Anda di halaman 1dari 28

December 30, 2013 MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

2013

MAKALAH
KROMATOGRAFI GAS

Disusun Oleh :

Nama : Melly Chandra Frayekti


Jurusan : Teknik Pengolahan Gas
NIM : 6512010015

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 1


December 30, 2013 MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

MAKALAH
KROMATOGRAFI GAS

Disusun Oleh :

Nama : Melly Chandra Frayekti


Jurusan : Teknik Pengolahan Gas
NIM : 6512010015

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 2


December 30, 2013 MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

Daftar Isi

Pendahuluan...........................................................................................................................4
Pengertian...............................................................................................................................5
Sejarah....................................................................................................................................6
Prinsip Kerja...........................................................................................................................7
Jenis Kromatografi.................................................................................................................8
Komponen Utama.................................................................................................................10
Metoda Analisis....................................................................................................................20
Kelebihan dan Kekurangan...................................................................................................21
Aplikasi Penggunaan ...........................................................................................................22
Kesimpulan...........................................................................................................................27
Daftar Pustaka......................................................................................................................28

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 3


December 30, 2013 MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

Pendahuluan

Berbagai teknik pemisahan campuran zat cair yang banyak digunakan diantaranya,
destilasi ( fraksionasi, destilasi uap) dan ekstraksi. Kromatografi merupakan teknik
pemisahan yang lebih baik dan lebih cepat dari kedua teknik tersebut di atas, teknik ini telah
dikenal sejak abad ke-19.
Dasar pemisahan pada kromatografi adalah pendistribusian sampel di antara dua fase,
yaitu fase diam dan fase gerak. Berdasarkan pemakaian fase gerak, kromatografi dapat dibagi
menjadi : Kromatografi Cair da Kromatografi Gas.
Kromatografi gas adalah teknik pemisahan yang didasarkan atas sampel di antara
suatu fase gerak yang bisa berupa gas dan fase diam yang juga bisa berupa caira ataupun
suatu padatan. Sedangkan kromatografi cair merupakan teknik pemisahan yang didasarkan
atas sampel di antara suatu fase gerak berupa cairan dan fase diam yang juga didasarkan atas
sampel di antara suatu fase gerak yang bisa berupa gas dan fase diam yang juga bisa berupa
caira ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan polaritas dar fase diam
dan fase gerak.
Banyaknya macam-macam kromatografi yang salah satunya adalah kromatografi gas,
yang merupakan metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada zaman instrumen
dan elektronika. Kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap campuran dimana semua
komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang dipakai untuk
proses pemisahan. Tekanan uap memungkinkan komponen menguap dan bergerak bersama-
sama dengan fase gerak berupa gas.
Kromatografi gas metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan camputan yang
sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran
sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen.
Metode ini sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti
hidrokarbon dan eter. Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara
sampel dan cairan, dengan menggunakan fasecair standar yang diketahui efektif untuk
berbagai senyawa.
Kromatografi gas sendiri terdiri dari 2 yaitu kromatografi gas cairan dengan
mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat GLC dan kromatografi gas padat
dengan mekanisme pemisahan absorbsi, teknik kolom dan nama alat GSC. Namun GSC
jarang digunakan sehingga pada umumnya

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 4


December 30, 2013 MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

Pengertian

Secara etimologi, Kromatografi berasal dari bahasa yunani yang berarti ‘warna’ dan
‘tulis’. Kromatografi gas (GC), merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam kimia
organik untuk pemisahan dan analisis. Oleh karena itu, senyawa-senyawa kimia yang akan
dipisahkan haruslah dalam bentuk gas pula. GC dapat digunakan untuk menguji kemurnian
dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari campuran. Kromatografi gas
memisahkan suatu campuran berdasarkan kecepatan migrasinya di dalam fase diam yang
dibawa oleh fase gerak. Sedangkan perbedaan migrasi ini disebabkan oleh adanya perbedaan
interaksi diantara senyawa-senyawa kimia tersebut (di dalam campuran) dengan fase diam
dan fase geraknya. Interaksi ini adalah adsorbsi, partisi, penukar ion dan jel permiasi.
Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat digunakan untuk
menganalisa senyawa-senyawa organik.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 5


December 30, 2013 MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

Sejarah

Kromatografi sebagai metode pemisahan secara fisikokimia telah ditemukan sejak


awal abad ke 20 oleh seorang botanist keturunan Rusia-Italia, M.S. Tswet. Ia memaparkan
penomena pemisahan yang berdasarkan pada absorpsi pada 21 maret 1903 pada Warsaw
Society of Natural Sciences, yang kemudian dia beri nama Chromatography, merupakan
transliterasi dari bahasa Yunani (greek) yang artinya penulisan warna.
Sejarah Kromatografi berkembang sepuluh tahun setelahnya, L.S. Palmer di US dan
C. Dhere di Eropa secara independen mempublikasikan proses pemisahan yang mirip dengan
Tswet. Pad 1931, Lederer bersama dengan Kuhn dan Winterstein mempublikasikan paper
tentang purifikasi xantofil pada kolom absorpsi CaCO3 berdasarkan prosedur Tswet. Pada
tahun 1941, A. J. P. Martin and R. L. M. Synge dari Cambridge University menemukan
kromatografi partisi, dan mendapatkan nobel pada tahun 1952.
Kromatografi yang ditemukan oleh Tswet dalam bentuk kromatografi cair-padat
(liquid-solid chromatography) mengalami perkembangan selama lebih dari 50 tahun ke
dalam bentuk kromatografi gas (gas chromatography), kromatografi lapis tipis (Tin Layer
chromatography) dan kromatografi cair-cair (liquid-liquid chromatography). Adalah prof.
Horvath dari Yale university, mendesain instrumen yang memiliki kolom yang kecil, yang
sangat resisten terhadap aliran fase gerak, inilah HPLC, dan nama HPLC diperkenalkan oleh
Prof. Horvart pada tahun 1970 pada the Twenty-first Pittsburgh Conference in Cleveland.
High Performance yang didefinisikan oleh Prof. Horvart

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 6


December 30, 2013 MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

Prinsip Kerja

Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya, tapi
memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara
stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperur gas dapat dikontrol sedangkan
pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki.
Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang mana solut-solut yang mudah
menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase diam
dengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya. Pemisahan pada
kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi
yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam. Selain itu juga penyebaran cuplikan
diantara dua fase. Salah satu fase ialah fase diam yang permukaannya nisbi luas dan fase
yang lain yaitu gas yang mengelusi fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan mengelusi
solute dari ujung kolom lalu menghantarkannya ke detector. Prinsip utama pemisahan dalam
kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan laju migrasi masing-masing komponen
dalam melalui kolom. Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari
nilai waktu retensinya (Tr).
Gas pembawa (biasanya digunakan Helium, Argon atau Nitrogen) dengan tekanan
tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel di
injeksikan kedalam injektor (Injection Port) yang suhunya dapat diatur. Komponen-
komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa
menuju kolom. Komponen- komponen akan teradopsi oleh fase diam pada kolom kemudian
akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing- masing komponen
sehingga terjadi pemisahan.
Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar menghasilkan sinyal
listrik yang besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lau diperkuat oleh
amplifier dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa
puncak. Puncak konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor terhadap waktu.
Secara sederhana prinsip kromatografi gas adalah udara dilewatkan melalui nyala
hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi dan
menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik sebanding dengan
ion.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 7


December 30, 2013 MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

Jenis Kromatografi

Metoda kromatografi bukanlah merupakan suatu metoda pemisahan yang tunggal,


akan tetapi terdiri dari sekelompok jenis kromatografi yang pada hakekatnya satu sama lain
saling berhubungan. Semua metoda kromatografi didasarkan pada retardasi (penghambatan)
selektif oleh fasa diam terhadap pergerakan komponen-komponen oleh fasa gerak.
Pemeberian nama daripada masing -masing jenis metode kromatografi didasarkan pada
banyak hal yang berbeda sehingga sama sekali tidak ada konsistensi di dalam nama- nama
yang diberikan.
Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada pemberian nama daripada masing- masing
metode kromatografi sebagai berikut :
 Kromatografi kertas dan kromatografi gel diberiukan nama atas dasar penggunaan
“solid support” sebagai medium pemisahan
 Kromatografi adsorpsi dan partisi diberikan nama atas dasar sifat daripada proses
fisika yang terjadi selama pemisahan
 Kromatografi gas diberikan nama atas dasar penggunaan gas sebagai fasa gerak
 Kromatografi kolom diberikan nama atas dasar penggunaan kolom sebagai kontainer
untuk fasa diam.
Seperti dijelaskan di atas, proses yang esensial di dalam kromatografi adalah proses
distribusi daripada zat terlarut (komponen- komponen sampel) diantara fasa diam dan fasa
gerak. Tabel-1 di bawah ini menunjukkan klasifikasi metode kromatografi berdasarkan
perbedaan proses distribusi, jenis fasa gerak dan fasa diam yang digunakan.

Tabel- 1 : Klasifikasi Metode Kromatografi

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 8


December 30, 2013 MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

Dari tabel di atas jelas bagi kita bahwa jika fasa geraknya adalah gas maka teknik
kromatografinya dikenal sebagai “Kromatografi Gas”. Adanya dua jenis fasa diam yang
dapat digunakan menyebabkan kromatografi gas dapat dibedakan atas Kromatografi Gas -
Cair (Gas Liquid Chromatography = GLC) dan Kromatografi Gas-Padat (Gas Solid
Chromatography = GSC).
Perbedaan antara kedunya hanya tentang cara kerja. Pada kromatografi gas padat (GSC)
terdapat adsorbsi dan pada kromatografi gas cair (GLC) terdapat partisi (larutan).
Kromatografi gas padat (KGP) digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas.
Metode ini awalnya kurang berkembang. Penemuan jenis-jenis padatan baru sebagi hasil riset
memperluas penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini mirip dengan kromatografi cair
padat. Sedangkan kromatografi gas cair sering disebut oleh para pakar kimia organic sebagai
kromatografi fasa uap. Pertama kali dikenalkan oleh James dan Martin pada tahun 1952.
metode ini paling banyak digunakan karena efisien, serba guna, cepat dan peka. Cuplikan
dengan ukuran beberapa microgram sampel dengan ukuran 10 gram masih dapat dideteksi.
Komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr pada suhu kolom.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 9


December 30, 2013 MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

Komponen Utama

Sistem peralatan dari kromatografi gas terdiri dari 7 bagian utama diantaranya
1. Tabung gas pembawa
2. Pengontrolan aliran dan regulator tekanan
3. Injection port (tempat injeksi cuplikan)
4. Kolom
5. Detektor
6. Rekorder (pencatat)
7. Sistem termostat untuk (3), (4), (5)

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 10


Cara pemisahan dari sistem ini sangat sederhana sekali, cuplikan yang akan dipisahkan
diinjeksikan kedalam injektor, aliran gas pembawa yang inert akan membawa uap cuplikan
kedalam kolom. Kolom akan memisahkan komponen-komponen cuplikan tersebut.
Komponen-komponen yang telah terpisah tadi dapat dideteksi oleh detektor sehingga
memberikan sinyal yang kemudian dicatat pada rekorder dan berupa puncak-puncak
(kromatogram).
1. Gas Pembawa
Gas pembawa ditempatkan dalam tabung bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari
silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara Iansung.
Untuk memperkecil tekanan tersebut agar memenuhi kondisi pemisahan maka digunakan
drager yang dapat mengurangi tekanan dan mengalirkan gas dengan laju tetap. Aliran gas
akan mengelusi komponen-komponen dengan waktu yang karaterisitik terhadap komponen
tersebut (waktu retensi). Karena kecepatan gas tetap maka komponen juga mempunyai
volume yang karateristik untuk gas pembawa (volume retensi).
Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh gas pembawa adalah :
1. Inert, agar tidak terjadi interaksi dengan pelarut.
2. Murni, mudah didapat dan murah harganya.
3. Dapat mengurangi difusi dari gas
4. Cocok untuk detektor yang digunakan.
Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan
hidrogen.Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2
mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan
juga CO2.
Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh detektor yang
digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran dan pengukur
PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 11
December 30, 2013 [MAKALAH ]

tekanan. Sebelum masuk ke kromatografi, (harusnya) ada pengukur kecepatan aliran gas serta
sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan pengotor gas lainnya. Pada dasarnya
kecepatan alir gas diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar
(coarse) pada tabung gas dan pengatur halus (fine) pada kromatograf. Tekanan gas masuk ke
kromatograf (yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10 s.d 50 psi (di atas tekanan
ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25 s.d 150 mL/menit pada kolom terpaket dan 1 s.d
25 mL/menit untuk kolom kapiler.
Laju alir gas pembawa mempengaruhi resolusi. Laju alir yang minimum diperlukan untuk
resolusi maksimum. Namun, perlu diketahui bahwa pada laju alir yang sangat lambat
resolusinya secara dramatis menurun oleh karena faktor-faktor: packing tidak teratur, ukuran
partikel, diameter kolom, dan lain-lain.
Laju alir harus dikontrol dengan tepat. Tekanan dari silinder gas bertekanan pada gas
pembawa harus cukup untuk mendorong gas melewati kolom packing. Flow controller atau
needle valve harus ada pada sistem GC dan sering disatukan dalam bagian depan instrumen.
Laju alir harus dapat diatur secara hati-hati sehingga dapat diketahui berapa laju alir
optimumnya dan harus dapat disamakan dalam percobaan berikutnya. Berbagai flow meter
tersedia, dan kadang-kadang oleh pabrik pembuat instrumen disatukan di dalam instrumen
sehingga laju alir terpantau secara kontinyu dan dapat diatur lagi (bila perlu) dengan memutar
needle valve. Bila tidak ada flow meter maka flow meter gelembung sabun sering digunakan,
flow meter gelembung sabun tersusun dari pipet ukur (measuring pipet), tabung gelas (glass
tubing), dan pipet bulb. Dengan perangkat flow meter gelembung sabun, stop watch
digunakan untuk mengukur waktu pada gelembung yang bergerak di antara dua tanda garis,
misalnya 0–2 ml. Dengan demikian laju alir gas pembawa (ml/menit) dapat dihitung.

2. Tempat Injeksi
Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan uap dapat
dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan
padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama
harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk dalam kolom. Panas itu
terdapat pada tempat injeksi seperti pada gambar 9. bagan injektor.
Tempat injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari tempat
injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah bahwa suhu tempat
injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik didih campuran dari cuplikan yang mempunyai titik
didih yang paling tinggi. Bila kita tidak mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka
PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 12
December 30, 2013 [MAKALAH ]

kita harus mencoba-coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika
puncak-puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan pertama terlalu
rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan
akan terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari senyawa yang akan dianalisa.
Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui tempat
injeksi.Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi yang sering disebut "a gas
tight syringe".
Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu banyak,
karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada waktu kita
mengadakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan.
Ketepatan volum injeksi menjadi sangat penting untuk analisa kuantitatif di mana
jumlah analit yang diukur oleh detektor tergantung pada konsentrasi analit dalam cuplikan.
Apabila prosedur dikehendaki hanya untuk identifikasi (analisis kualitatif), maka ketepatan
volum injeksi menjadi kurang penting.
Untuk mengisi alat injeksi dapat dipakai teknik sebagai berikut:
- Alat injeksi dibersihkan.
- Alat injeksi dikuras dengan menghisap cuplikan beberapa kali (dan mengeluarkan isinya di
luar tempat cuplikan).
- Jumlah cuplikan yang diperlukan dihisap. Cara untuk mengeluarkan gelembung-gelembung
udara yang masih tertinggal pada tabung injeksi adalah dengan jalan menekan torak injeksi
secepatnya beberapa kali dan ujung jarum harus selalu berada di dalam cairan.
- Udara 1/10 dari volum maksimum dihisap lagi.
- Jarum bagian luar dibersihkan dengan kain yang tidak mudah lepas serat- seratnya.
- Cuplikan diinjeksikan dengan menusukkan jarum menembus septum, dan menekan
penghisap sampai ujungnya dengan gerakan yang cepat dan tidak terputus-putus, kemudian
tarik jarum keluar dari septum.
- Torak injeksi ditarik kembali sedikit dan lihat berapa banyak cairan yang masih tertinggal.
- Diameter kolom yang digunakan tetap diperhatikan dalam melakukan pemisahan agar
sesuai dengan batasan volum penyuntikan. Tabel 1 memperlihatkan hal itu.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 13


December 30, 2013 [MAKALAH ]

Tabel 1: Batasan Volum Penyuntikan


Volum Injeksi
Diameter Kolom
Maksimum
¼ in. (packed column) 100 μl
1/8 in. (packed column) 20 μl
Kapiler (open tubular) 0,1 μl

3. Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat lurus,
bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya bentuk dari kolom
adalah kumparan. Kolom ini dapat terbuat dari :
a. Tembaga (murah dan mudah diperoleh)
b. Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
c. Baja (stainless steel), (mahal)
d. Alumunium
e. Gelas
Panjang kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom mempunyai berbagai
ukuran, biasanya pengukuran berdasarkan diameter dalam dari kolom gelas yaitu antara 0,3
mm hingga 5 min. Kebanyakan kolom yang digunakan berupa stainles steel dengan diameter
luar (OD) dari I/S atau 1/4 inch (0,3 atau 0,6 cm). Pada GSC kolom diisi dengan penyerap
(adsorbent), sedangkan pada GLC kolom diisi dengan "solid support" (padatan pendukung)
yang diikat oleh fase diam.
Instrumen GC didisain supaya kolom dapat diganti secara mudah dengan melepaskan
fitting di dalam oven. Fitting ini tidak hanya memudahkan penggantian fasa diam yang
berbeda, tetapi juga mengijinkan operator mengganti kolom yang lebih panjang yang berisi
fasa diam yang sama. Ide penggantian kolom yang lebih panjang adalah memberikan
kesempatan kontak lebih lama antara campuran komponen dengan fasa diam yang pada
gilirannya memperbaiki pemisahan. Interaksi campuran komponen dengan cairan fasa diam
memainkan peran kunci dalam proses pemisahan sehingga sifat-sifat fasa diam menjadi
penting. Berbagai jenis kolom biasanya menyebutkan nama komersialnya, komposisi, dan
klasifikasi senyawa untuk penggunaannya (kaitannya dengan polaritas).

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 14


December 30, 2013 [MAKALAH ]

Ada 2 jenis kolom yang digunakan dalam kromatografi gas secara umum, yaitu kolom
jejal (packed columns) dan kolom tubuler terbuka (open tubular columns). Kolom jejal
(packed columns) adalah kolom metal atau gelas yang diisi bahan pengepak terdiri dari
penunjang padatan yang dilapisi fase cair yang tidak menguap (untuk kromatografi gas-
padatan). Kolom tubuler terbuka sangat berbeda dengan kolom jejal, yaitu gas yang mengalir
sepanjang kolom tidak mengalami hambatan, karena kolomnya merupakan tabung tanpa
bahan pengisi.
Kolom jejal umumnya mempunyai panjang yang berkisar antara 0,7 sampai 2 meter,
sedangkan kolom tubuler terbuka dapat mempunyai panjang dari 30 sampai 300 meter.
Kolom yang panjang ini biasanya dibuat dalam bentuk melilit bergulung seperti spiral.
Kemampuan memisahkan komponen per meter kolom pada kolom tubuler terbuka
tidak jauh berbeda dengan pemisahan pada kolom jejal. Meskipun demikian, penggunaan
kolom yang sangat panjang bersama-sama dengan waktu analisis yang relatif cepat
merupakan alat penolong yang berharga bagi para ahli kimia untuk dapat memisahkan
komponen-komponen yang perbedaannya kecil didalam sifat-sifat fisiknya.
Ada 2 jenis kolom tubuler terbuka, yaitu WCOT (Wall Coated Open Tubular Columns)
dan SCOT (Support Coated Open Tubular Columns).

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 15


December 30, 2013 [MAKALAH ]

4. Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari
kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih
tinggi. Detektor harus dapat dipercaya dan mudah digunakan. Fungsi umumnya mengubah
sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik tersebut
diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram. Detektor yang diinginkan adalah
detektor yang mempunyai sensitifitas yang tinggi, noisenya rendah, responnya linear, dapat
memberikan respon dengan setiap senyawa, tidak sensitif terhadap perubahan temperatur dan
kecepatan aliran dan juga tidak mahal harganya.
Detektor dalam GC digunakan untuk memunculkan sinyal listrik hasil elusi gas pembawa
dari kolom. Berbagai jenis detektor dibuat untuk melakukan deteksi. Tidak hanya berupa
variasi disain, tapi juga variasi sensitivitas dan selektivitas. Sensitivitas mengacu pada
kuantitas terkecil komponen campuran di mana sensitivitas menghasilkan sinyal yang masih
teramati. Sementara, selektivitas mengacu pada jenis senyawa di mana sinyalnya dapat
dimunculkan. Detektor yang umum digunakan:
 Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)
Prinsip kerja TCD :
Berdasarkan perbedaan daya hantar panas, relatif terhadap gas pembawa. Filament
dipanaskan, dimana suhu filament tergantung pada konduktivitas panas gas di sekelilingnya.
Konduktivitas panas efluen kolom lebih rendah (karena adanya sampel). Adanya sampel
melewati kolom menyebabkan jembatan Wheatstone tak seimbang sehingga terjadi signal.
TCD berdasar atas prinsip, suatu benda yang panas akan kehilangan panasnya pada suatu
kecepatan yang tergantung kepada komposisi gas di sekitarnya. Jadi, kecepatan hilangnya
panas itu dapat digunakan sebagai ukuran tentang komposisi gas. Gas pembawa yang
mengandung sample atau analit masuk ke dalam kolom, maka konduktivitas gas akan turun
dan suhu filamen akan meningkat serta resistansi. Lewatnya sampel melalui kolom
menyebabkan Jembatan Wheatstone yang tak seimbang sehingga terjadi signal yang terbaca
pada detektor.
 Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)
Prinsip kerja detector FID :
Senyawa yang terbawa fasa gerak diionisasi dengan nyala (H2 + O2 / udara). Perubahan
arus akibat ionisasi diukur sebagai respon analit. Tidak senstif terhadap karbon yang
teroksidasi penuh. FID merupakan detektor yang paling luas penggunaannya, bahkan
dianggap sebagai detektor yang universal untuk analisis obat dalam cairan biologis
PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 16
December 30, 2013 [MAKALAH ]

menggunakan GLC. Pada detector ini, komponen-komponen sampel yang keluar dari kolom
dibakar dalam nyala (campuran gas hidrogen dan udara atau oksigen). Sejumlah besar ion
yang terbentuk dalam nyala masuk ke dalam celah elektrode dan menurunkan tegangan listrik
dari celah elektrode mula-mula. Penurunan tegangan ini yang kemudian dicatat sebagai sinyal
oleh rekorder. Intensitas sinyal ini berbanding lurus dengan konsentrasi solute dalam gas
pembawa.
 Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)
Prinsip kerja detector ECD :
Mekanisme deteksi melibatkan emisi partikel radioaktif (β) dari 63Ni. Partikel β
menghasilkan elektron termal dari gas pembawa. Berdasarkan penangkapan elektron termal
oleh molekul sampel. Pada ECD terdapat pemancar radioaktif β, seperti 3H atau 63Ni yang
akan mengionisasi gas pembawa. Aliran elektron sebagai hasil ionisasi gas pembawa
(nitrogen atau argon/methan) dalam ECD memberikan sinyal yang berupa baseline suatu
kromatogram. Bila kemudian suatu senyawa masuk ke dalam detektor, sebagian dari elektron
tersebut akan ditangkap oleh senyawa sebelum mereka mencapai plat detektor. Ini
mengakibatkan aliran arus listrik dalam detektor berkurang, yang oleh rekorder akan dicatat
sebagai suatu peak.
 Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)
 Detektor nyala alkali
 Detektor spektroskopi massa

Detektor yang peka terhadap senyawa organik yang mengandung fosfor adalah FID,
ECD, dan FPD. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector – ECD). Pada
penetapan ini, digunakan detektor penangkap elektron. Detektor ini merupakan modifikasi
dari FID yaitu pada bagian tabung ionisasi. Dasar dari ECD ialah terjadinya absorbsi e- oleh
senyawa yang mempunyai afinitas terhadap e- bebas (senyawa-senyawa elektronegatif).
Dalam detektor gas terionisasi oleh partikel yang dihasilkan dari 3H atau 63Ni. Detektor ini
mengukur kehilangan sinyal ketika analit terelusi dari kolom kromatografi. Detektor ini peka
terhadap senyawa halogen, karbonil terkoyugasi, nitril, nitro, dan organo logam, namun tidak
peka terhadap hidrokarbon, ketone, dan alkohol.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 17


December 30, 2013 [MAKALAH ]

Tabel 2: Beberapa jenis detektor GC


Detectable compounds Minimum detectable
Jenis Detector
(Selektivitas) amount (Sensitivitas)
Thermal Conductivity All compounds other than the 10 ppm
Detector (TCD) carrier gas (10 ng)
Flame Ionization Detector Organic compounds ppm
(FID) (0.1 ng)
Electron Capture Detector Organic halogen compounds ppb
(ECD) Organic metal compounds (0.1 pg)
Flame Thermionic Organic nitrogen compounds 1ppb (1 pg)
Detector (FTD) Organic phosphorous 0.1 ppb (0.1 pg)
compounds
Flame Photometric Inorganic, organic sulfur 10 ppb
Detector (FPD) compounds (10 pg)
Inorganic, organic
phosphorous compounds
Surface Ionization Level 3 amine compounds ppb (0.1 pg)
Detector (SID) Polycyclic aromatics 1 ppb (1 pg)

5. Recorder (pencatat)
Recorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui
elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat
dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan
waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area
maupun tinggi dari kromatogram (Hendayana, 2001). Sinyal analitik yang dihasilkan
detektor dikuatkan oleh rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh rekorder atau sistem
data. Sebuah rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di
atas kertas tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga
posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran penguat sinyal detektor.
Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola yang sesuai
dengan kondisi sampel dan jenis detektor yang digunakan.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 18


December 30, 2013 [MAKALAH ]

Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah elektrometer yang dihubungkan dengan


sirkuit pengintregrasi yang bekerja dengan menghitung jumlah muatan atau jumlah energi
listrik yang dihasilkan oleh detektor. Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram
dengan data luas pik atau tinggi pik lengkap dengan biasnya.
Sistem data merupakan pengembangan lebih lanjut dari rekorder dan elektrometer dengan
melanjutkan sinyal dari rekorder dan elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat
(CPU,Central Procesing Unit).

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 19


December 30, 2013 [MAKALAH ]

Metoda Analisis

Bila volum atau konsentrasi dari masing-masing komponen yang terpisah sudah tertentu,
hal itu disebut penentuan volumetrik (volumetric determination). GC didasarkan pada prinsip
bahwa komponen target yang terdeteksi adalah murni karena sudah dipisahkan dari
komponen-komponen lain dalam cuplikan. Bila pemisahan ini betul-betul sempurna,
volumnya (konsentrasinya) dapat ditentukan dengan tingkat keakuratan yang sangat tinggi.

Berikut 4 pokok metoda analisis (penentuan volumetrik) yang digunakan dalam GC:

1. Metoda persentase luas permukaan (surface area percentage method)

2. Metoda pengaturan persentase luas permukaan (adjusted surface area percentage


method)

3. Metoda kurva kalibrasi absolut (absolute calibration curve method)

4. Metoda internal standard (internal standard method)

Keuntungan dan kekurangan masing-masing metoda di atas dan pemilihan metodanya


menjadi penting dalam mempertimbangkan analisis yang ingin dihasilkan.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 20


December 30, 2013 [MAKALAH ]

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan
1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan
yang tinggi.
3. Gas mempunyai vikositas yang rendah .
4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis
relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat
beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
Kekurangan
1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah
besar. Pemisahan pada tingkat [mg] mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat [gram]
mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat [pon] atau [ton] sukar dilakukan
kecuali jika ada metode lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase
diam dan zat terlarut.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 21


December 30, 2013 [MAKALAH ]

Aplikasi Penggunaan

a. Pada Bidang Bioteknologi


Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar.
Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein.
Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified
(dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmacy. Kromatografi juga bisa
diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat,
lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.
Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini,
selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai
data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol
kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.
b. Pada Bidang Klinik
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat
mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat
diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui
konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan
fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu
penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting
terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti
spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja
ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan
teknik kromatografi.
Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama dalam
membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan
manusia secara umum.
c. Pada Bidang Forensik
Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama dilihat
dari segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa Black September
Tragedy mengguncang Amerika pada tanggal 11 September 2001 yang ditandai dengan
runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah Amerika Serikat. Demikian halnya di
PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 22
December 30, 2013 [MAKALAH ]

Indonesia yang marak dengan aksi peledakan bom yang terjadi di mana-mana. Perhatian
dunia pun akhirnya mulai beralih dengan adanya peristiwa-peristiwa pengeboman/peledakan
tersebut ke bahaya explosive (bahan peledak) dengan peningkatan yang cukup tajam.
Kini kromatrografi menjadi hal yang sangat penting dalam menganalisis berbagai
bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak. Hal ini didorong karena dengan
semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja bahan peledak, maka akan makin
mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian keamanan untuk mengatasi daerah-daerah
yang terkena ledakan serta antisipasi meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan
mengena tubuh manusia di sekitar lokasi ledakan. Lebih jauh lagi, efek negatifnya terhadap
lingkungan juga bisa segera diketahui.
Pada dasarnya setiap bahan peledak, baru akan meledak jika terjadi benturan,
gesekan, getaran atau adanya perubahan suhu yang meningkat. Dengan terjadinya hal-hal
seperti ini, memberikan peluang bahan peledak tersebut berubah manjadi zat lain yang lebih
stabil yang diikuti dengan tekanan yang tinggi, yang bisa menghasilkan ledakan dahsyat atau
bahkan munculnya percikan api.
Ada banyak bahan kimia yang biasa digunakan dalam bahan peledak, baik bahan
peledak yang kerkekuatan tinggi maupun rendah, beberapa diantaranya adalah 2,4,6-
trinitrotoluene (TNT), siklonit (RDX), tetril, pentaeritritol tetranitrat (PETN) dan tetritol
serta beberapa anion lain seperti perklorat, klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate dan tiosianat.
Bisa dikatakan bahwa analisis organic ion (ion organik) dan inorganic ion (ion anorganik)
memainkan peranan yang sangat penting pada saat investigasi lokasi ledakan bom
berlangsung. Pendeteksian ion-ion anorganik misalnya, setelah pengeboman berlangsung,
akan memberikan harapan karena tidak semua material dari bahan peledak tersebut ikut
meledak pada saat terjadi ledakan.
Bahan-bahan anorganik seperti klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate, tiosianat, dan
perklorat adalah bahan-bahan kimia yang biasa digunakan sebagai oksidator untuk low
explosive (bahan peledak berkekuatan rendah).
Pada gambar 1A di bawah ini adalah kromatogram dari analisis menggunakan metode
kromatografi ion pada sampel standar yang telah diketahui ion-ionnya serta konsentrasi yang
terkandung di dalamnya dan gambar 1B adalah kromatogram dari ekstrak serpihan sebuah
ledakan bom.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 23


December 30, 2013 [MAKALAH ]

Gambar 1A: Sampel standar yang diketahui anion dan konsentrasinya : (1) Cl-, (2) NO2-, (3)
ClO3-, (4) NO3-, (5) SO4-2, (6) SCN- dan (7) ClO4-

Gambar 1 B: Kromatogram dari ekstrak serpihan sebuah ledakan : (1) Cl-, (2) ClO3-, (3)
SO4-2 dan (4) puncak yang tidak diketahui 1).

Gambar 1 A dan 1B. Perbandingan kromatogram dari sebuah analisis menggunakan teknik
kromatografi ion.

d. Dalam bidang lingkungan


Dalam masalah lingkungan, sebagai konsekuensi majunya peradaban manusia, berarti
permasalahan pun semakin “maju”. Salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang dan utamanya negara maju adalah persoalan global warming
(pemanasan global). Menurut survei National Institute for Environmental Studies, Japan,

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 24


December 30, 2013 [MAKALAH ]

tahun 2006 lalu, bahwa masyarakat di Jepang memperkirakan tingkat pemanasan global
merupakan masalah lingkungan paling serius dan tingkatannya hampir 7 kali lipat dari satu
dekade yang lalu saat polling kali pertama dilakukan pada tahun 19972). Seiring dengan hal
itu, permasalahan lingkungan pun semakin meningkat. Di sinilah, teknik kromatografi
mengambil peran paling penting dalam environmental analysis (analisis lingkungan) ini.
Pada dasarnya permasalahan lingkungan bisa dibagi ke dalam 3 bagian : water
hygiene, soil hygiene dan air hygiene. Sebagai contoh, kualitas air (misal : air ledeng, air
sungai, air danau, air permukaan) dapat diketahui salah satunya dengan mengetahui jenis
anion dan kation yang terkandung dalam sampel air tersebut sekaligus jumlahnya. Apakah
mengandung logam-logam berbahaya atau tidak.
Demikian halnya pada daerah yang terkena acid rain (hujan asam). Antisipasi dini
dapat dilakukan dengan mengetahui secara dini kandungan sulfate ion, SO42- (ion sulfat) dan
nitrogen trioxide ion, NO3- (nitrogen trioksida) yang terdapat dalam air hujan tersebut.
Terbentuknya hujan asam disebabkan gas sulfur oxide, SOx dengan uap air dan membentuk
asam sulfat (H2SO4), demikian pula nitrogen oxide NOx dapat membentuk asam nitrat
(HNO3) di udara. Reaksi-rekasi ini mengambil waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari di
udara hingga akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam.
Di beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika, Eropa, Kanada, dan beberapa
negara lainnya, monitoring udara dan air hujan menjadi sangat penting tidak hanya untuk
memperkirakan efek dari polusi itu tapi yang lebih penting lagi adalah memonitor progress
(perkembangan) control polusi dari global ecology (ekologi global).
Kontrol kondisi air hujan ini menjadi penting karena beberapa efek yang fatal yang
mungkin bisa terjadi, di antaranya jatuhnya hujan asam dapat meningkatkan keasaman danau,
sungai, bendungan yang pada akhirnya mungin dapat menyebabkan kematian pada kehidupan
air. Demikian pula keasaman pada tanah dapat meningkat dan merembes ke air permukaan
tanah yaitu sumber air minum sehari-hari.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 25


December 30, 2013 [MAKALAH ]

Gambar 2 mengilustrasikan sebuah kromatogram dari analisis air hujan yang diambil dari
salah satu kota besar di Jepang dalam rangka memonitor kandungan anion sebagai penyebab
utama terjadinya hujan asam.

Gambar 2. Pemonitoran kandungan anion dalam sampel air hujan. Sampel A menunjukkan
kromatogram untuk standar sampel yang diketahui ion dan konsentrasinya : (1) 0.6 mM Cl- ;
(2) 0.2 mM SO42- dan (3) 0.2 mM NO3- . Sampel B menunjukkan kromatogram untuk sampel
air hujan

e. Aplikasi pada bidang yang lain


Sebenarnya masih sangat banyak aplikasi kromatografi dalam bidang-bidang
keilmuan lainnya. Beberapa aplikasi tersebut misalnya dalam industri kertas, pertambangan,
proses logam, petrokimia, pertanian, kedokteran dan lain-lain. Contohnya saja pada industi
oil and gas seperti di PT Badak NGL, kromatogragi gas sangat berguna untuk menentukan
besarnya HHV dari produk LNG.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 26


December 30, 2013 [MAKALAH ]

Kesimpulan

Kromatografi gas adalah teknik pemisahan yang didasarkan atas sampel di antara
suatu fase gerak yang bisa berupa gas dan fase diam yang juga bisa berupa caira ataupun
suatu padatan. Prinsip utama pemisahan dalam kromatografi gas adalah berdasarkan
perbedaan laju migrasi masing-masing komponen dalam melalui kolom. Komponen-
komponen yang terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari nilai waktu retensinya (Tr).
Aplikasi penggunaan dari kromatografi gas sangat beragam antara lain pada bidang
industri oil and gas, petrokimia, bidang bioteknologi, klinik, forensik, lingkungan, dan
industri lainnya seperti industri kertas, pertambangan, proses logam, pertanian, kedokteran.

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 27


December 30, 2013 [MAKALAH ]

Daftar Pustaka
http://pikanurropiah88.mhs.unimus.ac.id/files/2012/07/kromatografi-gas1.pdf
http://eskrimsandwich.blogspot.com/2013/05/gas-kromatografi.html
http://www.sodiycxacun.web.id/2010/01/kromatografi-gas.html
http://yi2ncokiyute.blogspot.com/2010/12/kromatografi-gas.html
http://apryshinsetsuboy.blogspot.com/2010/12/kromatografi-gas-dan-aplikasinya-pada.html
http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/oleh-najiullah-2007-kromatografi-gas-i.html
http://sanagory.blogspot.com/2012/02/sejarah-kromatografi.html
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/01/sejarah-penemuan-dan-perkembangan-alat.html
http://helnidanainggolan.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://www.sodiycxacun.web.id/2010/01/kromatografi-gas.html
http://asisulkimia.blogspot.com/p/kromatografi-gasasisul.html
https://www.academia.edu/4968980/KROMATOGRAFI_GAS_GAS_CHROMATOGRAPH
Y_GC_
http://bisontampan.blogspot.com/2013/04/gas-kromatografi.html
http://rachmakimhunter.blogspot.com/p/kimia-analitik.html
http://www.batan.go.id/ptbn/php/pdf-publikasi/Urania-Old-
PDF/urania_23_24_pdf/1_PENGENALAN%20ALAT%20BAMBANG%20W.pdf
http://echechemis308.blogspot.com/2012/02/makalah-analisis-instrumen.html
http://wocono.files.wordpress.com/2013/03/gc.jpg
http://1.bp.blogspot.com/_jKTWR6_fBgg/TRR0FrmsULI/AAAAAAAAABE/uQpeWNGQu
3w/s1600/kolom+packing.jpg
http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2010/09/gambar-18.4.jpg
http://laskarvck.wordpress.com/kromatografi-gas/
http://www.scribd.com/doc/125576169/Kromatografi-Dan-Aplikasinya-Pada-Bidang-
Lain#download
http://rachmakimhunter.blogspot.com/p/kimia-analitik.html
http://www.fbi.gov/hq/lab/fsc/backissu/april2001/mmiller.html
http://mdn.mainichi-msn.co.jp/national/news/20070109p2a00m0na026000c.html
http://www.tosohbioscience.com/biohome.html
http://www.metrohm-peak.com/
http://www1.dionex.com/en-us/index.html
http://www.krict.re.kr/english/e_equip/e_equ_a00.php

PT BADAK NGL - LNG ACADEMY | GAS PROCESSING - MELLY CHANDRA FRAYEKTI 28

Anda mungkin juga menyukai