Anda di halaman 1dari 1

TITIEN ANGGRAINI /

G3A021009
Manajemen diet
NERS UNIMUS 2021
Latihan fisik ( Olahraga )
Pemantauan ( Monitoring ) kadar gula darah PENATALAKSANAAN

Terapi Farmakologi

Pendidikan kesehatan
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika
tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
A. AIRWAY
yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur
B. BREATHING
gula darah. Hiperglikemia adalah efek umum dari
C. CIRCULATION Pengkajian Primer PENGERTIAN diabetes yang tidak terkontrol dan dari waktu ke waktu
D. DISABILITY
menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem
E. EXPOSURE
tubuh , terutama pada saraf dan pembuluh darah.
( WHO, 2018 )
1. Identitas klien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang PENGKAJIAN
4. Riwayat Penyakit Dahulu FOKUS
5. Pola Fungsi Kesehatan
Faktor genetic
a. Pola persepsi dan tatalaksana
b. Pola nutrisi dan metabolism
DM tipe Faktor imunologi ( autoimun )
Pengkajian Sekunder I
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan ETIOLOGI Faktor lingkungan
e. Pola hubungan dan peran
f. Pola persepsi dan konsep diri

g. Pola sensori dan kognitif Disebabkan oleh kegagalan relative sel β dan resistensi
DM tipe II insulin
h. Pola reproduksi seksual
i. Pola penanggulangan stress
j. Pola tata nilai dan

Gangguan sekresi insulin adalah penurunan respon glukosa, yang diamati sebelum onset klinis
penyakit. Lebih khusus, gangguan toleransi glukosa (TGT) yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin awal fase responsive glukosa, dan penurunan sekresi insulin tambahan setelah makan
menyebabkan hiperglikemia postprandial. Gangguan sekresi insulin umumnya terjadi secara progresif,
dan perkembangannya melibatkan toksisitas glukosa dan lipo-toksisitas. Bila tidak diobati, ini diketahui
Gangguan Sekresi insulin
menyebabkan penurunan massa sel pankreas. Kerusakan sel β pankreas sangat mempengaruhi
kontrol jangka panjang dari glukosa darah. Sementara pasien dalam tahap awal setelah onset penyakit
terutama menunjukkan peningkatan glukosa darah postprandial sebagai akibat dari peningkatan
resistensi insulin dan penurunan sekresi awal-fase, perkembangan gangguan fungsi sel β pankreas
selanjutnya menyebabkan peningkatan permanen glukosa darah.

Resistensi insulin adalah suatu kondisi di mana insulin dalam tubuh tidak bekerja proporsional cukup
PATOFISIOLOGI untuk konsentrasi darah. Penurunan aksi insulin pada organ utama seperti hati dan otot adalah fitur
patofisiologi umum dari DM. Dalam percobaan mekanisme untuk molekuler kerja insulin menunjukkan
bahwa resistensi insulin berhubungan dengan faktor genetik dan faktor lingkungan (hiperglikemia,
PATHWAYS asam lemak bebas, mekanisme inflamasi, dll). Pada faktor genetik diingat bahwa tidak hanya
mencakup reseptor insulin dan insulin substrat reseptor (IRS) -1 polimorfisme gen yang secara
langsung mempengaruhi sinyal insulin, tetapi juga polimorfisme genetik seperti gen reseptor β3-

DM Resistensi Insulin
adrenergic dan protein uncoupling (UCP) gen, yang terkait dengan obesitas visceral dan peningkatan
resistensi insulin. Glucolipotoxicity dan mediator inflamasi memiliki efek penting pada mekanisme
gangguan sekresi insulin dan penurunan sinyal insulin. Perhatian ini difokuskan pada keterlibatan zat
bioaktif adiposit yang diturunkan (adipokinesis) dan resistensi insulin. Sementara TNF-α, leptin,
resistin, dan asam lemak bebas bertindak sebagai bahan untuk memperbaiki resistensi insulin
sedangkan adiponektin akan membantu meningkatkan resistensi insulin. Cara yang lebih mudah
untuk memperkirakan peningkatan resistensi insulin adalah dengan memeriksa kadar glukosa darah
puasa tinggi insulin, obesitas visceral, hipertrigliseraldemia dll

Kadar glukosa puasa tidak normal


1.) Jelaskan pada pasien tentang tanda-tanda infeksi sepertiadanya Pembengkakan,
panas area sekitar luka.
R : Untuk menambah pengetahuan px. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan
2.) Anjurkan px untuk tidak menggaruk pada area yang gatal dengan menggunakan menjadi dieresis osmotic yang meningkatkan
kuku. pengeluaran urin ( polyuria ) dan timbul rasa haus (
R : Untuk menurunkan potensial cedera kulit. polydipsia)
3.) Monitor tanda-tanda infeksi (adanya kemerahan disekitar luka,terdapat
pembengkakan, panas area sekitar luka).
MANIFESTASI
KLINIK Rasa lapar yang semakin besar ( pilofagia ) , BB
R : Untuk memantau terhadap terjadinya infeksi.
kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan berkurang
4.) Pantau keadaan luka
jaringan ( nekrosis luka gangrene)
R : Untuk mengetahui kedalaman luka dan produksi
Lelah dan mengantuk
pus.
5.) Lakukan perawatan luka dengan teknik
septic. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal,
R : Merawat luka dengan teknik aseptic dapat menjaga kontaminasi mata kabur, impotensi, dan peruritas vulva.
luka.
6.) Lakukan debridement jaringan. kemerahan disekitar
luka
R : Untuk mengangkat jaringan yang sudah mati dan membersihkannya agar tidak Damayanti, S.(2015).Diabetes Mellitus dan Penatalaksanaan keperawatan.Nuha Medika: Yogyakarta.
terjadi infeksi sekunder. Nurarif,H.A & Kusuma H.(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC – NOC
Edisi Revisi Jilid 1.Mediaction Publishing: Yogyakarta.
Herdman, T. Heather.(2018).NANDA-I diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2018-2020.EGC: Jakarta
1.) Jelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang diet yang harus dilakukan.
Putra, K.W.R.(2019). Hangout Diabetes Mellitus.Sidoarjo.
R : Untuk menambah pengetahuan px.
DAFTAR PUSTAKA Setiati, Siti.(2014).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI.Interna Publishing: Jakarta
2.) Anjurkan px untuk makan sedikit tapi sering.
Doenges, M.E.(2012).Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3, Pedoman untuk perencanaan dan
R : Untuk mencegah malnutrisi.
pendokumentasian perawatan pasien.EGC: Jakarta.
3.) Anjurkan px untuk makan selagi hangat. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
R : Untuk meningkatkan nafsu makan px. b.d gangguan keseimbangan insulin, maknan, dan
4.) Pantau intake makanan. aktifitas jasmani
R : Untuk memantau intake makanan.
5.) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian gizi dan diet
R : Untuk memenuhi gizi yang dibutuhkan oleh tubuh px. .

INTERVENSI & RASIONAL


1.) Jelaskan tentang proses penularan penyakit, dan factor yang mempengaruhi
terjadinya infeksi.
R : Untuk menambah pengetahuan px
2.) Anjurkan pasien untuk berperilaku hidup sehat.
R : Untuk mencegah adanya kontaminasi dari kuman dan
bakteri
3.) Ajarkan cara menghindari infeksi seperti cara mencuci tangan yang benar.
R: Untuk melatih ketrampilan px dalam mencegah infeksi. resiko infeksi b.d gangrene meluas
4.) Observasi jumlah leukosit.
R : Untuk mengetahui apakah ada kenaikan atau penurunan jumlah leukosit .
5.) Pantau tanda gejala infeksi seperti adanya kemerahan disekitar luka, terdapat
pembengkakan, panas area sekitar luka.
R : Untuk memantau apakah terjadi tanda gejala infeksi.

1.) Jelaskan pada px dan keluarganya tentang teknik management nyeri.


R: Untuk menambah pengetahuan px.
2.) Anjurkan px melakukan teknik management nyeri secara mandiri apa bila nyeri kambuh
R : Agar px mampu mengontrol nyerinya secara mandiri..
3.) Ajarkan teknik management nyeri yang benar .
R : Untuk melatih ketrampilan px.
nyeri akut b.d iskemik jaringan
4.) Kaji skala nyeri px .
R : Untuk mengetahui tingkatan nyeri px.
5.) Observasi TTV .
R : Untuk mengukur tanda- tanda vital px.
6.) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik .
R : Untuk mengurangi nyeri px

Anda mungkin juga menyukai