Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting

dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebuah proses belajar mempunyai

unsur-unsur yang penting di dalamnya yang berpengaruh terhadap hasil belajar itu

sendiri. Dalam suatu proses belajar pasti ada hambatan-hambatan dan masalah yang

dihadapi oleh siswa. Masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir dengan berbagai

cara atau metode. Salah satunya adalah dengan cara menguasai keterampilan -

keterampilan belajar.

Penguasaan terhadap cara - cara belajar yang baik sebetulnya memberikan

gambaran tentang bagaimana penguasaan siswa terhadap keterampilan belajar, karena

dengan menguasai keterampilan belajar, siswa akan menyadari bagaimana cara belajar

yang baik sehingga menjadi lebih bertanggungjawab terhadap cara belajarnya karena

keterampilan belajar, akan menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan

konseling. Peningkatan keterampilan belajar merupakan salah satu aspek

pengembangan diri siswa yang menjadi tujuan dari pelayanan bimbingan dan

konseling.

Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang membantu siswa

mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar, keterampilan

belajar, serta berbagi aspek tujuan kegiatan belajar lainnya adalah melalui layanan

penguasaan konten. Layanan penguasaan konten diberikan agar dapat membantu

siswa mengembangkan keterampilan belajar sehingga memiliki kecakapan yang baik

dalam belajar secara efektif dan efisien.


Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan

adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat

melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian

pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga

tidak sapat dikatakan terampil (Soemarjadi, 1991:2). Sedangkan Surya (1992: 28)

mengungkapkan bahwa keterampilan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat

neuromuscular, artinya menuntut kesadaaran yang tinggi. Dibandingkan dengan

kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan yang lebih membutuhkan perhatian serta

kemampuan intelektualitas, selalu berubah dan sangat disadari oleh individu.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan belajar merupakan

suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh, mempertahankan, serta

mengungkapkan pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan.

Dalam memperoleh keterampilan belajar, siswa akan menyadari bagaimana cara belajar

yang terbaik sehingga menjadi lebih bertanggungjawab terhadap kegiatan belajarnya.

Di sekolah keterampilan-keterampilan itu ada yang diperoleh melalui proses

belajar mengajar yang diberikan oleh guru mata pelajaran tertentu, dan ada pula yang

diperoleh siswa melalui guru pembimbing yang disebut layanan bimbingan dan

konseling (BK). Secara formal layanan bimbingan dan konseling adalah salah satu

komponen yang bertanggung jawab untuk melayani siswa dalam mengembangkan

keterampilan-keterampilan tersebut di sekolah. Selain itu, juga sebagai muara akhir

dari keberhasilan program pendidikan pada umumnya dan program bimbingan dan

konseling pada khususnya adalah pada saat siswa berhasil dalam bidang akademik

yang ditunjukkan dengan dikuasainya keterampilan belajar sehingga siswa mampu

mengembangkan diri dan merencanakan masa depan serta memiliki keterampilan yang

bagus dalam belajarnya.

Keterampilan belajar dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan individu

dalam aspek terpenting dalam belajar; pertama untuk lebih memahami konsep belajar
untuk belajar, dan yang kedua menekankan implikasi praktis dari konsep tersebut pada

aplikasi nyata dalam aktivitas sehari-hari seperti proses belajar mengajar, training,

konseling, pengembangan program dan melaksanakan program di dalam lingkup

akademik.

B. Telaah Pustaka yang Digunakan

Telaah pustaka yang digunakan oleh penulis yaitu dari jurnal jurnal yang

berkaitan dengan Meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa sesuai dengan teori/materi

yang di ajarkan oleh ibu dosen pengampu mata kuliah psikologi ini.
BAB III

METODE PELAKSANAAN DAN GAMBARAN UMUM

A. Metode Pelaksanaan

Metode yang dilakukan dalam meningkatkan keterampilan belajar siswa

tersebut adalah dengan metode mengutip dari beberapa jurnal mengenai cara

meningkatkan keterampilan belajar siswa. Menurut jurnal – jurnal tersebut ada

beberapa ide – ide pokok atau cara – cara yang dilakukan untuk meningkatkan

keterampilan belajar siswa. Dimulai dari faktornya, jenis – jenis bahkan cara/solusi

yang tepat untuk diterapkan oleh para tenaga pendidik nantinya.

B. Gambaran Umum

Dalam hal ini siswa perlu diberi perlakuan agar timbul motivasi belajar pada diri

siswa yaitu diciptakan suatu kondisi tertentu sehingga siswa tergerakkan untuk belajar.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor baik dari dalam diri

siswa maupun dari luar misalnya keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat dan

terutama guru. Salah satunya persepsi dari masyarakat terhadap matematika bahwa

matematika itu sulit juga berdampak terhadap motivasi siswa terhadap pembelajaran

matematika. Selain itu, faktor utama yang mempengaruhi motivasi adalah guru. Model

pembelajaran, metode pembelajaran yang dilakukan guru sangat mempengaruhi

motivasi siswanya dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan dari hasil jurnal yang ada, faktor yang membuat seorang siswa

tidak menyukai mata pelajaran matematika terjadi dari faktor dalam dirinya yang

mengatakan sulit dan bosan jika sudah ditanamkan dalam diri sulit, maka siswa

menjadi tidak peduli dengan apa yang disampaikan guru dan tidak mengikuti mata

pelajaran matematika dengan sungguh – sungguh, jadi motivasi mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika. Dalam hal ini, guru harus
mampu meningkatkan motivasi dalam pembelajaran matematika dengan menyajikan

matematika sebagai pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Salah satunya

dengan menerapkan pembelajaran yang konstruktif dimana siswa membangun

pengetahuannya dari pengalaman belajar itu sendiri. Pembelajaran yang diberikan

bersifat kontekstual dan menyarankan strategi belajar yang bervariasi serta memastikan

bahwa siswa dapat menerapkan informasi yang luas. Dengan pembelajaran ini,

diharapkan pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan

sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi dalam pembelajaran matematika.

Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran matematika yaitu :

 Dukungan pembelajaran matematika oleh masyarakat terutama pada

sistem, seperti dewan sekolah dan tata usaha (TU), orangtua dan wali,

murid dan industri, pejabat terpilih dan media

 Penciptaan suasana yang positif dalam pembelajaran matematika

 Peningkatan sikap siswa terhadap matematika

 Perhatian untuk keterampilan belajar

 Penyesuaian pekerjaan rumah untuk peningkatan efektivitas

 Pengenalan siswa harus menempatkan pendidikan sebelum pekerjaan

part – time

 Dukungan lebih keterlibatan orangtua/keluarga yang didukung oleh guru

dan sekolah

 Peningkatan bimbingan/penyuluhan siswa

A. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi dalam Kegiatan Belajar di Sekolah

Menurut Sadirman, ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan

motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu memberi angka, hadiah,

saingan/kompetisi, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk

belajar, minat dan tujuan.


 Memberi angka

Memberi angka dalam pembelajaran mempunyai arti penting bagi pelajar.

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar si pelajar

 Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu

demikian. Karena hadiah bukan suatu pekerjaan, mungkin tidak akan

menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk

sesuatu pekerjaan tersebut.

 Saingan/kompetisi

Saingan/kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun

persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

 Memberi ulangan

Para siswa akan lebih giat belajar jika mengetahui akan adanya ulangan.

Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

 Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jika terjadi kemajuan, akan

mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa

grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk

terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

 Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan

baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang

positif sekaligus merupakan motivasi yang baik.


 Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi jika diberikan secara

tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

 Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk

belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala kegiatan yang

tanpa maksud.

 Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul

karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat

merupakan alat motivasi yang pokok

 Tujuan

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab, dengan memahami

tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan

menguntungan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Penelitian Middleton dan Spanias menunjukkan bahwa prestasi belajar

matematika dipengaruhi kuat oleh motivasi. Motivasi memberikan konstribusi pada

kemampuan untuk memecahkan masalah. Komponen motivasi belajar dalam jurnal

tersebut adalah :

 Rasa ingin tahu

Tugas seorang pendidik adalah untuk memelihara keingintahuan siswa

dan menggunakan rasa ingin tahu sebagai motif untuk belajar. Salah

satunya dengan memberikan siswa stimulus yang baru tapi tidak terlalu

berbeda dari apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Menyajikan

stimulus yang benar – benar asing dapat menimbulkan kecemasan

daripada keingintahuan. Penyajian permasalahan matematika harus


berbeda dari permasalahan sebelumnya tetapi dengan tingkatan yang

bertahap.

 Percaya diri

Konsep percaya diri dapat diterapkan untuk belajar siswa. Siswa yang

meragukan kemampuan mereka untuk sukses adalah siswa yang kurang

termotivasi untuk belajar. Memberikan tugas secara berkelompok dan

memberikan kesuksesan awal pada siswa adalah salah satu metode

pengembangan kepercayaan diri siswa.

 Sikap

Setiap pendidik pasti pernah menjumpai siswa yang mempunyai sikap

kurang baik. Dalam pendidikan, pembelajaran memang tidak hanya

dinilai melalui sikap tetapi sikap merupakan salah satu hal yang penting.

Terdapat tiga pendekatan untuk mengubah sikap, yaitu memberikan

pendekatan persuasif, memperkuat perilaku yang sesuai dan mendorong

perpaduan antara kognitif, afektif dan komponen sikap.

 Kebutuhan

Kebutuhan masing – masing siswa sangat bervariasi. Klasifikasi tingkatan

kebutuhan manusia oleh Maslow. Ada lima tingkatan kebutuhan ini :

1. Fisiologis (tingkat bawah)

2. Keselamatan (tingkat rendah)

3. Cinta dan barang – barang (tingkat sedang)

4. Pengahargaan dan penghormatan (tingkat tinggi)

5. Aktualisasi diri (tingkat tinggi)

Motivasi siswa pada tingkatan rendah akan berbeda dengan motivasi

siswa pada tingkatan tinggi. Siswa tidak akan siap untuk belajar jika

kebutuhan tingkat rendah belum terpenuhi.


 Kompetensi

Kompetensi merupakan motif intrinsik untuk belajar yang terkait dengan

kepercayaan diri siswa. Seseorang akan diberi penghargaan bila mereka

melakukan pekerjaan dengan baik. Bagi beberapa siswa sukses dalam

suatu hal belum tentu cukup. Guru tidak boleh hanya memberikan

kondisi dimana siswa dapat berhasil tetapi juga memberikan kesempatan

kepada siswa bahwa mereka mampu menyelesaikan sendiri tugas – tugas

yang menantang, seperti pepatah lama, mengajarkan seseorang untuk

menangkap ikan akan lebih baik daripada memberikan ikan untuk lauk

makan. Demikian pula belajar tanpa proses pemahaman pasti cepat

hilang. Dukungan dari faktor luar, penghargaan dan dorongan penting

bagi siswa untuk mencapai kompetensi. Pencapaian kompetensi itu

sendiri menjadi faktor pendorong instrinsik.

 Motivator eksternal

Dalam pembelajaran matematika, motivasi dan sikap siswa sangatlah

berkaitan, guru harus menyajikan matematika sebagai pembelajaran yang

menarik dan menyenangkan. Selain itu, pembelajaran matematika harus

berkaitan dengan kehidupan sehari – hari siswa dan mencakup materi

yang relevan dengan kebutuhan dan minat siswa. Sikap guru tehadap

matematika juga memepengaruhi sikap siswa, guru harus menyadari

peran model pembelajaran yang baik untuk siswa, sehingga sikap siswa

dan motivasi dalam pembelajaran mempunyai korelasi yang positif

terhadap prestasi belajar matematika.

Guru memberikan pembelajaran matematika dimulai dengan apa yang

diketahui siswa, sehingga siswa cenderung termotivasi karena mereka merasa bisa

terlebih dahulu. Dalam memberikan tugas/pekerjaan rumah mulailah dari soal yang

mudah, sedang dan selanjutnya tugas hendaklah meningkatkan motivasi siswa


misalnya pengerjaan secara berkelompok. Selain itu, guru juga harus menghargai setiap

usaha dari siswa sekecil apapun usaha siswa karena hal itu menunjukkan bahwa siswa

memiliki motivasi terhadap matematika. Guru juga harus memberikan umpan

balik/feedback terhadap tugas, pekerjaan rumah dan ulangan sehingga siswa

mengetahui hasil usaha/prestasinya serta dijadikan sebagai motivasi agar prestasi siswa

lebih meningkat dari sebelumnya.


BAB IV

REKAYASA IDE / IDE YANG DIUTARAKAN

Belajar adalah suatu proses yang selalu dilakukan manusia baik yang disadari

maupun yang tidak yang disadari yang dilakukan setiap saat yang diharapkan

nantinya dapat memberikan perubahan. Proses pembelajaran yang terjadi di sekolah

cenderung berkaitan dengan materi yang berada di sekolah dengan tingkatan tertentu

sesuai jenjangnya.

Dalam belajar, diharapkan akan adanya sebuah hasil yang positif, dengan begitu

seseorang dapat dikatakan berhasil dalam pembelajaran tersebut. Keberhasilan dalam

belajar biasanya tampak dalam diri seseorang dari keterampilan belajarnya.

Keterampilan belajar adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan pembelajaran

dengan baik, dengan caranya sendiri untuk mencapai suatu keberhasilan belajar.

Salah satu aspek yang mempengaruhi keterampilan belajar adalah motivasi

belajar. Seseorang yang memiliki niat yang kuat dalam dirinya untuk belajar cenderung

akan memiliki keterampilan belajar yang tinggi pula. Selain itu, lingkungan siswa juga

mempengaruhi tingkat keterampilan belajar siswa, apabila siswa tersebut

bergaul/ditempatkan pada lingkungan yang negatif, dengan sendirinya siswa itu akan

mulai mengikuti lingkungan negatif dan mengabaikan keterampilan belajarnya. Gaya

belajar juga turut mempengaruhi keterampilan belajar seseorang. Dirinya akan lebih

mudah belajar ketika menggunakan gaya belajar yang sudah tertanam dalam dirinya.

Namun, dalam mengembangkan keterampilan belajar tidak hanya dilakukan

sekali saja melainkan bertahap sedikit demi sedikit kemudian setelah keterampilan

belajar itu terbentuk, keterampilan belajar harus tetap diasah dengan mengikuti

pembelajaran secara terus – menerus karena sejatinya kita sebagai manusia harus

belajar di setiap saat.


Untuk meningkatkan keterampilan belajar siswa, maka seorang pendidik

sebaiknya menanamkan niat pada peserta didiknya agar siswa tersebut mau diarahkan

untuk membentuk keterampilan belajar dalam diri peserta didik. Guru juga harus

mampu mengarahkan siswa untuk tetap berada pada lingkungan yang positif agar

siswa tersebut tidak kehilangan keterampilan belajarnya. Selain itu, guru harus melatih

para siswanya dan mengajarkan siswa/melatih siswa secara berulang agar siswa lebih

paham lagi mengenai suatu materi dan menerapkan cara belajar yang baik.

Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda – beda, menurut kami sebaiknya

untuk meningkatkan keterampilan belajar siswa, siswa dikelompokkan sesuai gaya

belajarnya agar dapat dengan mudah memahami suatu materi dengan pemahaman

yang sama dalam satu kelompok.

Untuk meningkatkan keterampilan belajar siswa, sebaiknya diberikan latihan

berupa soal maupun pembahasan yang berkaitan dengan materi agar siswa lebih

paham lagi dengan materi yang diajarkan dan keterampilannya dalam belajar terus

meningkat.

Anda mungkin juga menyukai