Anda di halaman 1dari 7

‫‪Keutamaan Ikhlas‬‬

‫‪khotbahjumat.com/5445-keutamaan-ikhlas.html‬‬

‫‪June 20, 2019‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫ِﺮهُ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إِﻟَ َﻪ إِﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ‬


‫ﻀﻠِ ِﻪ َوإِ ْﺣ َﺴﺎﻧِﻪِ‪ ،‬أَ ْﺣ َﻤ ُﺪ ُه َوأَ ْﺷ ُﻜ ُﺮ ُه َوأَ ْﺳﺘَ ِﻌ ْﯿﻨُ ُﻪ َوأَ ْﺳﺘَ ْﻐﻔ ُ‬
‫اَْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱠﷲِ َﻋﻠَﻰ َﻓ ْ‬

‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ‬


‫ُﺤﻤﱠﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ‪َ ،‬‬
‫ﺻ َﻔﺎﺗِﻪِ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ﻣ َ‬
‫ُﻮﺑِﯿَﺘِ ِﻪ َوإِﻟَ ِﻬﯿَﺘِ ِﻪ َوأَ ْﺳ َﻤﺎﺋِ ِﻪ َو ِ‬
‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ‪ ،‬ﻓِﻲ ُرﺑ ْ‬
‫َﺷﺮﯾ َ‬
‫ِ‬
‫ﺻ َﺤﺎﺑِﻪِ‪َ ،‬و َﺳﻠﱠ َﻢ ﺗَ ْﺴﻠِﯿْﻤﺎً َﻛﺜِﯿ ً‬
‫ْﺮا‬ ‫‪.‬آﻟِ ِﻪ َوأَ ْ‬

‫‪:‬أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ‬

‫‪،‬أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﻨﱠ ُ‬


‫ﺎس‪ ،‬اِﺗﱠ ُﻘ ْﻮا اﷲَ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬

‫‪Ibadallah,‬‬

‫‪Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,‬‬

‫ﻻ ﯾَ ْﻨ ُﻈ ُﺮ إِﻟَﻰ ُ‬
‫ﺻ َﻮ ِر ُﻛ ْﻢ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲﱠُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ‪ :‬إِ ﱠن اﷲَ َ‬
‫ﺎل َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲِ َ‬ ‫ﺿ َﻲ اﷲﱠُ َﻋ ْﻨ ُﻪ َﻗ َ‬
‫ﺎل ‪َ :‬ﻗ َ‬ ‫َﻋ ْﻦ أَﺑِ ْﻲ ُﻫ َﺮﯾ َ‬
‫ْﺮة َر ِ‬
‫ِﻦ ﯾَ ْﻨ ُﻈ ُﺮ إﻟَﻰ ُﻗﻠُ ْﻮﺑِ ُﻜ ْﻢ َو أَ ْﻋ َﻤﺎﻟ ُ‬
‫ِﻜ ْﻢ‬ ‫َو أَ ْﻣ َﻮاﻟ ُ‬
‫ِﻜ ْﻢ َو ﻟَﻜ ْ‬
‫ِ‬

‫‪1/7‬‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada
harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” [HR. Muslim dan
selainnya].

Ibadallah,

Di dalam Al Quran, Allah memuji orang-orang yang ikhlas. Mereka tidak menghendaki
dari amalnya tersebut, kecuali wajah Allah dan keridhaanNya. Tidak terpengaruh dengan
apa-apa yang berada dibalik keridhaan dan pujian manusia. Mereka adalah orang-orang
yang berbuat kebajikan, menolong orang lain dan memberi makan karena mengharap
wajah Allah. Mereka tidak mengharapkan balasan dan ucapan terimakasih dari seorang
pun. Di antara mereka, ada yang berinfaq mencari keridhaan Allah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disuruh bersabar bersama orang-orang yang


selalu berdo`a kepada Allah karena mengharap wajahNya. Mereka itulah yang
disebutkan Allah dalam firmanNya :

ُ ‫ﯿﺮا ﯾ‬ ‫ﻮرا َﻋ ْﯿﻨًﺎ ﯾَ ْﺸ َﺮ ُب ﺑ َﻬﺎ ِﻋﺒَﺎ ُد ﱠ‬


ً ‫اﷲِ ﯾُ َﻔ ﱢﺠ ُﺮوﻧَ َﻬﺎ ﺗَ ْﻔ ِﺠ‬ ً ‫اﺟ َﻬﺎ َﻛ ُﺎﻓ‬ َ ‫س َﻛ‬ ْ َ ‫ار ﯾَ ْﺸ َﺮﺑ‬ َ ْ ‫إ ﱠن‬
َ ‫ُﻮﻓ‬
‫ﻮن‬ ِ َ ‫ﺎن ﻣ‬
ُ ‫ِﺰ‬ ٍ ‫ُﻮن ﻣِﻦ َﻛﺄ‬ َ ‫ْﺮ‬
َ ‫اﻷﺑ‬ ِ
ُ ‫ﯿﺮا إﻧﱠ َﻤﺎ ﻧُ ْﻄ ِﻌﻤ‬ َ ‫ُﻮن ﱠ‬
ْ ‫اﻟﻄ َﻌﺎ َم َﻋﻠَﻰ ُﺣﺒﱢ ِﻪ ﻣ‬ ْ ‫ﯿﺮا َوﯾ‬ َ ‫ﺑِﺎﻟﻨﱠ ْﺬ ِر َوﯾَ َﺨ ُﺎﻓ‬
َ ‫ﻮن ﯾَ ْﻮ ًﻣﺎ َﻛ‬
‫ُﻜ ْﻢ‬ ِ ً ‫ِﺴﻜِﯿﻨًﺎ َوﯾَﺘِﯿ ًﻤﺎ َوأ ِﺳ‬ َ ‫ُﻄ ِﻌﻤ‬ ً ‫ُﺴﺘَ ِﻄ‬
ْ ‫َر ُه ﻣ‬
‫ﺎن ﱡ‬

ً ‫ُﻮﺳﺎ َﻗ ْﻤ َﻄ ِﺮ‬ ُ ‫ﻮرا إﻧﱠﺎ ﻧَ َﺨ‬ ُُ ُ ‫ﱠ‬


‫ﯾﺮا‬ ً ‫ﺎف ﻣِﻦ ﱠرﺑﱢﻨَﺎ ﯾَ ْﻮ ًﻣﺎ َﻋﺒ‬ ِ ً ‫ﻟِ َﻮ ْﺟ ِﻪ اﷲِ َﻻ ﻧُ ِﺮﯾ ُﺪ ﻣِﻨﻜ ْﻢ َﺟ َﺰا ًء َو َﻻ ﺷﻜ‬

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan, minum dari gelas (berisi minuman)
yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga); yang daripadanya
hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.
Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang adzabnya merata dimana-
mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak
yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu
hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari
kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan adzab (yang
datang) dari Rabb kami, pada suatu hari; yang (pada hari itu orang-orang bermuka)
masam, penuh kesulitan. [Al-Insan/76: 5-10].

َ َ‫ﻧﻔ ِﺴ ِﻬ ْﻢ َﻛ َﻤﺜَ ِﻞ َﺟﻨﱠ ٍﺔ ﺑِ َﺮ ْﺑ َﻮ ٍة أ‬


‫ﺻﺎﺑَ َﻬﺎ َواﺑِ ٌﻞ َﻓﺂﺗَ ْﺖ‬ ُ َ‫اﷲِ َوﺗَ ْﺜﺒِﯿﺘًﺎ ﱢﻣ ْﻦ أ‬
‫ﺎت ﱠ‬ َ ‫ﻮن أَ ْﻣ َﻮاﻟَ ُﻬ ُﻢ ا ْﺑﺘِ َﻐﺎ َء َﻣ ْﺮ‬
ِ ‫ﺿ‬ َ ‫َو َﻣﺜَ ُﻞ اﻟﱠﺬ‬
َ ‫ِﯾﻦ ﯾُﻨﻔ ُِﻘ‬

‫ﯿﺮ‬
ٌ‫ﺼ‬ َ ُ‫ُﺼ ْﺒ َﻬﺎ َواﺑِ ٌﻞ َﻓ َﻄ ﱞﻞ ۗ َواﷲﱠُ ﺑِ َﻤﺎ ﺗَ ْﻌ َﻤﻠ‬
ِ َ‫ﻮن ﺑ‬ ِ ‫ْﻦ َﻓﺈِن ﻟﱠ ْﻢ ﯾ‬ ِ ‫أُ ُﻛﻠَ َﻬﺎ‬
ِ ‫ﺿ ْﻌ َﻔﯿ‬

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari


keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di
dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua
kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan
Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.[Al-Baqarah/2:265]

2/7
‫ﺎك َﻋ ْﻨ ُﻬ ْﻢ ﺗُ ِﺮﯾ ُﺪ ِزﯾﻨَ َﺔ‬
َ َ‫ون َو ْﺟ َﻬ ُﻪ ۖ َو َﻻ ﺗَ ْﻌ ُﺪ َﻋ ْﯿﻨ‬
َ ‫ُﺮﯾ ُﺪ‬ ْ ْ
ِ ‫ﻮن َرﺑﱠﻬُﻢ ﺑِﺎﻟ َﻐﺪَا ِة َواﻟ َﻌ ِﺸ ﱢﻲ ﯾ‬ َ ‫اﺻﺒِ ْﺮ ﻧَ ْﻔ َﺴ َﻚ َﻣ َﻊ اﻟﱠﺬ‬
َ ‫ِﯾﻦ ﯾَ ْﺪ ُﻋ‬ ْ ‫َو‬
‫ﺎن أَ ْﻣ ُﺮ ُه ُﻓ ُﺮ ًﻃﺎ‬ ْ ‫ْاﻟ َﺤﯿَﺎ ِة اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ ۖ َو َﻻ ﺗُ ِﻄ ْﻊ َﻣ ْﻦ أَ ْﻏ َﻔ ْﻠﻨَﺎ َﻗ ْﻠﺒَ ُﻪ َﻋﻦ ذ‬
َ ‫ِﻛ ِﺮﻧَﺎ َواﺗﱠﺒَ َﻊ َﻫ َﻮا ُه َو َﻛ‬

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Rabb-nya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya. Dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharap perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta
menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaannya itu melewati batas. [Al-Kahfi/18:28].

Ibadallah,

Di antara keutamaan ikhlas dan buah darinya adalah:

Pertama: Seseorang yang ikhlas dan beramal karena Allah, maka di dunia dia akan
dapat bertawassul kepada Allah dengan amalnya yang ikhlas karena Allah itu, agar dia
selamat dari setiap kesulitan dan kesusahan serta musibah yang menimpanya.

Di dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari sahabat
Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, dikisahkan tentang tiga orang yang
terpaksa bermalam di dalam gua, kemudian tiba-tiba ada sebuah batu besar jatuh dari
atas gunung hingga menutup pintu gua itu. Lalu mereka berkata, bahwa tidak ada yang
dapat menyelamatkan mereka, melainkan mereka harus berdo’a kepada Allah dengan
(menyebutkan) amal mereka yang paling shalih, …… kemudian mereka menyebutkan
amal mereka masing-masing yang ikhlas karena Allah, agar batu itu bergeser dan
mereka dapat keluar. Dengan pertolongan Allah, mereka dapat keluar dari gua tersebut.

Kedua: Selamatnya Nabi Yusuf Alaihissallam dari godaan wanita yang akan
menjerumuskannya pada perzinaan disebabkan pertolongan Allah Azza wa Jalla dan
keikhlasannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ْ ‫اﻟﺴﻮ َء َو ْاﻟ َﻔ ْﺤ َﺸﺎ َء ۚ إِﻧﱠ ُﻪ ﻣ‬


‫ِﻦ ِﻋﺒَﺎ ِدﻧَﺎ‬ ‫ف َﻋ ْﻨ ُﻪ ﱡ‬
َ ‫ﺼ ِﺮ‬ َ ‫ﺎن َرﺑﱢ ِﻪ ۚ َﻛ َﺬﻟ‬
ْ َ‫ِﻚ ﻟِﻨ‬ ْ ‫ﱠﺖ ﺑِ ِﻪ ۖ َو َﻫ ﱠﻢ ﺑِ َﻬﺎ ﻟَ ْﻮ َﻻ أَن ﱠرأَى ﺑ‬
َ ‫ُﺮ َﻫ‬ ْ ‫َوﻟَ َﻘ ْﺪ َﻫﻤ‬

َ ‫ﺼ‬
‫ﯿﻦ‬ ْ ‫ْاﻟﻤ‬
ِ َ‫ُﺨﻠ‬

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan
Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu, andaikan dia tidak melihat
tanda (dari) Rabb-nya. Demikianlah agar kami memalingkan daripadanya kemunkaran
dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba Kami yang terpilih. [Yusuf/12:24].

Ketiga: Seorang ghulam (pemuda) yang mu’min, dengan keikhlasannya dan pertolongan
dari Allah, ia mendapat kedudukan yang besar di sisi Allah. Yaitu dengan berimannya
sebagian besar rakyat dengan kematiannya. Dia menyuruh Sang Raja, bila ingin

3/7
membunuhnya, maka Sang Raja harus mengatakan ‫ ﺑﺴﻢ اﷲ ﺑﺮب اﻟﻐﻼم‬di hadapan rakyatnya.
Lalu dilepaskan anak panah dan matilah anak muda ini. Seketika itu juga, rakyat yang
menyaksikan kejadian ini berucap “kami beriman kepada Rabb anak muda ini.”

Keempat: Seseorang yang mengucapkan kalimat ُ‫ﻻ اﷲ‬ ‫ﻻ إِﻟَ َﻪ إِ ﱠ‬


َ (La ilaha illallah) dengan
ikhlas, ia akan dibukakan pintu-pintu langit, dihapus dosa-dosanya, dan diharamkan Allah
Azza wa Jalla masuk neraka.

Kelima: Orang yang berwudhu dengan ikhlas akan dihapuskan dosa-dosanya. [HR
Muslim].

Keenam: Orang yang bersujud dengan ikhlas, ia akan diangkat derajatnya oleh Allah dan
dihapuskan satu kesalahan. [HR Ahmad, Tirmidzi dan Nasa-i].

Ketujuh: Orang yang berpuasa dengan ikhlas, ia akan dihapuskan dosa-dosanya yang
lalu. [HR Bukhari].

Kedelapan: Orang yang pergi shalat berjama’ah di masjid dengan ikhlas, maka setiap
langkahnya menuju masjid akan menghapuskan dosa dan mengangkat derajatnya
sampai masuk masjid. Dan bila ia masuk masjid, maka malaikat bershalawat atasnya dan
mendo’akannya:

‫ اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ﺗُ ْﺐ َﻋﻠَﯿ ِﻪ‬، ‫ِﺮ ﻟَ ُﻪ‬ ْ ‫ اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ‬، ‫ار َﺣ ْﻤ ُﻪ‬


ْ ‫اﻏﻔ‬ ْ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ‬

“Ya Allah, berilah rahmat kepadanya. Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya. Ya Allah,


terimalah taubatnya”.

Selama di tempat shalat itu ia tidak mengganggu orang lain dan selama belum hadats
(belum batal). [HR Bukhari dan Muslim. Secara lengkap lihat Riyadhush Shalihin, no.11].

Kesembilan: Orang yang ikhlas dalam bershadaqah, ia termasuk tujuh golongan yang
akan mendapat perlindungan dari Allah pada hari kiamat kelak. [HR Bukhari dan Muslim].

Kesepuluh: Orang yang ikhlas membangun masjid, maka ia akan dibangunkan rumah di
surga. [HR Ahmad, Bukhari, Muslim dan lainnya]

Kesebelas: Orang yang tawadhu` dengan ikhlas karena Allah, ia akan diangkat
derajatnya oleh Allah. [HR. Muslim]

Kedua belas: Ada tiga perkara yang menjadikan hati seorang mukmin tidak menjadi
seorang pengkhianat, yaitu : ikhlas beramal karena Allah, memberikan nasihat yang baik
kepada pemimpin kaum muslimin, dan senantiasa komitmen kepada jama’ah kaum
Muslimin. [HR Bazzar, dari sahabat Abu Said Al Khudri dengan sanad hasan. Lihat
Shahih Targhib Wat Tarhib 1/104-105, no. 4].

Ketiga belas: Ummat ini akan ditolong oleh Allah dengan orang-orang yang lemah,
karena keikhlasan mereka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

4/7
‫ﺻ ِﻬ ْﻢ‬
ِ‫ﻼ‬َ ‫ِﻬ ْﻢ َو إِ ْﺧ‬ َ‫ﺻ‬ َ ِ‫ﱠﺔ ﺑ‬ ُ ‫ﺼ ُﺮ اﷲُ َﻫ ِﺬ ِه‬
َ ‫اﻷﻣ‬ ُ ‫إِﻧﱠ َﻤﺎ ﯾَ ْﻨ‬
ِ ‫ﻼﺗ‬ َ ‫ِﻬ ْﻢ َو‬
ِ ‫َﻋ َﻮﺗ‬
ْ ‫ ﺑِﺪ‬: ‫ﻀ ِﻌ ْﯿ ِﻔ َﻬﺎ‬

Sesungguhnya Allah menolong ummat ini dengan orang-orang yang lemah dengan do’a,
shalat dan keikhlasan mereka. [HR Nasa-i, 6/45].

Ketiga belas: Orang yang ikhlas akan ditolong oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari
penyesatan iblis. [Shad/38:82-83].

Kelima belas: Orang yang ikhlas akan ditambah petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. [Al
Kahfi/18:13].

Keenam belas: Orang yang berdzikir dengan ikhlas dan sesuai dengan Sunnah, maka ia
akan diberi ketenangan hati [Ar Ra’d/13:28].

‫ِﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ إِﻧﱠ ُﻪ ُﻫ َﻮ اﻟ َﻐ ُﻔ ْﻮ ُر‬


ْ ‫ِﺮ ْو ُه ﯾَ ْﻐﻔ‬ ْ ‫ِﻦ ُﻛ ﱢﻞ َذ ْﻧ ٍﺐ َﻓ‬
ُ ‫ﺎﺳﺘَ ْﻐﻔ‬ ْ ‫ْﻦ ﻣ‬
َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ‬
ْ ‫ِﺮ اﻟﻤ‬
ِ ‫ِﺴﺎﺋ‬ ْ ‫أَُﻗ ْﻮ ُل َﻫ َﺬا اﻟ َﻘ ْﻮ َل؛ َوأَ ْﺳﺘَ ْﻐ ُﻔ ُﺮ اﷲَ ﻟ‬
َ ‫ِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﻟ‬
‫اﻟﺮ ِﺣ ْﯿ ُﻢ‬.
َ

Khutbah Kedua:

َ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ‬،‫ﺿﻰ‬


‫ْﻚ‬ َ َ‫اَْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱠﷲِ َﺣ ْﻤﺪاً َﻛﺜِﯿْﺮاً َﻃﯿﱢﺒﺎً ُﻣﺒ‬
ِ ‫ﺎرﻛﺎً ِﻓ ْﯿ ِﻪ َﻛ َﻤﺎ ﯾ‬
َ ‫ُﺤ ﱡﺐ َرﺑﱡﻨَﺎ َوﯾَ ْﺮ‬
ِ ِ ِ
َ ‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ‬
‫ْﻦ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َو‬
َ ‫ُﺤﻤﱠﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ؛‬
َ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ﻣ‬،‫ﻟَ ُﻪ‬.

‫أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ‬:

Ibadallah,

Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seorang muslim, sehingga mampu
melakukan ibadah dengan ikhlas karena Allah, kendati pun ikhlas itu sangat sulit.
Beberapa faktor tersebut ialah:

Belajar menuntut ilmu yang bermanfaat, yaitu mempelajari Al Qur`an dan As Sunnah
menurut pemahaman Salafush Shalih, karena mereka berada di atas kebenaran.
Berteman dengan orang-orang shalih. Ini termasuk faktor yang dapat mendorong
keikhlasan. Berteman dengan orang-orang yang shalih dapat memotivasi diri untuk
mengikuti jejak dan tingkah laku mereka yang baik, mengambil pelajaran dan mencontoh
akhlak mereka yang baik. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan
perumpamaan tentang sahabat yang baik dan yang tidak baik dengan sabda Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: Sesungguhnya perumpamaan teman yang
baik dan teman yang buruk, ialah seperti pembawa minyak wangi dan peniup tungku api
(pandai besi). Pembawa minyak wangi boleh jadi akan memberimu, bisa jadi kamu akan

5/7
membeli darinya. Dan kalau tidak, kamu akan mendapat bau harum darinya. Sedangkan
peniup tungku api (pandai besi), boleh jadi akan membakar pakaianmu, dan bisa jadi
engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya. [Muttafaqun ‘alaihi, dari Abu Musa
Al Asy’ari].

Membaca sirah (perjalanan hidup) orang-orang yang ikhlas. Di antara karunia Allah,
banyak kisah yang Allah sebutkan di dalam Al Qur`an dan dikisahkan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallm tentang orang-orang yang mukhlis. Semua itu agar menjadi
ibrah dan contoh bagi orang-orang sesudahnya.

Bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu. Seseorang tidak akan dapat mencapai


keikhlsan kalau tidak bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu, kecintaan kepada
kedudukan dan ketenaran, gila harta, sanjungan, dengki, dendam, dan lain-lainnya.

Berdo’a dan memohon pertolongan kepada Allah. Ini termasuk salah satu jalan yang bisa
menguatkan dan menopang agar seseorang bersungguh-sungguh untuk ikhlas dalam
ibadah. Doa adalah senjata orang mukmin. Untuk dapat mewujudkan permintaan dan
memenuhi kebutuhannya, manusia disyariatkan Allah agar berdoa. Di antara doa itu
ialah:

‫ﻻ ﻧَ ْﻌﻠَ ُﻢ‬ ُ ‫ِﻦ أَ ْن ﻧُ ْﺸ ِﺮ َك ﺑِ َﻚ َﺷﯿْﺌﺎً ﻧَ ْﻌﻠَ ُﻤ ُﻪ َو ﻧَ ْﺴﺘَ ْﻐﻔ‬


َ ‫ِﺮ َك ﻟِ َﻤﺎ‬ ْ ‫ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ ﻣ‬
ْ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَﻌ‬

Ya, Allah. Sesungguhya kami berlindung kepadaMu agar tidak menyekutukanMu dengan
sesuatu yang kami ketahui. Dan kami memohon ampun kepadaMu dari sesuatu yang
kami tidak mengetahuinya. [HR. Ahmad 4/403 dan sanadnya hasan. Hadits ini
diriwayatkan juga oleh Imam lainnya].

Mudah-mudahan Allah menjadikan kita orang yang ikhlas, sehingga seluruh amal kita
bisa diterima sebagai simpanan yang bermanfaat kelak.

ُ ‫ و َﺷ ﱠﺮ‬،‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ و َﺳﻠﱠﻢ‬ َ ‫ َو َﺧﯿ‬،ِ‫ْﺚ َﻛ َﻼ ُم اﷲ‬ َ ‫ﺻﺪ‬ ْ َ‫ُﻮا أَ ﱠن أ‬


ْ ‫اﻋﻠَﻤ‬
‫ُﻮ ِر‬
ْ ‫اﻷﻣ‬ َ َ َ َ َ ‫ْﺮ اﻟ ُﻬﺪَى ُﻫﺪَى ﻣ‬ ِ ‫اﻟﺤ ِﺪﯾ‬
َ ‫َق‬ ْ ‫َو‬
‫ﺎﻋ ِﺔ‬ َ ‫ْﻜ ْﻢ ﺑِ ْﺎﻟ َﺠ َﻤ‬
َ ‫ﺎﻋ ِﺔ َﻓﺈِ ﱠن ﯾَ َﺪ اﷲِ َﻋﻠَﻰ‬
َ ‫اﻟﺠ َﻤ‬ َ ‫ َو ُﻛ ﱠﻞ ﺑِ ْﺪ َﻋ ٍﺔ‬،‫ُﺤﺪَﺛَ ٍﺔ ﺑِ ْﺪ ُﻋ ٌﺔ‬
ُ ‫ َو َﻋﻠَﯿ‬،‫ﺿ َﻼﻟَ ٌﺔ‬ ْ ‫ َو ُﻛ ﱠﻞ ﻣ‬،‫ُﺤﺪَﺛَﺎﺗُ َﻬﺎ‬
ْ‫ ﻣ‬.

‫ ﴿ إ ﱠن ﱠ‬:‫ﺎل‬
‫اﷲَ َو َﻣ َﻼﺋِ َﻜﺘَ ُﻪ‬ َ ‫ْﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﷲِ َﻛ َﻤﺎ أَ َﻣ َﺮ ُﻛ ُﻢ اﷲُ ﺑِ َﺬﻟ‬
َ ‫ِﻚ ﻓِﻲ ِﻛﺘَﺎﺑِ ِﻪ َﻓ َﻘ‬ َ ‫ﺎﻛ ُﻢ اﷲُ َﻋﻠَﻰ ﻣ‬ ْ ‫ﺻﻠﱡ ْﻮا َو َﺳﻠﱢﻤ‬
ُ ‫ُﻮا َر َﻋ‬
ِ ِ ‫ُﺤ ﱠﻤ ِﺪ ﺑ‬ َ ‫َو‬
ُ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲ‬ َ ‫ َو َﻗ‬، [٥٦:‫ﺻﻠﱡﻮا َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱢﻤُﻮا ﺗَ ْﺴﻠِﯿﻤﺎً ﴾ ]اﻷﺣﺰاب‬
َ ‫ﺎل‬ َ ‫ﻮن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ‬
َ ‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا‬ َ ‫ُﺼﻠﱡ‬
َ‫ﯾ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲﱠُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ ﺑِ َﻬﺎ َﻋ ْﺸ ًﺮا‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ َﻋﻠَ ﱠﻲ‬
َ ‫ﺻﻼ ًة‬ َ ‫ )) َﻣ ْﻦ‬:‫))ﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬
َ .

6/7
‫اﻫ ْﯿ َﻢ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‪،‬‬
‫ْﺮ ِ‬ ‫اﻫ ْﯿ َﻢ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل إِﺑ َ‬ ‫ْﺮ ِ‬ ‫ﺻﻠﱠﯿ َ‬
‫ْﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ َ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤﺎ َ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل ﻣ َ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َ‬
‫ﺻ ﱢﻞ َﻋﻠَﻰ ﻣ َ‬
‫اﻫ ْﯿ َﻢ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‪َ .‬و ْ‬
‫ار َ‬
‫ض‬ ‫ْﺮ ِ‬ ‫اﻫ ْﯿ َﻢ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل إِﺑ َ‬ ‫ﺎر ْﻛ َﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ َ‬
‫ْﺮ ِ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤﺎ ﺑَ َ‬
‫آل ﻣ َ‬ ‫ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ﻣ َ‬
‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬ ‫َوﺑَ ِ‬
‫ﺎر ْو ِق‪َ ،‬و ُﻋ ْﺜ َﻤ َ‬ ‫ْﻦ؛ أَﺑِ ْﻲ ﺑَ ْﻜ ِﺮ ﱢ‬ ‫ْﻦ اَ ْ َ‬
‫ﻷﺋِﻤ َ‬ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َﻋ ِﻦ ُ‬
‫اﻟﺨﻠَ َﻔﺎ ِء ﱠ‬
‫ِي اﻟﻨُ ْﻮ َرﯾ ِ‬
‫ْﻦ‪،‬‬ ‫ﺎن ذ ْ‬ ‫ْﻖ‪َ ،‬و ُﻋ َﻤ َﺮ اﻟ َﻔ ُ‬
‫اﻟﺼ ﱢﺪﯾ ِ‬ ‫ﱠﺔ اﻟ َﻤ ْﻬﺪِﯾِﯿ َ‬ ‫اﺷ ِﺪﯾ َ‬
‫اﻟﺮ ِ‬
‫ﺎن إِﻟَﻰ ﯾَ ْﻮ ِم‬ ‫ْﻦ َو َﻋ ِﻦ اﻟﺘﱠﺎﺑِ ِﻌﯿ َ‬
‫ْﻦ َو َﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌ ُﻬ ْﻢ ﺑِﺈِ ْﺣ َﺴ ٍ‬ ‫اﻟﺼ َﺤﺎﺑَ ِﺔ أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ َ‬
‫ض اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َﻋ ِﻦ ﱠ‬
‫ار َ‬
‫ِﻲ‪َ ,‬و ْ‬ ‫ْﻦ َﻋﻠ ﱟ‬ ‫َوأَﺑِ ْﻲ َ‬
‫اﻟﺤ َﺴﻨَﯿ ِ‬
‫ِﻚ ﯾَﺎ أَ ْﻛ َﺮ َم َ‬
‫اﻷ ْﻛ َﺮ ِﻣﯿ َ‬ ‫ِﻚ َوإ ْﺣ َﺴﺎﻧ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ْﻦ‪َ ،‬و َﻋﻨﱠﺎ َﻣ َﻌ ُﻬ ْﻢ ﺑِ َﻤﻨﱢﻚ َو َﻛ َﺮﻣ ِ‬
‫‪.‬اﻟ ﱢﺪﯾ َ‬

‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻧ ُ‬
‫ﺼ ْﺮ‬ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ ْ‬
‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ ﱠ َ‬
‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ ِ‬ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ ْ‬ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ ﱠ َ‬
‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ ِ‬ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ ْ‬ ‫ﱠ َ‬
‫اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ ِ‬
‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻧ ُ‬
‫ﺼ ْﺮ إِ ْﺧ َﻮاﻧَﻨَﺎ اﻟﻤ ْ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َ‬ ‫ﺼ َﺮ ِد ْﯾﻨَ َﻚ َو ِﻛﺘَﺎﺑَ َﻚ َو ُﺳﻨﱠ َﺔ ﻧَﺒِﯿ َ‬
‫ﱢﻚ ﻣ َ‬ ‫َﻣ ْﻦ ﻧَ َ‬
‫ﺎن‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ُﻛ ْﻦ ﻟَﻨَﺎ َوﻟَ ُﻬ ْﻢ َﺣﺎﻓِﻈﺎً‬
‫ﺎم َوﻓِﻲ ُﻛ ﱢﻞ َﻣ َﻜ ٍ‬ ‫ﺼ ْﺮ ُﻫ ْﻢ ﻓِﻲ أَ ْر ِ َ‬
‫ﺎن‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻧ ُ‬
‫ْﻦ ﻓِﻲ ُﻛ ﱢﻞ َﻣ َﻜ ٍ‬ ‫ُﺴﺘَ ْ‬
‫ﻀ َﻌ ِﻔﯿ َ‬
‫ض اﻟﺸ ِ‬ ‫اﻟﻤ ْ‬
‫ُﺴ ﱢﺪداً َو ُﻣ َﺆﯾﱢ ًﺪا‬
‫‪َ ،‬و ُﻣ ِﻌ ْﯿﻨًﺎ َوﻣ َ‬

‫ْﻦ‬ ‫ِﺮ ﻟَﻨَﺎ َوﻟِ َﻮاﻟِ َﺪ ْﯾﻨَﺎ َوﻟ ِْﻠﻤ ْ‬


‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫آﺧ َﺮهُ‪ِ ،‬ﺳ ﱠﺮ ُه َو َﻋﻠﱠﻨَ ُﻪ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬
‫اﻏﻔ ْ‬ ‫ِﻗ ُﻪ َو ِﺟﻠﱠ ُﻪ‪ ،‬أَ ﱠوﻟَ ُﻪ َو ِ‬
‫ِﺮ ﻟَﻨَﺎ ُذﻧُﺒَﻨَﺎ ُﻛﻠﱠ ُﻪ؛ د ﱠ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َو ْ‬
‫اﻏﻔ ْ‬
‫ُﺤﺒ َ‬
‫ﱡﻚ‪َ ،‬و ُﺣ ﱠﺐ‬ ‫ات‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺴﺄَﻟُ َﻚ ُﺣﺒ َ‬
‫ﱠﻚ‪َ ،‬و ُﺣ ﱠﺐ َﻣ ْﻦ ﯾ ِ‬ ‫ﻷ ْﺣﯿَﺎ ِء ِﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ َو ْ َ‬
‫اﻷ ْﻣ َﻮ ِ‬ ‫ﺎت اَ ْ َ‬
‫ُﺆ ِﻣﻨَ ِ‬
‫ْﻦ َواﻟﻤ ْ‬
‫ُﺆ ِﻣﻨِﯿ َ‬
‫ﺎت َواﻟﻤ ْ‬
‫ُﺴﻠِ َﻤ ِ‬
‫َواﻟﻤ ْ‬
‫ِ‬
‫ات ﺑَ ْﯿﻨِﻨَﺎ َوأَﻟﱢ ْﻒ‬
‫ِﺢ َذ َ‬ ‫ْﻦ‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬ ‫اﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻫﺪَا َة ُﻣ ْﻬﺘَ ِﺪﯾ َ‬
‫ﺎن َو ْ‬
‫اﻹ ْﯾ َﻤ ِ‬
‫َ ﱠ‬ ‫َ‬ ‫اﻟ َﻌ َﻤ َﻞ اﻟﱠﺬ ْ‬
‫ِي ﯾُ َﻘ ﱢﺮﺑُﻨَﺎ إِﻟﻰ ُﺣﺒﱢﻚ‪ .‬اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ َزﯾﱢﻨﱠﺎ ﺑِ ِﺰ ْﯾﻨَ ِﺔ ِ‬
‫اﻫﺎ‪َ ،‬و َز ﱢﻛ َﻬﺎ أَ ْﻧ َﺖ‬ ‫ﺎت إِﻟَﻰ اﻟﻨﱡ ْﻮ ِر‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ِ‬
‫آت ﻧُ ُﻔ ْﻮ َﺳﻨَﺎ ﺗَ ْﻘ َﻮ َ‬ ‫اﻟﻈﻠُ َﻤ ِ‬
‫ِﻦ ُ‬‫اﻟﺴ َﻼ ِم‪َ ،‬وأَ ْﺧ ِﺮ ْﺟﻨَﺎ ﻣ َ‬
‫ُﻞ ﱠ‬ ‫ْﻦ ُﻗﻠُ ْﻮﺑِﻨَﺎ‪َ ،‬و ْ‬
‫اﻫ ِﺪﻧَﺎ ُﺳﺒ َ‬ ‫ﺑَﯿ َ‬

‫اب اﻟﻨﱠ ِ‬
‫ﺎر‬ ‫ﺎﻫﺎ‪ ،‬أَ ْﻧ َﺖ َوﻟِﯿﱡ َﻬﺎ َو َﻣ ْﻮ َﻻ َﻫﺎ‪َ .‬رﺑﱠﻨَﺎ آﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َوﻓِﻲ ِ‬
‫اﻵﺧ َﺮ ِة َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َو ِﻗﻨَﺎ َﻋ َﺬ َ‬ ‫ْﺮ َﻣ ْﻦ َز ﱠﻛ َ‬ ‫َ‬
‫‪.‬ﺧﯿ َ‬

‫ُﺮ ﺑ ْﺎﻟ َﻌ ْﺪ ِل َواﻹ ْﺣ َﺴﺎن َوإﯾﺘَﺎ ِء ذِي ْاﻟ ُﻘ ْﺮﺑَﻰ َوﯾَ ْﻨ َﻬﻰ َﻋ ْﻦ ْاﻟ َﻔ ْﺤ َﺸﺎ ِء َو ْاﻟﻤُﻨ َﻜﺮ َو ْاﻟﺒَ ْﻐﻲ ﯾَﻌ ُ‬
‫ِﻈ ُﻜ ْﻢ‬ ‫ﱠ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ﻋﺒﺎد اﷲ‪) ،‬إِ ﱠن اﷲَ ﯾَﺄﻣ ُ ِ‬
‫ْﻜ ْﻢ َﻛﻔ ً‬
‫ِﯿﻼ‬ ‫ِﻫﺎ َو َﻗ ْﺪ َﺟ َﻌ ْﻠﺘُ ْﻢ ﱠ‬
‫اﷲَ َﻋﻠَﯿ ُ‬ ‫ﺎن ﺑَ ْﻌ َﺪ ﺗَ ْﻮﻛِﯿﺪ َ‬ ‫ﻀﻮا َ‬
‫اﻷ ْﯾ َﻤ َ‬ ‫ﺎﻫ ْﺪﺗُ ْﻢ َوﻻ ﺗَ ُ‬
‫ﻨﻘ ُ‬ ‫ون* َوأَ ْو ُﻓﻮا ﺑ َﻌ ْﻬ ِﺪ ﱠ‬
‫اﷲِ إِ َذا َﻋ َ‬ ‫ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ َﺬ ﱠﻛ ُﺮ َ‬
‫ِ‬
‫ِﻛ ُﺮ اﷲِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬
‫واﺷﻜﺮوه ﻋﻠﻰ ﻧﻌﻤِﻪ ﯾﺰ ْدﻛﻢ‪ ،‬وﻟﺬ ْ‬ ‫اﷲَ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ َﻣﺎ ﺗَ ْﻔ َﻌﻠُ َ‬
‫ﻮن( ]اﻟﻨﺤﻞ‪ ،[91-90:‬ﻓﺎذﻛﺮوا اﷲَ ْ‬
‫ﯾﺬﻛﺮﻛﻢ‪،‬‬ ‫إ ﱠن ﱠ‬
‫ِ‬
‫‪.‬أﻛﺒﺮ‪ ،‬واﷲُ ﯾﻌﻠ ُﻢ ﻣﺎ ﺗﺼﻨﻌﻮن‬
‫ُ‬

‫‪ di majalah As-‬ﺣﻔﻈﻪ اﷲ ‪[Disalin dari tulisan Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas‬‬
‫‪Sunnah Edisi 06/Tahun IX/1426H/2005M].‬‬

‫‪7/7‬‬

Anda mungkin juga menyukai