Anda di halaman 1dari 3

Nama : Zelika Annisa Putri

Npm : 207011174

Kelas : D-1

A. Kasus

A adalah Direksi dari PT X. Pada jam 09.00 pagi pada tangga 24 Februari2021 menurut
RUPS bahwa A diberhentikan. Namun pada jam 12.00 siang pada tanggal 24 Februari 2021 A
masih melakukan tanda tangan pembayaran berupa cek dan giro pada pihak ke 3.

B. Permasahan
1. Apakah pembayaran PT X dengan pihak ke 3 yang telah ditandatangani oleh A berupa
Giro dan cek adalah sah ? dalam hal para pemegang saham meminta pembatalan.

C. Dasar Hukum ( Peraturan Perundang-Undangan )


1. Undang-undang Nomor 40 tahun 2007
a. Pasal 1 ayat 4
“Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ
perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau
Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini dan atau
anggaran dasar”.
b. Pasal 1 ayat 5
“direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan serta melindungi perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar.
c. Pasal 94 ayat 6
“dalam hal RUPS tidak menetapkan saat mulai berlakunya pengangkatan,
penggantian dan pemberhentian anggota Direksi, pengangkatan, penggantian dan
pemberhentian anggota Direksi tersebut mulai berlaku sejak ditutupnya RUPS”.
d. Pasal 94 ayat 7
“dalam hal terjadi pengangkatan, penggantian dan pemberhentian anggota Direksi,
Direksi wajib memberitahukan perubahan anggota Direksi kepada Menteri untuk
dicatat dalam daftar perseroan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari terhitung
sejak keputusan RUPS”.
e. Pasal 94 ayat 8
“dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud ayat 7 belum dilakukan, Menteri
menolak setiap permohonan yang diajukan atau pemberitahuan yang disampaikan
kepada Menteri oleh Direksi yang belum tercatat dalam daftar Perseroan”.
f. Pasal 97 ayat 6
“atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui
Pengadilan Negeri terhadap anggota Direksi yang karena kelalaian atau kesalahannya
menimbulkan kerugian pada perseroan”.
2. Pasal 1365 KUHPerdata
“tiap perbuatan yang melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seseorang
mewajibkan orang yang karena salahnya meerbitkan kerugian itu mengganti kerugian
tersebut”.

D. Analisa Hukum
 Jika pekerja bertindak melampaui kuasa yang diberikan, perjanjian dapat diminta
pembatalannya akibat ketidakwenangan pekerja tersebut. Melebihi kekuasaan atau
kewenangan yang diizinkan oleh hukum adalah ultra vires. Sesuai dengan doktrin ultra
vires adalah :
a. Perseroan tidak dapat dituntut atas kontrak atau transaksi ultra vires
b. Perseroan tidak dapat mengukuhkan dan melaksanakannya
c. RPUS tidak dapat mengesahkan atau menyetujui tindakan direksi yang melakukan
ultra vires
d. Meskipun pihak ke 3 melakukan transaksi dengan good faith hal itu belum
mencukupi karena untuk melindungi pihak ke 3 dari kontrak atau transaksi yang
mengandung ultra vires.
 Sesuai dengan Pasal 97 ayat 6dijelaskan bahwa :
“atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan
Negeri terhadap anggota Direksi yang karena kelalaian atau kesalahannya menimbulkan
kerugian pada perseroan”.
 Sesuai dengan pasal 97 ayat 6 uu no 40 thn 2007 tentang Perseroan dijelaskan bahwa
para pemegang sahamdapat melaporkan direksi yang melakukan kesalahan dan kelalaian
ke Pengadilan Negeri.
 Perbuatan yang dilakukan oleh Perseroan adalah perbuatan yang dilakukan oleh Direksi
selaku Alter Ego PT sesuai UUPT. Apabila perbuatan tersebut tidak mengandung ultra
vires dan dilakukan untuk dan atas nama Perseroan, maka perbuatan Direksi tersebut
adalah perbuatan tersebut ternyata melanggar hukum dan merugikan orang atau badan
hukum lain, perseroan wajib mengganti kerugian tersebut dan bukan pribadi Direksi.

Anda mungkin juga menyukai