Anda di halaman 1dari 5

 MANAJEMEN KALA II

(MENENTUKAN DIAGNOSIS INPARTU DAN MENILAI KEMAJUAN


PERSALINAN)
1. Mencuci tangan dan menyiapkan alat-alat.
2. Menilai adanya bloody show (darah yang bercampur lendir) yang keluar dari
jalan lahir.
3. Menilai kontraksi uterus : durasi kontraksi, simetris atau tidak, dominasi
fundus, relaksasi, interval antar kontraksi, intensitas kontraksi.
4. Menentukan dilatasi dan ketebalan serviks dengan pemeriksaan bimanual.
5. Menentukan tahap persalinan : fase laten, fase aktif, kala II.
6. Melakukan pemeriksaan DJJ setiap 15 menit selama 1 jam segera setelah
kontraksi uterus berakhir.
7. Melakukan pemeriksaan dalam (vaginal touché) untuk menilai :
a. Kondisi serviks : ketebalan serviks, dilatasi serviks, membran janin,
obstruksi vagina.
b. Kondisi janin : presentasi, penurunan kepala (hodge station), posisi
presentasi, moulage, bagian kecil janin.
8. Mencatat hasil monitoring ke dalam partograf pasien.
9. Menyimpulkan kemajuan persalinan : normal atau abnormal.

 MANAJEMEN KALA II
(PROSES KELAHIRAN KEPALA, BAHU, DAN TUBUH BAYI)
1. Mencuci tangan dan menyiapkan alat-alat.
2. Penolong berada di depan vulva pasien. Pasiendalam posisi litotomi.
3. Menjelaskan kepada pasienbagaimana cara meneran yang benar, yaitu selama
kontraksi ibu diminta untuk menarik nafas dalam, menutup mulut rapat,
kemudian meneran sekeras mungkin.
4. Memberitahu pasienkapan waktu yang tepat untuk meneran.
5. Melakukan episiotomi mediolateral jika diperlukan.
6. Melakukan pertolongan saat bayi akan lahir dengan metode klasik :
a. Pada saat kontraksi uterus dan ibu meneran, kepala bayi berada di vulva
pada diameter 5 cm.
b. Dengan menggunakan ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah tangan
kanan menekan perineum ke kranial. Sementara tangan kiri menahan
defleksi kepala sampai mata, hidung, mulut, dan dagu bayi lahir.
c. Bersihkan cairan dan lendir pada hidung dan mulut bayi.
7. Melakukan pemeriksaan dalam (vaginal touché) untuk menilai kondisi
serviks.
8. Biarkan bayi melakukan rotasi eksternal. Jika diperlukan dokter dapat
membantu rotasi.
9. Pada saat kelahiran bahu bayi, kedua tangan memegang kepala bayi
biparietal. Lalu tarik perlahan ke arah posterior untuk menarik bahu anterior
dan tarik ke arah anterior untuk melahirkan bahu posterior.
10. Pada saat melahirkan tubuh bayi, tarik tubuh bayi sejajar dengan ibu sampai
bayi terlahir lengkap.
11. Letakkan bayi pada perut ibu dilapisi dengan kainlinen steril.
12. Klem tali pusat bayi dnegan kocher pada jarak 5 cm dari perut bayi.
13. Urut tali plasenta ke arah distal (menjauhi bayi) sebelum dipasang klem
kedua pada jarak 2-3 cm dari klem pertama ke arah plasenta (menjauhi bayi).
14. Lakukan pengguntingan tali pusat bayi di antara kedua klem tersebut.
15. Ikat tali pusat dengan benang atau jepit dengan klip khusus yang tersedia.
16. Balut tali pusat dengan kassa steril.

Pedoman Pembelajaran Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah


Palembang. 2019. Modul Penuntun LKK 4 Blok 17 Prosedur Persalinan Normal dan
Episiotomi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
a. Bagaimana Langkah Langkah Menyusun kajian Pustaka?
Jawab:
Ada delapan langkah yang harus ditempuh oleh seorang
peneliti dalam melakukan penelitian studi pustaka, yaitu:

1. Mendaftar semua variable yang perlu diteliti.

2. Mencari setiap variable pada subjek encyclopedia.

3. Memilih deskripsi bahan-bahan yang diperlukan dari


sumber-sumber yang tersedia.

4. Memeriksa indeks yang memuat variable-variable dan topik


masalah yang diteliti.
5. Mencari artikel-artikel,buku-buku, dan biografi yang sangat
membantu untuk mendapatkanbahan-bahan yang relevan
dengan masalah yang diteliti.

6. Setelah informasi yang relevan ditemukan, peneliti kemudian


mereview dan menyusun bahan pustaka sesuai dengan urusan
kepentingan dan relevansinya dengan masalah yang
diteliti.
7. Bahan-bahan informasi yang diperoleh kemudian dibaca,
dicatat, diatur, dan ditulis kembali. Untuk keperluan ini
biasanya peneliti dapat menggunakan dua macam kartu, yaitu
kartu bibliografi dan kartu catatan. Agar dapat dibedakan,
kedua kartu tersebut dapat berbeda namanya. Kartu bibliografi
dibuat untuk mencatat keterangan dengan judul buku, majalah,
surat kabar, dan jurnal. Catatan pada kartu bibliografi berisikan
nama pengarang, judul buku, penerbit, dan tahun
penerbitannya. Sedangkan pada kartu catatan, peneliti dapat
menulis kutipan (quotation) dari tulisan tertentu, saduran,
ringkasan, tanggapan atau komentar peneliti terhadap apa yang
telah dibaca.

Dalam langkah terakhir, yaitu proses penulisan penelitian dari


bahan- bahan yang telah terkumpul dijadikan satu dalam
sebuah konsep penelitian (Sujarweni, V. Wiratna., 2014).
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah
Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

1. Mulailah dengan studi-studi di bidang terkait yang paling akhir dimuat


dalam terbitan-terbitan terbaru dan kemudian bekerjalah mundur ke
terbitan-terbitan sebelumnya.
2. Bacalah abstrak atau ringkasan suatu laporan terlebih dahulu untuk
menetapkan apakah penelitian tersebut relevan dengan masalah
penelitian atau tidak.
3. Sebelum membuat catatan, baca laporan tersebut dengan cepat guna
mengetahui bagian-bagian yang ada kaitannya dengan masalah penelitian.
4. Buatlah catatan langsung pada kartu catatan, karena lebih mudah diseleksi
dan disusun daripada lembaran kertas, amplop dan sebagainya.
5. Tulislah referensi bibliografi secara lengkap untuk setiap karya.
6. Untuk memudahkan pemilihan dan penyusunan, jangan memasukkan
lebih dari satu referensi pada setiap kartu.
7. Memberi tanda bagian mana yang merupakan kutipan langsung dari
pengarang dan bagian mana yang merupakan susunan kata sendiri.
Sebagai tambahan, perlu diingat bahwa sumber bacaan yang akan
digunakan dalam tinjauan pustaka harus dilakukan secara selektif, oleh
karena nya ada dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber
bacaan adalah prinsip kemutakhiran (recency) dan prinsip relevansi
(relevance). Dan secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu sumber acuan umum, yang berupa buku-
buku teks, ensiklopedia dan sejenisnya. Dan sumber acuan khusus, seperti
kepustakaan yang berbentuk jurnal, buletin penelitian, skripsi, tesis,
disertasi dan lain-lain (Soelistyarini, 2013).
Soelistyarini,T.D. 2013. Pedoman Penyusunan Tinjauan Pustaka dalam Penelitian dan
Penulisan Ilmiah. FIB Universitas Airlangga.

1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk


mencari materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait.
2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa
didapatkan dari sumber perpustakaan, jurnal, buku.
3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur
(literature map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi
bibliografi secara lengkap.
4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur,
sesuai dengan urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel
penelitian.
5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis
berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep penting yang berkaitan
dengan topik dan variabel penelitian.
6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik
penelitian yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan
orisinalitas dan pentingnya topik penelitian yang akan dilakukan di
banding dengan literatur yang sudah ada.

Langkah-langkah di atas dapat digunakan untuk menulis kajian pustaka


berbagai jenis metode/pendekatan penelitain. Selain itu juga dapat
mempersempit ruang lingkup penelitian yang di ajukan sehingga rumusan
masalah dan langkah penelitian lebih jelas dan dapat dilakukan dengan
baik (Creswell, 2012).

Creswell, John W. 2012. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Adapun langkah-langkah dalam penelitian kepustakaan (studi pustaka) adalah sebagai


berikut (Mirzaqon et al, 2015).
1) Pemilihan topik
2) Eksplorasi informasi
3) Menentukan fokus penelitian
4) Pengumpulan sumber data
5) Persiapan penyajian data
6) Penyusunan laporan

Mirzaqon, A., Purwoko, B. 2015. Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori


dan Praktik Konseling Expressive Writing. Surabaya: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya.

b. Apa saja jenis dari kajian Pustaka?


c. Apa manfaat dari kajian Pustaka?
d. Apa tujuan kajian Pustaka?
e. Apa saja sumber yang dapat dijadikan kajian Pustaka?

Anda mungkin juga menyukai