Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

TERMODINAMIKA

MEMAHAMI PANAS LATEN

Oleh:
Rizka Fadhila
NIM A1C020085

KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 2
III. METODOLOGI......................................................................................... 4
A. Alat dan Bahan..................................................................................... 4
B. Prosedur Kerja...................................................................................... 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 5
A. Hasil...................................................................................................... 5
B Pembahasan............................................................................................ 8
V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 14
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
LAMPIRAN..................................................................................................... 16

i
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Termodinamika berasal dari kata therme (panas) dan dynamis (gaya).


Termodinamika merupakan salah satu cabang fisika yang berkaitan dengan
hukum pergerakan panas dan perubahan dari panas menjadi bentuk-bentuk energi
yang lain. Termodinamika diartikan sebagai ilmu yang membahas hubungan
antara energi dan kerja pada suatu sistem. Termodinamika merupakan kajian
tentang suhu dan kalor serta pengaruh suhu dan kalor terhadap sifat-sifat zat.
Kalor atau panas merupakan bentuk energi yang dapat berubah dari satu
bentuk kebentuk yang lain akibat perbedaan suhu. Panas bergerak dari daerah
bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Suatu benda yang dalam keadaan panas
dikatakan memiliki suhu yang tinggi, dan sebaliknya. Perubahan suhu benda, baik
menjadi lebih panas atau menjadi lebih dingin biasanya diikuti dengan perubahan
bentuk atau wujudnya (Sunarmi, 2016).
Kalor laten adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah suatu
zat atau wujud per satuan massa, tetapi temperaturnya tetap. Kalor dapat
ditemukan pada suatu zat yang berubah wujud dari padat ke cair, atau dari cair ke
gas, dari bentuk gas ke padat ataupun sebaliknya (reversibel). Pada percobaan kali
ini penggunaan ilmu termodinamika dilakukan dengan memanfaankan kalor laten
sebagai acuan materi. Penerapan kalor laten banyak digunakan dan dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh saat kita sedang memasak air hingga
mendidih (menguap) ataupun saat menggunakan handsinitizer. Maka, memahami
konsep kalor laten dan mempelajarinya sangat diperlukan sekali oleh mahasiswa.

B. Tujuan

1. Mahasiswa memahami konsep panas laten pada termodinamika.


2. Mahasiswa mengetahui bentuk panas laten sederhana.

1
I. TINJAUAN PUSTAKA

Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas


tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. (Sudjito, 2016). Kajian
termodinamika secara formal dimulai pada awal abad ke-19 melalui pemikiran
mengenai pergerakan daya dari kalor, yaitu kemampuan benda panas untuk
menghasilkan kerja. Termodinamika merupakan salah satu cabang ilmu fisika
yang memusatkan pada energi (terutama energi panas) dan transformasinya
(Sudarmo, 2018).
Kalor dalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu benda
ke benda lainnya karena adanya perbedaan suhu (Purwanto, 2015). Kalor
merupakan perpindahan energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah ketika kedua benda saling bersentuhan. Pada waktu
zat mengalami pemanasan, partikel benda akan bergetar dan menumbuk partikel
yang bersuhu rendah. Semakin besar kenaikan suhu suatu benda, makin besar pula
kalor yang diserap (Nurrachmandani, 2019).
Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikan atau
diturunkan. Apabila suatu zat padat, misalnya es dipanaskan, maka es akan
menyerap kalor dan berubah menjadi zat cair. Perubahan wujud zat padat menjadi
cair ini disebut melebur. Suhu dimana zat mengalami peleburan disebut titik lebur
zat. Kejadian yang sebaliknya membeku, yaitu perubahan wujud zat cair menjadi
zat padat. Suhu dimana zat mengalami pembekuan disebut titik beku. Jika zat cair
ini terus dipanaskan, maka akan menguap dan berubah wujud menjadi gas.
Perubahan wujud tersebut dinamakan menguap. Pada peristiwa penguapan
dibutuhkan kalor. Proses kebalikan dari menguap adalah mengembun, yaitu
perubahan wujud dari uap menjadi cair (Nurrachmandani, 2019) .
Perubahan wujud zat melebur, membeku, menguap dan mengembun, suhu
zat tetap walaupun ada pelepasan atau penyerapan kalor. Dengan demikian, ada
sejumlah kalor yang dilepaskan atau diserap pada saat perubahan wujud, tetapi
tidak digunakan untuk menaikan atau menurunkan suhu atau tidak terjadi

2
perubahan suhu setelah perubahan wujud. Kalor semacam ini disebut kalor laten.
Kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mengubah
wujud per satuan massa. Kalor laten dirumuskan dengan :
Q
L=
m
Untuk mengetahui banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah wujud
suatu zat, maka persamaan yang dapat ditulis adalah:
Q = m.L
Keterangan :
L = kalor laten (J/kg)
Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)
m = massa zat (kg)
(Nurrachmandani, 2019)
Dari Permatasari 2016 mengungkapkan bahwa menguap adalah perubahan
wujud zat dari cair menjadi uap. Untuk mengetahui apakah menguapkan suatu zat
diperlukan kalor maka dilakukan pembuktian dengan meneteskan sedikit spiritus
(zat cair yang mudah menguap) pada tangan. Spiritus menguap dengan cepat dan
tangan akan merasakan dingin. Untuk menguap, spiritus memerlukan kalor. Kalor
tersebut diambil dari tangan, sehingga tangan terasa dingin. Peristiwa ini
menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat memerlukan kalor.
Peristiwa yang memperlihatkan bahwa pada waktu menguap diperlukan
kalor adalah mendidih. Jika penguapan hanya terjadi di permukaan zat cair dan
dapat terjadi pada setiap suhu, mendidih adalah penguapan yang terjadi di seluruh
bagian zat cair dan hanya dapat terjadi pada titik didih. Pada waktu mendidih,
suhu zat akan tetap sekalipun pemanasan terus dilakukan. Semua kalor yang
diberikan kepada zat digunakan untuk mengubah wujud dari cair menjadi uap.
Suhu tetap ini disebut titik didih, yang besarnya sangat bergantung pada tekanan
di permukaan zat itu. Titik didih zat pada tekanan 1 atm disebut titik didih normal.
Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat cair menjadi uap pada titik
didih normalnya dinamakan kalor laten uap. Kalor uap disebut juga kalor didih.

3
II. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Alkohol 70% atau handsanitizer.


2. Stopwatch atau jam.

B. Prosedur Kerja

1. Usapkan alkohol pada tangan.


2. Usapkan alkohol pada permukaan Hp.
3. Amati perubahan pada kedua objek tersebut.

4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Alat dan bahan (beserta foto)


a. Alkohol 70% atau handsanitizer.

Gambar 1. Alkohol 70% atau handsanitizer.

b. Stopwatch atau jam.

Gambar 2. Stopwatch atau jam.

2. Prosedur kerja (beserta foto)


a. Usapkan alkohol pada tangan.

Gambar 3. Mengusap alkohol pada tangan.

5
b. Usapkan alkohol pada permukaan Hp.

Gambar 4. Mengusap alkohol pada permukaan Hp.

c. Amati kedua objek tersebut.

Gambar 4. Mengamati kedua objek tersebut.

3. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengataman


No Objek Durasi (detik)

1 Permukaan Handphone 56
2 Permukaan Tangan 1 menit 17 detik

4. Manakah yang lebih cepat menguap dari kedua objek pengamatan dan
mengapa demikian? Sertakan studi literatur (minimal 2) yang mendukung
jawaban Anda
Setelah melakukan pengamatan dari kedua objek tersebut, maka hasil
yang didapat adalah alkohol/handsanitizer akan lebih cepat menguap pada
permukaan tangan dibandingkan dengan permukaan handphone.
Menurut Syahidah 2021 menyatakan bahwa perubahan wujud suatu zat
disebabkan oleh zat yang melepaskan atau menyerap kalor. Perubahan wujud
zat dapat berupa, pengembunan, pembekuan, dan penyubliman. penguapan,

6
dan peleburan. Terkait dengan perubahan wujud zat terdapat besaran yang
disebut kalor laten. Kalor laten adalah jumlah kalor (panas) yang diserap atau
dilepaskan selama perubahan fase dari material penyimpan panas.
Menguap adalah perubahan wujud zat dari cair ke gas. Ketika proses
menguap, zat memerlukan kalor, tetapi suhu zat tetap. Contoh: Alkohol yang
diteteskan ke kulit akan segera hilang dan kulit akan terasa dingin. Hal
tersebut terjadi karena alkohol memiliki titik didih yang lebih rendah dari air,
tetapi memiliki suhu yang sama antara alkohol dan kulit. Karena memiliki
titik didih yang rendah alkohol mudah menguap sehingga memerlukan kalor
yang diambil dari kulit. Kulit akan terasa dingin karena kehilangan kalor
(Utami, 2016).
Menguapkan suatu zat cair memerlukan kalor, misalnya spiritus atau
alkohol diteteskan pada tangan. Spiritus akan menguap dengan cepat dan
tangan akan terasa dingin. Untuk menguap cairan spiritus memerlukan kalor.
Kalor tersebut diambil dari tangan sehingga tangan terasa dingin karena kalor
mengalir meninggalkan tangan. Faktor – faktor yang dapat mempercepat
proses penguapan antara lain: (1). Pemanasan, (2). Tiupan udara di atas
permukaan, (3). Memperluas permukaan, dan (4). Mengurangi tekanan di
permukaan. Kalor yang diberikan pada zat digunakan untuk mengubah wujud
dari cair menjadi wujud uap. Suhu tetap ini disebut titik didih yang besarnya
sangat bergantung pada tekanan di permukaan zat itu. Titik didih zat pada
tekanan 1 atm desebut titik didih normal. Kalor yang diperlukan untuk
mengubah wujud 1 kg zat cair menjadi uap pada titik didih normalnya disebut
kalor laten uap atau kalor uap (Nani, 2014).

7
B. Pembahasan

Termodinamika adalah ilmu yang berurusan dengan panas dan kerja dan
sifat-sifat zat yang berhubungan dengan panas dan kerja. Dalam artian luas,
termodinamika berkaitan dengan transfer energi dari suatu tempat ke tempat
lainnya, sehingga dapat diartikan bahwa panas adalah bentuk energi yang
jumlahnya sesuai dengan kerja mekanik suatu kerja (Drake, 2021).
Kalor merupakan energi yang ditransfer dari suatu zat ke zat lain karena
adanya perbedaan temperatur atau suhu (Kause, 2017). Kalor didefinisikan
sebagai energi panas yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi menuju ke
benda yang bersuhu rendah. Satuan umum yang digunakan untuk kalor adalah
kalori, sedangkan satuan kalor dalam SI adalah joule (Alamsah, 2016).
Satu kalori menyatakan kalori yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 kg air
sehingga suhunya naik sebesar 1 ℃ . Satuan kalori didefinisikan sebagai kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat celcius.
Dengan demikian 1 kkal ialah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur
1 kg air sebesar 1 derajat Celcius (Kause, 2017). Pengertian kalor berbeda dengan
suhu, jika suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda,
sedangkan kalor adalah ukuran banyaknya panas.
Suatu zat apabila diberi kalor terus menerus pada tekanan konstan hingga
mencapai suhu maksimumnya, maka zat tersebut akan mengalami perubahan
wujud. Perubahan wujud juga dapat terjadi apabila zat tersebut melepas kalor
secara terus menerus hingga mencapai suhu maksimumnya. Suhu suatu zat tetap
pada saat zat atau benda tersebut mengalami perubahan wujud (Wulandari, 2015).
Benda (suatu zat) pada umumnya jika diberi kalor terus menerus, maka
dalam waktu tertentu zat tersebut wujudnya akan berubah menjadi wujud yang
lain. Pada saat terjadi perubahan wujud zat, ternyata tidak terjadi kenaikan suhu
meskipun pada zat tersebut ada kalor yang diberikan. Kalor tersebut digunakan
untuk mengubah wujud zat, misalnya dari padat menjadi cair,cair menjadi uap,
begitupun sebaliknya dengan proses reversibel. Pada proses perubahan wujud
tersebut jika diamati tidak nampak adanya pengaruh kalor yang biasanya ditandai

8
dengan perubahan suhu. Perubahan wujud zat pada kalor seperti ini disebut
dengan kalor laten.
Dalam Alamsah 2016 menjelaskan bahwa kalor laten adalah kalor yang
diperlukan atau dilepaskan per satuan massa pada saat terjadi perubahan fase atau
wujud. Jika suatu zat melepas atau menerima kalor, pada awalnya akan terjadi
perubahan temperatur, namun setelah itu di suatu saat kalor akan mencapai
keadaan jenuhnya dan menyebabkan perubahan fase atau wujud. Kalor laten suatu
zat biasanya lebih besar dari kalor sensibelnya, hal ini karena diperlukan energi
yang besar untuk merubah fase suatu zat (Aslamawati, 2021).
Pada suatu zat terdapat dua macam kalor laten, yaitu panas laten fusi (lebur)
dan panas laten penguapan. Panas laten fusi adalah jumlah panas yang diserap
atau dilepaskan ketika perubahan fase padat ke fase cair material atau sebaliknya.
Sedangkan panas laten penguapan adalah jumlah energi panas yang diserap atau
dilepaskan ketiga ketika perubahan fase cair ke uap material atau sebaiknya.
(Dailami dkk., 2012).
Menguap adalah perubahan wujud zat dari cair ke gas. Ketika proses
menguap, zat memerlukan kalor, tetapi suhu zat tetap. Contoh : Alkohol yang
diteteskan ke kulit akan segera menghilang dan kulit akan terasa dingin. Hal
tersebut terjadi karena alkohol memiliki titik didih yang lebih rendah dari air,
tetapi memiliki suhu yang sama antara alkohol dan kulit. Karena memiliki titik
didih yang rendah alkohol mudah menguap sehingga memerlukan kalor yang
diambil dari kulit. Kulit terasa dingin karena kehilangan kalor (Utami, 2016).
Dalam Nani, 2014 menjelaskan bahwa zat cair memerlukan kalor pada saat
menguap. Kalor yang diberikan pada zat cair akan mempercepat gerak molekul-
molekulnya sehingga banyak molekul zat cair yang meninggalkan zat cair itu
menjadi gas. faktor – faktor yang dapat mempercepat proses penguapan antara
lain: (1). Pemanasan, (2). Tiupan udara di atas permukaan, (3). Memperluas
permukaan, dan (4). Mengurangi tekanan di permukaan.
Kalor yang diberikan pada zat digunakan untuk mengubah wujud dari cair
menjadi wujud uap. Suhu tetap ini disebut titik didih yang besarnya sangat
bergantung pada tekanan di permukaan zat itu. Titik didih zat pada tekanan 1 atm

9
disebut titik didih normal. Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat
cair menjadi uap pada titik didih normalnya disebut kalor laten uap.
Mendidih adalah suatu peristiwa yang memperlihatkan bahwa pada waktu
menguap diperlukan kalor. Jika penguapan terjadi di permukaan zat cair saja yang
dapat terjadi pada setiap suhu, maka mendidih adalah penguapan yang terjadi di
seluruh bagian zat cair akibatnya dimana-mana timbul gelembung yang kemudian
naik dan hanya terjadi pada titik didih. Pada waktu mendidih suhu zat tetap,
sekalipun pemanasan terus dilakukan (Nani, 2014).
Dari Wulandari (2015) menjelaskan bahwa kalor uap ( l v ) adalah banyaknya
kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat cair menjadi uap air seluruhnya
pada titik didih tertentu disebut. Besarnya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah
air bermassa m menjadi uap tanpa ada perubahan temperatur dirumuskan sebagai
berikut:
Q=ml v
Dengan l v = kalor laten penguapan (joule/kg), m = massa (kg)
Q = banyaknya kalor yang dibutuhkan (joule)
Pada saat uap didinginkan hingga mencapai suhu tertentu, uap tersebut akan
berubah bentuk menjadi zat cair. Peristiwa perubahan wujud dari uap menjadi zat
cair disebut dengan pengembunan. Pada waktu mengembun zat melepas kalor,
dan banyaknya kalor yang dilepaskan pada waktu mengembun sama dengan
banyaknya kalor yang diperlukan pada waktu menguap. Dengan demikian air
mulai mendidih dan mengembun pada suhu yang sama, sehingga:
Kalor uap = kalor embun dan, titik didih = titik embun.
Setiap zat cair memiliki titik didih masing-masing. Titik didih normal adalah
suhu ketika zat cair mulai mendidih pada tekanan udara 1 atmosfer (76 cmHg).
Jika titik didih normal untuk air adalah 100°C, artinya pada tekanan udara normal
(76 cmHg) air mendidih pada suhu 100℃ . Jika tekanan udara luar berubah, maka
titik didih zat juga akan mengalami perubahan. Contohnya di daerah pegunungan
yang mempunyai tekanan udara luar kurang dari 76 cmHg, air akan mendidih
pada suhu kurang dari 100℃ . Jadi titik didih suatu zat dapat diubah-ubah dengan
cara menaikkan atau menurunkan tekanan udara.

10
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi menuju ke benda yang bersuhu rendah. Suatu zat apabila diberi
kalor terus menerus hingga mencapai suhu maksimumnya, maka zat tersebut akan
mengalami perubahan wujud. Perubahan wujud ini dalam bentuk menguap,
melebur, menyublim ataupun mengembun.
Pada percobaan ini, alkohol yang diteteskan ke kulit akan segera
menghilang dan kulit akan terasa dingin. Dibandingkan dengan alkohol yang
diteteskan pada permukaan benda. Hal tersebut terjadi karena alkohol memiliki
titik didih yang lebih rendah dari air, tetapi memiliki suhu yang sama antara
alkohol dan kulit. Karena memiliki titik didih yang rendah alkohol mudah
menguap sehingga memerlukan kalor yang diambil dari kulit. Kulit terasa dingin
karena kehilangan kalor. Menguap adalah perubahan wujud zat dari cair ke gas.
Zat cair memerlukan kalor pada saat menguap. Kalor yang diberikan pada
zat cair akan mempercepat gerak molekul-molekulnya sehingga banyak molekul
zat cair yang meninggalkan zat cair itu menjadi gas. faktor – faktor yang dapat
mempercepat proses penguapan antara lain: (1). Pemanasan, (2). Tiupan udara di
atas permukaan, (3). Memperluas permukaan, dan (4). Mengurangi tekanan di
permukaan.
B. Saran

Akibat dari adanya pandemi yang mengharuskan praktikum dilakukan


secara daring tentu membuat saya cukup kesulitan dalam memahami apa yang di
sampaikan apa lagi dalam waktu yang sangat singkat. Sebaiknya sebelum
praktikum dimulakan lebih baik diadakan pertemuan secara virtual terlebih dahulu
dengan asisten menjelaskan secara rinci apa yang akan kami praktekkan. Agar
kami tidak hanya sekedar tahu, namun bisa memahami lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Drake, G. W. F. 2021. Thermodynamics, Laws, Definition & Equations.

Sudjito, dkk. 2016. Diktat Thermodinamika Dasar. Program Semi Que IVFakultas
Teknik Jurusan Mesin Universitas Brawijaya. Surabaya.

Utami, Brigitta Dwi. 2016. PENGEMBANGAN PEMAHAMAN SISWA


TENTANG KALOR DAN PERPINDAHANNYA BERDASARKAN
IDENTIFIKASI ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT (ZPD) SISWA
VIIB SMP PENGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA. Thesis. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Nani, F. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based


Learning) dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Divison (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi
Kalor Kelas VII MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014.
Thesis. IAIN Palangka Raya.

Permatasari. 2016. Identifikasi Miskonsepsi Menggunakan Tes Diagnostik Esai


Untuk Siswa Kelas Xi MIA SMA Negeri 2 Kudus pada Pokok Bahasan Suhu
dan Kalor.

L. Ardi 2014. Penerapan Metode Eksperimendalam Pembelajaran Fisika


untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Pokok Bahasan Gerak
Lurus Siswa kelas X Semester I Tahun Ajaran 2011/2012.

Aslamawati. 2021. Hantaran Kalor Konduksi, Konveksi, Radiasi dan


Pengaruh Kalor Terhadap Benda.

Wulandari. 2015. Skripsi. Penerapan Model Pembelajaran Poe ( Predict –


Observe – Explain) Berbantuan LKS Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa. Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang.

Kause. 2017. Skripsi. Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Suhu dan


Kalor menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing (Sebuah Studi Kasus di
SMA N 11 Yogyakarta.

Alamsah. 2016. Skripsi. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)


Berbasis Discovery Learning Untuk Meningkatakan Life Skill Siswa SMA Pada
Pokok Bahasan Suhu Dan Kalor. Universitas Negeri Semarang.

Dailami, dkk. 2012. Karakteristik {Perpindahan Panas Peleburan Parafin


Al2O3 sebagai Material Penyimpan Panas. Teknik Mesin Universitas Syah Kuala.

12
LAMPIRAN

13
14

Anda mungkin juga menyukai