkan pekerjaan meskipun telah berusaha untuk
mencari pekerjaan, namun bila ada kesempatan atau
lowongan kerja ia bersedia untuk bekerja
b. Setengah Pengangguran Terpaksa
Tenaga kerja yang telah memiliki pekerjaan kurang dari 35
jam per minggu namun masih mencari pekerjaan serta
bersedia menerima pekerjaan

Menurut lama waktunya pengangguran dibagi menjadi 3 (tiga)


 Setengah menganggur
Setengah menganggur ini tidak optimalnya tenaga kerja yang
bekerja karena tidak ada lapangan pekerjaan. Tenaga kerja ini
biasanya hanya bekerja sekitar kurang dari 35 jam dalam
seminggu. Setengah menganggur ini dibagi menjadi 2:
 Kentara, keadaan ini biasanya disebut dengan pekerjaan
part time atau sewaktu-waktu, atau bekerja dengan waktu
yang relatif pendek daripada biasanya
 Tidak kentara, keadaan ini biasanya disebut dengan
pekerjaan full time. Meskipun bekerja dengan penuh waktu
namun belum dapat memenuhi kebutuhannya karena
penghasilan yang rendah.
 Pengangguran Tidak kentara
Dalam hal ini, tenaga kerja terlihat melakukan kegiatan bekerja
namun sebenarnya pengangguran jika dipandang dari sisi
produktivitasnya. Jadi mereka bekerja namun tidak memiliki
produktivitas dalam bekerja.
 Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini merupakan tenaga kerja yang memang betul-
betul jelas tidak memiliki pekerjaan. Tenaga kerja yang termasuk
dalam pengangguran ini biasanya tidak mau bekerja karena tidak
melakukan usaha mencari pekerjaan serta masih mengharapkan
pekerjaan dari saudara atau yang lainnya. Masalah yang utama dari
jenis pengangguran ini adalah seorang tenaga kerja namun tidak
ada lowongan atau lapangan pekerjaan. Penyebab dari
pengangguran ini antara lain:
 Tidak tersedianya lapangan pekerjaan
 Lapangan pekerjaan yang tidak sesuai
 Tidak berusaha mencari pekerjaan secara keras

Macam-macam Pengangguran
 Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional merupakan pengangguran yang sifatnya
sementara, yang disebabkan oleh hambatan waktu, informasi dan lain
sebagainya, atau si pembuka pekerjaan tidak dapat menerima calon
pekerja karena kriteria tidak sesuai
 Pengangguran Konjungtural
Pengangguran konjungtural disebabkan oleh perubahan atau naik
turunnya perekonomian suatu perusahaan atau tempat pekerjaan
 Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural terjadi akibat adanya perubahan dalam
struktur perekonomian suatu negara. Pengangguran struktural juga dapat
disebabkan oleh kebijakan pemerintah dan kemajuan dibidan teknologi
dan informasi
 Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi ini disebabkan oleh sebuah perusahaan
atau pabrik yang lebih memilih menggunakan mesin dibandingkan
menggunakan tenaga kerja manusia. Ini merupakan peralihan yang
di sebabkan oleh globalisasi. Mereka menganggap menggunakan
mesin lebih cepat dan efektif daripada tenaga manusia. Sehingga
pabrik atau perusahaan mengurangi pekerjaanya atau melakukan
PHK secara besar-besaran.
 Pengangguran musiman
Pengangguran musiman ini terjadi karena keadaan musim dan
terjadi secara berkala. Umumnya, pengangguran ini terjdi di sektor
pertanian, karena pertanian akan menunggu antara musim panen
dan musim tanam. Alasan tersebut membuat para petani
mengalami pengangguran

Tingkat pengangguran (TP) merupakan angka yag menunjukkan


perbandingan antara tenaga kerja yang sedang mencari pekerjaan dengan angkatan
kerja dalam satuan persentase.
Untuk menghitung Tingkat Pengangguran (TP) digunakan rumus sebagai berikut:

Sedang Mencari Kerja


TP= x 100
Angkatan Kerja

Untuk menghitung tingkat pengangguran berdasarkan kelompok umur dan tingkat


pendidikan menggunakan rumus sebagai berikut:

sedang mencari pekerjaan kel .umur


TP kel umur= x 100
angkatan kerjakel . umur

sedang mencari kerja tingkat pendidikan


TP tingkat pendidikan= x 100
angkatan kerjatingkat pendidikan

Untuk menghitung Tingkat Setengah Pengangguran (TSP):


jumlah yang bekerja dibawah 35 jam perminggu
TSP= x 100
jumlah yang bekerja seluruhnya

Untuk menghitung Tingkat Setengah Pengangguran Kritis (TSPK)


jumlah yang bekerja dibawah15 jam perminggu
TSPK = x 100
jumlah yang bekerja seluruhnya

Untuk menghitung Setengah Pengangguran Sukarela (TSPS)


jumlah yang bekerja dibawah 35 jam perminggu
dan tidak bersedia menerimatawaran pekerjaan
TSPS= x 100
jumlah yang bekerja seluruhnya
Untuk menghitung Tingkat Setengah Pengangguran Terpaksa (TSPT)
jumlah yang bekerja dibawah 35 jam perminggu
dan masih mencari pekerjaan
TSPT = x 100
jumlah yang bekerja seluruhnya

Hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah pengangguran:


i. Mengalihkan para pengangguran ke tempat yang memerlukan banyak
tenga kerja
ii. Membuka pelatihan untuk para pengangguran
iii. Tidak ditetapkan pendidikan terakhir dalam sebuah lapangan pekerjaan
tertentu
iv. Meningkatkan perpindahan modal dan tenaga kerja
v. Menyadarkan masyarakat mengenai pentiknya teknologi
vi. Hilangkan rasa malas sejak dini
vii. Memberikan informasi yang cepat jika terdapat loeongan pekerjaan yang
membutuhkan pekerja

4. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja juga bisa disebut lapangan pekerjaan yaitu
jumlah lapangan pekerjaaan yang tersedia untuk para tenaga pekerja
sehingga dapat dimanfaatkan oleh mereka untuk memnuhi kebutuhannya
ataupun kebutuhan orang lain.
Jenis jenis kesempatan kerja:
a. Kesempatan kerja permanen
Kesempatan kerja permanen memungkinkan tenaga kerja
untuk bekerja terus-menerus sampai masa pension atau tidak
mampu lagi untuk bekerja serta mendapat jaminan social sampai
tua. Dalam hal ini, biasanya terkait dengan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta. Contohnya BUMN, PNS, TNI, POLRI
dan lain-lain.
b. Kesempatan Kerja Temporer
Kesempatan kerja ini memperkirakan tenaga kerja bekerja
untuk waktu yang sementara kemudian menganggur dan mencarai
pekerjaan baru kembali.

Pembagian sector terhadap angkatan kerja yang bekerja:


 Sektor A
Meliputi sektor pertanian, sektor perburuhan, sektor kehutanan dan
sektor perikanan
 Sektor M
Meliputi sektor manufaktur, sektor pertambangan, sektor
pembangunan listrik dan air, dan sektor minyak bumi dan gas
 Sektor S
Meliputi sektor perdagangan, sektor perhotelan, sektor keuangan,
dan sektor asuransi

10 (Sepuluh) sektor klasifikasi lapangan pekerjaang:


i. Sub sektor pertanian tanaman pangan
ii. Sub sektor perkebunan
iii. Sub sektor perikanan
iv. Sub sektor peternakan
v. Sub sektor perternakan lainnya
vi. Sektor industri pengolahan
vii. Sektor perdagangan
viii. Sektor jasa kemsyarakatan
ix. Sektor angkutan
x. Sektor lainnya (bangunan, keuangan, listrik, gas, dan air)

Pengelompokan kesempatan kerja menurut jenis kelamian antara lain:


i. Tenaga ahli
ii. Teknisi
iii. Tenaga teknik
iv. Tenaga produksi
v. Pemimpin
vi. Manager senior

Kesempatan kerja menurut status pekerjaan antara lain:


i. Berupaya sendiri
Pekerjaan ini memposisikan individu menjadi pemilik usaha,
manager, akuntan, pekerja. Tidak terdapat pekerja yang dibayar,
hanya individu seorang. Resiko dari usaha sendiri ini adalah jika
terdapat kerugian maka akan merasakan resiko sendiri
ii. Berusaha dibantu seorang buruh tidak tetap
Seseorang yang melakukan usaha sendiri dan dibantu paling sedikit
1 pekerja namun jika terdapat resiko maka yang akan bertanggung
jawab adalah tenaga kerja yang bekerja
iii. Berusaha dengan dibantu buruh tetap atau buruh bayar
Seseorang yang melakukan usaha sendiri dan dibantu paling sedikit
1 pekerja namun jika terdapat resiko maka yang akan bertanggung
jawab adalah tenaga kerja yang bekerja serta dibayar
iv. Pegawai atau karyawan
Seorang individu atau tenaga kerja yang bekerja di suatu instansi
atau perusahaan dan memiliki majikan serta mendapat upah atau
gaji yang telah ditentukan

Kristanto dan Tjiptoherijanto menyatakan bahwa terdapat lima hal penting dalam
kesempatan kerja antara lain:
1) Menciptakan lapangan pekerjaan baru disertai dengan pembayaran
upah merupakan satu-satunya mekanisme yang dapat membagi
kembali pada mereka yang sebelumnya mengalami pengangguran
2) Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan atau disebut
pengangguran akan kehilagan harga dirinya
3) Bekerja merupakan hal yang baik dan dampaknya pasti kepad
kepribadian seseorang salah satunya semangat bekerja atau
perasaan lainnya
4) Adanya keresahan sosial dan politik jika sejumlah penduduk tidak
memiliki pekerjaan
DAFTAR PUSTAKA

Mantra. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Diah, Retnowati. 2018. Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di


Jawa Tengah. wijayakusuma. Vol 2 (1)

Ananta, A. 1993. Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi.


Jakarta: Dki

Harfina, Dewi. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengangguran


Terselubung di Pedesaan Jawa Tengah. PPK LIPI. Vol 4 (16-17)

Kindangen, Paulus. 2015. Kewirausahaan dan Kesempatan Kerja di Kabupaten


Minahasa Tenggara. LPPM. Vol 2 (86)

Anda mungkin juga menyukai