PANDUAN TEKNIS
PARTISIPAN
3. Partisipan adalah siswa-siswi SD dan SMP. Jumlah partisipan untuk setiap tim
adalah 3 orang. Setiap tim harus beranggotakan siswa dan siswi. Jika hanya
salah satu saja (misalnya, siswa laki-laki saja), maka tim akan didiskualifikasi.
4. Masing-masing tim akan memakai 1 akun. Wajah dan suara anggota tim (3
orang) harus secara jelas tampil dalam frame zoom.
5. Partisipan berasal dari siswa-siswi yang belum pernah mengikuti tes PISA-
Olimpiade tahun 2021.
6. Kepala sekolah dari setiap tim harus mengirimkan konfirmasi dan data siswa
kepada panitia pada:
whatsapp: 0816 4220 574 (Bp. Yoseph Bambang Sulistyanto) & 081390835526
(Henry Thomas Simarmata)
akun email: teaandpen@gmail.com (Henry Thomas Simarmata)
7. “Model soal” akan diberikan kepada semua tim pada 4 minggu sebelum hari-h.
Ada 10 soal untuk READING, 10 soal untuk SCIENCE, 10 soal untuk MATH.
Soal akan dibaca, dibahas, didiskusikan oleh tim. Waktu 4 minggu dimaksudkan
sebagai waktu persiapan untuk masing-masing tim.
8. Semua tim sudah harus masuk pada 08.15 WIB pada 20 Mei 2022(untuk SMP)
dan 21 Mei 2022 (untuk SD)
9. Pada hari-h (20 dan 21 Mei 2022), model soal ini dimodifikasi sedikit dan
diujikan pada tim. Kerangka soal dan analisis tetaplah sama dengan model soal
yang sebelumnya diberikan.
10. Ada 2 soal dari 10 yang diujikan pada hari-h: 2 soal untuk READING, 2 soal
untuk MATH, 2 soal untuk SCIENCE.
1
11. Pelaksanaan tes secara daring akan dilakukan secara interaktif. Fasilitator akan
mengajukan pertanyaan, dan tim akan menjawab secara “wicara”. Dialokasikan
2,5 menit untuk tiap-tiap tim.
12. Masing-masing tim harus masuk/muncul dalam frame zoom, dan dengan suara
yang jelas. Mengenai caranya, dipersilakan masing-masing tim untuk secara
kreatif mengupayakannya.
13. Guru pendamping diperbolehkan bergabung atau mendampingi tim mereka.
Namun, wajah dan suara guru pendamping tidak boleh muncul.
14. Masing-masing tim dipersilakan memakai seragam kekhasan sekolah mereka.
15. Dalam menjawab secara “wicara”, masing-masing tim diperbolehkan
menggunakan alat peraga, namun tidak boleh “share screen”. Secara fisik,
mereka boleh secara motorik menjelaskan jawaban mereka, asalkan tetap masuk
dalam frame zoom.
PENILAIAN
16. Dalam matematika (MATH) dan ilmu alam (SAINS), tim akan dinilai dalam 3
hal: (1) kemampuan wicara secara persuasif dan interaktif. (2) kerjasama secara
tim, (3) dekat atau tidak dengan benar. Kemampuan 1 dan 2 diutamakan.
17. Dalam tes membaca komprehensif (READING), partisipan akan dinilai dalam 2
hal: (1) kemampuan wicara secara persuasif. (2) kerjasama secara tim;
18. Fasilitator akan melakukan interaksi baik dengan menyampaikan rumusan tes
maupun tanya-jawab tambahan saat interaksi. Juri akan mencatat dan menilai
interaksi tersebut.
19. Scoring
Fasilitator memberikan penjabaran terlebih dahulu mengenai materi soal (dan kisah yang
ada dalam soal tersebut); kemudian barulah memberikan “pertanyaan” yang diajukan”.
Unsur Penilaian:
(1) bagaimana kelompok berkolaborasi dan ber-simulasi untuk mencapai jawaban secara
“wicara”, dan mampu menjelaskan proses dan hasil pengerjaan kelompok tersebut kepada
fasilitator (bobot: 70%)
Skala: 15 (kurang kolaboratif, kurang kreatif), 20 (cukup kreatif dan kolaboratif), 35
(sangat kolaboratif dan kreatif)
(2) Ketepatan jawaban secara “wicara” (atau seberapa dekat dengan jawaban) (30%)
Skala: 5 (tidak sampai pada jawaban), 10 (dekat dengan jawaban), 15 (sampai dan tepat
pada jawaban)
METODOLOGI PEMBELAJARAN
2
20. Tes PISA-Olimpiade ini adalah olahan dari tes PISA dan tes Olimpiade.
Metodologi yang dibawa dalam kedua tes tersebut adalah kemampuan
menganalisa masalah dan kemampuan bekerja sama dalam mencapai sesuatu -
sering dikenal sebagai higher order thinking. Secara praktis, hal ini
mengharuskan masing-masing tim “mengolah” soal menjadi proses
komprehensi: menyampaikan analisa, evaluasi, dan kemudian “menciptakan”.
21. Hal-hal yang disampaikan secara wicara adalah proses “mencipta melalui
wicara” dari soal-soal yang diajukan. Waktu yang sedikit, yaitu 2,5 menit, juga
akan mendorong masing-masing tim untuk mencari “wicara” secara tepat dan
interaktif -tidak berpanjang-panjang.
Public speaking
22. Mengolah pengetahuan dan rasa ingin tahu pada suatu hal menjadi “wicara”
membutuhkan pembiasaan. Proses public speaking menjadi inti pembelajaran.
Ditekankan lagi bahwa pembelajaran ini tidak menekankan “benar atau salah”,
tapi sejauh mana wicara tersebut menjadi “proses mencipta pengetahuan baru”
yang didengarkan dan diikuti oleh orang lain;
Pendalaman kurikulum
25. Tes ini tidak terpisah dari proses kurikulum yang dijalankan oleh sekolah-
sekolah dimana tim berasal. Semua tes PISA-Olimpiade ada dalam kurikulum
yang sudah ada, dalam berbagai bentuk, dalam kompleksitas. Kemudian, tes ini
merupakan pendalaman kurikulum dimana materi kurikulum “diulang”, “dibahas
kembali” dalam bentuk soal dan proses interaksi.
26. Dalam format kurikulum merdeka, tes ini juga memudahkan masing-masing tim
untuk “membaca” soal tes sebagai kekayaan input dalam proses pembelajaran.
Terlebih, penekanan pada “wicara” akan menciptakan proses kreasi pengetahuan
secara tim: oleh guru pendamping dan siswa-siswi.
Penjurian
27. Masing-masing juri telah terlebih dahulu membaca dan membahas soal. Dengan
ini, juri juga telah membuat simulasi mengenai bagaimana “wicara” yang kreatif.
Dalam proses ini, juri juga akan mengamati masing-masing tim dalam
3
mengembangkan kreativitas. Dalam model penjurian demikian, kepala sekolah
dan guru-guru dapat mempelajari cara juri melakukan penilaian, dan
mempelajari bagaimana kretivitas ditumbuhkan.
____________